KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2018 Plt. Inspektur Jenderal. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2018 Plt. Inspektur Jenderal. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan ridho-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal tahun 2017 sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang telah dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. Dengan semangat dan kerja keras serta dukungan dari semua pihak, kami telah berhasil menyelesaikan program dan kegiatan pada tahun 2017 sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Aksi Program Inspektorat Jenderal tahun Laporan ini menyajikan data dan informasi terkait target dan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal tahun 2017 yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra yaitu persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara 1% serta target dan capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) seluruh unit eselon II di lingkungan Inspektorat Jenderal. Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara objektif mengenai kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tahun Meskipun secara umum kinerja Inspektorat Jenderal telah memenuhi target, namun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki serta kelemahan yang harus disempurnakan. Oleh karena itu dukungan dan kerja keras semua pihak perlu terus ditingkatkan agar kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Jakarta, Januari 2018 Plt. Inspektur Jenderal dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP i

2 RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai salah satu unsur penyelenggara negara, Inspektorat Jenderal mempunyai kewajiban untuk membuat Laporan Kinerja (LKj) yang mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bentuk pertanggungjawaban atas tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam mencapai visi dan misi berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan dalam Rencana Startegis Kementerian Kesehatan selama lima tahun yaitu tahun yang dapat dijadikan lesson learnt untuk perencanaan strategis pengawasan lingkup Kementerian Kesehatan dalam lima tahun kedepan. Sasaran program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur adalah meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya reformasi birokrasi. Target tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal yang diuraikan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun adalah Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan yang pencapaiannya dinilai dengan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan yaitu Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100% pada tahun 2019 sedangkan target capaian pada tahun 2017 adalah 94%. Pada tahun 2017 capaian kinerja Inspektorat Jenderal didasarkan pada 1 indikator kinerja program dan 6 indikator kinerja kegiatan dengan masing-masing target yang sudah ditetapkan, keseluruhan indikator telah mencapai target bahkan berhasil melebihi target yang telah ditetapkan yaitu jumlah satuan kerja di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan dan Itjen, Ditjen Kesmas dan Setjen, Ditjen P2P dan Balitbangkes serta Ditjen Faralkes dan Badan PPSDMK yang dievaluasi laporan kinerja dan keuangannya dengan nilai temuan kerugian negara 1% sebesar 95,78% dari target pada tahun 2017 sebesar 94%. Sedangkan realisasi anggaran sebesar 94,71% dari Pagu Anggaran tahun 2017 setelah revisi sebesar Rp ,-. ii

3 Cakupan kegiatan pengawasan seperti reviu laporan keuangan dan RKA-K/L sudah menjangkau seluruh satuan kerja namun kegiatan pengawasan dan pembinaan lainnya untuk mempertahankan opini WTP yang telah dicapai belum menjangkau seluruh satuan kerja karena adanya keterbatasan SDM. Kerja keras tak kenal lelah telah dilakukan karena menjadi tanggungjawab Inspektorat Jenderal dalam mengawasi dan mencegah segala bentuk tindakan yang dapat mengarah kepada korupsi. Dengan dukungan seluruh unit terkait, upaya yang telah dilakukan membuahkan hasil yang membanggakan, ini terbukti dengan beberapa prestasi yang diraih oleh Kementerian Kesehatan tahun 2017 dimana Inspektorat Jenderal mempunyai andil dan memegang peranan penting dalam pencapaiannya. Prestasi yang telah dicapai oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 yang diinisiasi oleh Inspektorat Jenderal beberapa di antaranya adalah: Pembentukan Satgas Penanganan Fraud Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bersama KPK dan BPJS Kesehatan; Sosialisasi Permenkes 58 tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan dengan peserta para pengurus organisasi profesi/perhimpunan/asosiasi bidang kesehatan, para pengurus asosiasi/perhimpunan perusahaan/industri bidang kesehatan, serta para pimpinan Rumah Sakit Umum Vertikal dan Daerah; Mendorong terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.01.07/MENKES/310/2017 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Pada Pelayanan Publik Tertentu di Lingkungan Kementerian Kesehatan; Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Antara Kemenkes, KPK dan BPJS Kesehatan Tentang Tim Bersama Penanganan Kecurangan dalam Program JKN; Pelaksanaan Survei Penilaian Integritas di Kementerian Kesehatan yang Dilakukan oleh KPK Bekerjasama dengan BPS dalam Upaya Peningkatan Integritas Birokrasi dan Perbaikan Sistem Pencegahan Korupsi; Telaahan Sejawat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan; Penandatanganan Dokumen Perjanjian Kerjasama antara KPK dengan Kemenkes tentang Koneksitas Whistleblowing System (WBS) online bersama-sama dengan dengan 17 (tujuh belas) Kementerian/Lembaga; Berperan aktif sebagai salah satu anggota Pokja Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan dalam Rangka Upaya Pencegahan Korupsi Pada Praktik Bisnis Bidang Kesehatan; Pembentukan zona integritas dan pembinaan satker berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) iii

4 dengan Memberikan Penganugerahan kepada 13 satuan Kerja yang Telah Dilakukan Penilaian oleh TPI; Menindaklanjuti Rencana Aksi atas Saran Perbaikan Hasil Kajian Perizinan dan Pengawasan Obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); Evaluasi Internal Audit Capability Model (IACM) oleh BPKP dalam rangka peningkatan kapabilitas APIP Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan; Penghargaan dari Kementerian Keuangan Untuk kategori Kementerian Negara/Lembaga Pengelola Penerimaan Negara Bukan Pajak Terbaik dan Kementerian Negara/Lembaga Pembina Teknis Kinerja Pengelolaan Badan Layanan Umum Terbaik; Penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI terkait Pengelolaan Keuangan Tahun Anggaran 2016; Tiga Satuan Kerja Kementerian Kesehatan, Yaitu RSUP dr.soeradji Tirtonegoro Klaten, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta, dan RS Jiwa Prof Dr. Soeroyo Magelang Menerima Penghargaan Sebagai Satuan Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK); Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian /Lembaga Dengan Implementasi e-lhkpn Terbaik Untuk Kategori Pilot Project Terbaik Tahun 2017 dari KPK; dan Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian/Lembaga Dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2017 dari KPK. iv

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... i ii v BAB I PENDAHULUAN A. UMUM B. ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL... 2 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA AKSI PROGRAM... 3 B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN B. REALISASI ANGGARAN BAB IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Perjanjian Kinerja Tahun Dokumentasi Kegiatan Tahun Lampiran Catatan Hasil Reviu Laporan Kinerja Tahun v

6 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Dalam rangka mendukung terlaksananya Reformasi Birokrasi pada Kementerian Kesehatan, Inspektorat Jenderal sebagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) berperan untuk mengawal dan memastikan berjalannya proses Reformasi Birokrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam memberikan keyakinan atas pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan, sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang terjadi karena kelemahan sistem maupun akibat tindak pelanggaran individu. Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien serta telah sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahaan diperlukan untuk mendororng terwujudnya good governance dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 Tanggal 29 September 2015, Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan; 2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; 3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri; 1

7 4. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Kesehatan; 5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan 6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. B. ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 tahun 2015 Tanggal 29 September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, organisasi Inspektorat Jenderal terdiri dari 1 (satu) Sekretariat Inspektorat Jenderal dan 5 (lima) Inspektorat yaitu Inspektorat I, Inspektorat II, Inspektorat III, Inspektorat IV, dan Inspektorat Investigasi. Penjabaran Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Jenderal dapat dilihat sebagai berikut: 2

8 BAB II PERENCANAAN KINERJA Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI A. RENCANA AKSI PROGRAM Rencana Aksi Program (RAP) Inspektorat Jenderal tahun merupakan penjabaran dokumen Rencana Strategis Kementerian Kesehatan di tingkat Eselon I pada Inspektorat Jenderal yang berisikan Rencana Pengawasan Tahunan dan Rencana Strategis untuk 5 (lima) tahun. Strategi dalam rangka pencapaian visi dan misi Inspektorat Jenderal meliputi: 1. Mendorong pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, ekonomis, dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan; 2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan; 3. Mewujudkan pengawasan yang bermutu untuk menghasilkan Laporan Hasil Pengawasan (LHP) sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan serta; 4. Mewujudkan tata kelola manajemen Inspektorat Jenderal yang transparan dan akuntabel. Untuk mewujudkan visi dan misi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, maka dilaksanakan program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan dengan kegiatan sebagai berikut: No Program Sasaran Program Indikator Kinerja Target 2015 Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara 1% 88% 91% 94% 97% 100% 3

9 Aktifitas yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal dalam rangka mewujudkan Sasaran Program Meningkatnya Transparansi Tata Kelola Pemerintahan dan Terlaksananya Reformsi Birokrasi yaitu: 1. Peningkatan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai konsultan, katalisator, dan quality assurance. a. Memberikan masukan yang dapat memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan (Consulting); b. Mendorong/memacu terjadinya perubahan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Kesehatan (Catalysator); c. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi dan etektifitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan (Quality Assurance); d. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan (Anti Corruption Activities). 2. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan dengan upaya: a. Peningkatan pengawasan terhadap program kesehatan prioritas. b. Peningkatan pengawasan barang dan jasa melalui probity audit. c. Penetapan sasaran/objek audit berbasis risiko. d. Menerapkan pedoman pengawasan secara konsisten. 3. Mempertahankan Opini Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), melalui: a. Peningkatan kualitas laporan keuangan melalui kegiatan reviu. b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan. c. Pengamanan aset Kementerian Kesehatan. d. Pendampingan pengadaan barang jasa/konsultasi pengadaan barang dan jasa. e. Reviu penyusunan perencanaan anggaran. f. Evaluasi Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). 4. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawas Fungsional (APF). 4

10 5. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) lain. 6. Penanganan Pengaduan Masyarakat. 7. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik melalui: a. Pendidikan Budaya Anti Korupsi. b. Penerapan Whistleblower s System dan Justice Collaborator. c. Penerpan Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Kompeten dan Melayani (WBBKM). d. Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dilingkungan Kementerian Kesehatan. e. Mengoptimalkan peran Unit Pengendlian Gratifikasi (UPG). f. Mengoptimalkan Laporan LHKPN sesuai dengan batas waktu pelaporan. g. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. 8. Kegiatan Penunjang. a. Peningkatan SDM bidang pengawasan. b. Pengembangan dan pemantapan pelaksanaan kegiatan penunjang pengawasan dengan teknologi informasi melalui Sistim Informasi Manajemen (SIM) Pengawasan. c. Sosialisasi bidang pengawasan. d. Penguatan Satuan Pemeriksa Internal (SPI) pada satker Badan Layanan Umum (BLU). 5

11 B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah. Perjanjian Kinerja digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur. Perjanjian Kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2017 merupakan kinerja tahun ketiga dari Renstra Kementerian Kesehatan , yang didukung dengan anggaran sebesar Rp ,-. Dalam Perjanjian Kinerja antara Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI dengan Menteri Kesehatan RI yang telah ditandatangani pada tanggal 6 Januari 2017 menyebutkan kesanggupan pihak pertama dalam hal ini Inspektur Jenderal untuk mewujudkan target kinerja yang seharusnya berdasarkan lampiran perjanjian dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian terget kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Inspektur Jenderal. Selanjutnya, pihak kedua dalam hal ini Menteri Kesehatan RI akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017, terdapat efisiensi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tanggal 16 Agustus Pagu anggaran yang semula berjumlah Rp ,- mengalami efisiensi sebesar Rp ,- sehingga pagu anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menjadi Rp ,-. Adanya efisiensi anggaran tersebut berakibat pula pada revisi target dan anggaran kinerja Inspektorat Jenderal tahun

12 No Program Sasaran Program Indikator Kinerja Target 2017 Angaran 1. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara 1% 94% Rp ,- Sedangkan Perjanjian Kinerja tahun 2017 untuk unit eselon II di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebagaimana tertuang dalam perjanjian kinerja yang telah ditandatangani oleh Inspektur Jenderal dengan masing-masing Inspektur pada tahun 2017 sebagai berikut: UNIT KERJA PROGRAM INDIKATOR TARGET 2017 ANGGARAN Inspektorat I Inspektorat II Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat I yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat I dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA ) yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat II yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pelayanan Kesehatan Haji Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan , , , , , , , , , , ,- 7

13 Inspektorat II Inspektorat III Inspektorat IV Inspektorat Investigasi Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV Peningkatan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/ Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat III yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA ) yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat IV yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/ Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat IV Persentase Pengaduan Berkadar Pengawasan dari Individu, Satker, atau Masyarakat yang Ditindaklanjuti dengan Klarifikasi dan/atau Audit dengan Tujuan Tertentu Persentase Pelaksanaan Pengawasan Lainnya Atas Penugasan Khusus Persentase Satker di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian , , , , , , , , , , , , , , , , ,- 8

14 Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Investigasi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Jumlah Satker/Lembaga yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Berindikasi Kerugian Negara Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dilakukan Penilaian Menuju WBK/WBBM , ,- Sekretariat Inspektorat Jenderal Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan Persentase Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Menerapkan Program Pencegahan Korupsi Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Area Perubahan Penguatan Pengawasan Reformasi Birokrasi Jumlah Satker yang Dilakukan Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi/Konsolidasi/Edukasi Pengawasan 60% , , ,- Persentase Realisasi Anggaran 90% - Jumlah Hasil Analisis dan Pemutakhiran Data Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan ,- Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud diatas berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja tersebut, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. 9

15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan/program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran dengan menggunakan strategi yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) dan dituangkan dalam Penetapan Kinerja yang disusun setiap awal tahun berjalan. Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, pengungkapan informasi kinerja saat ini relevan dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasi secara jelas keluaran (output) dari setiap kinerja dan hasil (outcome) dari setiap program. Dengan perubahan paradigma tersebut, maka pengukuran kinerja yang menjadi bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana disebutkan diatas setidaknya mencakup perkembangan keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program 10

16 sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja yang menjadi tolok ukur keberhasilan organisasi. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun yang telah direvisi dengan Kepmenkes Nomor: HK.01.07/MENKES/422/2017, Inspektorat Jenderal melaksanakan 1 (satu) program dari 9 (sembilan) program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun yaitu program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Inspektorat Jenderal dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Inspektorat Jenderal yang telah ditetapkan. Adapun sasaran kegiatan Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi pada masing-masing unit utama. 2. Meningkatnya penanganan pengaduan masyarakat yang berindikasi kerugian negara. 3. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan. Indikator kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan organisasi secara menyeluruh yang menggambarkan tugas, peran dan fungsi organisasi tersebut sebagai langkah yang rasional untuk menilai keberhasilan pelaksanaan. Indikator kinerja organisasi cukup dilaporkan beberapa indikator kinerja saja yang paling utama sebagai kriteria keberhasilan kinerja suatu organisasi. Sesuai dengan dokumen Renstra/Penetapan Kinerja Inspektorat Jenderal, telah ditetapkan satu indikator utama dalam sasaran hasil program, yaitu: Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan dengan sasaran meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya reformasi birokrasi. Untuk penilaian indikatornya adalah Persentase Satuan Kerja yang Memiliki Temuan Kerugian Negara 1 %. 11

17 Dalam mencapai indikator utama tersebut di atas, didukung oleh beberapa kinerja kegiatan dengan menghasilkan luaran sebagai berikut: 1. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat I; 2. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat II; 3. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat III; 4. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat IV; 5. Peningkatan penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan; 6. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan. Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebesar 95,78% dari 94% target yang ditetapkan pada tahun 2017 yang dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian sasaran. Dari 1 (satu) sasaran program dan 6 (enam) sasaran kegiatan seluruhnya telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Evaluasi dan analisa capaian kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan sasaran pada masing-masing program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Capaian Realisasi Terhadap Target: Dilihat dari capaian indikator, untuk tahun 2017 Inspektorat Jenderal dapat melaksanakan tugas-tugas/kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan: a. Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator pencapaian sasaran yang berasal Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun adalah sebagai berikut : 12

18 Sasaran Strategis Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan Indikator Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara 1 % Target 2017 Target % 91% Definisi operasional dari Indikator Kinerja Utama: Satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara 1% adalah satuan kerja pengelola APBN Kementerian Kesehatan dengan temuan kerugian negara 1% dari total realisasi anggaran dalam satu periode tahun anggaran berdasarkan laporan hasil audit (Audit Operasional oleh Inspektorat Jenderal Kemenkes, Audit Laporan Keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Semua Jenis Audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). Realisasi capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal tahun 2017 adalah 95,78% dari target 94% dengan dasar perhitungan sebagai berikut: Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes dengan nilai temuan kerugian negara 1% berdasarkan hasil audit Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes yang diaudit x 100% Jumlah satker yang diaudit oleh APF sebanyak 237 satker yang telah diaudit baik oleh Itjen Kementerian Kesehatan (135 satker) maupun oleh BPK (80 satker) serta oleh BPKP (22 satker), terdapat 10 satker yang memiliki kerugian negara diatas 1 %, sehingga persentase satker yang memiliki kerugian negara 1% adalah sebagai berikut: 237 satker 10 satker = 227 satker 227 satker KN 1% X 100% = 95,78% 237 satker yang diaudit b. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Capaian kinerja Indikator Kinerja Utama tahun 2017 tersebut di atas didukung oleh beberapa kegiatan yang menghasilkan output sebagai berikut : 13

19 1) Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satuan Kerja Binaan Inspektorat I Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: PROGRAM Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I INDIKATOR Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat I yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat I dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA ) yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat I Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat I TARGET 2017 REALISASI Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat I yang Direviu Laporan Keuangannya sebanyak 210 dokumen/laporan dari 209 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,48%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat I sebanyak 304 dokumen/laporan dari 304 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat I dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan sebanyak 60 dokumen/laporan dari 60 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA ) yang 14

20 Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat I sebanyak 53 dokumen/laporan dari 53 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat I sebanyak 20 dokumen/laporan dari 20 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat I sebanyak 56 dokumen/laporan dari 56 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). 2) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat II Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: PROGRAM Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II INDIKATOR Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat II yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pelayanan Kesehatan Haji Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat II Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/ Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat II TARGET 2017 REALISASI

21 Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat II yang Direviu Laporan Keuangannya sebanyak 197 dokumen/laporan dari 197 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat II sebanyak 225 dokumen/laporan dari 223 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,71%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon II yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat II dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan sebanyak 24 dokumen/laporan dari 24 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pelayanan Kesehatan Haji sebanyak 16 dokumen/laporan dari 16 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA ) yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat II sebanyak 35 dokumen/laporan dari 33 dokumen/laporan yang ditetapkan (106,06%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat II sebanyak 33 dokumen/laporan dari 28 dokumen/laporan yang ditetapkan (117,86%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat II sebanyak 32 dokumen/laporan dari 27 dokumen/laporan yang ditetapkan (118,52%). 16

22 3) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat III Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: PROGRAM Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III INDIKATOR Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat III yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA ) yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat III Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat III TARGET 2017 REALISASI Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat III yang Direviu Laporan Keuangannya sebanyak 283 dokumen/laporan dari 281 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,71%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat III sebanyak 372 dokumen/laporan dari 372 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat III dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan sebanyak 83 dokumen/laporan dari 83 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA ) yang 17

23 Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat III sebanyak 76 dokumen/laporan dari 76 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat III sebanyak 27 dokumen/laporan dari 22 dokumen/laporan yang ditetapkan (122,72%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat III sebanyak 59 dokumen/laporan dari 53 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). 4) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat IV Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: PROGRAM Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV INDIKATOR Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat IV yang Direviu Laporan Keuangannya Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat IV Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/ Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat IV TARGET 2017 REALISASI Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat IV yang Direviu Laporan Keuangannya sebanyak

24 dokumen/laporan dari 267 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat IV sebanyak 372 dokumen/laporan dari 372 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat IV dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan sebanyak 57 dokumen/laporan dari 57 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA ) yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat IV sebanyak 30 dokumen/laporan dari 30 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat IV sebanyak 16 dokumen/laporan dari 16 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat IV sebanyak 35 dokumen/laporan dari 32 dokumen/laporan yang ditetapkan (109,37%). 5) Peningkatan penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: 19

25 PROGRAM Peningkatan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan INDIKATOR Persentase Pengaduan Berkadar Pengawasan dari Individu, Satker, atau Masyarakat yang Ditindaklanjuti dengan Klarifikasi dan/atau Audit dengan Tujuan Tertentu Persentase Pelaksanaan Pengawasan Lainnya Atas Penugasan Khusus Persentase Satker di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Investigasi Jumlah Satker/Lembaga yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Berindikasi Kerugian Negara Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dilakukan Penilaian Menuju WBK/WBBM TARGET 2017 REALISASI % 100% 100% 100% 100% 130% Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Persentase Pengaduan Berkadar Pengawasan dari Individu, Satker, atau Masyarakat yang Ditindaklanjuti dengan Klarifikasi dan/atau Audit dengan Tujuan Tertentu sebanyak 81 dokumen/laporan dari 81 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Persentase Pelaksanaan Pengawasan Lainnya Atas Penugasan Khusus sebanyak 10 dokumen/laporan dari 10 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Persentase Satker di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Investigasi sebanyak 26 dokumen/laporan dari 20 dokumen/laporan yang ditetapkan (130,00%); Capaian Indikator Jumlah Satker/ Lembaga yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Berindikasi Kerugian Negara sebanyak 25 dokumen/laporan dari 24 dokumen/laporan yang ditetapkan (104,17%); Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Dilakukan Penilaian Menuju WBK/WBBM 20

26 sebanyak 42 dokumen/laporan dari 42 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%). 6) Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: PROGRAM Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan INDIKATOR TARGET 2017 REALISASI 2017 Persentase Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Menerapkan Program Pencegahan Korupsi 60% 61,21% Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Area Perubahan Penguatan 8 8 Pengawasan Reformasi Birokrasi Jumlah Satker yang Dilakukan Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi/Konsolidasi/Edukasi Pengawasan Persentase Realisasi Anggaran 90% 94,71% Jumlah Hasil Analisis dan Pemutakhiran Data Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Kondisi yang dicapai: Capaian Indikator Persentase Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD) yang Menerapkan Program Pencegahan Korupsi: Cara hitung disesuaikan dengan persentase realisasi aksi PPK: 2015 : 43 satker; 2016 : 45 satker; 2017 : 43 satker: Realisasi = Jumlah aksi PPK s/d tahun 2017 Seluruh satker Kemenkes = ( ) X 100% 214 = 61,21% Capaian Indokator Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Area Perubahan Penguatan Pengawasan Reformasi Birokrasi sebanyak 8 dokumen/laporan dari 8 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); 21

27 Capaian Indokator Jumlah Satker yang Dilakukan Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi/ Konsolidasi/ Edukasi Pengawasan sebanyak 12 dokumen/laporan dari 12 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); Capaian Indikator Persentase Realisasi Anggaran sebanyak 94,71%. Cara hitung alokasi anggaran Inspektorat Jenderal tahun 2017 setelah efisiensi sebesar Rp ,- penyerapan anggaran tahun 2017 sebesar Rp ,- (94,71%); Jumlah Hasil Analisis dan Pemutakhiran Data Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan sebanyak 34 dokumen/laporan dari 34 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%); 2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2017 dan Tahun 2016: Realisasi IKU Inspektorat Jenderal Target Realisasi Target Realisasi 94,00% 95,78% 91,00% 94,97% Jika melihat dari tabel diatas, realisasi IKU Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mengalami kenaikan capaian dari 94,97% pada tahun 2016 menjadi 95,78% pada tahun Satuan kerja yang diaudit oleh APF pada tahun 2017 sebanyak 237 satker dengan 10 satker memiliki kerugian negara di atas 1 %, sedangkan tahun 2016 sebanyak 497 satker dengan 25 satker memiliki kerugian negara di atas 1 %. Semakin sedikit satker yang memiliki kerugian negara di atas 1% menunjukkan persentase capaian kinerja yang semakin naik. 3. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah: Apabila capaian kinerja Inspektorat Jenderal diperbandingkan dengan target capaian kinerja jangka menengah maka dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut: 22

28 Grafik Perbandingan Realisasi Kinerja s.d Tahun 2017 dengan Target Jangka Menengah Renstra ,00 90,00 88,00 97,68 91,00 94,97 94,00 95,78 97,00 100,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10, Target (%) Realisasi (%) Capaian kinerja Inspektorat Jenderal sebesar 95,78% pada tahun 2017 telah melebihi target kinerja yang direncanakan pada tahun tersebut yakni sebesar 94%. Dan jika diperbandingkan dengan target capaian kinerja jangka menengah Inspektorat Jenderal, maka target kinerja pada tahun 2017 sebenarnya telah tercapai pada tahun 2015 dan Namun pada tahun 2019 tantangan Inspektorat Jenderal semakin besar karena seluruh satuan kerja dibawah Kementerian Kesehatan tidak boleh ada temuan Kerugian Negara diatas 1%. 4. Keberhasilan Pencapaian Target: Keberhasilan pencapaian target sasaran Inspektorat Jenderal tahun 2017 dikarenakan telah dilaksanakannya kegiatan reviu, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya secara berkesinambungan terhadap satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan diantaranya sebagai berikut: a. Reviu Laporan Keuangan Dalam rangka mempertahankan opini laporan keuangan Kementerian Kesehatan, maka Inspektorat Jenderal melaksanakan kegiatan reviu atas laporan keuangan. Reviu laporan keuangan bertujuan memberikan 23

29 keyakinan tentang akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi yang disajikan pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). b. Reviu Pengadaan Barang/Jasa dan Penyerapan Anggaran Guna meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, antara lain melalui government spending atau belanja pemerintah yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. c. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Risiko Pendampingan penyusunan laporan keuangan setiap satuan kerja diharapkan dapat tersusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sehingga terselenggara laporan keuangan yang akuntabel dan berdasarkan bukti (evidence based). d. Pengamanan Aset Kementerian Kesehatan Pengamanan aset Kementerian Kesehatan dilakukan dalam upaya mendorong terselenggaranya penatausahaan dan tata kelola aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku, terutama pada satuan kerja penerima dana Tugas Pembantuan (TP) yang dialihkan ke Dana Alokasi Khusus (DAK). e. Pendampingan/Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa Pendampingan/konsultasi pengadaan barang/jasa dilakukan dengan tujuan untuk memelihara tingkat kepercayaan publik dan peserta tender, meyakinkan keputusan yang dibuat terhindar dari tuntutan hukum, menciptakan akuntabilitas dalam proses pengadaan barang/jasa, dan menghindari terjadinya praktik korupsi. f. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja Dalam upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja di setiap satuan kerja, Inspektorat Jenderal melakukan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Evaluasi ini dilakukan sebelum Kementerian PAN dan RB melakukan evaluasi SAKIP Kementerian Kesehatan. Selain itu, dilaksanakan pula reviu LAKIP. g. Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Penganggaran 24

30 Dalam rangka meningkatkan penyusunan perencanaan dan penganggaran Kementerian Kesehatan, Inspektorat Jenderal melaksanakan kegiatan reviu Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) di masing-masing unit utama atau satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. Kegiatan ini dilakukan sebelum dilakukan penelaahan oleh Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. h. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Salah satu tugas Inspektorat Jenderal adalah memastikan bahwa satuan kerja telah menindaklanjuti rekomendasi atau saran hasil audit internal maupun eksternal. Oleh karena itu, Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam memantau percepatan tindak lanjut, sehingga tindak lanjut dapat terlaksana tepat waktu sesuai ketentuan. Percepatan tindak lanjut dilakukan melalui pemantauan dan pemutakhiran data, serta dilakukan bimbingan teknis dalam rangka memberikan masukan kepada satuan kerja untuk penyelesaian tindak lanjut hasil audit yang dilakukan secara berkala. i. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) lain Kerjasama pengawasan dilakukan dengan aparat pengawasan lain yaitu Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota. j. Penanganan Pengaduan Masyarakat Dalam rangka meningkatkan penyelesaian pengaduan masyarakat, Kementerian Kesehatan telah membentuk tim untuk menangani pengaduan masyarakat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/239/2016 tanggal 11 April 2016 tentang Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu. Dalam pelaksanaannya dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri PAN Nomor PER/05/M.PAN/14/2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat bagi Instansi Pemerintah. k. Koordinasi Integrasi Program 25

31 Mengawal terlaksananya integrasi program prioritas seperti Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Pos Pembinaan Terpadu (PTM di Posbindu) dan Program Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis. l. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Untuk mencapai tujuan tata kelola yang baik, Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, diantaranya: 1) Keterbukaan (Transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai organisasi. 2) Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan organisasi terlaksana secara efektif. 3) Responsibilitas (Responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan organisasi terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip organisasi yang sehat. 4) Independensi (Independency), yaitu organisasi dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip organisasi. 5) Prediktabilitas (Predictability), yaitu implementasi yang konsisten dari kebijakan pendukung, peraturan dan regulasi. 6) Dinamis (Dynamism), yaitu inovasi atau perubahan positif dalam tata kelola yang dapat meningkatkan efisiensi kinerja Inspektorat Jenderal. m. Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi diantaranya melalui : 1) Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM 2) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Kementerian Kesehatan melalui pendampingan penilaian risiko dalam rangka penerapan SPIP di seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. 26

32 3) Pemantapan Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK) melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan diseminasi pencegahan korupsi di satuan kerja. 4) Mendorong pengendalian gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.02.02/MENKES/306/2014 tentang Petunjuk Teknis Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan. 5) Mengoptimalkan Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara bagi aparatur wajib lapor di lingkungan Kementerian Kesehatan. n. Program Penguatan Sistem Pengawasan Meningkatkan implementasi penangaan pengaduan masyarakat di semua unit organisasi. o. Meningkatkan Implementasi Whistleblowing System (WBS) di seluruh satuan kerja Kementerian Kesehatan. p. Meningkatkan Pencegahan Benturan Kepentingan. q. Mendorong Pelaksanaan SPIP pada satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. r. Mendorong satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk mendapat predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). 5. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya: Realisasi capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal tahun 2017 adalah sebesar 95,78% dari target 94%. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp ,-. Dengan terget fisik sebanyak dokumen/laporan. Namun pada Agustus 2017 terdapat perubahan anggaran dan target fisik dari Rp ,- menjadi Rp ,- dengan target fisik dari menjadi laporan dalam satu tahun. Hal ini berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017, tanggal 16 Agustus 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran

33 Penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2017 sebesar Rp ,- (94,71%), sedangkan realisasi fisik sebanyak laporan (101,23%). Jika melihat capaian kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2017 sebesar 95,78% dan penyerapan anggaran sebesar 94,71% dengan realisasi fisik sebesar 101,23% maka telah terjadi efisiensi penggunaan sumber daya di lingkungan Inspektorat Jenderal. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan beberapa kegiatan pembinaan dan pengawasan kepada auditor dalam satu penugasan mengingat terbatanya SDM auditor di Inspektorat Jenderal yang hanya berjumlah 155 orang yang terdiri dari Auditor Pertama 77 orang, Auditor Muda 47 orang, dan Auditor Madya 24 orang. 28

34 6. Kinerja Inisiatif Pencegahan Korupsi: Selama tahun 2017 terdapat beberapa Kegiatan Inisiatif Pencegahan Korupsi yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal antara lain: a. Kementerian Kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama-sama membahas pembentukan Satgas Penanganan Fraud Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tanggal 22 Februari 2017; b. Sosialisasi Permenkes 58 tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan dengan peserta para pengurus organisasi profesi / perhimpunan / asosiasi bidang kesehatan, para pengurus asosiasi / perhimpunan perusahaan / industri bidang kesehatan, serta para pimpinan Rumah Sakit Umum Vertikal dan Daerah pada tanggal 11 April 2017; c. Mendorong terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.01.07/MENKES/310/2017 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Pada Pelayanan Publik Tertentu di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Dimana ditetapkan 21 (dua puluh satu) pelayanan publik yang harus melaksanakan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) di lingkungan Kementerian Kesehatan pada Tanggal 3 Juli 2017; d. Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Antara Kemenkes, KPK dan BPJS Kesehatan Tentang Tim Bersama Penanganan Kecurangan dalam Program JKN pada tanggal 19 Juli 2017; 29

35 e. Survei Penilaian Integritas di Kementerian Kesehatan yang dilakukan oleh KPK bekerjasama dengan BPS dalam upaya peningkatan integritas birokrasi dan perbaikan sistem pencegahan korupsi. Survei ini memotret integritas sebuah lembaga pemerintah melalui dua sumber yaitu internal pegawai dan dari publik yang pernah berhubungan atau mengakses layanan lembaga tersebut (eksternal) dimulai pada tanggal 1 Agustus 2017; f. Evaluasi Internal Audit Capability Model (IA-CM) pada Inspektorat Jenderal Kemenkes dilaksanakan oleh BPKP RI. Ruang lingkup evaluasi tersebut antara lain melakukan validasi terhadap perbaikan yang dilakukan Inspektorat Jenderal Kemenkes RI dalam upaya meningkatkan kapabilitasnya ke level yang lebih baik. Dari laporan hasil evaluasi IA-CM yang diterbitkan pada 10 Agustus 2017, saat ini Aparatur Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Inspektorat Jenderal Kemenkes RI berada di level 2 dengan perbaikan; g. Dalam menjaga kualitas hasil audit intern yang dilaksanakan oleh auditor Kementerian Kesehatan telah dilakukan kegiatan Telaahan Sejawat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan. Kegiatan telaah sejawat ini dilaksanakan dibawah koordinasi dan pengaturan dari Asosiasi Auditor Internal Pemerintah (AAIPI). Dengan dilakukannya telaah sejawat ini Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan selaku Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) mendapatkan saran perbaikan kinerja yang dapat memberikan nilai tambah kepada organisasi, dengan menjamin bahwa audit telah dilaksanakan oleh auditor yang kompeten dilengkapi pedoman kerja yang memadai yang dimuali pada tanggal 21 Agustus 2017; h. Penandatanganan Dokumen Perjanjian Kerjasama antara KPK dengan Kemenkes tentang Koneksitas Whistleblowing System (WBS) online bersama-sama dengan dengan 17 (tujuh belas) Kementerian/Lembaga terpilih bertempat di Auditorium LPSK, Jl.Raya Bogor KM 24, No , Jakarta Timur pada tanggal 27 September 2017; i. Berperan aktif sebagai salah satu anggota Pokja Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan dalam rangka upaya pencegahan korupsi pada praktik bisnis bidang kesehatan bersama dengan stakeholder lain 30

36 seperti: Gabungan Perusahaan Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab), Dirjen Bea dan Cukai, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP), Gabungan Perusahaan Farmasi (GP Farmasi), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan & PKRT Kemenkes RI; j. Pembentukan zona integritas dan pembinaan satker berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Selama tahun 2017 terdapat usulan satker untuk dinilai sebagai satker WBK/WBBM dari masing-masing unit utama sebanyak 84 satker dan telah dilakukan Pre Assesment sebanyak 33 satker. Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal selama tahun 2017 sebanyak 45 satker. Dari 45 satker tersebut telah dilakukakan kegiatan self assesment pada 25 satker dan yang telah memenuhi satker berpredikat WBK dari Kementerian Kesehatan sebanyak 13 satker. Satker yang diusulkan ke Kemenpan RB selaku Tim Penilai Nasional (TPN) WBK/WBBM sebanyak 6 satker dan yang telah dinilai oleh TPN sebanyak 4 satker; k. Menindaklanjuti Rencana Aksi atas Saran Perbaikan Hasil Kajian Perizinan dan Pengawasan Obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) antara lain: Revisi KMK No: HK.02.02/MENKES/524/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Formularium Nasional; Penyusunan Juknis Permenkes Nomor 9 tahun 2017 tentang Apotik dengan memasukkan klausul pengawasan penjatuhan sanksi administrasi; Penyusunan/pembuatan Sistem Monitoring Nasional (SIMONA) sebagai salah satu tools dalam memantau pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Sarana Pelayanan Kefarmasian; Penyusunan Revisi Permenkes Nomor 63 tahun 2014tentang Pengadaan Obat Berdasarkan E-Catalogue (penggantian obat TMS pada saat proses pengadaan e-katalog obat); Mengembangkan sistem monitoring baku atas pengawasan terhadap sarana produksi dan distribusi kefarmasian oleh BPOM dan Dinas 31

37 Kesehatan, termasuk tindak lanjut hasil pengawasan yang terkoneksi dengan system e-licensing yang direncanakan dengan konsep single submission dan single risk managemen; Memberikan akses kepada Balai/Balai Besar POM terkait pelaporan SIPNAP; Mengembangkan sistem e-licensing terintegrasi dengan e-report. l. Pelaporan Pengendalian Gratifikasi dilingkungan Kementerian Kesehatan melalui Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan. Pada tahun 2017 terdapat 89 laporan gratifikasi yang diterima oleh UPG Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Inspektorat Jenderal. Dari 89 barang gratifikasi yang telah dilaporkan tersebut 69 diantaranya telah mendapatkan status dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu: 23 menjadi Milik Negara, 3 menjadi Milik Penerima, 42 dikelola UPG, dan 1 sebagian Milik Negara. Sedangkan 20 masih dalam proses; m. Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaran Negara (LHKPN) Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.03.01/MENKES/066/I/2010 sebagaimana telah diperbaharui dengan Permenkes No. 35 Tahun 2017 tentang Wajib Lapor Harta Kekayaan bagi Pejabat di Lingkungan Kementerian Kesehatan, Itjen Kemenkes mendorong pelaporan LHKPN tersebut kepada seluruh satker di lingkungan Kemenkes. Sampai dengan 31 Desember 2017 dari jumlah wajib lapor Penyelenggara Negara sebanyak 3.562, yang telah menyampaikan LHKPN adalah orang (93,00%). 7. Kegiatan Penunjang Keberhasilan: Beberapa kegiatan penunjang untuk mendukung pencapaian sasaran ini dilakukan upaya antara lain: a. Kegiatan Penguatan Kapasitas APIP antara lain: Partisipasi Itjen Kemenkes Dalam Seminar: Audits and Investigations: Two Sides Of The Same Coin? Experiences Of Cooperation Efforts. Sesuai dengan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 mengenai Struktur dan Organisasi Tata Kerja di Kementerian Kesehatan, yang memiliki kewenangan melakukan audit investigasi adalah Unit Eselon II 32

38 Inspektorat Investigasi di bawah Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. Inspektorat Investigasi bertugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengawasan terhadap kasus pelanggaran yang berindikasi kerugian negara, pelanggaran administrasi, tindak lanjut pengaduan masyarakat dan penugasan lain berdasarkan instruksi khusus Menteri, serta penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Kesehatan pada tanggal 21 Februari 2017; Diklat Penyusunan Laporan Hasil Audit Bagi Para Auditor Inspektorat Jenderal Kemenkes. Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan kembali mengundang Best Practice sebagai penyedia jasa peningkatan kapasitas SDM untuk melaksanakan pelatihan effective writing skill audit report kepada para Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebanyak 40 (empat puluh) peserta, kegiatan tersebut berlangsung selama 3 (tiga) hari mulai tanggal 22 s.d 24 Februari 2017 di Hotel Manhattan Jakarta; Diklat Training Need Analysis. Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Best Practice Indonesia menyelenggarakan diklat Training Need Analysis (TNA). Kegiatan tersebut diselenggarakan di The Park Lane Hotel, Jakarta dan diikuti oleh 20 orang, yang terdiri dari pegawai yang berasal dari perwakilan masing-masing Inspektorat serta perwakilan Sekretariat Inspektorat Jenderal. Diklat ini akan berlangsung selama 3 (tiga) hari dari tanggal 30 Oktober 2017 s.d 1 November 2017; FGD dalam Rangka Penyusunan Rekomendasi Roadmap Itjen Kemenkes atas Hasil Asesmen USAID CEGAH. Bertempat di Park Lane Hotel, Jakarta, United States Agency for International Development (USAID) CEGAH menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendiskusikan rekomendasi dalam rangka penguatan kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sampai setidaknya tahun 2019 sekaligus memberikan masukan untuk Roadmap Kementerian Kesehatan, khususnya yang terkait dengan 33

39 Inspektorat Jenderal. Kegiatan diselenggarakan pada tanggal 3 November 2017; b. Sosialisasi Anti Korupsi antara lain: Sosialisasi Permenkes No. 58 Tahun 2016 mengenai Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan pada Rakernas PB PAPDI tahun 2017 yang dihadiri oleh seluruh pengurus PAPDI dari 36 cabang se-indonesia yang diselenggarakan di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta dengan materi terkait Pandangan terhadap Gratifikasi di Bidang Profesi Kedokteran dan Sosialisasi Permenkes No. 58 Tahun 2016 tentang Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan pada tanggal 18 Maret 2017; Pembekalan Materi Anti Korupsi Bagi Tim Nusantara Sehat Batch VIII Tahun 2017 Oleh Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI bertempat di Pusdikkes Kodiklat TNI AD, Jl. Raya Bogor No. 30, Kramat Jati, Jakarta Timur pada tanggal 6 Oktober 2017; Launching Sistem Manajemen Audit (SIMENDIT) Perisai Anti Korupsi oleh Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan (Drs. Purwadi, Apt, MM, ME) bersama Inspektur Investigasi (drg. Rarit Gempari, MARS, QIA) pada tanggal 9 November 2017; Sosialisasi Pengawasan Mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Lingkungan Itjen Kemenkes. Inspektorat Jenderal Mengadakan Sosialisasi Pengawasan mengenai Rancangan Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang diikuti oleh pegawai dilingkungan Inspektorat Jenderal. c. Koordinasi Lintas Sektor antara lain: Rekonsiliasi Tiga Pihak (Tripartit) Antara Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Keuangan RI dan BPK RI Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan RI tahun 2016 (Audited). Rekonsiliasi ini secara umum bertujuan untuk memperoleh keakuratan dan keyakinan bahwa data yang disajikan dalam LK Pemerintah Pusat (LKPP) sama dengan data yang disajikan dalam LK Kementerian/Lembaga, antara lain Kementerian Kesehatan RI. Hasil rekonsiliasi juga telah memasukkan usulan koreksi audit tim pemeriksa 34

40 Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI). Kegiatan dilaksanakan pada 13 April 2017; Kementerian Kesehatan mengadakan audiensi bersama USAID CEGAH dan lembaga Indonesian Corruption Watch (ICW) guna membahas hasil riset yang telah dilakukan ICW dan beberapa perwakilan ICW di 14 Provinsi. Kegiatan tersebut merupakan wujud kerja sama USAID dengan Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka pemberantasan dan pencegahan korupsi. Bentuk dari kerjasama USAID tersebut adalah dengan mengadakan riset dan advokasi terhadap potensi kecurangan dalam pelayanan BPJS Kesehatan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI), Pemantauan Pelayanan Fasilitas Kesehatan dengan berbagai metode, serta memperkuat mekanisme keluhan di 15 Daerah pada tanggal 15 September 2017; Evaluasi Reformasi Birokrasi dan SAKIP Kementerian Kesehatan untuk Tercapainya Good Governance oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tanggal 4-5 Oktober 2017; Penandatanganan Letter of Commitment (LoC) tentang Optimalisasi Pengawasan Penerimaan Pajak atas Belanja Pemerintah dan Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Seluruh APIP Kementerian/Lembaga/Daerah (K/L/D). Penandatanganan LoC dilaksanakan di ruangan Inspektur Jenderal Lantai II Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2017; d. Penguatan Manajemen Pengawasan antara lain: Rapat Kerja Pengawasan Tahun Untuk menghasilkan rumusan perencanaan pengawasan Inspektorat Jenderal yang terintegrasi, maka pada tanggal 21 s.d 24 Maret 2017 bertempat di Hotel Anvaya Beach Resort Bali, Kegiatan kali ini mengambil tema Implementasi Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Dalam Mengawal Pelaksanaan Program/Kegiatan Kementerian Kesehtan RI. Kegiatan Rakerwas tahun 2017 dihadiri oleh seluruh jajaran eselonn II, eselon III, eselon IV, 35

41 perwakilan auditor, dan fungsional lain di lingkungan Inspektorat Jenderal serta beberapa perwakilan satuan kerja vertikal Kementerian Kesehatan yang berada di Provinsi Bali; Kegiatan Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindak Lanjut Laporan Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal, BPKP, dan BPK RI. Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menyelenggarakan acara Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindak Lanjut Laporan Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Badan Pengawas Keuangan (BPK). Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 3-6 Mei 2017; Kegiatan Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindaklanjut Laporan Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal dan Badan Pengawas Keuangan (BPK) Tahun 2017 di Batam Provinsi Kepulauan Riau pada 22 November 2017; Dalam rangka keterbukaan informasi publik Inspektorat Jenderal secara berkala mempublikasikan hasil kinerjanya melalui berbagai saluran informasi baik melalui website maupun media sosial. Informasi yang diakses seperti Laporan Kinerja, Laporan Triwulanan, pengumumann LHKPN, Jumlah Pengaduan, dan lainnya. B. REALISASI ANGGARAN Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 didukung oleh dana yang bersumber dari DIPA Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor: DIPA /2017 Tanggal 7 Desember 2016 dengan alokasi sebesar Rp ,-. Tabel Alokasi Anggaran Belanja Berdasarkan Program Tahun 2016 dan 2017 No Program Sasaran 1 Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan RI Anggaran Tahun 2017 Tahun 2016 Meningkaatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi 36

42 J U M L A H Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pagu anggaran program Inspektorat Jenderal tahun 2017, naik sebesar Rp ,- atau sebesar 8,71% dibandingkan dengan pagu anggaran tahun Selama periode berjalan, Inspektorat Jenderal telah melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017, terdapat efisiensi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tanggal 16 Agustus Pagu anggaran yang semula berjumlah Rp ,- mengalami efisiensi sebesar Rp ,- sehingga pagu anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menjadi Rp ,-. Tabel Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2017 Uraian % ANGGARAN REALISASI REALISASI AWAL ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN SETELAH REVISI (Kenaikan/ Penurunan) Belanja Belanja Pegawai ,58 Belanja Barang (7,77) Belanja Modal (17,26) Belanja Bantuan Sosial Jumlah Belanja (4,09) Alokasi Anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 untuk mewujudkan sasaran Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan adalah sebesar Rp ,- (Rp Rp ) terdiri dari Belanja Pegawai Rp ,- dan Non Belanja Pegawai yang terdiri dari Belanja Barang sebesar Rp ,- dan Belanja Modal sebesar Rp ,-. Dari alokasi yang dianggarkan tersebut, sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 telah direalisasikan sebesar Rp ,- (94,71%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp ,- dan Non Belanja Pegawai yang terdiri dari 37

43 Belanja Barang sebesar Rp ,- dan Belanja Modal sebesar Rp ,-. sedangkan anggaran yang tidak terserap sebesar Rp (5,29%). Realisasi Belanja Pegawai tahun 2017 dan 2016 masing-masing adalah Rp ,- dan Rp ,- Realisasi belanja pegawai tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 3,58% dari tahun Hal ini disebabkan antara lain oleh: 1. Adanya pengangkatan ke dalam jabatan Struktural sebanyak 1 orang; 2. Adanya pengangkatan ke dalam jabatan Fungsional sebanyak 25 orang; 3. Adanya kenaikan pangkat (Golongan) sebanyak 25 orang; 4. Adanya Kenaikan Gaji Berkala (KGB) sebanyak 168 pegawai; 5. Adanya Kenaikan Uang Makan sebesar Rp5.000 per hari, yang berlaku mulai bulan Juni Untuk Realisasi Belanja Barang tahun 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp ,- dan Rp ,-. Realisasi Belanja Barang tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 7,77% dari Realisasi Belanja Barang Tahun Hal ini antara lain disebabkan adanya efisiensi penggunaan anggaran belanja jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas di tahun Belanja Modal tahun 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp ,- dan Rp ,-. Realisasi Belanja Modal pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar (17,26%) dibandingkan tahun 2016 disebabkan oleh kebutuhan pembelian aset di tahun 2017 lebih sedikit dibandingkan tahun Tabel Persentase Realisasi Anggaran Tahun 2016 Realisasi Anggaran Tahun 2017 Pagu Awal Pagu Revisi Target Realisasi % Target Realisasi % , ,71 Jika melihat pada tabel diatas maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 adalah sebesar 79,94% jika 38

44 dibandingkan dengan pagu awal, sedangkan jika dibandingkan dengan pagu revisi maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebesar 94,71%. Jumlah alokasi dan realisasi anggaran serta persentase realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan selama 5 Tahun ( ) dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Itjen Kementerian Kesehatan Tahun (dalam jutaan rupiah) Pada grafik di atas terlihat realisasi anggaran pada tahun 2017 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Perubahan alokasi dan realisasi anggaran Inspektorat Jenderal tahun dapat terlihat pada grafik berikut : Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal Tahun

45 Grafik Persentase Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal Tahun Realisasi anggaran per sasaran kegiatan di setiap unit Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dapat dilihat sebagai berikut: 1. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I: 40

46 Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp ,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2017 sebesar Rp ,- (95,80%) % % Pagu Realisasi Pagu Realisasi Rp ,- Rp ,- 95,80 Rp ,- Rp ,- 98,30 Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat I dari Rp ,00,- pada tahun 2016 menjadi Rp ,- pada tahun Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp ,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2017 sebesar Rp ,- (93,86%) % % Pagu Realisasi Pagu Realisasi Rp ,- Rp ,- 93,86 Rp ,- Rp ,- 94,55 Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat II dari Rp ,- pada tahun 2016 menjadi Rp ,- pada tahun Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp ,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2017 sebesar Rp ,- (96,28%) % % Pagu Realisasi Pagu Realisasi Rp ,- Rp ,- 96,28 Rp ,- Rp ,- 94,27 Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat III dari Rp ,- pada tahun 2016 menjadi Rp ,- pada tahun Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp ,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2017 sebesar Rp ,- (95,89%) % % Pagu Realisasi Pagu Realisasi Rp ,- Rp ,- 95,89 Rp ,- Rp ,- 96,12 41

47 Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat IV dari Rp ,- pada tahun 2016 menjadi Rp ,- pada tahun Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp ,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2017 sebesar Rp ,- (92,78%) % % Pagu Realisasi Pagu Realisasi Rp ,- Rp ,- 92,78 Rp ,- Rp ,- 91,15 Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat Investigasi dari Rp ,- pada tahun 2016 menjadi Rp ,- pada tahun Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp ,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2017 sebesar Rp ,- (94,99%) % % Pagu Realisasi Pagu Realisasi Rp ,- Rp ,- 94,59 Rp ,- Rp ,- 96,90 Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Sekretariat Inspektorat Jenderal dari Rp ,- pada tahun 2016 menjadi Rp ,- pada tahun Adapun beberapa penyebab penurunan penyerapan anggaran dari TA dibanding dengan TA Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Kenaikan dasar pengenaan pajak/ptkp (Penghasilan Tidak Kena Pajak), sehingga pajak yang melekat pada enghasilan pegawai semakin kecil; 2. Adanya pegawai yang pindah di akhir tahun 2016 sebanyak 2 orang dan pada tahun 2017 sebanyak 6 orang; 3. Kekosongan jabatan struktural Eselon II dan IV selama beberapa bulan. 42

48 C. PENGHARGAAN Berbagai penghargaan telah diraih Kementerian Kesehatan sepanjang tahun Dengan adanya penghargaan yang diraih, diharapkan dapat terus memacu semua lini Kementerian kesehatan untuk meningkatkan kinerja. Berikut adalah penghargaan yang diterima/diinisiasi oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan: 1. Kementerian Kesehatan memperoleh penghargaan dari Kementerian Keuangan Kementerian Kesehatan mendapatkan penghargaan dari Kementerian Keuangan untuk kategori Kementerian Negara/Lembaga Pengelola Penerimaan Negara Bukan Pajak Terbaik dan Kementerian Negara/Lembaga Pembina Teknis Kinerja Pengelolaan Badan Layanan Umum Terbaik. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Keuangan pada acara Stakeholders Gathering Kementerian Keuangan Award

49 2. Inspektorat Jenderal Juara Pertama e-aspirasi Tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2017 ASPIRASI adalah singkatan dari Anugerah Situs Inspirasi Sehat Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan. Kriteria penilaian didasarkan pada aksesibilitas dan penyajian informatif, antara lain arsitektur web desain (web design architecture), desain antarmuka (interface design), tata kelola (content management), keamanan website (web security) dan optimasi mesin pencarian (search engine optimization). 3. Tiga Satuan Kerja memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Kementerian PAN & RB Tahun 2017 Tiga Satuan Kerja Kementerian Kesehatan, Yaitu RSUP dr.soeradji Tirtonegoro Klaten, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta, dan RS Jiwa Prof Dr. Soeroyo Magelang Menerima Penghargaan Sebagai Satuan Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Kementerian PAN & RB 44

50 tahun Predikat diberikan kepada satuan kerja yang telah menerapkan 4 (empat) Indikator Pengungkit dan 2 (dua) indikator hasil. 4. Penghargaan Sebagai K/L Dengan Implementasi e-lhpkn Terbaik Dengan Kategori Pilot Project Terbaik Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian /Lembaga Dengan Implementasi e-lhkpn Terbaik Untuk Kategori Pilot Project Terbaik Tahun 2017 dari KPK; 5. Penghargaan Sebagai K/L Dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2017 Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian/Lembaga Dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2017 dari KPK. 45

51 BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal merupakan bentuk perwujudan pertanggungjawaban yang berfungsi sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam pencapaian visi, misi dan sasaran program Inspektorat Jenderal yang telah ditetapkan dalan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun dan juga sebagai upaya dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Penjabaran visi dan misi Inspektorat Jenderal dalam Penetapan Kinerja Inspektorat Jenderal menitik beratkan pada program peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan yang kemudian diurai dalam indikator kinerja utama dan indikator kinerja kegiatan yang semuanya berjumlah 6 (enam) indikator. Dengan demikian laporan ini menjabarkan tentang capaian kinerja Inspektorat Jenderal yaitu pengukuran terhadap sasaran program dan kegiatan pengawasan yang tercermin dalam pencapaian indikator kinerja utama maupun indikator kinerja kegiatan dan juga dukungan sumber daya keuangan yang sudah mencapai 94,71%. Dari hasil pengukuran dan analisis sasaran kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2017 menunjukkan hasil yang secara umum sudah baik. Hal ini tergambar dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal yang sudah direalisasikan 95,78%, begitupun dengan capaian beberapa Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang sudah memenuhi target yang ditetapkan dengan beberapa terobosan yang sudah dilakukan melalui beberapa kegiatan diantaranya, pembinaan terintegrasi yang meliputi lingkup wilayah binaan dan pembinaan satuan kerja berdasarkan metode on going process dan reviu pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementerian Kesehatan. Peran Inspektorat Jenderal dalam mendorong Kementerian Kesehatan untuk mencapai good governance terlihat dari prestasi-prestasi yang telah diraih oleh 46

52 Kementerian Kesehatan yang erat kaitannya dengan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai instansi pengawas intern Kementerian Kesehatan RI. Keberhasilan yang telah dicapai Inspektorat Jenderal pada tahun 2017 yang merupakan tahun ketiga dari periode Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun ini diharapkan akan menjadi tonggak dan barometer dalam pelaksanaan program pengawasanan lima tahun kedepan yang lebih efektif, efisien dan akuntabel sehingga hasil pencapaian pelaksanaan program/kegiatan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun diharapkan selalu sesuai dengan rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya yang telah ditetapkan. Dalam upaya meningkatkan kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk mendukung capaian renstra Kementerian Kesehatan maka akan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: Mendorong peningkatan kapabilitas APIP Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk mencapai Internal Audit Capability Model (IACM) level 3; Peningkatan maturitas SPIP Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menuju level 3; Meningkatkan peran APIP dalam area perubahan penguatan pengawasan dalam pelaksanaan reformasi berokrasi Kementerian Kesehatan; Melaksanakan pencegahan fraud JKN melalui Tim Bersama dalam satgas penanganan fraud JKN; Melaksanakan monev dan joint audit Dana Alokasi Khusus (DAK) bersama Kementerian Dalam Negeri; Pengawasan program prioritas Kementerian Kesehatan melalui audit kinerja. 47

53 LAMPIRAN-LAMPIRAN Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI 48

54 Lampiran 1 - Perjanjian Kinerja Tahun

55 50

56 51

57 52

58 53

59 54

60 55

61 56

62 57

63 58

64 59

65 60

66 61

67 62

68 63

69 64

70 65

71 66

72 67

73 Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Tahun 2017 Menkes Bersama Pejabat Eselon I Menandatangani Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Rekonsialiasi Laporan Keuangan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Tingkat Eselon I (UAPPA/B E-I) 68

74 Pertemuan Rekonsiliasi dan Reviu Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 di Lingkungan Badan PPSDM Kesehatan Inspektorat Jenderal Lakukan Reviu LAKIP Unit Organisasi (Eselon I) Kemenkes Tahun

75 Partisipasi Itjen Kemenkes Dalam Seminar: Audits And Investigations: Two Sides Of The Same Coin? Experiences Of Cooperation Efforts Best Practice Audit Report : Laporan Hasil Audit Bagi Para Auditor Inspektorat Jenderal Kemenkes 70

76 Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Kesehatan TA oleh APIP Kemenkes Rencana Kerja Program (RKP) Kementerian Kesehatan Tahun

77 Pembahasanan Pembentukan Satgas Bersama Penanganan Fraud Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Itjen Ramaikan Pameran Kesehatan Pada Rakerkesnas

78 Deputi Pencegahan KPK: Pengawasan Pelaksanaan JKN Harus Diperkuat Kementerian Kesehatan RI Memperoleh Dua Penghargaan Sekaligus Dalam Stakeholders Gathering Kementerian Keuangan Award

79 Sosialisasi Permenkes Nomor 58 Tahun 2016 Tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan Pada Rakernas Pb Papdi Tahun 2017 Rapat Kerja Pengawasan Tahun 2017 Implementasi Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Dalam Mengawal Pelaksanaan Program/Kegiatan Kementerian Kesehatan RI 74

80 Inspektur Jenderal Mendampingi Menteri Kesehatan RI Membuka Pembekalan Tim Nusantara Sehat Batch VI Itjen Kemenkes Adakan Sosialisasi Permenkes 58 Tahun 2016 Tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan 75

81 Pembukaan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2017 Irjen Membuka Acara Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindak Lanjut Laporan Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal, BPKP, dan BPK RI 76

82 Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara Kementerian Kesehatan Dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Nusantara Sehat Untuk Indonesia Yang Lebih Sehat Kemenkes Boyong Penghargaan Pengelolaan Keuangan (Penghargaan WTP) dari BPK RI 77

83 Irjen Dampingi Menkes Dalam Pertemuan Koordinasi Pasca Penugasan Dan Pemulangan Tim Nusantara Sehat Batch I Tahun 2015 Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Antara Kemenkes, KKP Dan BPJS Kesehatan Tentang Tim Bersama Penanganan Kecurangan Dalam Program JKN 78

84 Pelepasan Jemaah Haji Kloter I Tahun 2017 Wilayah Provinsi Jawa Barat oleh Irjen Kemenkes Bersama Gubernur Jawa Barat Peran Serta Aktif AoC Inspektorat Jenderal Kemenkes pada Jambore Agen Perubahan Kementerian Kesehatan Gelombang II tahun

85 Penyerahan Hasil Telaah Sejawat Inspektorat Jenderal Kemenkes Oleh Inspektorat Jenderal Kemenhub Kemenkes Adakan Audiensi dengan USAID dan Indonesia Corruption Watch (ICW) Terkait Hasil Riset Isu Kesehatan 80

86 Penandatanganan Dokumen Perjanjian Kerja Sama antara KPK dengan Kemenkes Tentang Koneksitas WBS Entry Meeting Telaah Sejawat Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 81

87 Pembekalan Materi Anti Korupsi Bagi Tim Nusantara Sehat Batch VIII Tahun 2017 Oleh Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI Inspektur Jenderal Kemenkes Tandatangani LoC Pengawasan Penerimaan Negara 82

88 Entry Meeting BPK atas Efektivitas Pengelolaan obat dalam Penyelenggaraan JKN tahun 2016 Semester I Tahun 2017 KPK Adakan Pertemuan Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan di Kemenkes RI 83

89 Kerjasama dengan Best Practice Indonesia, Itjen Selenggarakan Diklat Training Need Analysis Inspektur Jenderal Paparkan Hasil Pengawasan dan Pengendalian Penyelenggaraan Istitha ah Kesehatan Haji Tahun 1438H/2017M 84

90 FGD dalam Rangka Penyusunan Rekomendasi Roadmap Itjen Kemenkes atas Hasil Asesmen USAID CEGAH Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Me-launching Sistem Manajemen Audit (SIMENDIT) Perisai Anti Korupsi 85

91 Rapat Koordinasi Pimpinan Paripurna Penguatan Pengawasan dan Membudayakan Penggunaan Anggaran Secara Tepat dan Efektif Inspektorat Jenderal Meraih Juara I Kompetisi e-aspirasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 86

92 Rekor MURI untuk Penyelenggaraan Senam Peregangan Dengan Jumlah Peserta Hingga Mencapai 12 Ribu Orang Kegiatan Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindaklanjut Laporan Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal dan Badan Pengawas Keuangan (BPK) Tahun

93 Tiga Satuan Kerja Kementerian Kesehatan, Yaitu RSUP dr.soeradji Tirtonegoro Klaten, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta, dan RS Jiwa Prof Dr. Soeroyo Magelang Menerima Penghargaan Sebagai Satuan Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian /Lembaga Dengan Implementasi e-lhkpn Terbaik Untuk Kategori Pilot Project Terbaik Tahun 2017 dari KPK 88

94 Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian/Lembaga Dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2017 dari KPK Sosialisasi Pengawasan Mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Lingkungan Itjen Kemenkes 89

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%.

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%. RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai salah satu unsur penyelenggara negara, Inspektorat Jenderal mempunyai kewajiban untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang mengacu pada Instruksi

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

Ringkasan eksekutif sasaran strategis Ringkasan eksekutif Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah bertanggung jawab untuk terus mengawal perjalanan Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan serta mendorong tercapainya

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI

HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI PERUBAHAN PARADIGMA PENGAWASAN W A T C H D O G COUNSELLING PARTNER QUALITY ASURANCE 1. Pendekatan birokrasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Inspektur Jenderal. Drs. Purwadi, Apt, MM, ME NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Inspektur Jenderal. Drs. Purwadi, Apt, MM, ME NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan ridho-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1136, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pengawasan Itjen. Kebijakan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN OLEH: Drs. Purwadi, Apt., MM., ME INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN Disampaikan pada

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Oleh: Drs. Purwadi, Apt., MM., ME Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Disampaikan dalam

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

2 Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuan

2 Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2015 KEMENKES. Inspektorat Jenderal. Pengawasan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 SERI LAPORAN TEKNIS OT 01 04 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada no. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269-70

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat Nya Laporan Kinerja Inspektorat Badan Standardisasi Nasional (BSN) Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini dalam

Lebih terperinci

keluaran ( output), hasil ( outcome), dan dampak ( impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan.

keluaran ( output), hasil ( outcome), dan dampak ( impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan. LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI TRIWULAN I TAHUN 2014 BERDASARKAN PP NOMOR 39 TAHUN 2006 A. PENDAHULUAN Kegiatan perencanaan,

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1123, 2014 KEMEN KP. Pengawasan. Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc No.1448, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. SPIP BKKBN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja INFORMASI KINERJA Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggarannya.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1.1. Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012 KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012 1 VISI ITJEN Terwujudnya Pengawasan yang Berkualitas terhadap Layanan Pendidikan MISI ITJEN Melaksanakan tata kelola yang handal dalam layanan

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1042, 2014 KEMENKOPOLHUKAM. Pengawasan. Intern. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APARAT PENGAWAS INTERN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERAN APIP DALAM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN. Oleh: Emmy Widayanti Inspektur Jenderal

PERAN APIP DALAM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN. Oleh: Emmy Widayanti Inspektur Jenderal PERAN APIP DALAM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN Oleh: Emmy Widayanti Inspektur Jenderal Disampaikan pada kegiatan Penyusunan Program dan Anggaran Tahun 2018 di Lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1008, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Laporan Kinerja. PTN. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.02-0/AG/2014 DS 0100-0974-8400-1003 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016 INSPEKTORAT Jalan LAPAN No. 8, Pekayon, Pasar Rebo Telp. (021) 87720685, Faks. (021) 87720685 Jakarta 13710 Page 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2014, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

2014, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.301, 2014 KEMENTAN. Pengawasan. Intern. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/RC.200/3/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU JL. SISINGAMANGARAJA No.062 RANTAUPRAPAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN 2014, No.301 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/RC.200/3/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN PERTANIAN KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Februari, 2016 2015 DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) semakin strategis dan berkembang mengikuti perkembangan zaman. Dalam paradigma baru APIP semestinya

Lebih terperinci

I N S P E K T O R A T

I N S P E K T O R A T PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU I N S P E K T O R A T Alamat :Jalan Nilam No. 7 Kotabaru Telp. (0518) 21402 Kode Pos 72116 KOTABARU ( LKj) TAHUN 2016 PERANGKAT DAERAH INSPEKTORAT KABUPATEN KOTABARU DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/RC.200/3/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/RC.200/3/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/RC.200/3/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, BAB I PENDAHULUAN Pemahaman kegiatan pengawasan harus berangkat dari suatu pemahaman manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling. Controlling adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi, pemerintah berusaha mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui penerapan prinsip akuntabilitas,

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

LAKIP Inspektorat Tahun 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP Inspektorat Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan ridho yang telah diberikan, penyusunan LAKIP Tahun 2014 dapat selesai tepat waktu. Penyusunan LAKIP sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, FEBRUARI 2017 i KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan bidang industri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama Jakarta, Januari 2017 Sesuai dengan amanat dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dinyatakan bahwa, untuk mencapai pengelolaan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2016. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci