DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... KATA PENGANTAR...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... KATA PENGANTAR..."

Transkripsi

1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERSYARATAN KEASLIAN... DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii v viii ix xii xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Ruang Lingkup Masalah Orisinalitas Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penulisan Landasan Teoritis Metode Penulisan... 12

2 1.8.1 Jenis Penelitian Sifat Pendekatan Sumber Bahan Hukum Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HKI DAN PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual Dasar Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual Macam Macam Jenis Hak Atas Kekayaan Intelektual Pengertian Penyelesaian Sengketa Hukum Internasional Macam Macam Jenis Penyelesaian Sengketa Hukum Internasional Metode Penyelesaian Sengketa Hukum Internasional Secara Damai dan Dengan Kekerasan BAB III UPAYA UPAYA HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA HKI INTERNASIONAL Beberapa Klaim Malaysia Terhadap Karya Seni Indonesia Upaya Hukum Yang Dapat Ditempuh Indonesia Untuk Menyelesaikan Kasus Dengan Malaysia BAB IV PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA HKI INTERNASIONAL ii

3 4.1 Jenis Jenis Prosedur Penyelesaian Sengketa HKI Internasional Prosedur Penyelesaian Sengketa HKI melalui WIPO Mediation & Arbitration Centre Prosedur Penyelesaian Sengketa HKI melalui Dispute Settlement Body WTO BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA iii

4 ABSTRAK Sengketa internasional merupakan perselisihan yang terjadi antar negara dengan negara, antar negara dengan individu, atau negara dengan badan atau lembaga yang menjadi subyek hukum internasional. Sengketa internasional tidak hanya mencakup dalam perebutan wilayah saja, tetapi sering juga terjadi perselisihan dalam mengklaim hak atas suatu karya cipta atau buah pikir seseorang atau yang lebih sering dikenal dengan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI). Saat ini Indonesia dengan Malaysia sedang terlibat dalam perselisihan HKI, penyebabnya ialah pihak Malaysia menjiplak serta menayangkan secara komersil karya seni milik warga negara Indonesia tanpa seijin ahli waris. Hal ini membuat ahli waris menjadi geram dan ingin menggugat pihak Malaysia yang telah menyadur karya seninya tanpa meminta ijin terlebih dahulu. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, yaitu metode yang mengkaji peraturan perundang undangan, teori teori hukum, dan yurisprudensi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, dalam hal ini pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis secara kualitatif tentang upaya hukum dalam penyelesaian sengketa HKI internasional berdasarkan perjanjian TRIP s dan Undang Undang No.28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Berdasarkan dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kasus ini terdapat beberapa upaya upaya penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan oleh Indonesia, yaitu dengan upaya Alternatif Penyelesaian Sengketa seperti negosiasi dan mediasi, atau melalui jalur pengadilan internasional. Setelah upaya tersebut sudah membuahkan hasil, ada baiknya para pihak membentuk suatu kesepakatan internasional agar tidak lagi terjadi sengketa dikemudian hari. Apabila para pihak akan menggunakan jalur pengadilan internasional sebaiknya melalui jalur WIPO Mediation & Arbitration Centre karena disana terdapat asas yang mengatur dan melindungi Traditional Knowledge dan Traditional Cultural Expression. Kata Kunci : Hak Cipta, Penyelesaian Sengketa, Upaya Hukum iv

5 ABSTRACT International dispute are dispute between states, states and individual, or states with institutions that are international law subject. International dispute does not only seizure of territory, but often also dispute right to copyrighted or commonly known as a Intelectual Property Rights (IPR). Currently, Indonesia and Malaysia were involved in IPR disputes, because Malaysian tracing and screening of commercial work of art from Indonesial citizen without permission. This makes heirs became furious and wanted to sue the Malaysian side that has been adapting his art without asking permission first. This research using methods juridicial normative, namely that method review about legislative regulation, the theory of law, and case law that deals with issues discussed, in this case the approach used to analyze qualitatively legal remedies in resolving international dispute of IPR by TRIP s Agreement and law number 28 year 2014 on copyright. Based on these research we can conclude that in this case there are some efforts to resolve the dispute which can be done by Indonesia, which is Alternative Dispute Resolution efforts such as negotiation and mediation, or through international courts. Once these efforts are already finished, its better to form an international agreement that no longer occur dispute in the future. If the parties would use an international court should be though the WIPO Mediation and Arbitration Centre because there are principles that govern and protect Traditional Knowledge and Traditional Cultural Expression. Keyword : Copyright, Dispute Settlement, Remedies v

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menumbuhkan saling pengertian, mempererat hubungan persahabatan dan persaudaraan, saling mencukupi kebutuhan masing - masing bangsa yang bekerja sama, memenuhi rasa keadilan, kesejahteraan serta menegakkan perdamaian dunia diperlukanlah adanya suatu hubungan internasional. Suatu negara yang tidak mau mengadakan hubungan internasional dengan negara lain akan terkucilkan dalam pergaulan dunia, dan berakibat negara tersebut akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsekuensi dari adanya Hubungan Internasional adalah munculnya Hukum Internasional. Hubungan Internasional yang telah dipraktikkan oleh negara - negara di dunia telah melahirkan hak dan kewajiban antar subyek hukum internasional. Hukum Internasional sebenarnya merupakan hukum yang telah tua usianya, yaitu sudah ada sejak zaman Romawi. Ini dibuktikan dengan adanya istilah ius gentium, yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Jerman (volkerrecht), Perancis (droit degens), dan Inggris (international law). 1 Pada suatu hubungan internasional rentan terjadi perselisihan. Perselisihan yang terjadi antar negara dengan negara, antar negara dengan individu, atau negara dengan badan atau lembaga yang menjadi subyek hukum internasional disebut juga sengketa internasional. Sengketa internasional pada umumnya Bandung, h.3. 1 I Wayan Parthiana, 1990, Pengantar Hukum Internasional, C.V. Mandar Maju, 1

7 disebabkan oleh karena kesalahpahaman, atau bisa juga dilakukan secara sengaja dengan melanggar hak dan kepentingan negara lain. Sengketa ini kebanyakan melibatkan antara dua negara terutama yang daerahnya bersebelahan seperti Indonesia dengan Malaysia. Para ahli Hukum Internasional biasanya mengemukakan bahwa ada 2 (dua) macam sengketa, yang satu mengenai hukum, dan yang lain bersifat politik. Sengketa hukum memperlihatkan berlainan pendapat tentang isi hukum positif, sedangkan sengketa politik memperlihatkan berlainan pandangan tentang bagaimana suatu kepentingan negara dapat atau 2 harus diselamatkan. Umumnya sengketa - sengketa internasional penyelesaiannya seringkali didahului oleh negosiasi. Jika cara penyelesaian ini gagal atau tidak berhasil, barulah ditempuh cara - cara lainnya seperti penyelesaian melalui pengadilan atau arbitrase. Walaupun negara dinyatakan berdaulat, namun sebenarnya dengan adanya kedaulatan tersebut tidaklah berarti bahwa negara itu bebas dari tanggung jawab. Karena itu, suatu negara dapat diminta pertanggung jawaban untuk tindakan - tindakannya yang menyalahgunakan kedaulatannya. Setiap pelanggaran terhadap hak negara lain menyebabkan negara itu wajib untuk memperbaiki pelanggaran hak tersebut. 3 Seringkali sengketa yang terjadi yaitu untuk mengklaim wilayah ataupun pulau - pulau, seperti pada konflik Indonesia dengan Malaysia yang sama - sama mengklaim pulau Sipadan dan Ligitan walaupun pada akhirnya dimenangkan oleh 2 Wirjono Prodjodikoro, 1967, Azas - azas Hukum Publik Internasional, P.T. Pembimbing Masa, Djakarta, h Huala Adolf, 2002, Aspek - Aspek negara Dalam Hukum Internasional, P.T.Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.241.

8 Malaysia di ICJ, namun sengketa internasional tidak hanya mencakup dalam wilayah (pulau) saja, sering juga terjadi perselisihan dalam mengklaim hak atas suatu karya cipta, baik karya seni, teknologi, dan buah pemikiran atau yang lebih dikenal dengan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI). 4 Pada akhir Perang Dunia II, negara negara pemenang Perang Dunia II berupaya menciptakan berbagai organisasi internasional yang diharapkan dapat mengatur tata cara dan aturan dalam sektor perekonomian, termasuk perdagangan internasional 5. Masyarakat internasional berupaya menerapkan isu perlu dibentuknya suatu organisasi internasional yang mengatur masalah masalah perdagangan internasional, oleh karena itu timbullah suatu pemikiran untuk merencanakan pembentukan International Trade Organization (ITO) atau Organisasi Perdagangan Internasional. 6 Namun sampai dengan pertengahan tahun 1950-an, negara negara peserta mengalami kesulitan dalam meratifikasinya sehingga pada akhirnya ITO tidak dapat terwujud. Hal ini disebabkan karena Kongres Amerika Serikat tidak dapat menyetujuinya dengan alasan adanya kekhawatiran berkurangnya kewenangan Amerika Serikat dalam menentukan kebijakan. 7 Akibat kegagalan dibentuknya ITO, terdapat suatu kekosongan kelembagaan dalam tingkat internasional di bidang perdagangan, sehingga untuk mengisi kekosongan tersebut maka GATT (General Agreement on Tariffs and 4 Djumhana dan Djubaedillah, 1997, Hak Milik Intelektual : Sejarah, Teori dan Praktek di Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Bandung, h.8. 5 Christoporus Barutu, 2007, Ketentuan Anti Dumping, Subsidi dan Tindakan Pengaman (Safeguard) Dalam GATT dan WTO, PT.Citra Aditya Bakti, Jakarta, h.3 6 Ibid, h.4. 7 Ibid, h.5-6.

9 Trades) yang awalnya hanya merupakan suatu perjanjian interim, menjadi satu satunya instrumen di bidang perdagangan yang telah memperoleh konsensus untuk menjadi landasan dalam pengaturan tata cara perdagangan internasional. GATT sebenarnya hanya merupakan salah satu dari Chapters yang direncanakan menjadi isi Havana Charter mengenai pembentukan ITO, yaitu chapter yang menyangkut kebijaksanaan perdagangan (Trade Policy). 8 Pada perkembangannya, negara - negara anggota GATT mengadakan perundingan Putaran Uruguay di Jenewa dengan menerima kesepakatan naskah Final Act Uruguay Round pada tanggal 15 Desember Perjanjian tersebut menghasilkan suatu perjanjian yang mana salah satunya adalah persetujuan tentang aspek - aspek yang berhubungan dengan HKI atau Agreement on Trade Related Aspect of Intellectual Property Right (TRIPs). 9 Pada saat yang sama dalam Final Act 15 April 1994 disahkan juga suatu rencana masa depan untuk mengusulkan suatu pembentukan Organisasi Perdagangan Internasional ( World Trade Organization / WTO ) di Marrakesh, Maroko, yang mulai efektif berlaku pada tanggal 1 Januari WTO merupakan organisasi perdagangan dunia yang berfungsi untuk mengatur dan memfasilitasi perdagangan internasional. Terdapat 5 prinsip dasar dalam WTO, yaitu perlakuan yang sama untuk semua anggota, pengikatan tarif, perlakuan nasional, perlindungan hanya melalui tarif, dan perlakuan khusus dan 8 Ibid, h.7. 9 Sudargo Goutama, 1994, Hak Milik Intelektual Indonesia dan Perjanjian Internasional TRIPS.GATT, Putaran Uruguay, Citra Aditya Bakti, Bandung, h Christhoporus Barutu, Op.cit., h.14.

10 berbeda bagi negara - negara berkembang. 11 Indonesia dan Malaysia merupakan negara - negara yang ikut dalam mendirikan WTO dan sudah ikut meratifikasi WTO pada tahun 1994, yang mana konsekuensi dari ratifikasi tersebut Indonesia dan Malaysia harus tunduk pada aturan - aturan WTO. Walaupun praktek ratifikasi perjanjian internasional merupakan bagian dari Hukum Internasional, akan tetapi ratifikasi itu sendiri berada dalam ruang lingkup hukum nasional. Oleh karena itu peninjauannya juga harus dari dua bidang hukum tersebut. 12 Perlindungan terhadap HKI merupakan sebuah komitmen yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi Indonesia menjadi anggota WTO, yang mana khususnya hak cipta yang mencakup kebudayaan suatu negara haruslah dilindungi dari pembajakan atau pemalsuan yang dapat mengakibatkan berbagai macam kerugian, khususnya bagi para pemegang hak. Setelah sukses mengklaim Sipadan dan Ligitan melalui Mahkamah Internasional, pihak Malaysia mulai melakukan pengklaiman terhadap budaya dan kesenian Indonesia seperti : Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayang - Sayange, Kain Batik, Angklung, dan Tari Pendet. Dan pada tahun 2015, sebuah kontroversi kembali muncul mengenai kasus pelanggaran HKI oleh Malaysia yang menjiplak karya sastra Geguritan sang cangak yang dibuat pada tahun 1970 menjadi sebuah film kartun yang berjudul "Pada Zaman Dahulu" yang saat ini ditayangkan secara komersil oleh salah satu televisi swasta di Malaysia dan Indonesia. Kasus ini terungkap setelah ahli waris pengarang sastra Geguritan Sang Cangak mengetahui karya sastra tersebut disadur menjadi film animasi kartun Malaysia. Universitas 11 Muhammad Sood, 2011, Hukum Perdagangan Internasional, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, h Edy Suryono, 1984, Praktek Ratifikasi Perjanjian Internasional di Indonesia, Remadja Karya, Bandung, h.1.

11 Udayana pernah melakukan sebuah penelitian mengenai karya sastra ini pada tahun 1986 silam, penelitian tersebut berupaya mencari bukti - bukti atas kepemilikan Sastra Geguritan Sang Cangak, dan hingga saat ini naskah geguritan Cangak juga bisa dibaca di Perpustakaan Kantor DOKBUD (Dokumentasi Kebudayaan) Bali yang mana naskah tersebut ditulis menggunakan aksara Bali diatas daun lontar. Bersumber dari bukti - bukti yang dihimpun, termasuk juga bukti dalam lontar, diyakini Karya Sastra Geguritan Sang Cangak adalah hasil karya Gusti Putu Widnyana. Penelitian tersebutlah yang menjadi dasar bagi ahli waris dalam menggugat kasus ini. 13 Masalah HKI ini, yang kebanyakan sebenarnya sudah lama berada di kedua negara, menjadi salah satu penyebab ketegangan dalam hubungan Indonesia-Malaysia belakangan ini. Untuk kasus terakhir tentang penjiplakan karya sastra Geguritan Sang Cangak baik Indonesia maupun Malaysia belum mengambil langkah kongkrit demi menyelesaikan sengketa HKI antar kedua Negara yang notabene adalah Negara serumpun. Latar belakang diatas serta terdapat kekosongan norma di dalam perjanjian TRIPS yang mana TRIPS tidak mengatur mengenai traditional cultural expression (ekspresi budaya tradisional) menjadi alasan mendasar bagi penulis untuk mengangkat masalah ini dalam bentuk skripsi dengan judul UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA TERKAIT PENJIPLAKAN KARYA SENI INDONESIA OLEH MALAYSIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL. 13 Kabarnusa.com, Karya Sastra Disadur Kartun Malaysia Ahli Waris Menggugat, Diakses dari pada tanggal 17 Maret 2016, pkl WITA.

12 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka rumusan masalah yang dapat diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah mengenai : 1. Bagaimana upaya upaya hukum yang dilakukan Indonesia terhadap Malaysia terkait kasus penjiplakan karya sastra geguritan sang cangak? 2. Bagaimana prosedur penyelesaian sengketa HKI antara Indonesia dengan Malaysia terkait kasus penjiplakan karya sastra geguritan sang cangak? 1.3 Ruang Lingkup Masalah Di dalam penulisan skripsi ini, agar pembahasannya tidak jauh menyimpang, maka masalah yang dibahas dibatasi ruang lingkupnya. Skripsi ini akan membahas tentang bagaimana prosedur penyelesaian sengketa Internasional dalam kasus HKI dan akan membahas bagaimana upaya upaya hukum yang dilakukan Indonesia terhadap Malaysia terkait kasus penjiplakan HKI tersebut. 1.4 Orisinalitas Penelitian Dengan ini penulis menyatakan bahwa tulisan yang berjudul UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL INTERNASIONAL ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA TERKAIT PENJIPLAKAN KARYA SASTRA GEGURITAN SANG CANGAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL adalah sepenuhnya hasil pemikiran dan tulisan yang ditulis oleh penulis sendiri dengan

13 menggunakan 2 skripsi refrensi. Beberapa penelitian yang ditelusuri berkaitan dengan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah 1. PENYELESAIAN AVELYN 1. Sejauh manakah SENGKETA PINGKAN Apple.Inc. dan PERDATA KOMUNA Samsung Electronic INTERNASIONAL (Mahasiswa Fakultas Ltd.co sebagai TERKAIT HAK Hukum Universitas perusahaan KEKAYAAN Hasanudin transnasional dapat INTELEKTUAL Makassar ) mengajukan gugatan ( ANALISIS KASUS disetiap negara APPLE.INC DAN dimana perusahaan SAMSUNG ELECTRONIC mereka berada? 2. Apakah keputusan yg LTD.CO. ) telah dihasilkan di salah satu negara dengan perkara yg sama dapat dijadikan yurisprudensi di negara lain? 2. PERAN ASEAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA TERKAIT DENGAN PERMASALAHAN BLOK AMBALAT. HERIBERTUS YUDHA ADIASMARA (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta ) 1. Bagaimana peran ASEAN dalam penyelesaian Sengketa antara Indonesia dengan Malaysia terkait dengan permasalahan Blok Ambalat? 2. Apa saja kendala ASEAN dalam menyelesaikan sengketa antara Indonesia dengan Malaysia terkait dengan permasalahan Blok Ambalat?

14 1.5 Tujuan Penelitian Setiap tulisan yang sifatnya ilmiah, sudah tentu terdapat suatu tujuan. Dalam penulisan karya ilmiah tersebut haruslah memiliki tujuan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Tujuan Umum Secara umum tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi tugas akhir dari perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Udayana, serta untuk menambah pengetahuan penulis di bidang hukum terutama yang berkaitan dengan Penyelesaian Sengketa Internasional di bidang Hak Atas Kekayaan Intelektual Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan hukum internasional dalam upaya menyelesaikan sengketa Hak atas Kekayaan Intelektual terkait kasus penjiplakan karya sastra geguritan sang cangak. 1.6 Manfaat Penulisan Manfaat pembahasan dari penulisan ini adalah berupa manfaat teoritis dan juga manfaat praktis. Dimana manfaat teoritis dari pembahasan penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan menambah wawasan intelektual dalam pengembangan ilmu hukum khususnya bagi para calon penegak hukum mengenai penyelesaian sengketa internasional terkait HKI. Sedangkan manfaat praktis dari pembahasan penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada semua pihak termasuk aparat penegak hukum

15 dan kalangan akademisi serta masyarakat yang memiliki perhatian serius dalam bidang hukum internasional. 1.7 Landasan Teoritis A. Teori Hak Atas Kekayaan Intelektual Menurut Agus Sardjono hukum moral atau sering disebut aliran hukum alam hanya sebagai titik awal dan terbatas untuk HKI. Sebagai alternatif bagi aliran hukum alam orang harus bergantung pada teori utilitarian dalam hal perlindungan hak hak kekayaan tidak berwujud. Dalam teori pembangunan ekonomi, teori utilitarian dikembangkan menjadi reward theory, yang mana teori ini mendalilkan bahwa apabila individu individu yang kreatif diberi insentif berupa hak eksklusif, maka hal ini akan merangsang individu individu lainnya untuk berkreasi, sehingga berdampak pada pembangungan ekonomi dan kesejahteraan sosial. 14 Selain reward theory yang disebutkan diatas, ada beberapa teori lainnya dari Robert Sheerwood yang mendasari perlunya suatu bentuk perlindungan hak, yaitu Recovery Theory, Incentive Theory, Risk Theory, dan Economic Growth Stimulus Theory. Dalam penulisan penelitian ini hanya menggunakan salah satu dari teori Robert Sheerwood, yaitu Recovery Theory. Recovery Theory adalah pengembalian berupa materiil terhadap apa yang telah dikeluarkan penemu/pencipta/pendesain yakni biaya, waktu, dan tenaga dalam proses menghasilkan suatu karya Agus Sardjono, 2004, Pengetahuan Tradisional Studi Mengenai Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Atas Obat Obatan, Program Pascasarjana Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, h Ranti Fauza Mayana, 2004, Perlindungan Desain Industri Di Indonesia, PT.Gramedia

16 B. Teori Konflik Menurut Sosiolog konflik Amerika Serikat Lewis Coser, konflik bertitik berat pada konsekuensi konsekuensi terjadinya konflik pada sebuah sistem konflik sebagai hal yang melulu merusak sistem sosial, karena konflik juga dapat memberikan keuntungan pada masyarakat luas dimana konflik itu terjadi, konflik justru dapat membuka peluang integrasi antar kelompok. Coser melihat konflik sebagai mekanisme perubahan sosial dan penyesuaian, dapat memberi peran positif atau fungsi positif dalam masyarakat. Pandangan teori Coser pada dasarnya berusaha menjembatani teori fungsional dan teori konflik, hal itu terlihat dari fokus perhatiannya terhadap fungsi integratif konflik dalam sistem sosial. Karena itu Coser membedakan dua tipe dasar konflik, yaitu konflik yang realistik dan non realistik. 16 Konflik realistik memiliki sumber yang konkrit atau bersifat material, seperti sengketa sumber ekonomi atau wilayah. Jika mereka telah memperoleh sumber sengketa itu, dan bila dapat diperoleh tanpa perkelahian, maka konflik segera akan segera diatasi dengan baik. Konflik non realistik didorong oleh keinginan yang tidak rasional dan cenderung bersifat ideologis, konflik ini seperti konflik antar agama, antar etnis, dan konflik antar kepercayaan lainnya. Bagi Widiasarana Indonesia, Jakarta, h.44., dikutip dari Made Suksma Prijandhini Devi Salain, 2006, Pengaturan Nama Domain (Domain Name) di Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar, h Academica Edu, Teori Konflik Menurut Para Ahli, Diakses dari pada tanggal 15 Juni 2016, pkl WITA

17 Coser sangat memungkinkan bahwa konflik melahirkan kedua tipe ini sekaligus dalam situasi konflik yang sama Metode Penelitian Untuk mencapai apa yang diharapkan dengan tepat dalam penulisan, penyusunan menggunakan metode penelitian sebagai berikut : Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian secara hukum normatif, yaitu penelitian yang membahas doktrin doktrin atau asas asas dalam ilmu hukum. Penelitian normatif ini menggunakan analisis kualitatif yakni dengan menjelaskan data data yang ada dengan kata kata atau dengan pernyataan bukan dengan angka angka Sifat Pendekatan Terdapat beberapa pendekatan yang dikenal dalam penelitian yuridis normatif, yaitu pendekatan perundang - undangan (statute approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan komparitif (comparative approach), dan pendekatan konseptual 19. Adapun jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : 1. Pendekatan perundang - undangan (Statute Approach), yaitu dilakukan dengan menelaah semua undang - undang dan peraturan internasional yang berkaitan dengan isu hukum yang sedang ditangani. Dalam penelitian ini 17 Ibid. 18 Zainuddin Ali, 2011, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.,h Ibid.,h.25.

18 menggunakan Undang Undang tahun 2014 tenang Hak Cipta, TRIP s Agreement, dan Konvensi Bern Pendekatan kasus (Case Approach), pendekatan ini dilakukan dengan meneliti kasus - kasus yang berkaitan dengan isu hukum yang dihadapi sehingga dapat digunakan sebagai bahan argumentasi dalam memecahkan isu hukum yang dihadapi. Dalam penelitian ini menggunakan kasus sengketa Penjiplakan Karya Seni Sang Cangak dari Indonesia oleh Malaysia yang disadur menjadi film animasi. 3. Pendekatan Komparatif (Comparative Approach), pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan peraturan hukum ataupun putusan pengadilan di suatu Negara dengan peraturan hukum di Negara lain, namun haruslah mengenai hal yang sama. Perbandingan dilakukan untuk memperoleh persamaan dan perbedaan di antara peraturan hukum / putusan pengadilan tersebut Sumber Bahan Hukum Suatu penelitian Normatif itu sumber penelitiannya adalah bahan hukum primer dan sekunder yaitu bahan hukum yang diperoleh peneliti dari penelitian kepustakaan dan sumber hukumnya, yang merupakan hasil penelitian dan pengolahan orang lain, yang sudah tersedia dalam bentuk buku buku atau dokumen yang biasanya disediakan di perpustakaan, atau milik pribadi, yang berbentuk bahan bahan hukum baik bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. 1. Bahan Hukum Primer yaitu bahan bahan hukum yang sifatnya mengikat, seperti perundang undangan dalam tulisan ini yang menjadi bahan hukum

19 primer adalah Konvensi Konvensi Internasional mengenai HKI dan Hukum Internasional. 2. Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti pendapat pendapat para sarjana hukum yang ditulis dalam bentuk buku ataupun jurnal hukum. 3. Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Adapun teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pengumpulan bahan hukum dengan melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah pengumpulan dokumen-dokumen atau bahan-bahan sekunder yang ada dan dilaksanakan dengan memilih bahan-bahan hukum yang relevan dengan objek penelitian yang dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: Terhadap bahan hukum primer, sekunder, dan tersier, prosedur pengumpulannya dilakukan dengan menempatkan kategorisasi hukum terhadap kualifikasi hukum yang ditentukan dalam usulan penelitian seperti bahan hukum yang menyangkut HKI Teknik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum Didalam skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengolahan dan analisis bahan hukum dengan pengolahan yang dilakukan dengan cara mensistematika terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Sistematisasi berarti membuat klasifikasi Jakarta, h Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,

20 terhadap bahan-bahan hukum tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi. Kegiatan yang dilakukan dalam analisis penelitian hukum normatif dengan cara bahan hukum yang diperoleh di analisis secara deskriptif kualitatif yaitu analisa terhadap bahan hukum yang tidak bisa dihitung. Bahan hukum yang diperoleh selanjutnya dilakukan pembahasan, pemeriksaan dan pengelompokan ke dalam bagian-bagian tertentu untuk diolah menjadi data informasi. Penulis melakukan identifikasi terhadap beberapa pasal Undang Undang No.28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, Konvensi Bern tahun 1886 tentang perlindungan Karya Sastra dan Seni, dan TRIP s (Trade Related Aspecs of Intelectual Property Rights) tahun 1994.

Wirjono Prodjodikoro, 1967, Azas azas Hukum Publik Internasional, P.T. Pembimbing Masa, Djakarta, h.130 3

Wirjono Prodjodikoro, 1967, Azas azas Hukum Publik Internasional, P.T. Pembimbing Masa, Djakarta, h.130 3 UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA TERKAIT PENJIPLAKAN KARYA SASTRA GEGURITAN SANG CANGAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL Oleh : Cok Gede Agung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Trade Organization (WTO) secara resmi berdiri pada. tanggal 1 Januari 1995 dengan disepakatinya Agreement the World

BAB I PENDAHULUAN. World Trade Organization (WTO) secara resmi berdiri pada. tanggal 1 Januari 1995 dengan disepakatinya Agreement the World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Trade Organization (WTO) secara resmi berdiri pada tanggal 1 Januari 1995 dengan disepakatinya Agreement the World Trade Organization ditandatangani para

Lebih terperinci

PENGATURAN HASIL KARYA INTELEKTUAL ATAS LAYANGAN JANGGAN SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL KE DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

PENGATURAN HASIL KARYA INTELEKTUAL ATAS LAYANGAN JANGGAN SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL KE DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ABSTRAK PENGATURAN HASIL KARYA INTELEKTUAL ATAS LAYANGAN JANGGAN SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL KE DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Oleh Putu Ngurah Wisnu Kurniawan Ida Ayu Sukihana A.A. Sri Indrawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intellectual Property Rights (IPR) dalam bahasa Indonesia memiliki 2 (dua) istilah yang pada awalnya adalah Hak Milik Intelektual dan kemudian berkembang menjadi

Lebih terperinci

Oleh : Ayu Diah Listyawati Khesary Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh : Ayu Diah Listyawati Khesary Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana PENYELESAIAN PERSELISIHAN ANTARA PEKERJA DENGAN PENGUSAHA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Oleh : Ayu Diah Listyawati Khesary Ida Bagus

Lebih terperinci

TESIS ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DALAM KONTRAK SHOWBIZ DI INDONESIA

TESIS ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DALAM KONTRAK SHOWBIZ DI INDONESIA TESIS ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DALAM KONTRAK SHOWBIZ DI INDONESIA OLEH : RADEN BONNY RIZKY NPM 201220252022 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016 TESIS

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ekspresi budaya tradisional, Tarian tradisional, Perlindungan Hukum

Kata Kunci: Ekspresi budaya tradisional, Tarian tradisional, Perlindungan Hukum vi TINJAUAN YURIDIS TARIAN TRADISIONAL DALAM RANGKA EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL YANG DIGUNAKAN WARGA NEGARA ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA ABSTRAK Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA

PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA Oleh A A Ngr Tian Marlionsa Ida Ayu Sukihana Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

DUMPING DAN ANTI-DUMPING SEBAGAI BENTUK UNFAIR TRADE PRACTICE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DUMPING DAN ANTI-DUMPING SEBAGAI BENTUK UNFAIR TRADE PRACTICE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DUMPING DAN ANTI-DUMPING SEBAGAI BENTUK UNFAIR TRADE PRACTICE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Oleh: Ni Wayan Ella Apryani Ayu Putu Laksmi Danyathi Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang telah meratifikasi pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya. WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Bagian Pertama. Fungsi WTO. Tujuan WTO 4/22/2015

Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya. WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Bagian Pertama. Fungsi WTO. Tujuan WTO 4/22/2015 WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Bagian Pertama Hanif Nur Widhiyanti, S.H.,M.Hum. Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya TidakterlepasdarisejarahlahirnyaInternational Trade Organization (ITO) dangeneral

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI DISPUTE SETTLEMENT BODY (DSB) WORLD TRADE ORGANIZATION

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI DISPUTE SETTLEMENT BODY (DSB) WORLD TRADE ORGANIZATION MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI DISPUTE SETTLEMENT BODY (DSB) WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) (TINJAUAN TERHADAP GUGATAN INDONESIA KEPADA KOREA SELATAN DALAM PENGENAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudaayaan-kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudaayaan-kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudaayaan-kebudayaan tradisional, karena indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi teknologi berbasis sumber daya kecerdasan manusia. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan meningkat dengan pesat, khususnya ketika ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan meningkat dengan pesat, khususnya ketika ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir kondisi ekonomi seperti globalisasi ekonomi, perdagangan barang selain produk seperti perdagangan jasa secara signifikan meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR Oleh : I Gst. Ayu Asri Handayani I Ketut Rai Setiabudhi Bagian Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasukkan Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya akan disebut

BAB I PENDAHULUAN. memasukkan Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya akan disebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jill McKeough dan Andrew Steward menyatakan bahwa HKI merupakan sekumpulan hak yang diberikan oleh hukum untuk melindungi investasi ekonomi dari usaha-usaha kreatif.

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA LAGU YANG KARYANYA DIMANFAATKAN OLEH PELAKU USAHA KARAOKE

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA LAGU YANG KARYANYA DIMANFAATKAN OLEH PELAKU USAHA KARAOKE PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA LAGU YANG KARYANYA DIMANFAATKAN OLEH PELAKU USAHA KARAOKE Oleh GD Sattwika Yudharma Sutha Suatra Putrawan Perdata Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

PERAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF

PERAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF PERAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF Oleh I Gst Agung Istri Oktia Purnama Dewi A. A. Ngr. Wirasila Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL ASING MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL ASING MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL ASING MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK Oleh : Gusti Ayu Putu Intan PermataSari Cokorda Dalem Dahana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum

Lebih terperinci

Analisis, Desember 2017, Vol. 6 No. 2: ISSN KEDUDUKAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM HARTA BERSAMA PADA PERKAWINAN

Analisis, Desember 2017, Vol. 6 No. 2: ISSN KEDUDUKAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM HARTA BERSAMA PADA PERKAWINAN Analisis, Desember 2017, Vol. 6 No. 2: 101 105 ISSN 2252-7230 KEDUDUKAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM HARTA BERSAMA PADA PERKAWINAN The Position of Intellectual Property Rights in Marital Common Property

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hukum hak cipta terhadap produk digital. Hak cipta terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hukum hak cipta terhadap produk digital. Hak cipta terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disingkat HKI) adalah sistem hukum yang melekat pada tata kehidupan modern terutama pada perkembangan hukum hak cipta terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dari pembangunan di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang pelaksanaannya dititikberatkan

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN Oleh : I Gede Agus Satrya Wibawa I Nengah Suharta Bagian Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Penyusunan Melengkapi pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: WAA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang dengan pesat. HKI dari masyarakat tradisional, termasuk ekspresinya, cenderung dijadikan pembicaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan isu yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan isu yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan isu yang sangat penting karena berkaitan dengan perdagangan internasional dan pembangunan ekonomi suatu negara. Karya-karya

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA MENURUT KETENTUAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA 1982

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA MENURUT KETENTUAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA 1982 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA MENURUT KETENTUAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA 1982 ABSTRACT Oleh Ida Ayu Febrina Anggasari I Made Pasek Diantha Made Maharta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986

BAB I PENDAHULUAN. Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986 dimana saat itu WTO masih berbentuk GATT ( General Agreement On Tariffs and Trade ). Dengan tidak

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP INVESTOR ASING JIKA TERJADI SENGKETA HUKUM DALAM PENANAMAN MODAL

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP INVESTOR ASING JIKA TERJADI SENGKETA HUKUM DALAM PENANAMAN MODAL PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP INVESTOR ASING JIKA TERJADI SENGKETA HUKUM DALAM PENANAMAN MODAL Oleh : I Nyoman Sudiawan I Gusti Ayu Agung Ariani Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

POTENSI PELANGGARAN HAK CIPTA MELALUI FILE SHARING

POTENSI PELANGGARAN HAK CIPTA MELALUI FILE SHARING POTENSI PELANGGARAN HAK CIPTA MELALUI FILE SHARING Oleh : Tarsisius Maxmilian Tambunan I Gusti Agung Ayu Ari Krisnawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper is titled

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009

SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009 BAHAN KULIAH WORLD TRADE ORGANIZATION Prof. Sanwani Nasution, SH Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009 SEJARAH TERBENTUKNYA GATT (1) Kondisi perekonomian

Lebih terperinci

HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL Oleh : Melya Sarah Yoseva I Ketut Westra A.A Sri Indrawati Hukum Bisnis

Lebih terperinci

DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL (PUTUSAN ICJ NOMOR 143 TAHUN

DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL (PUTUSAN ICJ NOMOR 143 TAHUN ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA DALAM TRAKTAT PERDAMAIAN (PEACE TREATY) TAHUN 1947 ANTARA ITALIA DAN JERMAN BERDASARKAN PRINSIP JUS COGENS DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL ATAS EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DI BALI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL ATAS EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DI BALI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL ATAS EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DI BALI Oleh : Dewa Ayu Agung Trio Parimita Dewi I Nyoman Bagiastra Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA DI BIDANG PROGRAM KOMPUTER

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA DI BIDANG PROGRAM KOMPUTER PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA DI BIDANG PROGRAM KOMPUTER Oleh: Ni Putu Indri Wirapratiwi I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Tulisan ini berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak setiap usaha baik dalam skala kecil, menengah, meupun

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak setiap usaha baik dalam skala kecil, menengah, meupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Beakang Isu mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Rights, merupakan isu yang sangat menarik dan sangat bersinggungan erat dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DI PT. BII FINANCE CENTER DENPASAR

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DI PT. BII FINANCE CENTER DENPASAR PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DI PT. BII FINANCE CENTER DENPASAR Oleh : Komang Wiwiek Febriyanti I Gst.Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama Program kekhususan Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK Oleh: Kadek Agus Bram Rendrajaya Ida Bagus Raidjaya Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi hal yang wajar apabila perkembangan peradaban manusia membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era perdagangan global yang

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS ATAS TEKNIK FOTOGRAFI DAN KARYA EDITING (RETOUCH)

TINJAUAN YURIDIS ATAS TEKNIK FOTOGRAFI DAN KARYA EDITING (RETOUCH) TINJAUAN YURIDIS ATAS TEKNIK FOTOGRAFI DAN KARYA EDITING (RETOUCH) DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) Naufal Adilah Fikrianda

Lebih terperinci

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja SENGKETA KOMPETENSI ANTARA SINGAPORE INTERNATIONAL ARBITRATION CENTRE (SIAC) DENGAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN DALAM PENYELESAIAN KASUS ASTRO ALL ASIA NETWORKS PLC BESERTA AFILIASINYA DAN LIPPO

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL TERHADAP PENGETAHUAN TRADISIONAL DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL TERHADAP PENGETAHUAN TRADISIONAL DI INDONESIA PERLINDUNGAN HUKUM HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL TERHADAP PENGETAHUAN TRADISIONAL DI INDONESIA oleh: Ngurah Bagus Indra Putra I Wayan Suarbha Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

Oleh Anak Agung Lita Cintya Dewi I Made Dedy Priyanto Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh Anak Agung Lita Cintya Dewi I Made Dedy Priyanto Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana UPAYA HUKUM BAGI PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA AKIBAT TIDAK DIPENUHI HAK-HAK NYA OLEH PERUSAHAAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA FOLKLOR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA FOLKLOR PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA FOLKLOR Oleh : Dendy Robby Pohan Ida Bagus Wyasa Putra Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract This paper is effected by the actions

Lebih terperinci

PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA

PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA Oleh: Anastasia Maria Prima Nahak I Ketut Keneng Bagian Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID

PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID Oleh : Aldo Rico Geraldi Ni Luh Gede Astariyani Dosen Bagian Hukum Tata Negara ABSTRACT This writing aims to explain the procedure

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam upayanya memperbaiki nasib atau membangun segala

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam upayanya memperbaiki nasib atau membangun segala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gelombang globalisasi tidak terbendung lagi memasuki setiap negara. Indonesia dalam upayanya memperbaiki nasib atau membangun segala potensinya perlu memperhitungkan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN APABILA TIDAK HANYA SATU KONSUMEN YANG MERASA TELAH DIRUGIKAN OLEH PRODUK YANG SAMA

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN APABILA TIDAK HANYA SATU KONSUMEN YANG MERASA TELAH DIRUGIKAN OLEH PRODUK YANG SAMA PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN APABILA TIDAK HANYA SATU KONSUMEN YANG MERASA TELAH DIRUGIKAN OLEH PRODUK YANG SAMA Oleh : Kadek Anggiana Dwi Cahyani I Wayan Wiryawan Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum,

Lebih terperinci

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN Oleh: I Nyoman Wahyu Triana I Made Udiana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Oleh : I Gusti Ngurah Adhi Pramudia Nyoman A Martana I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati Bagian Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan Nasional, perlu melakukan perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang ekonomi yang mengarah

Lebih terperinci

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE Oleh Ni Made Asri Alvionita I Nyoman Bagiastra Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA. Jacklyn Fiorentina

TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA. Jacklyn Fiorentina 1 TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA Jacklyn Fiorentina (Pembimbing I) (Pembimbing II) I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Progam Kekhususan

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN TRIPS YANG DIKELUARKAN OLEH WTO DAN RATIFIKASI INDONESIA

BAB II PERJANJIAN TRIPS YANG DIKELUARKAN OLEH WTO DAN RATIFIKASI INDONESIA BAB II PERJANJIAN TRIPS YANG DIKELUARKAN OLEH WTO DAN RATIFIKASI INDONESIA Bab ini akan menjelaskan mengenai awal mula lahirnya suatu perjanjian TRIPs yang dikeluarkan oleh WTO. Dimana di bab ini lebih

Lebih terperinci

PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH ANTARA PIHAK MENYEWAKAN DAN PIHAK PENYEWA DI KOTA DENPASAR

PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH ANTARA PIHAK MENYEWAKAN DAN PIHAK PENYEWA DI KOTA DENPASAR PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH ANTARA PIHAK MENYEWAKAN DAN PIHAK PENYEWA DI KOTA DENPASAR Oleh: A.A. Indah Kusuma Dewi Made Suksma Prijandhini Devi Salain Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017. PENEGAKAN HUKUM HAK PATEN MENURUT TRIPS AGREEMENT DAN PELAKSANAANYA DI INDONESIA 1 Oleh: Rignaldo Ricky Wowiling 2

Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017. PENEGAKAN HUKUM HAK PATEN MENURUT TRIPS AGREEMENT DAN PELAKSANAANYA DI INDONESIA 1 Oleh: Rignaldo Ricky Wowiling 2 PENEGAKAN HUKUM HAK PATEN MENURUT TRIPS AGREEMENT DAN PELAKSANAANYA DI INDONESIA 1 Oleh: Rignaldo Ricky Wowiling 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannyapenelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peraturan

Lebih terperinci

Oleh L.P Hadena Hoshita Adiwati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh L.P Hadena Hoshita Adiwati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL YANG MENGANDUNG BAHAN KIMIA BERBAHAYA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh L.P Hadena Hoshita Adiwati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis, metodologis, dan konsisten. Sistematis artinya menggunakan sistem

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis, metodologis, dan konsisten. Sistematis artinya menggunakan sistem BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara sistematis, metodologis,

Lebih terperinci

Key Words: Indications, Practice of Dumping, Laws

Key Words: Indications, Practice of Dumping, Laws INDIKASI PRAKTIK DUMPING MENURUT KETENTUAN PERUNDANGAN INDONESIA oleh Putu Edgar Tanaya Ida Ayu Sukihana Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Indications Dumping Practices Legislation

Lebih terperinci

UPAYA HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KARYA CIPTA MUSIK

UPAYA HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KARYA CIPTA MUSIK UPAYA HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KARYA CIPTA MUSIK Oleh: Ade Hendra Yasa A.A.Ketut Sukranatha Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This title of this paper is The solution

Lebih terperinci

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO Subjek dan Objek Hukum Arti & Peranan Hak Kekayaan Intelektual Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual Subjek Hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat

Lebih terperinci

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 100 1 BAB V: PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses penandatangan MoU Microsoft - RI. Proses tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses politisasi hak kekayaan intelektual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara wilayah yang sangat luas dan terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman tradisi dan warisan budaya.

Lebih terperinci

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI I. UMUM Indonesia sebagai negara berkembang perlu memajukan sektor industri dengan meningkatkan

Lebih terperinci

BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DENGAN NASABAH MELALUI MEDIASI PERBANKAN

BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DENGAN NASABAH MELALUI MEDIASI PERBANKAN BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DENGAN NASABAH MELALUI MEDIASI PERBANKAN Oleh Anak Agung Ayu Intan Puspadewi Suatra Putrawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL (STUDI KASUS NIKARAGUA AMERIKA SERIKAT)

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL (STUDI KASUS NIKARAGUA AMERIKA SERIKAT) MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL (STUDI KASUS NIKARAGUA AMERIKA SERIKAT) Oleh: Ida Primayanthi Kadek Sarna Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di negara negara maju bidang hak kekayaan intelektual ini sudah mencapai suatu titik dimana masyarakat sangat menghargai dan menyadari pentingnya peranan hak kekayaan

Lebih terperinci

KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA

KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA Oleh : Finna Wulandari I Made Udiana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper titled The Business

Lebih terperinci

Handi Hermawan ABSTRAK. Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Perjanjian Baku, Tugas Akhir Mahasiswa

Handi Hermawan ABSTRAK. Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Perjanjian Baku, Tugas Akhir Mahasiswa TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM ATAS TUGAS AKHIR MAHASISWA MELALUI HUBUNGAN KONTRAKTUAL ANTARA DOSEN DAN MAHASISWA DI FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Handi Hermawan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN KEMASAN TANPA TANGGAL KADALUARSA

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN KEMASAN TANPA TANGGAL KADALUARSA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN KEMASAN TANPA TANGGAL KADALUARSA oleh: I Gede Eggy Bintang Pratama I Ketut Sudjana Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Karya ilmiah ini

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA TINJAUAN YURIDIS ATAS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INDUSTRI DALAM NEGERI MELALUI PERATURAN NASIONAL DIKAITKAN DENGAN UPAYA SAFEGUARDS DALAM WORLD TRADE ORGANIZATION T E S I S SYLVIANA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian normatif (dokcrinal research) yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian normatif (dokcrinal research) yaitu III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian normatif (dokcrinal research) yaitu penelitian hukum dengan mengkaji bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer maupun bahan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE Oleh : Anak Agung Deby Wulandari Ida Bagus Putra Atmadja A.A. Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perhatian

Lebih terperinci

PENGATURAN PENGGUNAAN DESAIN YANG SAMA PADA PRODUK MOBIL YANG MEREKNYA BERBEDA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PENGATURAN PENGGUNAAN DESAIN YANG SAMA PADA PRODUK MOBIL YANG MEREKNYA BERBEDA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI SKRIPSI PENGATURAN PENGGUNAAN DESAIN YANG SAMA PADA PRODUK MOBIL YANG MEREKNYA BERBEDA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI I PUTU ADI DANA PRATAMA NIM. 1116051096 FAKULTAS

Lebih terperinci

Keywords : Hukum Acara, Pelaksanaan Putusan, Upaya Paksa.

Keywords : Hukum Acara, Pelaksanaan Putusan, Upaya Paksa. 1 TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PASCA PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 Oleh Agus Hariyono A.A Gde Agung Dharma Kusuma Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum

Lebih terperinci

LEGALITAS PENGANCAMAN DAN PENGGUNAAN SENJATA NUKLIR OLEH NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL

LEGALITAS PENGANCAMAN DAN PENGGUNAAN SENJATA NUKLIR OLEH NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL LEGALITAS PENGANCAMAN DAN PENGGUNAAN SENJATA NUKLIR OLEH NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL Oleh: Dani Budi Satria Putu Tuni Cakabawa Landra I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Internasional dan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN E-COMMERCE DAN EKSISTENSI ELECTRONIC SIGNATURE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN E-COMMERCE DAN EKSISTENSI ELECTRONIC SIGNATURE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN E-COMMERCE DAN EKSISTENSI ELECTRONIC SIGNATURE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Oleh: Ni Putu Putri Wasundari Edward Thomas Lamury Hadjon Program Kekhususan Hukum Internasional

Lebih terperinci

Kata Kunci: National Treatment, Pajak Impor Dalam Industri Telepon Genggam, Kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri

Kata Kunci: National Treatment, Pajak Impor Dalam Industri Telepon Genggam, Kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri TINJAUAN YURIDIS KEBIJAKAN TINGKAT KANDUNGAN DALAM NEGERI DAN PAJAK IMPOR DALAM INDUSTRI TELEPON GENGGAM DIKAITKAN DENGAN PRINSIP NATIONAL TREATMENT FIKY MARTINO 1287032 ABSTRAK Prinsip National Treatment

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi buku berisikan pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan lainnya yang akan menambah wawasan

Lebih terperinci

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA Oleh : Ida Bagus Anindya Jaya Keniten I Wayan Wiryawan I Nyoman Bagiastra Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The title of

Lebih terperinci

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN Oleh : Ni Komang Wijiatmawati Ayu Putu Laksmi Danyathi, S.H., M.Kn Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract Mediation is the one of

Lebih terperinci

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH Oleh I Made Jaya Nugraha I Made Udiana Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRAK Penulisan ini berjudul Upaya Bank dalam

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MELALUI ASPEK HUKUM PERDATA

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MELALUI ASPEK HUKUM PERDATA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MELALUI ASPEK HUKUM PERDATA Oleh Made Nikita Novia Kusumantari I Made Udiana Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This writing is titled Enforcement

Lebih terperinci

Urgensi Pengaturan Perlindungan Pengetahuan Tradisional Dalam Hukum Positif Indonesia Oleh: Akhmad Aulawi *

Urgensi Pengaturan Perlindungan Pengetahuan Tradisional Dalam Hukum Positif Indonesia Oleh: Akhmad Aulawi * Urgensi Pengaturan Perlindungan Pengetahuan Tradisional Dalam Hukum Positif Indonesia Oleh: Akhmad Aulawi * Naskah diterima: 25 November 2015; disetujui: 18 Desember 2015 Latar Belakang Kesadaran atas

Lebih terperinci

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI)

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI) WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI) Oleh: Syaichul Adha AA Sri Indrawati Program Kekhususan Hukum Bisnis,

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak Abstract TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR DALAM PERBEDAAN SPESIFIKASI PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN DARI YANG DIPERJANJIKAN Oleh I Made Ary Ananda Putra I Wayan Wiryawan Suatra Putrawan Hukum Perdata Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk dapat bersaing satu sama lain agar eksitensi perekonomiannya tidak tersingkir dari komunitas

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN

PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN Oleh Nyoman Agus Pitmantara Ida Bagus Putu Sutama Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM PELANGGARAN HAK CIPTA KARYA MUSIK DALAM BENTUK KASET

PENEGAKAN HUKUM PELANGGARAN HAK CIPTA KARYA MUSIK DALAM BENTUK KASET PENEGAKAN HUKUM PELANGGARAN HAK CIPTA KARYA MUSIK DALAM BENTUK KASET BERDASARKAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Oleh: Ida Bagus Indrawan Dewa Nyoman Rai Asmara Hukum

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 Oleh: Ari Sanjaya Krisna I Nyoman Bagiastra Bagian Hukum

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA DESAIN INDUSTRI KREATIF DITINJAU DARI PERSYARATAN KEBARUAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA DESAIN INDUSTRI KREATIF DITINJAU DARI PERSYARATAN KEBARUAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA DESAIN INDUSTRI KREATIF DITINJAU DARI PERSYARATAN KEBARUAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 Abstract : Ida Bagus Komang Wiwaha Kusuma Brahmanda Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

Kata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Persaingan Usaha, Kebijakan, Harmonisasi.

Kata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Persaingan Usaha, Kebijakan, Harmonisasi. 1 HARMONISASI KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Oleh I Gusti Ayu Agung Ratih Maha Iswari Dwija Putri Ida Bagus Wyasa Putra Ida Bagus Erwin Ranawijaya Program Kekhususan Hukum Internasional,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana

III. METODE PENELITIAN. lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana

Lebih terperinci

PERAN NOTARIS DI DALAM PEMBUATAN AKTA YANG MEMUAT KLAUSA ARBITRASE DAN IMPLIKASI HUKUMNYA

PERAN NOTARIS DI DALAM PEMBUATAN AKTA YANG MEMUAT KLAUSA ARBITRASE DAN IMPLIKASI HUKUMNYA Jurnal Repertorium Volume III No. 2 Juli-Desember 2016 PERAN NOTARIS DI DALAM PEMBUATAN AKTA YANG MEMUAT KLAUSA ARBITRASE DAN IMPLIKASI HUKUMNYA Farizal Caturhutomo Mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas

Lebih terperinci

KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SEBAGAI LEMBAGA SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SEBAGAI LEMBAGA SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SEBAGAI LEMBAGA SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN Oleh: Daniel Mardika I Gede Putra Ariyana Hukum Perdata Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai suku tersebar di seluruh daerah. Keberadaan suku-suku tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai suku tersebar di seluruh daerah. Keberadaan suku-suku tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang sangat kaya. Kita mengetahui bahwa Negara Indonesia ini terdiri dari berbagai suku tersebar

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Hendra Tanu Atmadja, Perlindungan Hak Cipta Berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun

DAFTAR PUSTAKA. Hendra Tanu Atmadja, Perlindungan Hak Cipta Berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun DAFTAR PUSTAKA BUKU : Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, cet ke-2, Jakarta : Toko Gunung Agung Tbk. 2002 Adrian Sutedi, Hak atas Kekayaan Intelektual, Jakarta : Sinar Grafika, 2009 Hendra Tanu Atmadja, Perlindungan

Lebih terperinci