BAB I PENDAHULUAN. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. (Qs. Al Baqarah : 43).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. (Qs. Al Baqarah : 43)."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dana zakat merupakan salah satu sumber dari pelaksanaan Rukun Islam yang mempunyai keunikan tersendiri karena zakat mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi Habluminallah sebagai ketaatan dalam konteks hubungan hamba dengan Allah SWT. Sekaligus Habluminannas sebagai kepedulian hubungan sesama makhluk Allah SWT, khususnya hubungan sosial kemanusiaan. Sehingga zakat memiliki posisi dan peran yang sangat khas dan strategis. Perintah zakat di dalam Al-Quran banyak disebutkan dan sering dirangkaikan dengan perintah melaksanakan shalat. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. (Qs. Al Baqarah : 43). Ayat ini menegaskan bahwa perintah shalat sama pentingnya dengan perintah membayar zakat. Selanjutnya, seiring dengan berkembangnya masa dan perkembangan bentuk usaha manusia dalam memperoleh rizki dan penghasilan, maka banyak bentuk kegiatan usaha dan jasa yang menghasilkan uang. Dengan ijtihad melalui Al-Quran dan As-Sunnah dengan memperhatikan maksud tersirat dan tersurat dan subtansinya, maka para ulama mengembangkan jenis-jenis harta, usaha dan jasa yang wajib dizakatkan, seperti adanya ketentuan tentang zakat profesi. Kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara dengan masyarakat muslim terbesar di dunia, lebih kurang ada 180 juta penduduknya yang beragama Islam tentu memiliki potensi dana zakat yang sangat besar. Jika saja ada 80 juta penduduk muslim yang membayar zakat sebesar Rp per tahun maka akan terkumpul dana zakat sebesar Rp 8 triliun per tahunnya. Dalam suatu riset, potensi zakat Indonesia adalah sekitar Rp 19 triliun. Belum lagi jika kita

2 menghitung infaq, shodaqoh, dan wakaf. Artinya ada suatu potensi dana ummat yang sangat besar, yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pengumpulan zakat yang terdata melalui lembaga pengelola zakat hanyalah Rp 250 miliyar. Itu artinya hanya 1,3% dari potensi zakat yang ada (Hertanto Widodo: 2006). Ada beberapa kemungkinan tidak tercapainya target pengumpulan zakat di Indonesia, yaitu: 1. Kurangnya kesadaran dikalangan muslim Indonesia tentang kewajiban membayar zakat. 2. Kepercayaan yang rendah terhadap lembaga amil zakat di Indonesia dari para muzakki (orang yang berzakat) sehingga para muzakki di Indonesia lebih memilih langsung membayar kepada para mustahik (orang yamg berhak menerima zakat). Dalam rangka mengoptimalkan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat di Indonesia, pemerintah menerbitkan UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan keputusan Menteri Agama RI No. 581 tentang pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Meskipun harus diakui bahwa dalam peraturan-peraturan tersebut masih banyak kekurangan yang mendasar, misalnya tidak dijatuhkannya sanksi bagi pelanggar undang-undang tersebut. Namun, dengan adanya UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat diharap dapat mendorong upaya pembentukkan lembaga amil zakat yang profesional, amanah, kuat dan dipercaya oleh masyarakat. Dengan adanya lebih kurang 18 lembaga amil zakat yang telah dikukuhkan oleh pemerintah saat ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan pengumpulan, pendistribsian dan pendayagunaan dana zakat. Kalau dibandingkan dengan jumlah mustahik delapan asnaf yang ada di Indonesia tentu hasil dana zakat yang berhasil dikumpulkan delapan belas lembaga amil zakat ini belumlah memadai. Misalnya, untuk golongan fakir miskin saja, berdasarkan data resmi,

3 angka kemiskinan mencapai 36 juta jiwa, atau sekitar 16,4 % dari total penduduk Indonesia. Apalagi nampaknya krisis multi dimensi ini masih akan terus berlanjut, kemungkinan akibatnya angka kemiskinan dari hari ke hari grafiknya semakin naik. Sementara itu, angka pengangguran juga semakin tinggi, yaitu sekitar 28 juta jiwa, atau 12,7 % dari total penduduk. Dalam BAB II pasal 5 Undang-undang Republik Indonesia No 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dinyatakan bahwa pengelolaan zakat bertujuan: 1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama. 2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Berdasarkan sifat operasinya, organisasi dapat dibagi menjadi dua yaitu: Organisasi yang berorientasi mencari keuntungan (Profit-Oriented Organization), kelangsungan organisasi ini terletak pada keuntungan yang didapat dari aktivitasnya. Sedangkan yang kedua adalah organisasi yang dalam menjalankan aktivitasnya tidak berorientasi menghasilkan keuntungan (Non Profit-Oriented Organization) yang diterjemahkan kedalam bahasa indonesia yaitu organisasi nirlaba. Aktivitas utama organisasi ini tidak ditunjukan untuk meraih keuntungan materi. Kelangsungan organisasi ini ditentukan dari berbagai sumbangan yang diberikan oleh pihak-pihak yang percaya kepada organisasi tersebut (public trust). Termasuk dalam jenis ini antara lain organisasi sosial, dakwah dan pemberdayaan masyarakat. Lembaga amil zakat termasuk dalam kategori ini (Widodo: 2001). Lembaga amil zakat adalah institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas dasar prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak dibidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 581 tahun 1999 tentang pelaksanaan UU No. 38 tahun 1999 dinyatakan bahwa lembaga zakat harus memiliki persyaratan teknis, antara lain adalah: 1. Berbadan hukum 2. Memiliki data muzakki dan mustahik

4 3. Memiliki program kerja yang jelas 4. Memiliki pembukuan yang baik 5. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit. Perkembangan zaman yang cepat dan persaingan yang ketat membuat Profit-Oriented Organization terus mengembangkan konsep manajemen perusahaan modern. Manajemen modern yang efektif memerlukan mekanisme untuk memperoleh kepastian yang memadai bahwa tujuan sebuah organisasi dapat tercapai. Mekanisme untuk memperoleh kepastian tersebut adalah pengendalian intern (Internal Control). Seperti diuraikan diatas, tentang pengelolaan zakat di Indonesia yang dihadapkan pada permasalahan belum memadainya dana zakat yang berhasil dihimpun tetapi dana zakat ini harus tetap diberdayagunakan secara efektif dan untuk memastikan efektifitas pendayagunaan dana zakat. Organisasi pengelola zakat harus memiliki pengendalian intern yang memadai. Untuk mengoptimalkan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat dibutuhkan adanya pengelola zakat (amil) yang profesional kebutuhan lembaga amil zakat akan pengendalian intern adalah sesuatu hal yang wajar karena dengan adanya pengendalian intern yang baik merefleksikan adanya praktik manajemen yang baik pula. Adanya praktik manajemen yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil zakat (Iwan Triyono: 2000). Menurut The Committee of Sponsoring Organization (COSO) pengendalian intern adalah Suatu proses yang dijalankan oleh direktur, manajemen dan personil lainnya dari suatu organisasi, dan didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian kategori: 1) efektifitas dan efisiensi kegiatan, 2) keandalan informasi keuangan, dan 3) kepatuhan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pengendalian intern suatu entitas terdiri dari lima komponen, yaitu control environment, risk assessment, control activities, information processing and communication, dan monitoring.

5 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha terhadap pengendalian dan penting terhadap satuan usaha tersebut. 2. Penetapan Risiko (Risk Assessment) Penetapan risiko untuk pelaporan keuntungan adalah identifikasi dan analisis oleh manajemen atas risiko-risiko yang relevan terhadap penyiapan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlakukan diambil untuk menghadapi risiko-risiko yang tersangkut dalam mencapai tujuan entitas. 4. Pemrosesan informasi dan komunikasi (Information Processing and Communication) Sistem informasi yang relevan terhadap tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang ditetapkan untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan transaksi suatu entitas dan mempertahankan akuntabilitas untuk aktiva dan utang yang berkaitan. 5. Pemantauan (Monitoring) Untuk memberikan kepastian yang memadai bahwa tujuan suatu entitas dapat tercapai, manajemen harus memonitor pengendalian intern untuk menentukan apakah pengendalian intern beroperasi seperti yang diinginkan dan pengendalian intern dimodifikasi agar sesuai dengan perubahan dalam kondisi. Dalam BAB V pasal 28 ayat 1 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No 581 tahun 1999 tentang pelaksanaan UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, dinyatakan bahwa pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut: a. Hasil pendapatan dan penelitian kebenaran mustahik delapan asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqob, gharin, sabilillah, dan ibnussabil.

6 b. Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan c. Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing. Pengalaman dibeberapa tempat, ketika perencanaan atau manajemen zakat (fitrah) tidak ditangani secara baik akan berdampak negatif. Keterbatasan waktu pembagian menyebabkan amilin akhirnya bekerja secara tergesa-gesa, karena adanya dead line pembagian zakat fitrah. Apabila ini terjadi, dapat berakibat kurang selektif dalam pemilihan mustahik yang penting habis terbagi saja. Amilin yang demikian tidak dapat menunaikan tugas sebagaimana mestinya ( Untuk itu berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, diharapkan dari penelitian ini dapat diperoleh informasi mengenai sejauh mana penerapan pengendalian intern pendayagunaan zakat dapat mempengaruhi efektifitas pengelolaan zakat. Untuk itu penulis akan menuangkan penelitian ini dalam bentuk skripsi dengan judul: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL PENDAYAGUNAAN ZAKAT TERHADAP EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP GOOD ORGANIZATION GOVERNANCE SURVEI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DI BANDUNG Penelitian tentang pengaruh pengendalian internal pendayagunaan zakat terhadap efektifitas implementasi prinsip-prinsip good organization governance pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dalam penelitian ini, penulis mengambil rujukan skripsi yang berjudul Pengaruh Pengendalian intern terhadap Efektifitas Pendayagunaan Zakat pada Yayasan Dompet Dhuafa Bandung oleh Fachrur Rozie Aziz pada tahun 2007 di Universitas Padjajaran. Perbedaan antara peneliti terdahulu dengan penelitian penulis adalah peneliti terdahulu meneliti efektifitas pendayagunaan dengan pendekatan studi kasus, sedangkan penulis meneliti efektifitas pengelolaan (implementasi prinsip-prinsip good organization governance) dengan pendekatan survei.

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengendalian internal pendayagunaan zakat pada Lembaga Amil Zakat (LAZ). 2. Bagaimana efektifitas implementasi prinsip-prinsip good organization governance pada Lembaga Amil Zakat (LAZ). 3. Bagaimana pengaruh pengendalian internal pendayagunaan zakat terhadap efektifitas implementasi prinsip-prinsip good organization governance pada Lembaga Amil Zakat (LAZ). 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mempelajari, menganalisis dan menyimpulkan tentang pengaruh pengendalian internal pendayagunaan zakat terhadap efektifitas implementasi prinsip-prinsip good organization governance. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk membuktikan adanya pengaruh positif terhadap efektifitas implementasi prinsip-prinsip good organization governance dengan diterapkannya pengendalian intern pendayagunaan zakat. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, tujuan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menelaah pengendalian internal pendayagunaan zakat pada Lembaga Amil Zakat (LAZ). 2. Untuk mengetahui dan menelaah efektifitas implementasi prinsip-prinsip good organization governance pada Lembaga Amil Zakat (LAZ). 3. Untuk mengetahui dan menelaah pengaruh pengendalian internal pendayagunaan zakat terhadap efektifitas implementasi prinsip-prinsip good organization governance pada Lembaga Amil Zakat (LAZ).

8 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan maksud dan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak lain yang berkepentingan: 1. Bagi penulis, penelitian ini di ajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, serta untuk menambah pengalaman dan wawasan pengetahuan mengenai lembaga zakat, khususnya dilihat dari efektifitas implementasi prinsip-prinsip good organization governance. 2. Bagi amil zakat, sebagai masukan bagi lembaga-lembaga amil zakat untuk dapat lebih meningkatkan efektifitas implementasi prinsip-prinsip good organization governance. 3. Peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk pengkajian topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Kerangka pemikiran Kedudukan zakat dalam Islam mempunyai posisi yang sangat penting, zakat merupakan salah satu Rukun Islam yang perintah mengerjakannya selalu bergandengan dengan perintah sholat. Penuaian zakat diilustrasikan sebagai pemenuhan kualitas seorang mukmin sejati, zakat dapat dikategorikan sebagai aksi nyata dan pembuktian kongkrit atas keimanan kepada Allah. Untuk itulah wajar ketika Abu Bakar menyatakan perang kepada beberapa suku Arab yang menolak menunaikan zakat setelah wafatnya Rasulullah. Sedikitnya ada 8 ayat dalam Al-Qur an yang membicarakan masalah zakat yaitu surat Al-Baqarah ayat 261 dan 267, surat At-Taubah ayat 18, 60 dan 103, surat Ar-Rum ayat 39, surat Al-Mujadalah ayat 13. Selain itu juga, banyak sekali hadist-hadist nabi yang membicarakan tentang zakat. Dana zakat dapat dipergunakan untuk memperkecil jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, mengembangkan solidaritas sosial,

9 menghilangkan sikap materialisme dan individualis. Zakat juga merupakan solusi yang ditawarkan Islam untuk mengatasi kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat bukanlah solusi insidental melaikan solusi yang sistematis dan jangka panjang (M.Reza: 2002). Oleh karena itu untuk menumbuh kembangkan kesadaran umat Islam terhadap zakat dan mengoptimalkan pengumpulan, pendistribusian dan pemberdayagunaan zakat, pemerintah telah mengundangkan UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Dengan adanya badan atau lembaga pengelola zakat (amil zakat) diharapkan mampu mengoptimalkan pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat, karena dikelola secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga tujuan zakat untuk mengatasi masalah kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud di Indonesia. Menurut Abdurrahman Qadir yang dikutip oleh Didin Hafidhudin dalam buku Zakat dalam Perekonomian Modern (2004: 54); Pengelolaan zakat oleh amil zakat mempunyai beberapa kelebihan atau keunggulan, antara lain: 1. Untuk menjamin kepastian dan kedisiplinan pembayaran zakat. 2. Menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan langsung menerima haknya dari para wajib zakat (muzakki). 3. Untuk mencapai efisiensi, efektifitas dan sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat. 4. Untuk memperlihatkan syi ar Islam dalam semangat penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang islami. Di Indonesia lembaga amil zakat telah ada sebelum tahun 1999, apakah berbentuk yayasan sosial, pondok pesantren ataupun bentuk-bentuk lainnya. Meskipun sudah ada sebelum tahun 1999, lembaga amil zakat Indonesia masih terkesan tidak profesional dalam mengelola dana zakat, dan barang kali inilah yang menyebabkan para muzakki enggan untuk membayar zakat dan menimbulkan kecurigaan-kecurigaan kepada amil zakat yang terkesan tidak

10 transparan, sehingga pengumpulan dana zakat tidak efektif dan kebutuhan untuk pemberdayaan masyarakat menjadi tidak terpenuhi. Upaya perbaikan pengelolaan dana zakat di Indonesia menemukan momentumnya ketika disahkannya UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Dalam Bab III UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dikemukakan bahwa organisasi pengelola zakat di Indonesia ada dua macam, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Bicara zakat, yang terpenting dan tidak boleh dilupakan adalah peran para amil zakat selaku pengemban amanah pengelolaan dana-dana itu. Jika amil zakat baik, maka tujuh asnaf mustahik lainnya insyaallah akan menjadi baik. Tapi jika amil zakat-nya tidak baik maka jangan diharap tujuh asnaf mustahik yang lain akan menjadi baik. Itulah nilai strategisnya amil zakat. Dengan kata lain, hal terpenting dari zakat adalah bagaimana mengelolanya (manajemennya). Kebutuhan lembaga amil zakat akan pengendalian intern adalah sesuatu hal yang wajar karena dengan adanya pengendalian intern yang baik merefleksikan adanya praktik manajemen yang baik pula. Adanya praktik manajemen yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil zakat (Iwan Triyono: 2000). Menurut The Committee of Sponsoring Organization (COSO) pengendalian intern adalah Suatu proses yang dijalankan oleh direktur, manajemen dan personil lainnya dari suatu organisasi, dan didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian kategori: 1) efektifitas dan efisiensi kegiatan, 2) keandalan informasi keuangan, dan 3) kepatuhan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pengendalian intern suatu entitas terdiri dari lima komponen, yaitu control environment, risk assessment, control activities, information processing and communication, dan monitoring. 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha terhadap pengendalian dan penting terhadap satuan uasaha tersebut.

11 2. Penetapan Risiko (Risk Assessment) Penetapan risiko untuk pelaporan keuntungan adalah identifikasi dan analisis oleh manajemen atas risiko-risiko yang relevan terhadap penyiapan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlakukan diambil untuk menghadapi risiko-risiko yang tersangkut dalam mencapai tujuan entitas. 4. Pemrosesan informasi dan komunikasi (Information Processing and Communication) Sistem informasi yang relevan terhadap tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang ditetapkan untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan transaksi suatu entitas dan mempertahankan akuntabilitas untuk aktiva dan utang yang berkaitan. 5. Pemantauan (Monitoring) Untuk memberikan kepastian yang memadai bahwa tujuan suatu entitas dapat tercapai, manajemen harus memonitor pengendalian intern untuk menentukan apakah pengendalian intern beroperasi seperti yang diinginkan dan pengendalian intern dimodifikasi agar sesuai dengan perubahan dalam kondisi. Dalam BAB V pasal 28 ayat 1 UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, dinyatakan bahwa pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut: a. Hasil pendapatan dan penelitian kebenaran mustahik delapan asnaf yaitu fakir, muskin, amil, muallaf, riqob, gharin, sabilillah, dan ibnussabil. b. Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan c. Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing. Menurut Hiro Tugiman pengendalian intern yang baik berarti memenuhi tujuan: 1) Efektifitas dan efisiensi kegiatan, 2) keandalan informasi keuangan, 3) Kepatuhan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

12 Agar Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dapat berdaya guna, maka pengelolaan atau manajemennya harus berjalan dengan baik. Kualitas manajemen suatu organisasi pengelola zakat harus dapat diukur untuk itu, ada tiga kata kunci yang dapat dijadikan alat ukurnya. Arif Mufraini dalam bukunya Akuntansi dan manajemen Zakat (2006: 191), menyatakan bahwa Agar pengelolaan zakat berjalan dengan baik, maka BAZ/LAZ harus menerapkan prinsip-prinsip good organization governance (tata kelola organisasi yang baik). 1. Amanah. Zakat merupakan salah satu Rukun Islam yang bicara tentang kemasyarakatan. Kewajiban berzakat bagi para muzakki memiliki landasan syar i yang kuat dan jelas. Firman Allah: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs.At-Taubah (9): 103). Amanah mengandung makna bahwa dana zakat yang dikelola adalah titipan dari muzakki, dan secara esensial merupakan dana mustahik atau orang yang berhak dapat zakat. Atas dasar itu, maka amil wajib hukumnya berlaku jujur, dapat dipercaya dan bertanggung jawab atas tugas yang diembannya (Ali Parman: 2007). 113) adalah Pengertian amanah menurut Kamus istilah Agama Islam (1995: Amanah diartikan sebagai kepercayaan/dipercayakan, sesuatu yang harus ditunaikan sesuai dengan kewajiban yang dibebankan ; termasuk bagian dari akhlakul karimah. Amanah dapat juga berarti sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang, seperti: tanggung jawab, barang simpanan/titipan, pesan dan sebagainya. 2. Transparan. Transparan disini diartikan sebagai suatu kewajiban BAZ/LAZ selaku amil untuk mempertanggungjawabkan tugasnya kepada publik baik kepada para muzakki, mustahik, maupun stakeholder lainnya. Bentuk transparasi ini dapat dilakukan melalui publikasi laporan di media cetak, auditable oleh Akuntan Publik, dan lain-lain.

13 3. Profesional. Amil zakat merupakan profesi. Oleh karenanya, amil mesti profesional yang dicirikan bekerja full time, memiliki kompetensi, amanah, jujur, leadership, jiwa entrepreneurship, dan lain-lain. Dengan pengelolaan profesional, amanah muzakki tertunaikan, mustahik diperdayakan. Amil yang profesional mengandung arti memiliki pengetahuan dan keterampilan agar dia bisa lebih inovatif dan kreatif bekerja. Mereka tidak sekadar membagi-bagi harta yang terkumpul tapi punya keahlian mengelola dana zakat, agar zakat itu bisa bermanfaat bagi banyak orang secara jangka panjangn (Ali Parman: 2007). Konsistensi dalam penerapan pengendalian intern pendayagunaan dana zakat dalam lembaga amil zakat diharapkan mampu meningkatkan efektifitas implementasi good organization governance. Sehingga manfaat dana zakat dapat dirasakan secara signifikan walaupun belum mampu menyentuh seluruh mustahik yang ada di Indonesia karena terbatasnya zakat yang berhasil dihimpun. Efektifitas implementasi good organization governance dapat diketahui melalui prinsip-prinsip operasionalisasi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), yaitu Aspek kelembagaan (visi dan misi, kedudukan dan sifat lembaga, legalitas dan struktur organisasi, aliansi strategis). Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) (perubahan paradigma bahwa amil zakat adalah sebuah profesi dan kuslifikasi SDM-nya). Sistem Pengelolaan (memiliki sistem, prosedur dan aturan yang jelas; manajemen terbuka mempunyai activity plan; mempunyai leadin committe; memilikisistem akuntansi dan keuangan; diaudit; publikasi; perbaikan terusmenerus). Dalam jangka panjang diharapkan hal ini dapat meningkatkan kesadaran membayar zakat dan kepercayaan terhadap lembaga amil zakat sehingga dana zakat bisa dioptimalkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis merumuskan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini sebagai berikut: Terdapat pengaruh positif antara pengendalian internal pendayagunaan zakat dengan efektifitas implementasi prinsip-prinsip good organization governance.

14 1.6 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan studi kasus dengan metodologi penelitian deskriptif, untuk suatu metode penelitian yang bertujuan mengumpulkan data yang dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai objek penelitian, untuk kemudian melakukan analisa dan dilakukan penarikan kesimpulan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian yang dilakukan dengan mengadakan peninjauan langsung pada perusahaan atau instansi terkait untuk memperoleh data primer dengan cara : a. Wawancara Yaitu mengadakan tanya jawab dengan pihak yang berwenang dalam bidang yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga peneliti mendapatkan gambaran yang jelas tentang keadaan perusahaan atau instansi yang diteliti. b. Observasi Yaitu pengamatan langsung terhadap aktivitas yang sedang berlangsung. c. Kuesioner Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan serangkaian pertanyaan tertulis mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti kepada responden. 2. Penelitian Kepustakaan Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari dan menelaah buku-buku referensi yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti untuk mengumpulkan data sekunder yang merupakan landasan teori dari penyusunan skripsi ini.

15 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan survei pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Bandung. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai dengan selesai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UUD 1945 Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang mengharuskan rakyatnya untuk beragama. Pada pasal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga zakat adalah lembaga yang berada ditengah-tengah publik sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Di Indonesia kemiskinan masih menjadi isu utama pembangunan, saat ini pemerintah masih belum mampu mengatasi kemiskinan secara tuntas. Hingga tahun 2008

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditunaikan oleh umat muslim atas harta kekayaan seorang individu yang ketentuannya berpedoman pada Al-Qur an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Islam mengenal istilah

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam. Zakat merupakan pilar utama dalam Islam khususnya dalam perannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan sebagian hartanya yang notabenenya adalah hak orang lain. Zakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh makhluk. Menurut (Wijaya, 2014) Al-quran meyakinkan bahwa sumber daya itu tersedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan dalam konteks masyarakat muslim. Zakat merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian pengendalian internal Amir Tunggal Widjaja dalam bukunya COSO-BASED AUDITING (2000: 3), COSO (The Committee of Sponsoring Organization

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zakat menurut terminologi merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah disebutkan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan fundamental yang tengah dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan merupakan salah satu penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Kondisi ini memiliki keuntungan tersendiri bagi proses pembangunan menuju masyarakat muslim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang di dalamnya terdapat unsur ibadah, sosial dan ekonomi, yang mana setiap orang muslim mempunyai kewajiban melaksanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi deklarasi yang disebut dengan Millenium Declaration Goals (MDG s) di New York. Deklarasi

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Secara demografi dan kultural, bangsa Indonesia merupakan bangsa dengan mayoritas masyarakat beragama islam sehingga memiliki potensi yang besar dalam pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH 1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para penganut sistem ekonomi kapitalisme berpendapat bahwa inti masalah ekonomi adalah masalah produksi. Mereka berpendapat bahwa penyebab kemiskinan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi pengelola zakat di Indonesia semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dalam menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi islam telah menjadikan islam sebagai satu-satunya solusi masa depan. Hal ini di tandai dengan semakin banyak dan ramainya kajian akademis serta

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa penunaian Zakat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat muslim Indonesia sebenarnya memiliki potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama

BAB I PENDAHULUAN. (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrument pemerataan pendapatan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia per-september 2015 mencapai 28,51 juta orang atau sekitar 11,13% dari total jumlah penduduk.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Zakat merupakan rukun Islam yang keempat dan merupakan salah satu unsur pokok bagi tegaknya syari at agama Islam. Menurut Mutia dan Anzu (2009) zakat diyakini mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan Nasional bangsa di Indonesia senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental spiritual, antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang pemilihan judul Kemajuan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur suatu negara untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain, bahwa negara itu termasuk negara maju atau

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 164, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara dunia ketiga atau negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat (AS) sekalipun. Ternyata tercatat 15 juta tenaga kerja

Lebih terperinci

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan harta

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat penting, karena dalam pandangan Islam setiap individu harus secara layak di tengah

Lebih terperinci

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 23 SERI E.23 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

Di dalam al-quran telah disebutkan bahwa zakat diperuntukkan kepada 8 as{na>f, sebagaimana surah al- Taubah ayat 60 berikut;

Di dalam al-quran telah disebutkan bahwa zakat diperuntukkan kepada 8 as{na>f, sebagaimana surah al- Taubah ayat 60 berikut; 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan dana zakat harus didukung dengan peranan amil yang profesional agar dampak zakat secara sosial ekonomi dapat dirasakan oleh masyarakat. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maaliyah (ibadah harta). Shalat, puasa dan haji digolongkan ke dalam. lagi yang bersifat ibadah ruhiyyat seperti syahadat.

BAB I PENDAHULUAN. maaliyah (ibadah harta). Shalat, puasa dan haji digolongkan ke dalam. lagi yang bersifat ibadah ruhiyyat seperti syahadat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam Islam, ada beberapa bentuk kewajiban yang disebut dengan istilah ibadah, zakat merupakan harta yang dimiliki seseorang tergolong dalam kewajiban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai keberhasilan dalam kelangsungan ke masa yang akan datang untuk menciptakan kesadaran umat. Dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi dalam operasional usahanya. Pencatatan ini sering disebut dengan akuntansi atau pembukuan. Pencatatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-Qur an. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA A. Analisis Manajemen Penghimpunan, Pengelolaan serta Pendistribusian Dana Sosial pada Yayasan Al-Jihad Surabaya Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah masalah ekonomi, termasuk negara Indonesia saat ini. Permasalahan ekonomi

Lebih terperinci

PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA

PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA Oleh Hertanto Widodo Sumber: BUKU KRITIK & OTOKRITIK LSM: Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia (Hamid Abidin & Mimin Rukmini)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro. xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan zaman secara global yang cepat dan karena kemajuan era teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok

BAB 1 PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Hukum zakat adalah wajib (fardhu) yang dilaksanakan oleh kaum muslimin.

Lebih terperinci

tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014)

tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu praktek akuntansi merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis, tetapi dalam entitas nirlaba ilmu dan praktek akuntansi tidak begitu diperhatikan (Simanjuntak

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik. BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh secara simultan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa variabel bebas yakni religiusitas (X 1 ), gaji (X 2 ) dan kepercayaan (X 3 )

Lebih terperinci

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Zakat dan Infak Sedekah a. Zakat Dari segi bahasa, zakat berarti tumbuh, bersih, berkah, berkembang dan baik. Sedangkan dari segi istilah, zakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu)

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat adalah salah satu pilar penting dalam ajaran Islam. Secara etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu) dan berkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi di sebuah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia, merupakan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Islam, harta merupakan hak penuh milik Allah SWT sedangkan manusia tidak lain hanya sebatas kepemilikan sementara dengan tujuan menjalankan amanah untuk mengelola

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem perekonomian di Indonesia telah menunjukan adanya peningkatan yang cukup berarti, hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya dunia industri baik indusri

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN

Lebih terperinci

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima dan dengan membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini sebagaimana firman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar.  melansir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. www.bisnis.com melansir bahwa Badan Amil

Lebih terperinci

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang PENGELOLAAN ZAKAT Kementerian Agama Republik lndonesia Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat Tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tak terasa enam puluh dua tahun sudah bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 SERI E NOMOR 1 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam dibangun di atas lima pilar yang terangkum dalam rukun Islam. Zakat yang merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam tersebut tidak seperti shalat ataupun puasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima iyah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis,dan sangat menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran islam maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal yang sangat penting di zaman Nabi. Zakat sangat berpotensi menghilangkan konsentrasi kekayaan di kalangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai Rekonstruksi Undang-Undang. No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

BAB V PENUTUP. maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai Rekonstruksi Undang-Undang. No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. 113 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai Rekonstruksi Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PEMBAYARAN ZAKAT MELALUI LAYANAN MOBILE-ZAKAT (M-ZAKAT) MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DIAN NOVITA Fakultas Hukum, Universitas Wiraraja Sumenep dianovita79@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi dari lima rukun Islam (Qardawi, 2007:3). Menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat yang mampu

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Zakat adalah rukun Islam yang ketiga. Zakat merupakan ibadah yang menandakan ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT, ibadah zakat mengandung dua dimensi, yaitu dimensi vertikal

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI, DAN BADAN AMIL ZAKAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja, namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah fundamental yang tengah dihadapi oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika mendasar yang saat ini tengah

Lebih terperinci

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1846, 2016 BAZNAS. Penyusunan RKA Tahunan. Baznas Provinsi. Baznas Kabupaten/Kota. Pedoman. PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai sumber daya yang luar biasa melimpah. Tidak hanya sumber daya alam saja tetapi juga sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima dan dengan membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini sebagaimana firman

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang Thailand, Bath, menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

Lebih terperinci