KORELASI ANTARA KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI TATA USAHA

Transkripsi

1 KORELASI ANTARA KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI TATA USAHA Ema Apriani, I Gusti Lanang Ardajaya, dan M. Faqih Administrasi Pendidikan, FIP IKIP Mataram Kinerja pegawai tata usaha perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara berkelanjutan karena semakin baik kinerja pegawai, semakin baik pula disiplin kerjanya yang mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, demikian sebaliknya. Dalampenelitianinidifokuskanpada kinerja pegawai tata usaha yang baik agar dapat melaksakan tugasnya yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya secara maksimal sehinggadapatmeningkatkan disiplin kerja pegawai.sehubungandenganpenjelasan di atasadapunrumusanmasalahdalampenelitianiniadalah apakah ada korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN 1 Batulayar Lombok Barat TahunPelajaran 2013/2014,sedangkantujuanyang ingindicapaiadalah untuk mengetahui korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN1 Batulayar Lombok Barat TahunPelajaran 2013/2014.Metodepenentuansubyekdalampenelitianinimenggunakanstudipopulasi, karenajumlahsubyekrelativesedikityaitu 12 orang pegawai danuntukmemperoleh data yaitudenganmenggunakanmetodeangketdanmetodedokumentasisebagaimetodepokok dan metode wawancara sebagaimetodepelengkap, sedangkananalisis data yang digunakanadalahanalisisstatistikdenganrumuskoefisienkorelasiproduct moment.hasilanalisis data yang diperolehdalampenelitianiniadalahsebesar -0,071 sedangkan r tablesebesar 0,576 padatarafsignifikansi 5% atau (-0,071< 0,576). Hal inimenunjukkanbahwahipotesisnihilditerima (H0) danhipotesisalternatif (Ha) ditolak.jadikesimpulanyang diperolehdalampenelitianiniadalah: Tidak ada korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN1 Batulayar Lombok Barat TahunPelajaran 2013/2014. Kata kunci: Kinerja, DisiplinKerja

2

3 Latar Belakang Kinerja merupakan kemampuan kerja yang diperlihatkan pegawai dalam melaksanakan tugasnya dalam suatu instansi. Sekolah efektif akan terwujud apabila didukung oleh sumber daya manusia sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru dan staf tata usaha yang berkinerja tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Banyak hal yang mempengaruhi kinerja pegawai tata usaha di sekolah termasuk di antaranya adalah lingkungan kerja yang kondusif, pengetahuan, penggunaan alat, sikap, perbaikan, dan disiplin, tanggung jawab, motivasi kerja, kemampuan, keterampilan serta teknik-teknik manajerial. Kinerja seorang pegawai pada prinsipnya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, secara umum kinerja tersebut tergambar dari penampilan kerja, tanggung jawab, disiplin, kerja sama, keterampilan, dan kepemimpinan. Kinerja pegawai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kerja yang diperlihatkan pegawai dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pegawai, baik dalam membantu tugas administrasi bagi beroperasinya sistem persekolahan maupun dalam membantu kelancaran pelaksanaan tugas guru pada bidang akademik. Disiplin kerja pegawai merupakan tindakan seseorang untuk mematuhi peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama. Tindakan ini bila dilakukan secara benar dan terus-menerus akan menjadi kebiasaan yang tertanam dalam perilaku pegawai dan akan membantu tercapainya tujuan kerja yang telah ditentukan.dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan disiplin diri, disiplin belajar dan disiplin kerja.disiplin kerja merupakan kemampuan seseorang untuk secara teratur, tekun secara terus-menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, penulis di SMAN 1 BatulayarLombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa kinerja pegawai tata usaha belum dapat dikatakanbaikkarena semua pegawai tata usaha belum dapat melaksanakan tugasnya yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya secara maksimal, sehingga menghambat proses penyelesaian karena rendahnya disiplin kerja pegawai. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kemampuan dalam pengorganisasian, kedatangan di sekolah yang sering telat, pulang ketika belum waktunya, dan kurangnya keterbukaan dalam menyampaikan informasi. Kinerja pegawai tata usaha itu bervarisi, ada yang kinerjanya tinggi tetapi disiplin kerjanya kurang baik, sebaliknya ada yang disiplin kerjanya tinggi tetapi kinerjanya mengalami penurunan. Semakin baik kinerja pegawai, semakin baik disiplin kerjanya yang mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, Kajian Literatur Berdasarkan uraian di atas bahwa kinerja adalah suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang optimal, Suharsaputra (2010: 145). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa kinerja adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi organisasi, kelompok dan individu dengan memahami dan mengelola kinerja sesuai dengan target yang telah direncanakan, standar dan persyaratan kompetensi yang telah ditentukan, Dharma (2013: 25).Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang optimal sesuai dengan target yang telah direncanakan, standar dan persyaratan kompetensi yang telah ditentukan. Berkenaan dengan teori kinerja bahwa unsur-unsur yang dinilai dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan menurut Uno dan Lamatenggo (2001: 152) adalah sebagai berikut: (1) Kesetiaan merupakan tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh

4 kesadaran dan tanggung jawab, (2) Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai dalam melaksnanakan tugas yang dibebankan kepadanya, prestasi kerja dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, kesungguhan dan lingkungan kerja, (3) Tanggung jawab merupakan kesanggupan seorang personel dalam menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat waktu, serta berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat atau tindakan yang dilakukan, (4) Ketaatan merupakan kesanggupan seorang personel untuk mentaati segala peraturan kedinasan yang berlaku, dan mentaati perintah dinas yang diberikan atasan yang berwenang, serta sanggup tidak melanggar larangan yang ditentukan, (5) Kejujuran merupakan ketulusan hati seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan kemampuan dan tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya, (6) Kerjasama merupakan kemampuan mental seorang personel untuk dapat bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan, (7) Prakarsa merupakan kemampuan seorang personel untuk mengambil keputusan, langkah serta melaksanakannya sesuai dengan tindakan yang diperlukan dalam pelaksanaann tugas pokok, tanpa menunggu perintah atasan, (8) Kepemimpinan merupakan Kemampuan seorang personel untuk mempengaruhi orang lain untuk memengaruhi dan meyakinkan orang lain. Suatu sekolah melakukan penilaian kinerja didasarkan pada dua alasan pokok, yaitu: 1) kepala sekolah memerlukan evaluasiyang objektif terhadapkinerja pegawai pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang akan datang; 2) kepala sekolah memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu pegawainya memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk perkembangan karier dan memperkuat kualitas hubungan antara kepala sekolah yang bersangkutan dengan pegawainya.berdasarkan uraian di atas, tujuan penilaian kinerja atau prestasi kinerja pegawai pada dasarnya meliputi: (a) Untuk mengetahui tingkat prestasi pegawai selama ini; (b) Mendorong pertanggung jawaban dari pegawai; (c) Meningkatkan motivasi kerja; (d) Meningkatkan etos kerja; (e) Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karier dan keputusan perencanaan suksesi; (f) Membantu menempatkan pegawai dengan pekerjaan yang sesuai untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh; (g) Sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan gaji, upah, insentif, kompensasi, dan berbagai imbalan lainnya; (h) Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja; (i) Sebagai alat untuk membantu dan mendorong pegawai untuk mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja; (j) Untuk mengetahui efektivitas kebijakan SDM; (k) Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatanagar kinerja menjadi baik; (l) Mengembangkan dan menetapkan kompensasi; (m) Pemutusan hubungan kerja, pemberian sanksi ataupun hadiah (Rivai, 2004: 312). Pada dasarnya kinerja pegawai tata usaha dapat dikatakan baik karena semua pegawai tata usaha dapat melaksanakan tugasnya yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya secara maksimal, sehingga meningkatkan proses penyelesaian karena meningkatnya disiplin kerja pegawai. Bagi seorang pegawai kedisiplinan harus menjadi acuan hidupnya. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang semakin tinggi membutuhkan aparatur yang bersih, berwibawa dan berdisiplin tinggi dalam menjalankan tugas.sehubungan dengan hal tersebut terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan, diantaranya adalah: (1) Tujuan dan kemampuan, (2) Teladan pimpinan, (3) Balas jasa, (4) Keadilan, (5) Pengawasan melekat (waskat), (6) Ketegasan, (7) Sanksi hukuman, (8) hubungan kemanusiaan (Hasibuan, 2006: 194). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan, diantaranya sebagai berikut: 1) Tujuan dan kemampuan; 2) Keteladanan pimpinan; 3) balas jasa; 4) Keadilan; 5) Pengawasan melekat; 6) Sanksi hukuman; 7) Ketegasan; 8) Hubungan kemanusiaan (Fathoni, 2006: 173).

5 Jadi hubungan antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha tampak jelas saling mempengaruhi satu sama lain, hal ini bisa dilihat dari bervariasinya kinerja pegawai tatausaha, ada yang kinerjanya tinggi tetapi disiplin kerjanya kurang baik, sebaliknya ada yang disiplin kerjanya tinggi tetapi kinerjanya mengalami penurunan. Semakin baik kinerja pegawai, semakin baik disiplin kerjanya yang mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, demikian sebaliknya. Hasil Penelitian Hasilnya dapat dikatakan bahwa korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN 1 Batulayar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah tidak berhubungan sesuai dengan hasil analisis data yang didapatkan melalui metode angket yang digunakan adalah angket dalam bentuk tertutup karena berupa pilihan ganda.angket berfungsi sebagai metode pokok dalam penelitian ini yakni untuk mendapatkan data tentang disiplin kerja pegawai tata usaha.oleh karena itu hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan Ada korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN 1 Batulayar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 ditolak, sedangkan hipotesisi nihil (H0) yang menyatakan Tidak ada korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN 1 Batulayar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 diterima. Pembahasan Untuk pengolahan data yang telah dikumpulkan dengan metode angket dan metode dokumentasi guna untuk menguji hipotesis tentang Korelasi antara Kinerja dengan Disiplin Kerja Pegawai Tata Usaha di SMAN 1 Batulayar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 yaitu sebagai berikut: No. Kode Subyek X Y X y Xy (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 A 82,63 82,00 2,30 2,75 5,305 7,563 6,334 2 B 82,29 75,00 1,96-4,25 3,855 18,063-8,344 3 C 80,29 88,00-0,04 8,75 0,001 76,563-0,321 4 D 79,43 89,00-0,90 9,75 0,804 95,063-8,742 5 E 79,71 70,00-0,62-9,25 0,380 85,563 5,704 6 F 80,43 75,00 0,10-4,25 0,011 18,063-0,439 7 G 79,71 86,00-0,62 6,75 0,380 45,563-4,163 8 H 80,00 77,00-0,33-2,25 0,107 5,063 0,735 9 I 79,00 76,00-1,33-3,25 1,760 10,563 4, J 79,86 76,00-0,47-3,25 0,218 10,563 1, K 80,86 77,00 0,53-2,25 0,284 5,063-1, L 79,71 80,00-0,62 0,75 0,380 0,563-0,463

6 Jmlh 963,92 951,00 0,00 0,00 13,49 378,25-5,07 Rata 80,326 79,25 0,00 0,00 1,12 31,52-0,42 Berdasarkan data pada tabel di atas, didapatkan komponen-komponen nilai tabel sebagai berikut: x 2 adalah 13,45, y 2 adalah 378,25 dan xy adalah -5,07, selanjutnya nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment sehingga diperoleh hasil analisis data sebesar selanjutnya hasil analisis data tersebut dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment dengan N = 12 pada taraf signifikan 5%, besarnya angka batas penolakan hipotesis nihil (H0) adalah sebesar 0,576. Ini berarti nilai r hitung hasil analisis data lebih kecil dari nilai r tabel (r hitung< r tabel) product moment sebesar (-0,071<0,576), dengan demikian hasil analisis data dalam penelitian ini adalah tidak signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN 1 Batulayar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah tidak berhubungan sesuai dengan hasil analisis data yang didapatkan melalui metode angket yang digunakan adalah angket dalam bentuk tertutup karena berupa pilihan ganda.angket berfungsi sebagai metode pokok dalam penelitian ini yakni untuk mendapatkan data tentang disiplin kerja pegawai tata usaha.oleh karena itu hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan Ada korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN 1 Batulayar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 ditolak, sedangkan hipotesisi nihil (H0) yang menyatakan Tidak ada korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN 1 Batulayar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 diterima. Simpulan dan Saran Bertitik tolak dari tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I yakni untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN 1 Batulayar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014, maka setelah dilaksanakan penelitian dan proses analisis data pada Bab IV diperoleh r hitung = sedangkan r tabel = 0,576. Hal ini menunjukkan bahwa nilai r hitung yang diperoleh dari hasil analisis data lebih kecil dari r tabel pada taraf signifikansi 5% (r hitung< r tabel) yaitu (-0.071>0,576) yang berarti hasil penelitian ini adalah Tidaksignifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah Tidak ada korelasi antara kinerja dengan disiplin kerja pegawai tata usaha di SMAN 1 Batulayar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 artinya walaupun prestasi kerjanya tinggi belum tentu disiplin kerjanya baik begitupun sebaliknya apabila disiplin kerjanya tinggi belum tentu prestasi kerjanya baik.

7 Referensi Darmadi Hamid Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial. Bandung: Alfabeta. Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Fathoni, Abdurrahman Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Rineka Cipta: Jakarta. Hasibuan, Malayu S. P Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Surakhmad, Winarno Metodologi Pengajaran Nasional. Jemmars. Bandung Tim IKIP Mataram Pedoman Pembimbingan dan Penulisan Karya Ilmiah. Mataram: IKIP Mataram. Uno, H., dan Lamatenggo, N Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.