PERSEPSI SISWA TERHADAP KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIKUM TEKNIK PEMESINAN DI SMK SORE TULUNGAGUNG DA- LAM MENUNJANG KEGIATAN PRAKTIKUM
|
|
- Sugiarto Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 482 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017 PERSEPSI SISWA TERHADAP KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIKUM TEKNIK PEMESINAN DI SMK SORE TULUNGAGUNG DA- LAM MENUNJANG KEGIATAN PRAKTIKUM (Berdasarkan Permendiknas N0. 40 Tahun 2008) Oleh: Rico Andhika Putra, Yoto, Widiyanti Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang Abstrak. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Dalam kaitannya pada ruang bengkel pemesinan SMK, sarana tersebut dipergunakan untuk menunjang proses pembelajaran demi tercapainya tujuan yaitu lulusan yang siap terjun di dunia industri. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi SMK. Dalam kaitannya pada bengkel pemesinan SMK, prasarana tersebut dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan demi tercapaianya tujuan, khususnya proses belajar mengajar pada mata pelajaran pemesinan. Bengkel pemesinan di Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar bidang pemesinan. Pemahaman konsep dalam teori pemesinan akan menghasilkan yang maksimal dengan dilakukannya praktik dalam bengkel pemesinan. Kata Kunci: Sarana Prasarana SMK, Kelayakan, Bengkel Pemesinan. Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai peran yang sangat penting dalam mempersiapkan para peserta didik agar memiliki kompetensi yang dapat dijadikan bekal di dunia industri maupun di bidang kewirausahaan. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan menengah kejuruan diorientasikan pada pemenuhan permintaan bursa kerja. Pembelajaran praktikum di SMK memiliki peranan yang sangat penting dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Penambahan alokasi waktu pembelajaran praktik yang lebih besar dibandingkan alokasi waktu pembelajaran teori maka ketersediaan sarana dan prasarana praktikum yang berada di sekolah menengah kejuruan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dari hasil pembelajaran dan kualitas lulusan sekolah kejuruan. Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran khususnya alat yang digunakan untuk praktikum di sekolah menengah kejuruan yang kurang lengkap dan kurang memenuhi jumlah peserta didik membuat pembelajaran praktikum kurang baik dan dapat memperlambat proses pembelajaran. Perencanaan disini dikaitkan dengan perencanaan mesin dan alat, perencanaan mesin dan alat yang tidak tepat dapat mengakibatkan penghambatan pembelajaran praktikum yang berada di bengkel. Peran serta SMK khususnya program keahlian teknik pemesinan dalam membaca dan memahami kebutuhan dunia industri terhadap tenaga kerja yang sangat diharapkan, tidak hanya untuk menunjang proses belajar mengajar yang berlangsung di SMK tersebut, tetapi juga membantu lulusan dari SMK untuk lebih mudah dalam mendapatkan pekerjaan sesuai dengan program keahliannya. Salah satu cara menghasilkan tenaga professional dan mampu mengikuti perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi
2 Rico Andhika Putra, Yoto, Widiyanti, Persepsi Siswa Terhadap Kelayakan Sarana 483 adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) Pasal 4 (Peraturan Menteri, 2008:4) dijelaskan bahwa Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/ MAK) wajib menerapkan standar sarana prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan. Peraturan ini menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menujang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Program keahlian teknik pemesinan yang berada di SMK Sore memiliki kapasitas 5 kelas di setiap angkatan dan setiap kelas berjumlah antara siswa, dengan adanya program keahlian teknik pemesinan berarti sekolah harus mampu memfasilitasi dari sarana dan prasarana yang baik seperti ruang bengkel, alat atau mesin dan perlengkapanya yang memadai guna berlangsungnya praktik. Sarana dan prasarana untuk praktik dimaksud sebagai tuntutan dunia industri/kerja, tetapi di SMK Sore dalam pemberian sarana dan prasarana dari pemerintah belum terbebas dari masalah-masalah seperti kondisi mesin, biaya operasional, biaya perawatan, jadwal pemakaian bahkan umur pakai yang relative pendek maupun jumlah mesin yang terbatas. Peralatan/mesin yang tersedia di bengkel pemesinan SMK Sore memiliki jumlah mesin bubut konvensional ada 14 unit, mesin frais 2 unit, mesin skrap 2 unit, mesin bor 2 unit, mesin CNC 2 unit, memiliki 10 unit di bagian kerja bangku, dan lab CADD memiliki 21 unit komputer. METODE PENELITIAN Penelitian Studi Kelayakan Tentang Sarana dan Prasarana Praktikum Teknik Pemesinan di SMK Sore Dalam Menunjang Kegiatan Praktik Siswa (Berdasarkan Permendiknas N0. 40 Tahun 2008) ini jika dilihat dari tujuannya adalah penelitian dengan metode deskriptif, karena data yang dihasilkan berbentuk paparan verbal dan presentase yang bertujuan untuk mendiskripsikan kelayakan pada bengkel praktik program keahlian teknik mesin di SMK Sore. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dikemukakan oleh Sugiyono (2016:7) pendekatan kuantitatif adalah semua data penelitian berupa angka-angka dan analisis yang menggunakan statistik deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti akan menjelaskan secara deskriptif tentang kelayakan sarana prasarana pada bengkel praktikum program keahlian teknik pemesinan. Penelitian ini mengambil lokasi berada di SMK Sore Provinsi Jawa Timur, tepatnya berada di bagian sarana dan prasarana Program Keahlian Teknik Pemesinan. SMK Sore berlokasi di Jl. KH Agus Salim No. 11 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan pengambilan sample secara acak (random sampling). Dikemukakan oleh Sugiyono (2016:218) probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel, sedangkan proportional random
3 484 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017 sampling teknik adalah teknik pengumpulan data dengan adanya anggota/unsur yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional, maksud strata di penelitian ini bukan perbedaan tingkat melainkan perbedaan anggota yaitu terdapat pada 5 kelas yang setiap kelas diambil sama rata. Arikunto (2010:182) menjelaskan untuk memperoleh sampel yang representif, pengambilan sampel dari setiap strata atau didalam penelitian dijadikan perbedaan kelas ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya jumlah dalam masing-masing kelas. Lebih Lanjut, Arikunto (2010) menyatakan jika subjeknya kurang dari 100 maka diambil semua dan untuk responden dalam jumlah besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Penelitian ini untuk pengambilan sampel yang seimbang setiap kelas di ambil 40% dari jumlah kelas. Roscoe (dalam Sugiyono 2016:90) mengemukakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.Instrumen penelitian ini adalah dengan wawancara yang ditujukan kepada wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana, ketua program keahlian teknik pemesinan, dan kepala bengkel, dan angket yang ditujukan kepada siswa kelas XII program keahlian teknik pemesinan yang di ambil 40% dari total keseluruhan per kelas XII yang berjumlah 5 kelas terdiri dari 205 siswa sehingga jumlah dari sampel adalah 82 siswa, serta observasi pada bengkel program keahlian teknik pemesinan dan dokumen untuk mendapatkan data yang berlokasi di SMK Sore Deskripsi Tingkat Kelayakan pada Kondisi Ruang Bengkel di SMK Sore Deskripsi responden terhadap tingkat kelayakan kondisi ruang bengkel yang berada di SMK Sore yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Kondisi Ruang Bengkel di SMK Sore 4.47% Tidak 23.06% Kurang 50.81% 21.64% Sangat Gambar 1 Kondisi Ruang Bengkel di SMK Sore Berikut ini adalah hasil deskripsi dari tingkat kelayakan pada aspek kondisi ruang bengkel pemesinan yang berada di SMK Sore yaitu 4,47% siswa kelas XII TPm menyatakan tidak layak, 23,06% siswa kelas XII TPm menyatakan kurang layak, 50,81% siswa kelas XII TPm menyatakan layak, 21,64% siswa kelas XII TPm menyatakan sangat layak. Deskripsi Tingkat Kelayakan pada Kondisi Peralatan/Mesin Praktik di SMK Sore Deskripsi responden hasil penelitian terhadap tingkat kelayakan kondisi Peralatan/Mesin Praktik di SMK Sore yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Berikut ini adalah hasil deskripsi dari tingkat kelayakan pada aspek kondisi peralatan/mesin praktik pemesinan di SMK Sore yaitu 9,45% siswa kelas XII TPm menyatakan tidak layak, 35,06% siswa kelas XII TPm menyatakan kurang layak, 42,68% siswa kelas XII TPm menyatakan layak, 12,80% siswa kelas XII TPm menyatakan sangat layak.
4 Rico Andhika Putra, Yoto, Widiyanti, Persepsi Siswa Terhadap Kelayakan Sarana % 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Gambar 2 Kondisi Peralatan Praktik di SMK Sore Deskripsi Tingkat Kelayakan pada Kondisi Kelengkapan K3 di SMK Sore Deskripsi responden hasil penelitian terhadap tingkat kelayakan kondisi Peralatan/Mesin Praktik di SMK Sore yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Kondisi Peralatan/Mesin praktik di SMK Sore 9.45% Tidak 35.06% Kurang 42.68% Kondisi Kelengkapan K3 di SMK Sore 6.34% Tidak 27.07% Kurang 48.04% 12.80% Sangat 18.53% Sangat Gambar 3 Kondisi Kelengkapan K3 di SMK Sore Berikut ini adalah hasil deskripsi dari tingkat kelayakan pada aspek kondisi kelengkapan K3 di SMK Sore yaitu 6,34% siswa kelas XII TPm menyatakan tidak layak, 27,07% siswa kelas XII TPm menyatakan kurang layak, 48,04% siswa kelas XII TPm menyatakan layak, 18,53% siswa kelas XII TPm menyatakan sangat layak. Ventilasi dan penerangan di ruang bengkel Ventilasi udara di bengkel pemesinan SMK Sore sudah cukup menerangi pada proses praktikum, karena di bagian atas terdapat ventilasi kaca yang membantu penerangan dari lampu yang telah tersedia, sedangkan di bengkel terdapat rolling door yang cukup luas sehingga pada sistem penerangan pada saat melaksanakan praktikum sudah maksimal Gambar 4 Kondisi ruang bengkel Ventilasi yang ada di bengkel SMK Sore dapat diambil kesimpulan bahwa ventilasi yang ada di bengkel pemesinan sudah cukup untuk menunjang proses praktikum Area Kerja Bangku Ragum, Ragum yang digunakan oleh peserta didik di SMK Sore masing-masing 1 siswa menggunakan satu ragum. Alat Perkakas Tangan, Alat perkakas tangan yang digunakan siswa SMK Sore masing-masing 1 peserta didik menggunakan 1 alat perkakas Alat Ukur, alat ukur yang berada di bengkel SMK Sore digunakan 5-6 peserta didik setiap alat ukur.
5 486 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017 Area Kerja Mesin Bubut Mesin bubut yang digunakan oleh siswa dalam pelaksanaan praktik terdapat 12 mesin bubut dengan merek berbeda-beda. Perawatan pada mesin bubut dilaksanakan secara berkala. Pembersihan mesin dilaksanakan setiap bulan, pelumasan dilaksanakan setiap 6 bulan sekali, dan pelaksanakan overhoul pada mesin dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Gambar 5 Mesin bubut di SMK Sore Area Kerja Mesin Frais Dari hasil observasi di SMK Sore, pemberian penggunaan 1 mesin frais untuk masing-masing siswa adalah 3 5 peserta didik, hal ini sesuai dengan Permendiknas No. 40 Tahun 2008, karena sistem praktikum yang berada di SMK Sore menggunakan sistem bergantian. Perawatan pada mesin frais di SMK Sore dilaksanakan secara berkala. Pembersihan mesin dilaksanakan setiap bulan, pelumasan dilaksanakan setiap 6 bulan sekali, dan pelaksanakan overhaul pada mesin dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Gambar 6 Mesin frais di SMK Sore Area Kerja Mesin CNC Mesin CNC yang digunakan oleh siswa dalam pelaksanaan praktik terdapat 2 mesin CNC yaitu CNC Turning dan CNC Milling. Perawatan pada mesin CNC dilaksanakan secara berkala. Pembersihan mesin CNC dilaksanakan setiap bulan, pelumasan dilaksanakan setiap 6 bulan sekali, dan pelaksanakan overhaul pada mesin dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Gambar 7 Mesin CNC Turning di SMK Sore
6 Rico Andhika Putra, Yoto, Widiyanti, Persepsi Siswa Terhadap Kelayakan Sarana 487 Gambar 8 Mesin CNC Milling di SMK Sore Pembahasan Tingkat Kelayakan Kondisi Ruang Bengkel di SMK Sore Dilihat dari aspek ruang penunjang, ventilasi, penerangan, kelembaban udara, pewarnaan yang digunakan, serta penempatan peralatan/mesin sudah hampir memenuhi dengan standar minimal yang telah ditentukan. Dari hasil persentase yang tercantum pada tabel 1 juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Misbah selaku Waka Sarana Prasara kondisi pada ruang bengkel praktik disini sebatas memenuhi dengan standar minimal yang telah ditentukan untuk tingkat sekolah kejuruan. Pernyataan tersebut juga dipertegas lagi oleh Ibu Sri Insiyah selaku Kepala kompetensi keahlian TPm yang menyatakan bahwa kondisi pada ruang bengkel kita sudah cukup memenuhi standar minimal yang telah ditentukan, bapak Rizal selaku Sekertaris Jurusan juga menambahkan kondisi ruang pada bengkel sudah memenuhi standar minimal sekolah kejuruan. Kondisi ruang bengkel yang bagus memungkinkan peserta didik dapat bekerja dengan maksimal dan memperoleh kenyamanan pada saat melaksanakan praktik, ketercapaian sarana prasarana bengkel dapat mempengaruhi hasil produksi dari peserta didik. Berdasarkan hasil tersebut tingkat kelayakan kondisi ruang bengkel di SMK Sore juga diperkuat dengan hasil dari pengamatan yang menemukan beberapa kondisi ruang sudah sesuai dengan standar terbukti adanya ventilasi yang berada di bagian atas dan di ruang bengkel menggunakan rolling door sehingga penerangan juga dikatakan sangat maksimal dan warna yang sesuai dengan standar. Temuan berikutnya terlihat pada luas area kerja mesin bubut yang memiliki luas kurang lebih 64 m² dan pada area kerja mesin frais memiliki luas kurang lebih 32 m². Ketentuan luas dilihat dari tabel lampiran pada Permendikna No. 40 Tahun 2008 tentang sarana prasarana pada tingkat SMK/MAK yang lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Dikatakan layak selain dengan ketentuan luas area kerja juga dilihat dari sisi lain, pada area bengkel juga tersedia wastafel, rak tempat barang siswa, dan toilet pada area bengkel. Pembahasan Tingkat Kelayakan Kondisi Peralatan/Mesin Praktik di SMK Sore Hasil pengamatan secara langsung masih ditemukan beberapa peralatan/mesin yang kondisinya tidak bisa bekerja dengan maksimal, temuan tersebut di area kerja mesin bubut konvensional yang bisa digunakan kurang dari 50% dari jumlah yang ada dan kerusakan lainnya terdapat pada bagian coolent, otomatis, dan penerangan pada mesin. Permendiknas mengatakan layak jika kondisi peralatan/mesin yang bisa digunakan praktik siswa sebanyak 75% dari jumlah mesin yang ada. Kerusakan mesin dikarenakan oleh usia mesin yang sudah tua, akan tetapi mesin di bengkel SMK Sore sudah memiliki mesin yang terkini yaitu mesin 1 CNC milling dan 1 CNC turning. Untuk menyiasati keterbatasan pada mesin yang sebagian tidak bisa bekerja dengan maksimal pihak sekolah menggunakan pembelajaran rolling. Pembelajaran rolling adalah proses
7 488 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017 pembelajaran dalam praktik yang dilakukan secara bergantian, missal di dalam rombongan belajar terdapat 20 peserta didik sedangkan jumlah masing-masing mesin tidak rata, jadi ada peserta didik yang bekerja pada mesin bubut, ada yang bekerja pada mesin skrap, dan sebagian ada yang melakukan pekerjaan di mesin frais. Selain dengan sistem pembelajaran rolling untuk memaksimalkan praktik pemesinan pihak sekolah akan mengurangi rombongan belajar yang pada saat ini memiliki 5 rombongan belajar yang setiap 1 rombongan belajar memiliki 40 peserta didik akan di kurangi menjadi 3 rombongan belajar agar semua peserta didik bisa lebih fokus pada saat melaksanakan praktikum. Perawatan pada mesin dilaksanakan secara berkala. Pembersihan mesin dilaksanakan setiap bulan, pelumasan dilaksanakan setiap 6 bulan sekali, dan pelaksanakan overhoul pada mesin dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kelayakan kondisi peralatan/mesin praktik di bengkel SMK Sore masih belum bisa maksimal terbukti dengan ungkapan pihak dari sekolah dan hasil pengamatan secara langsung dengan menggunakan acuan Permendiknas No. 40 Tahun 2008 tentang sarana prasarana pendidikan pada tingkat SMK/MAK. Pembahasan Tingkat Kelayakan Kondisi K3 di Bengkel SMK Sore Hasil pengamatan secara langsung menemukan bahwa kotak P3K masih terawat dengan baik akan tetapi obat-obatan yang ada masih belum lengkap, dan jika siswa ada yang mengalami kecelakan harus langsung dilarikan ke UKS tanpa ada penanganan darurat di bengkel. APD yang dimiliki siswa hampir memenuhi standar minimal, akan tetapi yang mempunyai APD hanya sebagian kecil. Pengamatan langsung menggunakan acuan dari Permendiknas No. 40 Tahun 2008 jika dikatakan layak kelengkapan kesehatan dan keselamatan kerja di bengkel terdapat APD yang lengkap dan memenuhi rasio jumlah peserta didik, tetapi fakta pada pengamatan di bengkel APD yang tersedia tidak maksimal bahkan APD disiapkan sendiri oleh siswa. Penemuan lainnya terdapat pada area kerja CNC, di area kerja CNC lantai yang digunakan adalah keramik, lantai yang menggunakan keramik potensi kelicinan saat menggunakan sepatu sangat tinggi, untuk mengurangi potensi licin pada saat berjalan siswa tidak menggunakan sepatu. Proses bekerja yang tidak dilengkapi APD dengan baik akan meningkatkan proses kecelakaan kerja yang tinggi, seperti halnya praktikum pada area kerja CNC yang tidak menggunakan sepatu. Peningkatan Prestasi di SMK Sore Untuk meningkatkan prestasi peserta didik di SMK Sore, pihak sekolah mengikutkan siswa pada perlombaan misalnya mengikutkan pada LKS dan untuk pemberian pembekalan persiapan lomba peserta didik diikutkan pada kelas tambahan, sehingga peserta didik memang benar-benar disiapkan untuk mengikuti perlombaan. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ibu Sri Insiyah selaku Kepala kompetensi keahlian TPm dan Bapak Rizal selaku Sekertaris jurusan TPm PENUTUP Kesimpulan Tingkat kelayakan kondisi ruang bengkel di SMK Sore didapatkan sebagian peserta didik berpendapat
8 Rico Andhika Putra, Yoto, Widiyanti, Persepsi Siswa Terhadap Kelayakan Sarana 489 bahwa ruang bengkel praktik dapat dikategorikan layak. Kondisi kelayakan ruang bengkel dilihat dari: (a) Ruang penunjang di bengkel misalnya ruangan untuk tempat bahan dan alat, tempat untuk meletakkan barang siswa, dan adanya ruang untuk instruktur. (b) Penerangan, ventilasi, dan sistem sirkulasi udah sudah berfungsi dengan baik, sehingga siswa tidak merasakan panas dan ketegangan pada otot mata saat melaksanakan praktikum. (c) Pewarnaan pada ruang bengkel sudah memenuhi standar, yaitu menggunakan warna yang terang sehingga bisa mendukung ruang bengkel menjadi lebih terang. (d) Tata letak mesin dan peralatan pada bengkel sudah diatur sesuai dengan fungsinya. Tingkat kelayakanm pada kondisi peralatan/mesin praktik di bengkel SMK Sore didapatkan sebagian besar peserta didik telah berpendapat bahwa kondisi peralatan/mesin praktik di bengkel dapat dikategorikan layak, tetapi hasil pada observasi menyatakan berbanding terbalik dengan pendapat siswa, masih ada temuan yang kondisinya dikatakan belum layak sesuai dengan Permendiknas No. 40 Tahun Kondisi peralatan/ mesin yang belum bisa dikatakan layak sesuai hasil pengamatan langsung antara lain: (a) Jumlah dari peralatan/mesin yang masih terbatas karena sebagian mesin ada yang mengalami kerusakan atau bisa digunakan tetapi tidak bisa bekerja dengan maksimal, sehingga dengan adanya permasalahan tersebut jumlah dari mesin jadi tidak sesuai dengan rasio jumlah peserta didik. (b) Kualitas dari peralatan/mesin pada bengkel yang masih mengalami kerusakan misalnya pada bagian coolent dan center bor yang sudah rusak. Tingkat kelayakan pada kesehatan dan keselamatan kerja di bengkel SMK Sore didapatkan sebagian besar siswa telah berpendapat bahwa kondisi kelayakan pada kesehatan dan keselamatan kerja di bengkel dapat dikategorikan layak, tetapi hasil pada observasi menyatakan berbanding terbalik dengan pendapat siswa, masih ada temuan yang kondisinya dikatakan belum layak sesuai dengan Permendiknas No. 40 Tahun Kondisi kelayakan pada kesehatan dan keselamatan kerja yang belum bisa dikatakan layak sesuai hasil pengamatan langsung antara lain: (a) Kekurangan pada perlengkapan penunjang dalam pelaksanaan praktik misalnya sarung tangan, masker, penutup telinga, kurang maksimalnya ramburambu K3 pada bengkel. (b) Jumlah alat perlindungan diri yang di butuhkan siswa masih mengalami keterbatasan jumlah, sehingga tidak sesuai dengan rasio jumlah peserta didik. (c) Di dalam ruang bengkel terdapat kotak P3K, tetapi didalam kotak obat tidak disediakan obat-obatan secara maksimal. Implikasi Pendidikan sekarang ini terutama proses pembelajaran memerlukan sarana prasarana pendidikan untuk membantu guru dalam proses pembelajarandan untuk mengoptimalkan kreativitas peserta didik. Pengadaan sarana prasarana pendidikan yang canggih serta mengikuti kemajuan zaman adalah harapan dan keinginan setiap sekolah. Untuk mewujudkan harapan dan keinginan tersebut, pihak sekolah haruslah mempunyai cukup dana dari bantuan pemerintah dan wali murid, tetapi terkadang dana yang berasal dari pemerintah, penyerahannya sedikit terlambat untuk sampai kepada pihak sekolah. Keterlambatan tersebut secara tidak langsung berimbas kepada pengembangan sarana prasarana pendidikan yang dilakukan pihak sekolah. Untuk dana pihak sekolah sebaiknya
9 490 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017 tidak hanya mengandalkan bantuan dana dari pemerintah, tapi juga harus mampu mendapatkan dana secara swadaya atau dari wali murid agar pengadaan sarana prasarana tidak terhambat pengembangannya dan peningkatan mutu proses pembelajaran praktik juga tidak terhambat. Saran Kepada Kepala Sekolah SMK Sore, melihat adanya kekurangan dalam peralatan/mesin dan perlengkapan pada keselamatan dan kesehatan kerja di bengkel sebagaimana di temuan dalam penelitian ini, dengan demikian maka pihak sekolah dapat mengupayakan penambahan dan pengadaan peralatan/mesin dan penambahan pada aspek keselamatan dan kesehatan kerja di bengkel supaya pada proses pembelajaran praktikum semakin meningkat dari kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan. Kepada Guru Produktif Program Keahlian Teknik Pemesinan, seorang guru atau instruktur merupakan pengelola dan juga sebagai pengarah dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, baik itu pembelajaran teori maupun pembelajaran praktikum. Mengingat kondisi peralatan/mesin dan perlengkapam praktik di SMK Sore yang terbatas misalnya jumlah mesin dan jumlah alat perlindungan diri untuk peserta didik tidak sesuai dengan rasio jumlah peserta didik, maka dibutuhkan koordinasi yang baik untuk penggunaan peralatan/mesin DAFTAR RUJUKAN Amirudin Studi Kelayakan Sarana dan Prasarana Bengkel Pemesinan di SMK Muhammadiyah Prambanan. (Online), ( uddin pdf, diakses 29 Agustus 2017) serta perlengkapan dan juga untuk pelaksanaannya. Kepada Siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan, dengan jumlah peralatan/mesin yang terbatas dan perlengkapan yang ada misalnya dalam mesin bubut yang masih ada belum bisa digunakan dengan maksimal, diharapkan siswa menggunakan peralatan/mesin serta perlengkapan yang lainnya dengan baik agar terpenuhinya proses pembelajaran yang aman dan nyaman. Siswa juga diharapkan untuk selalu menaati tata tertib pada saat proses pembelajaran praktikum sehingga tidak akan mengalami kecelakaan. Kepada jurusan Teknik Mesin, diharapkan hasil dari penelitian ini dijadikan sebagai kajian untuk lebih meningkatkan fungsi bengkel teknik mesin serta lebih meningkatkan manajemen bengkel yang sudah berjalan dengan baik. Kepada Peneliti Selanjutnya, penelitian mengenai studi kelayakan tentang sarana dan prasarana praktikum teknik pemesinan di SMK Sore dalam menunjang kegiatan praktik siswa dengan menggunakan acuan Permendiknas N0. 40 Tahun 2008 ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk penelitian sejenisnya, jika ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan kelayakan bengkel praktik pemesinan, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggali lebih materi guna menyempurnakan penelitian-penelitian sebelumnya. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Perangkat Akreditasi SMK/MAK. (Online), (
10 Rico Andhika Putra, Yoto, Widiyanti, Persepsi Siswa Terhadap Kelayakan Sarana 491 pora.rembangkab.go.id/handaruni/up- loads/2015/05/perangkat-akreditasi- SMK-2017.pdf, diakses 5 Oktober 2017) Wati, F Kelayakan Fasilitas Bengkel Pemesinan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. (Online). ( a%20wati%20mohamad%20edy% pdf, diakses 30 Agustus 2017) Purnomo Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pada Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan Berdasarkan Ketentuan BSNP (Studi Kasus di SMK Nasional Malang). Skripsi tidak diterbitkan: Universitas Negeri Malang. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 40 tahun 2008 Tentang Standar Sarana Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMK/MA). (Online), ( MEN_NO_%2040_Tahun_2008_Sarpras_SMK_lamp.pdf diakses 29 Agustus 2017) Riduwan Belajar Mudah Penelitian: Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta Sukardi Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Triyastuti, J Analisis Kelayakan Bengkel Praktikum Pemesinan di SMKN 1 Singosari dan SMK PGRI 2 Malang. Skripsi tidak diterbitkan: Universitas Negeri Malang Universitas Negeri Malang PPKI: Skripsi, Thesisi, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi 5. Malang: Biro Administrasi Akademik, Perencanaan dan Sistem Informasi bekerja sama dengan Penerbit UM. Universitas Negeri Malang PPKI: Skripsi, Thesisi, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi 6. Malang: Biro Administrasi Akademik, Perencanaan dan Sistem Informasi bekerja sama dengan Penerbit UM. Yoto Manajemen Bengkel. Malang: Aditya Media Publishing.
STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN
Studi Kelayakan Sarana (Amirudin) 165 STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN FEASIBILITY STUDY OF FACILITIES AND INFRASTRUCTURE OF MACHINING WORKSHOP AT SMK
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN
Studi Kelayakan Sarana (Amirudin) 1 STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN FEASIBILITY STUDY OF FACILITIES AND INFRASTRUCTURE OF MACHINING WORKSHOP AT SMK
Lebih terperinciKELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL TEKNIK PEMESINAN DI SMK ASSA ADAH PONDOK PESANTREN QOMARUDDIN BUNGAH GRESIK
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 317 KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL TEKNIK PEMESINAN DI SMK ASSA ADAH PONDOK PESANTREN QOMARUDDIN BUNGAH GRESIK Oleh: Misbakhul Ulum, Yoto,
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL
OPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL Oleh Agus Triyatno NIM. 11503247007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KONDISI SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA BENGKEL TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 6 KOTA MALANG
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 STUDI TENTANG KONDISI SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA BENGKEL TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 6 KOTA MALANG Oleh: Ferawati, Yoto, dan Abdul Qolik Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkualitas diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu menjadi ahli serta dapat bekerja dalam bidang tertentu. Salah satu
Lebih terperinciPENGGUNAAN LABORATORIUM DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN
102 PENGGUNAAN LABORATORIUM DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN Leonardo R. Nyangko 1, Uli Karo Karo 2, Aam Hamdani 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Jl. Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciKELAYAKAN SARANA PRASARANA BENGKEL PENGELASAN SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
Kelayakan Sarana dan Prasarana (Sapto dan Prapto) 359 KELAYAKAN SARANA PRASARANA BENGKEL PENGELASAN SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA FEASIBILITY OF WORKING FACILITIES OF WELDING SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
Lebih terperinciKELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DAN KUALIFIKASI GURU TEKNIK PEMESINAN SMK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Kelayakan Sarana Prasarana (Diega Hirdiawan) 1 KELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DAN KUALIFIKASI GURU TEKNIK PEMESINAN SMK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL FEASIBILITY OF INFRASTRUCTURE FACILITIES AND TEACHERS
Lebih terperinciKETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN
121 KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN Yusro 1, Nana Sumarna 2, Ridwan A. M. Noor 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu peradaban, manusia merupakan unsur terpenting didalamnya. Maka wajar jika suatu bangsa ingin maju maka hal utama yang harus diperhatikan adalah mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi komputer dan informatika pada abad 21 ini berkembang dengan pesat dan didukung dengan penggunaan komputer yang menjadi kebutuhan masyarakat. Komputer merupakan
Lebih terperinciOleh: Novian Yudha Prasetyo, Yoto Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 2, OKTOBER 216 1 PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN SISTEM BLOK MATAKULIAH PRAKTIKUM PADA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciUJI BANDING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 25, NO. 1, APRIL 2017 51 UJI BANDING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan baik dan terciptanya kondisi belajar sesuai dengan tujuan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai masalah dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar berkembang dengan baik dan terciptanya kondisi belajar sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciKEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN. Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M.
KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M. Pd **) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui
Lebih terperinciDepartemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung
293 STUDI TENTANG KETERSEDIAAN FASILITAS WORKSHOP OTOMOTIF SMKN 8 BANDUNG BERDASARKAN STANDARSARANA PRASARANA PENDIDIKAN NASIONAL UNTUK MEMENUHI STANDAR UJI KOMPETENSI Tanggu M. Habeahan 1, Inu H. Kusumah
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM KOMPUTER BANGUNAN DI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 SEDAYU
Studi Kelayakan Sarana... (Muh Bahrul Ulum Al Karimi) 1 STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM KOMPUTER BANGUNAN DI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 SEDAYU FEASIBILITY STUDY OF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini penyiapan dan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian utama, khususnya
Lebih terperinciCORELLATION OF DEPARTEMENTAL ACCREDITATION ACHIEVMENT AND PRODUCTIVITY OF TEACHER PRODUCTIVE SUBJECT MATTER IN VOCATIONAL HIGHT SCHOOL MALANG
HUBUNGAN ANTARA CAPAIAN AKREDITASI PROGRAM KEAHLIAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA PENDIDIK MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SE-KOTA MALANG CORELLATION OF DEPARTEMENTAL ACCREDITATION ACHIEVMENT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan menurut Muhibin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya sangat diperlukan. Terutama untuk mengantisipasi era globalisasi yang
Lebih terperinciSTUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK
1 STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK Aap Pandriana 1, Nana Sumarna 2, Ridwan A.M. Noor 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Lebih terperinciKINERJA TEKNISI LABORATORIUM DI SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA SE-KABUPATEN SLEMAN
KINERJA TEKNISI LABORATORIUM DI SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA SE-KABUPATEN SLEMAN Oleh: Lia Saputra NIM 08505241024 Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan dan kebutuhan zaman yang bergerak relatif cepat. sumber daya manusia dengan perkembangan zaman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam meningkatkan kemajuan bangsa. Suatu bangsa hanya dapat dimungkinkan maju apabila sumber daya manusia yang terkandung
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 OPTIMALISASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oleh: Ahsin Wahyunan, Sutijono,
Lebih terperinciOleh: Restiaawan Chandra Afandi, Djoko Kustono, Solichin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universias Negeri Malang
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 PENGARUH PENGGUNAAN PAPAN PIJAKAN UNTUK SISWA YANG TINGGI BADANNYA DIBAWAH 160 CM TERHADAP ASPEK ERGONOMI DAN HASIL KERJA KETIKA PRAKTIKUM TEKNOLOGI
Lebih terperinciPENERAPAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN CAD DAN PEMESINAN CNC DI SMK
ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN CAD DAN PEMESINAN CNC DI SMK Oleh : Bernardus Sentot Wijanarka Dwi Rahdiyanta Edi Purnomo Mahasiswa:
Lebih terperinciKESIAPAN BENGKEL PEMESINAN MENUJU KEMANDIRIAN DI SMK N 1 SEYEGAN
Kesiapan Bengkel Pemesinan (Duwi Susilo Wibowo) 577 KESIAPAN BENGKEL PEMESINAN MENUJU KEMANDIRIAN DI SMK N 1 SEYEGAN READINESS OF MACHINING WORKSHOP TOWARDS AUTONOMY AT SMK N 1 SEYEGAN Oleh: Duwi Susilo
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH KEJURUAN(SMK/MAK) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia kerja saat ini dan masa mendatang membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya memiliki kemampuan teoritis saja, tetapi juga harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut sumber daya manusia yang harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh untuk menciptakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALAT PENDUKUNG PRAKTIK PADA KOMPETENSI MENGUNAKAN MESIN BUBUT KOMPLEKS
83 PENGGUNAAN ALAT PENDUKUNG PRAKTIK PADA KOMPETENSI MENGUNAKAN MESIN BUBUT KOMPLEKS Muhamad A. S. Hidayat 1, Aam Hamdani 2, Ridwan A. M. Noor 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciKEADAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIK SISWA DI BENGKEL PENGELASAN SMK 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA
Keadaan dan Pengelolaan (Nopitri Pamungkas) 85 KEADAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIK SISWA DI BENGKEL PENGELASAN SMK 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA THE CONDITION AND MANAGEMENT OF STUDENTS PRACTICE EQUIPMENT
Lebih terperinciKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK
46 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK Didin Komarudin 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung
Lebih terperinciSTUDI EKSPLORASI PERALATAN PRAKTIKUM PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF DITINJAU DARI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
199 STUDI EKSPLORASI PERALATAN PRAKTIKUM PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF DITINJAU DARI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Maulana Nugraha 1, Wowo S. Kuswana 2, Mumu Komaro 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang pada saat ini sedang dikembangkan secara menyeluruh oleh pemerintah, hal tersebut dibuktikan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia kerja, kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan masih terbuka namun sangat kompetitif. Hal ini tidak terkecuali dalam dunia kerja pada industri
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang. didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tingkat persepsi siswa terhadap karakteristik
Lebih terperinciPENGARUH KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTIKUM PEMESINAN DI SMKN 1 SINGOSARI
JUPEDASMEN, Volume 3, Nomor 1, April 2017 39 PENGARUH KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTIKUM PEMESINAN DI SMKN 1 SINGOSARI Oleh: Irma Susanti, Yoto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Pengajaran dan proses pelatihan di indonesia
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN
Studi Kelayakan Fasilitas (Dian Lutfi Yahya dan Riswan DD) 269 STUDI KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN THE FEASIBILITY STUDY OF MACHINE WORKSHOP FACILITY IN SMK MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai wadah pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkemampuan sesuai kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah menyumbangkan berbagai hal positif dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial didunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat
Lebih terperinciKESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG
208 KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG Muhammad F. Rizqi 1, Inu H. Kusumah 2, Sulaeman 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Rambah dan waktu penelitiannya dilakukan pada bulan Juli
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Rambah Kecamatan Rambah dan waktu penelitiannya dilakukan pada bulan Juli sampai September
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di zaman era
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di zaman era globalisasi sekarang ini, membuat manusia harus mengikuti perkembangan tersebut. Kondisi
Lebih terperinciPENERAPAN BUKU SAKU MASTERCAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DI SMK N 2 DEPOK SLEMAN ARTIKEL
PENERAPAN BUKU SAKU MASTERCAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DI SMK N 2 DEPOK SLEMAN ARTIKEL Oleh : ANDI SETIAWAN NIM. 113247 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK
Lebih terperinciPENERAPAN MODUL MESIN BUBUT CNC UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL
PENERAPAN MODUL MESIN BUBUT CNC UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL Oleh : Dhani Setiana NIM. 11503247006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciUndang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Perwitasari, Hubungan Fasilitas Praktikum TKJ di Sekolah... 425 Hubungan Fasilitas Praktikum TKJ di Sekolah, Kesesuaian Tempat Prakerin, dan Kompetensi TKJ Siswa dengan Hasil Uji Kompetensi Keahlian Dian
Lebih terperinciSTUDI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SIWA SMK
119 STUDI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SIWA SMK Nurifqi A. T. 1, Nana Sumarna 2, Enda Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung pembangunan nasional, khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional, khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja yang terampil
Lebih terperinciSTUDI EKSPLORASI FASILITAS WORKSHOP TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 GARUT BERDASARKAN STANDAR SARANA PRASARANA
STUDI EKSPLORASI FASILITAS WORKSHOP TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 GARUT BERDASARKAN STANDAR SARANA PRASARANA Faisal Rahman 1, Dedi Supriawan 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN PERLENGKAPAN BENGKEL OTOMOTIF SESUAI PERSYARATAN STANDAR BSNP
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 ANALISIS KEBUTUHAN PERLENGKAPAN BENGKEL OTOMOTIF SESUAI PERSYARATAN STANDAR BSNP Oleh: Willy Artha Wirawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universias
Lebih terperinciHeri Wanto G
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK MUHAMMADIYAH 4 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 Karya Ilmiah Ini Disusun untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal pokok di dalam mendukung serta menunjang demi terciptanya kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan, kualitas dari suatu individu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis.perkembangan dan perubahan terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.perubahan
Lebih terperinciMANAJEMEN SARANA PRAKTIK PROGRAM STUDI TEKNIK OTOTRONIK SMK TAMAN KARYA MADYA PERTAMBANGAN KEBUMEN
1 MANAJEMEN SARANA PRAKTIK PROGRAM STUDI TEKNIK OTOTRONIK SMK TAMAN KARYA MADYA PERTAMBANGAN KEBUMEN PRACTICE FACILITIES MANAGEMENT OF ENGINEERING STUDY OTOTRONIK SMK TAMAN KARYA MADYA PERTAMBANGAN KEBUMEN
Lebih terperinciIrnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI irnien.wordpress.com
Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI am_nien@yahoo.co.id irnien.wordpress.com fungsi utama laboratorium fisika sekolah adalah sebagai salah satu sumber belajar fisika di sekolah atau sebagai
Lebih terperinci2015 PENGARUH IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PEMBELAJARAN PRAKTIK PRODUKTIF DI BENGKEL OTOMOTIF SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asean Free Trade Area (AFTA) adalah sebuah kesepakatan perdagangan bebas dimana hanya akan ada satu pasar dan basis produksi dengan lima elemen utama yaitu aliran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas individu yang mempunyai kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PENGECORAN LOGAM ALUMINIUM UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin Volume 2 Nomor 2 Oktober 2017 hal 111-116 Pengembangan Modul Pengecoran (Afiata Donny Nuryanto, Tiwan) 111 e-issn: 2548-7590 https://journal.uny.ac.id/index.php/dynamika/issue/view/1445
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN SISWA PENGGUNA LAYANAN TRANSPORTASI BUS SEKOLAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
ANALISIS KEPUASAN SISWA PENGGUNA LAYANAN TRANSPORTASI BUS SEKOLAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALYSIS OF STUDENT S SATISFACTION OF SCHOOL BUS SERVICE IN TULUNGAGUNG DISTRICK Yuniar Rifqoh Na imy Agus Timan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat pelaksanaan penelitian ini mengambil lokasi di SMK Wirakarya 1 Ciparay Jalan Raya Andir Nomor 17 Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung 40381.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejururuan (SMK) merupakan salah satu jenjang sekolah lanjutan formal setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA).
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL Oleh: MARET ADI PURWANTO 08503244036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi dari variabel penelitian didasarkan pada jumlah skor rata-rata jawaban
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu dua variabel bebas. Variabel bebas meliputi proses pembelajaran (X 1 ) dan kelayakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode penelitian yang dapat membantu memecahkan masalah yang terjadi pada masa
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PADA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN KABUPATEN MALANG
80 Rahmat Bagus Ramadhani, Widiyanti, Solichin, Manajemen Pemeliharaan dan Perbaikan... MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PADA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN KABUPATEN MALANG Oleh:
Lebih terperinciARTIKEL. Oleh Sativa Arisena NIM
PENGARUH KINERJA TEKNISI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA ARTIKEL Oleh Sativa Arisena NIM 11503247009 PROGRAM
Lebih terperinciA. Analisis Situasi SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK SLEMAN berada dilokasi yang cukup strategis. Selain berada di pusat kota, SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK
BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan lembaga yang paling penting dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, handal dan memiliki moralitas yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang membangun, menempatkan pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala bidang. Pendidikan dalam suatu
Lebih terperinciAnalisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015
Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Siti Maemunah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK PGRI 1 GRESIK
Analisis Kelayakan Sarana dan Prasarana Laboratorium ANALISIS KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK PGRI GRESIK Andri Siswanto S Pendidikan Teknik Mesin,
Lebih terperinciPELATIHAN PEMROGRAMAN MESIN CNC FANUC UNTUK GURU SMK DIY
Artikel Kegiatan PPM PELATIHAN PEMROGRAMAN MESIN CNC FANUC UNTUK GURU SMK DIY Oleh : Dr. Bernardus Sentot Wijanarka, M.T (NIP. 19651006 199002 1 001) Dr. Dwi Rahdiyanta, M.Pd (NIP. 19620215 198601 1 002)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tri Bhakti Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru. disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dari penelitian ini adalah semester genap tahun ajaran 2014/2015, sedangkan penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Pertama Tri Bhakti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru sebagai tenaga professional bertugas melaksanakan dan merencanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
BAB I PENDAHULUAN. Guru sebagai tenaga professional bertugas melaksanakan dan merencanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian, membantu pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Ditinjau dari objeknya penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi diperoleh dari
Lebih terperinciKELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN DI SMK NEGERI 2 PENGASIH
Kelayakan Sarana Prasarana (Afriadi Budi Prasetyo dan Mujiyono) 333 KELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN DI SMK NEGERI 2 PENGASIH FEASIBILITY OF TEACHING AND
Lebih terperinciANALISIS WAKTU PEMESINAN PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK
177 ANALISIS WAKTU PEMESINAN PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK Ade Karyadi 1, Wardaya 2, Purnawan 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr.
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA PADA KARYAWAN CV. MITRA JAYA MALANG
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 1, APRIL 2016 1 PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA PADA KARYAWAN CV. MITRA JAYA MALANG Oleh: Mochamad Tachyudin, Solichin dan Marji Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUBUT LANJUT
95 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUBUT LANJUT 1 Japar Umar 1, Dadang Hidayat 2, Wardaya 3 Departemen
Lebih terperinciEKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN
247 EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN Saeful M. Hidayat 1, Wowo S. Kuswana 2, Sunarto H. Untung 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciEKSPLORASI MINAT BEKERJA, BERWIRAUSAHA, DAN MELANJUTKAN STUDI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UPI
108 EKSPLORASI MINAT BEKERJA, BERWIRAUSAHA, DAN MELANJUTKAN STUDI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UPI Ramdan A. Permana 1, Tatang Permana 2, Asep H. Sasmita 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl.
Lebih terperinci146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN STAND ALAT PERAGA SISTEM WIPER WASHER GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TKR DI SMK MA ARIF 2 GOMBONG TAHUN 2015/2016 Oleh : Pradipta Yafi Atprivema, Bambang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Didik Nurhadi, Pengembangan Standart Operation Procedure... 23 PENGEMBANGAN STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan pendidikan tinggi untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam bidang teknologi yang semakin berkembang merupakan aspek sebuah pengetahuan dan teknologi yang mengharuskan kalangan pendidikan tinggi untuk
Lebih terperinciVol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM REM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM REM SISWA KELAS XII TEKNIK SEPEDA MOTOR DI SMK PANCASILA KUTOARJO Oleh Email : Faisal Dwi Hermawan, Widiyatmoko,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PENGECORAN ALUMINIUM DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN SLEMAN
PENGEMBANGAN MODUL PENGECORAN ALUMINIUM DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN SLEMAN Ngatiman dan Arianto Leman S. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY iman_boys90@yahoo.com, +628155533713 Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPEMAHAMAN DAN PENERAPAN ASESMEN OTENTIK PADA GURU MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN MESIN OTOMASI DASAR SMK SWASTA SE-KOTA MALANG
42 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 2, OKTOBER 2012 PEMAHAMAN DAN PENERAPAN ASESMEN OTENTIK PADA GURU MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN MESIN OTOMASI DASAR SMK SWASTA SE-KOTA MALANG Oleh: Hamzah Fansyuri*)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan deskriptif, data yang diperoleh dari subyek penelitian dianalisis sesuai
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015
PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciTitian Ningrum Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO Titian Ningrum Pendidikan Ekonomi,
Lebih terperinciHUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
Hubungan Kinerja Guru (Bayu Setiawan) 369 HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA RELATION BETWEEN TEACHER
Lebih terperinciEVALUASI KETERCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SARANA PRASARANA DI SMK NEGERI 1 DAN SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA
44 EVALUASI KETERCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SARANA PRASARANA DI SMK NEGERI 1 DAN SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA EVALUATION OF MINIMUM SERVICE STANDARDS INFRASTRUCTURE FACILITIES AT SMK NEGERI 1 AND SMK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan
Lebih terperinciPEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 SMA NEGERI DI KOTA JAMBI
PEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 SMA NEGERI DI KOTA JAMBI Lauraceae Luciana Universitas Negeri Jambi lauraceae_luciana@yahoo.co.id Abstrak. Pembelajaran merupakan inti dan muara
Lebih terperinci