BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Apapun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Apapun"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Apapun bentuk dan tujuannya, organisasi dibangun berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam implementasinya, misinya dikelola dan diurus oleh manusia juga. Jadi manusia merupakan faktor strategis dan vital dalam semua jenis kegiatan institusi atau organisasi apapun. Hal ini didukung oleh Gomez (Almigo, 2004:52) yang menyatakan bahwa sumber daya manusia memegang peranan penting dan menentukan bagi keberhasilan organisasi. Terkait dengan sumber daya manusia sebagai faktor sentral dalam organisasi, dapat kita lihat bahwa tingkat kualitas sumber daya manusia pada instansi pemerintah umumnya belum menunjukkan kinerja pelayanan publik yang memuaskan. Potret tentang sumber daya manusia di lingkungan instansi pemerintah, sedikitnya akan berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan birokrasi yang berhubungan dengan pendidikan. Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan pendidikan adalah terselenggaranya mekanisme kerja pegawai instansi pemerintah yang bersih dan berwibawa dalam mengurus setiap masalah. Pengelolaan sumber daya manusia dalam institusi/organisasi sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan tindakan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa 1

2 2 kepemimpinan hubungan antara perseorangan dengan tujuan organisasi akan menjadi lemah. Kepemimpinan memiliki kedudukan yang sangat vital dan menentukan dalam organisasi. Pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, akan dapat menggerakkan individu/personel ke arah tujuan yang dicita-citakan. Yukl (2007:8) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Senada dengan itu, Wiles (1961:29), mengemukakan bahwa leadership is any contribution to the establishment and attainment of group purposes. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk penetapan dan pencapaian tujuan bersama. Pemimpin-pemimpin dalam hal ini, tidak hanya mengandalkan kekuasaan formalnya karena adanya legitimasi dari atasan, namun ia hendaknya mempunyai wibawa yang mendatangkan respek dari para anggota/bawahan yang dipimpinnya. Setiap organisasi apapun bentuknya, memiliki kompleksitas, yang setiap saat menghadapi berbagai karakteristik anggota/personel yang dapat mengembangkan maupun melemahkan organisasi. Hal ini menjadi alasan diperlukannya orang yang tampil mengatur, memberi pengaruh, menata, mendamaikan, memberi penyejuk, dan dapat menetapkan tujuan yang tepat saat anggota tersesat atau kebingungan dalam menetapkan arah. Disinilah perlunya pemimpin yang melaksanakan kepemimpinan.

3 3 Pemimpin yang mempunyai integritas kepribadian, konsisten, adil, jujur, dan arif bijaksana tentunya akan dapat menciptakan iklim organsisasi yang kondusif. Kondisi semacam ini pasti akan mendorong anggota yang dipimpinnya untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif, bekerja keras dengan semangat tinggi, mempunyai komitmen untuk mengaktualisasikan potensi kemampuan dirinya dengan penuh tanggung jawab, bercipta, rasa, karsa, dan karya dalam menggalang tujuan bersama. Pada dasarnya, setiap organisasi mempunyai keinginan agar dapat mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, terlepas organisasi apapun bentuk dan namanya. Organisasi profit, seperti perusahaan misalnya, berkeinginan agar dapat mencapai keuntungan yang besar, karena itu setiap pegawainya dituntut dapat bekerja secara optimal dan maksimal sehingga perusahaan mampu memproduksi barang/jasa semaksimal mungkin. Dengan kata lain perusahaan tersebut menginginkan produktivitas yang tinggi. Dan tujuan perusahaan tersebut untuk mendapatkan laba/profit yang maksimal dapat tercapai. Demikian halnya dengan institusi-institusi pemerintahan pada umumnya, Dinas Pendidikan sebagai organisasi/institusi non profit yang dimaksudkan untuk membantu dan melayani masyarakat diharapkan dapat memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat penggunanya (customer). Dalam hal ini tentunya adalah masyarakat pendidikan. Masyarakat pendidikan ini adalah orangorang yang mempunyai kepedulian dalam bidang pendidikan, yang sering disebut dengan pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam Undang-undang RI Nomor 20

4 4 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 39, dinyatakan bahwa: (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawas, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Dijelaskan lebih lanjut bahwa tenaga kependidikan itu meliputi pengelola satuan pendidikan, penilik, pamong belajar, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar. (2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pemebelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Tenaga kependidikan sebagaimana yang telah dikemukakan di atas adalah kelompok masyarakat yang menjadi ujung tombak dan penentu keberhasilan dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu Dinas Pendidikan sebagai lembaga pengelolanya harus mampu memberikan pelayanan secara maksimal kepada kelompok masyarakat tersebut sehingga mereka dapat melaksanakan perannya masing-masing dengan optimal. Para Pejabat Struktural di lingkungan Dinas Pendidikan sebagai pemimpin (leader) dalam lembaga/institusi tersebut dituntut mampu menggerakkan setiap pegawai agar dapat bekerja secara maksimal untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat penggunanya (customer). Dengan demikian, para pegawai tersebut dapat dikatakan mempunyai produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas kerja mencakup sikap mental dan perilaku pegawai yang selalu mempunyai pandangan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan hari ini harus lebih berkualitas daripada pelaksanaan pekerjaan pada masa lalu, dan pekerjaan

5 5 pada saat yang akan datang lebih berkualitas daripada saat ini. Sistem kerja hari ini lebih efektif dan efisien daripada pola dan sistem kerja masa lalu, serta keluaran yang akan dicapai di waktu akan datang harus lebih berkualitas dan berkuantitas daripada keluaran saat ini. Fremont (2002:928) mendefinisikan produktivitas sebagai úkuran efisiensi dalam penggunaan sumber daya pada level masyarakat, organisasi, atau individu. Sementara itu, Muchdarsyah (2008:17) menyatakan, Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, barang modal, teknologi, manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber lain. Perilaku produktivitas kerja ini akan mampu mendorong pegawai untuk selalu bersifat dinamis, kreatif, inovatif, dan terbuka. Produktivitas kerja merupakan suatu hasil kerja dari seorang pegawai. Hasil kerja pegawai ini merupakan suatu proses bekerja yang dilakukan seseorang dalam menghasilkan suatu barang atau jasa. Sering terjadi produktivitas kerja pegawai yang menurun dimungkinkan karena adanya ketidaknyamanan dalam bekerja, yang disebabkan oleh kepemimpinan dan iklim organisasi yang tidak kondusif. Permasalahan mengenai produktivitas kerja merupakan permasalahan umum yang mungkin terjadi pada setiap lembaga/institusi. Permasalahanpermasalahan yang timbul mengenai produktivitas kerja tersebut merupakan suatu indikasi yang menggambarkan bahwa peranan manajemen sebagai pengelola sumber daya manusia sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

6 6 Terkait dengan permasalahan produktivitas kerja yang dihadapi oleh lembaga/institusi, Almigo (2004:51) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja yang notabenenya adalah perusahaan BUMN yang mempunyai sekitar karyawan juga tidak luput dari permasalahan dengan produktivitas kerja karyawannya. Produktivitas kerja yang merupakan kinerja pegawai, sebagai perwujudannya adalah performance appraisal atau penilaian kerja sering mengalami kendala. Kendala tersebut diantaranya berupa penilaian kerja yang tidak sesuai dengan kinerja pegawai. Pimpinan terkadang memberikan penilaian kerja yang sering didasarkan atas subjektivitas. Hal ini nantinya akan berdampak pada pengelolaan sumber daya manusia yaitu pegawai dalam institusi tersebut. Institusi akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan kinerja pegawai yang nantinya berdampak pada produktivitas kerja. Pegawai yang produktif akan selalu menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat, bekerja secara kreatif dan inovatif, tekun dan tidak tergantung pada atasan, mempunyai andil yang lebih dari yang diharapkan, menetapkan standar kerja yang tinggi, percaya diri dan pantas memperoleh penghargaan, mempunyai pergaulan yang efektif dengan atasan dan teman sejawat, dapat berkomunikasi secara efektif, dan selalu memuaskan orang lain. Agar setiap pegawai dapat bekerja secara produktif, seorang pemimpin harus dapat mengelola organisasinya secara profesional. Ia harus mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, yang biasa diistilahkan dengan iklim organisasi yang kondusif. Suasana yang demikian akan dapat

7 7 memungkinkan para pegawai bekerja dengan nyaman, tenang, tidak terburu-buru, penuh keakraban dan saling menghargai diantara para pegawai. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan oleh Davis dan Newstrom (1996:22), bahwa iklim organisasi dapat mempengaruhi dan dapat pula dipengaruhi oleh motivasi dan kepuasan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Begitu juga Johns (1988:130) melukiskan iklim organisasi berkaitan dengan hubungan sosial orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut dan reward system yang digunakan untuk kebutuhan para pegawai. Dari uraian di atas kita dapat melihat bahwa kepemimpinan dan iklim organisasi akan mempengaruhi produktivitas para pegawai. Terkait dengan hal ini, demikian juga halnya dengan salah satu instansi pemerintah, yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. Adanya kepemimpinan dan iklim organisasi yang kondusif sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari demi tercapainya produktivitas kerja yang tinggi. Sementara itu dari pengamatan dan wawancara pendahuluan di lapangan ditemukan gejala-gejala yang menunjukkan bahwa kepemimpinan Pejabat Struktural dan iklim organisasi di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang belum begitu maksimal dan kondusif. Pada dasarnya kondisi ini dapat mengakibatkan pelaksanaan suatu pekerjaan/tugas menjadi terganggu, sehingga tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya atau dapat dikatakan bahwa tingkat produktivitas kerja pegawai belum maksimal. Terkait dengan produktivitas kerja pegawai ini, di lapangan ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1) Sebagian pegawai belum dapat menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat;

8 8 2) Sebagian pegawai belum dapat bekerja secara kreatif dan inovatif; 3) Sebagian pegawai masih tergantung pada atasan dalam bekerja; 4) Sebagian pegawai belum mempunyai andil yang lebih dari yang diharapkan; 5) Sebagian pegawai belum mampu mencapai standar kerja yang tinggi; 6) Sebagian pegawai belum dapat memberikan pelayanan yang dapat memuaskan masyarakat. Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Kepemimpinan Pejabat Struktural dan Iklim Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Subang B. Batasan Masalah Penelitian mengenai kontribusi kepemimpinan Pejabat Struktural dan iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai akan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Muchdarsyah (2008:64) mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Kelompok pertama, sedikitnya meliputi: a) Tingkat pendidikan dan keahlian; b) Jenis teknologi dan hasil produksi; c) Kondisi kerja; d) Kesehatan, kemampuan fisik dan mental. 2. Kelompok kedua, mencakup: a) Sikap (terhadap tugas) teman sejawat dan pengawas; b) Keanekaragaman tugas; c) Sistem insentif (sistem upah dan bonus); d) Kepuasan kerja; e) Keamanan kerja; f) Kepastian pekerjaan; g) Perspektif dari ambisi dan promosi.

9 9 Senada dengan itu, Paul Mali sebagaimana dikutip Yuniarsih & Suwatno (2008:160), menyatakan bahwa produktivitas kerja merupakan proses sinergistik, yaitu faktor-faktor yang terbentuk dari berbagai faktor secara keseluruhan. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan pada empat level atau tahap, yaitu: 1. Pada level keempat (tertinggi), yang berpengaruh terhadap produktivitas secara langsung adalah efektivitas (performance) dan efisiensi (penggunaan sumber-sumber); 2. Pada level ketiga, terdiri atas keterampilan (skill), motivasi, metode, dan biaya; 3. Pada level kedua, terdiri atas kepemimpinan (leadership), suasana/iklim (climate), insentif, jadwal kerja (schedules), struktur organisasi, teknologi, dan material; 4. Pada level pertama, terdiri atas kecakapan (ability), gaya (style), latihan (training), pengetahuan (knowledge), kondisi fisik, rekan, bentuk tugas (job design), tujuan (goal), kebijakan, standar, perlengkapan, dan kualitas. Dari pendapat di atas dapat dipahami, bahwa produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar individu (eksternal). Faktor internal tersebut meliputi: pendidikan, motivasi dan kepuasan kerjasama, komitmen terhadap pekerjaan yang diembannya. Adapun faktor eksternalnya antara lain; fasilitas yang tersedia, keeratan hubungan (cohesiveness), iklim lingkungan kerja (iklim organsisasi), kepemimpinan (leadership).

10 10 Melihat kompleksnya permasalahan tersebut, harus ada batasan masalah yang akan diteliti. Hal ini ditujukan untuk keefektifan dan kevalidan hasil penelitian yang akan dilakukan, serta keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Adapun fokus masalah yang akan diteliti adalah bagaimana kepemimpinan yang dilakukan Pejabat Struktural di lingkungan Dinas Pendidikan dalam menciptakan iklim organisasi yang kondusif sebagai upaya pencapaian produktivitas kerja pegawai yang tinggi. Pemilihan fokus tersebut didasarkan pada masalah penelitian yang akan dikaji, yakni Kontribusi Kepemimpinan Pejabat Struktural dan Iklim Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran aktual produktivitas kerja pegawai, iklim organisasi, dan kepemimpinan pejabat struktural pada Dinas Pendidikan Kabupaten Subang? 2. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan pejabat struktural terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang? 3. Seberapa besar kontribusi iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang?

11 11 4. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan pejabat struktural dan iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang? D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empirik mengenai kontribusi kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran aktual kepemimpinan pejabat struktural, iklim organisasi, dan produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang; 2. Mengetahui secara jelas dan akurat besaran kontribusi kepemimpinan pejabat struktural terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang; 3. Mengetahui secara jelas dan akurat besaran kontribusi iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang; 4. Mengetahui secara jelas dan akurat besaran kontribusi kepemimpinan pejabat struktural dan iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.

12 12 E. Manfaat Penelitian Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Pengembangan keilmuan Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan wacana pengembangan disiplin ilmu pengembangan sumber daya manusia, ditinjau dari konsep kepemimpinan, iklim organisasi, dan produktivitas kerja. 2. Manfaat praktis Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak antara lain: a. Pimpinan Dinas Pendidikan, sebagai bahan masukan dalam mewujudkan kepemimpinan yang efektif, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap produktivitas kerja pegawai; b. Pegawai, agar dapat mengetahui pentingnya iklim organisasi sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya; c. Memberikan tambahan informasi dan data bagi penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. F. Kerangka Pemikiran Kepemimpinan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan organisasi, dan setiap organisasi selalu memerlukannya. Kepemimpinan diartikan sebagai aktivitas untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang untuk

13 13 mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat seseorang berusaha mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, maka kegiatan semacam ini telah melibatkan seseorang ke dalam aktivitas kepemimpinan. Berbagai teori mengungkapkan bahwa tanpa kepemimpinan, organisasi tidak akan mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pimpinan suatu institusi harus dapat mengelola organisasinya secara profesional agar setiap pegawai dapat bekerja secara produktif. Ia harus mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, yang biasa diistilahkan dengan iklim organisasi yang kondusif. Suasana yang demikian akan dapat memungkinkan para pegawai dapat bekerja dengan nyaman, tenang, tidak terburuburu, penuh keakraban, dan saling menghargai di antara para pegawai. Iklim organisasi yang demikian sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawainya. Seorang pimpinan juga dituntut untuk dapat menjalankan peran dan fungsi kepemimpinannya semaksimal mungkin. Asumsi kepemimpinan sebagai salah satu aspek utama dalam keberhasilan organisasi tidak dapat diragukan. Sebagai pimpinan, para pejabat struktural dinas pendidikan perlu memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan. Kompetensi dasar ini didasarkan kepada fondasi teoritis yang berasal dari Robert L. Katz (Yukl, 2007: ), yaitu berupa keterampilan dan kemampuan dasar manajerial sebagai berikut (1) keterampilan konseptual (conseptual skills); (2) keterampilan teknis (technical skill), dan (3) keterampilan hubungan manusiawi (human-relation skills).

14 14 Dari penjelasan di atas kita dapat melihat bahwa diantara sekian banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai, diantaranya adalah faktor kepemimpinan dan iklim organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika peran dan fungsi kepemimpinan berjalan dengan baik, akan memungkinkan terciptanya iklim organisasi yang kondusif. Dan keduanya akan dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Dengan memperhatikan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dan iklim organisasi akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai. Oleh sebab itu sebagai pimpinan di suatu instansi, para pejabat struktural dinas pendidikan perlu menyadari akan pentingnya hal tersebut. Lebih dari itu sudah seharusnya mereka untuk selalu menjalankan peran dan fungsi kepemimpinannya dengan baik agar tercipta iklim organisasi yang kondusif. Sehingga produktivitas kerja yang diinginkan dapat terwujud. Untuk lebih memudahkan pemahaman akan keterkaitan di antara masingmasing variabel penelitian, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat divisualisasikan sebagai berikut:

15 15 KEPEMIMPINAN PEJABAT STRUKTURAL DINAS PENDIDIKAN (X I ) 1. Perilaku Pemahaman Konsep 2. Perilaku Teknis Memimpin 3. Perilaku Hubungan Manusiawi r X 1.X 2 R X 1.X 2.Y IKLIM ORGANISASI (X 2 ) 1. Keterdukungan (Supportive) 2. Pertemanan (Collegial) 3. Keintiman (Intimate) r X 1.Y r X 2.Y PRODUKTIVITAS KERJA (Y) 1. Bertugas tidak sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan 2. Memiliki motivasi tinggi 3. Memiliki orientasi kerja positif 4. Dewasa 5. Dapat bergaul dengan efektif Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran Penelitian G. Asumsi Penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa asumsi sebagai berikut: 1. Produktivitas kerja adalah efisiensi proses menghasilkan dari sumber daya yang digunakan, yang berkualitas lebih baik dengan usaha yang sama (Anoraga, 1992:17) 2. Kepemimpinan dalam suatu lembaga/institusi mempunyai peran sebagai pemicu (trigger) yang dapat memberikan inspirasi kepada bawahan sehingga inisiatif dan kreativitas mereka berkembang secara optimal untuk mendorong tumbuhnya kinerja produktif. (Yuniarsih & Suwatno, 2008:166) 3. Iklim organisasi berkaitan dengan hubungan sosial orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut dan reward system yang digunakan untuk kebutuhan para pegawai (Johns, 1988:130)

16 16 4. Kepemimpinan dan lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan perasaan nyaman terhadap para pegawai sehingga mereka dapat bekerja secara produktif. H. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat kontribusi yang signifikan dari kepemimpinan pejabat struktural terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. 2. Terdapat kontribusi yang signifikan dari iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. 3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kepemimpinan pejabat struktural dan iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.

BAB I PENDAHULUAN. Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan harus bertanggungjawab langsung maupun tidak langsung terhadap keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen pegawai merupakan kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan dan prosedur kerja yang telah ditentukan serta budaya kerja yang dianut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global, untuk mewujudkan pemerintahan yang baik diperlukan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern. Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk mengelola, mengatur dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula organisasi-organisasi baik yang bersifat sosial maupun formal di. akan mempermudah organisasi dalam mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula organisasi-organisasi baik yang bersifat sosial maupun formal di. akan mempermudah organisasi dalam mencapai tujuannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki pasar global, kita tidak bisa memungkiri bahwa semakin banyak pula organisasi-organisasi baik yang bersifat sosial maupun formal di Indonesia. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan nyata. Demikian pula pertumbuhan ekonomi di kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring perubahan zaman dan bertambahnya usia manusia, maka kebutuhan hidup nya pun akan meningkat. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan fisik dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Rendahnya kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan mutu sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi kompleks dan unik, yang memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Sehingga tercapainya tujuan sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan

Lebih terperinci

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan faktor sentral di dalam sistem pembelajaran terutama di sekolah. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan,

Lebih terperinci

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala 108 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Untuk itu dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan hingga sepanjang hidupnya, manusia tidak lepas dari suatu kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan. Dewasa ini, masyarakat sering memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada arah kebijakan kerja guru dalam Permenpan RB No 16 tahun 2009 yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan 1. Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan memiliki arti yang lebih dalam daripada sekedar label atau jabatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. PT. INTI (Persero) Bandung selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Salah satu cita-cita nasional yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rue (dalam Tjandra 2005:38) didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta

BAB I PENDAHULUAN. Rue (dalam Tjandra 2005:38) didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan kinerja para guru karena para guru merupakan pejuang pendidikan yang langsung berhadapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, bukan saja dari masukannya yang bervariasi, melainkan dari proses pembelajaran yang diselenggarakan

Lebih terperinci

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan era reformasi yang menuntut adanya perubahan dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi (iptek) sistem pendidikan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai level/jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

Warta Perpustakaan Undip Edisi Oktober 2017

Warta Perpustakaan Undip Edisi Oktober 2017 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI UNTUK MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS Romdha Nugrahani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip Abstrak Sumber Daya Manusia (SDM) pada

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan melakukan sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemberdayaan sumber daya manusia yang maksimal akan memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan efesiensi dan efektivitas dalam proses produksinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas pokok Bank Indonesia (BI) sebagaimana ditetapkan dalam Undang undang tentang Bank Sentral, memiliki fungsi yang sangat strategis yaitu mencapai dan memelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditahun 2006-2007 ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang saling berusaha bersaing dengan perusahaan lainnya. Keadaan yang demikian menuntut pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah organisasi apapun bentuknya membutuhkan pegawai yang paling ideal untuk mendukung terciptanya pencapaian tujuan organisasi. Pegawai sebagai Man Power

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk I. PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan membahas beberapa hal mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk memahami kebermaknaan penelitian ini, maka

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. organisasi perusahaan maupun suatu instansi pemerintahan. Ketersediaan

BAB I. PENDAHULUAN. organisasi perusahaan maupun suatu instansi pemerintahan. Ketersediaan 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat berperan dalam organisasi perusahaan maupun suatu instansi pemerintahan. Ketersediaan dari sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (DISPARBUD JABAR) merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam manajemen SDM faktor yang diperhatikan adalah manusianya itu sendiri. Saat ini banyak organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan sebagai mahluk yang tidak dapat hidup sendiri atau disebut juga sebagai mahluk sosial. Setiap manusia bergantung satu sama lain dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keilmuan, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya,

BAB 1 PENDAHULUAN. keilmuan, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Persoalan mendasar dalam Sistem Pendidikan Nasional yang telah berlangsung separuh abad lamanya, khusus ditinjau dari aspek profesi seorang guru menurut Sidi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pambangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu beradaptasi kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu beradaptasi kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar. Jika komitmen guru terhadap organisasi rendah, maka akan terjadi kemangkiran guru yang akan berimplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan semakin ketat. Di satu pihak peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan di lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang (UU) tentang keuangan negara, yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi semakin beratnya tugas dan tanggung jawab, Bagian Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung telah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang berada di Kabupaten Subang secara keseluruhan rata-rata berada pada

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang berada di Kabupaten Subang secara keseluruhan rata-rata berada pada 149 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang merujuk kepada hipotesis penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi membawa dampak sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS Oleh: UTIK SETYARTI Q. 100.050.196 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu organisasi pemerintah adalah menjalankan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia agar dapat bersaing dengan negara maju. Setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian dan teknologi secara terus-menerus berkembang dan bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan kinerja disegala sektor usaha agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Era globalisasi yang ditandai dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi yang ada di era globalisasi saat ini harus bersaing untuk dapat bertahan di dalam bisnisnya, baik itu organisasi besar atau organisasi kecil. Organisasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai komponen pendukung di antaranya adalah komponen guru, peserta didik, sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan rangkaian kompleks antara manusia yang berkaitan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Rendahnya kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota organisasi. Hal ini tidak terkecuali berlaku pula bagi organisasi pemerintahan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan negara tidak lepas dari peran aparatur pemerintah sebagai penggerak utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Pegawai 2.1.1 Pengertian Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan akibat kemajuan ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian itu sendiri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian itu sendiri. 78 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode dapat diartikan sebagai suatu kerja untuk mencapai tujuan tertentu agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok

Lebih terperinci

Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan

Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan Modul ke: Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Fungsi Manajemen Manajemen adalah

Lebih terperinci