BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG"

Transkripsi

1 BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG 1. Praktek pembiayaan murabahah di KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung Adapun mekanisme pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh pihak KJKS BMT bukanlah dalam bentuk jual beli barang akan tetapi dalam bentuk pencairan dana pembiayaan untuk membeli langsung barang yang dibutuhkan berdasarkan akad wakalah. Pembiayaan murabahah yang terdapat pada KJKS BMT dilakukan dengan cara anggota terlebih dahulu mengisi formulir dengan mencantumkan jumlah anggaran yang dibutuhkan serta jenis barang yang akan dibeli dengan anggaran tersebut. Setelah satu atau dua hari kemudian, anggota melakukan akad murabahah yang berisi penentuan jangka waktu pengembalian pembiayaan dari anggota, biaya administrasi, barang serta bea materai dan pemberian uang. Setelah persyaratan dipenuhi oleh nasabah kemudian diserahkan kepada pihak KJKS BMT. Setelah diperiksa oleh pihak KJKS BMT lalu pihak KJKS BMT mencairkan dana yang dipinjam oleh nasabah, tetapi sebelum dicairkan nasabah harus membuka rekening tabungan terlebih dahulu yang mana rekening nasabah ada dua yaitu rekening simpanan dan rekening untuk pembiayaan(anggraini, 2017). Setelah nasabah mempunyai rekening maka diadakan kesepakatan kapan dana tersebut akan dicairkan serta berapa margin (keuntungan) yang akan dibayar oleh nasabah berdasarkan kesepakatan jangka waktu atau jatuh tempo. Adapun margin untuk pembiayaan murabahah ini adalah 15% sampai 20 %. Untuk murabahah pembayarannya dilakukan dengan cara cicilan yaitu untuk pembayaran tahap awal nasabah hanya membayar marginnya saja dan setelah itu nasabah membayar margin ditambah dengan modal sesuai dengan jangka waktu. 58

2 59 Setelah itu pihak pengelola KJKS BMT memberikan uang kepada anggota secara tunai untuk membeli langsung barang yang dibutuhkan berdasarkan akad wakalah, yaitu pihak pengelola KJKS BMT mewakilkan pembelian barang kepada anggota. Berdasarkan keterangan dari pegawai dan anggota, ketika pembelian barang, anggota malah membeli barang yang berbeda dengan kebutuhan barang yang sebelumnya dicantumkan dalam akad murabahah dengan pihak pengelola KJKS BMT (Anggraini, 2016). Jadi, barang yang dibeli oleh anggota berbeda dari barang yang disebutkan dalam pembuatan akad dengan pihak pengelola KJKS BMT. Salah seorang anggota KJKS BMT Pitameh Tanjung Saba Kecamatan Lubuk Begalung bernama Chory Hariyani memberikan keterangan bahwa ketika ia mengajukan pembiayaan murabahah, ia mencantumkan dalam akad bahwa barang yang akan dibeli adalah bahan-bahan untuk usaha toko makanan dan minuman dengan jumlah anggaran sebanyak Rp Setelah ia menerima dana murabahah tersebut, ternyata ia tidak menggunakannya untuk usaha yang tercantum dalam akad tetapi ia alihkan dana tersebut untuk membeli peralatan tambahan untuk usahanya yang lain yaitu usaha bengkel yang dikelola oleh suaminya. Hal ini ia lakukan karena suaminya mendesak untuk membeli peralatan usaha bengkelnya(chory Hariyani, 2016). Dalam kasus tersebut pihak pengelola KJKS BMT tidak melakukan tindakan lebih lanjut untuk memperbaikinya. Mereka membiarkan saja walaupun sebenarnya mereka telah melakukan survei dengan melihat langsung dari jauh dan mendapatkan keterangan dari tetangga yang berada di sekitar tempat tinggal anggota tersebut. Pihak pengelola tersebut berpendapat bahwa yang penting itu adalah dengan adanya pembiayaan murabahah dapat membantu anggota KJKS BMT dalam melaksanakan usahanya dan pembayarannya lancar. Dari hasil wawancara penulis dengan pengelola pembiayaan yang bertugas di KJKS BMT dapat diketahui bahwa KJKS BMT pembiayaan pada nasabah, terlebih dahulu nasabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Syarat-syarat umum yang harus diketahui

3 Beragama Islam Nasabah yang mengajukan pembiayaan pada KJKS BMT harus beragama Islam, KJKS BMT ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup Islam Mempunyai usaha yang layak dan produktif Usaha tersebut sudah berkembang lebih dari satu tahun, KJKS BMT ini tidak menyalurkan dana bagi usaha yang baru berdiri atau modal untuk mendirikan usaha Mengisi blanko permohonan pembiayaan Nasabah harus mengisi blanko permohonan pembiayaan dengan jujur yang berisikan: 1. Keterangan permohonan pembiayaan (diisi khusus oleh nasabah perusahaan) 2. Keterangan permohonan pembiayaan perorangan ( diisi khusus oleh nasabah perorangan) 3. Data pekerjaan nasabah Nasabah harus memberi tahu pekerjaannya untuk bisa sebagai acuan pelunasan pembiayaan 4. Data suami/istri Nasabah yang belum kawin tidak bisa mendapatkan pembiayaan dari pihak KJKS BMT karena tidak ada yang menjaminnya 5. Simpanan di bank lain Nasabah harus memberitahukan simpanannya kalau ada di bank lain 6. Data jaminan atau menyerahkan barang jaminan Pada data jaminan inilah staf pembiayaan bisa menilai berapa besar flapon pembiayaan yang baru diterima oleh nasabah (setelah dilakukan survey oleh staf) Bersedia disurvei ke lokasi usaha

4 61 Setelah semua dipenuhi lalu staf pembiayaan juga akan melakukan survei pada usaha yang sudah ada sebagaimana perjanjian bahwa usaha nasabah tersebut sudah berjalan lebih satu tahun(sebrina, 2017) Syarat-syarat khusus Nasabah harus berdomisili di kota padang Nasabah yang tidak bertempat tinggal di kota padang tidak bisa mendapatkan pembiayaan di KJKS BMT Tempat usaha di kota padang Penyebab KJKS BMT mensyaratkan tempat usaha di kota Padang adalah supaya pihak KJKS BMT ini bisa memantau jalannya usaha nasabah serta bertujuan untuk mengatasi pembiayaan macet Wilayah jaminan di kota Padang Tidak lain juga bertujuan untuk mengatasi pembiayaan macet, namun setelah nasabah diberi peringatan oleh pihak KJKS BMT atau SPI, SPII, SPIII maka dengan mudah pihak KJKS BMT akan mengeksekusi jaminan tersebut secara langsung Lama usaha sudah berjalan selama satu tahun minimal(sebrina, 2017) Syarat-syarat administrasi Setelah nasabah memenuhi atau mengisi permohonan pembiayaan pada syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus maka nasabah harus melengkapi syarat-syarat administrasi: Foto kopi KTP suami istri (masing-masing 2 rangkap)

5 Foto kopi kartu keluarga Foto kopi buku nikah Foto kopi surat berharga barang jaminan, seperti: Sertifikat tanah BPKB sepeda motor BPKB mobil Deposito atau tabungan(sebrina, 2017) Secara rinci Proses untuk mendapatkan pembiayaan pada KJKS-BMT Lubuk Begalung adalah : 1. Permohonan pembiayaan Setelah nasabah menjadi anggota, Surat permohonan ini untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan yang diajukan nasabah kepada KJKS-BMT. Dalam prakteknya pada KJKS-BMT Lubuk Begalung formulir pembiayaan telah disediakan, sehingga nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan dapat langsung mengisi formulir yang telah disediakan. 2. Melakukan wawancara kepada calon nasabah yang mengajukan pembiayaan. Adapun yang akan diwawancarai adalah hal-hal sebagai berikut: a. Jenis usaha nasabah b. lokasi usaha c. lama usaha dan kepemilikan usaha d. Jaminan 3. Sebelum mengisi formulir calon nasabah memilih jenis pembiayaan yang ada yaitu pembiayaan yang bersifat kelompok atau personal. Risiko pembiayaan perkelompok yang mungkin terjadi nantinya akan dipertanggungjawabkan secara bersama. Jaminan yaitu diambil dari 5% besarnya pembiayaan. Sedangkan secara personal risiko ditanggung sendiri dan diminta barang jaminan.

6 63 4. Mengisi formulir pembiayaan dengan melengkapi lampiran syarat-syarat sebagai berikut: lampiran syarat-syarat Pembiayaan kelompok : 4.1 Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Suami dan Istri 4.2 Foto Suami dan Istr 4.3 Foto copy Kartu Keluarga (KK) 4.4 Foto copy Surat Nikah 4.5 Keterangan Usaha dari kantor Lurah 4.6 Jaminan diambil dari 5% dari besarnya pembiayaan lampiran syarat-syarat Pembiayaan personal : 4.1 Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Suami dan Istri 4.2 Foto Suami dan Istri 4.3 Foto copy Kartu Keluarga (KK) 4.4 Foto copy Surat Nikah 4.5 Keterangan Usaha dari kantor Lurah 4.6 Jaminan 5 Untuk pengecekan kebenaran data yang diberikan nasabah, Pengelola dan pengurus KJKS-BMT Lubuk Begalung melakukan survei terhadap usaha nasabah yang mengajukan pembiayaan. 6 Setelah itu hasil dari survei dibahas dalam rapat antara pengurus, pengelola, pendamping, dan fasilitator kecamatan. Rapat ini bertujuan untuk mempertimbangkan kelayakan nasabah yang akan diberikan pembiayaan(roma, 2017). Pemberian pembiayaan dapat dilakukan jika hasil dari rapat tersebut adalah nasabah memiliki potensi yang bagus dan layak untuk diberikan pembiayaan. Daftar rincian dari pembiayaan murabahah yang diajukan dari pihak nasabah kepada KJKS BMT sebagai berikut:

7 64 1. Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk pembelian barang konsumtif nasabah maka KJKS BMT memakai cara pelunasan dengan angsuran dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama. Daftar angsuran yang telah disepakati tersebut dilampirkan dalam akad pembiayaan murabahah. Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah 1. Negosiasi dan persyaratan 2. Akad jual beli 3. Pencairan dana KJKS BMT 6. Pembayaran angsuran Nasabah Supplier/Penjual 5. Terima barang dan dokumen 4. Pembelian barang 2. Nasabah dapat memilih tempat pembelian barang yang diinginkan dan pembayarannya dilakukan secara tunai oleh pihak KJKS BMT. 3. KJKS BMT bertindak sebagai penjual kepada nasabah dengan harga yang disepakati bersama yaitu harga pembelian ditambah dengan keuntungan, dan melakukan akad pembiayaan murabahah dengan jangka waktu pelunasan yang disepakati bersama.

8 65 4. Pada saat akad pembiayaan murabahah jatuh tempo, pembiayaan dilakukan dengan mendebet rekening nasabah (tabungan mudharabah). 5. Pencairan fasilitas pembiayaan murabahah dilakukan setelah penandatanganan akad murabahah. 6. Jangka waktu pengembalian pembiayaan murabahah ini merupakan pembiayaan jangka panjang dengan jangka waktu pembiayaan minimum 8 bulan dan maksimum 3 tahun Perhitungan waktunya dimulai semenjak penandatanganan akad pembiayaan murabahah. 7. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan transaksi murabahah menjadi tangggungan nasabah yang telah disepakati di awal akad pembiayaan murabahah. 8. Pembayaran dilakukan nasabah dengan menyetor setiap bulan ke rekening nasabah yang telah dibuka di awal perjanjian murabahah dan pengelola akan mendebet secara langsung tiap bulannya dari rekening tersebut. Mengenai pengendalian pembiayaan sebenarnya sudah dinilai dari sebelum pembiayaan diberikan kepada nasabah yaitu pada saat melakukan analisis calon nasabah. Dalam melakukan analisis terhadap pembiayaan ini KJKS BMT menggunakan metode analisis yang lazim digunakan oleh bank-bank pada umumnya yaitu 5C 1. Character (Karakter) Analisa ini merupakan analisa kualitatif yang tidak dapat dideteksi secara kuantatif. Hal ini merupakan langkah awal proses persetujuan pembiayaan. Kesalahan dalam menilai karakter calon nasabah dapat berakibat fatal bagi KJKS BMT atas kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalah di masa datang. Untuk itu KJKS BMT menggunakan analisa pembiayaan untuk mengatasi hal-hal demikian, untuk memperkuat dalam analisa terhadap karakter nasabah biasanya KJKS BMT menggunakan teknik wawancara, di mana melalui wawancara ini karakter seorang nasabah dapat didektesi dengan melakukan verifikasi data.

9 66 2. Capacity (Kemampuan) Analisa ini sangat penting dilakukan oleh petugas pembiayaan untuk mengetahui dan memahami kemampuan seorang nasabah berbisnis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan nasabah untuk memenuhi semua kewajibannya termasuk pelunasan pembiayaan. Untuk mengetahui kepastian atau kemampuan nasabah, KJKS BMT melihat beberapa aspek di antaranya adalah jumlah angka hasil produksi nasabah dan jumlah penjual dan pembeli. 3. Capital (Modal) Modal sangat diperlukan dalam melakukan sebuah usaha, analisa ini diarahkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keyakinan nasabah dalam menjalani usahanya. Melalui analisa modal ini pihak KJKS BMT dapat membatasi jumlah pemberian pembiayaan kepada nasabah, sehingga pihak KJKS BMT akan dapat terhindar dari kegagalan pelunasan pembiayaan dari seorang nasabah. Hal ini juga dapat meminimalisir kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga kepercayaan masyarakat bahwa KJKS BMT dapat beroperasi. 4. Condition (kondisi) Analisa ini diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap usaha nasabah. Ini perlu dilakukan karena KJKS BMT sebagai lembaga keuangan yang bergerak dalam kegiatan perekonomian dan perdagangan harus mempertimbangkan bagaimana kemungkinan yang timbul sebelum akad pembiayaan. 5. Collateral (Jaminan) Adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan sarana pengaman atas resiko yang mungkin terjadi atas wanprestasinya nasabah debitor di kemudian hari, misalnya terjadi kredit macet. Jaminan ini diharapkan mampu melunasi sisa hutang kredit(hermansyah 2009, 65).

10 67 2. Penyimpangan prinsip syari ah dan standar operasional dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah di KJKS BMT Lubuk Begalung 2.1. Indikasi yang menunjukkan penyimpangan prinsip syari ah dan standar operasional dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah di KJKS BMT kecamatan Lubuk Begalung KJKS BMT Lubuk Begalung tidak memiliki Dewan Pengawas Syari ah (DPS) Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak pengelola KJKS BMT Pitameh Tanjung Saba Lubuk Begalung bernama Murni Yanti, ia mengatakan bahwa, KJKS BMT Pitameh Tanjung Saba ini belum memiliki DPS dan masih berencana untuk memilikinya. Begitu juga dengan Manajer KJKS BMT Pampangan Lubuk Begalung bernama Liani Sebrina yang menyatakan bahwa, KJKS BMT di sini belum memiliki DPS, karena kami tidak memiliki dana yang cukup untuk DPS tersebut dan juga untuk mengelola BMT ini kami juga masih butuh dana yang lebih. Pada KJKS BMT Koto Baru Lubuk Begalung yang dikelola oleh salah seorang pengelola bernama Riyanti Riza Yoma yang menyatakan bahwa, KJKS BMT Koto Baru ini tidak memiliki DPS, karena belum ada dana untuk itu. sambil menunjukkan struktur organisasi KJKS BMT tersebut yang tidak mencantumkan DPS(Roma, 2017) Hal ini tidak sesuai dengan aturan yang terdapat pada panduan pengelolaan KJKS BMT tersebut atau standar operasional KJKS BMT tersebut. Di dalam standar operasional tersebut pada bagian standar operasional manajemen kelembagaan disebutkan bahwa lembaga keuangan syari ah harus memiliki Dewan Pengawas Syari ah (DPS). Anggota DPS harus terdiri dari para ahli di bidang syari ah muamalah yang didukung oleh pemahaman terhadap pengetahuan umum di bidang operasional lembaga keuangan syari ah. Secara umum tugas dan tanggung jawab dari Dewan Pengawas Syari ah antara lain: Mengawasi kegiatan usaha KJKS BMT agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip-prinsip syari ah.

11 Memberikan masukan dan pertimbangan kepada pengurus, pengelola dan pengawas keuangan yang berkaitan dengan aspek syari ah Mengkaji aspek syariah terhadap produk dan pengembangan produk dan jasa keuangan yang ditawarkan oleh KJKS BMT(Pinbuk, 2011) Pengelola KJKS BMT kurang memahami Fiqih Muamalah Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pengelola KJKS BMT Pampangan bernama Liani Sebrina bahwa, saya kurang tahu juga apa itu mudharabah dan musyarakah, karena yang paling banyak diminati oleh nasabah itu adalah pembiayaan murabahah. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa pengelola KJKS BMT tersebut kurang memahami bagaimana seharusnya pelaksanaan akad-akad yang terdapat pada KJKS BMT yang sesuai dengan fiqih muamalah atau ekonomi syari ah. Pengelola tersebut hanya memahami bahwa pembiayaan murabahah itu sebagai pencairan uang untuk nasabah dalam membeli barang-barang yang diperlukan oleh nasabah itu sendiri. Untuk akadakad lainnya seperti mudharabah dan musyarakah ia tidak memahaminya (Sebrina, 2017). Seorang manajer KJKS BMT Koto Baru bernama Riyanti Riza Roma menyatakan bahwa, murabahah itu pembiayaan yang diberikan kepada nasabah untuk mengembangkan usahanya kemudian nasabah membayar secara angsuran kepada KJKS BMT, yang penting itu nasabah membayar dengan lancar agar KJKS BMT tidak mengalami kerugian. Berdasarkan keterangan tersebut dapat diketahui bahwa pengelola KJKS BMT tersebut tidak memahami murabahah berdasarkan fiqih muamalah, tetapi hanya berdasarkan bagaimana prosedur pembiayaan yang berorientasi kepada keuntungan. Hal ini juga tidak sesuai dengan aturan yang terdapat pada standar operasional KJKS BMT. Aturan yang terdapat pada standar operasional KJKS BMT dalam hal ini adalah bahwa KJKS BMT dalam segala aspek operasional harus tunduk dan tidak boleh keluar dari tatanan syari ah maka dalam konteks ini menjadi suatu kewajiban bagi para

12 69 pengurus dan pengelola KJKS BMT mengetahui dan memahami ekonomi syari ah dan fiqih muamalah(pinbuk, 2011) Pembiayaan murabahah dilakukan dengan pencairan dana tanpa akad wakalah Pada KJKS BMT Pitameh Tanjung Saba pembiayaan murabahah dilaksanakan tidak dengan cara penyediaan barang, akan tetapi dengan cara pencairan dana kepada nasabah tanpa menggunakan akad wakalah. Berdasarkan keterangan dari salah seorang pengelola KJKS BMT bernama Ayu Annira Anggraini menyatakan bahwa, dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah di KJKS BMT Pitameh Tanjung Saba kami tidak menggunakan akad wakalah, tetapi hanya dilaksanakan dengan cara pencairan dana kepada nasabah dan nasabah sendiri yang membeli barang yang diinginkannya. Hal serupa juga terdapat pada KJKS BMT Koto Baru. Seorang manajernya bernama Riyanti Riza Yoma menyatakan bahwa, dulu di awal pendirian KJKS BMT ini dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah kami memang menggunakan akad wakalah, namun setelah itu hingga sekarang penggunaan akad wakalah dalam pembiayaan murabahah tidak berjalan lagi karena kami percaya saja kepada nasabah dalam pembelian barang-barang yang dibutuhkannya, yang penting mereka (nasabah) lancar membayar angsurannya tiap bulan (Roma, 2017). Hal ini tidak sesuai dengan fiqih muamalah. Di dalam fiqih muamalah akad murabahah itu adalah penjualan suatu komoditas dengan harga yang si penjual telah membelinya dengan harga asli, ditambah dengan sekian laba yang diketahui oleh si penjual dan si pembeli(saeed 2006, 119). Murabahah adalah pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh shahibul mal dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi shahibul mal dan pengembaliannya dilakukan secara tunai atau angsur. Jual beli murabahah adalah pembelian oleh satu pihak untuk kemudian dijual kepada pihak lain yang telah mengajukan permohonan pembelian terhadap

13 70 suatu barang dengan keuntungan atau tambahan harga yang transparan(mardani 2012, 136). Pada pembiayaan murabahah ini nasabah dan KJKS BMT seharusnya melakukan kesepakatan untuk melakukan transaksi pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli, di mana KJKS BMT bersedia membiayai pengadaan barang yang dibutuhkan nasabah dengan membeli kepada suplier dan menjual kembali kepada nasabah ditambah dengan margin keuntungan yang telah disepakati, kemudian nasabah membayar sesuai dengan jangka waktu yang disepakati Terdapat unsur gharar dalam perhitungan pembiayaan murabahah Dalam perhitungan pembiayaan murabahah di KJKS BMT Lubuk Begalung, jumlah dana yang diterima oleh nasabah tidak sesuai dengan jumlah dana yang tercantum dalam akad murabahah. Hal ini disebabkan karena adanya pemotongan dana yang dilakukan oleh pihak KJKS BMT. Pemotongan dana tersebut akan digambarkan melalui contoh perhitungan pembiayaan murabahah yang terdapat pada KJKS BMT Pampangan berikut: Jumlah Pembiayaan= Rp dengan jangka waktu pengembalian 10 bulan Margin= 1,6 % per bulan= Rp = Rp /10 bulan Total pengembalian= Rp Pemotongan dana: Administrasi= 1% = Rp Bea Materai= Rp Cadangan Resiko= 1% = Rp Total pemotongan dana= Rp

14 71 Jadi, dana yang akan diterima oleh nasabah adalah sejumlah Rp (Anggraini, 2017). Berdasarkan perhitungan tersebut, pemotongan dana dari cadangan resiko mengandung unsur gharar. Hal ini disebabkan bahwa fungsi dari dana cadangan resiko tersebut digunakan untuk pelunasan pembiayaan bermasalah jika sewaktuwaktu di masa depan nasabah yang menerima pembiayaan meninggal dunia, kabur, dan keadaan yang tak terduga lainnya. Apabila pembiayaan murabahah berjalan dengan lancar, maka dana cadangan resiko tersebut tidak kembali kepada nasabah, melainkan tetap disimpan oleh KJKS BMT (Anggraini, 2017). Hal ini merupakan pengambilan dana yang digunakan untuk sesuatu yang belum pasti atau belum jelas yang akan terjadi di masa mendatang. Yang dimaksud dengan gharar adalah apa-apa yang akibatnya tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling mungkin muncul adalah yang paling kita takuti. Gharar dari segi fiqih berarti penipuan dan tidak mengetahui barang yang diperjualbelikan dan tidak dapat diserahkan(sula 2004, 46).Rasulullah Saw. bersabda, و و ن ي وي ب ي ه و ن ي و وي رضي ي عني و واي:ي)ي و ي ولي و ه و هاي و ه لل ي ب ي صلي ي صلني وصلي و ن ي و ي نل ي ب ي و ن و و ي بي,ي و و ن ي و ي نل ي ب ي ول نغ و و ي بي م لي (يي و و ا هي ه ن ص ي ب Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli dengan cara melempar batu dan jual-beli gharar (yang belum jelas harga, barang, waktu dan tempatnya). Riwayat Muslim. (Albani 2006, 18) Tidak adanya pengawasan KJKS BMT terhadap pembelian barang oleh nasabah dalam pelaksanaan akad wakalah Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh manajer KJKS BMT Pampangan bernama Liani Sebrina bahwa, ketika akad murabahah dan wakalah telah selesai dilakukan, kami tidak mengetahui apakah barang yang dibeli oleh nasabah sesuai dengan barang yang dicantumkan dalam akad wakalah, namun kami telah melakukan survei ke lapangan untuk melihat jenis usaha yang dimiliki

15 72 nasabah sebelum memberikan pembiayaan di awal dulu dan yang penting itu mereka telah lancar membayar angsuran. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa pihak KJKS BMT tidak melakukan pengawasan dalam hal itu, baik dalam bentuk melihat langsung ke lapangan maupun dalam bentuk pemberian bukti kuitansi pembelian barang. Hal ini tidak sesuai dengan fatwa DSN MUI yang menyatakan bahwa akad wakalah itu harus dilakukan sebelum dilakukannya akad murabahah yang berarti pihak KJKS BMT paling tidak harus mengetahui terlebih dahulu jenis barang yang akan menjadi objek akad murabahah (Sebrina, 2017). Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 pada bagian pertama tentang ketentuan umum murabahah angka 9 yang berbunyi, jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi miliki bank. Berdasarkan fatwa tersebut, KJKS BMT hendaknya melakukan akad wakalah terlebih dahulu, dan setelah barang tersebut menjadi milik KJKS BMT, barulah akad murabahah dilakukan antara pihak KJKS BMT dengan nasabah Faktor Pengelola KJKS BMT Tidak Menjalankan Kegiatannya Sesuai dengan Prinsip Syari ah dan Standar Operasional dalam Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah Ada beberapa faktor yang menyebabkan pengelola KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung tidak menjalakan kegiatannya sesuai dengan prinsip syari ah khususnya dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah. Alasan tersebut di antaranya adalah: Minimnya dana untuk memiliki DPS KJKS BMT di kecamatan Lubuk Begalung tidak memiliki DPS untuk mengawasi prinsip-prinsip syari ah yang ada pada KJKS BMT. Hal ini disebabkan karena tidak adanya dana yang tersedia untuk pemberian gaji kepada anggota yang terlibat dalam DPS tersebut(sakti, 2017).

16 Pengelola KJKS BMT tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi syari ah Pengelola KJKS BMT di kecamatan Lubuk Begalung kurang memahami ekonomi syari ah atau fiqih muamalah dalam melakukan tugasnya menjalankan operasional KJKS BMT seperti pelaksanaan akad murabahah khususnya, akad mudharabah, musyarakah dan lainnya. Hal ini disebabkan karena pengelola KJKS BMT tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi syari ah baik itu manajer maupun petugas pembukuan dan hal ini dapat diketahui melalui gelar akademik yang dimiliki oleh pengelola KJKS BMT tersebut. Gelar akademik yang dimiliki oleh pengelola KJKS BMT tersebut bermacam-macam dan mayoritas memiliki gelar akademik sarjana ekonomi dan minoritas memiliki gelar akademik seperti sarjana sosial, sarjana sastra, dan lain-lain(sakti, 2017) Pengelola KJKS BMT merasa bahwa menyediakan barang bagi nasabah adalah tugas yang sulit dan khawatir barang yang disediakan tidak sesuai keinginan nasabah Penyebab pengelola KJKS BMT tidak menyediakan barang pada pembiayaan murabahah adalah pengelola KJKS BMT merasa kesulitan dalam melakukan penyediaan barang untuk nasabah. Pengelola KJKS BMT menganggap bahwa dalam penyediaan barang, pengelola KJKS BMT tersebut merasa kerepotan untuk menyediakan barang yang diinginkan nasabah. Selain itu, penyebab lainnya adalah pengelola KJKS BMT khawatir jika barang yang disediakan oleh mereka tidak sesuai dengan keinginan nasabah. Oleh sebab itu, mereka hanya menyerahkan dana kepada nasabah dan nasabah sepenuhnya yang menggunakan dana tersebut(yoma, 2017) Pengelola KJKS BMT lebih berorientasi kepada keuntungan Alasan pengelola KJKS BMT melakukan pemotongan dana pembiayaan murabahah terhadap nasabah adalah agar KJKS BMT dapat memperoleh keuntungan yang lebih banyak lagi dari profit pembiayaan(yoma,2017). Pengelola KJKS BMT khawatir jika tidak dilakukan pemotongan dana pada pemberian pembiayaan

17 74 tersebut, maka KJKS BMT akan mengalami kerugian. Untuk mengantisipasi hal tersebut, KJKS BMT berinisiatif untuk melakukan pemotongan dana tersebut Pengelola KJKS BMT menganggap pengawasan terhadap nasabah dalam pelaksanaan akad wakalah itu tidak perlu Alasan pengelola KJKS BMT tidak melakukan pengawasan terhadap nasabah dalam pelaksanaan akad wakalah adalah karena pengelola KJKS BMT menganggap hal tersebut tidak perlu. Pengelola KJKS BMT menilai bahwa hal yang penting itu adalah nasabah dapat membayar angsuran pembiayaannya dengan lancar dan tidak bermasalah. Untuk masalah barang yang dibeli oleh nasabah sesuai dengan akad atau tidak, hal tersebut tidaklah perlu(sebrina, 2017).

A. Praktik Akad Murabahah dan Wakalah di KJKS BMT Bahtera

A. Praktik Akad Murabahah dan Wakalah di KJKS BMT Bahtera BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PRAKTIK HYBRID CONTRACT PADA AKAD MURABAHAH DAN WAKALAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN A. Praktik Akad Murabahah dan Wakalah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan KJKS BMT Bahtera

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA A. Mekanisme Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Kendaraan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah Di KJKS BMT Walisongo Semarang. Sebagai lembaga keuangan syari ah yang mempunyai satu tujuan untuk mengangkat perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah pada Pembiayaan Modal Kerja di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Sayung 1. Persyaratan Permohonan Pembiayaan Mudharabah 1 a. Jujur

Lebih terperinci

BAB IV KESESUAIAN ANTARA AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DENGAN FATWA DSN DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG RANTAUPRAPAT.

BAB IV KESESUAIAN ANTARA AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DENGAN FATWA DSN DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG RANTAUPRAPAT. BAB IV KESESUAIAN ANTARA AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DENGAN FATWA DSN DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG RANTAUPRAPAT. 1. Proses dan pelaksanaan akad murabahah pada pembiayaan Murabahah di Bank

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera ( UMS ). 1. Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera Prosedur pengajuan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW) BAB III PEMBAHASAN Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW) Pada dasarnya semua pembiayaan di KJKS Baituttamwil Tamzis Cabang PIW

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Hikmah Ungaran BMT Al Hikmah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera mempunyai beberapa produk pembiayaan. Salah satunya produk BMT Bina Ummat Sejahtera yaitu Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang Dalam suatu produk pembiayaan yang telah dikembangkan di KSPPS BMT Walisongo adalah pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang Dalam proses pengajuan pembiayaan murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran 32 BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN A. Profil BMT Fajar Mulia Ungaran 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran Gagasan untuk mendirikan

Lebih terperinci

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga 2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga dan bagi hasil sangatlah berbeda. 3) Untuk mengetahui tingkat kejujuran para anggota mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS SURIYAH Kc Kudus Sebagai lembaga keuangan syariah aktivitas yang tidak kalah penting adalah melakkukan penyaluran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo Dalam sebuah lembaga keuangan pembiayaan bermasalah bukanlah hal yang baru atau asing lagi untuk didengarkan,

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BMT (Baitul maal wat Tamwil) Prosumen amanah Mandiri (BMT PAM) adalah lembaga keuangan mikro syariah yang didirikan oleh para pegiat ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah Pada BMT At- Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah di BMT Harapan Umat Juwana Secara umum pembiayaan murabahah di BMT Harapan Umat dilakukan untuk pembelian secara pesanan dimana pada umumnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor Cabang Semarang 1. Pengertian Pembiayaan produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor Cabang Semarang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN A. Kondisi Analisis Kelayakan Debitur Pada Pembiayaan Murabahah Di BMT ANKASA Kabupaten Pekalongan Dalam pemberian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit BAB V PEMBAHASAN A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit II Tulungagung Pembiayaan yang ada di Lembaga Keuangan Syariah khususnya BMT Istiqomah merupakan kegiatan penyaluran

Lebih terperinci

WAKA<LAH PADA KJKS MBS

WAKA<LAH PADA KJKS MBS BAB IV ANALISIS TERHADAP MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURAlah di KJKS Muamalah Berkah Sejahtera Pembiayaan Mura>bah}ah

Lebih terperinci

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan BAB IV ANALISIS FATWA MUI NO.04/DSN-MUI/IV/2000 DAN PERATURAN BANK INDONESIA NO.7/46/PBI/2005 TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MODAL KERJA MURA>BAH}AH BIL WAKA>LAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN A. Mekanisme Produk Pembiayaan Pensiun Produk pembiayaan pensiun di Bank Mandiri Syariah KC Ngaliyan termasuk dalam pembiayaan consumer. Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat tamwil Surya Parama Arta. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta a. Menjadi anggota BMT Surya Parama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh Penerapan akad ijarah pada pembiayaan multiguna untuk biaya umroh di Bank Syariah Mandiri KCP Katamso dilakukan dengan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Pembiayaan Murabahah di KSPPS Binama Selain pembiayaan murabahah bil wakalah, KSPPS Binama juga menyediakan produk pembiayaan murabahah yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur Pembiayaan merupakan langkah yang dilakukan KSPPS TAMZIS Bina Utama dalam menyalurkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian a. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran. 1. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Bahjah Tulungagung Setelah melakukan pengamatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Walisongo Semarang Mekanisme pengajuan pembiayaan murabahah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui ketika

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA 11 PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PINJAMAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA BERGULIR

Lebih terperinci

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. Mekanisme Pembiayaan Murabahah 1. Prosedur Pembiayaan Murabahah Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan mikro syariah,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG A. Mekanisme Pembiayaan Murobahah Modal Usaha di KJKS BMT Binama Semarang Pembiayaan modal di KJKS Binama Semarang adalah

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran. BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL 1. Pengertian Bai Bitsaman Ajil Pengertian Al-Bai Bitsaman Ajil secara tata bahasa dapat diartikan sebagai pembelian barang dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pembiayaan Murabahah 1. Proses pengajuan - Persyaratan Administratif 66 1) Foto Copy KTP dan Menunjukkan Aslinya. 2) Foto Copy Kartu Keluarga dan Menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang Pembiayaan merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Menyadari

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian, maka bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data beserta pembahasannya. Hasil penelitian tersebut untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah BAB IV PEMBAHASAN A. Kriteria Pembiayaan Griya BSM 1. Manfaat Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah Jangka waktu pembiayaan hingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) A. Realisasi Akad Mura>bah}ah untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan 1. Prosedur Permohonan Pembiayaan 1 Mengisi formulir dan menandatangani

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO A. Aplikasi Akad Mura>bah}ah pada Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Cabang Larangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko

Lebih terperinci

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG A. Analisis mekanisme penilaian barang jaminan pada KSPPS Binama Semarang Barang jaminan atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah di Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Tamzis Bina Utama Cabang Temanggung Untuk mengajukan pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Prinsip pemberian pembiayaan murabahah pada khususnya oleh KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking regulation)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah Pada KSU BMT Robbani Sekopek Kaliwunggu Kendal BMT merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Murabahah secara bahasa merupakan mashdar dari kalimat ribhun yang berarti ziyadah (tambahan). (Rozalinda 2016, 524) Pengertian dari Murabahah adalah pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan. BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Griya Menurut Ibuk Silvany selaku Area Consumer Banking Manager, prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA Jawab

DAFTAR WAWANCARA Jawab 89 DAFTAR WAWANCARA 1. Bagaimana Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan pada Bank Prekreditan Rakyat Jawab a. Bagi pihak pemberi kredit/kreditur (bank) Pemberian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun ) BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Murabahah Di KSPPS BMT Al Hikmah Ungaran Kantor Cabang Gunungpati II Ada dua akad yang digunakan dalam produk pembiayaan di KSPPS BMT Al Hikmah kantor cabang Gunungpati

Lebih terperinci

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Pengertian ADALAH jual beli barang pda harga asal dengan tembahan keuntungan yanng disepakati. Dalam istilah teknis perbankan syari ah murabahah ini diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra Pekalongan Di BMT Matra Pekalongan dalam melakukan penyaluran dana salah satunya produk pembiayaan bai u bithaman

Lebih terperinci

Mura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam

Mura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam BAB IV IMPLEMENTASI AKAD BAI AL-MURA>BAH}AH PADA BMT-BMT DI KECAMATAN PURWOKERTO UTARA A. Implementasi Akad Bai al-mura>bah}ah di BMT Dana Mentari Cabang Karangwangkal. 1. Praktek Akad Mura>bah}ah di BMT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga Jumlah perbedaan proporsi pembiayaan murabahah dengan pembiayaan modal kerja usaha yang menggunakan prinsip mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Mekanisme Akad Wakalah Di BMT Hudatama Semarang Hubungan antara BMT Hudatama dengan anggota adalah sebagai pihak yang mewakilkan dan pihak yang diwakili, anggota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Murabahah bil Wakalah pada Produk ib Investasi Line Facility di Bank Jateng Cabang Syariah Semarang Produk Pembiayaan ib Investasi adalah salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Penerapan Referensi dalam Pembiayaan Mud{a<rabah di Koperasi. Penerapan referensi yang dilakukan di Koperasi BMT Nurul Jannah

BAB IV. A. Analisis Penerapan Referensi dalam Pembiayaan Mud{a<rabah di Koperasi. Penerapan referensi yang dilakukan di Koperasi BMT Nurul Jannah BAB IV ANALISIS DAMPAK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN BMT DALAM MEMBERIKAN PEMBIAYAAN MUD{A>RABAH BAGI NASABAH DI KOPERASI BMT NURUL JANNAH PETROKIMIA GRESIK A. Analisis Penerapan Referensi dalam Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Murabahah pada Produk Pembiayaan Untuk Karyawan KSPPS BINAMA Semarang 1. Prosedur Pembiayaan Karyawan KSPPS BINAMA Prosedur yang dilakukan pada

Lebih terperinci

MUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG

MUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG BAB IV ANALISIS PENCEGAHAN DAN STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG A. Pencegahan Pembiayaan Mud}a>rabah Bermasalah BMT UGT Sidogiri Cabang Jombang Sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah di KJKS BTM Kajen, kabupaten Pekalongan Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh KJKS BMT Al Fath dilakukan dengan cara komputerisasi dengan program IT

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG 1. Sejarah Berdirinya KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung KJKS BMT di Kecamatan Lubuk Begalung mulai didirikan pada tahun 2010 yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayan BSM Oto di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar Perbankan syariah menjalankan fungsi yang sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo). 78 BAB IV Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo). A. Analisa Aplikasi Penentuan Margin Dalam Pembiayaan Mud}a>rabah Mikro

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-. BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat Kudus a. Prosedur Pengajuan Pembiayaan 1 1. Pemohon a. Telah masuk sebagai anggota b. Membuka simpanan sirkah sebesar Rp.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA A. Implementasi pembiayaan Murabahah bil Wakalah di UJKS Jabal Rahma Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pembiayaan kendaraan bermotor berdasarkan akad murabahah di

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DISKON PEMBELIAN BARANG DALAM TRANSAKSI MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN 71 BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN A. Kebijakan Besar Potongan Pelunasan Dalam Pembiayaan Murabahah Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok Langkah-langkah pengajuan pembiayaan kepada bank adalah sebagai berikut : 1. Nasabah datang ke Bank untuk mencari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS Tamzis Bina Utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara. Salah satunya produk pembiayaan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah Saat memberikan pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Kantor Cabang Pembantu Payakumbuh menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pembiayaan Mikro Pembiayaan mikro telah menjadi salah satu pilar pertumbuhan bisnis BRI Syariah. Pada tahun 2015 total pembiayaan Mikro yang disalurkan

Lebih terperinci

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN NISBAH PEMBIAYAAN AKAD MUḌĀRABAH KHUSUS DI PT. BPRS BAKTI ARTHA SEJAHTERA CABANG BANYUATES SAMPANG MADURA A. Analisis Aplikasi Pengambilan Nisbah Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI KENDAL Dikeluarkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Praktik Pembiyaan Mudharabah dengan Strategi Tempo di KSPPS TAMZIS Bina Utama Cabang Pasar Induk Wonosobo Sebagai lembaga keuangan, kegiatan KSPPS TAMZIS Bina

Lebih terperinci

BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH. Wattamwil yaitu simpanan (funding) dan pembiayaan (financing).

BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH. Wattamwil yaitu simpanan (funding) dan pembiayaan (financing). BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH A. Produk-produk Jasa Baitul Mal 1. Simpanan Ada dua macam produk yang biasanya ditawarkan oleh Baitul Mal Wattamwil yaitu simpanan

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah. DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Aisyah Khoirun Nisa 2. Tempat, Tanggal Lahir : Blora, 30 Maret 1996 3. Alamat : Ds. Kadengan Rt.02 Rw. 01 Randublatung-Blora, Jawa Tengah. 4. No. HP

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan BAB V PEMBAHASAN A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan Menurut Muhammad bahwa pembiayaan bermasalah merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh setiap lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut

Lebih terperinci

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota BAB IV PRODUK SANTUNAN MUAWANAH BMT UGT SIDOGIRI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN KEPMEN NO 91 TAHUN 2004 (PETUNJUK KEGIATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH) 1. Analisis Produk Santunan Muawanah dan Asuransi

Lebih terperinci

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG BAB IV PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG A. Pengertian Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro ib pada Bank BRISyariah Kantor Cabang Padang 1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM FLAT KE EFEKTIF PADA BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA PELUNASAN ANGSURAN MURABAHAH DI BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU SYARI'AH GRESIK A.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki BAB IV PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah Mandiri KC Lubuk Sikaping Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki prosedur pembiayaan yang meliputi

Lebih terperinci

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AGUNAN KARTU JAMSOSTEK (JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA) PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI UJKS (UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH) KSU (KOPERASI SERBA USAHA) JAMMAS SURABAYA A.

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG ULAK KARANG PADANG

BAB IV IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG ULAK KARANG PADANG BAB IV IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG ULAK KARANG PADANG A. Prosedur Produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ulak Karang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA 59 BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Emas Dengan Akad Rahn Di BNI Syariah Bukit Darmo

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif Kantor Kas Boja Di dalam perbankan syariah maupun konvensional, dikenal dua sistem yaitu funding dan leanding.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja 1. Permohonan Nasabah datang ke bank untuk mengajukan permohonan pembiayaan murabahah modal kerja, maka nasabah harus mengisi formulir (lampiran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN DANA TALANGAN QORD WAL IJAROH UNTUK BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI PADA BMT NU SEJAHTERA KANTOR OPRASIONAL MANGKANG

BAB IV ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN DANA TALANGAN QORD WAL IJAROH UNTUK BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI PADA BMT NU SEJAHTERA KANTOR OPRASIONAL MANGKANG BAB IV ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN DANA TALANGAN QORD WAL IJAROH UNTUK BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI PADA BMT NU SEJAHTERA KANTOR OPRASIONAL MANGKANG A. Aplikasi Pelaksanaan Dana Talangan Qord WalIjaroh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Mekanisme Pembiayaan MudharabahUntuk Modal Kerjadi KSPPS BMT BUS Cabang Demak 1. Pembiayaan Mudharabah dikspps BMT BUS a. Pengertian pembiayaan mundharabah Akad pembiayaan

Lebih terperinci