BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan pendekatan open-ended dipadukan dengan model learning cycle

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan pendekatan open-ended dipadukan dengan model learning cycle"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang membandingkan keefektifan pembelajaran kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan open-ended dipadukan dengan model learning cycle 7e dengan kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Tempel dengan populasi seluruh kelas VII yang terdiri dari 5 kelas yaitu kelas VII A sampai dengan kelas VII E. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan terpilih kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol terlaksana 7 kali pertemuan dan 4 kali pertemuan untuk pretest dan posttest. Data dalam penelitian ini terdiri dari data perolehan skor pretest dan skor posttest kemampuan berpikir kreatif matematis dan pencapaian Kompetensi Dasar (KD). Penelitian ini dilakukan oleh peneliti baik pembelajaran pada kelas eksperimen maupun pembelajaran pada kelas kontrol. Data yang diperoleh kemudian dianalisis. 1. Pelaksanaan Pembelajaran a. Deskripsi Pembelajaran Kelas Eksperimen Penelitian pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran yang menggunakan pendekatan open-ended yang dipadukan dengan model 74

2 pembelajaran learning cycle 7e. Kegiatan pembelajaran setiap pertemuan diamati oleh observer yang kemudian menuliskan deskripsi pembelajaran pada lembar observasi pembelajaran. Hasil pengamatan menunjukkan peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang menggunakan pendekatan open-ended yang dipadukan dengan model pembelajaran learning cycle 7e. Hal ini berdasarkan hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran yang menunjukkan pembelajaran 94,9% telah berhasil terlaksana. Berikut tabel keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen. Tabel 10. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Topik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Sifat-siafat Segitiga I 95,8% 95,8% 2 Sifat-siafat Segitiga II 100% 100% 3 Sifat-sifat Segi Empat 87,5% 87,5% 4 Luas dan Keliling I 91,7% 87,5% 5 Luas dan Keliling II 91,7% 95,8% 6 Melukis Segitiga 100% 100% 7 Melukis Garis Segitiga 95,8% 100% Rata-rata 94,6% 95,2% Rata-rata Keseluruhan 94,9% Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan perangkat pembelajaran berupa LKS. LKS berisi kegiatan siswa dengan masalah terbuka sebagai bahan untuk belajar siswa. Secara lebih lengkap RPP, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan LKS dapat dilihat pada lampiran. 75

3 Pembelajaran diawali dengan pretest ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) dan kemampuan berpikir kreatif sebagai tolok ukur sejauh mana siswa paham dengan materi yang akan diberikan serta seberapa sejauh apa kemampuan awal berpikir kreatif siswa. Materi yang akan diberikan yaitu segitiga dan segi empat. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran, pada kegiatan pendahuluan siswa diuji pemahaman awal siswa mengenai topik yang akan dibahas baik mengenai materi yang pernah siswa dapatkan atau pengalaman siswa mengenai topik yang akan dibahas. Kegaiatan tersebut adalah tahapan eliciting dalam model learning cycle 7e. kemudian, tahap kedua adalah engagement atau kegiatan yang dilakukan guru untuk membangkitkan minat siswa yaitu dilakukan pemberian motivasi kepada siswa dengan mengaitkan topik pada permaslahan sehari-hari dan memberikan masalah terbuka seperti yang ada pada LKS. Pada kegiatan inti dimulai dengan pembagian kelompok menjadi 8 kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 4 orang siswa. Selanjutnya LKS dibagikan kepada setiap siswa sehingga setiap siswa dalam satu kelompok mendapatkan LKS. Kegiatan ini adalah kegiatan eksplorasi dimana siswa secara aktif berdiskusi menyelesaikan masalahmasalah yang disediakan. Pada tahap ini, guru berkeliling dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. Berikut gambar kegiatan pada tahap eksplorasi siswa. 76

4 Gambar 3. Siswa Melakukan Eksplorasi dengan mengerjakan LKS Gambar 4. Guru Membimbing Siswa yang Mengalami Kesulitan Selanjutnya setelah siswa mengerjakan LKS, salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka. Siswa diperbolehkan menjelaskan hasil diskusi secara lisan maupun tertulis. Hasil diskusi yang dipresentasikan kemudian dikomentari oleh siswa dari kelompok lain. Pada tahap ini guru bertugas sebagai penegas materi yang dipelajari. Tahap ini disebut tahap explain. Berikut adalah gambar suasana presentasi di kelas: Gambar 5. Siswa Melakukan Presentasi Secara Lisan Gambar 6. Siswa Melakukan Presentasi Secara Tertulis 77

5 Pada setiap pertemuan setelah presentasi, siswa diberikan latihan soal untuk mengaplikasikan konsep yang mereka terima. Latihan soal dikerjakan secara berkelompok dan dibimbing oleh guru apabila ada yang merasa kesulitan. Kegiatan ini disebut dengan kegiatan elaborate, setelah selesai 2-3 siswa mengerjakan soal di papan tulis yang kemudian hasilnya dikomentari oleh siswa yang lain. Setelah kegiatan inti, adalah kegiatan penutup. Pada setiap pertemuan guru memberikan soal evaluasi pada akhir pembelajaran sehingga dari hasil evaluasi guru mengetahui sejauh mana siswa paham terhadap materi yang baru dipelajari. Soal evaluasi dikerjakan secara individu dan dikumpulkan. Hasil evaluasi diberikan kepada siswa pada pertemuan berikutnya. Kegiatan ini adalah kegiatan evaluation. Kemudian dilanjutkan tahap extend yaitu siswa diberikan pekerjaan rumah dengan soal yang berkaitan dengan materi untuk pertemuan selanjutnya. Secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran dengan pendekatan open-ended dalam setting learning cycle 7e berjalan dengan baik. Siswa antusias dalam pembelajaran terutaman ketika berdiskusi dalam satu kelompok. Hal ini ditunjukkan dalam suasana diskusi yang lancar dan sebagian besar siswa fokus terhadap materi. Setiap kelompok aktif bertanya apabila ada materi yang mereka rasa sulit. Pembelajaran segitiga dan segi empat pada kelas eksperimen terlaksana dalam 7 kali pertemuan. Pembelajaran kelas eksperimen sering 78

6 tertunda dikarenakan adanya try out dan ujian akhir sekolah untuk kelas IX sehingga terganggu oleh libur. Jadwal pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 11. Jadwal Kegiatan Pembelajaran Kelas VII A Hari/ Tanggal Selasa/ 29 Maret 2016 Rabu/ 30 Maret 2016 Selasa/ 12 April 2016 Selasa/ 19 April 2016 Sabtu/ 23 April 2016 Selasa/ 26 April 2016 Kamis/ 28 April 2016 Sabtu/ 30 April 2016 Selasa/ 03 Mei 2016 Sabtu/ 14 Mei 2016 Selasa/ 17 Mei 2016 Kegiatan Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Pretest Ketercapaian KD Sifat Sifat Segitiga I (Jenis Jenis Segitiga dan Ketaksamaan Segitiga) Sifat Sifat Segitiga II (Sudut Dalam dan Sudut Luar Segitiga) Sifat Sifat Segi Empat Luas dan Keliling I Luas dan Keliling II Melukis Segitiga Melukis Garis pada Segitiga Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Posttest Ketercapaian KD b. Deskripsi Pembelajaran Kelas Kontrol Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran ekspositori. Kegiatan pembelajaran setiap pertemuan diamati oleh observer yang kemudian menuliskan deskripsi pembelajaran pada lembar observasi pembelajaran. Hasil pengamatan menunjukkan peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang menggunakan pembelajaran ekspositori. Hal ini berdasarkan hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran yang menunjukkan pembelajaran 92% telah terlaksana. Berikut adalah tabel keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol. 79

7 Tabel 12. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Topik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Sifat-siafat Segitiga I 100% 100% 2 Sifat-siafat Segitiga II 81,3% 81,3% 3 Sifat-sifat Segi Empat 87,5% 93,8% 4 Luas dan Keliling I 93,8% 93,8% 5 Luas dan Keliling II 87,5% 81,3% 6 Melukis Segitiga 93,8% 93,8% 7 Melukis Garis Segitiga 100% 100% Rata-rata 92% 92% Rata-rata Keseluruhan 92% Pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran individual dengan sumber belajar buku siswa yang dipinjamkan oleh sekolah. Secara lebih lengkap RPP dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran. Pembelajaran diawali dengan pretest seperti yang dilakukan pada kelas eksperimen sebagai tolok ukur sejauh mana siswa paham dengan materi yang akan diberikan serta kemampuan awal berpikir kreatif siswa. Materi yang akan diberikan yaitu segitiga dan segi empat. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran, pada kegiatan pendahuluan siswa diberikan apersepsi yaitu materi pelajaran sebelumnya. Apersepsi dilakukan dengan memberikan pertanyaan pada siswa terkait materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru memberikan motivasi pada siswa dengan memberikan contoh penerapan topik dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi yaitu bab segitiga dan segi empat. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya 80

8 jawab dan latihan. Setelah itu siswa diberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya, siswa diminta memahami bagaimana mengerjakan soal semacam yang dicontohkan. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah mencatat apa yang guru tuliskan kemudian memahami kembali apa yang mereka catat. Tahap berikutnya adalah latihan soal yang ada di buku pegangan siswa. Siswa mengerjakan latihan secara individu tetapi boleh berdiskusi dengan teman sebangku masing-masing. Kegiatan yang dilakukan guru adalah berkeliling dan membimbing siswa yang kesulitan mengerjakan soal. Pada tahap ini, beberapa siswa aktif bertanya pada guru saat mengerjakan latihan soal. Berikut gambar kegiatan yang dilakukan guru dan siswa: Gambar 7. Siswa Mencatat Materi yang Dijelaskan oleh Guru Gambar 8. Guru Membimbing Siswa yang Kesulitan Mengerjakan Latihan Soal Soal yang telah dikerjakan dituliskan di papan tulis oleh 2-3 siswa yang kemudian diberi komentar oleh guru dan siswa lain. Siswa menanggapi apabila jawaban yang dituliskan berbeda dengan miliknya, sedangkan guru memberikan tanggapan diakhir atau menengaskan 81

9 jawaban mana yang benar. Pada tahap ini siswa kurang begitu aktif, siswa yang maju ke depan harus terlebih dulu ditunjuk oleh guru begitu pula siswa yang memberikan tanggapan. Namun, secara keseluruhan walaupun ditunjuk oleh guru siswa mau memberikan penjelasannya mengenai jawaban soal. Tahap selanjutnya guru memberikan evaluasi yang dikerjakan secara individu dan dikumpulkan. Hasil pekerjaan siswa akan dibagikan pada pertemuan selanjutnya sehingga siswa mengetahui bagian mana siswa harus lebih ditingkatkan belajarnya. Kegiatan pembelajaran di kelas kontrol terlaksana 7 kali pertemuan. Sama seperti kelas eksperimen, jadwal belajar kurang kondusif karena banyak libur untuk try out dan ujian akhir sekolah kelas IX. Berikut adalah tabel yang berisi jadwal pemelajaran di kelas kontrol. Tabel 13. Jadwal Kegiatan Pembelajaran Kelas VII B Hari/ Tanggal Rabu/ 30 Maret 2016 Jumat/ 01 April 2016 Rabu/ 13 April 2016 Jumat/ 15 April 2016 Rabu/ 20 April 2016 Jumat/ 22 April 2016 Rabu/ 27 April 2016 Jumat/ 29April 2016 Rabu/ 04 Mei 2016 Materi yang Diberikan Pretest Sifat sifat segitiga I (jenis jenis segitiga dan ketaksamaan segitiga) Sifat sifat segitiga II (sudut dalam dan sudut luar segitiga) Sifat sifat segi empat Luas dan Keliling I Luas dan Keliling II Melukis Segitiga Melukis Garis pada Segitiga Posttest Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti memberikan soal posttest untuk mengetahui ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) dan 82

10 kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah diberikan perlakuan dengan pendekatan open-ended dalam setting learning cycle 7e untuk kelas VII A dan pembelajaran ekspositori untuk kelas VII B. Berikut adalah deskripsi data pretest dan posttest perolehan ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tabel. 14 Deskripsi Skor Pretest dan Posttest Ketercapaian KD Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Deskripsi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posstest Pretest Posstest Rata-rata 47,74 80,60 44,26 72,63 Standar Deviasi 12,22 12,55 12,52 16,64 Variansi 149,26 157,56 156,73 142,32 Nilai Tertinggi Teori 80,00 96,00 72,00 96,00 Nilai Terendah Teori ,00 24,00 28,00 Berdasarkan tabel 14 di atas, rata-rata pretest ketercapaian KD kelas eksperimen adalah 47,74 dengan nilai tertinggi 80,00 dan nilai terendah 24,00. Pada pretest persentase ketuntasan yang diperoleh adalah 3,2% artinya dari 31 siswa yang mengikuti pretest hanya ada satu siswa yang memperoleh nilai di atas 75. Setelah diberi perlakuan yaitu menggunakan pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e siswa diberikan posttest. Hasil perolehan skor posttest menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh adalah 80,60 dengan nilai tertinggi 96,00 dan nilai terendahnya 48,00. Pada posttest persentase 83

11 ketuntasan yang diperoleh adalah 80% artinya dari 30 siswa yang mengikuti posttest ada sebanyak 6 siswa yang belum mencapai KKM yaitu 75. Rata-rata pretest ketercapaian KD kelas kontrol adalah 44,26 dengan nilai tertinggi 72,00 dan nilai terendah 24,00. Pada pretest persentase ketuntasan yang diperoleh adalah 0% artinya dari 31 siswa yang mengikuti pretest tidak ada satupun siswa yang memperoleh nilai di atas 75. Setelah diberi perlakuan yaitu menggunakan pembelajaran ekspositori siswa diberikan posttest. Hasil perolehan skor posttest menunjukkan bahwa ratarata yang diperoleh adalah 72,63 dengan nilai tertinggi 96,00 dan nilai terendahnya 28,00. Pada posttest persentase ketuntasan yang diperoleh adalah 65,6% artinya dari 32 siswa yang mengikuti posttest ada sebanyak 11 siswa yang belum mencapai KKM yaitu 75. Kegiatan pembelajaran kedua kelas secara keseluruhan lancar. Kendala yang dihadapi peneliti adalah jadwal pembelajaran yang terpotong beberapa kali libur juga ada beberapa siswa yang terkadang membuat suasana sedikit terganggu. 2. Deskripsi Data Data hasil penelitian berupa nilai pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran ekspositori. Pretest merupakan tes yang diberikan pada kelas 84

12 eksperimen maupun kelas kontrol sebelum diberi perlakuan. Tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis awal siswa pada materi. Posttest adalah tes yang diberikan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Posttest dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah diberi perlakuan. Deskripsi data hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 15. berikut. Tabel 15. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Deskripsi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Rata-rata 31,48 77,64 34,37 72,09 Standar Deviasi 11,29 12,30 10,10 13,12 Variansi 127,42 151,30 102,03 172,11 Nilai Tertinggi Teori 68,97 100,00 55,17 93,10 Nilai Terendah Teori 10,34 48,27 17,24 34,48 Berdasarkan tabel 15, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pretest kemampuan berpikir kreatif siswa kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas eksperimen. Hasil pretest kedua kelas masih jauh di bawah kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan. Hal ini menujukkan siswa belum memahami materi yang akan diberikan dan kemampuan berpikir kreatif matematis baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol masih tergolong rendah. Data hasil perolehan skor pretest dapat dilihat pada lampiran. Pada akhir pertemuan diadakan posttest dengan hasil rata-rata seperti pada tabel 15 di atas. Pada tabel dapat diketahui peningkatan nilai 85

13 pretest yang cukup signifikan. Data hasil perolehan skor posttest dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan nilai yang diperoleh pada pretest maupun posttest berikut disajikan persentase ketuntasan siswa: Tabel 16. Persentase Ketuntasan Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Persentase Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Ketuntasan Pretest Posttest Pretest Posttest Tuntas 0% 70,97% 0% 62,50% Tidak Tuntas 100% 29,03% 100% 37,50% Berdasarkan tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa hasil pretest baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak ada siswa yang nilainya minimal mencapai 75. Sedangkan hasil posttest baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih dari 60% siswa mencapai nilai minimal 75. Selain itu juga dideskripsikan perolehan skor siswa setiap aspek kemampuan berpikir kreatif. Berikut deskripsi data setiap aspek pada kemampuan berpikir kreatif: Tabel 17. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Setiap Aspek Aspek Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Kelancaran 28,31 72,04 45,88 75,34 Keluwesan 21,24 79,57 17,74 74,22 Kebaruan 49,35 77,74 60,86 60,31 Rata-rata 32,97 76,45 41,49 69,96 86

14 Berdasarkan tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor pretest tiap aspek baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol masih dibawah ketuntasan minimal yaitu 75. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif pada skor pretest lebih tinggi kelas kontrol tetapi sama-sama belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan rata-rata skor posttest tiap aspek dapat dilihat bahwa pada aspek kelancaran rata-rata skor posttest kelas kontrol lebih tinggi. Pada aspek keluwesan dan kebaruan skor rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi serta telah mencapai ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Rata-rata keseluruhan skor aspek kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal. 3. Analisis Data Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi analisis data yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji kemampuan awal siswa. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS 17. Keputusan untuk uji normalitas apabila nilai signifikan value lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas pretest dapat dilihat pada tabel berikut. 87

15 Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Significant Value Keputusan Eksperimen 0,161 H 0 diterima Kontrol 0,481 H 0 diterima Berdasarkan hasil uji normalitas skor pretest kemampuan berpikir kreatif kelas ekperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kemudian, hasil uji normalitas posttest dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 19. Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Significant Value Keputusan Eksperimen 0,109 H 0 diterima Kontrol 0,053 H 0 diterima Berdasarkan hasil uji normalitas skor postest kemampuan berpikir kreatif kelas ekperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Secara lebih lengkap hasil output uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene Statistic dengan taraf signifikansi 0,05. Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 17. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berasal dari kelompok yang homogen atau tidak. Berikut tabel hasil uji homogentitas skor pretest dan posttest kemampuan berpikir kretaif matematis. 88

16 Tabel 20. Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Data Significant Value Hasil Pretest 0,389 Homogen Posttest 0,529 Homogen Berdasarkan hasil uji homogenitas, baik skor pretest maupun skor posttest besar signivicant value lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa skor pretest maupun posttest kemampuan berpikur kreatif kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang sama (homogen). Secara lebih lengkap hasil output uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran. Selanjutnya dilakukan uji kemampuan awal siswa. Hipotesis statistik untuk uji kemampuan awal adalah sebagai berikut: H 0 : H 1 : EA EA KA KA Keterangan: EA :Rata-rata skor awal kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen. KA :Rata-rata skor awal kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol Dari perhitungan diperoleh t hitung = -2,6575 dengan taraf signifikansi = 0,05. Diperoleh t 0,025(60) = 2,0003 sehingga t hitung = -2,6575 < t 0,025(v) = 2,0003 yang artinya H 0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. 89

17 Secara lebih lengkap perhitungan uji kemampuan awal dapat dilihat pada lampiran. Setelah uji asumsi terpenuhi, selanjutnya adalah menguji hipotesis penelitian untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Hasil kemampuan awal siswa menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama sehingga pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata skor posttest siswa minimal mencapai KKM yaitu 75. a. Keefektifan Pendekatan Open-Ended dalam Setting Pembelajaran Learning Cycle 7E Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Keefektifan pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis dapat diketahui dengan uji t. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. H 0 : 74, 99 H 1 : 74, 99 Perhitungan menunjukkan nilai t 1, 1995, taraf signifikan hitung = 0,05 sehingga t 0,05(30) 1, Karena t hitung t 0,05(30 ) maka H 0 ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis. Secara lebih lengkap perhtungan dapat dilihat pada lampiran. 90

18 b. Keefektifan Pembelajaran Ekspositori Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dengan pembelajaran ekspositori apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. H 0 : 74, 9 H 1 : 74, 9 Perhitungan menunjukkan nilai t 1, 2504, taraf signifikan hitung = 0.05 sehingga t 0,05(31) 1, Karena t hitung t 0,05(30 ) maka H 0 ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan ekspositori efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis. Secara lebih lengkap perhitungan dapat dilihat pada lampiran. c. Perbandingan Keefektifan Pendekatan Open-Ended dalam Setting Pembelajaran Learning Cycle 7E dan Pembelajaran Ekspositori Pengujian hipotesis rumusan masalah ketiga dilakukan apabila pebelajaran dengan pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e serta pebelajaran ekspositori efektif ditinjau dari kemapuan berpikir kreatif matematis siswa. Jika salah satu perlakuan pembelajaran tidak efektif, pengujian tidak dilakukan. Berdasarkan hasil uji hipotesis rumusan masalah 1 dan 2 diperoleh hasil bahwa pendekatan open-ended dalam setting 91

19 pembelajaran learning cycle 7e dan pembelajaran ekspositori efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Oleh karena itu dilakukan uji beda rata-rata untuk mengetahui perlakuan mana yang lebih efektif. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: H 0 : H 1 : EP EP KP KP Perhitungan menunjukkan nilai t 1, 7309, taraf signifikan hitung = 0.05 sehingga t 0,05(61) 1, Karena t hitung t 0,05(61 ) maka H 0 ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan pebelajaran dengan pendekatan openended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e lebih efektif dari pada pebelajaran ekspositori ditinjau dari kemapuan berpikir kreatif matematis siswa. Secara lebih lengkap, perhitungan dapat dilihat pada lampiran. B. Pembahasan Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti melalui hasil pretest di SMP Negeri 2 Tempel kelas VII, kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih belum maksimal. Siswa terpaku pada satu cara atau satu jawaban saja padahal banyak alternatif jawaban lain yang dapat digunakan. Hal tersebut juga terlihat pada hasil pretest kemampuan berpikir kretaif matematis dimana untuk kelas eksperimen nilai terendahnya adalah 10,34, nilai tertingginya 68,97 dengan ketutasan klasikal 0% yang artinya dari 31 siswa tidak ada siswa yang 92

20 mencapai KKM. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai pretest terendahnya adalah 17,24, nilai tertingginya 55,17 dengan ketuntasan klasikal 0%. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e yang ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Pembanding yang digunakan yaitu kelas kontrol menggunakan pembelajaran ekspositori. Kedua perlakuan kemudian diuji mana yang efektif dan perlakuan mana yang lebih efektif. Penelitian ini mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa pada kelas yang diberi perlakuan (kelas eksperimen) menggunakan pendekatan open-ended dalam setting learning cycle 7e dengan siswa pada kelas yang tidak diberi perlakuan (kelas kontrol) menggukan pembelajaran ekspositori. Kemudian diselidiki apakah perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen efefktif diterapkan apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada deskripsi data posttest. Dari hasil posttest kelas eksperimen nilai terendah siswa adalah 48,27, nilai tertinggi siswa 100,00 dengan ketuntasan 70,97%. Sedangkan pada kelas kontrol nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 34,48 dan nilai tertingginya adalah 93,10 dengan ketuntasan klasikal 62,50%. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen adalah 77,14 sedangakan untuk kelas kontrol adalah 72,09. Dari hasil posttest dapat dilihat peningkatan sebesar 45,66 untuk kelas eksperimen sedangkan untuk kelas kontrol terdapat peningkatan sebesar 37,72. 93

21 Hasil perolehan skor tiap aspek kemampuan berpikir kreatif menunjukkan bahwa rata-rata setiap aspek kelas eksperimen meningkat. Pada aspek kelancaran skor meningkat 43,73, pada aspek keluwesan skor meningkat sebesar 58,33 dan pada aspek kebaruan skor meningkat 6,99. Rata-rata ketiga aspek tersebut juga meningkat sebesar 28,39. Peningkatan yang terjadi cukup signifikan tetapi hanya aspek kelancaran saja yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Kedua aspek yang lain yaitu keluwesan dan kebaruan telah mencapai kriteria dan telah terjadi peningkatan dibandingkan sebelumnya. Pada aspek keluwesan siswa sudah menggunakan berbagai cara berbeda namun masih banyak siswa yang salah melakukan perhitungan sehingga jawabannya kurang tepat. Sedangkan untuk aspek kebaruan selain rata-rata aspeknya terendah, peningkatannya pun tidak terlalu signifikan. Hal tersebut dikarenakan cara yang digunakan siswa dalam menjawab soal sebagian besar masih merupakan cara yang biasa dan banyak digunakan oleh siswa yang lain. Hasil perolehan skor tiap aspek kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol menunjukkan bahwa rata-rata skor aspek kelancaran meningkat sebesar 29,46, skor aspek keluwesan meningkat sebesar 56,48 dan pada aspek kebaruan tidak mengalami peningkatan. Rata-rata ketiga aspek tersebut juga meningkat sebesar 28,47. Sama seperti dengan kelas kontrol peningkatan yang terjadi cukup signifikan tetapi hanya aspek kelancaran saja yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Kedua aspek yang lain yaitu keluwesan dan kebaruan belum mencapai kriteria. Pada aspek keluwesan hanya 94

22 beberapa siswa yang mengerjakan soal dengan berbagai cara sehingga nialainya maksimal. Hal tesebut dikarenakan siswa tidak terbiasa dalam menyelesaikan permasalahan yang diminta. Pada aspek kebaruan siswa seperti permaslahan pada kelas ekperimen. Siswa masih menggunakan cara yang juga digunakan banyak siswa lain sehingga nilainya kurang maksimal serta hanya beberapa siswa yang mampu menyelesaikan soal pemecahan masalah yang diberikan. Hasil posttest tiap aspek kedua kelas kemudian dibandingkan. Peningkatan tiap aspek pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Rata-rata nilai aspek kelancaran kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan siswa-siswa kelas kontrol lebih cepat dan tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang diminta. Selanjutnya pada aspek keluwesan dan kebaruan peningkatan skor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut diduga dikarenakan pada kelas eksperimen terdapat tahap diskusi sehingga siswa akan saling bertukar pikiran dalam proses pembelajarannya. Hal tersebut akan membuka wawasan siswa sehingga siswa akan terbiasa menuliskan cara yang berbeda dalam menjawab soal. Pada aspek kebaruan siswa masih terpaku dengan cara penyelesaian soal yang sering digunakan dan bahkan digunakan oleh hampir seluruh siswa sehingga skor kebaruan yang diperoleh menjadi kurang maksimal. Selain itu, juga dikarenakan siswa kurang dapat memahami soal cerita sehingga mereka menuliskan jawaban dengan cara sulit dipahami. 95

23 Secara keseluruhan rata-rata ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Perbedaan perolehan skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara kedua kelas. Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan perilaku yang diberikan pada kedua kelas. Berikut akan dibahas perbedaan perilaku pada kedua kelas. 1. Keefektifan Pendekatan Open-Ended dalam Setting Pembelajaran Learning Cycle 7E Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended dalam setting learning cycle 7e dalam penelitian ini telah terlaksana sesuai dengan langkah-langkah pembelajarannya. Hal ini dapat dilihat dari persentase keterlaksaan pembelajaran pada kelas eksperimen. Lembar keterlaksanaan pembelajaran diisi oleh observer dan diberi komentar sesuai dengan suasana dan kondisi pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif apabila telah mencapai tujuan diadakan pembelajaran itu. Pada penelitian ini, pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata hasil posttest siswa minimal mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75. Keefektifan pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e dapat dilihat pada hasil analisis data. Analisis data yang digunakan meliputi deskripsi dan analisis data. Data hasil perolehan skor pretest diolah menggunakan SPSS dengan hasil kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol 96

24 berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama (homogen). Selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata (uji-t) untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada skor pretest. Berdasarkan hasil uji kemampuan awal, dapat disimpulkan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelan kontrol dianggap sama. Data hasil perolehan posttest juga dianalisis dengan hasil kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama (homogen). Selanjutnya dilakukan uji keefektifan menggunakan uji beda rata-rata (uji-t). Hasil pengujian menunjukkan bahwa pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Hal ini didukung oleh penelitian Agus Setiawan (2015) dengan hasil penelitian pembelajaran learning cycle 7e meningkatkan prestasi siswa yang memiliki kemapuan kreativitas tinggi. 2. Keefektifan Pembelajaran Ekspositori Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pendekatan ekspositori pada penelitian ini menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Sehingga guru tidak selalu menerangkan materi tetapi juga diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memberikan kesempatan pada siswa. Pembelajaran menggunakan pendekatan ekspositori telah terlaksana sesuai dengan langkah-langkah pembelajarannya. Hal ini dapat dilihat dari persentase keterlaksaan pembelajaran pada kelas kontrol. 97

25 Lembar keterlaksanaan pembelajaran diisi oleh observer dan diberi komentar sesuai dengan suasana dan kondisi pembelajaran. Keefektifan pendekatan ekspositori dapat dilihat pada hasil analisis data. Analisis data yang digunakan meliputi deskripsi dan analisis data. Data hasil perolehan skor pretest diolah menggunakan SPSS dengan hasil kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama (homogen). Selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata (uji-t) untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada skor pretest. Berdasarkan hasil uji kemampuan awal, dapat disimpulkan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelan kontrol dianggap sama. Data hasil perolehan posttest juga dianalisis dengan hasil kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama (homogen). Selanjutnya dilakukan uji keefektifan menggunakan uji beda rata-rata (uji-t). Hasil pengujian menunjukkan bahwa pendekatan ekspositori efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Suyono dan Hariyanto (2015: 80) yang menyatakan bahwa dengan pembelajaran ekspositori siswa secara langsung mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya melalui penjelasan dari guru dan dalam waktu yang lebih singkat sehingga siswa akan langsung paham terhadap materi. Pembelajaran ekspositori akan efektif apabila didukung oleh situasi pembelajaran yang kondusif. 98

26 3. Perbandingan Keefektifan Pendekatan Open-Ended dalam Setting Pembelajaran Learning Cycle 7E dan Pembelajaran Ekspositori Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e dan pembelajaran dengan pendekatan ekspositori efektif apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Oleh karena itu dilakukan uji beda rata-rata (uji-t) untuk mengetahui perlakuan mana yang lebih efektif. Berdasarkan hasil uji beda rata-rata (uji-t) kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e lebih efektif dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ekspositori. Pendekatan open-ended dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa hal ini seperti penelitian Tri Rokhimah (2015) yang menyatakan bahwa pendekatan saintifik berbasis masalah open ended efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu, model pembelajaran learning cycle 7e memberikan wadah bagi siswa untuk belajar mandiri, berdiskusi, mengutarakan pendapat, dan memberikan komentar. Langkah-langkah yang dialui siswa 1) eliciting prior knowledge yaitu pemunculan pemahaman awal siswa terhadap materi sehingga siswa dapat mengaitkan materi yang akan ia pelajari dengan apa yang telah mereka ketahui 2) engage yaitu membangkitkan minat siswa terhadap materi. Pada tahap ini, materi dikaitkan pada kehidupan sehari-hari atau maslah nyata yang ada di sekitar siswa sehingga siswa termotiivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini juga dibubuhkan masalah 99

27 terbuka sehingga siswa terpancing untuk mengikuti pelajaran. 3) Explore yaitu melakukan eksplorasi terhadap materi yang akan dipelajari. Pada tahap ini, siswa dibentuk kelompok kecil, dan setiap siswa mendapatkan LKS. Siswa melakukan eksplorasi dengan memahami maslah yang ada pada LKS kemudian mendiskusikanya bersama teman satu kelompok, saling mengomunikasikan dan saling bertukar pendapat sehingga siswa akan mendapatkan berbagai macam jawaban dan berbagaimacam cara dalam penyelesaian suatu masalah. 4) explain yaitu menjelaskan, setelah melakukan kegiatan pada LKS siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Siswa menjelaskan bagaimana mereka mendapatkan suatu konsep dan bagaiman menyelesaikan masalah terbuka yang disediakan. 5) elaborate yaitu mengaplikasikan konsep yang baru saja mereka temukan pada soal yang berbentuk pemecahan masalah. Siswa bekerja bersama kelompok untuk dapat mmecahkan masalah yang disediakan. 6) evaluate yaitu evaluasi di setiap pertemuan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi dan sejauh mana keberhasilan metode yang diterapkan guru. 7) extend yaitu mempertegas pengetahuan dan memperluas dengan mengaitkan topik dengan permaslahan lain. Siswa diberikan tugas yang berkaitan dengan materi yang akan mereka terima pada pertemuan berikutnya. Tahap ini menuntun siswa untuk menghubungkan materi yang baru dipelajari dengan materi yang akan dipelajari berikutnya. Berdasarkan langkah-langkah pada pembelajaran kelas eksperimen, siswa akan lebih aktif dan termotivasi dalam belajar. Keaktifan siswa yang 100

28 dominan terjadi saat siswa berdiskusi berkelompok. Masalah yang disuguhkan dalam LKS bersifat masalah terbuka atau masalah tidak lengkap sehingga akan membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Langkah-langkah pembelajaran ekspositori pada kelas kontrol lebih menekankan pembelajaran secara individual. Pembelajaran ekspositori bisa menjadi efektif tergantung situasi dan kondisi kelas. Penyampaian materi secara ceramah dan diselingi tanya-jawab, kegiatan siswa adalah memperhatikan dan mencatat apa yang guru sampaikan. Kemudian siswa diberikan contoh pengerjaan soal serta latihan soal. Siswa tidak berinteraksi dengan beberapa siswa, hanya dengan teman sebangku saja. Hal tersebut membuat pemikiran siswa kurang berkembang karena tidak banyak masukan yang ia dapatkan. oleh karena itu siswa terpaku pada suatu cara saja. 101

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED. Jurnal

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED. Jurnal KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED Jurnal Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di SMP Negeri 1 Berbah dengan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pakem dengan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan kegiatan penelitian, pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian tersebut, akan menjawab perumusan

Lebih terperinci

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik. AB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian ini mendeskripsikan tentang keefektifan pendekatan saintifik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian. yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian. yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pembelajaran Dalam penelitian ini, pembelajaran matematika dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pakem yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian. Pada penjelasan pada bab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai keefektifan pembelajaran menggunakan model pembelajaran generatif dan model pembelajaran berbasis masalah. Selain itu akan diperbandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model pembelajaran konvensional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Nahdlatul Ulama Palembang pada tahun ajaran 2015/2016.

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM SETTING PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest prestasi belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest prestasi belajar. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitan ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 April 2017 sampai dengan 29 April 2017 di SMP Negeri 1 Sanden. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini mengungkap hubungan antara dua variabel maupun lebih atau mencari pengaruh suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya yang penting dilakukan karena dengan pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang karakter

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang karakter BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Data Bagian ini merupakan deskripsi dan analisis data dari instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang karakter komunikatif/bersahabat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau quasi eksperiment. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang pendidikan atau penelitian lain yang subjek

Lebih terperinci

BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau

BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau penelitian semu yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sidoharjo.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian yang mendekati eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang aktivitas siswa dalam belajar matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Sugiyono (2011:207), Statistik deskriptif adalah statistik yang di gunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Yogyakarta 2 yang berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konstruktivisme dan pendekatan konvensional dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik di kelas VII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik di kelas VII BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan ini merupakan penelitian eksperimen semu yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODOLOGI

BAB III BAB III METODOLOGI BAB III BAB III METODOLOGI A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sesuai metode penelitian kuantitatif berupa penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Tujuan metode kuantitatif menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi pembelajaran dan deskripsi data. 1. Deskripsi Pembelajaran SMK N 1 Pleret berlokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1) 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran beserta pembahasannya tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi Eksperimen.

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif meliputi hasil pretes dan hasil postes pada

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI A. Pembahasan 1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan tabel 4.4. yang terdapat pada bab IV tentang hasil analisis guru selama kegiatan belajar mengajar model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One- Group Pretest Posttest Design. Faktor dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang memiliki tujuan untuk melihat pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 10 Juli sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment research) dengan desain pretest and posttest group design. Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN 2 Gambut Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km. 15.200 Kecamatan Gambut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 11 Palembang dimulai dari tanggal 10 Agustus 2015 s/d 1 Oktober 2015. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh 59 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Data yang diperoleh berasal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran pelaksanaan pembelajaraan dengan umpan balik dan tanpa umpan balik serta perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang keefektifan pembelajaran model kooperatif tipe TAI dengan pendekatan CTL dan pembelajaran konvensional. Selain itu akan diperbandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai pretest dan posttest siswa dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian menggunakan model Inquiri dan metode konvensional dilakukan di Gugus Kartini dengan 2 SD sebagai subjek penelitian yaitu SD N Mangunsari 04 dan SD N Mangunsari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian research). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Hasil Belajar a. Deskripsi Data Kemampuan Awal Data nilai pretest digunakan untuk melihat hasil belajar matematika siswa sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian eksperimen semu). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi, di mana eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

BAB IV. Hasil dan Pembahasan 37 BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Validasi Instrumen Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan validasi instrumen penelitian. Validasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di laksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2013. Observasi dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas yaitu pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest

BAB III METODE PENELITIAN. semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan satuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan satuan 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan satuan eksperimen kelas IX A dan kelas IX B dan perlakuan pembelajaran dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen semu) dengan pretest-posttest control group design. Dalam penelitian ini diberikan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu: SD N Secang 2 Magelang, Jln. Sukarman No. 3 Secang, kabupaten Magelang. Siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang aktivitas siswa dalam belajar matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri Bawen 01 dan siswa kelas 5 SD Negeri Bawen 04 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Banjar Selatan 01 Banjarmasin MTsN Banjar Selatan Kota Banjarmasin adalah merupakan salah satu lembaga

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Anjir Muara km. 20 Madrasah Tsanawiyah Negeri Anjir Muara Km. 20 terletak di jalan Trans Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Anjir Muara Km. 20 Madrasah Tsanawiyah Negeri Anjir Muara Km. 20 terletak di jalan Trans Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi experimental atau eksperimen semu. Eksperimen semu dipilih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran menggunakan metode problem solving dan metode problem posing. Adapun hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN 2 Gambut Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km. 15.2 Kecamatan Gambut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental research). B. Waktu dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Muntilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluation).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 48 siswa kelas 2 SD Sidorejo Lor 1 Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas paralel.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01 adalah melakukan permohonan izin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi data yang dimaksudkan adalah data pretest & posttest. Peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi data yang dimaksudkan adalah data pretest & posttest. Peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data yang dimaksudkan adalah data pretest & posttest. Peneliti memperoleh data pretest sebelum penelitian dilakukan baik pada kelas kontrol

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kelas sampel. Pada kelas eksperimen diterapkan model kooperatif tipe think

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kelas sampel. Pada kelas eksperimen diterapkan model kooperatif tipe think 78 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di MIN Punggung Lading Pariaman Selatan smester genap tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TINAMBUNG 1 Fitrah Razak, 2 Rezki Amaliyah AR 1,2 Universitas Sulawesi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. prestasi belajar matematika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

III. METODE PENELITIAN. prestasi belajar matematika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw III. METODE PENELITIAN 3. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang mengungkap perbedaan prestasi belajar matematika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I BERGAS yang beralamat di Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 2, hal. 149-156, Maret 2016 KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk meningkatkan respon positif siswa terhadap materi prisma dan limas

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Batu Benawa

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Batu Benawa 66 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Batu Benawa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu Benawa yang terletak di jalan Tanjung Pura No.5 Pagat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas pelaksanaan siklus 1 dan pelaksanaan siklus 2. Pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 meliputi perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian meliputi: (1) Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian meliputi: (1) Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil hasil penelitian pembelajaran menggunakan model learning cycle pada materi pokok cahaya. Adapun hasil penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA 1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Salatiga. Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Maret 2017 Vol. 1, No. 1, Hal.150 PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Nurul Afifah Rusyda 1), Dwi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan melakukan pretest, tiga kali pertemuan diisi dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07. Jumlah seluruh siswa kelas IV yang menjadi unit

Lebih terperinci