BAB 1 PENDAHULUAN. stasiun televisi nasional yang mengudara setiap harinya, yaitu TVRI (satusatunya

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia broadcast pada umumnya dan dunia pertelevisian khususnya di Indonesia, tengah berkembang pesat. Dalam kurun waktu singkat, stasiun televisi nasional semakin banyak bermunculan secara hampir bersamaan. Tercatat 11 stasiun televisi nasional yang mengudara setiap harinya, yaitu TVRI (satusatunya TV milik pemerintah Indonesia), RCTI, SCTV, ANTV, INDOSIAR, GLOBAL TV, METRO TV, TV ONE, TRANS TV, TRANS7, dan MNC TV. Munculnya stasiun-stasiun televisi tersebut mengakibatkan semakin ketatnya persaingan program antara sesama stasiun televisi, mereka saling mengekor satu sama lain, baik dari segi konsep maupun konten. Untuk mendukung eksistensi industri pertelevisian, maka masing-masing internal stasiun televisi, khususnya para pemilik stasiun dan produser selalu berjuang untuk menghasilkan berbagai tayangan dengan maksud untuk memberikan informasi, mengedukasi, menghibur hingga mempengaruhi pemirsa. Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau berdasarkan isi. Format teknis merupakan format-format umum yang menjadi acuan terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis, musik, instruksional, dan lainnya. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk berita dapat dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama, olahraga, dan agama. Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar 1

2 2 dikategorikan ke dalam "hard news" atau berita-berita mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi dan "soft news" yang mengangkat berita bersifat ringan. Walaupun tayangan di televisi begitu banyak dan beragam sesuai dengan formatnya, tayangan-tayangan di setiap stasiun televisi telah dibatasi oleh berbagai regulasi dan juga adanya Kode Etik Jurnalistik yang harus mereka patuhi agar tidak melenceng dari ketentuan-ketentuan pemerintah bagi stasiun televisi yang hendak memproduksi acara. Regulasi tersebut bertujuan agar terdapat filter dalam konsep-konsep yang akan dibuat sebelum dilakukannya proses produksi. Berdasarkan uraian di atas, dewasa ini acara televisi di Indonesia semakin kurang edukatif dari segi konten. Hal ini mungkin disebabkan industri pertelevisian kurang memberikan pesan-pesan moral terhadap siaran yang ditampilkan. Peranan filter maupun regulasi yang ada pun dipertanyakan pengaruh dan kegunaannya. Terganjalnya acara-acara berbau edukatif sehubungan dengan hasil rating yang rendah, maka dapat dipastikan acara tersebut tidak banyak menghasilkan penonton, pemasukkan iklan yang sedikit dan berujung pada penghentian tayangan. Fokus pada pendapatan besar adalah salah satu alasan sebagian stasiun televisi menayangkan hal-hal yang mudah digemari, sedang booming serta ringan ditonton masyarakat luas. Hal tersebut sangat lumrah terjadi, dimana mulai dari kegiatan pra produksi, produksi, dan paska produksi, semua itu

3 memakan biaya yang tidak sedikit. Stasiun televisi perlu setidaknya mendapatkan Break Even Point atau balik modal. 3 Dapat diperhatikan dalam berbagai program televisi seperti pada sinetron-sinetron maupun reality show yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja, kekerasan, hedonisme dan hal-hal berbau duniawi semata. Tak dipungkiri, anak-anak dibawah umur pun dapat menontonnya dengan bebas jika tidak diawasi oleh orangtua. Dampak jangka panjang yang kemungkinan terjadi, anak-anak tersebut tumbuh dan mengaplikasikannya pada kehidupan sosial, atas apa yang selama ini mereka biasa lihat. Dampak tersebut bisa negatif dan juga positif. Pengaruh Media terhadap anak semakin besar, teknologi semakin canggih & intensitasnya penggunaannya semakin tinggi seiring dengan perkembangan umur dan kemampuan otak anak. Padahal orangtua tidak punya waktu yang cukup untuk memperhatikan, membimbing, mendampingi dan mengawasi anak ketika mereka melakukan aktivitas tersebut. Anak-anak biasanya lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV ketimbang melakukan hal lainnya. Apa yang mereka pelajari selama itu? Mereka mungkin akan belajar bahwa kekerasan itu menyelesaikan masalah lewat tayangan sinetron yang terkadang kelewat batas menyiksa yang lemah. Akan tetapi, sebagai orang dewasa yang lebih berpengalaman dalam kehidupan, hendaknya memanfaatkan televisi sebagai alat pembelajaran anak terhadap tayangan yang positif, misalnya sebagai seorang guru, memberikan PR pada muridnya untuk mencatat setiap hari apa saja yang

4 mereka tonton dan harus ada pembelajaran baru yang berhubungan dengan mata pelajaran di sekolah atas apa yang mereka tonton hari itu. 4 Berdasarkan fenomena dari pernyataan tersebut, ternyata pengaruh informasi atau pesan-pesan dari tayangan di televisi begitu memiliki kekuatan yang besar dalam mempengaruhi khalayaknya. Dengan dukungan audio serta visualisasi yang real, maka manusia yang menonton akan lebih cepat menyerap apa yang mereka saksikan. Tayangan edukatif untuk anak-anak pun tak lantas benar-benar hilang dari industri pertelevisian. Bentuk acara yang menarik penonton anak-anak atau orangtua untuk menjadikannya sebagai acuan pembelajaran berdasarkan konten/isi dari acara tersebut, masih dapat kita saksikan di beberapa televisi nasional dengan konsep edutainment. Edutainment merupakan konsep belajar (edukasi) dengan adanya hiburan (entertainment). Seperti beberapa tayangan anak-anak yang masuk kategori edukatif, yaitu Si Bolang di TRANS7, yang bercerita tentang anak-anak berpetualang di sekitar tempat tinggalnya, dekat dengan alam dan permainan tradisional. Laptop Si Unyil di TRANS7, program ini menyajikan tayangan yang mencerdaskan dan menghibur untuk anak dan keluarga seperti perkenalan tentang benda, ensiklopedi, permainan daerah, kerajinan tangan dan uji ilmiah yang berkaitan dengan benda tersebut misalnya uji coba mengapa roda bundar (hukum aksi dan reaksi), sejarah dan proses pembuatan lampu dan bagaimana cara menyalakan lampu dengan kincir air yang dihubungkan dengan dynamo bermagnet (konsep

5 5 perubahan energi). Bonar Sang Pendongeng di GLOBAL TV yang menceritakan kisah-kisah legenda, seperti Wali Songo, Pinokio, dan lainnya yang berisi pula nasehat-nasehat agar tidak melakukan hal-hal tidak sesuai dengan norma dan tata krama. Dari pay tv, ada Junior Masterchef Australia di STARWORLD, lalu ada TV Edukatif (TVE) yang isinya sangat bagus dan mendidik, tapi sayang hanya dapat diakses oleh parabola, jadi belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Tidak lupa juga program edukatif yang akan dibahas oleh penulis dalam skripsi ini, yaitu tayangan HAND MADE di GLOBAL TV. Seberapa jauh pengaruh tayangan edukatif di televisi terhadap peningkatan pembelajaran kontekstual siswa dan siswi sekolah adalah salah satu indikator yang perlu diperhatikan baik-baik oleh para guru. Dalam pembahasan ini, selain orangtua yang membimbing anak-anaknya di rumah, guru adalah salah satu pendukung utama dalam proses pembelajaran kontekstual. Para siswa perlu diberi bimbingan agar mampu menyerap informasi berisi ilmu pengetahuan dan pembelajaran penting dari televisi. Adanya pembelajaran kontekstual, yaitu berangkat dari suatu keyakinan bahwa seseorang tertarik untuk belajar apabila ia melihat makna dari apa yang dia lihat dan pahami. Orang akan melihat makna dari apa yang dipelajarinya apabila ia dapat menghubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan dan pengalamannya terdahulu. Tayangan edutainment Hand Made yang ditayangkan Global Tv setiap Senin-Rabu pukul WIB ini, berisi tentang kepiawaian Kak Made, yang

6 6 mampu membuat mainan atau barang-barang baru dari barang bekas. Ia dapat memodifikasi barang-barang bekas, misalnya botol minuman, baterai yang sudah habis, botol bekas oli, dan sebagainya. Dari sampah tersebut dapat disulap menjadi barang-barang cantik, misalnya Kak Made membuat helm power ranger, layangan, boneka puppet marionette dan sebagainya. Acara Hand Made ini merupakan salah satu solusi cerdas cara mendaur ulang sampah-sampah di sekitar kita dan juga salah satu bentuk pembelajaran menarik bagi para siswa/siswi yang masih di bangku sekolah. Konsep acara Hand Made dengan mudah disukai oleh anak-anak, dengan ciri khas Kak Made sebagai host yang ramah, ceria, serta kemahirannya dalam membuat karya-karya dari barang bekas, dapat memukau nalar bahwa barangbarang bekas dapat dia rubah sebegitu kreatif dan inovatif. Bagaimana Kak Made dapat membuka wawasan berpikir yang beragam, sehingga siswa/siswi yang menonton dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkait-kannya dengan kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya? Bagaimana cara Kak Made berkomunikasi secara efektif dengan adik-adik yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari dari Kak Made membuat karya-karya? Pertanyaan - pertanyaan tersebut adalah alasan yang membuat penulis mengangkat topik ke dalam karya ilmiah ini. Kemampuan persuasif konten acara Hand Made mungkin masih tentatif, Hand Made secara materi memang dapat menjadi acuan sebagai pembelajaran kontekstual, akan tetapi setiap pembelajaran

7 7 harus ada kemauan dari dalam diri setiap anak, jika tidak ada kemauan dan dorongan dari sekitarnya mungkin akan sedikit terhambat proses pembelajaran secara kontekstual tersebut. Oleh karena itu, penulis akan menganalisis dan menggali lebih dalam lagi secara keseluruhan konten acara edutainment Hand Made, sejauh mana konten acara ini dapat mempengaruhi tingkat pembelajaran kontekstual murid kelas V SDN Sukabumi Utara 05 Pagi Jakarta Barat. 1.2 Ruang Lingkup Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami isi skripsi ini, maka penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut : 1. Ruang Lingkup Materi Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah pengaruh tayangan edutainment Hand Made di Global TV terhadap tingkat pembelajaran kontekstual (studi kasus pada murid kelas V SDN Sukabumi Utara 05 Pagi Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat) 2. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitian adalah sesuatu yang menjadi kajian pokok penelitian. Maka dari ini yang menjadi subjek adalah siswa/siswi kelas V SDN Sukabumi Utara 05 Pagi Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat. 3. Ruang Lingkup Lokasi Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. 4. Ruang Lingkup Waktu

8 8 Waktu adalah masa kapan terjadinya sesuatu. Dalam hal ini, waktu penelitian terhadap tayangan Hand Made adalah tayangan periode Februari 2011 dan studi kasus dilakukan pada periode Maret-April Tujuan dan Manfaat Tujuan dari studi yang akan dilakukan adalah : 1. Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu teoritis yang telah didapat di bangku kuliah ke dalam praktik yang sesungguhnya 2. Meneliti pengaruh konten tayangan edutainment Hand Made di Global TV terhadap tingkat pembelajaran kontekstual murid kelas V SDN Sukabumi Utara 05 Pagi Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat 3. Ingin mengetahui sejauh mana tanggapan atas tayangan edutainment Hand Made dalam peningkatan pembelajaran kontekstual murid kelas V SDN Sukabumi Utara 05 Pagi Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat Adapun manfaat dari studi yang akan dicapai adalah : 1. Secara Teoritis/Akademis Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang studi Analisis Konten Program Televisi dan sebagai bahan pertimbangan untuk menjadi bahan bacaan atau referensi bagi semua pihak. Kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan baru bagi semua pihak. 2. Secara Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan, tayangan edutainment Hand Made dapat mempengaruhi lembaga pendidikan yang efektif, produktif,

9 9 dan berprestasi dengan melalui pembelajaran kontekstual, serta dapat meningkatkan tingkat kreatifitas para siswa/siswi. 1.4 Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998:67). 1. Ho : Tidak ada pengaruh dari tayangan edutainment Hand Made di Global Tv terhadap tingkat pembelajaran kontekstual pada murid kelas V SDN Sukabumi Utara 05 Pagi Jakarta Barat 2. Ha : Ada pengaruh dari tayangan edutainment Hand Made di Global Tv terhadap tingkat pembelajaran kontekstual pada murid-murid kelas V SDN Sukabumi Utara 05 Pagi Jakarta Barat 1.5 Metodologi Metodologi dalam arti umum, adalah studi yang logis dan sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah. Penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan kuesioner. 1. Sifat penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi atau sensus, karena semua subjek penelitian diobservasi. Berdasarkan timbulnya variabel, jenis penelitian dapat dibedakan atas penelitian non-eksperimen dan penelitian eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen, karena

10 peneliti tidak memberi perlakukan (kontrol) terhadap subjek penelitian. (Seniati,dkk. 2008: 45) 10 Survey menggunakan kuesioner dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi, dalam penelitian ini populasinya adalah murid kelas V SDN Sukabumi Utara 05 Pagi Jakarta Barat. 2. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dah karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002;57). Penelitian ini hanya mengambil populasi murid kelas V SDN Sukabumi Utara 05 Pagi Jakarta Barat. 3. Sensus Dalam penelitian ini seluruh populasi akan diobeservasi, karena populasi penelitian adalah finit dan cenderung heterogen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode sensus atau complete enumeration, atau penelitian ini tidak menggunakan sampel sehingga teknik pengambilan sampel tidak diperlukan. Untuk itu yang akan di sensus adalah murid kelas V SDN Sukabumi Utara 05 Pagi Jakarta Barat.

11 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat akademis/teoritis dan manfaat praktis, hipotesis, serta metodologi. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang relevan dengan kasus yang diteliti antara lain teori komunikasi, komunikasi massa, teori media massa, teori televisi, teori pengaruh, teori belajar, teori kontekstual, teori pembelajaran kontekstual, teori edutainment, teori Behavioral & Kognitif, Teori psikologi Comstock dan Teori Belajar Bandura. Konsepkonsep lainnya yang berkaitan dengan analisis pengaruh tayangan edukatif, pembelajaran kontekstual,dan barang bekas. BAB III PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang sejarah perusahaan, metode penelitian yang dipakai, bahan penelitian, unit analitis, populasi, sensus, teknik pengumpulan data, reliabilitas dan validitas, dan teknik analisa data. Pada bab ini juga diketengahkan mengenai waktu dan lokasi penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini berisi hasil penelitian yang mencakup tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas,

12 data-data mengenai jawaban kuesioner, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji Pearson Product Moment, uji hipotesis, dan pembahasan 12 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian kesimpulan dan saran, merupakan pemaparan mengenai kesimpulan yang diambil setelah melakukan analisis dan pembahasan dikaitkan dengan tujuan penelitian yang ada pada bab pertama. Butirbutir kesimpulan mengacu kepada butir tujuan penelitian. Sedangkan saran merupakan pemaparan mengenai input atau masukan baik dari sisi akademis maupun sisi praktis. Oleh karena itu pada bagian saran memuat saran akademis dan saran praktis