MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU
|
|
- Hartanti Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU Fitriyani Mariska, Yusfiati, Roza Elvyra Mahasiswa Program Studi S Biologi Dosen Bidang Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru 893, Indonesia Fitrianimariska@yahoo.co.id ABSTRACT Province of Riau is known for having many rivers with different water conditions. Research of selais panjang lampung fish (Kryptopterus apogon) was conducted in two streams, which were in the River and River. This study aimed to assess and compare the morphometric differences in both male and female fish in River and River. The research was conducted in August - October 5. The samples were taken as many as 3 males and 3 females per month for each study site. The results showed that there were differences in morphometric characters which the fish in River had a bigger body size than those fish in River. A correlation test presented in graphical comparison form was performed to understand the relationship among variables. T test showed that there were differences in morphometric characters of both sites. Analysis of linear regression equation and growth status of fish on each observation station was isometric, allometric positive, and allometric negative. Keywords : Kryptopterus apogon, morfometric, river. ABSTRAK Provinsi Riau terkenal memiliki banyak sungai dengan kondisi perairan yang berbeda. Penelitian tentang morfometrik ikan selais panjang lampung (Kryptopterus apogon) ini dilakukan di dua sungai, di antaranya di Sungai dan Sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan perbedaan morfometrik ikan selais jantan dan selais betina di Sungai dan Sungai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 5. Sampel yang diambil sebanyak 3 ekor jantan dan 3 ekor betina setiap bulannya untuk masing-masing lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan karakter morfometrik, dimana ikan selais di Sungai memiliki ukuran tubuh lebih besar dibandingkan ikan selais di Sungai. Keeratan uji korelasi disajikan dalam bentuk perbandingan grafis dilakukan untuk memahami hubungan antar variabel. Uji t menunjukkan terdapat perbedaan karakter morfometrik dari kedua lokasi penelitian.
2 Analisis persamaan regresi linear dan status pertumbuhan ikan selais pada masing - masing stasiun pengamatan adalah isometrik, allometrik positif, dan allometrik negatif. Kata kunci: Kryptopterus apogon, morfometrik, sungai. PENDAHULUAN Provinsi Riau terkenal memiliki banyak sungai yang termasuk ke dalam ekosistem sungai rawa banjiran atau flood plain river (Elvyra dan Yus, ). Berdasarkan survei lapangan, Sungai mempunyai kondisi perairan yang cukup bagus dan banyak ditumbuhi oleh vegetasi riparian dan berbagai jenis ikan endemik terutama ikan selais dan sebagainya. Sungai memiliki sedimen bewarna kuning kecoklatan, kondisi fisik Sungai terlihat keruh di karenakan pengeksploitasian kawasan sungai secara berlebihan seperti penambangan emas yang kemungkinan membuat tingkat kekeruhan, sehingga di duga kondisi sungai sudah tidak alami lagi dan keanekaragaman jenis-jenis ikan di sepanjang sungai tersebut menurun. Menurut Bleeker (85), salah satu jenis ikan di Provinsi Riau ini adalah ikan selais panjang lampung (K. apogon). Ikan selais panjang lampung di Riau terdapat di Sungai dan Sungai. Morfometrik adalah suatu metode pengukuran bentuk luar tubuh yang dijadikan sebagai dasar membandingkan ukuran ikan, seperti panjang total tubuh ikan, lebar kepala, panjang kepala, lebar interorbital (jarak antara kedua pinggiran bola mata), panjang standar, lebar mata, tinggi kepala, panjang sirip dorsal, panjang sirip anal dan lain lain. Pengukuran morfometrik berfungsi untuk melihat bentuk pola pertumbuhan pada ikan, kebiasaan makan pada ikan, golongan ikan dan sebagai dasar dalam melakukan identifikasi ikan (Effendie, 997). Berdasarkan perbedaan antara Sungai dan Sungai, hal ini kemungkinan dapat mempengaruhi keadaan morfometrik dari ikan selais panjang lampung (K. apogon) baik ikan selais jantan maupun selais betina. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus - Oktober 5. Tempat pengambilan sampel di Sungai Kampar Kiri (Desa Mentulik) dan Sungai (Desa Koto Garo). Kemudian sampel dibawa ke Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA UR untuk diukur morfometriknya. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan yaitu sampel ikan selais K. apogon formalin 4%dan %, aquades, alkohol 7%. Sedangkan alat yang digunakan adalah cool box, toples, timbangan ohauss, mistar, vernier caliper atau jangka sorong, thermometer, indikator ph universal, botol DO (Dissolved oxygen), kamera, tissu, masker, kertas label, dan alat tulis.
3 Tabel. Pengukuran Bagian-bagian Morfometrik Ikan Selais K. apogon No Pengukuran Penjelasan Panjang Standar (PS) Jarak garis lurus dari ujung bagian kepala termuka sampai kedasar sirip ekor 3 Tinggi Badan (TB) Jarak garis lurus yang diukur vertikal pada bagian badan yang tertinggi 4 Tinggi Batang Ekor (TBE) Jarak garis lurus yang diukur vertikal pada bagian ekor yang terlebar 5 Lebar Badan (LB) Jarak antara badan sebelah kiri dan kanan yang 6 Jarak Sirip Anus Ke Pangkal Sirip Ekor (JSASE) 7 Panjang Dasar Sirip Anus (PDSA) terlebar Jarak garis lurus antara ujung sirip anus sampai kepangkal sirip ekor Jarak garis yang diukur dari pangkal dasar sirip anus sampai keujungnya 8 Tinggi Sirip Anus (TSA) Jarak garis lurus yang diukur dari dasar sirip anus terpanjang sampai keujung sirip anus Jarak garis lurus yang diukur dari pangkal dasar sirip ekor sampai keujungnya 9 Panjang Dasar Sirip Ekor (PDSE) Tinggi Sirip Ekor (TSE) Jarak garis lurus yang diukur dari pangkal dasar sirip ekor sampai keujung sirip ekor Panjang Kepala (PK) Jarak ujung kepala yang termuka sampai bagian yang terbelakang kecelah tutup insang Jarak Mata Kecelah Jarak garis lurus antara ujung mata sampai ke Insang (JMTI) pangkal tutup insang 3 Diameter Mata (DM) Panjang garis tengah bola mata setengah tinggi dari rongga mata 4 Jarak Mulut Ke Mata Jarak garis lurus antara ujung mulut ke pangkal mata (JMM) 5 Tinggi Kepala (TK) Jarak garis lurus yang diukur vertikal pada bagian kepala yang tertinggi 6 Lebar Kepala (LK) Jarak antara kepala sebelah kiri dan kanan yang terlebar 7 Jarak Mulut Kepangkal Jarak garis lurus antara ujung mulut sampai Sirip Dada (JMSD) kepangkal sirip dada 8 Panjang Dasar Sirip Dada Jarak garis lurus yang diukur dari pangkal dasar sirip (PDSD) dada sampai keujungnya 9 Tinggi Sirip Dada (TSD) Jarak garis lurus yang diukur dari dasar sirip dada terpanjang sampai keujung sirip dada Panjang Dasar Sirip Perut Jarak garis lurus yang diukur dari pangkal dasar sirip ( PDSP) perut sampai keujungnya Tinggi Sirip Perut ( TSP) Jarak garis lurus yang diukur dari dasar sirip perut terpanjang sampai keujung sirip perut Jarak Mata Pangkal Sirip Jarak garis lurus yang diukur dari mata sampai Perut (JMPSPr) pangkal sirip perut 3 Jarak Sirip Perut Sirip Jarak garis lurus yang diukur dari sirip perut sampai Ekor (JSPSE) pangkal sirip ekor 4 Jarak Mata Pangkal Sirip Jarak garis lurus yang diukur dari mata sampai Anus (JMPSA) pangkal sirip anus Sumber : Effendi (99), Kottelat et al. (993) 3
4 Gambar. Sketsa pengukuran morfometrik ikan K. apogon ) panjang total; ) panjang standar; 3) tinggi badan; 4) tinggi batang; ekor 5) lebar badan; 6) lebar kepala; 7) panjang dasar; sirip anus; 8) tinggi sirip anus; 9) panjang dasar sirip ekor; ) tinggi sirip ekor; ) panjang kepala; ) jarak mata kecelah insang; 3) diameter mata; 4) jarak mulut kemata; 5) tinggi kepala; 6) lebar kepala; 7) jarak mulut kepangkal sirip dada; 8) panjang dasar sirip dada; 9) tinggi sirip dada; ) panjang dasar sirip perut; ) tinggi sirip perut; ) jarak mata kepangkal sirip perut; 3) jarak sirip perut ke sirip ekor; 4) jarak mata kepangkal sirip ekor. Analisis Data Untuk melihat rata-rata nisbah karakter morfometrik pada dua lokasi pengamatan, data dianalisis dengan menggunakan program Microsoft Excel, kemudian dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 6. dalam uji t (independent sample test). HASIL DAN PEMBAHASAN a. Morfologi Ikan Selais K. apogon Berdasarkan dari pengamatan Ciri morfologi ikan selais K. apogon antara Sungai Desa Mentulik dan Sungai Desa Koto Garo terlihat tidak ada perbedaan. Ikan selais K. apogon memiliki bentuk badan yang pipih, bentuk kepala yang gepeng, mulut berukuran lebar, bibir tipis, hubungan kedua bibir bersambung, memiliki dua pasang sungut pendek, punggung mencembung seperti lengkuknya, susunan linea literalis lengkap dan sempurna, posisi dasar sirip dada setengah lingkaran yang terletakdi daerah ventral sedangkan posisi sirip perut dibawah sirip dada, sirip dubur sangat panjang,bentuk sirip ekor bercagak. Pada tabel dapat dilihat berdasarkan dari perbedaan ukuran pada karakter morfometrik misalnya pada pengukuran, PT, PS, PDSA, TB, JMSD, JSPSE, JMPSA dan BB. Dari hasil pengukuran ini di ketahui ukuran ikan selais betina dan jantan di Sungai memiliki ukuran yang besar daripada ikan selais betina di Sungai dengan ukuran yang lebih kecil. Dari ukuran tubuh ikan yang berbeda, maka dapat diduga di pengaruhi dari kualitas perairan atau ketersediaan makanan yang di peroleh. Nilai pengamatan kualitas perairan yang berbeda antara kedua sungai ini dapat dilihat dari nilai kekeruhan. Di Sungai memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi yaitu sebesar NTU, begitu juga dengan kecepatan arusnya yaitu,33 m/detik. Sedangkan nilai kekeruhan pada Sungai memiliki tingkat kekeruhan yang lebih rendah yaitu 7-4 NTU dengan kecepatan arus yaitu,7/detik. Dari perbedaan faktor lingkungan ini dapat menyebabkan variasi ukuran tubuh pada ikan selais K. apogon. Kisaran nilai morfometrik ikan selais K. apogon dapat dilihat pada Tabel dan Tabel 3. 4
5 Tabel. Kisaran Nilai Morfometrik Ikan Selais K. apogon Betina di Sungai dan Sungai Karakter Sungai Sungai Kisaran (mm) Rata-rata (mm) Kisaran (mm) Rata-rata (mm) PT , ,4 PS , ,9 TB ,33 4 3,3 TBE 4 3 8,7 3 6, LB 3 47, ,73 JS APSE 3 7 5, 3 7 4,7 PD SA , ,73 TSA 8 5, 8 4,7 PD SE 45, ,37 TSE 9 8,73 3 4,67 PK , ,9 JM TI 4 5 8,37 9 4,3 DM 5 7 6, ,5 JMM 3 4 7,87 4,5 TK 7 8, ,97 LK 7,87 5,9 JM PSD , ,93 PD SD 37 8,7 4 33,67 TSD 7 6, 7 7 9,3 PD SPr 9 6, 8 4 9,97 TSP 3 6 3, ,6 BB,55 69, 54, 5,84 73, 5,6 JMPSPr , , JSPSE 9 7 9, ,9 JMPSA , ,83 Tabel 3. Kisaran Nilai Morfometrik Ikan Selais K. apogon Jantan di Sungai dan Sungai Karakter Sungai Kisaran (mm) Sungai Rata-rata (mm) Kisaran (mm) Rata-rata (mm) PT , ,93 PS 7 73, ,9 TB , ,47 TBE 5 6, ,3 LB 6 3 9,83 6 5, JS APSE 3 5 4, ,87 PD SA , ,6 TSA 5 3 9, ,37 PD SE 4 9,7 3 3,9 TSE 8 4, 8 4 3,3 PK , ,87 JM TI 5, 9 4,57 DM 3 6 4, ,57 JMM 5 4 9, ,93 TK 8,7 8,3 LK 39 3, ,63 JM PSD 4 36,83 7 9,43 PD SD 7 9, ,87 TSD 3 9 5,93 3 5,97 PD SPr 5 3 9, ,4 TSP 6 4, 8 3,77 BB,97 59,4 5,7 6,35 35,7,49 JMPSPr , , JSPSE , ,77 JMPSA , ,3 5
6 Winemiller dan Jeppsen ( 998) menyatakan bahwa besarnya ukuran pada panjang ikan yang di dapatkan pada suatu tempat dengan kondisi yanf kurang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan. (Effendi 997) menjelaskan besarnya populasi ikan dalam suatu perairan ditentukan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan populasi yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan. Ukuran dari masing masing individu ikan berbeda- beda sehingga ukuran mutlak tidak dapat digunakan sebagai patokan dalam identifikasi. Untuk data identifikasi biasanya data morfometrik dinyatakan dalam nisbah perbandingan (Affandi et al. 99). b. Status Hubungan Karakter Morfometrik Ikan Selais K. apogon Hasil pengukuran morfometrik untuk melihat adanya persamaan regresi linear dan status pertumbuhan ikan selais K. apogon di Sungai dan Sungai. Berdasarkan tabel 4 dan 5 dapat dilihat bahwa status pertumbuhan ikan selais K. apogon di Sungai dan Sungai baik jantan maupun betina memiliki status hubungan allometrik positif, allometrik negatif dan isometrik. Status allometrik positif merupakan status hubungan yang menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih lambat dibandingkan dengan panjang karakter morfometrik pembandingnya. Status allometrik negatif merupakan status hubungan yang menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih cepat dibandingkan pertambahan karakter morfometrik pembandingnya. Status isometrik merupakan status hubungan pertumbuhan yang menunjukkan bahwa pertambahan panjang total sebanding dengan pertambahan panjang karakter morfometrik pembandingnya. Dari tabel 4 memperlihatkan bahwa ikan selais K. apogon betina di Sungai yang memiliki status allometrik positif adalah PS, TBE, LB, JSAPSE, dan BB. Sedangkan yang memiliki status allometrik positif pada ikan selais betina di Sungai yaitu TSE, dan BB. Sedangkan status allometrik negatif pada ikan selais betina di Sungai yaitu PDSA, TSA, PDSE, TSE, PK, DM, TK, LK, JMPSD, JMPSPr, JSPSE, dan JMPSA. Allometrik negatif ikan selais betina di Sungai yaitu TB, TBE, LB, PDSA, TSA, PDSE, PK, DM, JMM, TK, LK, JMPSD, PDSD, TSD, PDSPr, TSP, JMPSPr, JMPSA, dan JSMPSE. Status isometrik ikan selais betina di Sungai yaitu TB, JMTI, JMM, PDSD, TSD, PDSPr, dan TSP. Sedangkan status isometrik ikan selais betina di Sungai yaitu hubungan PT dengan PS, JSAPSE, dan JMTI. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan untuk melihat persamaan regresi linier ikan selais K. apogon betina maupun jantan di Sungai dan Sungai dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. 6
7 Tabel 4. Persamaan Regresi dan Status Pertumbuhan Ikan Selais K. apogon Betina di Sungai (Desa Mentulik) dan Sungai (Desa Koto Garo) Sungai Sungai Karakter Pertumbuhan Persamaan Regresi Status Pertumbuhan Persamaan Regresi Status Pertumbuhan PS -,775+,3PT AP -,6+,47PT I TB -,88+,44PT I -,54+,887PT AN TBE -,+,34PT AP -,45+,93PT AN LB -,73+,7PT AP -,58+,65PT AN JS APSE -,446+,353PT AP -,865+,9PT I PD SA -,9+,933PT AN,73+,66PT AN TSA -,478+,674PT AN -,66+,59PT AN PD SE -,7+,64PT AN,757+,5PT AN TSE -,93+,6PT AN -,689+,59PT AP PK -,5+,73PT AN -,48+,885PT AN JM TI -,7+,45PT I -,997+,96PT I DM,3+,5PT AN,55+,3PT AN JMM -,9+,53PT I -,53+,747PT AN TK -,63+,683PT AN -,56+,639PT AN LK -,48+,67PT AN -,94+,873PT AN JM PSD,896+,35PT AN,498 +,5PT AN PD SD -,974+,3PT I -,66+,879PT AN TSD -,9+,993PT I -,467+,64PT AN PD SPr -,55+,953PT I -,3+,94PT AN TSP -,63+,967PT I -,399+,849PT AN BB -7,+3,74PT AP -5,33+,98PT AP JMPSPr,8+,38PT AN,8+,39PT AN JSPSE,59+,447PT AN,675+,6PT AN JMPSA,37+,69PT AN,396+,65PT AN Tabel 5. Persamaan Regresi dan Status Pertumbuhan Ikan Selais K. apogon Jantan di Sungai (Desa Mentulik) dan Sungai (Desa Koto Garo) Sungai Sungai Karakter Persamaan Persamaan Regresi Status Pertumbuhan Pertumbuhan Regresi Status Pertumbuhan PS PT I PT I TB PT AN PT AN TBE PT I PT I LB PT AP PT AP JS APSE PT I -.7+.PT I PD SA.+.884PT AN PT AN TSA PT AP PT AP PD SE PT AP PT I TSE PT AP PT AP PK PT AN PT AN JM TI PT AN PT AN DM PT AN PT AN JMM PT AN PT AN TK PT AN PT I LK PT AN PT AN JM PSD PT AN PT I PD SD PT AN PT I TSD PT AN PT AN PD SPr PT AP PT AP TSP PT AP PT AP BB PT AP PT AP JMPSPr.3+.7PT AN.4+.68PT AN JSPSE.7+.86PT AN.4+.75PT AN JMPSA PT AN PT AN 7
8 c. Hubungan Panjang Total (PT) dengan Karakter Morfometrik Ikan Selais K. apogon Betina Karakter morfometrik yang diukur pada penelitian ini ada 4 karakter dari ikan berjenis kelamin betina maupun bejenis kelamin jantan dari kedua lokasi penelitian. Data hasil tiap pengukuran karakter dibandingkan dengan karakter panjang total sehingga diperoleh hubungan pertumbuhan sebanyak 3 karakter terhadap panjang total untuk masing - masing jenis kelamin. Nilai persamaan regresi linear PDSA ikan selais K. apogon ikan selais betina di Sungai adalah -,9+,933 PT dengan nilai korelasi (r)=,969, persamaan ini menunjukkan bahwa setiap pertambahan pertambahan panjang total sebesar,933 log PT, maka di ikuti pertambah panjang dasar sirip arus sebesar,9 log PDSA dengan nilai korelasi pertambahan sangat tinggi. Sedangkan nilai persamaan regresi linear PDSA ikan selais K. apogon di adalah,73+,66 PT dengan nilai korelasi (r) =,76. Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap pertambahan panjang total maka pertambah panjang dasar sirip anus juga bertambah namun dengan pertambahan nilai yang rendah. Hal ini di pengaruhi oleh faktor fisik kimia perairan dengan kecepatan arus di Sungai lebih tinggi yaitu sebesar,33 m/detik, sedangkan di Sungai memiliki kuat arus sebesar,7 m/detik. Kecepatan arus yang lebih tinggi mengharuskan ikan lebih aktif lagi dalam bergerak untuk melawan arus di suatu perairan, karena fungsi dari sirip adalah untuk mengatur pergerakan ikan dan menyeimbangkan tubuhnya di dalam air ketika hendak berenang agar tidak terbawa arus. Oleh sebab itu, pertambahan panjang dasar sirip anus ikan selais K. apogon betina yang ada di Sungai lebih cepat di bandingkan yang ada di Sungai. d. Hubungan Panjang Total (PT) dengan Karakter Morfometrik Ikan Selais K. apogon Jantan Pada panjang dasar sirip ekor (PDSE) ikan selais K. apogon jantan di Sungai memiliki nilai persamaan korelasi yaitu PDSE = -,939+,99 PT dengan nilai korelasi (r) yaitu,7. Maka persamaan ini menyatakan bahwa setiap penambahan panjang total, maka akan diikuti penambahan panjang dasar sirip ekor dengan nilai yang kuat. Machean (4) menjelaskan bahwa sirip ekor adalah sirip paling akhir yang memberikan konstribusi sekitar 4% dorongan ke depan. Sirip median yang meliputi sirip dorsal, anal, dan ventral berfungsi dalam mengontrol gerakan berputar dan oleng pada ikan. Pendapat dari Watson dan Ballon (984) yang menyatakan bahwa, hal ini dipengaruhi oleh faktor fisika perairan yaitu pada kecepatan arus. Di Sungai memiliki kecepatan arus,33 m/detik, sedangkan di Sungai yaitu,7 m/detik. Hal ini dapat di jelaskan semakin besar kuat arus, maka semakin besar juga tekanan yang akan diberikan pada tubuh ikan sehingga ikan membutuhkan energi untuk beraktifitas lebih aktif dan kencang dan mencari makanan untuk memicu pertumbuhan morfometriknya. 8
9 Log PDSA y =,93x -,9 R² =,939 r =,969 y =,66x +,73 R² =,76 r =,76 PD SA KAMPAR KIRI PD SA TAPUNG Linear (PD SA KAMPAR Linear (PD SA TAPUNG) Log BB y = 3,73x - 7, R² =,854 r =,94 BB KAMPAR KIRI BB TAPUNG Linear (BB KAMPAR Linear (BB TAPUNG) y =,98x - 5,33 R² =,75 r =,846 (a) (b) Log PS y =,3x -,775 R² =,656 r =,8 y =,47x -,6 R² =,93 r =, PS KAMPAR KIRI PS TAPUNG Linear (PS KAMPAR Linear (PS TAPUNG) Log TSD y =,99x -,9 R² =,535 r =,73 y =,639x -,467 R² =,98 r =,546 TSD KAMPAR KIRI TSD TAPUNG Linear (TSD KAMPAR Linear (TSD TAPUNG) (c) (d) Gambar. Grafik Hubungan Panjang Total Dengan Karakter Morfometrik (a) PDSA (b) BB (c) PS (d) TSD Ikan K. apogon Betina. Log LK y =,646x +,47 R² =,464 r =,68 y =,355x +,67 R² =,96 r =,3 LK KAMPAR KIRI LK TAPUNG Linear (LK KAMPAR Linear (LK TAPUNG) Log PDSE y =,79x -,584 R² =,97 r =,958 y =,989x -,938 R² =,57 r =,76 PD SE KAMPAR KIRI PD SE TAPUNG Linear (PD SE KAMPAR Linear (PD SE TAPUNG) (a) (b) Gambar 3. Grafik Hubungan Panjang Total Dengan Karakter Morfometrik (a) LK (b) PDSE Ikan K. apogon Jantan. 9
10 Log JSPSE y =,85x +,7 R² =,556 r =, JSPSE KAMPAR KIRI JSPSE TAPUNG Linear (JSPSE KAMPAR Linear (JSPSE TAPUNG) y =,749x +,399 R² =,755 r =,869 (c) (d) Gambar 4. Grafik Hubungan Panjang Total Dengan Karakter Morfometrik (c) JSPSE (d) LB ikan K. apogon Jantan. Departemen Pendidikan dan KESIMPULAN Kebudayaan. Direktorat Jenderala Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil uji t menunjukkan adanya perbedaan nyata dari karakter morfometrik ikan selais K. apogon betina yaitu LB, TSA, PK, DM, TK, JMPSD, TSP, JMPSPr, JSPSE, dan JMPSA, dan ada 3 karakter pada ikan selais jantan yaitu PS, LB, dan LK di Sungai dan Sungai di karenakan adanya perbedaan kondisi lingkungan pada masing-masing lokasi penelitian. Log LB y =,84x -,679 R² =,93 r =,933 LB KAMPAR KIRI LB TAPUNG Linear (LB KAMPAR Linear (LB TAPUNG) y =,7x -,793 R² =,79 r =,84 Bleeker. 85. Contribution to the knowledge of the ichthyological fauna of the Banda Islands. Physics Journal of the Dutch East Indies. () : 5-6. Effendi M.I Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala dan Laboran Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau atas izin dan fasilitas yang diberikan selama penelitian. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang terkait yang telah mendukung dan membantu baik secara moril maupun materil sehingga penelitian ini dapat selesai pada waktunya. DAFTAR PUSTAKA Affandi, R, Sjafei, DS, Raharjo, M.F dan Sulistiono, 99. Ikhtiologi: Suatu Pedoman Kerja Laboratorium. Elvyra, R dan Yus,Y.. Ikan Lais Dan Sungai Paparan Banjir Di Provinsi Riau. Pekanbaru. UR Press Pekanbaru. Watson, D.J. dan E.K. Balon Ecomorphologycal Analisis of fish Taxocenes in Rainforest Streams of Nortern Borneo. Department of Zoology. University of Guelph Ontario. Canada. J. Fish Biology (984) Winemiller KO, Jepsen DB Effects of Seaonality and Fish Movement on Tropical Food Webs. J Fish Biol 5 (Suplement A) :67-9.Yogyakarta
KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK
KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK 1 Riri Anggraini Putri, 2 Roza Elvyra, 2 Yusfiati 1 Mahasiswa Program S1 Biologi
Lebih terperinciMORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 1851) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU
MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 85) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU N. Nathasya, R. Elvyra, Yusfiati Mahasiswa Program Studi S Biologi FMIPA-UR Bidang Zoologi Jurusan Biologi
Lebih terperinciMORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (1822)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU
MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (8)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU Ade Rahmayanti, Roza Elvyra, Yusfiati Mahasiswa Program Studi SI Biologi,
Lebih terperinciMORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi
MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS Syahrozi 1, Yusfiati 2, Roza Elvyra 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Bidang Struktur
Lebih terperinciMERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU
1 MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU By: Sri Rezeki 1), Ridwan Manda Putra 2) and Windarti 3) Faculty of Fisheries and
Lebih terperinci- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai
12 - Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh Kryptopterus spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai Indragiri dianalisis secara multivariat dengan
Lebih terperinciGambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur
6 memiliki jari-jari bercabang, jumlah jari-jari sirip ini ditentukan sebanyak jumlah jari-jari bercabang ditambah dua. Sedangkan pada sirip punggung ditentukan sebanyak jumlah jari-jari bercabang ditambah
Lebih terperinciKeywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers
Jurnal Peran PERTUMBUHAN RELATIF IKAN SELAIS (Ompok sp) YANG TERTANGKAP DI SUNGAI KAMPAR DAN SUNGAI SIAK, RIAU Ridwan Manda Putra 1), Windarti 1) dan Yanti 1) 1) Fakultas Peran dan Ilmu Kelautan Universitas
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dari bulan Mei - Oktober 2011. Pengambilan ikan contoh dilakukan di perairan mangrove pantai Mayangan, Kabupaten
Lebih terperinciMORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS
MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 775) DI PERAIRAN BENGKALIS A.F. Fitriadi, R. Elvyra, Yusfiati 3 idjan_poenya@yahoo.co.uk Mahasiswa Program Studi S Biologi
Lebih terperinci1 STUDY ON MORPHOMETRIC, MERISTIC AND GROWTH PATTERNS OF Anabas testudineusin CHANNELOF OIL PALM PLANTATION LEFT TAPUNG RIVER BENCAH KELUBI VILLAGE TAPUNG KIRI SUBDISTRICT RIAU PROVINCE. By Dina Situmorang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan pesisir Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu DKI Jakarta (Lampiran 2 dan Lampiran 3). Penelitian
Lebih terperinciAbstract Keywords : Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, morphometric, meristic, growth patterns
1 Study on Morphometric, Meristic and Growth Patterns of Osteochilus wandersii from the Rokan Kiri River, Rokan Hulu Regency, Riau Province By Abdullah Hamid 1) ; Windarti 2) ; Deni Efizon 2) abdullahhamid350@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU Christina Elisabeth 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program S1 Biologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014. Pengambilan sampel ikan wader dilakukan di 5 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Lebih terperinciMeristik, morphometric, FISH GROWTH PATTERNS AND PEARL Sepat (Trichogaster leeri). Abstract
1 Meristik, morphometric, FISH GROWTH PATTERNS AND PEARL Sepat (Trichogaster leeri). By: Muslimatun 1 ), Ridwan Manda Putra 2 ) and Deni Efizon 3 ) Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University
Lebih terperinciASPEK REPRODUKSI IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU
ASPEK REPRODUKSI IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU Melly Hayana 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen Zoologi
Lebih terperinciAbstract. Keywords : Thynnichthys thynnoides, Pinang Luar Oxbow Lake, morphometric, meristic, growth patterns
1 Morphometric, meristic and growth patterns of (Thynnichthys thynnoides Bleeker, 1852) from the Pinang Luar Oxbow Lake, Buluhcina Village, Kampar Regency, Riau Province By Nofika Srijayanti 1), Ridwan
Lebih terperinciMeliawati, Roza Elvyra, Yusfiati
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN LAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI DAN DESA KOTA GARO SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati Mahasiswa Program
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai Tulang Bawang. Pengambilan sampel dilakukan satu kali dalam satu bulan, dan dilakukan
Lebih terperinciPOLA PERTUMBUHAN DAN KORELASI UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL KOTA PADANG SUMATERA BARAT PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA
SKRIPSI POLA PERTUMBUHAN DAN KORELASI UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL KOTA PADANG SUMATERA BARAT PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA Oleh : Wirdayanti 10981006613 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
9 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Ikan contoh diambil dari TPI Kali Baru mulai dari bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan November 2010 yang merupakan hasil tangkapan nelayan di
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6138 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3
Lebih terperinciBIOLOGI REPRODUKSI IKAN SENGARAT (Belodontichtys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU ABSTRACT
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SENGARAT (Belodontichtys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU Yustiny Andaliza Hasibuan 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di perairan berlumpur Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan intensitas penangkapan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011 hingga April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Juyeuw, DAS Tulang
Lebih terperinciANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENGARAT (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU. Devika Aprilyn 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENGARAT (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU Devika Aprilyn 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen Zoologi
Lebih terperinci3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan
12 digital dengan sensifitas 0,0001 gram digunakan untuk menimbang bobot total dan berat gonad ikan, kantong plastik digunakan untuk membungkus ikan yang telah ditangkap dan dimasukan kedalam cool box,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013
18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014 agar dapat mengetahui pola pemijahan. Pengambilan sampel dilakukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Latak, Desa Ujung
Lebih terperinciASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN HIDUNG BUDAK (Ceratoglanis scleronema Bleeker, 1862) DI SUNGAI MENTULIK, KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU
ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN HIDUNG BUDAK (Ceratoglanis scleronema Bleeker, 1862) DI SUNGAI MENTULIK, KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU Sri Damayanti Pasaribu¹, Roza Elvyra², Yusfiati² ¹Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi
IDENTIFIKASI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI Suatu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti serta tepat terhadap spesies, dan memberi
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
12 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah dan Sebaran Panjang Ikan Kuro Jumlah ikan kuro yang tertangkap selama penelitian berjumlah 147 ekor. Kisaran panjang dan bobot ikan yang tertangkap adalah 142-254 mm
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).
III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1). 1.2. Materi Materi penelitian ini
Lebih terperinciJUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG
IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG Sri Nopita Primawati, Ismail Efendi, Marnita Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP Mataram Email : then_de@yahoo.com Abstrak: Ikan merupakan
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat Penelitian
17 METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Suaka Margasatwa Muara Angke, Penjaringan Jakarta Utara, pada bulan Februari 2012 sampai April 2012. Stasiun pengambilan contoh ikan merupakan
Lebih terperinciSTUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG
STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANGGA ALAN SURAWIJAYA C02499069 SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA
Lebih terperinciStudi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang
Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang Morphometric and Meristic Study of Lemeduk Fish (Barbodes schwanenfeldii) in Belumai River
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
10 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2009 sampai bulan November 2009 di Daerah Aliran Sungai Kampar, Provinsi Riau. Sampel ikan diperoleh dari
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6130 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
16 3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Pola reproduksi ikan swanggi (Priacanthus tayenus) pada penelitian ini adalah tinjauan mengenai sebagian aspek reproduksi yaitu pendugaan ukuran pertama
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PPI Muara Angke, Jakarta Utara dari bulan Januaribulan Maret 2010. Analisis aspek reproduksi dilakukan di Fakultas Perikanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Sungai yang berhulu di Danau Kerinci dan bermuara di Sungai Batanghari
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT
KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT Hesti Wahyuningsih Abstract A study on the population density of fish of Jurung (Tor sp.) at Bahorok River in Langkat, North
Lebih terperinciAbstrak. notopterus, Sungai Sail, morfometrik, meristik, pola. Abstract
STUDI MORFOMETRIK, MERISTIK, DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN BELIDA (Notopterus notopterus Pallas, 1769) DI SUNGAI SAIL KOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU Elly Anggriani Purba 1), Deni efizon 2), Ridwan Manda Putra
Lebih terperinciGambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh
14 Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2009. Lokasi pengambilan ikan contoh adalah tempat pendaratan ikan (TPI) Palabuhanratu. Analisis contoh dilakukan di Laboratorium Ekobiologi,
Lebih terperinciUKURAN MORFOMETRIK KEKERANGAN DI TEMPAT PENDARATAN IKAN
1 UKURAN MORFOMETRIK KEKERANGAN DI TEMPAT PENDARATAN IKAN Eddy Soekendarsi 1) 1) Jurusan Biologi, FMIPA UNHAS ABSTRACT The research on the potency and the morphometric size of the bivalva at the fish landing
Lebih terperinciINVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU
INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU Rudy Sangapta Ginting¹, Roza Elvyra², Yusfiati 2 ¹Mahasiswa Program Studi S1
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2006, Agustus 2006 Januari 2007 dan Juli 2007 di Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi dengan sumber air berasal dari
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.
14 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di PPI Labuan, Provinsi Banten. Ikan contoh yang diperoleh dari PPI Labuan merupakan hasil tangkapan nelayan disekitar perairan Selat
Lebih terperinciANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG S.K. Sari 1, R. Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA-UR
Lebih terperinciReproductive Biology of Featherback Fish (Notopterus notopterus Pallas, 1769) from the Sail River, Pekanbaru Regency, Riau Province
Reproductive Biology of Featherback Fish (Notopterus notopterus Pallas, 1769) from the Sail River, Pekanbaru Regency, Riau Province By Aisya Ayu Rizki 1) ; Deni Efizon ) ; Ridwan Manda Putra 3) aiisyaayurizkii@gmail.com
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG
Menimbang KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG PELEPASAN IKAN TORSORO MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa guna lebih memperkaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Fisika dan Kimiawi Perairan Berdasarkan hasil penelitian di perairan Kepulauan Seribu yaitu Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun, diperoleh nilai-nilai parameter
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga
III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di perairan Way Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga September 2013.
Lebih terperinciANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS DANAU (Ompok hypophthalmus, Bleeker 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS DANAU (Ompok hypophthalmus, Bleeker 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU I.I. Saputra 1, R. Elvyra 2, Yusfiati 2 One.me21@rocketmail.com. 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciInduk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok
Standar Nasional Indonesia SNI 6138:2009 Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 6138:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6485.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar induk ikan gurami kelas induk pokok diterbitkan oleh Badan Standardisasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September 2013. Pengambilan sampel dilakukan di sepanjang Way Tulang Bawang dengan 4 titik
Lebih terperinciII. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.
II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot
Lebih terperinciANALISIS UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL DI KOTA PADANG PADA JENIS KELAMIN BERBEDA
SKRIPSI ANALISIS UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL DI KOTA PADANG PADA JENIS KELAMIN BERBEDA Oleh : Yuliana 10981008368 JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perikanan adalah suatu usaha atau kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah suatu usaha atau kegiatan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta Pesisir Teluk Jakarta terletak di Pantai Utara Jakarta dibatasi oleh garis bujur 106⁰33 00 BT hingga 107⁰03 00 BT dan garis lintang 5⁰48
Lebih terperinciJOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :
JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 73-80 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares ASPEK REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Lebih terperinciSTUDI ASPEK PERTUMBUHAN UDANG NENEK (Harpiosquilla raphidea) DI PERAIRAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN
Jurnal Harpodon Borneo Vol.7. No.2. Oktober. 2014 ISSN : 2087-121X STUDI ASPEK PERTUMBUHAN UDANG NENEK (Harpiosquilla raphidea) DI PERAIRAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN Tomy Chandra 1), Adil Abdul Latif 1),
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tembakang Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy, hidup pada habitat danau atau sungai dan lebih menyukai air yang bergerak lambat dengan vegetasi
Lebih terperinci2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi
4 2.2. Morfologi Ikan Tambakan (H. temminckii) Ikan tambakan memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri
Lebih terperinciFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia ABSTRACT
TEKNIK ISOLASI DAN ELEKTROFORESIS DNA TOTAL PADA Kryptopterus apogon (Bleeker 1851) DARI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN TAPUNG HILIR KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Dede Aryani Novitasari 1,Roza Elvyra 2, Dewi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkaya
Lebih terperinciA. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN ANTARA LINGKAR DADA DENGAN BOBOT BADAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN KENDAL (Correlation between Chest Girth and Body Weight of
Lebih terperinciHUBUNGAN PANJANG BERAT DAN FAKTOR KONDISI LOBSTER AIR TAWAR DI SUNGAI BALIEM JAYAWIJAYA PAPUA
HUBUNGAN PANJANG BERAT DAN FAKTOR KONDISI LOBSTER AIR TAWAR DI SUNGAI BALIEM JAYAWIJAYA PAPUA PROGRAM STUDI S1 ILMU DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN EKTOPARASIT PADA BIAWAK (Varanus salvator, Ziegleri 1999) DIKOTA PEKANBARU, RIAU. Elva Maharany¹, Radith Mahatma², Titrawani²
KEANEKARAGAMAN EKTOPARASIT PADA BIAWAK (Varanus salvator, Ziegleri 1999) DIKOTA PEKANBARU, RIAU Elva Maharany¹, Radith Mahatma², Titrawani² ¹Mahasiswa Program S1 Biologi ²Dosen Bidang Zoologi Jurusan Biologi
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)
4i 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Spesies 2.1.1. Klasifikasi Ikan Belida (Chitala lopis) Klasifikasi ikan belida (Chitala lopis) menurut Bleeker (1851) in www.fishbase.com (2009) adalah sebagai berikut
Lebih terperinciJENIS - JENIS IKAN SELAIS (Pisces: Siluridae) DI SUNGAI KUMU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
JENIS - JENIS IKAN SELAIS (Pisces: Siluridae) DI SUNGAI KUMU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Devi Nurusdianita Sari *), Arief Anthonius Purnama 1), Filza Yulina Ade 2) 1&2) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBy Siti Muryati 1, Ridwan Manda Putra 2, Deni Efizon 2 Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau
1 A Study on Morphometric and Meristic of Helostoma temmincki from swamp area in the Bencah Kelubi Village, Tapung Kiri Sub-Regency, Kampar Regency, Riau Province By Siti Muryati 1, Ridwan Manda Putra
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian penangkapan rajungan dengan menggunakan jaring kejer dilakukan di perairan Gebang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Penelitian
Lebih terperinciRelationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.
Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango. Oleh *APRIYANTO BAKARI, ** NIBRAS K. LAYA, *** FAHRUL ILHAM * Mahasiswa Progra Studi Peternakan
Lebih terperinciINVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN CYPRINIFORMES DI SUNGAI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN CYPRINIFORMES DI SUNGAI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Ninik Wahyuni, Roza Elvyra, Yusfiati Mahasiswa Program Studi S Biologi Dosen Zoologi Jurusan Biologi Fakultas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Ikan contoh diambil dari TPI Kalibaru mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2010 yang merupakan hasil tangkapan nelayan Teluk Jakarta
Lebih terperinciMORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN PARANG- PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS
MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN PARANG- PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS SKRIPSI Oleh: AL FAUZAN FITRIADI 0503112003 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciHUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI
1 HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI (Rastrelliger kanagurta) DI PERAIRAN SELAT MALAKA TANJUNG BERINGIN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : JULIA SYAHRIANI HASIBUAN 110302065
Lebih terperinciANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II
ANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II Ari Burhani, I Wayan Karmana, dan Nofisulastri Pendidikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) (Gambar 1) merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang sangat potensial
Lebih terperinciISOLASI DNA DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN D-LOOP MITOKONDRIAL PADA IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker, 1846) DARI SUNGAI KAMPAR PROVINSI RIAU
ISOLASI DNA DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN D-LOOP MITOKONDRIAL PADA IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker, 1846) DARI SUNGAI KAMPAR PROVINSI RIAU Della Rinarta, Roza Elvyra, Dewi Indriyani Roslim Mahasiswa Program
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Pengambilan Data
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011-April 2012 yang meliputi survei, pengambilan data dan analisis di laboratorium. Pengambilan data dilakukan pada
Lebih terperinciGambar 3 Peta Lokasi Penelitian
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di wilayah pengelolaan perikanan (WPP) tiga, yaitu Laut Jawa dari bulan Desember 2008 sampai dengan bulan Desember
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014. Tempat penelitian berlokasi di Sungai Way Sekampung, Metro Kibang,
Lebih terperinci1b. Bibir bagian atas terpisah dari moncongnya oleh suatu lekukan yangjelas;pangkal bibir atas tertutup oleh lipatan kulit moncong 5
LAMPIRAN 19 20 Lampiran 1. Kunci determinasi ikan hampala (Hampala macrolepidota) menurut Kottelat et al., (1993) 1b. Bibir bagian atas terpisah dari moncongnya oleh suatu lekukan yangjelas;pangkal bibir
Lebih terperinciMORFOMETRIK ANAK SAPI BALI HASIL PERKAWINAN ALAMI DAN INSEMINASI BUATAN YANG DIPELIHARA SECARA SEMI INTENSIF DI KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR
SKRIPSI MORFOMETRIK ANAK SAPI BALI HASIL PERKAWINAN ALAMI DAN INSEMINASI BUATAN YANG DIPELIHARA SECARA SEMI INTENSIF DI KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR UIN SUSKA RIAU ASRIADI 10881004132 JURUSAN ILMU
Lebih terperinciDESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA
DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA Deidy Y Katili 1) 1) Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 ABSTRAK Deskripsi beberapa spesies ikan anggota
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA NIRWANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL INDUK PENJENIS MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciSEKSUALITAS, NISBAH KELAMIN DAN HUBUNGAN PANJANG-BERAT (Rasbora argyrotaenia ) DI SUNGAI KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI
Volume 15, Nomor 2, Hal. 07- Juli Desember 2013 ISSN:0852-8349 SEKSUALITAS, NISBAH KELAMIN DAN HUBUNGAN PANJANG-BERAT (Rasbora argyrotaenia ) DI SUNGAI KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI Lisna Jurusan Produksi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Maret hingga Oktober 2008. Pengambilan sampel dilakukan di sungai Klawing Kebupaten Purbalingga Jawa Tengah (Lampiran 1). Analisis
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
21 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Situ IPB yang terletak di dalam Kampus IPB Dramaga, Bogor. Situ IPB secara geografis terletak pada koordinat 106 0 34-106 0 44 BT dan
Lebih terperinciASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM
ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM Oleh : Rido Eka Putra 0910016111008 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciPertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
147 Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara (The Growth of Bilih Fish (Mystacoleucus padangensis Bleeker)
Lebih terperinciTingkat Kematangan Gonad Ikan Lais (Ompok hypopthalmus) yang Tertangkap di Rawa Banjiran Sungai Rungan Kalimantan Tengah
Tingkat Kematangan Gonad Ikan Lais (Ompok hypopthalmus) yang Tertangkap di Rawa Banjiran Sungai Rungan Kalimantan Tengah Gonad Maturity Level of Catfish Ompok hypopthalmus Caught in A Flooding Swamp Area
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Palau Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Octinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae Genus : Osteochilus Spesies : Osteochilus vittatus
Lebih terperinciStudi morfometrik Ikan Kuweh (Caranx sexfaciatus) di perairan Desa Bajo Indah Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 1(4): 391-403 Studi morfometrik Ikan Kuweh (Caranx sexfaciatus) di perairan Desa Bajo Indah Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe [Study Morphometric of Big eye Trevally
Lebih terperinci