BAB II BIOGRAFI AL-GHAZALI. Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali, biasa dipanggil Al-Ghazali.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II BIOGRAFI AL-GHAZALI. Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali, biasa dipanggil Al-Ghazali."

Transkripsi

1 BAB II BIOGRAFI AL-GHAZALI A. Riwayat Hidup Al-Ghazali Nama lengkap Al-Ghazali adalah Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali, biasa dipanggil Al-Ghazali. Dilahirkan di Thusia, suatu kota di Khurasan dalam tahun 450 H (1058 M). 1 Ayahnya seorang pemintal wol, yang selalu memintal dan menjualnya sendiri di kota itu. Ketika ayahnya akan meninggal, ia berpesan kepada sahabat setianya agar kedua putranya itu diasuh dan disempurnakan pendididikannya. Sahabatnya segera melaksanakan wasiat ayah Al- Ghazali, kedua anak itu dididik dan disekolahkan. Setelah harta pusaka peninggalan ayah mereka habis, mereka dinasehati agar meneruskan mencari ilmu. Memperhatikan masa kecil Al-Ghazali, ayahnya dikenal sebagai seorang yang shaleh dan pecinta ilmu pengetahuan, yang menutupi kebutuhan hidup keluarganya dengan menjual hasil tenunan yang diusahakan sendiri. Ayahnya meninggal saat Al-Ghazali baru berusia 6 tahun. Kebesaran Al-Ghazali tidak sempat dilihat ayahnya, karena ia meninggal sebelum anaknya dewasa. Ayahnya meninggal karena sakit. 2 Meskipun Al-Ghazali berasal dari keluarga miskin dan sederhana namun agamis. Orang tua Al-Ghazali shaleh dan sangat mencintai ilmu pengetahuan dan rajin menghadiri berbagai majlis pengajian, baik yang disajikan oleh fuqaha, penasehat maupun sufi. Di masa kanak-kanak imam 1 Ismail Yakup, Ihya Ulumuddin terj.jilid 1(Semarang:CV Faizan,1964),h.24 2 Muhammad Yasir Nasution, Manusia menurut Al-Ghazali, (Jakarta: Sriguntng, 1999)h.43 14

2 15 Al-Ghazali belajar kepada Ahmad bin Muhaammad Ar-radzikani di Thus kemudian belajar kepada Abi Nashral-Ismaili di Jurjani dan akhirnya ia kembali ke Thus lagi. Pada kali yang lain diceritakan bahwa dalam perjalanan pulangnya, beliau dan teman-teman seperjalanannya dihadang sekawanan pembegal yang kemudian merampas harta dan kebutuhankebutuhan yang mereka bawa. Para pembegal itu merebut tas imam Al- Ghazali yang berisi buku-buku filsafat dan ilmu pengetahuan yang beliau senangi. Kemudian Al-Ghazali berharap kepada mereka agar sudi mengembalikan tasnya, karena beliau ingin mendapatkan berbagi macam ilmu pengetahuan yang terdapat dalam buku itu. Kawanan perampok merasa iba hati dan kasihan padanya, akhirnya mereka mengembalikan kitab-kitab itu kepada Al-Ghazali. 3 Memperhatikan riwayat hidup Al- Ghazali, dapat dipahami bahwa betapa memprihatikannya kehidupan imam Al-Ghazali yang hidup dalam keluarga yang sederhana, dan ditinggal mati oleh sang ayah ketika ia berumur 6 tahun, meskipun demikian beliau tetap tegar dan melanjutkan pendidikannya. Demikianlah yang dapat penulis jelaskan mengenai sejarah kehidupan imam Al-Ghazali dalam siklus purna yang berhenti di Thus dan kembali ke Thus. B. Riwayat pendidikan Al-Ghazali Untuk menggambarkan secara jelas tentang pendidikan Al-Ghazali dapat dilihat dalam beberapa fase perjalanan pendidikannya, yaitu fase 3.Jaelani, Penyucian jiwa dan Kesehatan Mental, (Jakarta: Amzah, 2001), h.6

3 16 Thus, fase Jurjan, fase Nesabur, fase Mu askar, fase Baghdad. Fase-fase itu akan penulis uraikan dalam penjelasan berikut ini : 1. Fase Tus Awal pendidikan Al-Ghazali dimulai ketika ayahnya menitipkannya dan saudaranya Ahmad kepada seorang shufi sahabat ayahnya hingga ia berusia 15 tahun (450 H/1058 M-465 H/1073 M). Pendidikan yang diperolehnya dari tokoh shufi ini antara lain mengenai Al-Qur'an, Hadist, Khat, kisah para ahli hikmah. 4 Kemudian pendidikan Al-Ghazali dilanjutkan di Madrasah Nizamiyah Thus Fase Jurjan Fase pendidikan Al-Ghazali dilanjutkan di kota Jurjan di Mazardaran, di kota ini Al-Ghazali memperdalam ilmu fikih pada imam Abu Nashr Al-Isma ili Fase Thus kedua Dikisahkan bahwa selama di kota Thus (dalam fase pertama) Al- Ghazali telah mengalami masa pergolakan batin setelah masa pendidikannya di Jurjan selesai, Al-Ghazali kembali ke kota Thus dan melanjutkan pendidikannya dengan belajar ilmu tasawuf kepada Yusuf An-Nasaj, sampai usia 20 tahun Fase Nesapur 4 Muhammad Yasir Nasution, op.cit, h.43 5 Saiful Anwar, Filsafat ilmu Al-Ghazali, Dimensi Ontologi dan Aksiologi, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h Zainudin, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h.8 7 Ibid., hal 8

4 17 Fase pendidikan Al-Ghazali berlanjut di kota Nesapur, bersama sekelompok pemuda dari kota Thus, Al-Ghazali melanjutkan pendidikannya di Madrasah Al-Nhizamiyah Nesapur. Fase ini berlangsung selama 5 tahun yaitu pada tahun 473 H/1081M- 478H/1086 M dan dikenal dengan nama imam Al-Haramain. 8 Dari Al-Juwaini, Al-Ghazali memperoleh pelajaran tentang disiplin ilmu yang berbeda, yakni ilmu fiqih, ushul fiqih, serta mantiq, hikmah dan filsafat Fase Mu askar Sepeninggal gurunya, Al-Farmadzi (w. 477) dan Al-Juwainiy (w. 478 H/1085 M), Al-Ghazali meneruskan pengembaraan intelektualnya ke Mu askar dan menetap di sana. Pengembaraan Al-Ghazali di kota ini berlansung lebih kurang 6 tahun. 10 Kota ini merupakan tempat berkumpul sekaligus tempat diselenggarakannya perdebatan antar ulama-ulama terkenal, sehingga seorang yang menguasai retorika perdebatan Al-Ghazali terpancing untuk melibatkan diri dalam perdebatan itu. Karena ketajaman analisis dan kehebatan argumentasinya, Al-Ghazali sering mengalahkan para ulama ternama sehingga mengakui kenggulan Al-Ghazali Fase Baghdad 8 Muhammad Yasir Nasution, op.cit, h Fhatiyah Hasan Sulaiman, Alam pendidikan Al-Ghazali mengenai ilmu pengetahuan, (terj.) Herry Noer Aly, judul asli al-mazahibu fit Tarbawiyyah, Bahtsu fil Mazhahibu Tarbawiyyi Indal Al-Ghazali,(Bandung: Diponegoro, 1986), cet. III h Saeful Anwar, op.cit, h Bukhari Umar, op.cit, h. 25

5 18 Fase pendidikan Al-Ghazali di Baghdad dimulai dari ketika Nizam Al-Mulk mengangkat Al-Ghazali menjadi guru besar sekaligus Rektor Nizamiyah Baghdad dalam usia 4 tahun. Ketika memasuki Baghdad Al-Ghazali mendapat penghormatan yang luar biasa yang menyerupai kultus. Fase yang berlangsung selama 4,5 tahun ini diisi Al-Ghazali dengan tiga kegiatan pokok, yaitu mengajar, meneliti dan menulis karya ilmiah. 12 Dapat dilihat bahwa Al-Ghazali merupakan seorang sufi yang haus akan ilmu pengetahuan. Hal itu terbukti dengan banyaknya tempat Al-Ghazali menuntut ilmu, dan secara logika dapat diartikan bahwa imam Al-Ghazali adalah orang yang memiliki banyak ilmu. Di Thus, beliau mempelajari ilmu Al-Qur an, Hadist, dan khat, di Jurjan beliau meperdalam ilmu fikih pada imam Abu Nashr Al- Isma ili, kemudian beliau kembali ke Thus untuk melanjutkan belajar ilmu tasawuf kepada Yusuf An-Nasaj, kemudian imam Al-Ghazali melanjutkan pendidikannya di Madrasah Al-Nhizamiyah Nesapur, di Nesapur Al-Ghazali memperoleh pelajaran tentang disiplin ilmu yang berbeda, yakni ilmu fiqih, ushul fiqih, serta mantiq, hikmah dan filsafat. Sepanjang hidup Al-Ghazali telah memiliki beberapa jabatan sebagai pengajar dibeberapa Universitas terkenal, di antaranya : 1. Tenaga edukatif pada Universitas Nizamiyah ( H) 12 Saeful Anwar, op.cit, h.57

6 19 Awal karir Al-Ghazali sebagai seorang pendidik atau sebagai tenaga edukatif pada Universitas Nizaymiyah. 13 Peristiwa ini terjadi saat Al-Ghazali masih berguru pada imam Huramain, kemudin Al- Ghazali diangkat menjadi asisten dan mengajar di Madrasah Nizhamiyah Naizabur. 2. Rektor universitas Nizamiyah di Naizabur (478H/1085M) Pada tahun 478H/1085 M. Meninggalnya imam Al-Huramaian, maka perdana Menteri Nizamul Mulkti menunjuk Al-Ghazali menggantikan gurunya untuk menjadi Rektor di Universitas Nizamiyah Mufti dan Guru besar di Mu askar ( M) Sepeninggal imam Al-Huraimaian, Al-Ghazalipun tidak berlama-lama di kota Naisapur. Beliaupun berangkat ke Mu askar, tempat kediaman perdana Menteri serta pembesar-pembesar tinggi Negara, tokoh ulama, politik, dan pujangga terkemuka Guru besar utama di Universitas Nizamiyah Kelebihan yang dimiliki oleh imam Al-Ghazali, membuat hati Nizhamal-mulk tersentuh, sehingga Nizhamal-mulk mengangkatnya menjadi guru besar utama dalam bidang ilmu fikih di Universitas 13 Ibid.,h Ismaniar, Pemikiran Al-Ghazali tentang Pendidikan dan Relevansi dengan Sistem Pendidikan Nasional (Skripsi), (Batusangkar: STAIN Prof. DR, Mahmud Yunus Batusangkar, 2001 ), h Saeful Anwar, op.cit, h.53

7 20 Nizhamiyah dan juga ketua jurusan teologi pada Madrasah Nizamiyah di Baghdad tahun 484H/1091M dalam usia menjelang 34 tahun. 16 Demikianlah jabatan-jabatan yang telah diproleh oleh imam Al- Ghazali, yang mana semua dari jabatan itu dimilikinya dengan cara yang murni, tidak ada paksaaan dan itu semua didapatkannya karena kecerdasan dan ketulusan hatinya mencintai ilmu pengetahuan. Karya imam Al-Ghazali diperkirakan mencapai 300 kitab, diantaranya adalah: 1. Maqhasid al falasifah (tujuan para filusuf), sebagai karangan yang pertama dan berisi masalah-masalah filsafah. 2. Tahaful al falasifah (kekacauan pikiran para filosofi) buku ini dikarang sewaktu berada di Baghdad dikala jiwanya dilanda keraguraguan. Dalam buku ini Al Ghazali mengancam filsafat dan para filusuf dengan keras. 3. Miyar al ilmi/miyar almi (kriteria ilmu-ilmu). Kitab ini berisikan tentang kriteria-kriteria ilmu. 4. Ihya ulumuddin (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama). Kitab ini merupakan karyanya yang terbesar selama beberapa tahun,dalam keadaan berpindah-pindah antara Damaskus, Yerusalem, Hijaz, Dan Thus yang berisi panduan fiqih, tasawuf dan filsafat. 5. Al munqiz min al dhalal (penyelamat dari kesesatan) kitab ini merupakan sejarah perkembangan dalam pikiran Al Ghazali sendiri 16 Ibid., h.57

8 21 dan merefleksikan sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta jalan mencapai Tuhan. 6. Miskyat al anwar (lampu yang bersinar), kitab ini berisi pembahasan tentang akhlak dan tasawuf. 7. Minhaj al abidin (jalan mengabdikan diri terhadap tuhan). Kitab ini berisikan cara-cara mengabdikan diri terhadap Tuhan agar jauh dari larangan Allah. 8. Al iqtishad fi al i tiqod (moderisasi dalam aqidah). Kitab ini berisikan pengaruh proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini dalam perkenbagan akidah. 9. Ayyuha al walad. Kitab ini memuat 23 nasihat, yang berkenaan dengan zuhud dalam menjalani hidup, motivasi, dan peringatan tentang ilmu dan amal dalam kehidupan sehari-hari. 10. Mizan al amal. Merupakan ringkasan tentang ilmu jiwa dan mencari kebahagian yang tidak dapat diperoleh kecuali dengan ilmu dan amal, ilmu dan amal, dan penjelasan tentang keutamaan amal, ilmu dan belajar. 11. Akhlak al abros wa annajah min al asyhar (akhlak orang-orang baik dan kesalamatan dari kejahatan). Kitab ini berisikan akhlak-akhlak terpuji menjadi orang baik dan cara memperoleh keselamatan dari kejahatan.

9 Assrar ilmu addin (rahasia ilmu agama). Kitab ini berisikan rahasia atau permasalahan yang berkaitan dengan ilmu agama. 13. Az-zariyah ilaa makarim asy syahi ah (jalan menuju syariat yang mulia). Kitab ini berisikan jalan menuju syariat Tuhan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. 14. Al hibr al masbuq fi nashihoh al mutuk (barang logam mulia uraian tentang nasehat kepada para raja). Kitab ini berisikan nasehat-nasehat kepada raja atau nasehat untuk para pemimpin. 15. Syifa al qolil fibayan alsyaban wa al mukhil wa masalik at ta wil Kitab ini berisikan obat orang dengki penjelasan tentang hal-hal samar serta cara-cara penglihatan. 16. Tarbiyatul aulad fi islam. Kitab ini berisikan pendidikan anak di dalam islam. 17. Yaaqut at ta wil (permata ta wil dalam menafsirkan al qur an). 17 Demikianlah sebagian karya-karya yang telah dibuat oleh imam Al- Ghazali berisikan tentang ilmu agama yang bermanfaat bagi pembacanya dengan tujuan meluruskan akidah umat. C. Kegiatan-kegiatan Al-Ghazali Adapun kegiatan-kegiatan Al-Ghazali antara lain, berdakwah, mendidik, membuat kurikulum, dan membuat metode pembelajaran. Secara ringkas akan penulis uraikan pada penjelasan berikut ini : 1. Berdakwah 17 Hasyim Nasution, Filsafat Islam (Jakarta: Gaya media Pratama), h. 155

10 23 Aktivitas Muhammad Al-Ghazali yang amat penting adalah berdakwah, dan beliau adalah seorang da i dan penulis yang amat disegani di dunia Islam, khususnya di Timur tengah. Setiap kali ia memberi ceramah selalu banyak dihadiri oleh para ulama cendikiawan, pelajar, dan segenap lapisan masyarakat. Walaupun ia bergabung aktif dalam gerakan Ikwan Al-Muslimin bertentangan dalam Islam, namun kepentingan Islam lebih utama dan kepentingan Ikhwan Al-Muslimin dibuang jauh. Al- Ghazali tidak hanya menetap di Mesir, tetapi lebih banyak menetap di berbagai Negara Islam lainnya dalam waktu yang cukup lama. Di Saudi Arabia ia pernah menetap selama tujuh tahun. Di sana ia aktif dalam lapangan dakwah, seperti mengisi ceramah di radio dan televisi serta menjadi komuni di beberapa surat kabar, selain tugas utamanya mengajar di Universitas Ummu Al Qura 18.Di Aljazair ia aktif di lapangan dakwah dan pendidikan selama 8 tahun, di sana ia telah berjasa dalam mengembangkan Universitas Qushatinah. Sebelumya Universitas tersebut hanya terdiri dari dua fakultas saja, dengan usaha yang cukup gigih akhirnya Al-Ghazali mengembangkannya menjadi enam fakultas dan Universitas terbesar di Aljazair. 2. Mendidik Bentuk Pendidikan Al-Ghazali sangat dipengaruhi oleh luasnya ilmu pengetahuan yang dikuasainya, sehingga dijuluki filosof yang ahli tasawuf. Dua bentuk ilmu yang telah terpadu dalam dirinya itu kemudian 18 Fitri Yeni M. Dalil, Metodologi Pemahaman Hadis M. Al-Ghazali (Tesis), (Padang: IAIN Imam Bonjol,2000), h.17

11 24 turut mempengaruhi formulasi komponen-komponen sistem pendidikannya. Ciri khas sistem pendidikannya Al-Ghazali sebenarnya terletak pada pengajaran moral religius tanpa mengabaikan urusan dunia. 19 Tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan rumusan filsafat atau pemikiran yang mendalam tentang pendidikan. Seseorang baru dapat merumuskan suatu tujuan kegiatan, jika ia memahami secara benar filsafat yang mendasarinya. Rumusan tujuan pendidikan ini selanjutnya akan menentukan aspek kurikulum, metode, guru dan lainnya yang berkaitan dengan pendidikan. Dari hasil studi terhadap pemikiaran Al-Ghazali dapat diketahui dengan jelas, bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan ada dua : a. Tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah. b. Kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat. 20 Pendidikan Islam itu secara umum mempunyai corak yang spesifik, yaitu adanya cap (stempel) agama dan etika yang kelihatan nyata pada sasaran-sasaran dan sarananya, dengan tidak mengabaikan masalah-masalah keduniaan. Dan pendapat Al-Ghazali tentang pendidikan pada umumnya sejalan dengan perkembangan agama dan 19 Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, (:Quantum Teaaching, 2010), h Ibid.,h. 6

12 25 etika. Al-Ghazali juga tidak melupakan masalah-masalah duniawi, karena sistem pendidikannya bagi perkembangan duniawi. Tetapi dalam pandangannya, mempersiapkan diri untuk masalah-masalah dunia itu hanya dimaksudkan sebagai jalan menuju kebahagiaan hidup di alam akhirat yang lebih utama dan kekal. Dunia adalah alat perkebunan untuk kehidupan akhirat, sebagai alat yang akan mengantarkan seseorang menemui Tuhannya. Ini tentunya bagi yang memandangnya sebagai tempat untuk selamanya. Imam Al-Ghazali, selain bercorak agamis yang merupakan ciri spesifik pendidikan Islam, tampak pula cenderung pada sisi kerohanian. Dan kecendrungan tersebut menurut keadaan yang sebenarnya, sejalan dengan filsafat Al-Ghazali yang bercorak Tasawuf. Maka sasaran pendidikan, menurut Al-Ghazali, adalah kesempurnaan insani di dunia dan akhirat. Dan manusia akan sampai kepada tingkat kesempurnaan itu hanya dengan menguasai sifat keutamaan melalui jalur ilmu. Keutamaan itulah yang akan membuat dia bahagia di dunia dan mendekatkannya kepada Allah SWT. Sehingga ia menjadi bahagia di akhirat kelak. 21 Sungguhpun Al-Ghazali dikenal sebagai seorang yang terkendali oleh jiwa agamis dan sufi yang mana keduanya telah mempengaruhi pandangannya tentang hidup dan tentang nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan. Keduanya juga telah membuat dia mencari jalan untuk mendekatkan diri pada Allah dan mencari kebahagiaan di akhirat namun 21 Abuddin Nata Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 87

13 26 dia tidak lupa bahwa ilmu itu sendiri perlu dituntut, mengingat keutamaan dan keindahan yang dimilikinya. Ia melihat bahwa ilmu itu sendiri adalah keutamaan dan ia melebihi segala-galanya. Oleh karena itu, menguasai ilmu bagi dia, termasuk tujuan pendidikan, mengingat nilai yang dikandungnya serta kelezatan dan kenikmatan yang diperoleh manusia padanya. Ia kemukakan : apabila anda melihat kepada ilmu maka tampak oleh anda bahwa imu itu sendiri adalah lezat dan oleh karena itu pula maka ilmu itu sendiri selalu dicari. Anda juga akan mengetahui bahwa ia merupakan jalan yang mengantarkan anda kepada kebahagiaan di Negeri akhirat, sebagai medium untuk taqarrub kepada Allah, di mana tak seorangpun sampai kepada kebahagian akhirat tanpa ilmu, tingkat mulia bagi seorang manusia adalah kebahagiaan yang abadi, di antara wujud yang paling utama adalah wujud yang menjadi perantara kebahagiaan, tetapi kebahagiaan itu tak mungkin dicapai kecuali dengan ilmu dan amal, dan amal tak mungkin dicapai kecuali jika ilmu tentang cara beramal dikuasai. Dengan demikian, modal kebahagiaan di dunia dan akhirat itu, tak lain adalah ilmu. Dengan demikian, ilmu adalah amal yang utama. Selain itu rumusan tersebut mencerminkan sikap zuhud Al-Ghazali terhadap dunia, merasa qana ah (merasa cukup dengan yang ada), dan banayak memikirkan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. 22 Sikap yang demikian itu diperlihatkannya pula ketika rekan ayahnya mengirim Al-Gahzali 22 Abuddin Nata, Filsafat pendidikan islam, (Ciputat: Logos,1996), h.162

14 27 beserta saudaranya, Ahmad, ke Madrasah Islamiyah yang menyediakan berbagai sarana, makanan dan minuman serta fasilitas belajar lainnya. Berkenaan dengan hal ini Al-Ghazali berkata, Aku datang ke tempat ini untuk mencari keridhaan Allah, bukan untuk mencari harta dan kenikmatan. 23 Rumusan tujuan pendidikan Al-Ghazali yang demikian itu juga karena Al-Ghazali memandang dunia ini bukan merupakan hal yang pokok, tidak abadi dan akan rusak, sedangkan maut dapat memutuskan kenikmatan setiap saat. Dunia hanya tempat lewat sementara, tidak kekal. Sedangkan akhirat adalah desa yang kekal, dan maut senantiasa mengintai setiap saat. Lebih lanjut Al-Ghazali mengatakan bahwa orang yang berakal sehat adalah orang yang dapat menggunakan dunia untuk tujuan akhirat, sehingga orang tersebut derajatnya lebih tinggi di sisi Allah dan lebih luas kebahagiaannya di akhirat. Ini menunjukkan bahwa tujuan pendidikan menurut Al-Ghazali tidak sama sekali menistakan dunia, melainkan dunia hanya sebagai alat. 24 Konsep yang dikemukakan Al-Ghazali terkait erat dengan konsepnya mengenai ilmu pengetahuan. Dalam pandangan Al- Ghazali ilmu terbagi kepada tiga bagian, sebagai berikut : a. Ilmu yang terkutuk baik sedikit maupun banyak, yaitu ilmu-ilmu yang tidak ada manfaatnya, baik di dunia maupun di akhirat, seperti ilmu sihir, ilmu nujum dan ilmu ramalan. Al-Ghazali menilai ilmu tertsebut tercela 23 Ibid., Ibid., h. 163

15 28 karena ilmu-ilmu tersebut terkadang dapat menimbulkan mudharat (kesusahan) baik yang memilikinya, maupun bagi orang lain. Ilmu sihir dan ilmu guna-guna misalnya dapat mencelakakan orang, dan dapat memisahkan antara sesama manusia yang bersahabat atau saling mencintai, menyebarkan rasa sakit hati, permusuhan menimbulkan kejahatan dan lain sebagainya. Selanjutnya ilmu nujum yang tergolong yang tidak tercela ini menurut Al-Ghazali dapat dibagi dua, yaitu ilmu nujum yang berdasarkan perhitungan (hisab), dan ilmu nujum yang berdasarkan istidlaly, yaitu semacam astrologi dan meramal nasib berdasarkan petunjuk bintang. Ilmu nujum jenis kedua ini menurut Al- Ghazali tercela menurut syara, sebab dengan ilmu itu dapat menyebabkan manusia menjadi ragu kepada Allah, lalu menjadi kafir. Misalnya, suatu ketika seorang tukang nujum meramalkan bakal terjadi sesuatu di langit dengan berpedoman kepada keyakinan langsung atau bedasarkan studi tentang bintang-bintang, kemudian pada waktu terjadinya peristiwa yang diramalkan itu, secara kebetulan terjadi tepat pada waktu yang ditentukan sebelumnya, tentu manusia akan merasa takjub atas kemampuan tukang nujum itu, dan seterusnya orang-orang tersebut akan percaya pada ramalan tukang nujum itu. Kesempatan ini bisa jadi dimanfaatkan oleh tukang nujum untuk menyatakan dirinya sebagai nabi, orang sakti dan sebagainya. Keadaan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk memperluas pengaruhnya di tengah-tengah masyarakat, memaksa orang lain untuk melayani keperluannya dan seterusnya. Masih berkenaan dengan ilmu ini

16 29 Al-Ghazali mengatakan, bahwa dengan menyelami ilmu ini tidak akan membawa manfaat, dan terkadang membawa manusia menjadi kufur kepada Allah Swt, seperti mempelajari bagian-bagian yang rumit dari suatu ilmu sebelum memahami bagian-bagiannya yang jelas, atau seperti mempelajari tentang rahasia-rahasia Ilahiyat. Ia sebutkan juga beberapa ilmu lain yang diantaranya adalah bagaian dari ilmu filsafat seperti metafisika. 25 Masih dalam ilmu yang termasuk bagian pertama di atas, Al- Ghazali mengatakan bahwa mempelajari filsafat bagi setiap orang tidaklah wajib, karena menurut tabi atnya tidak semua orang dapat mempelajari ilmu tersebut dengan baik. Orang-orang yang mempelajari ilmu tersebut tak ubahnya seperti anak kecil yang masih menyusu. Anak kecil itu akan jatuh sakit apabila ia makan daging burung atau makan macam-macam makanan, yang belum dapat dicerna oleh perut besarnya. Hal ini akan dapat membahayakan. b. Ilmu-ilmu yang terpuji baik sedikit maupun banyak, yaitu ilmu yang erat kaitannya dengan peribadatan dan macam-macamnya, seperti ilmu yang berkaitan dengan kebersihan diri dari cacat dan dosa serta ilmu yang dapat menjadi bekal bagi seseorang untuk mengetahui yang baik dan melaksanakannya, ilmu-ilmu yang mengajarkan manusia tentang cara-cara mendekatkan diri kepada Allah dan melakukan sesuatu yang diridhai-nya, serta dapat membekali hidupnya di akhirat.terhadap ilmu model kedua Al-Ghazali membaginya kepada dua bagian. yaitu wajib aini dan wajib 25 Abudin Nata, op.cit, h.89

17 30 kifayah. Selanjutnya Al-Ghazali mengatakan bahwa diantara para ulama masih terdapat perbedaan pendapat mengenai ilmu yang tergolong wajib ini. Ada yang mengatakan, bahwa ilmu yang wajib dipelajari itu adalah mengenai zat dan sifat-sifat-nya. Yang lain lagi mengatakan bahwa ilmu yang wajib itu adalah ilmu fiqih, sebab dengan ilmu ini mengetahui masalah ibadah, mengenal yang halal dan haram, baik yang menyangkut tingkah laku secara umum, atau yang menyangkut bidang mu amalah. Sementara itu yang lain memandang bahwa ilmu yang wajib itu adalah ilmu Al-Qur'an dan Sunnah, karena denagan mengetahui Al-Qur'an dan Sunnah tersebut seseorang dapat mengenal agama dengan baik, dan dapat semakin dekat kepada Tuhan. Sementara Al-Ghazali sendiri memandang bahwa ilmu-ilmu yang wajib aini bagi setiap muslim itu adalah ilmu-ilmu agama dengan segala jenisnya, mulai dari kitab Allah, ibadah yang pokok seperti shalat, puasa, dan zakat dan sebagainya. Bagi Al-Ghazali, ilmu yang wajib ain itu adalah ilmu tentang cara mengamalkan amalan yang wajibnya. 26 Sedangkan ilmu-ilmu yang termasuk fardhu kifayah adalah semua ilmu yang mungkin diabaikan untuk kelancaran semua urusan seperti ilmu kedokteran yang menyangkut keselamatan tubuh atau hitung yang sangat diperlukan dalam hubungan mu amalat pembagian wasiat dan warisan dan lain sebagainya. Ilmu-ilmu itu jika tidak ada seorangpun dari suatu penduduk yang menguasainya, maka berdosa seluruhnya. 26 Abuddin Nata, op.cit, h. 90

18 31 Sebaliknya jika telah ada salah seorang yang menguasai dan dapat mempraktekkannya maka ia sudah dianggap cukup dan tuntunan wajibnya pun lepas dari yang lain. Dengan demikian, ilmu yang wajib kifayah itu adalah ilmu kedokteran dan ilmu hitung. Menurutnya bahwa tanpa ilmu ini maka masyarakat kurang kepintarannya dan tidak sehat. Al-Ghazali juga menilai tentang adanya bidang pekerjaan yang termasuk kedalam kelompok wajib kifayah, seperti ilmu pertanian, menenun, administrasi dan jahit-menjahit. c. Ilmu-ilmu yang terpuji dalam kadar tertentu, atau sedikit, dan tercela jika dipelajarinya secara mendalam itu dapat menyebabkan terjadinya kekacauan dan kesemrawutan antara keyakinan dan keraguan, serta dapat pula membawa kepada kekafiran, seperti ilmu filsafat. Mengenai lmu filsafat dibagi oleh Al-Ghazali menjadi ilmu matematika, ilmu-ilmu logika, ilmu Ilahiyat, ilmu fisika, ilmu politik dan ilmu etika. 27 Maka jelaslah bahwa, bagaimana Al-Ghazali membagi ilmu-ilmu yang bermacam-macam itu serta menetapkan nilainya masing-masing sesuai dengan semua itu, baik ilmu aqliyah maupun ilmu amaliyah, tidak sama nilainya, dan karena itu pula keutamaannaya berbeda. Menurut Al-Ghazali perbedaan itu disebabkan oleh salah satu dari tiga bagian. 1) Melihat kepada daya yang digunakan untuk menguasainya. Karena itu, ia melihat bahwa ilmu-imu aqliyah lebih tinggi nilainya dibanding dengan 27 Ibid., h. 91

19 32 ilmu-ilmu bahasa, karena ia dicapai melalui akal, sedangkan yang kedua dicapai melalui pendengaran, dan akal lebih mulia dari pada pendengaran. 2) Melihat kepada besar kecilnya manfaat yang didapat manusia dari padanya. Maka pertanian, bagi dia lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan pandai besi, karena pertanian sangat penting bagi kehidupan, sedangkan pandai besi hnaya untuk hiasan. 3) Melihat kepada tempat mempelajarinya. Maka pandai besi menurut dia, lebih utama dibandingkan dengan kepandaian menyamak kulit. Pandai besi tempatnya adalah toko emas, jadi ia setempat dengan emas. Tetapi menyamak kulit bertempat di ruang penyamakan kulit. Jadi orang yang menyamak berada satu tempat dengan kulit bangkai hewan. 28 Pada akhirnya Al-Ghazali berkesimpulan, bahwa ilmu yang paling utama adalah ilmu agama dengan segala cabangnya, karena ia hanya dapat dikuasai melalui akal yang sempurna dan daya tangkap yang jernih. Akal adalah sifat manusia yang termulia karena dengan akal itulah amanah Allah diterima manusia, dan dengan akal juga orang dapat berada di sisi Allah Swt, mengenai keluasan jangkauan manfaat akal kiranya tidak perlu diragukan. Manfaatnya adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dilihat pula tempatnya yang sudah jelas. Seorang guru tugasnya adalah mengurus masalah hati dan jiwa manusia. Diketahui bahwa wujud yang termulia yang 28 Ibid., h. 93

20 33 ada di atas bumi ini ialah manusia, dan bagian yang termulia dari materi manusia adalah hatinya. 3. Membuat kurikulum Dalam menyusun kurikulum pembelajaran, Al-Ghazali memberi perhatian khusus pada ilmu-ilmu agama dan etika sebagaimana dilakukannya terhadap ilmu-ilmu yang sangat menentukan bagi kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, ia mementingkan sisi yang faktual dalam kehidupan, yaitu sisi yang tidak dapat dan tidak harus tetap ada. Selain itu Al-Ghazali juga menekankan sisi-sisi budaya. Ia jelaskan kenikmatan ilmu dan kelezatannya. Menurutnya ilmu itu wajib dituntut bukan karena keuntungan diluar hakikatnya, tetapi karena hakikatnya sendiri. Sebaliknya, Al-Ghazali tidak mementingkan ilmu-ilmu yang berbau seni atau keindahan, sesuai dengan sifat pribadinya yang dikuasai yaitu tasawuf dan zuhud. Disisi lain, sekalipun Al-Ghazali menenkankan pentingnya pengajaran berbagai keahlian esensial dalam kehidupan dan masyarakat, tetapi ia tidak menekankan pentingnya keterampilan. Dari sifat dan corak ilmu-ilmu yang dikemukakan di atas, terlihat dengan jelas, bahwa mata pelajaran yang seharusnya diajarkan dan masuk kedalam kurikulum menurut Al-Ghazali didasarkan pada dua kecenderungan sebagai berikut: 1) Kecenderungan agama dan tasawuf. Kecenderungan ini membuat Al- Ghazali menempatkan ilmu-ilmu agama di atas segalanya, dan

21 34 memandangnya sebagai alat untuk mensucikan diri dan memebersihkannya dari pengaruh kehidupan dunia. Dengan kecenderungan ini, maka Al- Ghazali sangat mementingkan pendidikan etika, karena menurutnya ilmu bertalian erat dengan pendidikan agama. 2) Kecenderungan pragmatis. Kecenderungan ini tampak dalam karya tulisnya. Al-Ghazali beberapa kali mengulangi penilaiannya terhadap ilmu berdasarkan manfaaatnya bagi manusia, baik untuk kehidupan di dunia, maupun untuk kehidupan di akihrat. Ia juga menjelaskan bahwa ilmu netral yang tak digunakan pemiliknya bagi hal-hal yang bermanfaat bagi manusia sebagai ilmu yang tak bernilai. Bagi Al-Ghazali, setiap ilmu harus dilihat dari segi fungsi dan kegunaannya dalam bentuk amaliah. Setiap amaliah yang disertai ilmu itu harus pula disertai dengan kesungguhan sebagai niat yang tulus ikhlas. 29 Dengan melihat sisi manfaatnya dari suatu ilmu ini, tampak Al-Ghazali tergolong sebagai penganut paham pragmatis teologis, yaitu pemanfaatan yang disandarkan atas tujuan iman dan dekat dengan Allah SWT. Hal ini tidak dilepaskan dari sikapnya sebagai seorang sufi yang memiliki trend praktis dan faktual. 30 Kurikulum yang diajukan Al-Ghazali ini mendorong penulis untuk mengaitkan pada kurikulum yang disusun oleh Herbert Spenser, seorang filosof berkebangsaan Inggris yang muncul pada pengujung abad ke XIX. Dalam sejarah pemikiran tercatat, bahwa Spenser termasuk filosof dan pendidik awal yang berpikir langsung pada prinsif- 29 Ibid., h Ibid., h. 94

22 35 prinsif tertentu serta sejalan dengan tujuan pendidikan yang telah digariskan yang sejalan dengan filsafatnya. 4. Membuat Metode Pembelajaran Perhatian Al-Ghazali dalam bidang metode lebih ditunjukkan pada metode khusus bagi pengajaran agama untuk anak-anak. Untuk ini ia telah mencontohkan sebuah metode keteladanan bagi mental anak-anak, pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat-sifat keutamaan pada diri mereka. Perhatian Al-Ghazali akan pendidikan agama dan moral ini sejalan dengan kecendrungan pendidikannya secara umum, yaitu prinsip-prinsip yang berkaitan secara khusus dengan sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini mendapatkan perhatian khusus dari al-gazali, karena berdasar pada prinsipnya yang mengatakan bahwa pendidikan adalah sebagai kerja yang memerlukan hubungan yang erat antara dua pribadi, yaitu guru dan murid. Dengan demikian faktor keteladanan yang utama menjadi bagian dari metode pengajaran yang amat penting. 31 Tentang pentingnya keteladanan utama dari seorang guru tersebut di atas, juga dikaitkan dengan pandangannya tentang pekerjaan mengajar. Menurutnya mengajar adalah pekerjaan yang paling mulia dan sekaligus sebagai tugas yang paling agung. Pendapatnya ini, ia kuatkan dengan beberapa ayat Al-Qur'an dan hadist Rasulullah SAW. Serta pengulangan berkali-kali tentang tingginya status guru yang sejajar dengan tugas 31 Ibid., h.94

23 36 kenabian. Lebih lanjut al-gazali mengatakan bahwa wujud yang termulia dimuka bumi ini adalah manusia, dan bagian inti manusia yang termulia adalah hatinya. Guru bertugas menyempurnakan, menghias, mensucikan dan menggiringnya mendekati Allah Swt. Dengan demikian, mengajar adalah bentuk lain pengabdian manusia kepada Tuhan dan menjunjung tinggi perintah-nya. Bagi Allah telah menghiasi hati seorang alim dengan ilmu yang merupakan sifat-nya yang paling khusus. Seorang alim adalah pemegang khas, ia bukan pemilik khas dalam si stem perbendaharaan. Ia dibenarkan berbelanja dengan uang untuk siapa saja yang memerlukannya. Kiranya tidak ada lagi martabat yang lebih tinggi dari pada sebagai perantara antara Tuhan dengan makhluk-nya dalam mendekatkannya kepada Allah, dan menggiringnya kepada surga tempat tinggal tertinggi. 32 Jelas diterangkan oleh Al-Ghazali bahwa menjadi seorang guru merupakan tugas mulia, yang mana hakikatnya adalah penyambung tangan Allah SWT kepada makhluk-nya yang harus dilakukan dengan penuh rasa ikhlas, bertanggung jawab, dan tidak mengharapkan apapun selain ridho Allah SWT. 32 Ibid., h. 95

FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN MENURUT AL-GHAZALI DALAM KITAB IHYA ULUMUDDIN

FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN MENURUT AL-GHAZALI DALAM KITAB IHYA ULUMUDDIN FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN MENURUT AL-GHAZALI DALAM KITAB IHYA ULUMUDDIN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama pada Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN AL GHOZALI

KONSEP PENDIDIKAN AL GHOZALI KONSEP PENDIDIKAN AL GHOZALI Bambang Raharjo Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102 Telp. (0271) 717417, 719483 (Hunting)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS A. Persamaan pemikiran Imam Al Ghazali dan Syed Muhammad Naquib Al Attas. Pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia mempunyai beberapa tujuan,

Lebih terperinci

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM A. Persamaan Konsep Pendidikan Akhlak Prespektif Para Ahli dengan KH.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut

Lebih terperinci

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak Paham Asy ariyah sangat kental sekali dalam tubuh umat Islam dan akidah tersebut terus menyebar di tengah kaum muslimin.

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY) KAYA TAPI ZUHUD Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY) Kaya sering dipahami sebagai melimpahnya harta yang dimiliki seseorang. Orang kaya adalah orang yang memiliki harta yang berlimpah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46).

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46). Ikhlas oleh Islisyah Asman* Jika ada pengemban dakwah merasa kering jiwanya, gersang ukhuwah, keras hati, hasad, banyak berselisih dan beda pendapat dengan yang lain, mengarah ke permusuhan, berarti ada

Lebih terperinci

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam *Biografi Singkat Empat Imam Besar dalam Dunia Islam* *Imam Hanafi (80-150 H)* Beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia di Bagdad pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

ILMU TAUHID. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag

ILMU TAUHID. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag ILMU TAUHID Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag Disusun oleh : ANNISA AGUSTINA ( 1504026039 ) NISA HARIANI FITRI ( 1504026029 ) FAKULTAS USHULUDIN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Jamaah Jum at yang dirahmati Allah, Hari demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali. Sebuah hari yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: SUMBER AJARAN ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Umat Islam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

Kisah Dr. Gary Miller (Misionaris Kristen), Sang Penantang Al Quran : Melakukan Riset Panjang Untuk Mencari Kesalahan Al Qur an!

Kisah Dr. Gary Miller (Misionaris Kristen), Sang Penantang Al Quran : Melakukan Riset Panjang Untuk Mencari Kesalahan Al Qur an! Kisah Dr. Gary Miller (Misionaris Kristen), Sang Penantang Al Quran : Melakukan Riset Panjang Untuk Mencari Kesalahan Al Qur an! Gary Miller, adalah seorang ilmuwan matematika asal Kanada. Selain menjadi

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang konsep ketuhanan Al Ghazali dalam Perspektif Filsafat Ketuhanan dan Relevansinya dengan Pembentukan Pribadi

Lebih terperinci

BAB III BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI DAN KITAB BIDAYATUL HIDAYAH

BAB III BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI DAN KITAB BIDAYATUL HIDAYAH BAB III BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI DAN KITAB BIDAYATUL HIDAYAH A. Profil Al Hujjatul Islam Al Ghazali R. A Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ta us Ath-Thusi Asy-

Lebih terperinci

Berkawan dengan Orang Shalih

Berkawan dengan Orang Shalih Berkawan dengan Orang Shalih Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO 75 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO Setelah dilakukan penelitian dan pengkajian adapun kandungan dalam novel Nak,

Lebih terperinci

KISAH ANAK MENDAMAIKAN DUA ORANG BERSELISIH LEWAT SMS

KISAH ANAK MENDAMAIKAN DUA ORANG BERSELISIH LEWAT SMS KISAH ANAK MENDAMAIKAN DUA ORANG BERSELISIH LEWAT SMS Oleh: Ust. Fariq Gasim Anuz Termasuk hal yang penting dalam pembinaan anak muslim adalah dengan menghindari bersahabat dengan teman-teman yang buruk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak dan kepribadian merupakan kebutuhan penting yang harus ditanamkan pada diri manusia. Akhlak mendapat derajat yang tinggi dalam Islam. Akhlak dapat merubah

Lebih terperinci

Persiapan Menuju Hari Akhir

Persiapan Menuju Hari Akhir Persiapan Menuju Hari Akhir Khutbah Jumat berikut ini berisi nasihat kepada kaum muslimin untuk senantiasa mempersiapkan bekal menuju kehidupan yang sesungguhnya di akhirat. Surga sebagai balasan bagi

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu

Lebih terperinci

Sucikan Diri Benahi Hati

Sucikan Diri Benahi Hati Sucikan Diri Benahi Hati Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I. keberagamaan dimasa kini dan dimasa akan datang, agar manusia menjadi. berdasarkan nilai-nilai iman dan ketakwaan Islam. 1

BAB I. keberagamaan dimasa kini dan dimasa akan datang, agar manusia menjadi. berdasarkan nilai-nilai iman dan ketakwaan Islam. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling Islam adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok orang yang mengalami kesulitan masalah, baik lahiriah maupun bathiniyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

ASAS-ASAS ISLAM. Agama Islam Iman & Taat Kenabian Pentafsiran Iman Ibadat-ibadat Agama & Syariah Hukum Syariah

ASAS-ASAS ISLAM. Agama Islam Iman & Taat Kenabian Pentafsiran Iman Ibadat-ibadat Agama & Syariah Hukum Syariah ASAS-ASAS ISLAM Agama Islam Iman & Taat Kenabian Pentafsiran Iman Ibadat-ibadat Agama & Syariah Hukum Syariah Agama lain Nama seseorang/umat Agama Masehi (Al-Maseh) Agama Budha (Gautama) Zarathustra (Zarathustra)

Lebih terperinci

Hakikat Manusia Menurut Islam

Hakikat Manusia Menurut Islam Hakikat Manusia Menurut Islam Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rajin pangkal pandai, itulah pepatah yang sering kita dengarkan dahulu sewaktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, agar kita mempunyai semangat untuk belajar,

Lebih terperinci

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha manusia dalam membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

*** Bahaya Vonis Kafir

*** Bahaya Vonis Kafir Bahaya Vonis Kafir Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Siapa saja yang berkata kepada saudaranya, hai orang kafir, maka (hukum) kafir itu telah kembali kepada salah seorang dari keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seabagai penganut agama islam orang muslim mempunyai tendensi da landasan dalam menjalani kehidupan sehari - hari, baik yang berkaitan dengan ubudiyah munakahah, jinayah,

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM Mata Kuliah : Pendidikan Agama 1 Dosen Pembimbing : Siti Istianah, S.Sos.i Disusun Oleh : Kelompok 6 : 1 Achmad Nikko Vanessa NPM : 2014 4350 1985 2 Ecky Kharisma

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

Merasakan Manisnya Keimanan

Merasakan Manisnya Keimanan Merasakan Manisnya Keimanan Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan

Lebih terperinci

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa Khutbah Pertama:?????????????????????????????????,?????????????????????????????????,????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,????????????????????????????????,??????????????????????????????,?????????????????????????,???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Analisis Kegiatan Keagamaan Anak Jalanan Taman Mataram Kota Pekalongan Kegiatan keagamaan

Lebih terperinci

Hadits Menuntut Ilmu. Ringkasan Materi. A. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu Hadits 1. Hadits 2. Hadits 3

Hadits Menuntut Ilmu. Ringkasan Materi. A. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu Hadits 1. Hadits 2. Hadits 3 Hadits Menuntut Ilmu 2 Standar Kompetensi : 2. Memahami Ajaran Al Hadits tentang menuntut Ilmu Kompetensi Dasar : 2.1. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu 2.2. Menyebutkan arti Al-Hadits tentang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan pasti akan dihadapkan dengan cobaan untuk mengetahui sebagaimana usaha lahir dan batin seseorang ketika dihadapkan pada ujian,

Lebih terperinci

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????,???????????????????????????????????,???????????????????????????????????,???????????????????????????????,?????????????????????????????????????????????????????????????,??????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1 MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT Muzdalifah M Rahman* 1 Anak adalah amanah. Membesarkan anak bukan semata dengan memenuhi berbagai keinginannya. Lebih dari itu, yang paling penting adalah bagaimana menanamkan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN SARANA DAN PRASARANA DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang 27 BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk berfikir dan bersikap maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini

Lebih terperinci

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN Mahasiswa Fakultas Syari ah Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiah NIM : 110807795 FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu harapan bangsa dimana nantinya remaja diharapkan dapat meneruskan nilai-nilai perjuangan

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

Al-Ghazali dan Ibnu Sina dua ilmuwan muslim yang memiliki banyak keahlian.

Al-Ghazali dan Ibnu Sina dua ilmuwan muslim yang memiliki banyak keahlian. 5 MENELADANI SIFAT UTAMA AL GHAZALI DAN IBNU SINA www.detikdaily.net Smantikons.wordpress.com Kitab karya al Ghazali dan Ibnu Sina Al-Ghazali dan Ibnu Sina dua ilmuwan muslim yang memiliki banyak keahlian.

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Macam-Macam Dosa dan Maksiat Macam-Macam Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN Setelah penelitian mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data dokumentasi maka selanjutnya peneliti akan melakukan

Lebih terperinci

RELEVANSI PEMIKIRAN PENDIDIKAN AL-GHAZALI DI TENGAH IDIOLOGI PENDIDIKAN DEWASA INI

RELEVANSI PEMIKIRAN PENDIDIKAN AL-GHAZALI DI TENGAH IDIOLOGI PENDIDIKAN DEWASA INI RELEVANSI PEMIKIRAN PENDIDIKAN AL-GHAZALI DI TENGAH IDIOLOGI PENDIDIKAN DEWASA INI Ibnu Hasan Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK Tulisan ini mengkaji pemikiran pendidikan al-ghazali yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

Lebih terperinci

TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik

TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik No.34/Th.2/ Sya ban 1429H/Agustus 2008 Jum at IV TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik Kata takabur berasal dari kata Kabiru yang berarti besar. Untuk itu takabur bisa berarti sifat seseorang atau sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami. perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami. perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut mengubah hampir seluruh sistem kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi 60 BAB IV ANALISIS Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi sallam dari tafsir al-marāghī di dalam bab tiga, maka pada bab ini akan dipaparkan analisis guna menganalisa şalawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir. manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir. manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada perkembangan sains dan teknologi.

Lebih terperinci

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia.

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit dan dangkal. Karena hanya mengejar suatu arah pelajaran

Lebih terperinci

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Begitu Singkatnya Umur Manusia Begitu Singkatnya Umur Manusia Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) SEJARAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH BACA DI BUKU PAKET HALAMAN 109 126 (lebih lengkap)

Lebih terperinci

Dunia Yang Membuat Lupa Mati

Dunia Yang Membuat Lupa Mati Dunia Yang Membuat Lupa Mati Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????:{???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????}

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 20 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Sesungguhnya orang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-nya, bertambahlah

Lebih terperinci

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan Sudah seharian Kenthus merenung di depan beranda rumahnya. Tak tahu apa yang harus dilakukannya. Wajahnya tampak putus asa. Hatinya resah. Ia berfikir bahwa semua lingkungan di sekitarnya tidak ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci lagi penuh kelapangan, serta syariat yang lengkap dan meliputi segala aspek

Lebih terperinci

"SABAR ANUGERAH TERINDAH"

SABAR ANUGERAH TERINDAH "SABAR ANUGERAH TERINDAH" Marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, mengamalkan syariat di segenap sudut kehidupan di samping melaksanakan segala tuntutan perintah Allah dan menghindari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian, menciptakan suasana sejuk dan harmonis bukan hanya di antara sesama umat manusia tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, penyesuaian diri dapat menimbulkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan: HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi Pertanyaan: Sebagaimana diketahui, bahwa seorang Muslim tidak boleh malu untuk menanyakan apa saja yang berkaitan dengan hukum agama, baik yang bersifat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

PANDUAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MURID PENDIDIKAN ISLAM TINGKATAN 1 PENDIDIKAN ISLAM TINGKATAN 1

PANDUAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MURID PENDIDIKAN ISLAM TINGKATAN 1 PENDIDIKAN ISLAM TINGKATAN 1 PANDUAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MURID PENDIDIKAN ISLAM TINGKATAN 1 PENDIDIKAN ISLAM TINGKATAN 1 MATLAMAT KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Pendidikan Islam adalah untuk menghasilkan Muslim yang berilmu, beriman,

Lebih terperinci