BAB II TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Klasifikasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
|
|
- Veronika Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Klasifikasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah salah satu jenis ikan lele yang merupakan hasil persilangan antara induk betina C. fuscus yang berasal dari Taiwan dengan induk jantan lele C. mossambius yang berasal dari Afrika (Hermawan, 2012). Ciri-ciri khusus ikan lele dumbo dapat dilihat pada bagian tubuhnya yaitu pada bagian kulit yang tak bersisik, mempunyai lendir, badannya memanjang, serta mempunyai bentuk kepala gepeng atau pipih dan pada bagian dorsal serta samping mempunyai pigmen hitam. Apabila terkena penyinaran warnanya akan menjadi pucat serta akan tampak bernoda seperti mozaik hitam putih (Santosa, 1994). Lele dumbo mempunyai mulut yang lebar sehingga mampu memakan berbagai jenis makanan mulai dari zooplankton, sampai hewan-hewan lain yang masih hidup atau sudah mati dengan cara mencabik-cabiknya, karena lele juga dilengkapi gigi-gigi yang kecil pada bagian rahangnya. Dalam mendeteksi mangsanya ikan lele dumbo dilengkapi dengan kumis mandibular yang berfungsi sebagai peraba yaitu dengan cara menggerakkan kumis mandibular tersebut dan di dekat kumis vasal terdapat alat pendengar (olfactory organ) (Najiyati, 1992 dalam Hermawan, 2012). Alat peraba lele dumbo selain digunakan dalam pergerakanya juga digunakan dalam mencari makanan. Cara tersebut memungkinkan ikan lele memperoleh makanan saat malam hari atau 4
2 5 saat kondisi air keruh dan berlumpur, karena pada kondisi tersebut penglihatan ikan kurang jelas (Mudjiman, 2004). Dalam pergerakannya ikan lele dumbo menggunakan sirip yang terdiri dari 5 (lima) jenis sirip, yaitu sirip ekor (caudal), sirip punggung (dorsal), sirip pada bagian dubur, sirip pectoral (dada), dan sirip perut (ventral). Sirip pectoral (dada) selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai senjata atau alat untuk mempertahankan diri karena memiliki struktur yang keras dan sangat runcing atau yang biasa disebut dengan patil, tetapi pada lele dumbo patilnya tidak mengandung racun (Rustidja, 2004). Untuk organ pernafasannya ikan lele dumbo selain menggunakan insang juga dilengkapi dengan labirinth yang memungkinkan ikan dapat bernafas secara langsung dengan udara, sehingga mampu bertahan hidup di lumpur saat habitatnya mengalami kekeringan, bahkan mampu untuk bertahan hidup di luar air untuk beberapa jam dengan catatan kondisi udara yang cukup lembab (Najiyati, 1992). Baik lele dumbo jantan atau betina mempunyai alat kelamin yang terdapat pada suatu papilla (tonjolan) dan terletak tepat di belakang dubur atau anus. Pada ikan lele dumbo yang belum dewasa gelondongan papilla masih belum terbentuk, sedangkan pada lele jantan yang sudah dewasa papilla bentuknya memanjan dan mengarah kebelakang, pada lele betina yang sudah dewasa papilla berbentuk oval (Santosa, 1994). Menurut Saanin (1984) klasifikasi ikan lele dumbo adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia
3 6 Sub Kingdom Phylum Classis Sub Classis Ordo Sub Ordo Familia Genus Species : Metazoa : Vertebrata : Pisces : Teleostei : Ostariophysoidei : Siluroidea : Claridae : Clarias : Clarias gariepinus Pakan Ikan Dalam proses pertumbuhannya ikan sangat memerlukan makanan yang dapat mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin serta zat-zat lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pertumbuhannya tersebut. Pakan ikan memiliki fungsi sebagai sumber energi dan zat-zat lain yang dibutuhkan oleh ikan untuk menunjang pertumbuhan, oleh karena itu pakan ikan harus tersedia kandungan zat-zat gizi terutama protein dan sumber energi lainnya dalam jumlah yang cukup besar (Mudjiman, 2004). Pakan ikan dibagi menjadi tiga yaitu pakan alami, pakan buatan dan pakan tambahan. Pakan alami yaitu pakan yang berupa organisme hidup yang tumbuh dalam kolam pemeliharaan lele dan organisme tersebut dapat dibudidayan oleh manusia, contohnya yaitu Rotifera, Daphnia sp, dan Moina sp. Pakan buatan adalah pakan ikan yang terbuat dari berbagai campuran pakan ikan yang diolah dan dibuat dalam bentuk tertentu dan ditambahkan dengan
4 7 bahan kimia, contohnya adalah pelet. Sedangkan pakan tambahan yaitu segala macam pakan yang sengaja ditambahkan kedalam kolam pemliharaan ikan tetapi masih dalam bentuk aslinya tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dahulu, contohnya adalah Cacing, larva lalat dan lain-lain (Mudjiman, 2004). Kebutuhan pakan ikan dalam proses pembudidayaan adalah proporsi terbesar dari keseluruhan biaya produksi (Mudjiman, 2004). Pemberian pakan buatan adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk lebih mengkatkan pertumbuhan ikan karena didalamnya terdapat kandungan protein dan asam amino (Unit Pelaksana Pengembangan dan Kerjasama Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, 1997). Menurut Mudjiman (2004) ikan sangat membutuhkan makanan yang mengandung protein ataupun asam amino karena zat-zat tersebut sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Pemberian pakan buatan dalam jumlah yang berlebihan belum tentu akan menjamin pertumbuhan ikan secara maksimal karena sisa dari pelet yang mengendap justru dapat merusak kualitas air yang dapat mengakibatkan gangguan pada ikan, sebagai patokan dalam pemberian jumlah makanan kirakira 3-5% dari berat lele keseluruhan, Pakan yang mengandung sumber energi dan protein yang seimbang akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pada ikan tersebut (Djarijah, 2006). Kadar protein yang terrdapat dalam pakan buatan atau pelet sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan ikan. Kebutuhan tersebut tergantung dari jenis dan umur ikan. Pada umumnya ikan membutuhan protein dalam jumlah
5 8 yang besar pada saat ikan masih ukuran dalam ukuran kecil, lalu kebutuhan protein menurun pada saat ikan sudah besar kemudian kebutuhannya akan meningkat lagi pada ikan indukan (Watanabe, 1998) Larva Lalat atau Maggot Lalat adalah insekta yang paling banyak bergerak menggunakan sayap yang berbentuk membran (Nugroho, 1994). Lalat menyukai tempat yang berbau busuk, Lalat rumah berukuran kecil, Tubuhnya penuh bulu-bulu halus terutama pada kakinya. Kepala binatang ini berwarna coklat gelap dengan sepasang mata yang cukup besar dibanding ukuran kepalanya. Punggungnya berhias empat garis hitam, sayapnya sepasang berwarna kelabu dan tembus cahaya (Nugroho, 1994). Lalat adalah anggota dari ordo Diptera yang pada umumnya dikelompokan menjadi 3 sub ordoyaitu Nematocera, Brachicera dan Arthericera. Beberapa jenis lalat yang sering kita jumpai adalah lalat rumah (Musca domestica), lalat kandang (Stomoxys cvalsitrans), lalat hijau (Phenesial) (Anonimus, 1991) Siklus Hidup Lalat Lalat merupakan salah satu jenis insekta yang mengalami metamorfosa sempurna dengan stadium telur, larva, kepompong dan stadium dewasa. Perkembangan lalat dari telur hingga dewasa memerlukan waktu 7-22 hari, tergantung dari suhu dan jumlah makanan yang tersedia. Lalat betina pada umumnya telah dapat menghasilkan telur pada usia 4-8
6 9 hari dengan kuantitas telur butir setiap bertelur dan seekor lalat mampu bertelur 5-6 kali sepanjang hidupnya (Anonimus, 1991). a. Telur Lalat dapat bertelur pada bahan-bahan organik yang lembab (sampah, kotoran binatang dan lain-lain) dan terletak pada tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung. Telur lalat berwarna putih dan akan menetas setelah 8-30 jam tergantung dari suhu sekitar yaitu 16 o C 30 o C (Nugroho, 1994). b. Larva Pada fase larva suhu yang ideal untuk hidup adalah 30 o C -35 o C (Anonimus, 1991). Fase larva dibagi dalam 3 tingkat yaitu: 1) Tingkat I Telur yang baru menetas disebut instar I berukuran 2 mm, yang mempunyai warna putih. Instar I tidak mempunyai mata dan kaki, sangat aktif terhadap makanan kemudian setelah 1-4 hari akan melepas kulit dan menjadi instar II 2) Tingkat II Pada tingkat ini larva memiliki ukuran 2 kali lebih besar dari instar I dan setelah 2-8 hari instar II akan mengelupas kulitnya dan berubah menjadi instar III
7 10 3) Tingkat III Pada tingkatann ini larva memiliki ukuran 12 mm atau lebih, pada tingkatan ini membutuhkan waktu sekitar 3-9 hari. c. Pupa (Kepompong) Pada fase ini jaringan tubuh larva siap menjadi pupa, kulitnya mengerut, lama dari fase ini adalah sekitar 3-9 hari. Pada fase pupa ini suhu yang ideal adalah 35 o C dan memiliki toleransi kelembaban sekitar 90% (Nugroho, 1994). d. Stadium dewasa Pada saat baru berubah menjadi lalat dewasa, lalat belum dapat terbang karena sayapnya belum kuat. Lalat dewasa dapat melakukan perkembangbiakan setelah umurnya 2 hari pada suhu 30 o C-35 o C Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Pertumbuhan adalah terjadinya pertambahan ukuran yang meliputi pertambahan panjang dan berat dalam kurun waktu tertentu, sedangkan di dalam suatu populasi pertumbuhan berarti sebagai pertambahan jumlah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang biasanya susah dikontrol antara lain genetik, umur, sex dan ketahanan atau resistensi terhadap penyakit sedangkan faktor eksternal antara lain ketersediaan makanan, tingkat kompetisi, kualitass air, hama dan penyakit dan faktor fisika, kimia lingkungan lainnya (Huet, 1990).
8 11 Faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah sifat genetiknya, karena benih ikan yang unggul pertumbuhannya akan lebih cepat, sehingga secara otomatis memperpendek waktu pemeliharaan dan mempertinggi efisiensi dari penggunaan pakan (Djangkaru, 1975). Untuk lebih menunjang pertumbuhan ikan supaya lebih efektif serta efisien maka pakan yang diberikan harus mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ikan terutama protein dan sumber gizi lainnya (Watanabe, 1998). Padat penebaran benih dalam suatu proses budidaya ikan juga dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ikan, karena semakin tinggi padat tebar benih ikan maka tingkat kompetisi dalam mendapatkan makanan juga akan semakin tinggi, selain itu juga dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut yang secara tidak langsung akan mempengaruhi nafsu makan ikan (Soetomo, 1998). Padat tebar benih yang cukup ideal dalam proses budidaya ikan yaitu sekitar 20 ekor/m 2 sampai 30 ekor/m 2 (Soemarmo,2001) Konversi Pakan (Food Convertion Ratio/FCR) Konversi pakan adalah suatu indeks dari pemanfaatan total pakan yang digunakan untuk pertumbuhan, pemanfaatan pakan akan semakin baik bila angka konversinya pakan semakin kecil (Djangkaru, 1974). Menurut Stickney (1979) Konversi pakan yaitu perbandingan antara berat pakan yang diberikan dan berat basah hewan yang dicapai. Nilai tersebut disebut dengan Food Convercy Ratio (FCR). Efisiensi dari penggunaan suatu pakan dapat diukur dengan menggunakan rasio konversi pakan atau Food Convercy Ratio (FCR), yaitu
9 12 pebandingan antara berat pakan yang digunakan dengan jumlah berat ikan yang dihasilkan, nilai FCR pakan buatan untuk ikan dan udang berkisar antara 2,0-2,5 atau kurang dari itu (Mudjiman, 2004). Semakin baik kualitas pakan akan semakin kecil nilai FCRnya (Djarijah, 2006). Besar kecilnya nilai konversi pakan tidak hanya tergantung dari jumlah pakan yang diberikan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kepadatan, suhu air dan cara pemberian pakan (Huet, 1990) Efisiensi Pakan Setiap organisme atau makhluk hidup mempunyai kebutuhan energi yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh jenis, umur dan ukuran beratnya, begitu pula dengan kemampuan dalam memanfaatkan energi juga berbedabeda. Dengan demikian kandungan nutrisi dari pakan ikan sangat menentukan pertumbuhan ikan itu sendiri, karena pada umunya ikan yang berukuran kecil membutuhkan sumber nutrisi yang relatif besar dibandingkan dengan ikan yang berukuran besar atau sudah dewasa (Djarijah, 2006). Menurut Buwuno (2002), kualitas suatu jenis pakan ikan pada umumnya dilihat dari komposisi zat gizinya antara lain yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan lainnya. Nilai efisiensi dari suatu pakan menggambarkan tingkat pemanfaatan pakan pada ikan, semakin tinggi nilai efesiensi pakan tersebut maka semakin tinggi pula pemanfaatan pakan pada ikan. Selain itu nilai efisiensi pakan juga dapat digunakan untuk menentukan kualitas suatu pakan ikan, karena semakin besar nilai efisiensi pakan maka
10 13 semakin tinggi kualitas pakan tersebut. Tinggi rendahnya nilai efisiensi pakan pada setiap jenis ikan berbeda-beda, karena nilai tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu macam sumber nutrisi dan jumlah dari tiap-tiap komponen sumber nutirisi dari pakan ikan yang diberikan (Djarijah, 2006) Kualitas Air Di dalam proses budidaya ikan, kualitas air adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kehidupan ikan itu sendiri. Faktor tersebut meliputi faktor fisika, kimia dan biologi air (Arie, 2000). Kualitas air yang baik yaitu perairan yang dapat diterima ikan dan tidak berdampak negatif terhadap pertumbuhan ikan, penetasan telur dan kehidupan ikan (Zonneveld et al., 1991). Kualitas air sangat memegang peranan penting dalam kehidupan lele dumbo, tetapi ikan lele dumbo juga mampu bertahan hidup pada kualitas air yang minimum (Surya, 2003). Faktor-faktor fisika atau kimia yang mempengaruhi kualitas air yaitu derajat keasaman air (ph), suhu air, oksigen terlarut (DO), karbon dioksida bebas dan material biologi lain yang tersuspensi didalamnya (Satyani, 2001) Suhu Ikan adalah salah satu binatang berdarah dingin (Poikilothermal) sehingga metabolisme yang terdapat dalam tubuhnya serta kekebalan tubuhnya sangat bergantung pada suhu lingkungan atau habitatnya. Suhu luar yang berfluktuasi terlalu besar akan mempengaruhi metabolisme ikan. Jika suhu terlalu rendah maka akan mengurangi sistem imunitas (kekebalan tubuh) ikan, sedangkan jika suhu terlalu tinggi maka ikan
11 14 dapat dengan mudah terinfeksi bakteri (Satyani, 2001). Menurut Effendi (1982) suhu yang dapat segera diadaptasi oleh ikan lele dumbo (C. gariepinus) berkisar pada o C dan suhu yang optimal untuk selera makan adalah pada kisaran o C Keasaman (ph) Nilai keasaman atau ph merupakan suatu indikasi atau tanda kalau air bersifat asam, basa (alkali), atau bersifat netral. Tingkat keasaman air sangat menentukan kualitas air karena juga menentukkan proses kimiawi yang terjadi di dalamnya. Penurunan ph air dapat diakibatkan karena aktifitas ikan yang memproduksi asam. Pada kolam ikan yang airnya tidak pernah diganti akan menyebabkan ph-nya menjadi rendah dan dapat mengganggu kelangsungan hidup ikan karena setiap ikan memiliki toleransi terhadap keasaman (ph) yang berbeda-beda (Satyani, 2001). Nilai keasaman berkisar dari 0-14, air dengan ph 0 berarti sifanya sangat asam dan air dengan ph 14 berarti bersifat basa atau alkalin.kedua kondisi air tersebut tidak baik untuk pemeliharaan ikan, karena kondisi yang baik untuk pemeliharaan adalah air dengan ph netral yaitu 7. Jika air memiliki terlalu asam atau terlalu basa maka ikan akan mati (Iskandar & Sitanggang, 2003). Untuk ikan lele sebaiknya dipelihara pada air dengan ph berkisar antara 6,5-9 karena kondisi tersebut sangat baik untuk pembenihan dan pembesaran ikan lele dumbo (Soetomo, 1998).
12 Oksigen Terlarut (DO) Kebutuhan oksigen dari setiap jenis ikan berbeda-beda dikarenakan adanya perbedaan sel darahnya. Kadar oksigen air minimum agar ikan dapat hidup dengan baik adalah 5 mg/l (Satyani, 2001). Dalam proses pembakaran makanan untuk menghasilkan energi, pertumbuhan dan reproduksi ikan memerlukan oksigen. Oleh karena itu ketersediaan oksigen di dalam air sangat menentukan aktivitas, pertumbuhan dan juga reproduksi ikan (Zonneveld et al., 1991). Oksigen sangat diperlukan oleh ikan karena oksigen berperan untuk mendukung metabolisme pada ikan. Kandungan oksigen dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu temperatur air, tekanan dan garam terlarut, untuk oksigen terlarut yang optimal bagi ikan lele adalah 5 ppm, dan akan lebih baik lagi pada 7 ppm, sedangkan untuk batas minimalnya adalah 2 ppm (Mulyanto, 1992).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo merupakan ikan hasil perkawinan silang antara induk betina lele Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Tawes 2.1.1 Taksonomi Tawes Menurut Kottelat (1993), klasifikasi ikan tawes adalah sebagai berikut: Phylum : Chordata Classis Ordo Familia Genus Species : Pisces : Ostariophysi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Klasifikasi lele masamo SNI (2000), adalah : Kingdom : Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class : Pisces
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 2.1.1. Klasifikasi Secara biologis ikan lele dumbo mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis lele lainnya, yaitu lebih mudah dibudidayakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk konsumsi adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Ikan merupakan hewan yang hidup di air, baik air laut, air payau atau air tawar. Ikan juga merupakan bahan makanan yang banyak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Nila 2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan (1991) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Sub Kingdom : Metazoa
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 2.1.1 Klasifikasi Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi
Lebih terperinciGambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil silangan antara Clarias gariepinus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi yang pertama
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) menurut Lukito (2002), adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Kelas : Pisces
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Lele Sangkuriang Lele Sangkuriang merupakan jenis lele hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik (back cross) antara induk betina generasi kedua (F2) dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) 1. Klasifikasi Menurut Muktiani (2011 : hal 4), Lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetika lele dumbo melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo 2.1.1. Klasifikasi Ikan Lele Dumbo Klasifikasi ikan lele dumbo menurut (Saanin,1984) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Sub kingdom : Metazoa Phylum
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) a. Klasifikasi Menurut Saanin (1984) klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah sebagai berikut: Kingdom Sub Kingdom Phylum
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo 2.1.1. Taksonomi Klasifikasi atau pengelompokkan ikan lele dumbo menurut Bachtiar (2007) adalah sebagai berikut : Filum Kelas Sub kelas Ordo Sub ordo Famili
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele menurut Djatmika (1986) adalah sebagai berikut :
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele menurut Djatmika (1986) adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Pisces
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 2.1.1 Klasifikasi Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C.batracus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var) Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah sebagai berikut : Phylum
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) Ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) adalah salah satu komoditas budidaya air tawar yang tergolong dalam famili ikan Labirin (Anabantidae).
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Ikan Bawal (Colossoma macropomum) Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan spesies ikan yang potensial untuk dibudidayakan baik di kolam maupun di keramba.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebutnya sebagai Red Belly Pacu karena bagian perutnya yang berwarna
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Bawal (Colossoma macropomum) Ikan bawal (Colossoma macropomum) berasal dari negeri Samba, Brazil. Di Negara asalnya ikan ini disebut Tambaqui. Di Amerika dan Inggris
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan inroduksi yang telah lebih dulu dikenal masyarakat indonesia. Budidaya
Lebih terperincigenus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda
116 PEMBAHASAN UMUM Domestikasi adalah merupakan suatu upaya menjinakan hewan (ikan) yang biasa hidup liar menjadi jinak sehingga dapat bermanfaat bagi manusia. Domestikasi ikan perairan umum merupakan
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Morfologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele dumbo menurut Saanin (1984) dalam Hadiroseyani et al. (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki panjang batang mencapai 30 cm. Eceng gondok memiliki daun bergaris
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) 2.1.1 Morfologi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Eceng gondok merupakan tanaman air yang hidup bebas di permukaan air, dapat berkembang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin Siam Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan),
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id HEWAN AVERTEBRATA SEBAGAI PAKAN IKAN LELE, Suatu Bahan Penyuluhan:" Pemanfaatan Belatung Ampas Tahu Sebagai Pakan PURWOKERTO
HEWAN AVERTEBRATA SEBAGAI PAKAN IKAN LELE, Suatu Bahan Penyuluhan:" Pemanfaatan Belatung Ampas Tahu Sebagai Pakan Alternatif Untuk Peningkatan Produksi lkan Lele Dumbo " Bagi Petani ikan Desa Pingit, Kecamatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Koi 2.1.1 Klasifikasi Klasifikasi merupakan pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri yang dimilikinya. Klasifikasi adalah lanjutan dari identifikasi. Nenek moyang
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkaya
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan cupang menurut Saanin (1968, 1984):
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Ikan Cupang Ikan cupang (Ctenops vittatus) merupakan anggota dari famili Anabantidae yang mempunyai labirin. Labirin merupakan alat pernafasan tambahan pada ikan.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01 6485.1 2000 yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (2000), ikan
Lebih terperinciGambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan terkait dengan faktor luar dan dalam
Lebih terperinciPendahuluan. Pada umumnya budidaya dilakukan di kolam tanah, dan sebagian di kolam semen.
OLEH : Ir. SUPRATO Pendahuluan Budidaya lele telah berkembang sejak lama. Awalnya jenis ikan lele yang dibudidayakan adalah lele lokal (Clarias batrachus L.) dengan waktu pemeliharaan 6 8 bulan, dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat
I. PENDAHULUAN Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat dengan cara membendung aliran sungai sehingga aliran air sungai menjadi terhalang (Thohir, 1985). Wibowo (2004) menyatakan
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek
II. TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek Puntius Orphoides C.V adalah ikan yang termasuk anggota Familia Cyprinidae, disebut juga dengan ikan mata merah. Ikan brek mempunyai garis rusuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Sistematika dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Sistematika dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus). Klasifikasi Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus). Menurut Irianto (2007). Sebagai berikut: Phyllum : Chordata
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman (Widyastuti, et.al.,2008).
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuaponik Akuaponik merupakan jawaban dari efisiensi air dan penghematan lahan budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman (Widyastuti, et.al.,2008).
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Indeks Gonad Somatik (IGS) Hasil pengamatan nilai IGS secara keseluruhan berkisar antara,89-3,5% (Gambar 1). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bioflok
Lebih terperinciPENGELOLAAN INDUK IKAN NILA. B. Sistematika Berikut adalah klasifikasi ikan nila dalam dunia taksonomi : Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata
PENGELOLAAN INDUK IKAN NILA A. Pendahuluan Keluarga cichlidae terdiri dari 600 jenis, salah satunya adalah ikan nila (Oreochromis sp). Ikan ini merupakan salah satu komoditas perikanan yang sangat popouler
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan tatanama ikan nila menurut Cholik et al. (2005), adalah sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Ikan Nila Merah Ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini adalah strain nila merah. Klasifikasi dan tatanama ikan nila menurut Cholik et al. (2005), adalah sebagai berikut
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin dalam Rahman (2012), sistematika ikan black ghost adalah sebagai berikut : Kingdom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hewan yang memiliki potensi budidaya yang menjanjikan di Indonesia. Berbagai macam ikan dapat dibudidayakan, terutama ikan air tawar yaitu
Lebih terperinciMetamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa
Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Plankton adalah organisme yang hidup melayang layang atau mengambang di
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Plankton Plankton adalah organisme yang hidup melayang layang atau mengambang di atas permukaan air dan hidupnya selalu terbawa oleh arus, plankton digunakan sebagai pakan alami
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Ikan Lele Sangkuriang Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang gurih. Selain itu ikan lele dumbo memiliki
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Budidaya Lele (Clarias gariepinus) di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Lele (Clarias gariepinus) di Indonesia Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang
1 I. PENDAHULUAN Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang memiliki gizi tinggi dan nilai ekonomis penting serta banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Ikan gurami banyak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)
A. BIOLOGI LELE SANGKURIANG II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) menurut Kordi, (2010) adalah sebagai berikut
Lebih terperinciPEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK
Media Litbang Sulteng IV (2) : 83 87, Desember 2011 ISSN : 1979 5971 PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Oleh : Madinawati,
Lebih terperinciNutrisi Pakan pada Pendederan kerapu
Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Oleh: Ibnu Sahidhir Kementerian Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee 2011 Biologi Benih Kerapu Pemakan daging Pendiam,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TENTANG IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) DAN TANAMAN TALAS (Colocasia esculenta L. Schoot)
BAB II KAJIAN TENTANG IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) DAN TANAMAN TALAS (Colocasia esculenta L. Schoot) A. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 1. Klasifikasi dan Morfologi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat
16 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang. manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat
PENDAHULUAN Latar Belakang Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat konsumsi ikan juga meningkat. Sebagai bahan
Lebih terperinci1.Abstrak. 2.Isi/jenis
1.Abstrak Lele merupakan ikan marga clarias terkenal dari tubuhnya yang licin panjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor menjadikanya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.
Pertambahan bobot (gram) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae. Pengambilan data pertambahan biomassa cacing tanah dilakukan
Lebih terperinciTingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya ikan dapat dijadikan alternatif usaha yang dapat memberikan keuntungan dan memiliki prospek jangka panjang yang baik. Hal ini dikarenakan atas permintaan produk
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa parameter yang diamati seperti kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. siripnya. Badannya tertutup oleh sisik yang besar-besar, terlihat kasar dan kuat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Deskripsi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) Ikan gurame merupakan jenis ikan konsumsi. Gurame merupakan jenis ikan air tawar, yang mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih,
Lebih terperinciBY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
BY: Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya, karena hasil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut:
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diaphanosoma sp. 1. Klasifikasi Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut: Fillum Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Arthropoda : Crustacea : Branchiopoda : Cladocera
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cacing sutra (Tubifex. sp) merupakan pakan alami yang rata-rata berukuran panjang 1-3 cm. Ukurannya yang kecil membuat pembudidaya memilih cacing sutra sebagai pakan ikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Conqruist (1981), teh diklasifikasikan sebagai berikut :
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Teh 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Teh (Camelia sinensis) Menurut Conqruist (1981), teh diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisio Class Ordo Familia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makanan Alami Ikan Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam perkembangbiakan ikan baik ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan air laut. Fungsi utama
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar
SNI : 01-6484.2-2000 Standar Nasional Indonesia Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar Prakata Standar benih ikan lele dumbo kelas benih sebar diterbitkan oleh Badan Standardisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk masyarakat Indonesia karena
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi dan Taksonomi Ikan Nila Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk tubuh pipih dan berwarna kehitaman. Spesies tersebut mempunyai
Lebih terperinciBudidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22
Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan klasifikasi Ikan Lele (Clarias gariepinus) Ikan lele adalah ikan yang hidup di perairan umum dan merupakan ikan yang bernilai ekonomis, serta disukai oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui toleransi dan kemampuan ikan untuk hidup dan dinyatakan sebagai perbandingan
Lebih terperinciBUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)
BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) 1. PENDAHULUAN Kata Belut merupakan kata yang sudah akrab bagi masyarakat. Jenis ikan ini dengan mudah dapat ditemukan dikawasan pesawahan. Ikan ini ada kesamaan dengan
Lebih terperinciGambar 2. Ikan Lele Dumbo
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepenus) Ikan Lele dumbo (Gambar 1) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan memiliki bentuk tubuh panjang, agak bulat, kepala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi dan Morfologi Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus) Klasifikasi Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus), menurut Trewavas (1983) dalam Suyanto (2005) sebagai berikut:
Lebih terperinciMANAJEMEN KUALITAS AIR
MANAJEMEN KUALITAS AIR Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan selama 40 hari massa pemeliharaan terhadap benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) diketahui rata-rata tingkat kelangsungan
Lebih terperinciMusca domestica ( Lalat rumah)
PARASITOLOGI LALAT SEBAGAI VEKTOR PENYAKT Musca domestica ( Lalat rumah) Oleh : Ni Kadek Lulus Saraswati P07134013007 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN D-III
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1 Pertumbuhan benih C. macropomum Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari pemeliharaan disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Pertumbuhan C.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) (Gambar 1) merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang sangat potensial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan di Indonesia berpotensi bagi perkembangan dunia usaha khususnya sebagai komoditas perdagangan dan sumber pangan. Permintaan pasar akan produksi perikanan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan semakin meningkat pula. Pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat jenisnya beragam, salah satunya pemenuhan
Lebih terperinciBUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL
BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL Siapa yang tak kenal ikan lele, ikan ini hidup di air tawar dan sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Lalat Buah (Bactrocera sp.) Menurut Deptan (2007), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: kingdom: Animalia, filum : Arthropoda, kelas : Insect, ordo : Diptera,
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan
Lebih terperinci-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran tepung tulang
PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN TEPUNG TULANG IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DAN PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN LELE (Clarias sp.) Agus Tri Susanto, Trianik Widyaningrum ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan dari penelitian yang dilakukan selama 30 hari, diperoleh bahwa pengaruh salinitas terhadap kelangsungan hidup benih nila
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, tribus Anatini dan genus Anas (Srigandono,
Lebih terperinci