Bimafika, 2015, 6,

Transkripsi

1 Bimafika, 2015, 6, PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA SETTING KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) BERBASIS STRATEGI GENERATIF PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Ernawati Sarfan 1 1 Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Diterima ; diterbitkan ABSTRACT This research is development research aims to obtain a valid, practical and effective Chemistry learning instrument of cooperative settings of STAD type based generative strategy which is developed on the salt hydrolysis material. Subjects were 21 students of class XI IPA at SMA Al-Fiqri Telaga in West Seram regency of Maluku Province in the second semester of academic year 2013/2014. The developed learning instrument used a 4-D Model which comprises on 4 stages, those are: first stage, describes the fundamental problems faced by teachers and students of the learning model in the learning process that is less used by the teacher; second stage, generates the format and initial design of learning instrument in accordance with the analytical work; third stage, produce a valid learning instrument and ready to be tested to determine its effectiveness and practicality; fourth stage, is done after the revised of learning instrument. The level of validity for the implementation of the lesson plan is 4.56, student s book is 3.89, student worksheets is 4.33, and test of learning outcomes is 4.17 with minor revision. The success in field trials was indicated by the test of learning outcomes on the practicality percentage of 3.63%. The effectiveness of student s response to the learning activities is 91.67%, student s response towards the student book is 91.43%, and student s response towards the student worksheets is 90.48%. Teacher s ablity to manage the learning is in high category. Based on the criteria of validity, practicality, and effectiveness, it is discovered that the developed instruments have not met good quality, so it needs to be revised again. Keywords: Learning instrument, Cooperative of STAD type based on Generative Strategy, and Salt Hydrolysis. PENDAHULUAN Masyarakat dunia yang berkembang dari masa ke masa memaksa setiap bangsa untuk bekerja keras mengejar ketertinggalannya, terutama untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pengertian mempunyai sifat inovatif, kreatif serta menguasai IPTEK dan informasi secara memadai adalah kunci untuk menjawab berbagai tantangan baru yang lebih berat sehubungan dengan hadirnya era globalisasi dan informasi (Susilo, 2007). Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan. Salah satu inovasi yang menarik yang perlu juga menjadi perhatian guru maupun pihak-pihak yang terkait adalah ditemukan dan diterapkannya model-model pemajaran inovatif yang dengan tepat mampu mengembangkan dan menggali pengetahuan siswa secara konkret dan mandiri. Inovasi ini bermula dan di adopsi dari metode kerja para ilmuwan dalam menemukan suatu pengetahuan baru dalam proses penyelidikan dan pemecahan masalah. Hal ini relevan dengan konsep pemajaran konstruktivisme bahwa siswa sendiri harus membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalamannya (Sanjaya, 2009). Salah satu model pemajaran yang berorientasi pada pandangan konstruktivis adalah ajar kooperatif. Pemajaran kooperatif adalah suatu pemajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam sebuah kelompok untuk mencapai tujuan pemajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pemajaran yang telah ditentukan. Tujuan pemajaran kooperatif adalah untuk membangkitkan interaksi yang efektif di antara 770

2 anggota kelompok (antar siswa) melalui kerjasama dan diskusi (Lie, 2010). STAD merupakan model pemajaran yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Slavin (2009) Pemajaran Kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pemajaran kooperatif yang paling sederhana dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Pada model pemajaran kooperatif tipe STAD ini, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Di awali dengan penyampaian tujuan pemajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (Trianto, 2007). STAD adalah tipe pemajaran kooperatif yang lebih sederhana dibanding dengan tipe-tipe lain pada kooperatif. Pemajaran kooperatif tipe STAD dalam pelaksanaannya meliputi lima komponen pokok, yaitu (1) presentasi kelas, (2) kerja kelompok, (3) kuis, (4) skor kemajuan individual, (5) rekognisi tim (Slavin, 2009). Selain itu salah satu strategi pemajaran yaitu strategi generatif adalah strategi pemajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun siswa sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Dalam strategi pemajaran generatif, siswa lebih banyak berperan aktif dengan banyak mengamati sendiri fenomena alam yang terjadi atau melakukan percobaan yang membuatnya membangun sendiri pemahaman atas suatu konsep. Menurut Obsorne dan Wittrock (Wena, 2011), strategi generatif merupakan suatu strategi tentang bagaimana seorang siswa membangun pengetahuan dalam pikirannya, seperti membangun ide tentang suatu fenomena atau membangun arti suatu istilah untuk sampai pada suatu penjelasan tentang pertanyaan bagaimana dan mengapa. Strategi generatif merupakan model pemajaran yang berlandaskan pada pandangan konstruktivisme dalam ajar-mengajar yaitu pandangan yang berpedoman pada asumsi dasar bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa. Menurut Obsorne dan Cosgrove (Wena, 2011) strategi pemajaran generatif terdiri atas 4 tahap sebagai berikut: (a) pendahuluan atau disebut tahap eksplorasi, (b) pemfokusan, (c) tantangan atau tahap pengenalan konsep dan (d) penerapan konsep. Pemajaran kooperatif tipe STAD dengan berbasis strategi generatif pada pemajaran kimia, dalam hal ini siswa diharapkan memiliki pengetahuan, kemampuan serta keterampilan untuk mengkonstruksi/membangun pengetahuan secara mandiri dan bekerja sama. Dengan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimilliki seumnya dengan menghubungkan konsep yang dipelajari, akhirnya siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan baru. Sebagaimana teori ajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan perangkat adalah model pengembangan 4-D yang terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) define (pendefinisian), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan) dan (4) disseminate (penyebaran). Salah satu materi pemajaran yang ada pada kelas XI SMA/MA adalah materi hidrolisis garam yang menguraikan tentang sifat larutan garam, konsep hidrolisis, dan menghitung ph larutan. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam kegiatan ajar mengajar adalah perangkat pemajaran. Perangkat pemajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pemajaran atau digunakan pada tahap tindakan dalam kegiatan ajar mengajar. 771

3 Perangkat pemajaran yang diperlukan dalam pengelolaan proses ajar mengajar dapat berupa Buku Siswa (BS), Lembar Kerja Siswa (LKS), Rencana Pelaksanaan Pemajaran (RPP), dan Tes Hasil Belajar. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian dan pengembangan atau Research and Development, yakni mengembangkan perangkat pemajaran kimia dengan materi hidrolisis garam setting kooperatif tipe STAD berbasis strategi generatif. Adapun perangkat pemajaran yang dikembangkan meliputi RPP, Buku Siswa, LKS dan Tes Hasil Belajar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 kelas XI IPA di SMA Al-Fiqri Telaga, Kabupaten Seram Bagian Barat, Propinsi Maluku. Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan perangkat yang mengacu pada model pengembangan 4-D, dengan tahapan-tahapannya yaitu; (1) tahap pendefinisian (define) yang terdiri dari; analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis konsep/materi, analisis tugas, dan perumusan tujuan pemajaran. (2) Tahap perancangan (design) yang terdiri dari; penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan awal, pada rancangan awal ini dipersiapkan perangkat pemajaran yang meliputi RPP, buku siswa, LKS dan tes hasil ajar. (3) Tahap pengembangan (develop) yang terdiri dari; validasi ahli dan ujicoba perangkat pemajaran. dan tahap terakhir (4) tahap penyebaran (disseminate). Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka disiapkan beberapa instrumen yang dirancang yaitu; (1) instrumen validasi perangkat pemajaran, (2) instrumen observasi (lembar pengamatan) yang terdiri atas; lembar pengamatan keterlaksanaan perangkat pemajaran, lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pemajaran, dan lembar pengamatan aktivitas siswa selama pemajaran. (3) Instrumen angket respon siswa yang terdiri atas; angket respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pemajaran, angket respon siswa terhadap buku siswa dan angket respon siswa terhadap LKS. (4) Instrumen tes hasil ajar. Adapun data yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu data hasil uji coba. Data hasil validasi perangkat pemajaran (RPP, Buku Siswa, LKS), data keterlaksanaa perangkat pemajaran, data kemampuan guru dalam mengelola pemajaran, data aktivitas siswa selama pemajaran, data tes hasil ajar (THB) sebagai instrumen, dan data respon siswa. Analisis data yang diperoleh dikelompokkan menjadi tiga yaitu; (1) analisis data kevalidan (data hasil validasi perangkat pemajaran; RPP, buku siswa, LKS, dan Tes Hasil Belajar (THB), (2) analisis data kepraktisan (data hasil pengamatan keterlaksanaan pemajaran), (3) analisis data keefektifitan (data hasil pengamatan terhadap; kemampuan guru mengelola pemajaran, aktivitas siswa, respon siswa, dan tes hasil ajar siswa). Persentase dari setiap respon siswa dihitung dengan rumus; Persentase respon HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis pada tahap pengembangan (develop), terdapat validasi ahli terhadap RPP, buku siswa, LKS dan THB disajikan sebagai berikut: Ta 1. Hasil Validasi RPP No. Aspek yang dinilai Ket. 1. Kompetensi Inti 5,00 V 2. Indikator Pencapaian 4,90 V Kompetensi Dasar 3. Isi dan Kegiatan 4,38 V Pemajaran 4. Bahasa 4,50 V 5. Waktu 4,50 V 6. Penutup 4,25 V Rata-rata Penilaian Total 4,56 V Ta 2. Hasil Validasi Buku Siswa No. Aspek yang dinilai Ket. 1. Format Buku Siswa 4,17 V 2. Bahasa 4,13 V 3. Ilustrasi 3,17 CV 772

4 4. Isi 4,10 V Rata-rata Penilaian Total 3,89 V Ta 3. Hasil Validasi LKS No. Aspek yang dinilai Ket. 1. Format LKS 4,33 V 2. Bahasa 4,50 V 3. Isi LKS 4,17 V Rata-rata Penilaian Total 4,33 V Ta 4. Hasil Validasi THB No. Aspek yang dinilai Ket. 1. Validasi Isi 4,17 V 2. Bahasa 4,17 V Rata-rata Penilaian Total 4,17 V Ta 6. Hasil Analisis Persentase Waktu Aktivitas Siswa N o Kategori Aktivitas Siswa Interval Toleransi (%) Persentase Waktu (%) Klp 1 Klp 4 1 Mendengarkan/memperhatika ,75 20,52 n penjelasan guru, mencatat dan bertanya 2 Mengelompokkan siswa dan ,56 5,56 membagikan LKS 3 Mengerjakan LKS ,87 43,67 4 Berdiskusi, bertanya antara ,11 11,11 sesama siswa tentang hasil kerja LKS pada saat presentasi oleh salah satu kelompok 5 Mengerjakan tugas ,11 11,11 6 Merangkum materi pelajaran ,56 5,56 7 Melakukan hal-hal yang tidak 0-5 1,85 2,47 relevan dengan KBM Jumlah Berdasarkan data di atas menunjukkan, rata-rata hasil validasi RPP adalah 4,56. Ratarata hasil validasi buku siswa adalah 3,89. Rata-rata hasil validasi LKS adalah 4,33. Dan hasil validasi THB adalah 4,17 dinyatakan valid. Semua perangkat yang divalidasi telah melalui revisi atau perbaikan. Setelah divalidasi perangkat pemajaran tersebut diujicobakan pada SMA Al-Fiqri Telaga dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang. Pada penelitian pengembangan perangkat pemajaran ini, melihat kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perangkat pemajaran yang dirancang. Hasil analisis kepraktisan dapat dilihat pada ta 0.5 berikut: Ta 5. Hasil Analisis Keterlaksanan Perangkat Pemajaran: N o Kate gori Kategori Aspek Pengamat an Percenta ge of Agreeme nts Sintaks 3,83 Relia Interaksi 3,58 Relia Sosial Prinsip 3,46 Relia Reaksi Rata-rata 3,63 Relia Total Ratarata Hasil Peng amat an 0,78 Terlaksana 0,78 Terlaksana 0,75 Terlaksana 0,77 Terlaksana Ta 7. Hasil Analisis Kemampuan Guru No Tahap Kegiatan Mengelola Pemajaran Ta 8. Hasil Analisis Angket Respon Siswa No Respon Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pemajaran Buku Siswa LKS % % % 1. Positif 91,67 91,43 90,48 2. Negatif 8,33 8,57 10,47 Ta 9. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 Tuntas 18 85,71 2 Tidak Tuntas 3 14,29 Ketuntasan Secara Klasikal (Ttot 85%) Percentage of Agreements Rata-rata Pengamatan Tuntas Kategori 1. Kegiatan 3,79 0,92 Tinggi Awal 2. Kegiatan Inti 3,65 0,89 Tinggi 3. Kegiatan 4,00 1,00 Tinggi Akhir 4. Suasana 3,67 0,93 Tinggi Kelas Rata-rata 3,78 0,93 Tinggi 773

5 Berdasarkan data di atas maka perangkat pemajaran yang dirancang dikatakan efektif, pada ta aktivitas siswa menjelaskan bahwa tujuh atau seluruh aktivitas siswa telah terpenuhi sesuai dengan interval toleransi waktu idealnya. Pada ta kemampuan guru mengelola pemajaran menjelaskan keseluruhan tahap kegiatan pemajaran yang dikelola oleh guru dengan nilai rata-rata pengamatan 3,78 berada pada kategori tinggi dengan nilai reliabilitas 0,93. Pada ta respon siswa menjelaskan bahwa lebih besar respon positif dari setiap perangkat pemajaran yang dirancang. Dan pada ta tes hasil ajar menjelaskan bahwa persentase ketuntasan hasil ajar siswa adalah 85,71%. Dari data yang diperoleh maka dinyatakan bahwa perangkat pemajaran dalam kriteria valid, praktis dan efektif. Meskipun demikian, pada saat ujicoba ada revisi-revisi kecil yang harus diperbaiki. Kevalidan perangkat yang dikembangkan diperoleh dari penilaian validator atau ahli. Hasil analisis validasi perangkat dan instrumen menunjukkan bahwa perangkat dan instrumen telah divalidasi dan berada pada kategori valid. Perangkat yang dinyatakan valid adalah rencana pelaksanaan pemajaran (RPP), buku siswa (BS), lembar kegiatan siswa (LKS) dan tes hasil ajar (THB). Berdasarkan saran validator tersebut, maka dilakukan revisi. Setelah direvisi, perangkat pemajaran (RPP, buku siswa, LKS dan tes hasil ajar) yang telah diperbaiki kemudian diujicoba dalam kelas. Data kepraktisan perangkat diperoleh dari analisis data keterlaksanaa perangkat pemajaran yang dinilai oleh dua orang pengamat. Hasil analisis terhadap pengamatan keterlaksanaan perangkat pemajaran dilakukan dengan menghitung reliabilitas (derajat kepercayaan) instrumen, agar data hasil ujicoba layak dipergunakan untuk menilai kepraktisan perangkat pemajaran. Analisis reliabilitas hasil pengamatan keterlaksanaan perangkat pemajaran secara keseluruhan adalah R = 0,77% atau 3,63 yang berarti relia (dapat dipercaya). Rata-rata hasil pengamatan oleh dua orang pengamat M = 3,63 yang berarti bahwa keterlaksanaan perangkat pemajaran secara keseluruhan berada pada kategori terlaksana seluruhnya (M > 2,0). Syarat kepraktisan yang ditetapkan terhadap perangkat pemajaran kooperatif tipe STAD berbasis strategi generatif dinyatakan praktis dengan rata-rata total pengamatan berada pada kategori terlaksana seluruhnya. Secara keseluruhan, kemampuan guru mengelola pemajaran kooperatif tipe STAD berbasis strategi generatif selama ujicoba dengan nilai rata-rata total pengamatan 3,78 berada pada kategori tinggi dengan reliabilitas 0,93 (relia). Dari data hasil ujicoba yang telah dilaksanakan, menunjukkan bahwa tiap fase terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil analisis pencapaian waktu aktivitas siswa dari seluruh kegiatan/aktivitas siswa telah terpenuhi sesuai dengan interval toleransi waktu idealnya, yang berarti bahwa siswa telah melaksanakan pemajaran kooperatif tipe STAD berbasis strategi generatif dengan baik. Dari data yang diperoleh, aktivitas siswa dikategorikan efektif karena waktu yang digunakan untuk setiap aktivitas sesuai dengan toleransi waktu ideal yang telah ditetapkan, dan semua kategori aktivitas siswa terpenuhi. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan untuk menentukan bahwa siswa memberi respon positif terhadap kegiatan pemajaran, buku siswa, dan LKS adalah jika lebih dari 50% siswa memberi respon positif terhadap minimal 70% dari jumlah aspek yang ditanyakan (Nurdin, 2007). Dan hasil ajar siswa dari instrumen pengumpul data ujicoba secara keseluruhan menunjukkan bahwa persentase ketuntasan ajar siswa adalah 85,71% dan nilai rata-rata 72,86. Dengan hasil tersebut berarti siswa mencapai ketuntasan ajar secara klasikal. Kriteria ini mengacu pada syarat ketuntasan ajar yaitu ketuntasan individual jika mencapai nilai 70 dan secara klasikal minimal 85% siswa mencapai ketuntasan minimum (KKM). KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) proses 774

6 pengembangan perangkat yang dilakukan berdasarkan pengembangan 4-D dengan tahap pendefenisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Pada tahap pertama (pendefenisian) yang terdiri atas: (a) analisis awal, (b) analisis siswa, (c) analisis konsep/materi, (d) analisis tugas dan (e) perumusan tujuan pemajaran. Dan tahap kedua (perancangan) yang terdiri atas: (a) penyusunan tes, (b) pemilihan media, (c) pemilihan format dan (d) rancangan awal menghasilkan perangkat pemajaran (RPP, buku siswa, LKS dan tes hasil ajar). Pada tahap ketiga (pengembangan) dilakukan proses validasi dan ujicoba. (2) Kualitas perangkat pemajaran kooperatif tipe STAD berbasis strategi generatif (RPP, buku siswa, LKS dan THB) telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Nilai kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perangkat pemajaran kooperatif tipe STAD berbasis strategi generatif sebagai berikut; (a) kevalidan RPP diperoleh nilai M = 4,56 kriteria valid, buku siswa dengan nilai M = 3,89 kriteria valid, LKS dengan nilai M = 4,33 kriteria valid dan THB dengan nilai M = 4,17 kriteria valid. (b) Kepraktisan perangkat pemajaran dari hasil pengamatan terhadap keterlaksanaan perangkat pemajaran kooperatif tipe STAD berbasis strategi generatif dengan nilai rata-rata atau M = 3,63 (kategori terlaksana seluruhnya) dengan koefisien reliabilitas 0,77 (relia). (c) Keefektifan perangkat pemajaran kooperatif tipe STAD berbasis strategi generatif dari hasil pengamatan terhadap; (1) kemampuan guru dalam mengelola pemajaran kooperatif tipe STAD berbasis strategi generatif dengan nilai rata-rata atau KG = 3,78 (kategori tinggi) dengan koefisien reliabilitas 0,93 (relia). (2) Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pemajaran kooperatif tipe STAD berbasis strategi generatif yaitu keseluruhan kategori aktivitas siswa memenuhi interval pencapaian waktu ideal yang telah ditentukan. (3) Hasil respon siswa terhadap kegiatan pemajaran dengan persentase rata-rata respon positif sebesar 91,67%, respon siswa terhadap buku siswa dengan persentase rata-rata respon positif sebesar 91,43% dan respon siswa terhadap LKS dengan persentase rata-rata respon positif sebesar 90,48%. (4) Hasil ajar yang diperoleh setelah ujicoba (THB) adalah 21 siswa yang mencapai ketuntasan individual dengan persentase ketuntasan sebesar 82,61% dan nilai rata-rata 72,86. Hasil ini menunjukkan bahwa secara klasikal siswa mencapai ketuntasan dalam ajar yaitu lebih dari 80% mencapai standar ketuntasan minimal (KKM = 70). SARAN Disarankan bagi peneliti lain untuk menyesuaikan dan mempertimbangkan secara matang antara waktu dengan skenario kegiatan pemajaran dalam RPP. DAFTAR PUSTAKA [1]. Lie, A Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo [2]. Nurdin Model Pemajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif Untuk Menguasai Bahan Ajar. Disertasi Tidak Diterbitkan. Surabaya: PPs UNESA [3]. Sanjaya Strategi Pemajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana [4]. Slavin, R. E Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media [5]. Susilo, M. J Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar [6]. Trianto Model-Model Pemajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Pertasi Pustaka [7]. Wena, M Strategi Pemajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara 775