KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Direktur, Dr. Sarwo Edhy, SP, MM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Direktur, Dr. Sarwo Edhy, SP, MM"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran Tahun 2016 merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan dan penggunaan Anggaran Negara TA sebagaimana diamanatkan INPRES No. 7 Tahun Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran Tahun 2016 merupakan upaya evaluasi terhadap pencapaian kinerja berbagai kebijakan, program dan kegiatan baik yang dilaksanakan di tingkat pusat maupun di daerah melalui Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dan untuk mengetahui keberhasilan serta permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja. Keberhasilan dan pencapaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura selama TA merupakan hasil kerjasama seluruh jajaran Direktorat Buah dan Florikultura serta dukungan pemangku kepentingan di pusat maupun daerah, institusi pemerintah, perguruan tinggi serta pelaku usaha (petani/kelompoktani/gapoktan/asosiasi). Besar harapan kami, Laporan Kinerja (LAKIN) ini dapat memberikan gambaran tentang pencapaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura tahun Jakarta, Januari 2017 Direktur, Dr. Sarwo Edhy, SP, MM i

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii v BAB I. PENDAHULUAN... 1 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 7 A. Perencanaan Kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) Rencana Strategis Rencana Kinerja Tahunan (RKT) B. Perjanjian Kinerja BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja B. Analisis Pencapaian Kinerja C. Analisis Pencapaian Keuangan D. Permasalahan dalam Pengembangan Kawasan Buah E. Tindak Lanjut BAB IV. PENUTUP LAMPIRAN ii

3 DAFTAR TABEL Tabel 1. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Luas Kawasan Jeruk Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Tabel 2. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Luas Kawasan Buah Lainnya Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Tabel 3. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Luas Kawasan Buah Lainnya Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Tabel 4. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Luas Kawasan Florikultura Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Tabel 5. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Tabel 6. Perjanjian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Tabel 7. Perjanjian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura (Revisi Bulan Agustus Tahun 2016) Tabel 8. Perjanjian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura (Revisi Bulan November Tahun 2016) Tabel 9. Perbandingan Penetapan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura (Revisi Bulan Agustus dan November Tahun 2016) Tabel 10. Pengukuran Kinerja Pembangunan Buah Tahun Tabel 11. Perbandingan Target Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura dalam RKT dan Penetapan Kinerja (PK) Revisi II Tahun Tabel 12. Hasil Pencapaian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tabel 13. Daftar Lokasi Pengembangan Luas Kawasan Jeruk yang Belum Mencapai Target Tabel 14. Permasalahan Tidak Tercapainya Target Pengembangan Luas Kawasan Buah Jeruk di Beberapa Lokasi Sentra Buah Jeruk Tabel 15. Daftar Lokasi Pengembangan Kawasan yang Tidak Mencapai Target Output Kawasan Buah Lainnya Tabel 16. Permasalahan Tidak Tercapainya Target Pengembangan Kawasan Buah Lainnya di Beberapa Kabupaten Sentra Buah iii

4 Tabel 17. Daftar Lokasi Pengembangan Kawasan Buah Lain Yang Dapat Mencapai Target Output Kawasan Buah Lainnya Tabel 18. Realisasi Lokasi Pengembangan Kawasan Tanaman Hortikultura Tahun Tabel 19. Perbandingan Data Target Kinerja Tahun 2011, Tahun 2012, Tahun 2013, Tahun 2014, Tahun 2015 dan Tahun Tabel 20. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah Kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura Ramah Lingkungan Tahun 2016 (realisasi s/d 20 Januari 2017) Tabel 21. Realisasi Keuangan Berdasarkan Output Kegiatan-Kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura Ramah Lingkungan Tahun 2016 (realisasi s/d 20 Januari 2017) iv

5 v

6 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Buah dan Florikultura merupakan salah satu kewajiban bersama seluruh jajaran pemerintah sebagai pelaksana kegiatan dan pengelolaan anggaran negara sebagaimana sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan tertuang dalam ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat melalui TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Permenpan Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pem erintah, Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu kepada peraturan perundang-undangan, antara lain : 1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, 2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, 3) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, 4) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 5) Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, 6) Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 7) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Nomor: Per/09/M.PAN/5/2009 tentang 1

7 Pedoman Umum, Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah, 8) Peraturan Menteri tentang Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 9) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/135/M.PAN/9/2009 tentang Pedoman Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 10) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No PER/20/M.PAN/11/2008) tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama dan 11) Peraturan Menteri tentang Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 tahun tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sedangkan Peraturan Menteri Pertanian terkait dengan SAKIP yaitu 1) Permentan No. 92 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengukuran Indikator Kinerja Kementan , 2) Permentan No. 49 Tahun 2013 tentang IKU Kementan , 3) Permenpan dan RB Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, 4) Permenpan dan RB No. 13 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010, 5) Permenpan No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan 6) Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Kinerja Instansi Pemerintah. Kinerja instansi pemerintah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kebijakan dan program yang ditetapkan. 2

8 Metode akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan dan Reformasi Birokrasi No. 29 tahun Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Buah dan Florikultura pada tahun 2015 menyusun Laporan Kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban pimpinan pemerintah beserta jajarannya kepada Menteri Pertanian dalam memanfaatkan anggaran pembangunan yang bersumber dari APBN. Sesuai Permenpan No. 53 tahun 2014 adanya perubahan nama dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menjadi Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran Direktorat Buah dan Florikultura memiliki tugas dan fungsinya sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian setelah adanya perubahan organisasi dari Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah menjadi Direktorat Buah dan Florikultura. Sesuai dengan Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015, Pasal 423, tugas Direktorat Buah dan Florikultura adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka jeruk, tanaman buah lain serta florikukultura. Sedangkan fungsi dari Direktorat Buah dan Florikultura (Pasal 423) adalah sebagai berikut : 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat; serta florikultura; 3

9 4. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Buah dan Florikultura. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, Direktorat Buah dan Florikultura memiliki 4 (empat) subdirektorat (Eselon III), 1 (satu) subbagian tata usaha (Eselon IV) dan kelompok jabatan fungsional yaitu : 1. Subdirektorat Tanaman Jeruk, Perdu dan Pohon; 2. Subdirektorat Tanaman Terna dan Tanaman Merambat; 3. Subdirektorat Florikultura; 4. Subdirektorat Tata Usaha; dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional Fungsi dari masing-masing subdirektorat, subbagian tata usaha dan kelompok jabatan fungsional tersebut sebagai berikut : 1. Subdirektorat Tanaman Jeruk, Perdu dan Pohon a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman jeruk, perdu dan pohon. b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman jeruk, perdu dan pohon; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman jeruk, perdu dan pohon; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman jeruk, perdu dan pohon; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman jeruk, perdu dan pohon. 4

10 2. Subdirektorat Tanaman Terna dan Tanaman Merambat a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman terna dan tanaman merambat; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman terna dan tanaman merambat; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman terna dan tanaman merambat. d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman terna dan tanaman merambat; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman terna dan tanaman merambat. 3. Subdirektorat Florikultura a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan florikultura; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan florikultura; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan florikultura; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan florikultura; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan florikultura. 5

11 4. Sub Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Buah dan Florikultura. 5. Kelompok Jabatan Fungsional Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6

12 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja suatu instansi berkaitan dengan perencanaan strategis yang merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Dokumen Perencanaan Kinerja memuat Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Berikut ini diuraikan secara rinci masing-masing dari dokumen perencanaan tersebut. 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Tujuan dari penetapan Indikator Kinerja Utama adalah untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajeman kinerja dengan baik serta untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No : PER/20/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama. 7

13 Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 mengacu kepada Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK). Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) meliputi Luas Kawasan Jeruk, Luas Kawasan Buah Lainnya, Desa Organik Berbasis Tanaman Buah dan Luas Kawasan Florikultura. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 terdapat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Luas Kawasan Jeruk Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 Nama IKSK Penanggung Jawab Luas Kawasan Jeruk (Ha) Direktur Buah dan Florikultura Definisi Pengembangan kawasan jeruk baik perluasan areal, pemeliharaan kawasan pada areal yang telah dibangun dan rehabilitasi kawasan yang telah dilaksanakan pada tahun berjalan melalui dana APBN Teknik Menghitung Menghitung data total luas kawasan jeruk yang dikembangkan baik berupa kebun baru maupun kebun eksisting yang dilakukan pemeliharaan/perbaikan kebun pada tahun berjalan Lokasi Data Satker pada dinas pertanian provinsi dan kabupaten/kota yang menerima dana APBN (dekonsentrasi dan tugas pembantuan) Sumber : Kementerian Pertanian,

14 Tabel 2. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Luas Kawasan Buah Lainnya Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 Nama IKSK Luas Kawasan Buah Lainnya (Ha) Penanggung Jawab Direktur Buah dan Florikultura Definisi Pengembangan kawasan buah selain jeruk baik perluasan areal, pemeliharaan kawasan pada areal yang telah dibangun dan rehabilitasi kawasan yang telah dilaksanakan pada tahun berjalan melalui dana APBN Teknik Menghitung Menghitung data total luas kawasan buah selain jeruk yang dikembangkan baik berupa kebun baru maupun kebun eksisting yang dilakukan pemeliharaan/perbaikan kebun pada tahun berjalan Lokasi Data Satker pada dinas pertanian provinsi dan kabupaten/kota yang menerima dana APBN (dekonsentrasi dan tugas pembantuan) Sumber : Kementerian Pertanian, 2016 Tabel 3. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Desa Organik Berbasis Tanaman Buah Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 Nama IKSK Desa Organik Berbasis Tanaman Buah (Desa) Penanggung Jawab Direktur Buah dan Florikultura Definisi Pengembangan desa organik berbasis tanaman buah dengan pola ekstensifikasi maupun intensifikasi yang dilaksanakan melalui inisiasi, sosialisasi, fasilitasi bantuan, bimbingan, pendampingan terhadap pemangku kepentingan pada daerah lokasi pada tahun berjalan Teknik Menghitung Menghitung data total desa organik berbasis tanaman buah berdasarkan 9

15 kebutuhan penerima yang telah diserahkan kepada masyarakat /pemda Lokasi Data Satker pada dinas pertanian provinsi dan kabupaten/kota yang menerima dana APBN (dekonsentrasi dan tugas pembantuan) Sumber : Kementerian Pertanian, 2016 Tabel 4. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK Luas Kawasan Florikultura Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 Nama IKSK Luas Kawasan Florikultura (m 2 ) Penanggung Jawab Direktur Buah dan Florikultura Definisi Pengembangan kawasan tanaman florikultura pada areal yang telah dikembangkan pada tahun berjalan melalui dana APBN Teknik Menghitung Menghitung data total luas kawasan tanaman florikultura yang telah dikembangkan pada tahun berjalan Lokasi Data Satker pada dinas pertanian provinsi dan kabupaten/kota yang menerima dana APBN (dekonsentrasi dan tugas pembantuan) Sumber : Kementerian Pertanian, 2016 Dalam IKU tersebut tercantum juga tugas dan fungsi dari Direktorat Buah dan Florikultura. Tugas dimaksud adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka jeruk, tanaman buah lain serta florikukultura. Sedangkan fungsi dari Direktorat Buah dan Florikultura adalah : 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura; 10

16 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat; serta florikultura; 4. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Buah dan Florikultura. 2. Rencana Strategis (Renstra) Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Buah dan Florikultura mengacu pada Rencana Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura yang mana Direktorat Jenderal Hortikultura mengacu pada Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Rencana Strategis - KL) yang diterbitkan oleh Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Tahun 2009; Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga berkewajiban untuk menyiapkan Rancangan Rencana Strategis sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Rencana strategis merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan subsektor buah yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan ( ). Renstra disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi selama lima tahun ke depan. 11

17 Renstra Direktorat Buah dan Florikultura mengacu Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Hortikultura yang disusun mengacu kepada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 19/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Rencana Strategi Kementerian Pertanian Tahun Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Buah dan Florikultura sebagaimana terdapat dalam Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian tanggal 3 Agustus 2015, dan pedoman Rancangan Awal RPJMN serta target utama, Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 dengan berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Rencana Strategi Kementerian Pertanian Tahun telah disusun visi dan misi, tujuan, arah kebijakan, strategi, sasaran, kebijakan, program, kegiatan dan rambu-rambu dalam pelaksanaan pengembangan buah dan hortikultura yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan ( ) yang mengacu kepada RKT (Rencana Kinerja Tahunan) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 yakni sebagai berikut : a. Visi Memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan dinamika lingkungan strategis, serta visi Direktorat Jenderal Hortikultura maka visi Direktorat Buah dan Florikultura adalah Mewujudkan Industri Buah dan Florikultura Ramah Lingkungan yang Kuat dan Mandiri untuk Kesejahteraan Petani. 12

18 b. Misi Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut, Direktorat Buah dan Florikultura mengemban misi yang harus dilaksanakan yaitu : 1) Melakukan percepatan pengembangan kawasan buah dan florikultura yang ramah lingkungan; 2) Meningkatkan penerapan inovasi teknologi produksi dengan pendekatan ramah lingkungan; 3) Meningkatkan produksi, daya saing, dan ekspor buah dan florikultura; 4) Meningkatkan penerapan registrasi kebun buah dan lahan usaha florikultura sesuai GAP; 5) Mengembangkan pelaku usaha dan kelembagaan buah dan florikultura yang profesional 6) Mewujudkan tata kelola pengembangan buah dan florikultura yang bersih, transparan, dan profesional; 7) Mendorong terciptanya kebijakan dan regulasi untuk pengembangan agribisnis buah dan florikultura; 8) Mendorong terwujudnya kerjasama dan kemitraan usaha serta perdagangan komoditas buah dan florikultura yang transparan, jujur dan berkeadilan; c. Tujuan Tujuan pengembangan buah tahun adalah : 1) Meningkatkan sistem usaha budidaya buah berkelanjutan melalui registrasi kebun. 2) Meningkatkan sistem penanganan pascapanen yang baik dan benar. d. Arah Kebijakan Arah kebijakan pembangunan Kementerian Pertanian tahun difokuskan pada upaya pencapaian empat sasaran strategis pembangunan pertanian, yaitu: 1). Peningkatan ketahanan pangan, 2). 13

19 Peningkatan Daya Saing, Ekspor dan Substitusi Impor, 3). Pengembangan Pertanian Bioindustri Berkelanjutan dan 4). Peningkatan kesejahteraan petani. Sejalan dengan hal tersebut dengan memperhatikan kebijakan Kementerian Pertanian dan Direktorat Jenderal Hortikultura, pada tahun 2016 Direktorat Buah dan Florikultura fokus pada peningkatkan produksi, mutu, dan daya saing produk buah dan florikultura. Pengembangan buah diarahkan pada pengembangan jeruk sebagai substitusi impor, pengembangan buah potensi ekspor, serta pengembangan buah yang berbuah sepanjang tahun untuk pemenuhan kebutuhan domestik; sedangkan pengembangan pengembangan florikultura diarahkan pada florikultura melalui pengembangan kawasan florikultura berorientasi ekspor, terutama krisan di Cianjur, Dracaena di Sukabumi dan Melati di Kab Tegal, Batang dan Pemalang. Penumbuhan kawasan untuk pemenuhan kebutuhan pasar di dalam negeri, meningkatkan ekspor. Kemudian upaya pemulihan kawasan krisan di Kota Tomohon sebagai akibat erupsi gunung Lokon. Arah kebijakan Direktorat Buah dan Florikultura adalah : 1) Penumbuhan dan pengembangan kawasan buah dan florikultura yang dibangun atas dasar kesesuaian lahan dan agroklimat, didukung oleh infrastruktur yang memadai terutama untuk akses pasar dan lembaga petani yang kuat; 2) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk buah dan florikultura beroreintasi ekspor dengan penerapan budidaya pertanian yang baik (Good Agricultural Practices/GAP) berbasis penerapan inovasi teknologi yang efektif dan efisien, penggunaan benih unggul bermutu, penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), serta pengembangan desa organik berbasis tanaman buah dan florikultura; 14

20 3) Peningkatan kualitas dan kuantitas produk buah dan florikultura yang dilakukan dengan perbaikan dan pengembangan infrastruktur serta sarana prasarana budidaya; 4) Pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan kelompok tani, gapoktan dan asosiasi; 5) Mendorong peningkatan ekspor buah dan florikultura; 6) Peningkatan koordinasi dan sinergi para stakeholders baik pemerintah maupun non pemerintah, untuk bersama-sama mengembangkan kawasan buah dan florikultura; 7) Peningkatan kapabilitas petugas dan petani; 8) Pendampingan penerapan teknologi maju. e. Strategi Strategi pengembangan buah dan florikultura sejalan dengan strategi pembangunan pertanian tahun yang telah diselaraskan dengan arah kebijakan Direktorat Buah dan Florikultura, yaitu : 1) Mengembangan kawasan buah berbasis Good Agriculture Practices (GAP), melalui penumbuhan kawasan baru, rehabilitasi kawasan, dan pemantapan kawasan; 2) Mengembangan kawasan buah komersil terintegrasi dengan petani. 3) Memfokuskan pada pengembangan dan memperluas sentra produksi florikultura melalui pengembangan kawasan berorientasi ekspor yaitu krisan, dracaena dan melati dengan skala industri secara bertahap; 4) Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu buah dan florikultura berorientasi ekspor yaitu manggis, salak, mangga, krisan, dracaena dan melati melalui penerapan SOP berbasis GAP dan GHP dengan pendekatan sekolah lapang; 5) Menata rantai pasok dengan pendekatan membangun jejaring kerja dan menjalin kerjasama sinergis antar pelaku usaha buah dan florikultura melalui pola kemitraan dengan meningkatkan akses informasi pasar dan permodalan. 15

21 6) Melakukan penguatan dan pemberdayaan kelembagaan dengan mendorong dan memperbanyak terbentuknya Kelompok tani, Gapoktan, Asosiasi, Koperasi melalui peningkatan kompetensi petani/ pelaku usaha buah dan florikultura memperkuat modal usaha dan manajemen pengelolaan usaha yang mandiri dan lebih berdaya saing. f. Sasaran Sasaran yang akan dicapai dalam pengembangan buah adalah : 1) Terbangunnya kawasan jeruk dan buah lainnya Kawasan jeruk merupakan fokus utama sasaran wilayah pengembangan buah, disamping komoditas buah lainnya seperti manggis, salak, mangga, dan pisang sebagai komoditas buah potensi ekspor; serta jambu kristal, melon, pepaya, dan durian sebagai buah-buah pemasok kebutuhan dalam negeri. Pengembangan kawasan buah-buahan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang mempengaruhinya seperti aspek agronomi, potensi wilayah, agroklimat, sumber daya manusia (petugas dan petani), sarana dan prasarana, serta aspek ekonomi. Pengembangan kawasan buah-buahan juga memperhatikan luasan (skala ekonomi) untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi. Melalui pengembangan kawasan, diharapkan akan terjadi sinergi yang saling melengkapi antara karakteristik buah-buahan yang spesifik maupun keragaman komoditas, dengan nilai ekonomi yang tinggi dan waktu panen yang berbeda, menjadi potensi ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di wilayah tersebut. 16

22 2) Meningkatkannya produksi, produktivitas, mutu, kecukupan pasokan ekspor krisan, dracaena dan melati melalui penerapan inovasi tenologi; 3) Meningkatkannya eskpor florikultura dan produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri; 4) Meningkatkannya nilai tambah, daya saing produk dan pelaku usaha serta meningkatkan pendapatan petani atau produsen, pekerja serta pelaku usaha florikultura. 5) Terbangunnya desa organik berbasis tanaman buah/florikultura. 6) Meningkatnya penerapan GAP/SOP Untuk meningkatkan produksi dan mutu produk buah dan florikultura dilakukan melalui penerapan cara budidaya buah yang baik dan benar (Good Agricultural Practices) yang dijabarkan melalui penerapan Standard Operating Procedure (SOP). Sekolah Lapang merupakan praktek lapang penerapan GAP/SOP budidaya dan penanganan pascapanen/ghp untuk menghasilkan produk buah bermutu, sesuai permintaan pasar dan aman konsumsi. Sekolah Lapang juga merupakan wahana bagi para petani untuk saling belajar dan bertukar pengalaman antar anggota dan interaksi antara petani dan pemandu lapang dalam belajar mengatasi permasalahan yang dihadapi di lapangan secara mandiri. Untuk memberikan apresiasi dan pengakuan bagi kebun dan lahan usaha yang telah menerapkan GAP dan mendorong penerapan GAP, dilakukan registrasi kebun dan lahan usaha. Pemberian nomor registrasi, merupakan jaminan dan bukti bagi petani bahwa kebun/lahan usaha mereka sudah menerapkan GAP. 17

23 Nomor Registrasi diberikan kepada kebun/lahan usaha yang telah menerapkan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), memiliki SOP, dan melakukan pencatatan semua aktivitas budidaya. Dengan adanya nomor registrasi produk yang dihasilkan dapat ditelusur balik. 7) Tersalurkannya Fasilitasi Sarana dan Prasarana Budidaya Peningkatan produksi dan mutu buah dan florikultura perlu dukungan dalam penyediaan sarana dan prasarana dalam kegiatan budidaya. Prasarana yang diperlukan antara lain jalan produksi, jaringan pengairan dan sebagainya. Sarana budidaya yang diperlukan antara lain meliputi sarana irigasi, brongsong, dan lainlain; 8) Meningkatnya profesionalisme pelaku dan petugas pembina buah dan florikultura. g. Kebijakan Kebijakan pengembangan buah dan florikultura adalah sebagai berikut : 1) Pengembangan kawasan jeruk dan buah lainnya Pengembangan kawasan buah dilaksanakan untuk mendukung sentra yang telah ada dengan maksud: Mengutuhkan/menyambung ikatan-ikatan sosial/kultural yang telah tumbuh dan berkembang pada sentra; Meningkatkan kesinambungan ketersediaan produk berkualitas dan berdaya saing; Penataan kebun campuran/pekarangan/tegalan; Rehabilitasi sentra buah yang sudah berkurang produktivitasnya; Pemeliharaan lanjutan kawasan buah yang telah terbangun; Pengembangan kebun buah komersil terintegrasi dengan petani sebagai inisiasi kemitraan petani swasta; 18

24 2) Fokus pada pengembangan florikultura yang berorientasi ekspor, baik melalui peningkatan produktivitas, mutu dan peningkatan luas panen yang disesuaikan kebutuhan ekspor, serta rehabiliasi kawasan florikultura sebagai pemulihan dan penguatan sentra. 3) Sekolah lapang GAP yang melibatkan peran penyuluh secara aktif sebagai agen diseminasi teknologi dan pendamping petani/kelompok tani, sehingga dapat mendorong timbulnya aksi dan ide inspiratif kelompok. 4) Pembinaan dan pendampingan petani serta penguatan kelompoktani, gapoktan secara intensif di sentra produksi bimbingan teknis, peningkatan apresiasi, peningkatan kemitraan dan penataan Suplay Chain serta pemberdayaan kelembagaan 5) Registrasi kebun dan lahan usaha sebagai apresiasi kepada kebun buah dan lahan usaha florikultura yang telah melakukan penerapan GAP/SOP, pencatatan, dan penerapan PHT sebagai upaya untuk mendorong pengelola kebun/lahan usaha menjadi lebih responsif terhadap upaya jaminan mutu dan keamanan pangan melalui penerapan GAP/SOP. 6) Pengembangan desa organik berbasis tanaman buah/florikultura menuju sertifikasi produk organik. 7) Pengadaan sarana dan prasana budidaya sebagai upaya peningkatan mutu produk. h. Program Direktorat Jenderal Hortikultura sesuai dengan Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Kementerian Pertanian, mempunyai satu program yaitu Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Produk Hortikultura. 19

25 i. Kegiatan Mengacu pada program Direktorat Jenderal Hortikultura, kegiatan Direktorat Buah dan Florikultura adalah Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura Ramah Lingkungan, yang meliputi: 1) Pengembangan Kawasan Tanaman Jeruk dan Buah lainnya. Pengembangan kawasan jeruk dan buah lainnya dilakukan melalui pengembangan kawasan baru maupun pengutuhan kawasan yang sudah ada, rehabilitasi, dan pemeliharaan lanjutan, sehingga kawasan yang sudah terbangun dapat lebih terjamin keberlanjutannya. Fokus utama adalah pengembangan kawasan jeruk sebagai komoditas substitusi impor. Selain itu dikembangkan pula komoditas potensi ekspor seperti manggis, salak, dan manggis; serta komoditas yang tersedia sepanjang tahun seperti pisang, pepaya, melon, dan jambu kristal untuk menjamin ketersediaan buah di pasar domestik. 2) Pengembangan Kawasan Tanaman Florikultura Kegiatan pengembangan kawasan florikultura diprioritaskan pada komoditas berorientasi ekspor. Kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada upaya meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu florikultura ramah lingkungan. Kemudian penumbuhan kawasan, sebagai inisiasi atau rintisan pengembangan kawasan florikultura, serta rehabilitasi kawasan krisan akibat bencana alam. 3) Pengembangan Desa Organik Berbasis Tanaman Buah dan Florikultura Desa pertanian organik merupakan desa yang di dalamnya telah dikembangkan sehamparan lahan pertanian organik atau lebih yang menerapkan sistem pertanian organik yang siap disertifikasi oleh lembaga sertifikasi organik yang diakui pemerintah pemerintah. 20

26 4) Sekolah Lapang Good Agricultural Practices (GAP) Sekolah Lapang GAP merupakan praktek lapang penerapan GAP/SOP budidaya untuk menghasilkan produk buah dan florikultura bermutu, sesuai permintaan pasar dan aman konsumsi. Sekolah Lapang juga merupakan wahana bagi para petani untuk saling belajar dan bertukar pengalaman antar sesama anggota kelompoktani maupun antara petani dan pemandu lapang, dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi di lapangan secara mandiri. 5) Pedoman-Pedoman Pedoman dalam bentuk informasi teknis maupun pedoman tentang kebijakan teknis merupakan acuan bagi petani, pelaku usaha buah dan florikultura maupun petugas dalam peningkatan pemahaman teknis tanaman, mengelola usaha produksi serta kebijakan pengembangan buah dan florikultura. Pedoman-pedoman tersebut merupakan bahan penyuluhan dan sosialisasi kepada para pelaku usaha sebagai upaya meningkatkan kompetensi teknis produksi, produktivitas produk buah dan florikultura. 6) Registrasi Kebun/Lahan Usaha Registrasi kebun/lahan usaha merupakan apresiasi dan pengakuan bagi kebun/lahan usaha yang telah menerapkan GAP untuk mendorong penerapan GAP. Pemberian nomor registrasi, merupakan jaminan dan kekuatan bagi petani bahwa kebun/lahan usaha mereka sudah menerapkan GAP. Nomor Registrasi diberikan kepada kebun/lahan usaha yang telah menerapkan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), memiliki SOP, dan melakukan pencatatan semua aktivitas budidaya. 21

27 7) Pengadaan Sarana dan Prasarana Budidaya Agar dapat memproduksi dengan baik, perlu dukungan fasilitasi sarana prasarana budidaya sarana prasarana budidaya tersebut meliputi prasarana produksi seperti jaringan pengairan, pompa air dan rumah produksi, kemudian sarana produksi seperti benih, pupuk dan pestisida, net dan sarana budidaya yang lainnya. 8) Pembinaan Pengembangan Produksi Pembinaan pengembangan produksi dilakukan melalui bimbingan teknis untuk memperbaiki teknik serta pengembangan usaha yang dilakukan oleh petani. Kegiatan pembinaan dilakukan dalam bentuk identifikasi lokasi kawasan, temu koordinasi dengan para pelaku usaha buah dan florikultura, bimbingan teknis dan koordinasi dengan instansi terkait yang berkepentingan dalam pengembangan kawasan. Kegiatan ini dilakukan di tingkat pusat dan daerah. j. Acuan Pelaksanaan Kegiatan Agar pelaksanaan pengembangan buah dan florikultura tahun 2016 dapat terlaksana dengan baik dan target output dapat tercapai, acuan pelaksanaan kegiatan adalah : 1) Apabila terjadi kesalahan dalam POK, perlu segera dilakukan revisi DIPA atau ralat POK. 2) Pedoman Umum Pengembangan Hortikultura tahun ) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 juncto Perpres 70 Tahun 2012 juncto Perpres No 172 Tahun 2014 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah. 4) Pelaksanaan CPCL yang memenuhi persyaratan teknis dan administratif. 5) Menghindari perbuatan atau perilaku penyimpangan yang dapat mengakibatkan kerugian negara. 22

28 3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Penyusunan RKT Tahun Anggaran 2016 dimaksudkan sebagai penjabaran dari Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga berkewajiban untuk menyiapkan Rencana Tahunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2016 bertujuan untuk memberikan acuan dan arahan bagi pelaksana kegiatan dalam menyusun rancangan kegiatan lingkup Direktorat Buah dan Florikultura, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas, ketertiban, transparansi serta akuntabilitas Direktorat Buah dan Florikultura, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan buah dan florikultura. Sasaran penyusunan RKT Tahun Anggaran 2016 lingkup Direktorat Buah dan Florikultura sebagai panduan dalam penyusunan rancangan kegiatan serta pelaksanaan kegiatan pengembangan buah dan florikultura secara efektif, efisien dan akuntabel. Dasar hukum penyusunan RKT Tahun Anggaran 2016 Direktorat Buah dan Florikultura adalah : a. Undang-Undang No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura; b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaga Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaga Negara Nomor 3478); d. Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 23

29 e. Permentan No 43 tahun 2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; f. Permentan Nomor 135 Tahun 2013, tentang Pedoman Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian; g. Permentan Nomor 62/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Tata Cara Penerapan dan Registrasi Kebun atau Lahan Usaha dalam Budidaya Buah dan Sayur yang Baik; h. Permentan Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik (Good Agriculture Practices for Fruit and Vegetables); i. SK Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; j. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; k. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; l. Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Menengah ; m. Renstra Kementerian Pertanian ; n. Draft Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 telah disusun, dimana sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2016 telah sejalan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang mengacu kepada Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Tahun 2016 dan disesuaikan dengan sasaran strategis yang terdapat pada Rencana Strategis (Renstra) tahun yang telah disepakati di tingkat Kementerian Pertanian. 24

30 Dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) telah ditetapkan target-target yang akan dijadikan ukuran untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan yang telah dicapai. Target Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Buah dan Florikultura tahun 2016 terdapat pada Tabel 5 dan Lampiran 2. Tabel 5. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET Terpenuhinya konsumsi jeruk, aneka produk buah lainnya dan florikultura dalam negeri dan ekspor Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2016 Kawasan Jeruk (Ha) Luas Kawasan Buah lainnya (Ha) Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura (desa) Jumlah Kebun GAP Buah yang telah dilakukan registrasi (kebun) Jumlah Lahan Usaha GAP Florikultura yang telah dilakukan registrasi (LU) Jumlah Sarana dan Prasarana Budidaya Tanaman Buah (unit) Jumlah Sarana dan Prasarana Budidaya Tanaman Florikultura (unit) Luas Kawasan Tanaman Florikultura (m 2 ) B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja merupakan dokumen kesepakatan antara pimpinan unit tertinggi beserta jajarannya. Dokumen perjanjian kinerja lebih dikenal dengan Penetapan Kinerja (PK). Direktorat Jenderal Hortikultura telah menetapkan dokumen Penetapan Kinerja awal Tahun 2016 yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Hortikultura dan Direktur Budidaya dan Pascapanen serta disetujui oleh Menteri Pertanian pada tanggal 31 Desember Perubahan organisasi dari Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah menjadi Direktorat Buah dan Florikultura terjadi sejak tanggal 3 Agustus Dokumen Penetapan Kinerja Ditjen Hortikultura tercantum beberapa indikator yang berkaitan dengan penetapan kinerja 25

31 Direktorat Buah dan Florikultura pada tahun Data mengenai Perjanjian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura terdapat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Perjanjian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET Terpenuhinya konsumsi jeruk, aneka produk buah lainnya dan florikultura dalam negeri dan ekspor Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, Luas Kawasan Jeruk (Ha) Luas Kawasan Buah lainnya (Ha) Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura (desa) 4. Jumlah Kebun GAP Buah yang telah dilakukan registrasi (kebun) 5. Jumlah Lahan Usaha GAP Florikultura yang telah dilakukan registrasi (LU) 6. Jumlah Sarana dan Prasarana Budidaya Tanaman Buah (unit) 7. Jumlah Sarana dan Prasarana Budidaya Tanaman Florikultura (unit) 8.Luas Kawasan Tanaman Florikultura (m 2 ) 9. Fasilitas Kelompok Penggerak Pembangun Hortikultura (Buah dan Florikultura) di Wilayah Penyangga (Kelompok) Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Buah dan Florikultura tahun 2016 mengalami revisi sebanyak 2 (dua) kali karena adanya pemotongan anggaran sehingga berimplikasi terhadap perubahan strategis, indikator kinerja dan target. Revisi Penetapan Kinerja (PK) pertama terjadi pada bulan Agustus 2016 yang menyebabkan adanya perubahan sasaran strategis, indikator kinerja, target dan perubahan anggaran. Data mengenai Revisi Perjanjian Kinerja (PK) pertama Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 terdapat pada Tabel 7 berikut. 26

32 Tabel 7. Perjanjian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura (Revisi Bulan Agustus Tahun 2016) SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, Luas Kawasan Jeruk (Ha) Luas Kawasan Buah lainnya (Ha) Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura (desa) 4.Luas Kawasan Tanaman Florikultura (m 2 ) Setelah pemotongan anggaran pertama, terjadi lagi pemotongan anggaran kedua yang menyebabkan perubahan Penetapan Kinerja (PK) yang kedua pada bulan November Pemotongan anggaran tersebut hanya mengakibatkan perubahan pada target pada masing-masing indikator yang ditetapkan namun tidak merubah sasaran strategis dan indikator. Data mengenai Revisi Perjanjian Kinerja (PK akhir) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 terdapat pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Perjanjian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura (Revisi Bulan November Tahun 2016) SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, Luas Kawasan Jeruk (Ha) Luas Kawasan Buah lainnya (Ha) Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura (desa) 4. Luas Kawasan Tanaman Florikultura (m 2 ) Berdasarkan Tabel 9 berikut menunjukkan bahwa target indikator kinerja untuk pengembangan kawasan tanaman jeruk mengalami penurunan sebesar 25 ha atau 0.84 % dan target indikator untuk pengembangan kawasan buah lainnya mengalami peningkatan sebesar 2 ha atau 0,12 % sedangkan target desa 27

33 organik berbasis tanaman buah/florikultura dan luas kawasan tanaman florikultura tidak mengalami perubahan yakni tetap 100 (seratus) desa. Tabel 9. Perbandingan Penetapan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura (Revisi Bulan Agustus dan November Tahun 2016) SASARAN STRATEGIS INDIKATOR Target (pemotongan 1) Target (pemotongan 2) (1) (2) (3) (4) Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing % Peningkatan/ penurunan 1.Luas Kawasan Jeruk (Ha) Menurun 0.84 % 2.Luas Kawasan Buah lainnya (Ha) 3.Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura (desa) 4.Luas Kawasan Tanaman Florikultura (m 2 ) Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, Meningkat 0.12 % Tetap Tetap 28

34 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah proses sistematis berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja sasaran guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan akuntabilitas kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi, misi sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja. Dalam pengukuran kinerja Direktorat Buah dan Florikultura, Sasaran Strategis pembangunan buah tahun 2016 adalah berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing. Sasaran strategis tersebut dijabarkan dalam 4 (empat) indikator kinerja yaitu 1) Luas Kawasan Jeruk, 2) Luas Kawasan Buah lainnya, 3) Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura dan 4) Luas Kawasan Tanaman Florikultura. Secara rinci realisasi pencapaian target penetapan kinerja dari masing-masing indikator kinerja terdapat pada Tabel 10 berikut. 29

35 Tabel 10. Pengukuran Kinerja Pembangunan Buah Tahun 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi (%) Persentase (%) Berkembangnya 1. Luas Kawasan Jeruk komoditas (ha) ,40 bernilai tambah 2. Luas Kawasan Buah dan berdaya lainnya (ha) saing 3. Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura (desa) 4. Luas Kawasan Tanaman Florikultura ,33 (m 2 ) Rerata 93,71 Sumber : Ditjen Hortikultura, 2017 Target kinerja dalam pembangunan buah tahun 2016 yang terdapat dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 mengalami perubahan jika dibandingkan dengan target yang terdapat dalam Penetapan Kinerja (PK). Perbandingan target pembangunan buah tahun 2016 di Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) terdapat pada tabel berikut. Tabel 11. Perbandingan Target Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura dalam Rencana Kinerja Strategis (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) Revisi II Tahun 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Berkembangnya 1. Luas Kawasan komoditas bernilai Jeruk (ha) tambah dan 2. Luas Kawasan berdaya saing Buah lainnya (ha) 3. Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura (desa) 4. Luas Kawasan Tanaman Florikultura (m 2 ) Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2016 Target dalam PK akhir 2016 Target dalam RKT 2016 Persentase perbandingan PK dengan RKT (%) , ,

36 Berdasarkan Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa adanya perubahan data Penetapan Kinerja (PK) dan Rencana Kinerja Strategis Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 khususnya dalam target indikator kinerja. Indikator kinerja yang meliputi 1) jumlah kebun GAP Buah yang telah dilakukan registrasi, 2) jumlah lahan usaha GAP Florikultura yang telah dilakukan registrasi, 3) jumlah sarana dan prasarana budidaya tanaman buah dan 4) jumlah sarana dan prasarana budidaya tanaman florikultura yang terdapat di RKT tahun 2016 sudah tidak terdapat lagi Revisi Penetapan Kinerja (PK) bulan Agustus dan bulan November Tidak adanya indikator jumlah kebun buah dan lahan usaha GAP Florikultura yang telah diregistrasi dikarenakan adnya perubahan kebijakan dari penerapan GAP kepada peningkatan produksi buah dan florikultura sedangkan tidak adanya indikator kinerja jumlah sarana dan prasarana budidaya tanaman buah dan florikultura dalam PK disebabkan adanya perubahan organisasi eselon II di Ditjen Hortikultura yaitu Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah menjadi Direktorat Buah dan Florikultura sehingga kedua indikator tersebut direvisi. Jika dibandingkan, semua target indikator kinerja dalam Penetapan Kinerja Tahun 2016, lebih tinggi dari target indikator dalam RKT Direktorat Buah dan Florikultura Tahun B. Analisis Pencapaian Kinerja Dari hasil pencapaian kinerja output yang telah dilakukan oleh Direktorat Buah dan Florikultura, maka dapat dianalisis pencapaian kinerja yang telah diperoleh selama tahun Sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja yang telah disepakati oleh Direktur Jenderal Hortikultura bersama Direktur Buah dan Florikultura dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) maka sasaran strategis yang ditetapkan adalah Berkembangnya Komoditas Bernilai Tambah dan Berdaya Saing. Analisis pencapaian kinerja dari masingmasing indikator diuraikan pada tabel berikut. 31

37 Tabel 12. Hasil Pencapaian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2016 Sasaran Indikator Strategis Kinerja Berkembangnya 1. Luas Kawasan Jeruk komoditas (ha) bernilai tambah 2. Luas Kawasan Buah dan berdaya lainnya (ha) saing 3. Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura (desa) 4. Luas Kawasan Tanaman Florikultura (m 2 ) Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2016 Target Realisasi (%) Persentase (%) , , ,33 1. Luas Kawasan Jeruk (ha) Pengembangan kawasan jeruk tahun 2016 terdapat pada 17 (tujuh belas) Satker Provinsi dan 40 (empat puluh) Satker Kabupaten. Dari Tabel Hasil Pencapaian Kinerja (Tabel 12) dapat dilihat bahwa realisasi pengembangan luas kawasan jeruk berhasil namun belum dapat mencapai target sesuai yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK). Target pengembangan kawasan buah pada tahun 2016 sebanyak ha, sedangkan realisasinya baru mencapai ha atau sebesar 93,40 %. Realisasi ini sudah berhasil namun belum mencapai target seperti yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (PK) tahun Lokasi (provinsi/kabupaten) yang belum dapat mencapai target adalah Prov. Kalimantan Timur, Prov. Sumatera Selatan, Kab. Banyuwangi, Simalungun, Kubu Raya, Barito Kuala, Bangli, Kepahiang dan Kab. Pohuwatu yang secara lengkap terdapat pada Tabel

penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman buah.

penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman buah. BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah merupakan salah satu kewajiban bersama seluruh jajaran pemerintah sebagai

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS A. Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS A. Latar Belakang Direktorat Buah dan Florikultura BAB I PENDAHULUAN PETUNJUK TEKNIS A. Latar Belakang KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI BUAH Produk buah merupakan salah satu komoditas hortikultura DAN FLORIKULTURA TAHUN 2017

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Tahun 2014

Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Tahun 2014 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Tahun 2014 DIREKTORAT JENDERAL HOLTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan buah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA MANUAL IKSP DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA (2016) Nama IKSP Jumlah Produksi Aneka Cabai (Ton) Direktur Jenderal Hortikultura Jumlah produksi aneka cabai besar, cabai

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura T.A 2015

Laporan Kinerja Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura T.A 2015 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tanaman florikultura merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi, bahkan memberikan kontribusi yang besar dalam perdagangan dunia sekitar US $ 125 milyar. Beberapa

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011 I. PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban yang harus dilaporkan secara berjenjang dan menjadi kewajiban sebuah instansi pengelola

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBAT 2017 DAFTAR ISI KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI ii BAB I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 3 1.2. Maksud dan Tujuan. 7 1.3. Sasaran. 7 1.4.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TA. 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TA. 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TA. 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2017 RINGKASAN EKSEKUTIF Sub sektor Hortikultura masih memiliki peran strategis dalam

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Pengolahan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA 2015-2019 Dalam penyusunan Rencana strategis hortikultura 2015 2019, beberapa dokumen yang digunakan sebagai rujukan yaitu Undang-Undang Hortikultura Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN rencana kinerja tahunan (rkt) sekretariat ditjen.perkebunan tahun 2015 1 rencana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN FLORIKULTURA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 tahun 1999

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DJT. ALSJNTAN TA. 2013 KAT A PEN GANT AR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Evaluasi 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraaan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. 2. Undang

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Salah satu tuntutan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tugas dari Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah fungsi dari Direktorat Budidaya Tanaman Buah

BAB I PENDAHULUAN tugas dari Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah fungsi dari Direktorat Budidaya Tanaman Buah BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah merupakan salah satu kewajiban bersama seluruh jajaran pemerintah sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016 RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016 Oleh : Direktur Jenderal Hortikultura Disampaikan pada acara : Musrenbangtan Nasional Tahun 2016 Di Auditorium Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2013 Direktur Jenderal Hortikultura, Dr. Ir. Hasanuddin Ibrahim, Sp.I. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2013 Direktur Jenderal Hortikultura, Dr. Ir. Hasanuddin Ibrahim, Sp.I. NIP KATA PENGANTAR Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017

Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 STATISTIK PRODUKSI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Jl. AUP NO. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/2003 serta disempurnakan dengan Peraturan Menteri

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura T.A 2014

Laporan Kinerja Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura T.A 2014 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tanaman florikultura merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi, bahkan memberikan kontribusi yang besar dalam perdagangan dunia sekitar US $ 80 milyar. Beberapa negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN 94 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA JAWA TIMUR Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 20 KATA PENGANTAR Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) sebagai salah satu unit kerja/organisasi di lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TA. 2014

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TA. 2014 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TA. 2014 KEMENTERIANN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA Jl. AUP No.3 Pasar Minggu-Jakarta Selatan 12520

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA Laporan Kinerja DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016 Penyusunan laporan kinerja sebagai impelementasi dari Perpres 29

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. LAKIP- Direktorat Tanaman Semusim 2013

KATA PENGANTAR. LAKIP- Direktorat Tanaman Semusim 2013 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban unit kinerja Esselon II dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

PROGRAM HORTIKULTURA 2017 & KOORDINASI TEKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN KERJA PEMBANGUNAN PERTANIAN 2018

PROGRAM HORTIKULTURA 2017 & KOORDINASI TEKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN KERJA PEMBANGUNAN PERTANIAN 2018 PROGRAM HORTIKULTURA 2017 & KOORDINASI TEKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN KERJA PEMBANGUNAN PERTANIAN 2018 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian LAPORAN KINERJA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terselenggaranya good governance (kepemerintahan yang baik) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pelaksanaan lima tahunan pembangunan hortikultura yang diamanahkan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura dari tahun 2010-2014 telah memberikan beberapa manfaat dan dampak

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci