BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN (Persero) memiliki program yang ambisius yaitu. mencapai 100%. Pemerintahan Joko Widodo Jusuf Kalla serius mendorong
|
|
- Benny Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PT. PLN (Persero) memiliki program yang ambisius yaitu program yang memiliki makna bahwa pada hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 tahun pada tahun 2020 maka rasio elektrifikasi di Indonesia sudah mencapai 100%. Pemerintahan Joko Widodo Jusuf Kalla serius mendorong peningkatan infrastruktur kelistrikan di Tanah Air dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan bagi MW yang sudah dalam proses konstruksi (program MW) serta membangun MW ( MW oleh PLN dan MW oleh swasta).penyediaan tenaga listrik dilakukan dengan merencanakan penambahan pembangkit, transmisi dan GI (Gardu Induk) serta distribusi yang tertuang dalam dokumen RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik). Rasio elektrifikasi tahun 2015 adalah sebesar 86,20%. RUPTL merupakan sebuah pedoman pengembangan sistem kelistrikan di wilayah usaha PLN untuk sepuluh tahun mendatang yang optimal, disusun untuk mencapai tujuan tertentu serta berdasarkan pada kebijakan dan kriteria perencanaan tertentu. Dengan demikian pelaksanaan proyek - proyek kelistrikan di luar RUPTL yang dapat menurunkan efisiensi investasi perusahaan dapat dihindarkan. Selain didorong oleh kebutuhan internal PLN sendiri untuk mempunyai RUPTL, dokumen perencanaan ini juga dibuat oleh PLN untuk memenuhi peraturan dan perundangan yang ada di sekor ketenagalistrikan. 1
2 Untuk merealisasikan program tersebut maka PT PLN (Persero) bekerjasama dengan pihak kontraktor dalam melakukan investasi besar - besaran dalam proyek pembangunan konstruksi. Dalam mengikuti perkembangan pelaksanaan konstruksi proyek ketenagalistrikan dengan berbagai permasalahannya selalu dilakukan proses monitoring dan updating untuk memastikan sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek. Namun demikian tentunya peran kontraktor dalam bersinergi dengan konsultan pengawas, perencana serta pemilik pekerjaan sangatlah penting diperhatikan, mengingat justru peran serta kinerja kontraktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan yang ditargetkan tersebut.peran yang dimaksud contohnya mencakup aspek - aspek kepatuhan terhadap jadual pelaksanaan konstruksi, kualitas hasil kerja, kepatuhan terhadap besaran biaya pelaksanaan serta tingkat kerjasama dilapangan. Saat ini banyak proyek ketenagalistrikan baik pembangkit, gardu induk serta jalur transmisi mengalami kendala dan beberapa menjadi proyek mangkrak. Salah satu stakeholder dalam proyek tersebut yaitu pihak kontraktor yang berperan penting. Agar proyek infrastuktur yang dilaksanakan PLN tidak lagi mangkrak dan tidak dikerjakan oleh kontraktor dengan pengalaman yang tidak baik dengan PLN, maka perlu dilakukan penilain kinerja kontraktor tersebut bukan hanya terbatas dari aspek kontraktual saja namun dari aspek lainnya. Tesis ini adalah untuk menentukan indikator kinerja kontraktor dan weight factor-nya pada proyek ketenagalistrikan di PT PLN (Persero). Sehingga bermanfaat untuk evaluasi pada tahapan perencanaan, pelaksanaan dan tahapan akhir proyek bagi PT PLN (Persero). 2
3 Penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan survey kepada konsultan supervisi konstruksi di beberapa proyek PT PLN (Persero) regional Jawa Timur & Bali dan Regional Kalimantan untuk menentukan indikator kinerja yang tepat dan relevan. I.2 RUMUSAN MASALAH Dari penulisan latar belakang di atas, maka permasalahan yang berkaitan dengan penelitian mengenai indikator kinerja kontraktor pada proyek ketenagalistrikan di PT PLN (Persero) meliputi : 1. Belum adanya penilaian kinerja kontraktor pada proyek ketenagalistrikan di PT PLN (Persero). 2. Belum adanya indikator kinerja kontraktor pada proyek ketenagalistrikan di PT PLN (Persero). 3. Belum ada weight factor indikator kinerja kontraktor pada proyek ketenagalistrikan di PT PLN (Persero). I.3 PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut diatas, maka dapat ditarik beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan substansi penelitian ini, yaitu 1. Faktor - faktor/ indikator utama apa saja yang mempengaruhi penilaian kinerja kontraktor. 2. Apa yang menjadi faktor kritis atau prioritas dalam penilaian kinerja kontraktor. 3. Variabel - variabel terbaik apa saja yang mempengaruhi faktor - faktor utama penilaian kinerja kontraktor. 3
4 I.4 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penyusunan tesis ini adalah : 1. Menentukan indikator kinerja kontraktor pada proyek ketenagalistrikan bidang jaringan di PT PLN (Persero) 2. Menentukan weight factor Indikator kinerja kontraktor pada proyek ketenagalistrikan bidang jaringan di PT PLN (Persero) 3. Memanfaatkan indikator dan pembobotan tersebut sebagai alat (tools) evaluasi PLN terhadap kontraktor pada tahapan perencanaan, pelaksanaan dan tahapan akhir proyek. I.5 MANFAAT PENELITIAN Penyusunan tesis ini diharapkan mampu mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut, antara lain : 1. Menjadi alat untuk mengukur kinerja kontraktor proyek ketenagalistrikan bidang jaringan di PT PLN (Persero). 2. Menjadi Acuan bagi tim pengadaan barang dan jasa proyek infrastruktur ketenagalistrikan bidang jaringan dalam melakukan seleksi kedepannya sehingga diharapkan proyek tersebut dilaksanakan oleh kontraktor yang berkinerja baik dan tidak berpotensi menjadi proyek yang mangkrak. 3. Menjadi alat (tools) untuk melakukan evaluasi bagi PT PLN (Persero) terhadap kontraktor pada tahapan konstruksi untuk penyelesaian proyek ketenagalistrikan bidang jaringan. 4. PT PLN (Persero) dapat membuat evaluasi kinerja kontraktor apabila proyek tersebut mangkrak untuk pengambilan keputusan selanjutnya. 5. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis pada masa depan. 4
5 I.6 RUANG LINGKUP DAN BATASAN PENELITIAN Ruang lingkup dari penyusunan tesis ini yaitu proyek - proyek infrastuktur ketenagalistrikan yang dilaksanakan PT PLN (Persero) khususnya di bidang jaringan. Batasan penelitian dari penyusunan tesis ini adalah: a. Proyek - proyek yang berada di wilayah Regional Jawa Timur Dan Bali (JBTB) serta Regional Kalimantan. b. Proyek - proyek jaringan pendukung untuk pembangkit fast track program tahap I. I.7 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penyusunan tesis ini adalah: BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang berisi penjelasan tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Memuat landasan teori yang terdiri dari tinjauan pustaka, kinerja kontraktor secara umum, penelitian sebelumnya dan diagram penelitian. BAB III : Memuat metode penelitian yang terdiri dari rancangan penelitian, jenis dan sumber data, sampel, analisis data dan pengumpulan & pengolahan data. BAB IV : Merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari gambaran perusahaan, deskripsi hasil penelitian, analisis data/ hasil penelitian dan pembahasan. BAB V : Merupakan bab penutup yang memuat simpulan dan saran 5
BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Permintaan energi listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan mengacu pada Rencana Usaha Penyedian Tenaga Listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) merupakan unit pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan berupa pembangkit tenaga listrik, jaringan
Lebih terperinciKESIAPAN BADAN USAHA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Oleh : Puji Muhardi Ketua Umum PP APEI
KESIAPAN BADAN USAHA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT 35.000MW Oleh : Puji Muhardi Ketua Umum PP APEI Seiring dengan program Pemerintah untuk membangun Pembangkit Tenaga Listrik sebesar 35.000 MW
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya
Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM
Materi Paparan Menteri ESDM Rapat Koordinasi Infrastruktur Ketenagalistrikan Jakarta, 30 Maret 2015 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Menurut RUPTL PT. PLN , antara tahun 2008 dan 2012,
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kebutuhan listrik masyarakat Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Menurut RUPTL PT. PLN 2013-2022, antara tahun 2008 dan 2012, penjualan listrik meningkat dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembiayaan proyek PLTU maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. investasi dan persyaratan pembiayaan yang ada di Bank BNI.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1 Berdasarkan hasil analisis data dari studi kasus analisis risiko kredit pada pembiayaan proyek PLTU maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2015 adalah 5,6 %. Angka pertumbuhan. % pada tahun Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir berkembang dengan baik. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Energi listrik dalam era sekarang ini sudah merupakan kebutuhan primer, dengan perkembangan teknologi, cara hidup, nilai kebutuhan dan pendapatan perkapita serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu sama lain mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KAJIAN RISIKO TAHAP PRA KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 KV MALINGPING - BAYAH
TUGAS AKHIR KAJIAN RISIKO TAHAP PRA KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 KV MALINGPING - BAYAH Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciSMI s Insight Triwulan II
SMI s Insight 2016 - Triwulan II Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mencapai target rasio elektrifikasi, diperlukan tambahan kapasitas sekitar
Lebih terperinciKENDALA DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN DI SUATU DAERAH DAPAT DIJADIKAN ACUAN ATAU DASAR DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN
LATAR BELAKANG RASIO ELEKTRIFIKASI KEPRI BERDASARKAN DATA PT. PLN AREA KEPRI SEBESAR 77,14 % RASIO ELEKTRIFIKASI KEPRI BERDASARKAN DATADISTAMBEN KEPRI SEBESAR 49,76 %. KENDALA DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.975, 2017 KEMEN-ESDM. Sumber Energi Terbarukan. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor ketenagalistrikan menjadi bagian yang menyatu dan tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi suatu negara, juga merupakan komponen yang sangat penting bagi pembangunan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK Insider Forum Series Indonesia Energy Roadmap 2017 2025 Jakarta, 25 Januari 2017 I Kondisi
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI REGULASI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ENERGI ANGIN Disampaikan oleh Abdi Dharma Saragih Kasubdit
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Dengan dikeluarkannya UU No. 58 tahun 1958 tentang Nasionalisasi, nama OGEM dinasionalisasikan menjadi perusahaan
Lebih terperinci- 3 - Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 2. Undang-Undang
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1. PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai materi yang memberikan gambaran secara umum mengenail hal-hal yang berhubungan dengan penulisan Tugas Akhir, diantaranya latar belakang masalah, rumusan
Lebih terperinciPROGRAM MW DALAM RUPTL PERKUAT SISTEM KELISTRIKAN NASIONAL. Pandu Satria Jati B S.IP
PROGRAM 35.000 MW DALAM RUPTL 2015-2024 PERKUAT SISTEM KELISTRIKAN NASIONAL Pandu Satria Jati B S.IP Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan pandu@djk.esdm.go.id S A R I Kondisi kelistrikan di Indonesia
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS SAMPAH DI PROVINSI DKI JAKARTA, KOTA TANGERANG, KOTA BANDUNG, KOTA SEMARANG, KOTA SURAKARTA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi utama sistem tenaga listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik setiap konsumen secara terus menerus. Sebelum tenaga listrik disalurkan ke konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan pembangkit listrik Megawatt (MW) merupakan program strategis pemerintahan Jokowi-JK untuk mendukung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pembangunan pembangkit listrik 35.000 Megawatt (MW) merupakan program strategis pemerintahan Jokowi-JK untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS SAMPAH DI PROVINSI DKI JAKARTA, KOTA TANGERANG, KOTA BANDUNG, KOTA SEMARANG, KOTA SURAKARTA,
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciRENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto
RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) 2015-2024 DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT 35.000 MW Arief Sugiyanto Divisi Perencanaan Sistem, PT PLN (Persero) arief.sugiyanto@pln.co.id S A R I Pembangunan
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser
No.459, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENESDM. PT. PLN. Mekanisme Penetapan Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN
Lebih terperinciKeadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kata peramalan pada dasarnya adalah suatu perkiraan tentang suatu kejadian atau keadaan dimasa yang akan datang. Jadi jelaslah bahwa peramalan itu bukan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya jumlah penduduk maka sistem distribusi tenaga listrik juga berkembang. Kebutuhan tenaga listrik semakin meningkat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihindarkan dalam dunia industri yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia industri yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 7,3 6,5 11,0 9,4 10,2 9,6 13,3 12,0 9,6 9,0 12,9 10,4 85,3 80,4 78,1 83,6 74,4 75,9 65,5 76,6 71,8 74,0 61,2 73,5
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proyeksi permintaan energi listrik di Indonesia tumbuh pesat setiap tahunnya. Sebagaimana dipublikasikan oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (persero) dalam Rencana Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas kontraktor pelaksana sebagai penyedia jasa adalah melaksanakan pekejaan konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam gambar
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.662, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS Kerjasama Pemerintah. Badan Usaha. Infrastruktur. Panduan Umum. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI J. PURWONO Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Disampaikan pada: Pertemuan Nasional Forum
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Indonesia. Kebutuhan tenaga listrik meningkat setiap tahun. Berdasarkan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciKRISIS LISTRIK DAN PROGRAM 35 RIBU MW. Oktofriawan Hargiardana
KRISIS LISTRIK DAN PROGRAM 35 RIBU MW Oktofriawan Hargiardana Biro Perencanaan dan Kerja Sama, Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral argi1010@yahoo.com S A R I Seiring dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prospek pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sangat besar dan beragam. Berdasarkan data cadangan dan produksi energi terbarukan Indonesia 2007, (http://www.ebtke.esdm.go.id/energi/...pltmh.html)
Lebih terperinciBAB II PROFIL INSTITUSI. A. Sejarah Ringkas PT PLN Unit Induk Pembangunan II Medan
BAB II PROFIL INSTITUSI A. Sejarah Ringkas PT PLN Unit Induk Pembangunan II Medan Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dilakukan
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lemba
No.27, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ENERGI. Percepatan Pembangunan. Infrastruktur Ketenagalistrikan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik telah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan manusia modern. Ketersediaan energi listrik berhubungan erat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan bahkan menjadi sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik pada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan bentuk energi yang cocok untuk dan nyaman bagi manusia. Tanpa listrik, infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan menyenangkan. Pemanfaatan secara
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah
BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah organisasi yang berdiri sejak tahun 1976. Bidang usaha PLN (Persero)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi akan energi listrik dari tahun ke tahun di indonesia selalu mengalami peningkatan seiring pertambahan penduduk dan pertambahan ekonomi. Oleh karena itu, untuk
Lebih terperinciPRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015
PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PENJUALAN TAHUN 2014 Pada tahun 2014 Perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp. 2.384 milyar, turun sebesar 7% dari penjualan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula, dan pabrik teh.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang ketenagalistrikan di Indonesia dimulai oleh Belanda sebelum masa kemerdekaan Indonesia dengan mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan berbagai perusahaan
Lebih terperinciTiga Bendungan di Sulsel Dipercepat Penyelesaiannya
Rilis PUPR #1 17 Februari 2018 SP.BIRKOM/II/2018/077 Tiga Bendungan di Sulsel Dipercepat Penyelesaiannya Jakarta Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai salah satu sentra pangan nasional harus terus
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyumas khususnya kota Purwokerto dewasa ini banyak melakukan pembangunan baik infrastuktur maupun non insfrastuktur dalam segala bidang, sehingga kebutuhan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.8, 2016 SUMBER DAYA ENERGI. Percepatan Pembangunan. Infrastruktur Ketenagalistrikan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinci2014, No Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pembelian Tenaga Listrik Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air Oleh PT Perusahaan Listrik Negara
No.1131, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Pembelian. Tenaga Listrik. PLTA. PT PLN (Persero). Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN ENERGI TERBARUKAN,
Lebih terperinciPrioritas Proyek Listrik MW untuk Daerah Kekurangan Pasokan Listrik Rabu, 22 Juni 2016
Prioritas Proyek Listrik 35.000 MW untuk Daerah Kekurangan Pasokan Listrik Rabu, 22 Juni 2016 Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada para menteri terkait agar prioritas dari pembangunan proyek listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini di kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh manusia di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak terlepas pada masa sekarang ini di kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh manusia di dunia menggunakan listrik
Lebih terperinciKelistrikan Yang Adil Dan Sehat ( )
Kelistrikan Yang Adil Dan Sehat Untuk Masyarakat Dan Negara (2015 2019) Diskusi >Untuk Indonesia Yang Lebih BaikD FGD Forum Alumni ITB E81 Jakarta, 02 September 2014 Gap Antara Infrastruktur Dan Permintaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kemakmuran suatu negara nampak dari infrastrukturnya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan dan kemakmuran suatu negara nampak dari infrastrukturnya. Infrastruktur merupakan aset fisik suatu negara dalam melayani kebutuhan ekonomi dan sosial
Lebih terperinciAnalisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat
37 Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat M. Iqbal Arsyad Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura iqbalarsyad@yahoo.co.id Abstract Electrical sector plays important
Lebih terperinciHASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil
HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D. 2014 Prof. Dr. Rizal Djalil DEPOK, 30 MARET 2015 LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN UU 30/2007 (Energi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, hampir semua negara melakukan pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, hampir semua negara melakukan pembangunan yang signifikan dalam membangun infrastuktur di negaranya. Indonesia merupakan salah satu negara
Lebih terperinciSinergi antar Kementerian dan instansi pemerintah sebagai terobosan dalam pengembangan panasbumi mencapai 7000 MW di tahun 2025
Sinergi antar Kementerian dan instansi pemerintah sebagai terobosan dalam pengembangan panasbumi mencapai 7000 MW di tahun 2025 Disajikan oleh: Roy Bandoro Swandaru A. Pendahuluan Pemerintah telah berkomitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, teknologi pun juga ikut berkembang. Perkembangan teknologi ini mengakibatkan hampir semua peralatan bekerja dengan bersumber dari listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013
BAB I PENDAHULUAN Menurut badan statistik PLN, kapastitas terpasang tenaga listrik oleh PLN pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013 dengan total terpasang sebesar 198,601
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik itu BUMN, BUMD, dan Swasta, untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan infrastruktur yang tumbuh pesat baik dipulau Jawa ataupun diluar pulau Jawa di Indonesia berkembang pesat juga perusahaan jasa konstruksi baik itu BUMN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkitannya. meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus-menerus meningkat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi yang tersimpan dalam arus listrik, dimana energi listrik ini sangat dibutuhkan untuk menghidupkan peralatan elektronik yang menggunakan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2016 EKONOMI. Penyediaan Infrastruktur. Prioritas. Percepatan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, dimana kebutuhan manusia akan tenaga listrik menjadi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tenaga listrik menjadi salah satu sumber kehidupan manusia di era modern sekarang ini, dimana kebutuhan manusia akan tenaga listrik menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada dunia listrik sering terjadi salah satunya pada kebutuhan energi listrik. Kebutuhan energi listrik yang semakin bertambah
Lebih terperinciMATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011
MATRIKS BUKU I RKP TAHUN PRIORITAS 8 Tema Prioritas Penanggungjawab Bekerjasama Dengan PROGRAM AKSI DI BIDANG ENERGI Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa energi listrik memiliki peran yang strategis dalam mendukung kehidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan dunia konstruksi sekarang ini banyak sekali hal-hal yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di era globalisasi yang penuh dengan persaingan saat ini sangatlah menuntut ketepatan, keefektifan, efisiensi dan ekonomis. Didalam perkembangan dunia konstruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat penting bagi kehidupan manusia. Di dalam rumah tangga, kantor, bisnis maupun industri,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik untuk Kabupaten Kulon Progo disuplai melalui sistem distribusi energi listrik Provinsi DIY. Di mana sistem ketenagalistrikan di DIY merupakan bagian
Lebih terperinci2015, No Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5530); 3. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Kebijakan Energi Nasi
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1151, 2015 KEMEN-ESDM. Ketenagalistrikan. Rencana Umum. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan
Lebih terperinciPERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN www.detik.com I. PENDAHULUAN Dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang pesat, Indonesia membutuhkan energi yang sangat besar untuk
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT.PLN (Persero) Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika bebarapa Perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini perusahaan-perusahaan
Lebih terperinci2017, No Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kemente
No.275, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Penggunaan Produk Dalam Negeri. Pedoman. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/M-IND/PER/2/2017 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI Disampaikan pada Dialog Energi Tahun 2017 Jakarta, 2 Maret 2017 1 Outline paparan I. Potensi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Harga Pembelian Listrik Skala Kecil. Menengah..
No.427, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Harga Pembelian Listrik Skala Kecil. Menengah.. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERCEPAT PROYEK MW, PEMERINTAH LAKUKAN BERBAGAI CARA
PERCEPAT PROYEK 35.000 MW, PEMERINTAH LAKUKAN BERBAGAI CARA www.detik.com Untuk mempercepat realisasi proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (mw), pemerintah melakukan berbagai cara. Saat memimpin rapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM
REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI
Lebih terperinci2014, No Nomor 5286); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 November 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara se
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.708, 2014 KEMENESDM. Retensi Arsip Substantif. Ketenagalistrikan. Jadwal. PERATUR MENTERI ENERGI D SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTG JADWAL
Lebih terperinciListrik Dibutuhkan Rakyat Sabtu, 11 Juni 2016
Listrik Dibutuhkan Rakyat Sabtu, 11 Juni 2016 Listrik dibutuhkan oleh rakyat. Terlebih lagi masyarakat di desa yang memiliki usaha kecil seperti usaha jahitan atau pembuatan kue. Selain itu juga anak-anak
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN
Lebih terperinci