PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MATCH (ICM) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs NEGERI LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ABSTRAK

Transkripsi

1 PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MATCH (ICM) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs NEGERI LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Novita Ningsih*), Anna Fauziah 1 ),Amiruddin ZG 2 ) * Mahasiswa Program Studi Matematika SKIP PGRI Lubuklinggau 1&2 Staf Pengajar Program Studi Matematika STKIP PGRI Lubuklinggau ABSTRAK Skripsi ini berjudul Penerapan Strategi Index Card Match Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015. Rumusan Masalah adalah Apakah hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah penerapan Strategi Index Card Match secara signifikan tuntas? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah penerapan Strategi Index Card Match. Jenis Penelitian yang digunakan berbentuk Experiment semu yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding. Populasinya seluruh kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015 dan sebagai sampelnya kelas VII 7 dengan jumlah 38 orang yang diambil secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh t hitung (3,12) > t tabel (1,69), sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah penerapan Strategi Index Card Match secara signifikan tuntas. Rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,06 dan persentase jumlah siswa yang tuntas sebanyak 83,3%. Kata Kunci :Index Card Match, HasilBelajar, Matematika.

2 PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MATCH (ICM) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs NEGERI LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Novita Ningsih*), Anna Fauziah 1 ),Amiruddin ZG 2 ) * Mahasiswa Program Studi Matematika SKIP PGRI Lubuklinggau 1&2 Staf Pengajar Program Studi Matematika STKIP PGRI Lubuklinggau ABSTRAK This thesis entitled Application Strategi Index Card Match On Learning Mathematic Seventh Grade Student Of Mts Negeri Lubuklinggau Academic Year 2014/2015. Problem formulation is what is the result of lerning mathematic class VII MTs Negeri Lubuklinggau 2014/2015 academik year after the implementation of the strategi index card match significantly due? this study aims to determine the completeness of the results of learning mathematic class VII MTs Negeri Lubuklinggau 2014/2015 academik year after the implementation of the strategi index card match. The tyepe of research that is used in the from of a pseudo experiment conducted in the absence of comparable class. The population around the class VII 7 with a number of 38 people taken at random. Data collected by the testing techniques. Data were analyzed using t- test. Based on the analiysis of data at significant level α= 0,05 obtained t_ hitung t hitung (3,12) > t tabel (1,69), so it can be concluded that the results of learning mathematics class VII MTs Negeri Lubuklinggau 2014/2015 academik year after the implementation of the strategi index card match significantly incomplete. The average student learning outcomes at 78,06 and the percentage of student who completed much as 83,3%. Keywords: Index Card Match, Hasil Belajar, Matematika.

3 PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan di sekolah, dikarenakan matematika merupakan ilmu dasar bagi ilmu lain. Menurut Hamzah (2009:129), Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas serta mempunyai cabangcabang ilmu lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, kegiatan belajar berperan sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai pelajaran matematika baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara formal pelajaran matematika telah diberikan kepada siswa sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, dengan harapan akan melahirkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Matematika dapat membantu manusia dalam perdagangan, perbankan, dan lain sebagainya. Sebagian besar orang menganggap matematika dirasakan sukar untuk dipahami atau di pelajari sehingga sebagian anak kurang berminat untuk mempelajari matematika. Sama halnya dengan MTs Negeri lubuklinggau, masih banyak anak yang memperoleh hasil ulangan matematika dibawah Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah. Berdasarkan observasi lapangan dan informasi dari guru-guru di MTs Negeri Lubuklinggau dimana proses pembelajaran di MTs Negeri Lubuklinggau diketahui terdapat beberapa kendala dalam proses belajar mengajar yaitu kurangnya antusias siswa untuk belajar, siswa cenderung menerima informasi dari guru, dan kurangnya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya serta pelaksanaan belajar siswa lebih bersifat pasif. Strategi pembelajaran yang digunakan cenderung menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah seorang guru matematika kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau, mengatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII tersebut masih banyak terdapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa kelas VII sebanyak 342 siswa. Dari 342 siswa hanya 161 siswa (47,07%) yang dapat mencapai KKM, sedangkan sisanya 181 siswa (52,93%) tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah sebesar 70.

4 Mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan strategi pembelajaran yang diharapkan dapat menciptakan kondisi siswa belajar aktif, berani mengemukakan pendapat, dan belajar menyenangkan. Salah satu alternatif dalam mengatasi masalah tersebut peneliti mencoba untuk menerapkan strategi pembelajaran aktif Index Card Match (ICM). Silberman (2006: 250) menyatakan Index Card Match adalah salah satu teknik dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan). Karena strategi pembelajaran ini memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain dan akan menambah variasi strategi pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, meningkatkan aktivitas dan kerja sama siswa dalam belajar matematika. Selain itu, dengan aktifnya pembelajaran diharapkan nilai hasil belajar siswa bisa meningkat. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian sebagai tugas akhir skripsi dengan judul Penerapan Strategi Index Card Match (ICM) pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau Tahun 2014/2015. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015 setelah penerapan strategi index card match ( ICM ). KAJIAN PUSTAKA a. Deskripsi teoritik 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pelajar setelah mengalami aktivitas belajar-mengajar, Dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:3) Hasil belajar merupakan hasil dari suatu tindak belajar dan tidak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar di akhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, maka perlu dilaksanakan pengukuran hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu.

5 Menurut Suprijono (2009:5) bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Sedangkan menurut Bloom ( dalam Suprijono,2009:6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. 2. Pembelajaran aktif Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran (Silberman, 2009:xxii). Sedangkan menurut Zaini, dkk (2008:xiv) pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini peserta didik akan merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. 3. Strategi Index Card Match ( ICM) Suprijono (2011:120), menjelaskan bahwa Index Card Match (mencari pasangan kartu) cukup menyenangkan digunakan untuk mengulang materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Menurut Zaini, dkk (2008:67) Index Card Match adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.

6 Sedangkan menurut Silberman (2009:240) menjelaskan bahwa Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran.teknik index card match melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih banyak memberikan perhatian dan lebih menikmati proses pembelajaran karena cara ini dikemas seperti sebuah permainan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif Index Card Match merupakan strategi pembelajaran aktif yang menyenangkan dan digunakan untuk mengulang materi pembelajaran yang telah diajarkan. Namun, materi baru tetap bisa diajarkan dengan catatan siswa diberi tugas untuk mempelajari topik yang akan dibahas terlebih dahulu, agar ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa sudah memiliki bekal pengetahuan. Selain itu strategi pembelajaran ini juga membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas. Menurut Silberman (2009:240), langkah-langkah strategi pembelajaran aktif Index Card Match adalah sebagai berikut: 1) Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan di dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyamai satu setengah jumlah siswa. 2) Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan tersebut. 3) Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar tercampur. 4) Berikan satu kartu kepada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan review dan sebagian lain memegang jawaban. 5) Perintahkan kepada peserta didik untuk menemukan kartu permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama (beritahu mereka jangan menyatakan kepada peserta didik lain apa yang ada pada kartunya). 6) Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, perintahkan setiap pasangan menguji peserta didik yang lain dengan membaca keras pertanyaannya dan menantang teman sekelas untuk menginformasikan jawaban kepadanya. Kelebihan kelemahan Index Card Match menurut Zaini (2008:69) yaitu: 1) Kelebihan Strategi Index Card Match a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kongnitif maupun fisik. b) Karena terdapat unsur permainan, metode ini menyenangkan

7 c) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari d) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa 2) Kelemahan Strategi Index Card Match a) Jika guru tidak merancang dengan baik maka banyak waktu yang terbuang b) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, pada saat siswa membacakan kartunya banyak siswa yang kurang memperhatikan yang akan menjadikan suasana menjadi ramai. c) Menggunakan strategi Index card match secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan. METODE PENELITIAN jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen Semu atau eksperimen tanpa kelas perbandingan. Menurut Arikunto (2010:9) Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang disengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisipkan faktor-faktor lain yang menganggu. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu kategori Pre-test and Post-test Group. Penelitian ini telah dilaksanakan di MTs Negeri lubuklinggau dimulai pada tanggal 28 April sampai dengan 28 Mei 2015 semester genap tahun pelejaran 2014/205. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Negeri lubuklinggau berjumlah 38 orang. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VII. 7. Teknik pengumpulan data adalah teknik Tes. Teknik analisis data menggunakan uji-t. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama lebih kurang empat minggu, bahwa penggunaan strategi Index Card Match ini dapat dijadikan alternatif untuk digunakan oleh guru dalam melakukan proses belajar mengajar. Pada penelitian ini peneliti melakukan proses pembelajaran dikelas VII.7. dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel yang berjumlah 30 orang siswa dan setelah dilakukan analisis dari tes awal (Pre-test) dan tes akhir (post-test) kemampuan siswa kelas tersebut berdistribusi normal.

8 Berdasarkan hasil analisis rata-rata nilai pre-test dan post-test siswa kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau yaitu dengan rincian rata-rata pre-test sebesar 15,45 dan post-test sebesar 78,06 sehingga dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 62,61. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya strategi Index Card Matchdi kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau. Dari analisis uji-t mengenai kemampuan akhir siswa menunjukkan bahwa siswa kelas VII.7 MTs Negeri Lubuklinggau adalah tuntas pada taraf signifikan α= 0,05 karena t hitung t tabel yaitu t hitung (3,124) t tabel (1,699). Jadi hipotesis yang akan diaujukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan strategi Index Card Match secara signifikan sudah tuntas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, bahwa penggunaan strategi Index Card Match dapat dijadikan alternatif dalam proses belajar mengajar yaitu untuk membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan jawaban, melatih siswa menjelaskannya didepan kelas kemudian dapat mengurangi rasa takut dalam bertanya kepada teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa. Pada pertemuan pertama, pelaksanaan proses pembelajaran mengalami sedikit hambatan. Hambatan itu karena siswa belum memahami bagaimana cara pembelajaran dengan strategi Index Card Match. Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi Index Card Match mengajak siswa untuk aktif maka dibutuhkan penyesuaian pada siswa. Hambatan lain yaitu dalam mencari pasangan kartu index yang menimbulkan kegaduhan sehingga siswa bingung mencari pasangan kartu dari soal dan jawaban yang mereka dapat, sebagian siswa tidak dapat menemukan pasangannya dan hanya sepasang yang berhasil menemukan pasangan soal dan jawaban dari 34 siswa, sehingga menyita waktu pembelajaran disaat mereka mulai mencari pasangan dan diperintahkan untuk maju dan menjelaskan mereka masih malu-malu dan kaku. Dalam pembelajaran strategi Index Card Match siswa harus benar-benar memperhatikan langkah-langkahnya agar pertemuan selanjutnya hambatan-hambatan tidak terjadi lagi solusinya yaitu dengan memberikan batas waktu tertentu untuk siswa mencari pasangan kartu yang mereka dapat agar proses pelaksanaan proses belajar mengajar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pertemuan kedua, siswa mulai terbiasa dengan strategi yang digunakan. Siswa mulai mengerti alur pembelajaran yang digunakan, ketika kartu dibagikan mereka langsung mencari pasangan. Dari 30 siswa terdapat enam pasangan yang menemukan pasangan kartunya dari

9 pertemuan pertama. Namun hambatan pada pertemuan kedua rasa percaya diri siswa masih kurang untuk menemukan pasangan dan mempresentasikan soal dan jawaban yang didapat. Pada pertemuan selanjutnya agar rasa percaya diri siswa tumbuh dan rasa semangatnya tumbuh maka memberikan poin apabila siswa mendapatkan pasangannya sebelum batas waktu yang ditentukan, dan memberikan sanksi bagi siswa yang tidak menemukan pasangan dengan menanggapi pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang menjelaskan. Pertemuan ketiga, siswa sudah paham dengan pembelajaran yang digunakan, ketika mendapatkan kartu siswa mulai mencari pasangan dan lebih bersemangat sehingga hampir semua siswa menemukan pasangan dari soal dan jawaban yang mereka dapatkan, hanya enam siswa yang tidak menemukan pasangan, namun mereka tetap bersemangat disaat diberikan sanksi saat ditunjuk untuk menanggapi. Dengan strategi ini membuat keaktifan siswa semakin nampak, lebih semangat dalam belajar matematika dari tadinya malas dalam belajar kini lebih giat belajar dan tanpa malu-malu lagi mereka untuk bertanya dan maju disaat diberikan soal dari pasangan untuk mengerjakan didepan tentang materi yang dipelajari. Berdasarkan kegiatan proses belajar mengajar pada pertemuan-pertemuan diatas dapat disimpulkan bahwa dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga semua siswa sudah melakukan presentasi didepan kelas dan juga berani mengemukakan pendapatnya walaupun dalam setiap pertemuan hanya beberapa siswa yang melakukan presentasi didepan kelas. Strategi Index Card Match menuntut siswa untuk belajar aktif dan juga berani mengemukakan pendapatnya dengan mempelajari suatu materi ajar. Walaupun ada hambatan pada saat proses pembelajaran berlangsung namun tidak mematahkan semangat dan konsentrasi siswa dalam belajar, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 25 siswa yang sudah tuntas dan 5 siswa yang belum mencapai KKM namun hasil tersebut sudah mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis secara statistik bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian sejalan dengan pendapat Silberman (2009:xxii) yang menyatakan bahwa perlunya kegiatan belajar aktif, dikarnakan untuk mempelajari sesuatu yang baik, belajar aktif membantu peserta didik untuk mendengarkan, melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan mendiskusikannya dengan orang lain.sedangkan Silberman (2006: 250) menyatakan Index Card Matchadalah salah satu teknik dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai

10 reviewing strategis (strategi pengulangan). Namun materi baru pun bisa digunakan dengan catatan siswa diberi tugas terlebih dahulu mengenai materi yang akan diajarakan agar ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa sudah memiliki bekal pengetahuan. Selain itu strategi pembelajaran ini juga membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Negeri Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015 setelah Penerapan Strategi Index Card Match secara signifikan sudah tuntas. Rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,06 dan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 83,3%. Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengemukakan beberapa saran antara lain: 1. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih adanya faktor-faktor yang belum diperhatikan secara seksama seperti kurangnya pengelolaan kelas. Untuk itu bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang berminat dengan penerapan strategi belajar aktif index card match agar dapat mengelola kelas dengan baik. Diharapkan pada guru-guru matematika agar dapat menerapkan strategi belajar aktif index card match pada proses pembelajaran, karena strategi belajar aktif index card match ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 2. Bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian dapat mengembangkan dan menerapkan Strategi Pembelajaran Index Card Match (ICM) pada materi matematika yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

11 Faturrohman, Pupuh dkk Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama. Ruhimat, Toto dkk Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Silbermen, Mel Aktif Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Mandani. Siregar Fitri, Sari Penerapan Strategi Pembelajaran aktif Index Card Match Pada Pembelajaran matematika Siswa Kelas VII SMP Adabiah Padang.Vol3No1.ejurnal.bunghatta.ac.id/index./php?journal=JFKIP&page-article. (15 Maret 2015) Slameto Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Aksara baru. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suherman dan Sukjaya Pentunjuk praktis untuk melaksanakan evaluasi Pendidikan Matematika.Bandung: Wijayakusuma 157. Sumiati dan Asra Metode pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Sudjana Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suprijono, Agus Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Uno Hamzah B, Nurdin Muhammad Belajar dengan Pendekatan. Jakarta : Bumi Aksara. Zaini, hisyam, Bermawy dan Sekar Ayu Ariani Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandani.