BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel (1996) pemahaman termasuk dalam klasifikasi ranah kognitif level 2 setelah pengetahuan. Empat prinsip untuk meningkatkan pemahaman konsep (Syayidah, 2010). a. Perhatian: menarik dengan cara menggunakan metode pembelajaran yangbervariasi, menggunakan media yang relevan, tidak monoton dan tegang serta melibatkan seluruh siswa dalam bertanya jawab. b. Relevansi: mengemukakan relevansi pelajaran dengan kebutuhan dan manfaat setelah mengikuti pelajaran dalam hal ini kita menjelaskan terlebih dahulu tujuan instruksional. c. Percaya diri: menumbuhkan dan menguatkan rasa percaya diri pada siswa,hal ini dapat disiasati dengan menyampaikan pelajaran secara runtut dari yang mudah ke sukar. Tumbuhkembangkan kepercayaan siswa dengan pujian atas keberhasilannya. d. Kepuasan: memberi kepercayaan kepada siswa yang telah menguasai ketrampilan tertentu untuk membantu teman-temannya yang belum 7

2 8 berhasil dan gunakan pujian secara verbal dan umpan balik atas prestasinya terebut. 2.2 Minat Belajar Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Selain itu, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2003). Minat besar pengaruhnya dalam belajar, karena apabila bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Menurut Whitehead (1996) dalam Johnson (2007) mengungkapkan bahwa tidak akan ada perkembangan mental tanpa adanya minat karena minat merupakan dasar dari perhatian dan pemahaman. Menurut Sardiman (2003), dalam kegiatan belajar mengajar minat dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arahan kegiatan belajar, sehingga tujuan akan dapat tercapai. Minat memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran serta memberi gairah yang erat hubungannya dengan kemauan yang dapat mengarahkan pada timbulnya kemauan siswa untuk belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu membangkitkan minat siswa untuk menguasai materi pelajaran dengan cara menghubungkan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

3 9 Menurut Tim Pengembangan MKDK FKIP Semarang dalam Faisal (2011), minat mempunyai ciri-ciri antara lain: (1) minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari selama perkembangan anak tersebut dalam hubungannya dengan obyek, (2) minat dapat berubah-ubah, (3) minat tidak dapat berdiri sendiri melainkan mengandung relasi terhadap suatu obyek, (4) minat mempunyai segi motivasi dan perasaaan. Ada dua hal yang menyangkut minat yang harus diperhatikan, yaitu: 1. minat pembawaan, minat muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktorfaktor lain. Minat pembawaan biasanya muncul berdasarkan bakat yang ada; 2. minat muncul karena adanya pengaruh dari luar, biasanya dapat berubah karena faktor lingkungan, orang tua dan biasanya guru. Menurut Slameto (2010) ada beberapa cara untuk meningkatkan minat belajar siswa antara lain: 1. menggunakan minat siswa yang telah ada; 2. memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang telah lalu; 3. menggunakan insentif, yaiu suatu alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukan dengan baik.

4 Belajar Menurut Baharudin dan Esa (2010), belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Dengan demikian, ciri perubahan dalam belajar adalah: (1) belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior), (2) perubahan perilaku relative permanent, (3) perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial, (4) perubahan tingkah laku merupakan hasil laihan atau pengalaman, (5) pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sedangkan menurut Sardiman (2011), belajar merupakan rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai definisi belajar yang tercantum di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan perilaku yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang belajar, yaitu: (Slameto, 2010) 1. Faktor intern Fakor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Ada tiga macam dalam faktor intern, yaitu:

5 11 a. Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. b. Faktor psikologis, ada tujuh fakor yang tergolong ke dalam factor psikologis yang mempengaruhi belajar. Factor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, motif, kematangan dan kelelahan. c. Faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. 2. Faktor ekstern Fakor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern meliputi: a. Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang ua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. b. Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c. Faktor masyatakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass medis, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

6 Pengertian Biologi dan Materi Biologi Pengertian Biologi Mata pelajaran biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Bologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan (Herlina, 2007). Selain itu menurut Apriyani (2008) biologi merupakan salah satu pendidikan dan langkah awal bagi seorang anak mengenal dan memahami konsep-konsep tentang alam untuk membangun keahlian dan kemampuan berpikirnya agar dapat berperan aktif dalam menerapkan ilmunya dalam dunia teknologi Materi Bilogi Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan Pokok Bahasan : Dunia Hewan Sub Pokok Bahasan : Nemathelminthes dan Annelida

7 13 Ringkasan Materi : 1. Nemathelminthes Ciri-ciri umum nemathelminthes Sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem pernapasan, sistem saraf dan sistem reproduksi pada nemathelminthes Keragaman nemathelminthes Peranan nemathelminthes bagi kehidupan 2. Annelida a. Ciri ciri annelida b. Sistem organ pada annelida c. Klasifikasi Annelida Polychaeta Oligochaeta Hirudinea d. Peranan annelida bagi kehidupan Tujuan Pembelajaran: a. Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri umum nemathelminthes b. Siswa mampu menjelaskan sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem pernapasan, sistem saraf dan sistem reproduksi pada nemathelminthes c. Siswa mampu menjelaskan keragaman nemathelminthes d. Siswa mampu menjelaskan peranan nemathelminthes bagi kehidupan

8 14 e. Siswa mampu menyebutkan ciri-ciri annelida f. Siswa mampu menjelaskan sistem organ pada annelida (sistem pencernaan makanan, sistem ekskresi, sistem peredaran darah, sistem reproduksi, sistem pernapasan dan sistem saraf) g. Siswa mampu menjelaskan klasifikasi annelida h. Siswa mampu menjelaskan peranan annelida 2.5 Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Definisi model pembelajaran CTL Menurut Taniredja et al., (2011), pendekatan kontekstual atau CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sedangkan menurut Johnson (2007), pendekatan kontekstual merupakan model pembelajaran yang melibakan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mengaitkan pelajaran akademik dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapan komponen komponen berikut: membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajarn yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, berpikir kritis

9 15 dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autenik. Rusman (2011) mengatakan bahwa CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan budaya. Berdasarkan definisi model konteksual dari beberapa ahli di atas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kondisi nyata siswa, dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari Karakteristik model pembelajaran CTL Menurut Sanjaya (2006), karakteristik model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah: a. dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah penegtahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain;

10 16 b. pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengancara dedukatif, artunya pembelajaran dimulai dengan mempelajari keseluruhan, kemudian memperhatika detailnya; c. pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini; d. mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa; e. melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi Komponen-komponen model pembelajaran CTL CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Ketujuh asas tersebut adalah: a. konstruktivisme (Constructivism) Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

11 17 pengalaman. Dalam pandangan konstruktivisme, pengetahuan berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Pengetahuan terbentuk oleh objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi, sehingga setiap guru harus memiliki bekal wawasan yang cukup luas, sehingga akan selalu dengan mudah memberikan ilustrasi, menggunakan sumber belajar, dan media pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk aktif mencari dan melakukan serta menemukan sendiri kaitan antara konsep yang dipelajari dengan pengalamannya (Rusman, 2011). b. inkuiri (Inquiry) Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian, guru sebagai fasilitator harus merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahami. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu: (1) merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan, dan (5) membuat kesimpulan (Sanjaya, 2006).

12 18 c. bertanya (Questioning) Dalam proses pembelajaran melaui CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Oleh karena itu, peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajari. Menurut Sanjaya (2006), dalam pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk: (1) menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran, (2) membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, (3) merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu, (4) memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan, (5) membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. d. masyarakat belajar (Learning community) Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran yang diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, antar teman dan antar kelompok. Melalui sharing ini anak dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan yang positif dalam masyarakat belajar dikembangkan. e. pemodelan (Modeling)

13 19 Pemodelan artinya proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru memenfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemempuan. Asas modeling cukup penting dalam CTL, karena melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme. f. refleksi (Reflection) Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar akan dimasukkan dalam struktur kogniif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Guru dapat membantu siswa membuat hubunganhubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Dengan demikian siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya. g. penilaian nyata (Authentic assessment) Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa

14 20 memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelekual maupun mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional Menurut Sanjaya (2006), ada beberapa perbedaan antara CTL dengan pembelajaran konvensional, antara lain: a. CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan dalam pembelajaran konvensional, siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. b. Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok seperti kerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi. Sedangkan dalam pemebelajaran konvensional, siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat dan menghafal materi pelajaran.

15 21 c. Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan dalam pemebelajaran konvensional, pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak. d. Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan. e. Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dimiliki. Dalam pembelajaran konvensional, kebenaran yang dimiliki bersifat absolute dan final. f. Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masingmasing, sedangkan dalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran. 2.6 Hasil Penelitian Terkait Pendekatan pembelajaran berbasis kontekstual atau CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan pembelajaran yang dirancang agar proses pembelajaran menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Penelitian tentang CTL pernah dilakukan oleh Rusdiyanto (2008) pada pembelajaran IPA (Biologi). Hasil dari penelitian tersebut diperoleh adanya peningkatan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran di MTs Model Purwokerto. Hal serupa juga

16 22 pernah dilakukan oleh Mutmainah (2007) dalam pembelajaran biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara CTL terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 21 Surakarta. Laila (2009) juga melakukan penelitian menggunakan CTL. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar membaca pemahamn siswa kelompok eksperimen yang diajar melalui pendekatan CTL dengan kelompok kontrol yang diajar melalui pendekatan konvensional. CTL sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Meningkatnya minat belajar siswa merupakan langkah awal siswa untuk menyukai materi pelajaran. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis kontekstual atau CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap minat belajar siswa dalam mempelajari konsep biologi. 2.7 Kerangka Berpikir Dari landasan teori di atas, dapat diambil sebuah kerangka berfikir. Minat belajar merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang karena minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Aktivitas minat meliputi partisipasi aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, ketertarikan mengamati objek, aktivitas diskusi, kemampuan berargumentasi, aktivitas mengerjakan tugas dan kemampuan membuat simpulan.

17 23 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan perilaku yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kondisi nyata siswa sehingga guru dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Model pembelajaran CTL memiliki tujuh komponen yaitu: konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning comunity), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 5 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori Kesadaran perlunya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahwa siswa sebagian besar tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005 : 7) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA. M. Gade ABSTRAK

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA. M. Gade ABSTRAK PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA M. Gade ABSTRAK Pendekatan kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

Lebih terperinci

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD Oleh Nana Supriatna Universitas Pendidikan Indonesia Makalah Semiloka di Musibanyuasin, Sumsel 7 September 2007 Pengertian Pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kontekstual a. Pengertian Kontekstual CTL bukanlah singkatan dari Catat Tinggal Lungo (bahasa Jawa) atau mencatat ditinggal pergi. Artinya seorang guru memberikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Contextual Teaching and Learning (CTL) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL contextual teaching and learning Strategi Pembelajaan Kontekstual Strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rasa puas ini (atau lebih tepat barangkali. membangkitkan rasa ingin tahu lebih lanjut yang memerlukan pemuas.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rasa puas ini (atau lebih tepat barangkali. membangkitkan rasa ingin tahu lebih lanjut yang memerlukan pemuas. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Pada hakikatnya pendekatan mengajar adalah untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan memuaskan (memberi pemuas kepada) rasa ingin tahu siswa. Rasa puas ini

Lebih terperinci

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) BAB 1I 2.1. Kajian Teori KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu dasar yang dapat digunakan sebagai alat bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu karakteristik matematika yaitu mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kontekstual Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata

Lebih terperinci

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed. PENDEKATAN KONTEKSTUAL Oleh : Toto Fathoni, Apakah CTL itu? Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2006 BAB 1 PENDEKATAN KONTEKSTUAL A. Latar

Lebih terperinci

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. DASAR FILOSOFI Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI KAMPUS II SURADE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DISUSUN : UJANG ARISMAN (063101211061) DIANA SUCI R (063101211056) MUHAMAD PUAD S (063101211063) Pengertian Contextual

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab, BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab, antara lain: Latar Belakang Masalah; Rumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; Penegasan Istilah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya mengenai pengertian belajar, namun demikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan dengan strategi. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang

Lebih terperinci

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Kondusif yang Dapat Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Mirnawati Mirnadciezt@yahoo.co.id Guru SD 2 Bacin Kudus

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Ruang lingkup Ekonomi tersebut merupakan cakupan yang amat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan bertahap dan

Lebih terperinci

ZULFA SAFITRI A54F100040

ZULFA SAFITRI A54F100040 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING ( CTL) PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2012 /2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar, - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi manusia karena didalam pendidikan, maka akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar merupakan komponen penting dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia menjadi seseorang yang memiliki kekuatan intelektual, emosional, dan spiritual sehingga

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP DASAR CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL) DALAM PEMBELAJARAN FRANÇAIS DU TROURISME

PENERAPAN KONSEP DASAR CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL) DALAM PEMBELAJARAN FRANÇAIS DU TROURISME PENERAPAN KONSEP DASAR CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL) DALAM PEMBELAJARAN FRANÇAIS DU TROURISME (Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual) A. Pendahuluan Akhir-akhir ini muncul berbagai model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan seseorang untuk menciptakan kegiatan belajar. Upaya-upaya tersebut meliputi penyampaian ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Pengertian Pembelajaran Kontekstual 1. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami

Lebih terperinci

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd. Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd. Kuiz 1. Contextual 2. Konstruktivisme 3. Inquiry 4. Questioning 5. Learning Community 6. Modeling 7. Refleksi 8. Authentic Assessment 9. Skenario CTL PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Contextual

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada individu untuk dapat hidup berkembang

Lebih terperinci

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Pendidikan Indonesia KONSEP CTL Merupakan Konsep Belajar yang dapat Membantu Guru Mengaitkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan dari siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kontekstual Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme. Piaget (Suherman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajarai matematika diharapkan siswa dapat menguasai seperangkat

Lebih terperinci

Drs. H. MAHDUM MA, M.Pd. Dosen Bahasa Inggris FKIP UNRI Hp , Fax: (0761)

Drs. H. MAHDUM MA, M.Pd. Dosen Bahasa Inggris FKIP UNRI Hp , Fax: (0761) Drs. H. MAHDUM MA, M.Pd. Dosen Bahasa Inggris FKIP UNRI Hp. 0811 752573, Fax: (0761) 26253 E-mail: adanan_mahdum@yahoo.com E-mail: mahdum1211@gmail.com MODUS PENGALAMAN BELAJAR Pengalaman Belajar 10 %

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS 585 KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peran guru sebagai (a) manejerial yaitu mengelola kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Lingkungan disini artinya berawal dari lingkungan keluarga,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan 9 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Kemampuan Menurut Zain (dalam Milman Yusdi, 2010:10) mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS A. Pembelajaran Matematika Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Ini berarti

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI NO

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI NO MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI NO. 015897 BUNTU PANE RAMLI SITORUS DAN ERTILA SIBURIAN Jurusan PPSD

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Pembelajaran Matematika a. Hakekat Matematika Mata pelajaran matematika merupakan salah satu muatan KTSP, yang harus dikembangkan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Sadiman, dkk. (2008: 17-18) mengatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Slameto (2010:2) dengan bukunya yang berjudul: Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhi Menurutnya, pengertian belajar adalah: Suatu proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut Arifin et al. (2000: 146) bertanya merupakan salah satu indikasi seseorang berpikir.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dalam konteks pembelajaran di kelas menyatakan bahwa Partisipasi

BAB II KAJIAN TEORI. dalam konteks pembelajaran di kelas menyatakan bahwa Partisipasi 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi Siswa 1. Pengertian Partisipasi Menurut Tannenbaun dan Hahn (dalam Sukidin, et al 2002:159) dalam konteks pembelajaran di kelas menyatakan bahwa Partisipasi adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP perlu diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. suatu pendekatan metode dan teknik pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. suatu pendekatan metode dan teknik pembelajaran. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran digunakan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Komalasari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap dunia pendidikan. Salah satunya adalah proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan bangsa dan negara, dengan majunya pendidikan suatu negara dapat dijadikan tolok ukur bahwa negara

Lebih terperinci

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan. 8 BAB II KAMAN PUSTAKA A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah Manusia. Meningkatkan kemampuan siswa merupakan upaya meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), menurut Permendiknas RI No. 22 Tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djojoesoediro (2010) istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djojoesoediro (2010) istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Aktivitas dan Hasil Belajar IPA 1.1.1. Pengertian Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Menurut Djojoesoediro (2010) istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1.Mata pelajaran PKn 2.1.1.1.Pengertian PKn SD Pendidikan kewarganegaraan SD adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai pancasila sebagai wahana

Lebih terperinci

Pendekatan Contextual Teaching and Larning (CTL)

Pendekatan Contextual Teaching and Larning (CTL) Pendekatan Contextual Teaching and Larning (CTL) 2.1.3.1 Hakikat Contextual Teaching and Learning Landasan filosofi CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara I. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 IPS 2.1.1 Hakikat IPS di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan melalui SD/MI/SLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Matematika Matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya (Karso: 1998, 1.6).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan menengah dan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya tuntutan peningkatan kualitas lulusan SD untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan dan menumbuhkan bakat, minat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting dalam pengembangan dunia pendidikan. Hal ini disebabkan matematika merupakan ilmu dasar bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual (CTL) Pembelajaran kontekstual yang sering disingkat dengan CTL merupakan salah satu model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN 8 BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN A. Kajian Pustaka Dalam suatu penelitian, kajian pustaka sangat penting guna memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi

Lebih terperinci

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah

Lebih terperinci

Prinsip Pemelajaran KBK

Prinsip Pemelajaran KBK 7/25/2011 Prinsip Pemelajaran KBK Student Centered Siswa menjadi subyek dan perbedaan kecepatan belajar dihargai/diperhatikan Integrated Learning Pengelolaan Pemelajaran secara Integratif bermuara kepada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peningkatan Pembelajaran Istilah peningkatan diambil dari kata dasar tingkat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) makna kata peningkatan itu sendiri adalah proses,

Lebih terperinci

FIELD STUDY: PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MATERI-MATERI FISIOGRAFIS 1

FIELD STUDY: PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MATERI-MATERI FISIOGRAFIS 1 FIELD STUDY: PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MATERI-MATERI FISIOGRAFIS 1 Oleh: Muhammad Nursa ban 2 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN PADA TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN CTL PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN PADA TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Dalam Undang undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Lebih terperinci

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan pendidikan sebagai akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi yang

Lebih terperinci