JURNAL ILMIAH. Oleh : SITI KEMALA ROHIMA D1A
|
|
- Handoko Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL ILMIAH PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN TERHADAP KELALAIAN TENAGA KESEHATAN ( DOKTER ) DALAM MELAKSANAKAN TINDAKAN MEDIK BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN YANG BERLAKU Oleh : SITI KEMALA ROHIMA D1A FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2013
2 Halaman Pengesahan Jurnal Ilmiah PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN TERHADAP KELALAIAN TENAGA KESEHATAN ( DOKTER ) DALAM MELAKSANAKAN TINDAKAN MEDIK BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN YANG BERLAKU Oleh : SITI KEMALA ROHIMA D1A Menyetujui, Mataram, Februari 2013 Pembimbing Pertama, Dr. H. M Arba, SH., M.Hum NIP
3 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN TERHADAP KELALAIAN TENAGA KESEHATAN ( DOKTER ) DALAM MELAKSANAKAN TINDAKAN MEDIK BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN YANG BERLAKU Siti Kemala Rohima D1A ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menjelaskan perlindungan hukum pasien dan tanggung jawab hukum Rumah Sakit terhadap kelalaian tenaga kesehatan (dokter) dalam melaksanakan tindakan medik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif dengan pendekatan perundang-undangan, konsep dan studi kasus. Penelitian ini menyatakan perlindungan hukum pasien berupa pembinaan, pengawasan dan tanggung jawab hukum yaitu perdata, pidana, dan administrasi serta terhadap kelalaian medik bahwa hubungan terapeutik, status dokter, dan penyebab terjadinya menentukan tanggung jawab hukum Rumah Sakit dan dokter. Simpulannya adalah perlindungan hukum pasien bersifat preventiv berupa pencegahan dan represif jika terjadi sengketa. Saran yang diberikan yaitu pasien, dokter dan Rumah Sakit harus bertindak sesuai hak dan kewajibannya. Kata kunci : Perlindungan hukum, tanggung jawab hukum, kelalaian, pasien, dokter, Rumah Sakit LEGAL PROTECTION FOR PATIENTS AGAINST THE NEGLIGENCE OF HEALTH CARE PERSONNEL ( DOCTORS ) IN THE PERFORMANCE OF MEDICAL ACTIONS BASED ON LAWS APPLICABLE INVITATION ABSTRACT This research aims to analyze legal protection of patients and the hospital s legal responsibility against the negligence of health care personnel (doctors) in conducting medical action. This research using of normative research with statute approach, conseptual approach and case approach. Research explain legal protection of patients in the form of coaching. supervision and the legal resposibility of civil, criminal dan administrative as well as against medical negligence that the therapeutic relationship, the doctor status and the causes of the occurence of determining the responsibility of hospitals and doctors.
4 The conclusion is legal protection of patients is the form of precautionary measure preventiv and if there is a dispute over repressive. The suggestion is patients, doctors and hospitals must act in accordance the rights and obligation. Keywords : Legal protection, legal responsibility, negligence, patients, doctors, Hospital PENDAHULUAN Pada Pasal 28 H Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Berdasarkan bunyi pasal tersebut, sudah jelas bahwa penyelenggaraan kesehatan merupakan hak asasi atau hak dasar setiap orang yang dijamin oleh negara. Untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan, maka tersedia institusi-institusi kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, atau sarana-sarana kesehatan lainnya baik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta untuk pelayanan kesehatan. Rumah Sakit yang merupakan institusi kesehatan yang memegang peranan sangat penting dalam pelayanan kesehatan bagi pasien selaku konsumen harus ditunjang oleh tenaga kesehatan yang profesional dalam melaksanakan pelayanan kesehatan diantaranya dokter, perawat ataupun tenaga kesehatan lainnya.
5 Dalam pasal 46 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit. Tanggung jawab secara hukum dapat dikategorikan dalam tiga bidang tanggung jawab yaitu tanggung jawab dalam bidang perdata, pidana dan administratif. 1 Namun demikian, dalam pasal-pasal lain dalam undang-undang ini maupun dalam penjelasan pasal tersebut tidak digambarkan lebih terperinci lagi mengenai tanggung jawab hukum yang seperti apa yang dapat ditanggung oleh Rumah Sakit dalam hal kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bekerja padanya dan seberapa besar tanggung jawab oleh Rumah Sakit dalam hal ini. Hal ini penting, sebagai salah satu cara untuk mengetahui apa saja dan bagaimana perlindungan hukum bagi pasien dan untuk mencegah lepasnya tanggung jawab Rumah Sakit akibat kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berada di bawah institusinya karena dalam pasal ini tidak juga diterangkan maupun memuat apakah Rumah Sakit bertanggung jawab sendiri ataupun bersama sama dengan tenaga kesehatan dalam hal kelalaian medik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahannya, yaitu: 1) Bagaimanakah perlindungan hukum bagi pasien terhadap kelalaian tenaga kesehatan dalam melaksanakan tindakan medik berdasarkan Peraturan Perundang-undangan 1 Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak diluar KUH Perdata, (Jakata:PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 73
6 yang berlaku?; 2) Bagaimanakah bentuk tanggung jawab hukum Rumah Sakit kepada pasien terhadap kelalaian tenaga kesehatan dalam melaksanakan tindakan medik? Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1) Untuk menjelaskan mengenai perlindungan hukum bagi pasien terhadap kelalaian tenaga kesehatan dalam melaksanakan tindakan medik berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 2) Untuk menjelaskan bentuk tanggung jawab hukum Rumah Sakit kepada pasien dalam hal kelalaian tenaga kesehatan dalam melaksanakan tindakan medik. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) Secara Teoritis, untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya khususnya hukum perdata dan hukum kesehatan serta perlindungan hukum bagi pasien terhadap kelalaian tenaga kesehatan dalam melaksanakan tindakan medik dan tanggung jawab hukum Rumah Sakit dalam hal kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; 2). Secara Praktis, untuk membantu masalah hukum para pihak dalam hal perlindungan hukum bagi pasien terhadap kelalaian tenaga kesehatan dalam melaksanakan tindakan medik serta tanggung jawab hukum Rumah Sakit kepada pasien terhadap kelalaian tenaga kesehatan dalam melaksanakan tindakan medik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif dengan pendekatan yang digunakan yaitu Statute Approach, Conseptual Approach dan Case Approach. Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Sedangkan
7 pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan studi pustaka terhadap bahan-bahan hukum dan analisis bahan hukum dilakukan secara bertahap dengan metode deduktif. PEMBAHASAN A. Perlindungan Hukum Bagi Pasien Terhadap Kelalaian Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tindakan Medik Perlindungan hukum bagi pasien erat kaitannya dengan perlindungan konsumen yaitu pasien sebagai konsumen jasa pelayanan kesehatan. Dalam hal ini, perlindungan hukum bagi pasien dimaksudkan sebagai tindakan untuk melindungi pasien jika ada kelalaian maupun kesalahan dokter ataupun tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan medik. Disebut kelalaian medik karena kelalaian ini dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan medik. Pada dasarnya kesalahan atau kelalaian dokter dalam melaksanakan tindakan medik, merupakan suatu hal yang penting untuk dibicarakan, hal ini disebabkan karena akibat kesalahan ataupun kelalaian tersebut mempunyai dampak yang sangat merugikan. Selain mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap profesi kedokteran juga menimbulkan kerugian pada pasien. Pemberian hak atas ganti rugi merupakan suatu upaya untuk memberikan perlindungan bagi setiap orang atas suatu akibat yang timbul, baik fisik maupun non fisik karena
8 kesalahan atau kelalaian tenaga kesehatan. Perlindungan ini sangat penting karena akibat kelalaian atau kesalahan itu mungkin dapat menyebabkan kematian atau menimbulkan cacat yang permanen. Sebagai bagian dari perlindungan hukum bagi pasien baik yang bersifat preventif maupun represif dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada Pasal 4 dinyatakan bahwa: (1) Untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi dibentuk Konsil Kedokteran Indonesia yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi. (2) Konsil Kedokteran Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Presiden. Berdasarkan penjelasan pasal di atas mengenai Konsil Kedokteran Indonesia bahwa Konsil Kedokteran Indonesia terdiri dari Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi yang memiliki fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis. Hal in penting untuk diketahui pasien terkait perlindungan hukumnya terutama dalam fungsi pembinaan dari Konsil Kedokteran Indonesia karena erat kaitannya dengan penyelenggaran praktik kedokteran baik oleh dokter maupun dokter gigi. Selain itu, pasien merasa aman karena penyelenggaraan praktik kedokteran telah diawasi oleh Konsil Kedokteran Indonesia sehingga dokter maupun dokter gigi dalam menyelenggarakan praktiknya lebih berhati-hati dan teliti.
9 Di Indonesia penyelesaian kasus kelalaian medik berdasarkan mediasi dapat diselesaikan melalui Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 64 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran bahwa: Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia bertugas: a. menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan; dan b. menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter atau dokter gigi. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia merupakan lembaga yang berwenang menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi. Lembaga ini merupakan otonom dari Konsil Kedokteran Indonesia yang menjalankan tugasnya bersifat independen. Selanjutnya diperjelas lagi pada pasal 66 Undang-undang Nomor 29 tentang Praktek Kedokteran yang berbunyi: (1) Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan profesi kedokterannya dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (2) Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat: a. Identitas Pengaduan b. Nama dan alamat tempat praktik dokter atau dokter gigi dan waktu tindakan dilakukan; dan c. Alasan pengaduan
10 (3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepeda pihak yang berenang dan atau menggugat kerugian perdata ke pengadilan Sesuai Pasal 66 tersebut di atas, pasien atau keluarga pasien yang merasa dirugikan akibat praktek kedokteran yang meraka anggap tidak tepat dapat mengadukan kasusnya melalaui Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, yang merupakan jalur non-litigasi. Selain melalui jalur non-litigasi, pasien atau keluarga pasien yang menduga telah terjadinya kelalaian atas diri pasien tidak menutup kemungkinan untuk sekaligus menempuh jalur litigasi, yaitu melalui jalur perdata atau pidana. Kewenangan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dalam menangani pengaduan masyarakat, sesuai dengan pasal 67 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran: Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia memeriksa dan memberikan keputusan terhadap pengaduan yang berkaitan dengan dokter dan dokter gigi Kesalahan (kesengajaan atau kelalaian) dap at terjadi akibat kurangnya pengetahuan, kurangnya pengalaman dan pengertian serta mengabaikan suatu perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan. Apabila hal itu dilakukan oleh doker, baik dengan sengaja maupun karena kelalaiannya dalam upaya memberikan perawatan atau pelayanan kepada pasien, maka pasien atau keluarganya dapat meminta tanggung jawab hukum (responsibility) pada dokter yang bersangkutan. Bentuk tanggung jawab hukum yang dimaksud disini meliputi tanggung jawab hukum perdata, tanggung jawab hukum pidana, dan tanggung jawab hukum
11 administrasi. Jika pertanggungjawaban ini dibatasi pada hubungan hukum antara pasien dengan dokter yang didasarkan pada suatu transaksi atau perjanjian terapeutik, keduanya dimata hukum sama sederajat. Untuk melihat lebih jelas dan terang tentang kesalahan (kesengajaan atau kelalaian), adalah hal hal yang menyangkut tentang atau yang berkaitan dengan hak dan kewajiban kedua belah pihak yang terikat dalam transaksi terapeutik, yaitu pasien dan dokter. Hak dan kewajiban tersebut meliputi: 2 1. Masalah informasi yang diterima oleh pasien sebelum dia memberikan persetujuan untuk menerima perawatan 2. Masalah persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan 3. Masalah kehati-hatian dokter atau tenaga kesehatan yang melaksanakan perawatan. Hal ini banyak sekali hubungannya dengan masalah kealpaan dan standar pelayanan medis Di dalam hukum perdata dikenal dua dasar hukum bagi tanggung gugat hukum (liability): 3 1. Tanggung gugat berdasarkan wanprestasi atau cedera janji atau ingkar janji sebagaimana diatur dalam pasal 1239 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2. Tanggung gugat berdasarkan perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dalam bidang pidana, tenaga kesehatan/dokter/dokter gigi dapat dimintai tanggung jawab pidana. Ketentuan yang dapat diterapkan adalah ketentuan yang terdapat dalam pasal 359, 360 dan 361 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. 2 Bahder Johan Nasution, op.cit., hal Bahder Johan Nasution, loc.cit., hal 15
12 Pelanggaran dalam ketiga ketentuan itu adalah tindakannya yang menyebabkan matinya orang atau luka karena kehilafan. Aspek hukum administrasi tenaga kesehatan/dokter/dokter gigi disini dilihat dari sudut kewenangannya, yaitu: Apakah dokter yang bersangkutan berwenang atau tidak melakukan perawatan? Berdasarkan hal tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk melakukan pekerjaan sebagai dokter diperlukan berbagai persyaratan, salah satu persyaratan yang paling penting adalah izin dari Menteri Kesehatan RI. Dengan adanya izin tersebut, barulah dokter yang bersangkutan berwenang melakukan tugas sebagai pelayan kesehatan, baik pada instansi pemerintah maupun pada instansi swasta atau melakukan praktek secara perorangan B. Tanggung Jawab Hukum Rumah Sakit Terhadap Kelalaian Tenaga Kesehatan dalam Melaksanakan Tindakan Medik Dalam Pasal 1367 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dimana salah satu klausulanya menentukan bahwa yang merupakan salah satu prinsip pertangggungjawaban karena kesalahan dalam perbuatan melawan hukum adalah termasuk perbuatan orang-orang yang berada dibawah pengawasannya. Hal ini didasarkan pada suatu teori yang dikenal dengan nama teori hubungan majikan dengan buruh atau juga yang dikenal dengan istilah doktrin respondeat superior. Ditentukannya pertanggungjawaban majikan dalam pasal 1367 Kitab
13 Undang-Undang Hukum Perdata atas kerugian yang telah ditimbulkan oleh bawahan untuk menjamin kepastian berhasilnya ganti rugi. Penerapan doktrin respondeat superior ini mempunyai dua tujuan pokok yaitu: 4 1. Adanya jaminan bahwa ganti rugi yang dibayar pada pasien yang menderita kerugian akibat tindakan medik dokter 2. Hukum dan keadilan menghendaki sikap kehati-hatian dari dokter Untuk mengajukan gugatan terhadap Rumah Sakit, dokter atau tenaga kesehatan lainnya dengan alasan berdasarkan perbuatan melawan hukum harus dipenuhi empat unsur sebagai berikut: 5 1. Adanya pemberian gaji atau honor tetap yang dibayar secara periodik kepada dokter atau tenaga kesehatan yang bersangkutan 2. Majikan atau rumah sakit mempunyai wewenang untuk memberikan instruksi yang harus ditaati bawahannya 3. Adanya wewenang untuk mengadakan pengawasan 4. Adanya kesalahan atau kelalaian yang diperbuat oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya, dimana kesalahan atau kelalaian tersebut menimbulkan kerugian bagi pasien Berkaitan dengan tanggung jawab hukum pemberi pelayanan kesehatan terutama tanggung jawab hukum Rumah Sakit, dalam hal ini sebagai suatu badan hukum yang memilikinya bisa dituntut atas kerugian yang terjadi, bisa melalui dua cara: 6 1. Langsung sebagai pihak pihak pada suatu perjanjian bila ada wanprestasi 4 Bahder Johan Nasution, op.cit., hal Bahder Johan Nasution, op.cit., hal.16 6 Titik Triwulan Tutik dan Shita Febriana, loc.cit.,
14 2. Tidak langsung sebagai majikan bila karyawannya dalam pengertian peraturan perundang-undangan melakukan perbuatan melawan hukum. Hukum Perdata membedakan kategori Rumah Sakit selaku pihak tergugat (korporasi) yaitu Rumah Sakit pemerintah dan Rumah Sakit swasta. Berkaitan dengan Rumah Sakit pemerintah, maka manajemen Rumah Sakit pemerintah c.q Dinas Kesehatan/ Menteri Kesehatan dapat dituntut. Menurut Pasal 1367 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, karena pegawai yang bekerja pada Rumah Sakit Pemerintah menjadi pegawai negeri dan negara sebagai suatu badan hukum dapat dituntut untuk membayar ganti rugi atas tindakan pegawai negeri yang dalam menjalankan tugasnya merugikan pihak lain. Sedangkan untuk manajemen Rumah Sakit swasta sebagai badan hukum memiliki kekayaan sendiri dan dapat bertindak dalam hukum dan dapat dituntut seperti halnya manusia. Jika diamati dengan seksama maka layanan yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada pasien yang dirawat dapat dirinci menjadi: 7 1. Medical care (Pengobatan Kesehatan) 2. Nursing care (Keperawatan; hal-hal yang dilakukan perawat) 3. Supportive care (Penggunaan alat-alat penunjang medik dan nonmedik) Untuk kesalahan yang menyangkut management error maka tanggung jawabnya dibebankan kepada Rumah Sakit. Oleh sebab itu, Rumah Sakit dituntut 7 Safwan Dahlan, Hospital Liability, ( hukumkes.wordpress.com/2008/03/15/hospital-liability ), diakses pada tanggal 21 November 2012
15 untuk menerapkan manajemen yang baik; seperti selalu melakukan kontrol terhadap semua peralatan medik dan nonmedik serta dengan teratur melaksanakan kalibrasi terhadap semua peralatan medik yang menurut peraturannya wajib dikalibrasi. Untuk kerugian yang disebabkan oleh medical error, sangat tergantung pada status dokter yang bersangkutan. Bila kedudukannya sebagai attending physician (mitra) maka Rumah Sakit berdasarkan prinsip umum tidak bertanggung jawab atas kesalahan dokter, tetapi kedua belah pihak (Rumah Sakit dan dokter) dapat membuat kesepakatan tersendiri yang di dalamnya meliputi pula pembagian presentase tanggung gugat apabila pada suatu waktu harus membayar ganti rugi. Bila status dokter sebagai employee (agent/ pekerja) maka berdasarkan doktrin respondeat superior, tanggung gugatnya dapat dialihkan kepada Rumah Sakit sebagai employer (bos/penyedia pekerjaan).
16 PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal dari penelitian ini, antara lain : 1) Perlindungan hukum bagi pasien dimaksudkan
17 sebagai tindakan preventive sekaligus represif dalam hal jika ada kelalaian maupun kesalahan dokter ataupun tenaga kesehatan dalam melaksanakan tindakan medik. Tindakan preventive dalam hal ini dapat berupa pengaturan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan berupa pembinaan maupun pengawasan terhadap dokter dan Rumah Sakit sedangkan tindakan represif berupa tindakan yang dapat ditempuh jika dikemudian hari timbul sengketa melalui jalur non-litigasi dengan mengadukan kasusnya melalui Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia ataupun melalui Lembaga Arbitrase dan Penyelesaian Sengketa dan menempuh jalur litigasi, yaitu melalui jalur perdata atau pidana tanpa menutup kemungkinan untuk menempuh kedua jalur tersebut baik litigasi maupun non litigasi secara sekaligus.: 2) Rumah Sakit, baik yang dimiliki pemerintah ataupun swasta, merupakan organisasi yang sangat kompleks. Di sarana kesehatan tersebut banyak berkumpul pekerja profesional dengan berbagai macam latar belakang keahlian dan banyak pula peralatan yang digunakannya. Semakin besar dan canggih suatu Rumah Sakit akan semakin kompleks pula permasalahannya. Oleh sebab itu, tidaklah gampang menentukan pembagian tanggung gugatnya. Selain pola hubungan terapeutik dan pola hubungan kerja tenaga medis, penyebab terjadinya kerugian itu sendiri juga sangat menentukan sejauh mana Rumah Sakit dan tenaga kesehatan harus bertanggung jawab. B. Saran-saran
18 Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1) Bagi Rumah Sakit hendaknya menjalankan manajemen Rumah Sakit yang baik khususnya untuk memperjelas mengenai tanggung jawab hukumnya. Tujuannya untuk memudahkan pasien menentukan apakah tindakan kelalaian yang dilakukan oleh dokter tersebut merupakan kompetensinya atau merupakan tindakan yang berada dibawah pengawasan pihak Rumah Sakit; 2) Hendaknya bagi pasien mengetahui dengan jelas aturan atau payung hukum yang melindunginya dan dibutuhkan ketelitian serta kemauan oleh pasien untuk lebih aktif dalam penyembuhan kondisi kesehatannya; 3) Bagi dokter hendaknya menjalankan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional sebagaimana mestinya untuk menghindari ataupun mengurangi terjadinya kelalaian medik. DAFTAR PUSTAKA
19 A. Buku, Majalah dan Artikel HS, Salim Perkembangan Hukum Kontrak diluar KUH Perdata. Jakata:PT Raja Grafindo Persada. Moeljatno Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Cet. Ke 28. Jakarta: PT Bumi Aksara Nasution, Bahder Johan Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter. Jakarta: PT Rineka Cipta. Soesilo dan Pramudji. Terjemahan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Rhedbook Publisher Triwulan Tutik, Titik dan Shinta Febriana Perlindungan Hukum Bagi Pasien. Jakarta:Prestasi Pustaka. B. Peraturan-Peraturan Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Tentang Praktek Kedokteran. UU Nomor 29 Tahun 2004 LN Nomor 116 Tahun 2006 TLN Nomor Undang-Undang Nomor Tentang Rumah Sakit. UU Nomor 44 Tahun LN Nomor 153 Tahun 2009 TLN Nomor C. Internet Safwan Dahlan,HospitalLiability,(hukumkes.wordpress.com/2008/03/15/hospitalliability ), diakses pada tanggal 21 November 2012
TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN KESALAHAN TINDAKAN KEDOKTERAN KEPADA PASIEN
TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN KESALAHAN TINDAKAN KEDOKTERAN KEPADA PASIEN Oleh: Gede Prasetia Adnyana I Wayan Bela Siki Layang Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperincivii DAFTAR WAWANCARA
vii DAFTAR WAWANCARA 1. Apa upaya hukum yang dapat dilakukan pasien apabila hak-haknya dilanggar? Pasien dapat mengajukan gugatan kepada rumah sakit dan/atau pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan pokok manusia karena kesehatan merupakan modal utama manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Melaksanakan upaya kesehatan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu parameter untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia. Tanpa kesehatan manusia tidak akan produktif untuk hidup layak dan baik. Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan hal yang baru dalam kehidupan, sebab hal tersebut banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH TANGGUNG JAWAB MEDIS TERHADAP RESIKO AKIBAT OPERASI BEDAH CAESAR
JURNAL ILMIAH TANGGUNG JAWAB MEDIS TERHADAP RESIKO AKIBAT OPERASI BEDAH CAESAR Oleh: Zaenathul Mardiani NIM D1A011360 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2015 TANGGUNG JAWAB MEDIS TERHADAP RESIKO AKIBAT
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam
BAB V PENUTUP A. Simpulan Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam keseluruhan bab yang sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perlindungan terhadap pasien dalam
Lebih terperinciPERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN TINDAKAN MALPRAKTEK DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN TINDAKAN MALPRAKTEK DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA Oleh : I Gede Indra Diputra Ni Md. Ari Yuliartini Griadhi Bagian Hukum
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PERDATA DOKTER KEPADA PASIEN DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK
TANGGUNG JAWAB PERDATA DOKTER KEPADA PASIEN DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK Oleh Made Hadi Setiawan A.A.Gede Agung Dharma Kusuma Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper titled
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam dunia medis yang semakin berkembang, peranan rumah sakit sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau mundurnya pelayanan kesehatan rumah
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN SELAKU KONSUMEN JASA PELAYANAN KESEHATAN YANG MENGALAMI MALPRAKTEK
119 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN SELAKU KONSUMEN JASA PELAYANAN KESEHATAN YANG MENGALAMI MALPRAKTEK Ni Luh Gede Yogi Arthani, S.H.,M.H. Made Emy Andayani Citra, S.H.,M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP MENINGGALNYA PASIEN AKIBAT TINDAKAN MEDIK OLEH DOKTER
JURNAL TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP MENINGGALNYA PASIEN AKIBAT TINDAKAN MEDIK OLEH DOKTER (Studi Kasus di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram) JURNAL ILMIAH Oleh PUTU WANDA PRADASARI LAKSMI D1A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga
1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Sehat merupakan suatu keadaan yang ideal oleh setiap orang. Orang yang sehat akan hidup dengan teratur, mengkonsumsi makanan bergizi, berolah raga, bersosialisasi
Lebih terperinciInform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L
Inform Consent Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L 1 PENDAHULUAN Malpraktek pada dasarnya adalah tindakan tenaga profesional (profesi) yang bertentangan dengan Standard Operating Procedure
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DOKTER DALAM MENJALANKAN PROFESI KEDOKTERAN
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DOKTER DALAM MENJALANKAN PROFESI KEDOKTERAN Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana (S1) dalam Ilmu Hukum pada
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM PASIEN PADA PENGOBATAN ALTERNATIF
PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN PADA PENGOBATAN ALTERNATIF JURNAL ILMIAH Oleh: ABDURRAHIM ISMAIL D1A 109 076 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2014 PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN PADA PENGOBATAN ALTERNATIF
Lebih terperinciPERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP MALPRAKTEK UPAYA MEDIS TRANSPLANTASI ORGAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP MALPRAKTEK UPAYA MEDIS TRANSPLANTASI ORGAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN Oleh I Gusti Agung Ayu Elcyntia Yasana Putri A.A. Ngurah
Lebih terperinciKEDUDUKAN REKAM MEDIS DALAM
KEDUDUKAN REKAM MEDIS DALAM PEMBUKTIAN PERKARA MALPRAKTEK DI BIDANG KEDOKTERAN 1 Oleh: Agriane Trenny Sumilat 2 ABSTRAK Kesehatan memiliki arti yang sangat penting bagi setiap orang. Kesehatan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lain yang diperlukan. orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berkembang sangat pesat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kehidupan masyarakat modern saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berkembang sangat pesat karena didukung
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN KESEHATAN DALAM HAL TERJADI MALPRAKTEK. Oleh: Elyani Staf Pengajar Fakultas Hukum UNPAB Medan ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN KESEHATAN DALAM HAL TERJADI MALPRAKTEK Oleh: Elyani Staf Pengajar Fakultas Hukum UNPAB Medan ABSTRAK Kesehatan merupakan hal yang harus dijaga oleh setiap manusia, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan hukum Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagaimana yang tercantum
Lebih terperinciHubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Pelayanan Kesehatan Memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau merupakan hak dasar
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS
BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Sosial 1. Hukum Kesehatan Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan
Lebih terperinciTanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien. 1. Tanggung Jawab Etis
Tanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien 1. Tanggung Jawab Etis Peraturan yang mengatur tanggung jawab etis dari seorang dokter adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Lafal Sumpah Dokter. Kode etik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV (empat) skripsi ini, maka penulis menarik beberapa point kesimpulan dan saran yang merupakan cangkupan
Lebih terperinciLILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG
LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG OUTLINE PENDAHULUAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG TUGAS & WEWENANG PERAWAT PENDELEGASIAN
Lebih terperinciHospital by laws. Dr.Laura Kristina
Hospital by laws Dr.Laura Kristina Definisi Hospital : Rumah sakit By laws : peraturan Institusi Seperangkat peraturan yang dibuat oleh RS (secara sepihak) dan hanya berlaku di rumah sakit yang bersangkutan,dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan dokter atau pasien dengan rumah sakit. Ketiganya merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sengketa dalam layanan kesehatan dapat terjadi antara pasien dengan dokter atau pasien dengan rumah sakit. Ketiganya merupakan subyek hukum yang memiliki keterikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya
1 BAB I PENDAHULUAN Akhir-akhir ini di beberapa media baik media cetak maupun elektronik nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya akan di sebut RS) yang menyelenggarakan
Lebih terperinciTANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING
TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING Dhevy Nayasari Sastradinata *) *) Dosen Fakultas hukum Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Iklim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wajib menjamin kesehatan bagi warganya. Peran aktif serta pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin pesat membuat masyarakat kini menjadi lebih sadar lagi mengenai pentingnya kesehatan bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Hal ini
Lebih terperinciPENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH
PENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH A. PENDAHULUAN Pasca amandemen UUD 1945, jaminan hak asasi manusia di Indonesia semakin kuat karena pengaturannya telah mendapat tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pengetahuan masyarakat seiring pesatnya perkembangan teknologi dan kemudahan dalam mendapatkan informasi, membuat masyarakat lebih kritis terhadap pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. continental dan sistem Anglo Saxon. Perkembangan hukum secara. campuran karena adanya kemajemukan masyarakat dalam menganut tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara maju maupun negara berkembang di dunia ini menganut berbagai sistem hukum, apakah sistem hukum kodifikasi maupun sistem hukum-hukum lainnya. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 1 Kesehatan sebagai salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cita-Cita Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia
Lebih terperinciPROPOSAL TESIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI KONSUMEN JASA DI BIDANG PELAYANAN MEDIS (SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM PERDATA)
PROPOSAL TESIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI KONSUMEN JASA DI BIDANG PELAYANAN MEDIS (SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM PERDATA) 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam dunia medis yang semakin berkembang,
Lebih terperinciRUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar
RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) 444168, Fax. (0342) 444289 Kembangarum - Sutojayan - Blitar PERJANJIAN KERJA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM AULIA DAN DOKTER No. Yang bertanda tangan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SURAT IZIN PRAKTIK TERHADAP DOKTER DALAM MELAKUKAN PRAKTIK KESEHATAN DI RS. BHAKTI RAHAYU
IMPLEMENTASI SURAT IZIN PRAKTIK TERHADAP DOKTER DALAM MELAKUKAN PRAKTIK KESEHATAN DI RS. BHAKTI RAHAYU I Gusti Agung Bagus Wahyu Pranata I ketut Sudiarta Cokorde Dalem Dahana Program Kekhususan Hukum Pemerintahan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI KONSUMEN PELAYANAN KESEHATAN NON MEDIS TUKANG GIGI
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI KONSUMEN PELAYANAN KESEHATAN NON MEDIS TUKANG GIGI ABSTRACT Oleh : Yohanna Feryna I Gusti Ayu Puspawati Dewa Gde Rudy Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciPEMBUKTIAN MALPRAKTIK
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 PEMBUKTIAN MALPRAKTIK Syarifah Hidayah
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KESEHATAN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN PROFESINYA JURNAL HUKUM
1 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KESEHATAN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN PROFESINYA JURNAL HUKUM OLEH : M.SOFIAN HADI NIM. D1A.008.098 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2013 2 Halaman Pengesahan PERLINDUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Bragolan Kabupaten Purworejo BPJS Kesehatan yang diselenggarakan
Lebih terperinciHAK PASIEN MENDAPATKAN INFORMASI RESIKO PELAYANAN MEDIK 1 Oleh : Rocy Jacobus 2
HAK PASIEN MENDAPATKAN INFORMASI RESIKO PELAYANAN MEDIK 1 Oleh : Rocy Jacobus 2 ABSTRAK Tujuan dilakukan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana hak pasien mendapatkan informasi resiko
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu negara. Salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan tersebut adalah dengan adanya layanan Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebal hukum berdasarkan doctrin of charitable Immunity sebab menghukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit pada masa lalu sering dianggap sebagai lembaga sosial yang kebal hukum berdasarkan doctrin of charitable Immunity sebab menghukum rumah sakit untuk
Lebih terperinciModel Perlindungan Hukum Profesi Dokter
ABSTRACT Model Perlindungan Hukum Profesi Dokter Oleh: Arif Nuryanto Purposes of the research are (1) to describe and to explain various causes of dispute between doctor and patient, (2) to describe and
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.915, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Data. Informasi Kesehatan. Rahasia Kedokteran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciPEMBERIAN GANTI RUGI SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN DALAM TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIS
PEMBERIAN GANTI RUGI SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN DALAM TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIS I Gede Andika Putra I Wayan Wiryawan Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrac
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH PERJANJIAN KERJASAMA PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) ANTARA PT. PERTAMINA DENGAN SPBU
JURNAL ILMIAH PERJANJIAN KERJASAMA PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) ANTARA PT. PERTAMINA DENGAN SPBU Oleh : VIKI HENDRA, S.Pd D1A 010 242 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2014 ii HALAMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota militer beserta keluarganya secara gratis termasuk masyarakat. oleh kelompok agama yang ingin mendirikan rumah sakit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan rumah sakit di Indonesia sangat pesat dari waktu ke waktu, di mulai pada tahun 1626 yang didirikan oleh VOC dan dikembangkan pula oleh tentara Inggris
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter. Pelayanan dokter haruslah sesuai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua masyarakat ingin dilayani dan mendapat kedudukan yang sama dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter. Pelayanan dokter haruslah sesuai dengan Pasal 50
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Sedangkan pembangunan
Lebih terperinciAndrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
* Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta *Kesehatan dlm kosnep duni internasional adalah a state of complete physical, mental and social, well being and not merely the
Lebih terperinciPENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, seperti yang termuat di dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa : Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada alam demokratis seperti sekarang ini, manusia semakin erat dan semakin membutuhkan jasa hukum antara lain jasa hukum yang dilakukan oleh notaris. Dalam
Lebih terperinciCalyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Tanggung Gugat Rumah Sakit Atas Kekurang Hati-Hatian Dokter Dalam Melakukan Tindakan Medis Yang Menyebabkan Robeknya Usus Muryati Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Dan Undang-Undang
Lebih terperinciINFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN
INFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciJurnal Hukum Bisnis/Vol II/ Nomor 1 /April 2018 E-ISSN
TANGGUNG GUGAT RUMAH SAKIT BM DAN TIM DOKTER ATAS TINDAKAN PEMBIUSAN TOTAL DI PERGELANGAN TANGAN TN YANG BERAKIBAT SYARAF JARINGAN TANGAN MATI DAN MEMBUSUK SEHINGGA DUA JARI HARUS DIAMPUTASI Stevie Maggie
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciANALISA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI DOKTER TERHADAP KASUS EUTHANASIA DITINJAU DARI KUHP YANG BERTENTANGAN DENGAN HAK ASASI MANUSIA
ANALISA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI DOKTER TERHADAP KASUS EUTHANASIA DITINJAU DARI KUHP YANG BERTENTANGAN DENGAN HAK ASASI MANUSIA Dewa Ayu Tika Pramanasari Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumah sakit dalam perjalanan sejarahnya mengalami perkembangan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Rumah Sakit Rumah sakit dalam perjalanan sejarahnya mengalami perkembangan yang berpengaruh terhadap fungsi dan perannya. Rumah sakit berfungsi untuk mempertemukan
Lebih terperinciTESIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI DOKTER ATAS DUGAAN MALPRAKTIK MEDIK ENY HERI MANIK NIM
TESIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI DOKTER ATAS DUGAAN MALPRAKTIK MEDIK ENY HERI MANIK NIM. 1390561014 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 i PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA BAGI DOKTER ATAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal dimana hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dimana hal ini merupakan
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB HUKUM DALAM HUBUNGAN DOKTER- PERAWAT
TANGGUNG JAWAB HUKUM DALAM HUBUNGAN DOKTER- PERAWAT A. A. Intan Pramesti Fakultas Kedokteran-Universitas Udayana Abstrak Hubungan dokter dan perawat dalam pemberian asuhan kesehatan kepada pasien merupakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Informed Consent dalam keadaan darurat, Perlindungan Hukum bagi Dokter
TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI DOKTER DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN MENGENAI PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN DALAM KEADAAN DARURAT YANG MEMBUTUHKAN PEMBEDAHAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciProsiding Ilmu Hukum ISSN: X
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Penyalahgunaan Wewenang oleh Dokter Gigi Umum yang Melakukan Kewenangan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti Dikaitkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE Oleh : Anak Agung Deby Wulandari Ida Bagus Putra Atmadja A.A. Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciPerlindungan Hukum Terhadap Pasien Klinik Layanan Kesehatan Ditinjau Dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen Dan Undang- Undang Kesehatan
Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Klinik Layanan Kesehatan Ditinjau Dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen Dan Undang- Undang Kesehatan Ayu Shanta Theresia Sitorus, Wahyu Andrianto (Pembimbing) Ilmu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) Pada perkembangannya GOJEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya ini dimaksudkan untuk menunjang pencapaian cita-cita bangsa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam pembangunan nasional yang dikembangkan melalui upaya kesehatan. Upaya ini dimaksudkan untuk menunjang pencapaian
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha di sektor jasa keuangan pada saat sekarang ini sedang mengalami perkembangan dan kemajuan, hal itu dapat terlihat dari besarnya antusias masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. maupun tenaga kesehatan yang ada di tempat-tempat tersebut belum memadai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan pengobatan kepada masyarakat atau pasien yang membutuhkan pertolongan. Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelayanannya dilakukan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, yang sehari-hari melakukan kontak dengan pasien. Rumah sakit sebagai penyelenggara kesehatan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
64 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan dalam pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penegakan hukum terhadap tindakan malpraktek di
Lebih terperinciRINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 14/PUU-XII/2014 Tindak Pidana Dalam Kedokteran
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 14/PUU-XII/2014 Tindak Pidana Dalam Kedokteran I. PEMOHON 1. Dr. Agung Sapta Adi, SP. An., sebagai Pemohon I; 2. Dr. Yadi Permana, Sp. B (K) Onk., sebagai Pemohon
Lebih terperinciHak Pasien, Pemberian Insentif dan Perlindungan Hukum.
ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM DAN HAK PASIEN DALAM PEMBERIAN OBAT BERDASARKAN RESEP OLEH DOKTER DIHUBUNGKAN DENGAN PENGGUNAAN PEMBERIAN INSENTIF OLEH PEDAGANG BESAR FARMASI MELALUI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.352, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Tata Cara. Penanganan. Kasus. Pelanggaran Disiplin. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanpa kesehatan, hidup manusia menjadi tidak sempurna didalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesehatan merupakan aspek penting dari Hak Asasi Manusia (HAM). Tanpa kesehatan, hidup manusia menjadi tidak sempurna didalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Deklarasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain pangan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain pangan, sandang dan papan.manusia harus hidup sehat agar hidupnya menjadi berarti, jika orang dalam keadaan
Lebih terperinciPERJANJIAN KERJASAMA ANTARA APOTEKER DENGAN PEMILIK APOTEK
PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA APOTEKER DENGAN PEMILIK APOTEK Oleh : I Made Wirjanta Ida Bagus Putra Atmaja Anak Agung Sri Indrawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT A cooperation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli sebagai salah satu cara untuk memperoleh hak dan kepemilikan atas tanah yang pelaksanaannya memiliki aturan dan persyaratan serta prosedur tersendiri.
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN. 1. Peraturan Non Hukum (kumpulan kaidah atau norma non hukum)
BAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN Peraturan tertulis maupun tidak tertulis, dilihat dari bidang pengaturannya, dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: 25 1. Peraturan Non Hukum
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PENERAPAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DIHUBUNGKAN DENGAN MALPRAKTIK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DIHUBUNGKAN DENGAN MALPRAKTIK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN Yusmawati Sopian 1087047 ABSTRAK Pelayanan kesehatan yang baik
Lebih terperinciPERTANGGUNGANJAWABAN ATAS TERJADINYA NURSING ERROR DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA
PERTANGGUNGANJAWABAN ATAS TERJADINYA NURSING ERROR DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana S-2 Program Studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mendapatkan sorotan dari masyarakat, karena sifat pengabdianya kepada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini profesi kesehatan merupakan salah satu profesi yang banyak mendapatkan sorotan dari masyarakat, karena sifat pengabdianya kepada masyarakat yang sangat kompleks.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo. Undang- Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Undang-Undang
Lebih terperinciPANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.
PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di
Lebih terperinci