BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. cara bagaimana orang memperoleh pengetahuan (howtoknow), sedangkan

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode adalah salah satu cara atau prosedur untuk mendapatkan objek, metode juga dapat dikatakan sebagai cara untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. Metodologi adalah sebagai ilmu atau kajian tentang metode.sartono kartodirdjo membedakan antara metode dengan metodologi, metode merupakan cara bagaimana orang memperoleh pengetahuan (howtoknow), sedangkan metodologi mempunyai tingkatkan yang lebih tinggi dari pada metode, karena metodologi adalah mengetahui bagaimana harus mengetahui. 1 A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif naratif. Artinya adalah suatu penelitian yang berusaha menjawab masalah penelitian secara detail, sistematis dan akurat dengan cara mencari dan menggali fakta-fakta atau kejadian di lapangan tempat penelitian dilakukan kemudian mendeskripsikan dengan menggunakan kata. MenurutWina sanjaya bentuk dari penelitian deskriptif kualitatif ini dapat kita lihat dari format pelaksanaan penelitian dalam bentuk studi kasus. Peneltian deskriptif studi kasus itu berusaha untuk memperoleh gambaran secara lengkap dan detail tentang kejadian dan fenomena tertentu pada suatu objek dan subjek yang memiliki kekhasan. Dengan demikian pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode studi kasusadalah 1 SartonoKartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: Gramedia, 1992), h

2 49 menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya kemudian mendeskripsikannya dalam bentuk naratif sehingga memberikan gambaran secara utuh tentang fenomena yang terjadi. 2 Sesuai dengan kutipan diatas maka yang akan penulis gambarkan adalah bagaimana peranan masjid Agung Pondok Tinggidalam mengembangkan pendidikan Islam dipondok Tinggi Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi ( ). Menurut Usmanyang dimaksud dengan metode penelitian sejarahadalah suatu periodesasi atau tahapan-tahapan yang ditempuh untuk suatu penelitian sehingga dengan kemapuan yang ada dapat mencapai hakikat sejarah. Tahapan-tahapan ini diringkas dalam rangka membekali penelitian itu sendiri. Kemudian menseleksi tema penelitian, menghimpun berbagai sumber pokok, menetapkan keabsahannya, menentukan penyusunannya, menetapkan waktu dan tempat pembukuannya, menyelidiki teks pokok, menetapkan hubungan satu sama lain, melakukan kritik internal, menetapkan fakta-fakta sejarah, menyusun dan merangkainya, mencurahkan segenap kemampuan untuk menarik sesuatu yang dimaksud dan mencari sebab akibatnya, menyusun rangkuman model sejarah, kemudian membeberkan dengan ungkapan historis yang rasional. 3 2 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana Perdana Group, 2013), h Hasan Usman, Metode Penelitian Sejarah. (Jakarta : Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Jakarta, 1986), h. 16

3 50 Dan seluruh langkah-langkah penelitian tersebut diatas terinci pada empat kategori metode penelitian sejarah yaitu ; heuristik, kritik sumber, sintesis dan langkah terakhir adalah penulisan. B. Metode Penelitian Sesuai dengan objek yang akan penulis teliti adalah objek bersejarah, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sejarah. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk riset lapangan yang terdiri atas beberapa langkah sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka langkahlangkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut : 4 1. Heuristik Dalam melakukan penulisan ini penulis mengumpulkan sumbersumber sebanyak mungkin, yang penulis dapat melalui obsevasi, dokumentasi, dan wawancara sumber-sumber disini penulis bagi dalam dua bagian yaitu : a. Sumber Primer Adapun sumber primer penulis dapatkan melalui dokumendokumen dan wawancara yang penulis lakukan kepada : 1) Pemuka agama 2) Pemuka adat 3) Pemuka masyarakat 4 Irhash AShamad, Ilmu Sejarah (Perspektif Metodologis dan Acuan Penelitian),(Jakarta :Hayfa Press, 2004), h

4 51 b. Sumber Sekunder Adapun sumber sekunder penulis dapatkan dari sumbersumber yang relevan dengan judul pembahasan penulis, seperti dokumen, buku-buku dan benda lainnya. Dalam mengumpulkan data penulis melakukan survei dan wawancara, dalam melakukan wawancara penulis membuat pertanyaan yang berhubungan dengan objek pembahasan yang akan penulis teliti, untuk lebih akuratnya data penulis menggunakan alat perekam seperti kamera dan lain-lain. 2. Kritik Sumber Pada tahap ini penulis akan meneliti apa sumber yang penulis dapat masih asli atau tidak, apa sumber tersebut layak dipakai untuk membantu sumber utama atau hanya penambah informasi saja. Maka sebab itu penulis melakukan kritik sumber yang terdiri dari : a. Kritik Eksternal Menurut Mestika zed kritik eksternal berkenaan dengan proses pengujian keaslian bahan atau material (asli atau palsu atau merupakan salinan atau foto copy). 5 Pada kritik eksternal ini penulis mengkritik material sumber, material sumber adalah segala bentuk sarana serta cara yang dapat menyampaikan informasi. Kritik ekstern terhadap material sumber ditujukan untuk memastikan apakah sumber itu masih asli atau tidak, 2008), h Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

5 52 apakah sumber tersebut sudah dirubah tentang keaslian dari sumber sejarahnya atau tidak, baik melalui wawancara maupun lewat bacaan. b. Kritik Internal Kritik internal yaitu berkenaan dengan proses pengujian kebenaran isi (content), yaitu menguji kesahihan pernyataanpernyatan dalam teks. 6 Setelah pengujian yang seksama terhadap material sumber, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian kandungan isi informasi yang telah dikumpulkan. Kritik ini bertujuan untuk memastikan kredibitas (kesahihan) isi informasi yang sampai kepada peneliti atau dengan kata lain apakah kandungan informasi yang terdapat dalam sumber itu dapat dipercaya (kredibel) sebagai sumber informasi objek yang sedang diteliti. 3. Sintesis Setelah sumber diperoleh, selanjutnya sumber tersebut penulis analisa atau memisahkan antara sumber lain dengan sumber sejarah, selanjutnya sumber sejarah tersebut digabungkan dengan sumber sejarah yang berhubungan dan berkaitan, hingga membentuk rangkaian cerita sejarah yang logis. Untuk melakukan sintesis langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : 6 Ibid

6 53 a. Sintesis Eksternal Pada sintesis eksternal ini adalah menganalisis dan mengelompokkan fakta menurut kepentingannya masing-masing. b. Sintesis Internal Langkah selanjutnya pada sintesis adalah sintesis internal. Sintesis internal pada dasarnya ialah menemukan hubungan-hubungan dalam setiap fakta yang telah disusun pada sintesis eksternal, sehingga setiap fakta terangkai secara logis dan objektif. 4. Penulisan Dalam hal ini penulis akan berusaha untuk memaparkan hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah, dalam pemaparan ini penulis juga menggunakan pendekatan deskriptif naratif, yang artinya adalah bentuk deskripsi yang berusaha mengungkapkan bagaimana proses dari suatu peristiwa sejarah, bagaimana urutan fakta-fakta sesuai dengan urutan kejadian yang sesungguhnya terjadi, tidak tertutup kemungkinan penulis memaparkan dalam bentuk deskriptif analitis yang maksudnya adalah bentuk deskripsi yang berpusat pada masalah, yaitu menguraikan aktualitas peristiwa dengan menjelaskan penyebab terjadinya peristiwa itu.