PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

Transkripsi

1 PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR Anif Cholifah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT Motor Vehicle Tax is one types of the collected taxes by government local (provincial). Data obtained in the Joint office UP3AD & SAMSAT Semarang City I, there is a significant fact that the purchase of motor vehicle reached taxpayers in every days. Based on these reality, the researcher want to take the study entitled Effect of taxpayer awareness, Knowledge of Taxes, Tax Penalties and Accountability of Public Services on Tax Compliance of Motor Vehicle. The purpose of this study is to analyze the influence of taxpayer awareness, knowledge of taxes, tax penalties and accountability of public services on tax compliance in paying taxes of motor vehicles.this research is conducted in the joint office UP3AD & SAMSAT Semarang City I. The samples used in this study are 100 respondents using proportional sampling method. While the method of collecting data through questionnaires and observation. Data from this study are processed using the method of multiple linear regression analysis. Based on the test results of the analysis can be seen that awareness of taxpayers, tax penalties and accountability of public services have a significant effect on tax compliance in paying taxes on motor vehicles, whereas knowledge is not have significant effect on tax compliance in paying taxes of motor vehicles. Keywords :tax payer awareness, knowledge of taxes, tax penalties, accountability of public service and taxes of motor vehicles

2 PENDAHULUAN Pajak pada mulanya merupakan suatu upeti (pemberian secara cuma-cuma) namun bersifat memaksa, yang diberikan oleh rakyat kepada raja atau penguasa. Dengan berkembangnya masyarakat yang pada akhirnya membentuk sebuah Negara dan dilandasi dengan unsur keadilan dalam pemungutan pajak, maka dibuatlah suatu ketentuan berupa undang-undang yang mengatur bagaimana tata cara pemungutan pajak, jenis-jenis pajak apa saja yang dapat dipungut, dan siapa yang harus membayar pajak, serta berapa besarnya pajak yang harus dibayarkan (Wirawan dan Richard, 2001). Pada tahun 1998 Pemerintah Republik Indonesia melakukan reformasi yang berkaitan dengan keuangan Negara dan Daerah yang kemudian diterapkannya pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 berisi tentang Otonomi Daerah, yaitu wewenang yang dimiliki daerah otonom untuk mengatur dan mengurus masyarakatnya menurut kehendak sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat (Halim dan Kusufi, 2012). Adapun jenis-jenis pajak yang dipungut di daerah sangat beragam, ada perbedaan lapangan pajak propinsi dan daerah kabupaten/kota.daerah propinsi memiliki empat jenis pajak daerah, salah satunya yaitu Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak adalah kesadaran wajib pajak.kesadaran Wajib Pajak sangat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak.Kesadaran Wajib Pajak dapat dilihat dari kesungguhan dan keinginan Wajib

3 Pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya yang ditunjukkan dalam pemahaman Wajib Pajak terhadap fungsi pajak (Dharma dan Suardana, 2014). Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak adalah pengetahuan, sanksi dan akuntabilitas pelayanan publik. Tanpa adanya pengetahuan tentang pajak dan manfaatnya tidak mungkin orang secara ikhlas membayar pajak.(susilawati dan Budiartha, 2013).Salah satu kendala yang dapat menghambat keefektifan pengumpulan pajak adalah kepatuhan wajib pajak (tax compliance) menurut (Siregar, Saryadi dan Listyorini, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Susilawati dan Budiartha (2013) tentang pengaruh kesadaran Wajib Pajak, pengetahuan pajak, sanksi perpajakan dan akuntabilitas pelayanan publik pada kepatuhan Wajib Pajak kendaraan bermotor pada Kantor Bersama SAMSAT Kota Singaraja menyimpulkan bahwa kesadaran Wajib Pajak, pengetahuan pajak, sanksi perpajakan dan akuntabilitas pelayanan publik berpengaruh pada kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Trisia dan Dedi Haryanto (2006) dalam Siregar, Saryadi, dan Listyorini (2012) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak, variabel yang diteliti adalah pengetahuan pajak, persepsi antara Wajib Pajak patuh dan tidak patuh, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan antara Wajib Pajak patuh dan tidak patuh. Dari beberapa penelitian perpajakan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dan adanya perbedaan tentang pengaruh pengetahuan antara Wajib Pajak patuh dan

4 Wajib Pajak tidak patuh, maka penelitian ini adalah merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Susilawati dan Budiartha (2013) yang berjudul Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan Dan Akuntabilitas Pelayanan Publik Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor yang dilakukan di Kantor Bersama SAMSAT Kota Singaraja. Tinjauan Pustaka dan Hipotesis Kesadaran Wajib Pajak Kesadaran Wajib Pajak merupakan sebuah itikad baik seseorang untuk memenuhi kewajiban membayar pajak berdasarkan hati nuraninya yang tulus ikhlas (Susilawati dan Budiartha, 2013).Kesadaran Wajib Pajak dapat dilihat dari kesungguhannya untuk memenuhi kewajiban pajaknya (Dharma dan Suardana, 2014).Apabila pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik, maka tingkat kesadaran Wajib Pajak semakin tinggi sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan perpajakan menurut Muliari dan Ery (2011) dalam (Putri dan Jati, 2013). Pengetahuan Pajak Pengetahuan Wajib Pajak tentang pembayaran pajak dan cara-caranya akan sangat membantu mempermudah memenuhi kewajibannya membayar pajak. Karena pembayaran merupakan sebuah maksud untuk menghapuskan perikatan pajak/utang pajak.pembayaran adalah upaya hukum yang hanya sah jika dilakukan oleh orang atau subjek hukum yang mampu melakukan perbuatan hukum.pembayaran pajak

5 dilakukan dalam jumlah uang Republik Indonesia, sehingga pembayran utang pajak dengan mata uang asing merupakan pembayran yang tidak sah (Soemitro, 1991). Sanksi Perpajakan Dalam undang-undang perpajakan ada 2 (dua) macam sanksi yang dapat diterapkan kepada Wajib Pajak apabila Wajib Pajak melanggar undang-undang pajak yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana (Wirawan dan Richard, 2001). Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan akan ditaati, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2003). Sanksi pajak memiliki peran penting guna memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak agar tidak meremehkan peraturan perpajakan (Susilawati dan Budiartha, 2013). Akuntabilitas Pelayanan Publik Akuntabilitas pelayanan publik dinilai dari kinerja pelayanan aparat terhadap Wajib Pajak. Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan caracara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Prinsip yang menyatakan tentang kepuasan Pelanggan adalah prinsip yang keenam dari sepuluh prinsip mewirausahakan birokrasi, prinsip keenam itu berbunyi Pemerintah yang berorientasi Pelanggan, yaitu pemerintah yang meletakkan pelanggan sebagai hal yang paling depan. Oleh karena itu kepuasan pelanggan ditempatkan sebagai sarana penyampaian tujuan, dengan mendengarkan suara pelanggan. Dengan memperhatikan kebutuhan dasar

6 pelanggan dan memperhatikan hukum pelanggan, pemerintah lebih responsive dan inovatif, (Boediono, 1999). Pelayanan itu bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar, dan terjangkau oleh pelanggan serta harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut (Boediono, 1999) : 1. Hak dan Kewajiban Kewajiban yang harus dipenuhi pelanggan harus jelas dan diketahui secara pasti, baik oleh pelanggan maupun birokrasi.begitu pula dengan hak pelanggan harus disosialisasikan, sehingga semua pihak mengetahuinya.pelanggan menginginkan kebebasan dalam membuat keputusan dan memakai hak. 2. Sesuai Kondisi Kebutuhan Bentuk pelayanan harus sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan perundangundangan yang berlaku tetap berpegang pada efisiensi dan efektifitas. 3. Dapat Memberikan 4K Mutu proses dan hasil pelayanan harus diupayakan agar dapat memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. 4. Kerjasama Kemitraan Dalam hal pelayanan yang diselenggarakan pemerintah terpaksa harus mahal, hendaknya pelayanan dilakukan oleh masyarakat berdasarkan

7 kerjasama kemitraan, yang saling menguntungkan dan saling percaya, sehina pemerintah berfungsi sebagai pengendali dan masyarakat sebagai pelaksana.pelayanan dikatakan maksimal apabila pelanggan sudah merasa puas dengan pelayanan dari aparat.kepuasan adalah efektifitas dari sistem organisasi yang keberhasilannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (Boediono, 1999). Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Devano (2006) dalam (Utama, 2013) kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan.kepatuhan dalam perpajakan adalah sikap tunduk atau patuh kepada undang-undang maupun ajaran perpajakan. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 544/KMK.04/2002, Wajib Pajak dimasukkan dalam kategori Wajib Pajak patuh apabila memenuhi kriteria sebagai berikut (Supadmi, 2009) : a. Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan untuk semua jenis pajak dalam dua tahun terakhir; b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh ijin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak; Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir. Hipotesis Penelitian H1 :Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

8 H2 :Pengetahuan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. H3 :Sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. H4 :Akuntabilitas pelayanan publik berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. METODOLOGI PENELITIAN Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Nonprobability sampling dengan menggunakan teknik proportionalsampling.metode proportionalsampling merupakan metode pengumpulan data melalui kuisioner, dan observasi. Teknik Analisis Data Data dari penelitian ini diolah dengan menggunakan metode regresi linear berganda. Regresi linear berganda dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, berikut adalah model regresi linear berganda : Y = α+ B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + e Keterangan : Y α = Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. = Konstanta B1, B2, B3, B4 = Koefisien regresi

9 e X1 X2 X3 X4 = Variabel pengganggu = Kesadaran Wajib Pajak = Pengetahuan pajak = Sanksi perpajakan = Akuntabilitas pelayanan publik PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.analisis Statistik uji yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dikatakan normal apabila nilai signifikansi> 0,05 (Ghozali, 2006). Hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,189 artinya nilai sig > 0,05 dan nilai dari Kolmogorov-Smirnov adalah 1,086, maka dapat dinyatakan penelitian ini telah terdistribusi dengan normal. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance.model regresi yang baik adalah bebas dari Heteroskedastisitas.Dapat dilihat pada GrafikScatetrplot menunjukkan titik-titik menyebar rata diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi

10 heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).Pada pengujian ini terlihat titik-titik menyebar rata diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu, Maka dapat dinyatakan bahwa penelitian ini bebas dari heterokedastisitas. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh hasil taksiran sebagai berikut : Y = 0, ,283X1 + 0,055X2 + 0,428X3 + 0,186X4 Dari persamaan diatas dapat dilihat nilai koefisien regresi konstanta adalah sebesar 0,294 artinya pada saat variabel kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Akuntabilitas Pelayanan Publik tetap atau tidak mengalami perubahan maka variabel Kepatuhan Wajib Pajak bernilai positif. PEMBAHASAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Pada pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel kesadaran Wajib Pajak sebesar 2,202 dengan nilai sig 0,030 < 0,05. Dari data tersebut dapat disimpulkan secara individu/parsial variabel kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap variabel kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

11 Pada pengujian hipotesis ke dua ini menunjukkan bahwa nilai t hitung dari variabel pengetahuan pajak sebesar 0,481 dengan nilai sig 0,631 > 0,05. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa secara individu/parsial variabel pengetahuan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Pada pengujian hipotesis ke tiga menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel sanksi perpajakan sebesar 4,798 dengan nilai sig 0,000 < 0,05. Dari data tersebut dapat disimpulkan secara individu variabel sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Pengaruh Akuntabilitas Pelayanan Publik Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Pada pengujian hipotesis yang keempat menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel akuntabilitas pelayanan publik sebesar 2,298 dengan nilai sig 0,024 < 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel akuntabilitas pelayanan publik berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

12 2. Pengetahuan Wajib Pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. 3. Sanksi perpajakan berpengaruh signifikan pada kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. 4. Akuntabilitas pelayanan publik berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Saran 1. Diharapkan Kantor Bersama UP3AD & SAMSAT Semarang I, mampu memberikan sebuah sosialisasi yang jelas kepada Wajib Pajak tentang pengetahuan perpajakan. Karena dengan pengetahuan pajak yang tinggi dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhankepada Wajib Pajak tentang manfaat dari pentingnyamembayar pajak beserta tata caranya, dan penyuluhan tentang kapan batas akhir membayar pajak. Serta penyuluhan tentang sanksi apa yang akan diberikan kepada Wajib Pajak apabila Wajib Pajak terlambat membayar pajak. Selain itu pemberian informasi yang jelas dari Kantor Bersama UP3AD & SAMSAT Semarang I juga dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. 2. Dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar peneliti lebih termotivasi untuk melakukan penelitian berikutnya, karena dengan adanya perbedaan waktu serta kondisi yang berbeda dapat menjadi suatu faktor yang berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

13 DAFTAR PUSTAKA Arum, Harjanti Puspa Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Bebas. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi Dipublikasikan. Boediono PelayananPrimaPerpajakan. Rineka Cipta: Jakarta. Dharma dan Suardana Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan, Kualitas Pelayanan Pada Kepatuhan Wajib Pajak. Vol 8.No.2. Enggar dkk Analisis Efisiensi Dan Efektifitas Penerimaan Pajak Daerah Propinsi Jambi. Vol 13.No.1. Ghozali Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Halim dan Kusufi Akuntansi Sektor Publik Keuangan Daerah, Edisi 4. Salemba Empat : Jakarta. Indriantoro dan Supomo Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE : Yogyakarta Jogiyanto Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman Pengalaman, Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta. Mardiasmo Perpajakan. Penerbit Andi: Yogyakarta. Muqodim Perpajakan, Buku Satu (Edisi Dua/Revisi). UII Press dan EKONISIA: Yogyakarta. Nazir Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Vol 5.No.2. Putri dan Jati Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Di Denpasar.Vol 2.No.3. Rimsky Pajak & Strategi Bisnis, Edisi Revisi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Soemitro, Rochmat Asas Dan Dasar Perpajakan 2, Edisi Revisi. PT Eresco: Bandung.

14 Siregar dkk Pengaruh Pelayanan Fiskus Dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu Administrasi. Suandy, Early Hukum Pajak (Dilengkapi Dengan Latihan Soal). Salemba Empat: Jakarta. Supadmi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis. Vol 4.No.2. Susilawati dan Budiartha Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan Dan Akuntabilitas Pelayanan Publik Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Utama Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Biaya Kepatuhan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Vol 2.No.2. Utomo dkk Perpajakan. Percetakan Andi: Yogyakarta. Wirawan dan Richard HukumPajak. Salemba Empat: Jakarta. Yani, Ahmad Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah di Indonesia. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta. Zuraida Teknik Penyusunan Peraturan Daerah. Sinar Grafika: Jakarta. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun Pajak. Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun Diunduh 12 September 2014.