SILABUS MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SILABUS MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT"

Transkripsi

1 Kode Formulir : FM-STMIK MDP-KUL-04.02/R3 SILABUS MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Sistem Informasi Mata Kuliah : Matematika Diskrit Kode : SP 245 Bobot : 4 (empat) sks Semester : 2 (dua) Prasyarat : Tidak ada Deskripsi singkat : Matematika Diskrit merupakan cabang matematika yang membahas objek-ojek diskrit dan merupakan ilmu dasar dalam bidang informatika atau ilmu Komputer komputer. Materi pokok Matematika Diskrit mencakup Logika, Himpunan, Matriks, Relasi dan Fungsi, Induksi Matematika, Algoritma dan Bilangan Bulat, Kombinatorial dan Peluang Diskrit, Aljabar Boolean, Graf dan Pohon. : Mampu menerapkan konsep, teori dan hukum yang berlaku pada Matematika Diskrit ke dalam bidang informatika, seperti Basis Data Relasional, Struktur Data, Kriptografi, Rangkaian Digital dan Jaringan Komputer. B. PENILAIAN a. : 20 % b. Kuis : 10 % c. UTS : 30 % d. UAS : 40 % C. DOSEN a. Koordinator : Ir. Waniwatining Astuti, M.T.I ( wani@stmik-mdp.net ) b. Anggota : 1. Ir. Dra. Wartini (wartini@stmik-mdp.net) : 2. Ir. Sudiadi, M.M.A.E (sudiadi@stmik-mdp.net) : 3. Ir. Rizani Teguh, M.T (rizani@stmik-mdp.net) : 4. Dien Novita, S.Si, M.T.I (dien@stmik-mdp.net ) : 5. Ervi Cofriyanti S.Si, M.T.I (ervi@stmik-mdp.net ) : 5. Ir. Bahder Djohan, MSc (bahder@stmik-mdp.net ) : 6. Ir. M.Lazim, M.T (lazim@stmik-mdp.net ) D. PUSTAKA a. Buku wajib : Rinaldi Munir, Matematika Diskrit, Edisi ke 3, Informatika, Bandung, 2005 b. Buku : 1. F. Soesianto, Logika Matematika untuk Ilmu Komputer, Andi Yogyakarta 2006 Pelengkap 2. Jong Jek Siang, Matenatika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer, Andi Yogyakarta E. JADWAL KONSULTASI Hari : Senin s.d. Sabtu Jam : 07:50 s.d. 18:00 F. SANKSI : 1. yang dikumpulkan terlambat tidak diberi nilai. 2. Bagi mahasiswa yang mempunyai tingkat kehadiran kurang dari 75% tidak diizinkan untuk mengikuti UAS. 3. Mahasiswa yang memakai sandal dianggap tidak hadir.

2 P O K O K B A H A S A N 1 Penjelasan Umum I. Logika Proposisi & Proposisi Majemuk Tabel kebenaran 2 Hukum-hukum logika Disjungsi Eksklusif Proposisi bersyarat ( implikasi) 3 Varian proposisi bersyarat Bikondisional ( biimplikasi) 4 II. Himpunan Definisi himpunan & Penyajian himpunan Jenis-jenis himpunan & Operasi himpunan 5 Hukum-hukum himpunan Prinsip dualitas Prinsip inklusi eksklusi Pembuktian pernyataan himpunan TUGAS Membaca Hal 1-7 Hal 8 14 Hal Hal Hal Soal III. Matriks, Relasi dan Fungsi Matriks Relasi & Representasi relasi Sifat-sifat relasi biner 7 Relasi inversi Mengkombinasikan relasi Komposisi relasi & Relasi n-ary 8 Fungsi Beberapa fungsi khusus & Fungsi rekursif KUIZ 1 9 IV. Induksi Matematik Pernyataan perihal bilanganbulat Prinsip induksi sederhana 10 Prinsip induksi yang dirampatkan Prinsip induksi kuat Bentuk induksi secara umum 11 V. Algoritma dan Bilangan Bulat Algoritma & Notasi untuk algoritma Beberapa contoh algoritma 12 Bilangan bulat Sifat pembagian pada bilangan bulat Pembagi bersama terbesar Algoritma Euclidean 13 Aritmetika Modulo Bilangan Prima Kriptografi & Fungsi Hash 14 VI. Kombinatorial dan Peluang Diskrit Definisi kombinatorial Kaidah dasar menghitung Perluasan kaidah menghitung Prinsip Inklusi-Eksklusi Ujian Tengah Semester Hal Hal Hal Hal Hal Hal Hal Hal Hal

3 15 Permutasi Kombinasi 16 Permutasi dan kombinasi bentuk umum Kombinasi dengan pengulangan Koefisien binomial Peluang diskrit 17 VII. Aljabar Boolean Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean dua nilai Ekspresi Boolean Prinsip dualitas Hukum-hukum aljabar Boolean 18 Fungsi Boolean Penjumlahan dan perkalian dua fungsi Komplemen fungsi Bentuk Kanonik. Konversi antar bentuk kanonik & Bentuk baku Hal Hal Hal Hal Aplikasi Aljabar Boolean Penyederhanaan Fungsi Boolean Hal Metode Quine-McCluskey KUIZ II Hal VIII. Graf Sejarah Graf & Definisi Graf Jenis-jenis Graf Contoh terapan Graf Terminologi dasar Beberapa graf sederhana khusus 22 Representasi graf Graf Isomorfik Graf Planar 23 Lintasan Sirkuit Euler dan Hamilton 24 Lintasan Terpendek Aplikasi Lintasan terpendek 25 IX. Pohon Definisi Pohon Sifat-sifat Pohon Pohon Berakar 26 Pohon Merentang. Pohon Merentang Minimum 27 Pohon terurut Pohon n-ary 28 Pohon Biner Terapan Pohon Biner Penelusuran pohon Biner Ujian Akhir Semester Hal Hal Hal Hal Hal Hal Hal Hal

4 : Logika : Menerapkan konsep logika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk, validitas argumen dan pernyataan berkuantor 1. Memahami konsep logika untuk menentukan nilai kebenaran dari proposisi tunggal dan proposisi majemuk 1.1 Menentukan proposisi dan bukan proposisi 1.2. Membentuk proposisi majemuk dengan menggunakan perangkaiperangkai konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan eksklusif or 1.3. Menentukan nilai kebenaran dari suatu proposisi majemuk 1. Definisi Proposisi 2. Perbedaan proposisi dan bukan proposisi 3. Hukum-hukum Logika Proposisi 4. Proposisi majemuk dan nilai kebenaran 5. Tabel kebenaran 6. Tautologi dan Kontradiksi 7. Disjungsi Ekslusif 8. Proposisi Bersyarat (Implikasi) 1. Mendefinisikan proposisi 2. Menyebut contoh proposisi dan bukan proposisi 3. Proposisi majemuk 4. Mengidentifikasi dan menggunakan simbolsimbol logika 5. Menentukan nilai kebenaran proposisi majemuk, Implikasi dan bi-implikasi 6. Mengindintifikasi tautologi dan kontradiksi 2. Menggunakan sifat dan prinsip logika untuk menentukan ekivalensi proposisi dan validitas argumen 3. Memahami pengertian predikat dan dapat menggunakan kuantor universal dan eksistensial 2.1. Menentukan ekivalensi dari dua proposisi majemuk 2.2. Menentukan validitas argumen 3.1, Menjelaskan pengertian predikat 3.2. Menjelaskan arti kuantor universal dan eksistensial 3.3. Menentukan ingkaran kalimat berkuantor 3.4. Menentukan nilai kebenaran pernyataan berkuantor 3.5. Menggunakan kuantor ganda 9. Bi-Implikasi 1. Ekivalensi dua proposisi majemuk 2. Aturan-aturan Inferensi 3. Validitas Argumen 1. Predikat 2. Kuantor (Quantifier) dan jenisnya. 3. Mempredikatkan N aritas objek 4. Hubungan antar kuantor 5. Nilai kebenaran pernyataan berkuantor 6. Negasi Kuantor 7. Batasan Kuantor 8. Mengubah pernyataan menjadi Logika predikat 9. Pengembangan fungsi proposisi 10. Variabel terikat dan bebas 11. Kuantor ganda dan negasinya. 1. Menentukan ekivalensi proposisi 2. Menggunakan aturan-aturan inferensi 3. Menarik kesimpulan dari argumen 1. Mendefinisikan kuantor 2. Mengubah pernyataan menjadi predikat 3. Menyusun predikat dari sejumlah N aritas objek 4. Membuat negasi dari predikat 5. Menggunakan negasi ganda pada predikat dengan N aritas.

5 : Himpunan : Menerapkan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah 1. Memahami konsep himpunan 2. Memahami jenisjenis himpunan 1.1 Mendefinisikan himpunan 1.2 Menyebutkan cara menyajikan himpunan 1. Definisi himpunan 2. Penyajian himpunan dalam bentuk enumerasi, notasi pembentuk himpunan dan diagram Venn Menyajikan jenis-jenis himpunan 1. Jenis-jenis himpunan 2. Contoh-contoh himpunan 1. Mendefinisikan himpunan 2. Menyebutkan cara penyajian himpunan dan memberi contoh untuk masing- masing cara 1. Menyebutkan jenis-jenis himpunan 2. Memberi contoh masing-masing jenis himpunan 3. Melakukan operasi himpunan 3.1. Menghitung kardinalitas himpunan 3.2. Menentukan himpunan bagian 3.3. Menentukan himpunan kuasa 3.4. Melakukan operasi himpunan 3.5. Melakukan operasi himpunan ganda 1. Kardinalitas himpunan 2. Himpunan bagian (subset) 3. Himpunan kuasa 4. Operasi himpunan 5. Operasi himpunan ganda 1. Menghitung kardinalitas himpunan 2. Menentukan himpunan bagian 3. Menentukan himpunan kuasa 4. Melakukan operasi himpunan 5. Melakukan operasi himpunan ganda

6 : Matriks, Relasi dan Fungsi : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks Menyajikan relasi dan fungsi dalam bentuk matriks, menentukan sifat-sifat suatu relasi dan fungsi serta menentukan nilai fungsi 1. Mendeskripsikan macam-macam matriks 2. Menyelesaikan operasi matriks 3. Memahami relasi dan fungsi 4. Memahami hubungan relasi dan fungsi dengan matriks dan graf berarah 5. Melakukan kombinasi dari dua relasi atau lebih 1.1. Menentukan unsur matriks dan notasinya 1.2. Menentukan jenis matriks 2.1. Menjumlahkan dua matriks atau lebih 2.2. Menentukan hasil kali dua matriks atau lebih 3.1 Mendefinisikan relasi dan fungsi 3.2 Menyebutkan sifat-sifat relasi dan jenis-jenis fungsi 3.3 Menentukan nilai fungsi 4.1 Menyajikan relasi dalam bentuk matriks dan graf berarah 4.2 Menyajikan fungsi dalam bentuk matriks dan graf berarah 5.1 Melakukan kombinasi dua relasi atau lebih dengan menggunakan operator gabungan, irisan, selisih atau exor 1. Unsur-unsur matriks dan notasinya 2. Macam-macam matriks 1. Menjelaskan pengertian matriks, notasi, baris, kolom, elemen dan ordo matriks 2. Membedakan jenis-jenis matriks 3. Menjelaskan kesamaan matriks 4. Menjelaskan transpose matriks 1. Operasi matriks 1. Menjelaskan operasi penjumlahan, pengurangan dan Perkalian dua matriks atau lebih 2. Menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian dua matriks atau lebih 1. Definisi Relasi dan Fungsi 2. Sifat-sifat relasi 3. Jenis-jenis fungsi 4. Nilai fungsi 1. Relasi dalam bentuk matriks dan graf berarah 2 Fungsi dalam bentuk matriks dan graf berarah 1. Kombinasi relas dengan menggunakan operator gabungan, irisan, selisih dan exor. 1. Mendefinisikan Relasi dan Fungsi 2. Menjelaskan sifat-sifat relasi 3. Menjelkan jenis-jenis fungsi 4. Menghityung nilai fungsi. 1. Menyajikan relasi dalam bentuk matriks dan graf berarah 2. Menyajikan fungsi dalam bentuk matriks dan graf berarah 1. Menentukan gabungan, irisan, selisih dan exor dari dua buah relasi atau lebih.

7 : Induksi Matematika : Membuktikan kebenaran suatu pernyataan perihal bilangan bulat dengan menggunakan basis induksi dan langkah induksi. 1. Memahami proposisi perihal bilangan bulat dan Memahami Basis Induksi dan Langkah Induksi 1.1 Mendefinisikan induksi Sederhana 1.2 Membedakan basis induksi dan langkah induksi. 1.3 Membedakan induksi sederhana dan induksi yang dirampatkan. 1. Pernyataan Perihal Bilangan Bulat. 2. Prinsip Induksi Sederhana. 3. Prinsip Induksi yang Dirampatkan 1. Mendefinisikan perihal bilangan bulat 2. Mencoba membuktikan dengan basis induksi 3. Mencoba membuktikan dengan langkah induksi 4. Mendefinisikan induksi sederhana 5. Membuktikan prinsip induksi sederhana 2. Melakukan pembuktian suatu proposisi perihal bilangan bulat. 2.1 Membuktikan dengan basis induksi 2.2 Membuktikan dengan langkah induksi 4. Prinsip Induksi Kuat 5. Bentuk Induksi Secara Umum 1. Membuktikan prinsip Induksi Kuat 2. Menjelaskan bentuk induksi secara umum

8 : Algoritma dan Bilangan Bulat : Membuat enkripsi dan dekripsi sederhana dari sebuah Kriptografi RSA 1. Memahami definisi Algoritma dan bilangan bulat 2. Memahami langkah-langkah algoritma euclidean 3. Menyelesaikan perhitungan aritmatika modulo 4. Menentukan bilangan prima 3. Membuat suatu pesan yang disamarkan dengan menggunakan Algoritma RSA. 1. Menjelaskan notasi-notasi algoritma 2. Memberi contoh beberapa algoritma 3. Menjelaskan definisi bilangan bulat 4. Menyebutkan dan menjelaskan sifat-sifat bilangan bulat. 1. Menghitung PBB dari 2 bilangan dengan menggunakan Algoritma Euclidean. 2. Menyelesaikan perhitungan untuk mencari modulo dari suatu bilangan bulat yang dibagi dengan bilangan bulat yang lain. 3. Membedakan dan menentukan beberapa bilangan prima dan non prima 1. Membuat enkripsi dan dekripsi dari pesan yang disamarkan. 2. Menyusun sekumpulan data dalam memori dengan fungsi Hash 1. Algoritma 2. Bilangan Bulat 1. Algoritma Euclidean 2. Aritmetika Modulo 3. Bilangan Prima 1. Kriptografi 2. Fungsi Hash 1. Mendefinisikan algoritma 2. Membuat contoh-contoh algoritma 3. Menjelaskan definisi bilangan bulat 4. Menjelaskan kelipatan suatu bilangan untuk bilangan bulat yang lain 1. Menghitung PBB dari 2 bilangan dengan menggunakan Algoritma Euclidean. 2. Menyelesaikan perhitungan untuk mencari modulo dari suatu bilangan bulat yang dibagi dengan bilangan bulat yang lain. 3. Membedakan dan menentukan beberapa bilangan prima dan non prima 1. Mengenkripsikan suatu pesan yang akan dikirim dengan algoritma RSA. 2. Mendeskripsikan suatu pesan yang diterima dengan algoritma RSA

9 : Kombinatorial dan Peluang Diskrit : Menentukan koefisien binomial suku ke n dari suatu persamaan. 1. Memahami definisi kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan 2. Membedakan permutasi dan kombinasi 3. Mencari nilai suku ke n dari suatu persamaan 1. Membedakan kapan digunakan kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan dalam menyelesaikan suatu kasus terjadinya beberapa kemungkinan. 1. Menghitung banyaknya permutasi bilangan. 2. Menghitung banyaknya kombinasi bilangan 1. Menentukan suku ke n dari suatu persamaan. 2. Menentukan besarnya peluang X yang terjadi dari suatu kejadian. 1. Kaidah dasar menghitung 2. Prinsip inklusi eksklusi 1. Permutasi 2. kombinasi 1. koefisien binomial 2. peluang diskrit 1. Menjelaskan kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan. 2. Menyelesaikan beberapa contoh soal dengan memilih menggunakan kaidah perkalian atau kaidah penjumlahan. 3. Menjelaskan prinsip inklusi dan eksklusi untuk kasus kombinatorial 1. Menghitung banyaknya permutasi bilangan. 2. Menghitung banyaknya kombinasi bilangan 1. Mencari suku ke n dari suatu persamaan. 2. Mencari besarnya peluang X yang terjadi dari suatu kejadian

10 : Aljabar Boolean : Menyederhanakan suatu fungsi Boolean dari bentuk Kanonik menjadi bentuk Baku, baik dalam bentuk SOP dan POS. 1. Memahami definisi aljabar Boolean, Ajabar Boolean 2 nilai, ekspresi Boolean dan prinsip dualitas. 1. Menjelaskan definisi aljabar boolean 2. Menjelaskan elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan pada postulat Huntington. 3. Menjelaskan definisi ekspresi boolean dan memberikan contoh-contohnya. 4. Menjelaskan prinsip dualitas dan menentukan dual dri beberapa contoh fungsi boolean. 1. Definisi aljabar boolean 2. Aljabar Boolean dua nilai 3. Ekspresi boolean 4. Prinsip dualitas 1. Menjelaskan tentang aksioma Identitas, Komutatif, distributif, dan komplemen dalam Aljabar Booelan. 2. Memahami dan menghafalkan kaidah untuk operator biner dan operator uner. 3. Menuliskan ekspresi ekspresi Boolean. 4. Membuat dual dari suatu fungsi Boolean. 2. Menjelaskan hukum-hukum Aljabar Boolean dan menggunakan hukum-hukum tersebut untuk menyederhanakan bentuk-bentuk fungsi Boolean. 1. Membuktikan bahwa untuk sembarang elemen a dan b suatu persamaan ke bentuk Boolean. 2. Menjelaskan definisi fungsi Boolean 3. Menjumlahkan atau mengalikan dua fungsi Boolean. 4. Mengubah bentuk kanonik menjadi bentuk baku dan sebaliknya. 1. Hukum hukum aljabar boolean 2. Fungsi boolean 3. Penjumlahan dan perkalian dua fungsi boolean 4. Bentuk kanonik dan bentuk baku 1. membuat contoh-contoh fungsi Boolean. 2. Mengerjakan penjumlahan dua fungsi Boolean 3. Mengerjakan perkalian dua fungsi Boleean. 4. Mengubah bentuk kanonik menjadi bentuk baku 5. Mengubah bentuk baku menjadi bentuk kanonik. 3. Menyederhanakan fungsi Boolean dengan cara Aljabar, metode peta Karnaught dan metode Quine Mc-Cluskey 1. Menyederhanakan fungsi Boolean dengan cara aljabar. 2. Menyederhanakan fungsi Boolean dengan menggunakan Peta karnaught. 3. Menyederhanakan fungsi Boolean dengan menggunakan metode Quine Mc.Cluskey 1. Penyederhanaan fungsi boolean 2. Penyederhaan secara Aljabar 3. Metode Peta karnaught 4. Metode Quine McCluskey 1. Menyederhanakan fungsi Boolean dengan cara aljabar. 2. Menyederhanakan fungsi Boolean dengan menggunakan Peta karnaught. 3. Menyederhanakan fungsi Boolean dengan menggunakan metode Quine Mc.Cluskey 4 x 50

11 : Graf : Menyelesaikan beberapa persoalan matematika diskrit dengan menggunakan graf. 1. Memahami definisi graf, jenis-jenis graf, terminology dasar graf dan representasi graf 1. Menyebutkan definisi graf. 2. Menghafal dan menyebutkan jenisjenis graf. 3. Memahami dan menjelaskan terminologi dasar graf. 4. Merepresentasikan graf dengan berbagai cara. 1. Definisi graf 2. Jenis-jenis graf 3. Terminologi dasar 4. Representasi graf 1. Menyebutkan definisi graf. 2. Menghafal dan menyebutkan jenisjenis graf. 3. Memahami dan menjelaskan terminologi dasar graf. 4. Merepresentasikan graf dengan berbagai cara. 2. Memahami berbagai jenis graf diantaranya graf isomorfik, planar, bidang dan membuat graf dual. 3. Menentukan jenis lintasan dan sirkuit yang ada pada suatu graf. 4. Menentukan lintasan terpendek dari suatu graf dan mengelompokkan simpul-simpul yang ada berdasarkan teori pewarnaan. 1. Membedakan antara graf isomorfik dan graf yang bukan isomorfik. 2. Menggambarkan graf dalam bentuk lain supaya isomorfik. 3. Menggambarkan graf planar. 4. Menggambarkan graf bidang dan menghitung bidang yang terjadi. 5. Menggambarkan graf dual. 1. Menggambarkan graf yang mempunyai lintasan Euler. 2. Menggambarkan graf yang mempunyai sirkuit Euler. 3. Menggambarkan graf yang mempunyai lintasan Hamilton. 4. Menggambarkan graf yang mempunyai lintasan Hamilton. 1. Mencari lintasan terpendek dari beberapa contoh bentuk graf. 2. Mengelompokkan simpul-simpul dalam suatu graf dengan mengikuti aturan pewarnaan. 1. Graf isomorfik 2. Graf planar 3. Graf bidang 4. Graf dual 1. Lintasan dan sirkut Euler 2. Lintasan dan sirkuit Hamilton 1. Lintasan terpendek 2. Pewarnaan graf 1. Membedakan antara graf isomorfik dan graf yang bukan isomorfik. 2. Menggambarkan graf dalam bentuk lain supaya isomorfik. 3. Menggambarkan graf planar. 4. Menggambarkan graf bidang dan menghitung bidang yang terjadi. 5. Menggambarkan graf dual. 1. Menggambarkan graf yang mempunyai lintasan Euler. 2. Menggambarkan graf yang mempunyai sirkuit Euler. 3. Menggambarkan graf yang mempunyai lintasan Hamilton. 4. Menggambarkan graf yang mempunyai lintasan Hamilton. 1. Mencari lintasan terpendek dari beberapa contoh bentuk graf. 2. Mengelompokkan simpul-simpul dalam suatu graf dengan mengikuti aturan pewarnaan.

12 : Pohon : Menyelesaikan berbagai masalah matematika diskrit dengan menggunakan beberapa teori Pohon. 1. Memahami definisi pohon, sifat-sifat pohon, pewarnaan dan pohon merentang. 2. Memahami pohon berakar dan terminologinya. 3. Memahami perbedaan pohon m-ary dan pohon biner 4. Membuat pohon ekspresi dan mengurutkan suatu persamaan dengan mengikuti aturan infix, prefix dan postfix. 5. Memahami pohon keputusan, kode awalan dan kode huffman 1. Menjelaskan definisi pohon. 2. Menyebutkan sifat-sifat pohon 3. Menjelaskan perbedaan pewarnaan graf dan pohon. 4. Menjelaskan arti dan maksud pohon merentang. 1. Mengubah pohon menjadi pohon berakar dengan menentukan satu simpul sebagai akarnya. 2. Menjelaskan terminologo pada pohon berakar 3. Membedakan pohon m-ary dan pohon n-ary 1. Membentuk pohon ekspresi. 2. Menyelesaikan suatu kasus dengan menggunakan pohon keputusan. 3. Mencari kode awalan. 4. Membuat kode Huffman 1. Definisi pohon 2. Sifat-sifat pohon 3. Pewarnaan pohon 4. Pohon merentang 1. Pohon berakar 2. Terminologi pada pohon berakar 3. Pohon m-ary 4. Pohon biner 1. Pohon ekspresi 2. Pohon keputusan 3. Kode awalan 4. Kode huffman 1. Menjelaskan definisi pohon. 2. Menyebutkan sifat-sifat pohon 3. Menjelaskan perbedaan pewarnaan graf dan pohon. 4. Menjelaskan arti dan maksud pohon merentang. 1. Mengubah pohon menjadi pohon berakar dengan menentukan satu simpul sebagai akarnya. 2. Menjelaskan terminologo pada pohon berakar. 3. Membedakan pohon m-ary dan pohon n-ary 1. Membentuk pohon ekspresi. 2. Menyelesaikan suatu kasus dengan menggunakan pohon keputusan. 3. Mencari kode awalan. 4. Membuat kode Huffman 6. Memahami pohon pencarian dan traversal pohon biner. 1. Mengurutkan data dengan mengikuti pohon pencarian. 2. Membuat skema urutan preorder, inorder dan postorder. 1. Pohon pencarian 2. Traversal pohon biner 1. Mengurutkan data dengan mengikuti pohon pencarian. 2. Membuat skema urutan preorder, inorder dan postorder.

13 Disiapkan oleh, Diperiksa oleh Disahkan oleh, Ir. Waniwatining, M.T.I. Koordinator Dafid, S.Si, M.T.I Kaprogdi Sistem Informasi Ir. Sudiadi, M.M.A.E. Pembantu Ketua I

14

Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu? Logika... 1

Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu? Logika... 1 Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu?... iii v xi 1. Logika... 1 1.1 Proposisi... 2 1.2 Mengkombinasikan Proposisi... 4 1.3 Tabel kebenaran... 6 1.4 Disjungsi Eksklusif...

Lebih terperinci

I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA-31 Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc

I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA-31 Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA- Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc Tugas ke Pertemuan TIK Soal-soal Tugas. Mendefinisikan Proposisi Membedakan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN ISO 91 : 28 Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh Tanggal Berlaku 1 September 2015 Diana, M.Kom A.Haidar Mirza, M.Kom M. Izman Hardiansyah, Ph.D Mata Kuliah : Matematika Diskrit Semester :2 Kode :

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54302/ Matematika Diskrit 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKKF23111 Matematika Diskrit

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKKF23111 Matematika Diskrit RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKKF23111 Matematika Diskrit PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A11. 54302/ Matematika Diskrit Revisi 2 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : Agustus 2014 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : 560 / Matematika Diskrit Revisi - Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : - Jml Jam kuliah dalam seminggu : 50 menit

Lebih terperinci

MATEMATIKA MATEMATIK A DISKRIT : : MAT-3615/ 3 : : VI

MATEMATIKA MATEMATIK A DISKRIT : : MAT-3615/ 3 : : VI Nama Kode /SKS Program Studi Semester : : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan : VI (Enam) Oleh : Nego Linuhung, M.Pd Nurain Suryadinata, M.Pd Penyajian materi dalam mata kuliah ini tidak hanya berpusat pada dosen,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKRO TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKRO TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKRO TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI Matematika Diskrit FEH2J3 3 sks 3 atau 4 22

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEMESTER 3 DOSEN : HARISON, S.Pd, M.Kom KODE / SKS : TIS3233/3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEMESTER 3 DOSEN : HARISON, S.Pd, M.Kom KODE / SKS : TIS3233/3 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEMESTER 3 DOSEN : HARISON, S.Pd, M.Kom KODE / SKS : TIS3233/3 Deskripsi mata kuliah: matematika yang mempelajari obyek

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

MATEMATIKA DISKRIT. Logika MATEMATIKA DISKRIT Logika SILABUS KULIAH 1. Logika 2. Himpunan 3. Matriks, Relasi dan Fungsi 4. Induksi Matematika 5. Algoritma dan Bilangan Bulat 6. Aljabar Boolean 7. Graf 8. Pohon REFERENSI Rinaldi

Lebih terperinci

VI Matematika Diskrit

VI Matematika Diskrit VI041201 Matematika Diskrit Jam/Minggu 2 Jam Semester : 1 Sifat: Wajib Kode Mata Kuliah Nama Matakuliah Silabus ringkas Tujuan Umum (TIU) VI041201 Matematika Diskrit Kuliah ini mengajarkan bagaimana siswa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. ( Logika Informatika ) Pengesahan. Nama Dokumen : SATUAN ACARA PERKULIAHAN LOGIKA INFORMATIKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. ( Logika Informatika ) Pengesahan. Nama Dokumen : SATUAN ACARA PERKULIAHAN LOGIKA INFORMATIKA Pengesahan Nama Dokumen : LOGIKA INFORMATIKA No Dokumen : No ISO 91:28/IWA 2 1dari 6 Diajukan oleh Imelda Saluza, S.Si., M.Sc. (Dosen Pengampu) Diperiksa oleh Ir. Dedi Hermanto, MT (GPM) Disetujui oleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA

UNIVERSITAS MERCU BUANA UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS PROGRAM STUDI : Ilmu Komputer : Sistem Informasi No. Dokumen 02 3.04.1.02 Distribusi Tgl. Efektif RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Rumpun MK Bobot (SKS) Semester

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS LOGIKA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS LOGIKA No. SIL/EKA/PTI 206/01 Revisi : 00 Tgl : 1 April 2008 Hal 1 dari 5 MATA KULIAH : Logika KODE MATA KULIAH : PTI 206 SEMESTER : 1 PROGRAM STUDI : Pendidikan Teknik Informatika DOSEN PENGAMPU : Ratna Wardani,

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO NOVEMBER 2OO8

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO NOVEMBER 2OO8 RENCAhIA PROGRANfi DAN KEGIATAN PEMBELAJ,ARAN SEffi H$TER {RPKPS} MATEMATIKA DISKRIT DISUSUN OLEH: Erna ZuniAstutik, Dra, MKom Bowo Nurhadiyono, S.Si., M.Kom I FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Lebih terperinci

FPMIPA UPI ILMU KOMPUTER I. TEORI HIMPUNAN

FPMIPA UPI ILMU KOMPUTER I. TEORI HIMPUNAN I. TEORI HIMPUNAN 1. Definisi Himpunan hingga dan Tak hingga 2. Notasi himpuanan 3. Cara penulisan 4. Macam-macam Himpunan 5. Operasi Himpunan 6. Hukum pada Operasi Himpunan 7. Perkalian Himpunan (Product

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH KALKULUS II

SILABUS MATA KULIAH KALKULUS II Kode Formulir : FM-STMIK MDP-KUL-04.02/R3 SILABUS MATA KULIAH KALKULUS II A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Informatika Mata Kuliah : Kalkulus II Kode : TI 203 Bobot : 4 sks Kelas : TI 2A

Lebih terperinci

PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT

PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT ILHAM SAIFUDIN Selasa, 04 Oktober 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Apa Kalian tau? Jawabannya

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT Penulis : Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi. 2 Bab 1 LOGIKA

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit DASAR-DASAR LOGIKA Pertemuan 2 Matematika Diskrit 25-2-2013 Materi Pembelajaran 1. Kalimat Deklaratif 2. Penghubung kalimat 3. Tautologi dan Kontradiksi 4. Konvers, Invers, dan Kontraposisi 5. Inferensi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN ISO 91 : 28 Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh Tanggal Berlaku 1 September 2015 Diana, M.Kom A.Haidar Mirza, M.Kom M. Izman Hardiansyah, Ph.D Mata Kuliah : Logika Informatika Semester : Kode :

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATA KULIAH

DESKRIPSI MATA KULIAH DESKRIPSI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Logika Matematika Kode Mata Kuliah : IF33216 (Strata 1) Kredit : 3 SKS (3 x 45 menit) Deskripsi: Mata Kuliah logika matematika ini membahas mengenai himpunan, Aljabar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Jumlah SKS : 2 Mata Kuliah Prasyarat : -- Dosen Pengampu Deskripsi Mata Kuliah KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014 Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 2 8/29/2014 1 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 3 8/29/2014 POHON DAN PEWARNAAN GRAF Tujuan Mahasiswa

Lebih terperinci

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 Himpunan Tujuan Mahasiswa memahami konsep dasar

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MUG2A3 MATEMATIKA DISKRET Disusun oleh: Tim Dosen Matematika Diskret PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( MATEMATIKA DISKRIT ) Pengesahan. Nama Dokumen : SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATEMATIKA DISKRIT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( MATEMATIKA DISKRIT ) Pengesahan. Nama Dokumen : SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATEMATIKA DISKRIT Pengesahan Nama Dokumen : MATEMATIKA DISKRIT No Dokumen : No ISO 91:28/IWA 2 1dari 6 Diajukan oleh Imelda Saluza, S.Si.,M.Sc (Dosen Pengampu) Diperiksa oleh Ir. Dedi Hermanto, MT (GPM) Disetujui oleh Lastri

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MUG2A3 Matematika Diskrit Disusun oleh: Dede Tarwidi, M.Si., M.Sc. PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : MATEMAA DISKRIT Kode Mata : MI 13205 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Agar mahasiswa

Lebih terperinci

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Obyek-obyek diskret ada di sekitar kita. Matematika Diskret (TKE132107)

Lebih terperinci

yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya (Definisi 2.1 Menurut Lipschutz, Seymour & Marc Lars Lipson dalam

yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya (Definisi 2.1 Menurut Lipschutz, Seymour & Marc Lars Lipson dalam 2.1 Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean dapat didefinisikan secara abstrak dalam beberapa cara. Cara yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya dan operasi operasi yang

Lebih terperinci

Review Sistem Digital : Aljabar Boole

Review Sistem Digital : Aljabar Boole JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNY Sem 5 9/ Review Sistem Digital : Aljabar Boole S dan D3 Mata Kuliah : Elektronika Industri 2 x 5 Lembar Kerja Dalam Aljabar Boole, Misalkan terdapat

Lebih terperinci

Matematika Diskrit. Rudi Susanto

Matematika Diskrit. Rudi Susanto Matematika Diskrit Rudi Susanto Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah Kuliah kita.. Matematika

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MSH1B3 LOGIKA MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Semester (RPS) ini telah disahkan untuk mata

Lebih terperinci

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB Matematika Komputasional Himpunan Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 ALJABAR BOOLEAN I

Pertemuan ke-4 ALJABAR BOOLEAN I Pertemuan ke-4 ALJABAR BOOLEAN I Materi Perkuliahan a. Pengertian Aljabar Boolean b. Ekspresi Boolean c Prinsip Dualitas Kompetensi Umum Setelah mengikuti perkuliah ini, diharapkan Anda dapat memahami

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori) Fakultas : Teknik Industri Jurusan : Teknik Informatika Mata Kuliah & Kode : Matematika Diskrit SKS : Teori : 3 Praktik : - Semester & Waktu : Sem : 1 Waktu

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Priode UTS-UAS DADANG MULYANA. dadang mulyana 2012 ALJABAR BOOLEAN. dadang mulyana 2012

Bahan Kuliah. Priode UTS-UAS DADANG MULYANA. dadang mulyana 2012 ALJABAR BOOLEAN. dadang mulyana 2012 Bahan Kuliah LOGIKA Aljabar MATEMATIKA- Boolean Priode UTS-UAS DADANG MULYANA dadang mulana 22 ALJABAR BOOLEAN dadang mulana 22 Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan -

Lebih terperinci

SILABUS, RPP, RPS LOGIKA INFORMATIKA. Program Studi Informatika FAKULTAS TEKNIK- UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

SILABUS, RPP, RPS LOGIKA INFORMATIKA. Program Studi Informatika FAKULTAS TEKNIK- UNIVERSITAS PGRI SEMARANG SILABUS,, RPS LOGIKA INFORMATIKA Program Studi Informatika FAKULTAS TEKNIK- FORMULIR No.Dokumen FM-01-AKD-1516 No. Revisi FORMAT SILABUS Halaman 1 dari 1 SILABUS PEMBELAJARAN Fakultas/Program studi : TEKNIK

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Bahan Kuliah Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. Bahan Kuliah Matematika Diskrit Aljabar Boolean Bahan Kuliah Matematika Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan -

Lebih terperinci

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik. Induksi Matematika Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik. Misalkan p(n) adalah pernyataan yang menyatakan: Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah

Lebih terperinci

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Bahan kuliah Matematika Diskrit 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MATEMATIKA INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER (D3) SEMESTER 3 KODE / SKS : IT014213/2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MATEMATIKA INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER (D3) SEMESTER 3 KODE / SKS : IT014213/2 Minggu ke 1 Pokok Bahasan dan TIU Himpunan Pengertian Himpun, Diagram Venn, Operasi antar, Himpunan, Aljabar Himpunan, Himpunan hingga dan perhitungan anggota,, Argumen dan Diagram Venn. Sub Pokok Bahasan

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA Logika Perhatikan argumen di bawah ini: Jika anda mahasiswa Informatika maka anda tidak sulit belajar Bahasa Java. Jika anda tidak suka begadang maka anda bukan mahasiswa Informatika.

Lebih terperinci

TELAAH BAHAN BELAJAR MANDIRI Oleh Sufyani P. Hasil Telaah

TELAAH BAHAN BELAJAR MANDIRI Oleh Sufyani P. Hasil Telaah TELAAH BAHAN BELAJAR MANDIRI Oleh Sufyani P Nama Matakuliah: Logika Matematika. SKS : 2 Semester : 7 Penulis : Drs. Mujono, M.Pd. I. Tinjauan matakuliah: tidak ada Hasil Telaah II. Sajian Materi: a. Relevansi

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Rinaldi Munir/IF2151 Mat. Diskrit 1

Aljabar Boolean. Rinaldi Munir/IF2151 Mat. Diskrit 1 Aljabar Boolean Rinaldi Munir/IF25 Mat. Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan -

Lebih terperinci

Struktur Diskrit. Catatan kuliah Struktur Diskrit Program Ilmu Komputer. disusun oleh Yusuf Hartono Fitri Maya Puspita

Struktur Diskrit. Catatan kuliah Struktur Diskrit Program Ilmu Komputer. disusun oleh Yusuf Hartono Fitri Maya Puspita Struktur Diskrit Catatan kuliah Struktur Diskrit Program Ilmu Komputer disusun oleh Yusuf Hartono Fitri Maya Puspita UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2006 Kata Pengantar Buku ini adalah versi pertama dari catatan

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. Matematika Diskrit Aljabar Boolean Matematika Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MUG2A3 LOGIKA MATEMATIKA Disusun oleh: Tim Dosen Logika Matematika PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Semester

Lebih terperinci

: SRI ESTI TRISNO SAMI

: SRI ESTI TRISNO SAMI MATEMATIKA DISKRIT By : SRI ESTI TRISNO SAMI 082334051324 Bahan Bacaan / Refferensi : 1. Seymour Lipschutz dan Marc Lars Lipson, Matematika Diskkrit Shcaum s Outline Series, Mc Graw-Hill Book Company,

Lebih terperinci

Definisi Aljabar Boolean

Definisi Aljabar Boolean 1 UNTUK DOWNLOAD LEBIH BANYAK EBOOKS TENTANG KOMPUTER KUNJUNGI http://wirednotes.blogspot.com Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner: - B : himpunan

Lebih terperinci

DEFINISI ALJABAR BOOLEAN

DEFINISI ALJABAR BOOLEAN ALJABAR BOOLEAN DEFINISI ALJABAR BOOLEAN Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua elemen yang berbeda

Lebih terperinci

Definisi Aljabar Boolean

Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua elemen yang berbeda

Lebih terperinci

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I 2008/2009

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I 2008/2009 Selamat Datang di MA 2151 Matematika Diskrit Semester I 2008/2009 Hilda Assiyatun & Djoko Suprijanto 1 Referensi Pustaka Kenneth H. Rosen, Discrete Mathematics and its Applications, 5 th edition. On the

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. IF2120 Matematika Diskrit. Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB. Rinaldi Munir - IF2120 Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. IF2120 Matematika Diskrit. Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB. Rinaldi Munir - IF2120 Matematika Diskrit Aljabar Boolean IF22 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB Rinaldi Munir - IF22 Matematika Diskrit Pengantar Aljabar Boolean ditemukan oleh George Boole, pada tahun

Lebih terperinci

LOGIKA INFORMATIKA. Bahan Ajar

LOGIKA INFORMATIKA. Bahan Ajar LOGIKA INFORMATIKA Bahan Ajar Digunakan sebagai salah satu bahan ajar mata kuliah Logika Informatika Oleh Achmad Fauzan TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL 2016 Daftar Isi Daftar Isi ii

Lebih terperinci

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Teori Himpunan 2011 Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. -

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HIMPUNAN Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan Enumerasi Simbol-simbol Baku Notasi

Lebih terperinci

SILABUS ATIFICIAL INTELIGENCE

SILABUS ATIFICIAL INTELIGENCE Kode Formulir : FM-STMIK MDP-KUL-04.02/R3 SILABUS ATIFICIAL INTELIGENCE A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi Mata Kuliah Kode Bobot Semester : 6 Mata kuliah prasyarat : - : Sistem Informasi : Artificial

Lebih terperinci

Aturan Penilaian & Grade Penilaian. Deskripsi. Matematika Diskrit 9/7/2011

Aturan Penilaian & Grade Penilaian. Deskripsi. Matematika Diskrit 9/7/2011 Matematika Diskrit Sesi 01-02 Dosen Pembina : Danang Junaedi Tujuan Instruksional Setelah proses perkuliahan, mahasiswa memiliki kemampuan Softskill Meningkatkan kerjasama dalam kelompok dan kemampuan

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. - Himpunan empat bilangan

Lebih terperinci

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I, 2012/2013. Rinovia Simanjuntak & Edy Tri Baskoro

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I, 2012/2013. Rinovia Simanjuntak & Edy Tri Baskoro Selamat Datang di MA 2151 Matematika Diskrit Semester I, 2012/2013 Rinovia Simanjuntak & Edy Tri Baskoro 1 Referensi Pustaka Kenneth H. Rosen, Discrete Mathematics and its Applications, 7 th edition, 2007.

Lebih terperinci

Termilogi Pada Pohon Berakar 10 Pohon Berakar Terurut

Termilogi Pada Pohon Berakar 10 Pohon Berakar Terurut KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata?ala, karena berkat rahmat-nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Catatan Seorang Kuli Panggul. Makalah ini diajukan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STMIK PARNA RAYA MANADO TAHUN 2010

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STMIK PARNA RAYA MANADO TAHUN 2010 TAHUN DOSEN : IR. HASANUDDIN SIRAIT PERTEMUAN : 1-2 JUMLAH JAM : 200 MENIT - Himpunan - Himpunan - Diagram Venn - Operasi antar Himpunan - Aljabar Himpunan - Himpunan Hingga - Argumen & Diagram Venn -

Lebih terperinci

Definisi Aljabar Boolean

Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean 1 Definisi Aljabar Boolean Aljabar boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel biner dan operasi-operasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan huruf-huruf

Lebih terperinci

: SRI ESTI TRISNO SAMI

: SRI ESTI TRISNO SAMI MATEMATIKA DISKRIT By : SRI ESTI TRISNO SAMI 08125218506 / 082334051324 Bahan Bacaan / Refferensi : 1. Seymour Lipschutz dan Marc Lars Lipson, Matematika Diskkrit Shcaum s Outline Series, Mc Graw-Hill

Lebih terperinci

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Logika Klasik Matematika Diskret (TKE132107) - Program Studi Teknik

Lebih terperinci

TERAPAN POHON BINER 1

TERAPAN POHON BINER 1 TERAPAN POHON BINER 1 Terapan pohon biner di dalam ilmu komputer sangat banyak, diantaranya : 1. Pohon ekspresi 2. Pohon keputusan 3. Kode Prefiks 4. Kode Huffman 5. Pohon pencarian biner 2 Pohon Ekspresi

Lebih terperinci

Matematika Komputasi. Rekyan RMP

Matematika Komputasi. Rekyan RMP Matematika Komputasi Rekyan RMP Sekilas Matakuliah : Matematika Komputasi Prasyarat : - Sifat Bobot : Wajib : 4 sks Deskripsi Mata kuliah ini membahas topik yang menjadi dasarmatematika bagi mahasiswa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Mahasiswa memiliki pengetahuan konseptual tentang silabus dan prosedur perkuliahan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Mahasiswa memiliki pengetahuan konseptual tentang silabus dan prosedur perkuliahan SATUAN ACARA PERKULIAHAN Topik/ Pokok Bahasan 1 : Penjelasan silabus dan prosedur perkuliahan : Mahasiswa memiliki pengetahuan konseptual tentang silabus dan prosedur perkuliahan 1 Pengantar perkuliahan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : LOGIKA HIMPUNAN Kode Mata : DK - 11206 Jurusan / Jenjang : S1 SISTEM INFORMASI Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

ALJABAR BOOLEAN. -Definisi -AB dua-nilai. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

ALJABAR BOOLEAN. -Definisi -AB dua-nilai. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom ALJABAR BOOLEAN -Definisi -AB dua-nilai Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Aljabar Boolean (AB), pertama kali dikemukakan oleh matematikawan Inggris, George Boole tahun 1854. Tahun 1938,

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER No.RPS/PTI/PTI6217 Revisi/Tgl

Lebih terperinci

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PGSD SEMESTER GASAL 2012/2013 FKIP UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PGSD SEMESTER GASAL 2012/2013 FKIP UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PGSD SEMESTER GASAL 2012/2013 FKIP UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO A. IDENTITAS MATAKULIAH 1. Matakuliah : KONSEP DASAR MATEMATIKA 2. SKS / JS : 3/3

Lebih terperinci

2. Gambarkan gerbang logika yang dinyatakan dengan ekspresi Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya.

2. Gambarkan gerbang logika yang dinyatakan dengan ekspresi Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya. Tugas! (Materi Aljabar Boolean). Gambarkan jaringan switching yang dinyatakan dengan polinominal Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya, kapan jaringan tsb on atau off.

Lebih terperinci

RPKPS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UGM

RPKPS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UGM RPKPS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UGM 1 Judul, Kode, SKS Pengantar Logika Matematika Dan Himpunan, MMM 1201, 3 SKS 2 Silabus Semesta Pembicaraan, Kalimat Deklaratif, Ingkaran

Lebih terperinci

Matematika Logika Aljabar Boolean

Matematika Logika Aljabar Boolean Pertemuan ke-3 Matematika Logika Aljabar Boolean Oleh : Mellia Liyanthy TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN TAHUN AJARAN 2011/2012 Definisi Aljabar Boolean merupakan aljabar yang terdiri atas : suatu

Lebih terperinci

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Matematika Kalimat Terbuka dan Tertutup Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Semoga kamu

Lebih terperinci

Modul Praktikum. Logika Dasar. Dosen Pengampu: Anie Rose Irawati M.Cs. Penyusun:

Modul Praktikum. Logika Dasar. Dosen Pengampu: Anie Rose Irawati M.Cs. Penyusun: Daftar Isi Modul Praktikum Logika Dasar Dosen Pengampu: Anie Rose Irawati M.Cs. Penyusun: Arif munandar Dinora Refiasari Gandi Laksana Putra Muhammad Saleh Firmansyah Feri Krisnanto Muammar Rizki F.I.

Lebih terperinci

Pohon. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Program Studi Teknik Informatika ITB. Rinaldi M/IF2120 Matdis 1

Pohon. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Program Studi Teknik Informatika ITB. Rinaldi M/IF2120 Matdis 1 Pohon Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Program Studi Teknik Informatika ITB Rinaldi M/IF2120 Matdis 1 Definisi Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit a b a b a b a

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH LOGIKA MATEMATIKA

BAHAN KULIAH LOGIKA MATEMATIKA BAHAN KULIAH LOGIKA MATEMATIKA O L E H A. Rahman H., S.Si, MT & Muhammad Khaidir STTIKOM Insan unggul Jl. S.A. tirtayasa no. 146 Komp. Istana Cilegon blok B 25-28 Cilegon Banten 42414 http://didir.co.cc

Lebih terperinci

SILABUS MATEMATIKA DISKRIT. Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd.

SILABUS MATEMATIKA DISKRIT. Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd. SILABUS MATEMATIKA DISKRIT Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 SILABUS A. Identitas

Lebih terperinci

TI 2013 IE-204 Elektronika Industri & Otomasi UKM

TI 2013 IE-204 Elektronika Industri & Otomasi UKM TI 23 IE-24 Elektronika Industri & Otomasi UKM Lampiran C Aljabar Boolean Tupel Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan ang didefinisikan pada operaror +,,

Lebih terperinci

Matematika Industri I

Matematika Industri I LOGIKA MATEMATIKA TIP FTP - UB Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai kebenaran dari proposisi Tautologi Ekuivalen Kontradiksi Kuantor Validitas pembuktian Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai

Lebih terperinci

PERNYATAAN (PROPOSISI)

PERNYATAAN (PROPOSISI) Logika Gambaran Umum Logika : - Logika Pernyataan membicarakan tentang pernyataan tunggal dan kata hubungnya sehingga didapat kalimat majemuk yang berupa kalimat deklaratif. - Logika Predikat menelaah

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMBINATORIKA DAN TEORI GRAF

PENGANTAR KOMBINATORIKA DAN TEORI GRAF PENGANTAR KOMBINATORIKA DAN TEORI GRAF Oleh : Ibrahim Noor Saif Muhammad Mussafi Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak

Lebih terperinci

Logika Proposisi. Adri Priadana ilkomadri.com

Logika Proposisi. Adri Priadana ilkomadri.com Logika Proposisi Adri Priadana ilkomadri.com Matematika Diskrit Apa? Cabang matematika yg mempelajari tentang obyek diskrit. Apa yang dimaksud dengan kata diskrit (discrete)? Objek disebut diskrit jika:

Lebih terperinci

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs Himpunan Nur Hasanah, M.Cs 1 Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci. Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B ={2, 4, 6, 8, 10}. C = {kucing, a, Amir,

Lebih terperinci

BAB 4. Aljabar Boolean

BAB 4. Aljabar Boolean BAB 4 Aljabar Boolean 1. PENDAHULUAN Aljabar Boolean merupakan lanjutan dari matakuliah logika matematika. Definisi aljabar boolean adalah suatu jenis manipulasi nilai-nilai logika secara aljabar. Contoh

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi + 5 BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Struktur Aljabar Struktur aljabar adalah salah satu mata kuliah dalam jurusan matematika yang mempelajari tentang himpunan (sets), proposisi, kuantor, relasi, fungsi, bilangan,

Lebih terperinci

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Program Studi Semester Dosen Pengampu : Matematika Diskrit : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan Matematika : VI (Enam) : Nego Linuhung, M.Pd /Nurain Suryadinata, M.Pd Referensi

Lebih terperinci

Teori bilangan. Nama Mata Kuliah : Teori bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 sks. Deskripsi Mata Kuliah. Tujuan Perkuliahan.

Teori bilangan. Nama Mata Kuliah : Teori bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 sks. Deskripsi Mata Kuliah. Tujuan Perkuliahan. Nama : Teori bilangan Kode /SKS : MAT- / 2 sks Program Studi : Pendidikan Matematika Semester : IV (Empat) TEORI BILANGAN Oleh : RINA AGUSTINA, M.Pd. NEGO LINUHUNG, M.Pd Mata kuliah ini masih merupakan

Lebih terperinci

LOGIKA Matematika Industri I

LOGIKA Matematika Industri I LOGIKA TIP FTP UB Pokok Bahasan Pengertian Logika Pernyataan Matematika Nilai Kebenaran Operasi Uner Operasi Biner Tabel kebenaran Pernyataan Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen Pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

JUMANTAKA Halaman Jurnal: Halaman LPPM STMIK DCI:

JUMANTAKA Halaman Jurnal:  Halaman LPPM STMIK DCI: JUMANTAKA Vol 01 No 01 (2018) PISSN: 2613-9138 EISSN : 2613-9146 JUMANTAKA Halaman Jurnal: http://jurnal.stmik-dci.ac.id/index.php/jumantaka/ Halaman LPPM STMIK DCI: http://lppm.stmik-dci.ac.id/ PENYEDERHAAN

Lebih terperinci

Logika Matematika Teori Himpunan

Logika Matematika Teori Himpunan Pertemuan ke-2 Logika Matematika Teori Himpunan Oleh : Mellia Liyanthy TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN TAHUN AJARAN 2007/2008 Perampatan Operasi Himpunan A1 A2... An = Ai A1 U A2 U... U An = U

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INDIVIDUAL. Mata Kuliah : Matematika Diskrit / IF2153 Nama : Dwitiyo Abhirama NIM :

TUGAS MAKALAH INDIVIDUAL. Mata Kuliah : Matematika Diskrit / IF2153 Nama : Dwitiyo Abhirama NIM : TUGAS MAKALAH INDIVIDUAL Mata Kuliah : Matematika Diskrit / IF2153 Nama : Dwitiyo Abhirama NIM : 13505013 Institut Teknologi Bandung Desember 2006 Penggunaan Struktur Pohon dalam Informatika Dwitiyo Abhirama

Lebih terperinci