MACAM-MACAM FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS Bagian 3 Pertemuan 4, 5 dan 6. MATEMATIKA BISNIS Tonaas Marentek, M.Si

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MACAM-MACAM FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS Bagian 3 Pertemuan 4, 5 dan 6. MATEMATIKA BISNIS Tonaas Marentek, M.Si"

Transkripsi

1 MACAM-MACAM FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS Bagian 3 Pertemuan 4, 5 dan 6 MATEMATIKA BISNIS Tonaas Marentek, M.Si

2 MACAM-MACAM FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS 1. FUNGSI 2. FUNGSI LINIER 3. SISTEM PERSAMAAN LINIER 4. PENERAPAN FUNGSI LINIER 5. FUNGSI NON LINIER 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINIER 7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA 8. PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN

3 MACAM-MACAM FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS TARGET : Mahasiswa/i mampu menjelaskan secara tepat dan dapat mengerjakan persoalan matematika fungsi dan dapat menghubungkan dan menerapkannya dalam ekonomi dan bisnis

4 SILABUS MATERI FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS 1. FUNGSI fungsi dan relasi/hubungan variabel bebas dan terikat sistem koordinat cartesius fungsi dengan 1 variabel bebas fungsi dengan 2 atau lebih variabel bebas 2. FUNGSI LINIER kemiringan dan titik potong sumbu Bentuk umum fungsi linear menentukan persamaan garis hubungan dua garis lurus

5 SILABUS MATERI FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS 3. SISTEM PERSAMAAN LINEAR penyelesaian SPL : 2 persamaan dgn 2 variabel persamaan ketergantungan linear dan ketidakkonsistenan 4. PENERAPAN FUNGSI LINIER fungsi permintaan fungsi penawaran keseimbangan pasar 1 dan 2 macam produk pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar pengaruh pajak terhadap kesejahteraan pengaruh subsidi terhadap kesejahteraan pengaruh batas maksimum terhadap kesejahteraan

6 SILABUS MATERI FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS PENERAPAN FUNGSI LINIER (sambungan) pengaruh batas minimum terhadap kesejahteraan pengaruh kuota produksi terhadap kesejahteraan pengaruh tarif dan kuota impor terhadap kesejahteraan analisis pulang pokok fungsi belanja komsumsi dan tabungan fungsi belanja investasi fungsi belanja pemerintah fungsi belanja ekspor impor fungsi belanja keseluruhan (aggregate) keseimbangan pasar produk

7 SILABUS MATERI FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS 5. FUNGSI NON LINIER fungsi kuadrat fungsi pangkat tiga fungsi rasional lingkaran elips

8 SILABUS MATERI FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINIER fungsi permintaan fungsi penawaran keseimbangan pasar pasar fungsi permintaan total fungsi produksi Kurva transformasi produksi kurva indiverens

9 SILABUS MATERI FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS 7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA fungsi eksponen fungsi logaritma 8. PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN bunga majemuk fungsi pertumbuhan

10 1. FUNGSI PENDAHULUAN Penerapan Fungsi dalam bidang ekonomi dan bisnis merupakan salah satu bagian yang sangat penting untuk dipelajari, karena: Persoalan ekonomi dan bisnis yang dinyatakan dalam model matematika biasanya dinyatakan dengan fungsi

11 1. FUNGSI

12 1. FUNGSI

13 1. FUNGSI FUNGSI DAN HUBUNGAN/RELASI Fungsi adalah suatu hubungan antara dua buah variabel atau lebih, dimana masing-masing dari dua buah variabel atau lebih tersebut saling pengaruh-mempengaruhi. Sebuah Variabel adalah suatu jumlah yang mempunyai nilai yang berubah-ubah pada suatu soal. Variabel yang terdapat dalam suatu fungsi dapat dibedakan atas varibel bebas (independent variabel) dan variabel yang dipengaruhi/tidak bebas (dependent variabel).

14 1. FUNGSI Koefisien adalah bilangan atau angka yang terkait pada dan terletak di depan suatu variabel dalam sebuah fungsi. Konstanta adalah bilangan atau angka yang (kadang-kadang) turut membentuk sebuah fungsi tetapi berdiri sendiri sebagai bilangan (tidak terkait pada suatu variabel tertentu). y = 5 + 0,8x y : variabel terikat x : variabel bebas 0,8 : koefisien variabel x 5 : konstanta Sedangkan notasi sebuah fungsi secara umum adalah: y = f(x)

15 Contoh : a) Y = f (X) atau Y = f (X1, X2) X, X1, X2 = variabel bebas (independent variabel) Y = variabel yang dipengaruhi (dependent Variabel) b) Y = a + bx a dan b = Konstanta Y = variabel yang dipengaruhi (endogenous variable) X = variabel bebas (exogenous)

16 1. FUNGSI MACAM-MACAM FUNGSI (1). DARI SEGI JUMLAH VARIABEL BEBAS: a. Fungsi Konstan Y = C.Y = 3. Y Y = X

17 1. FUNGSI b. Fungsi Dengan Satu Bariabel Bebas: Y = f(x) Y = ax + b.y = 2X Fungsi Linier. Y = ax 2 + bx + c.y = X 2-3X+2.Parabola. Y = a X Y = 2 X..Fungsi Eksponen. c. Fungsi Dengan Dua Variabel Bebas Atau Lebih: Y = f(x 1, X 2 ): Y = 4X1 + 3X Fungsi Linier; Y = 2.X 0,6 1. X 0,3 2.. Fungsi Pangkat. Y = 2X X 1 X 2 6X 2 2.Fungsi Kuadrat.

18 1. FUNGSI (2). FUNGSI DARI SEGI LETAK VARIABEL a. Fungsi Implisit AX + BY + C = 0..2X 2Y + 3 = 0 atau: 2X 2Y = -3 atau: -2X + 2Y = 3. (X dan Y berada dalam satu ruas) b. Fungsi Eksplisit Y = ax + b..y = 2X + 3. Y: Variabel terikat, dan X: Variabel bebas.

19 1. FUNGSI (3). FUNGSI DARI SEGI BENTUK KURVANYA FUNGSI FUNGSI ALJABAR 1.FUNGSI LINIER 2. FUNGSI KUADRAT: a. Parabola b. Lingkaran c. Ellips d. Hiperbola 3. FUNGSI POLINOMIAL 4. FUNGSI RASIONAL. FUNGSI NON-ALJABAR 1. FUNGSI EKSPONEN 2. FUNGSI LOGARITMA 3. FUNGSI TRIGONOMETRI

20 1. FUNGSI CONTOH-CONTOH FUNGSI ALJABAR: (1). Fungsi Linier: Y = ax + b...(a 0) Y= 2X+4. (2). Fungsi Kuadrat Parabola: Y = ax 2 + bx + c..(a 0) Y = X 2-3X + 2. (3). Fungsi Polinomial: Y = ax 3 +bx 2 +cx + d.(a 0) Y = X 3 + 2X 2 + X + 3. (4). Fungsi Rasional : Y = (ax + b) / (cx + d).(c 0) Y = (2X+2)/(X+1).

21 1. FUNGSI CONTOH-CONTOH FUNGSI NON ALJABAR: (1). Fungsi Eksponen: Y = a.b X + c... (a 0) Y = 2.3 X + 3 Y = 3 X + 2 Y = 2.3 X Y = 3 X. (2). Fungsi Logaritma: Y = a Log X.. (a 0) Y = Log X Y = 2 Log X.

22 KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI! Gambarlah grafik fungsi a. Y = 2x + 1 b. Y = X 2-2x c. Y = X 2-3X + 2 d. Gambarlah titik- titik ( 0, 8 ) ;( 2, 4 ); ( 4, 0) ; dan (6,-4 ). Tunjukkan bahwa titik titik tersebut terletak pada sebuah garis lurus!

23 2. Fungsi Linier

24 2. Fungsi Linier Fungsi linier adalah fungsi yang paling sederhana karena hanya mempunyai satu variabel bebas dan berpangkat satu pada variabel bebas tersebut, sehingga sering disebut sebagai fungsi berderajad satu. Bentuk umum persamaan linier adalah: y = a + bx; dimana a adalah konstanta dan b adalah koefisien (b 0). Atau sering dinyatakan dalam bentuk implisit berikut: Ax + By + C = 0

25 2. Fungsi Linier Sesuai dengan namanya fungsi linier jika digambarkan pada koordinat cartesius akan berbentuk garis lurus (linier). Kemiringan pada setiap titik yang terletak pada garis lurus tersebut adalah sama. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien b pada persamaan y = a + bx. Koefisien ini untuk mengukur perubahan nilai variabel terikat y sebagai akibat dari perubahan variabel bebas x sebesar satu unit. Sedangkan a adalah penggal garis pada sumbu vertikal (sumbu y). Penggal a mencerminkan nilai y pada kedudukan x = 0. Kemiringan (slope) dari fungsi linier adalah sama dengan perubahan variabel terikat x dibagi dengan perubahan dalam variabel bebas y. Kemiringan juga disebut gradien yang dilambangkan dengan huruf m. Jadi: Kemiringan = m =

26 2. Fungsi Linier Sebagai contoh, y = 15 2x, kemiringannya adalah 2. Ini berarti bahwa untuk setiap kenaikkan satu unit variabel x akan menurunkan 2 unit variabel y.

27 2. Fungsi Linier Bentuk umum (bentuk kemiringan titik potong)/ eksplisit : Y = a+bx a dan b = konstanta, b 0 Y = variabel tidak bebas X = variabel bebas

28 2. Fungsi Linier Bentuk umum implisit : AX + BY+C = 0 nilai kemiringannya : - (A/B) dan titik potong dengan sumbu Y : (0, -C/B)

29 2. Fungsi Linier Menentukan Pers.Garis Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui beberapa macam cara, antara lain: (1) metode dua titik dan (2) metode satu titik dan satu kemiringan. Metode Dua Titik Apabila diketahui dua titik A dan B dengan koordinat masing-masing (x1, y1) dan (x2, y2), maka rumus persamaan liniernya adalah:

30 2. Fungsi Linier Menentukan Pers.Garis Contoh : misal diketahui titik A (2,3) dan titik B (6,5), maka persamaan liniernya adalah: 4y 12 = 2x 4 4y = 2x + 8 Y = 0,5x + 2

31 2. Fungsi Linier Menentukan Pers.Garis Metode Satu Titik dan Satu Kemiringan Dari sebuah titik A (x1, y1) dan suatu kemiringan (m)dapat dibentuk sebuah persamaan linier dengan rumus sebagai berikut; y y1 = m (x x1) Misal diketahui titik A (2,3) dan kemiringan m=0,5 maka persamaan liniernya adalah: y y1 = m (x x1) y 3 = 0,5(x 2) Y 3 = 0,5x 1 Y = 0,5x + 2

32 Persamaan sebuah garis yang menelusuri/melewati satu buah titik (X 1,Y 1 ) yaitu : bx Y bx Y X X b Y Y X X Y Y b tg 2. Fungsi Linier Menentukan Pers.Garis

33 2. Fungsi Linier Menentukan Pers.Garis Dua garis linier dapat berimpit, sejajar, tegak lurus dan berpotongan. Dengan persamaan garis linier : g 1 : Y = bx + a g 2 : Y = b X + c maka, Dua garis (g 1 dan g 2 ) akan sejajar bila tg α kedua garis tersebut sama atau b = b Dua garis akan tegak lurus bila tg α kedua garis pertama dikalikan tg β garis kedua sama dengan minus 1 atau b.b = -1 Dua garis akan berimpit bila kedua persamaan garis tersebut identik Dua garis akan berpotongan bila b b

34 LATIHAN 1. Gambarkan grafik fungsi: Y = 3X Sebuah garis melewati titik A(2,1) dan B(3,4). Ditanyakan persamaan garisnya! 3. Hitung titik potong P dari dua persamaan garis: Y = 4X + 2 dan Y = X - 4

35 TUGAS RUMAH 1. Carilah kemiringan dan titik potong sumbu y pada persamaan garis berikut ini: a. 3x 2y + 12 = 0 b. 2x 5y 10 = 0 c. 4x 6y = Untuk setiap pasangan titik-titik koordinat berikut carilah persamaan garis lurusnya: a. (3,5) dan (10,2) b. (-6,-4) dan (10,8) 3. Untuk setiap pasangan titik koordinat dan kemiringan (m) berikut ini tentukan persamaan garis lurusnya: a. (2,6), m = 0,4 b. (5,8), m = -1,6 4. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut dengan metode eliminasi: a. 2x 3y = 5 dan 3x 2y = -4 b. 4x + 3y = 16 dan x 2y = 4 5. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut dengan metode substitusi: a. x y = 2 dan 2x + 3y = 9 b. x y = -1 dan 3x + 2y = Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut dengan metode determinan: a. x + y = 5 dan 2x + 3y = 12 b. 2x 3y = 13 dan 4x + y = 15

36 3. Sistem Persamaan Linier

37 3. Sistem Persamaan Linier Penyelesaian suatu sistem persamaan linier adalah suatu himpunan nilai yang memenuhi secara serentak (simultan) semua persamaanpersamaan dari sistem tersebut. Atau secara sederhana penyelesaian sistem persamaan linier adalah menentukan titik potong dari dua persamaan linier. Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk penyelesaian suatu sistem persamaan linier, yaitu: (1). Metode Substitusi, (2). Metode Eliminasi, dan (3). Metode Determinan.

38 3. Sistem Persamaan Linier Metode Subtitusi Misal: carilah nilai variabel x dan y dari dua persamaan berikut: 2x+3y=21 dan x+4y=23? Jawab: Salah satu persamaan dirubah dahulu menjadi y =... atau x =... Misal persamaan x+4y=23 dirubah menjadi x=23-4y. Kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan yang satu. x = 23-4y Þ 2x + 3y = 21 2(23-4y) + 3y = y + 3y = y = = 5y y = 5 Untuk mendapatkan nilai x, substitusikan y = 5 ke dalam salah satu persamaan. y = 5 Þ 2x + 3y = 21 2x + 3(5) = 21 2x + 15 = 21 2x = x = 6/2 x = 3 Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut adalah himpunan pasangan (3,5)

39 3. Sistem Persamaan Linier Metode Eliminasi Misal: carilah nilai variabel x dan y dari dua persamaan berikut: 3x- 2y=7 dan 2x+4y=10? Jawab: Misal variabel yang hendak dieliminasi adalah y 3x - 2y = 7 x 2 6x 4y = 14 2x + 4y = 10 x 1 2x + 4y = x + 0 = 24 x = 3 Untuk mendapatkan nilai y, substitusikan x = 3 ke dalam salah satu persamaan. x = 3 Þ 3(3) - 2y = 7-2y = 7 9 2y = 2 y = 1 Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut adalah himpunan pasangan (3,1)

40 3. Sistem Persamaan Linier Metode determinan ax + by = c dx + ey = f Nilai x adalah: x = Nilai y adalah; y = Misal persamaan pada soal sebelumnya yaitu 3x-2y=7 dan 2x+4y=10 akan diselesaikan dengan cara determinan:

41 3. Sistem Persamaan Linier Metode determinan Nilai x adalah: x = Nilai y adalah; y = Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut adalah himpunan pasangan (3,1)

42 4. Penerapan Fungsi Linier

43 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR Fungsi linier adalah suatu fungsi yang sangat sering digunakan oleh para ahli ekonomi dan bisnis dalam menganalisa dan memecahkan masalah-masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan bahwa kebanyakan masalah ekonomi dan bisnis dapat disederhanakan atau diterjemahkan ke dalam model yang berbentuk linier.

44 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR Beberapa penerapan fungsi linier dalam bidang ekonomi dan bisnis adalah: Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar 1 dan 2 macam produk Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar. Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Kesejahteraan Pengaruh batas minimum dan maksimum terhadap kesejahteraan Pengaruh kuota produksi terhadap kesejahteraan

45 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR (sambungan) : Pengaruh tarif dan kuota impor terhadap kesejahteraan Analisis p Fungsi belanja komsumsi dan tabungan Fungsi belanja investasi Fungsi belanja pemerintah Fungsi belanja ekspor impor Fungsi belanja keseluruhan Keseimbangan pasar produk

46 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FS PERMINTAAN Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta oleh konsumen dengan harga produk. Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah barang yang diminta turun, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun maka jumlah barang yang diminta naik. Sehingga grafik fungsi permintaan mempunyai slope negatif (miring ke kiri) Notasi fungsi permintaan akan barang x adalah: Qx = f (Px) Qx = a b Px Atau Px =a/b 1/b Qx dimana: Qx = Jumlah produk x yang diminta Px = Harga produk x a dan b = parameter

47 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FS PERMINTAAN Bentuk umum fungsi permintaan P Q a bp atau a b P a 1 Q Kurva Permintaan b b 0 a Q

48 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FS PERMINTAAN P Qd = a - bpx Q

49 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FS PENAWARAN Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual dengan harga produk. Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun, sehingga grafik fungsi permintaan mempunyai slope positif (miring ke kanan) Notasi fungsi penawaran akan barang x adalah: Qx = f (Px) Qx = -a + b Px Atau Px = a/b + 1/b Qx dimana: Qx = Jumlah produk x yang ditawarkan Px = Harga produk x a dan b = parameter Contoh: Fungsi pernawaran P = 3 + 0,5Q

50 Fungsi Penawaran P Q a bp atau P a b 1 b Q a a b 0 Kurva Penawaran Q

51 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FS PENAWARAN P 6 P

52 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR KESEIMBANGAN PASAR Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara matematik dan grafik ditunjukan oleh kesamaan: atau Qd = Qs Pd = Ps yaitu perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran.

53 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR KESEIMBANGAN PASAR Y-Values 6 Y-Values

54 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR KESEIMBANGAN PASAR Q Q d s P Q s P e E 0 Qe Q d Q

55 Contoh Kasus 1 : Diketahui : Fungsi Permintaan ; Q = 15 P Fungsi Penawaran ; Q = P Ditanyakan : P e dan Q e?... Jawab : keseimbangan pasar; Q d = Q s P P = P E Q s Q d Q Q = 15 P = 15 7 = 8 Jadi, P e = 7 Q e = 8 21 = 3P, P = 7

56 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi oleh permintaan barang. Ini bisa terjadi pada dua macam produk atau lebih yang berhubungan secara substitusi (produk pengganti) atau secara komplementer (produk pelengkap). Produk substitusi misalnya: beras dengan gandum, minyak tanah dengan gas elpiji, dan lain-lain. Sedangkan produk komplementer misalnya: teh dengan gula, semen dengan pasir, dan lain sebagainya.

57 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK Dalam pembahasan ini dibatasi interaksi dua macam produk saja. Secara matematis fungsi permintaan dan fungsi penawaran produk yang berinteraksi mempunyai dua variabel bebas. Kedua variabel bebas yang mempengaruhi jumlah jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan adalah : (1) harga produk itu sendiri, dan (2) harga produk lain yang saling berhubungan.

58 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK Notasi fungsi permintaan menjadi: Qdx = ao a1px + a2py Qdy = bo + b1px - b2py Sedangkan fungsi penawarannya: Qsx = -mo + m1px + m2py Qsy = -no + n1px + n2py

59 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK Dimana: Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y Px = Harga produk X Py = Harga produk Y a0, b0, m0, dan n0 adalah konstanta. Syarat keseimbangan pasar dicapai jika: Qsx = Qdx dan Qsy = Qdy

60 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK Contoh : Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua macam produk yang mempunyai hubungan substitusi sebagai berikut: Qdx = 5-2Px + Py Qdy = 6 + Px - Py Dan Qsx = Px - Py Qsy = -4 - Px + 3Py Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar!

61 PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan produsen menaikkan harga jual barang tersebut sebesar tarif pajak per unit (t), sehingga fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya keseimbangan pasar akan berubah pula. Fungsi penawaran setelah pajak menjadi: Ps = f(q) + t atau Qs = f(p - t)

62 SUBSIDI Adanya subsidi yang diberikan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan produsen menurunkan harga jual barang tersebut sebesar subsidi per unit (s), sehingga fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya keseimbangan pasar akan berubah pula. Fungsi penawaran setelah subsidi menjadi: Ps = f(q) - s Qs = f(p + s) atau

63 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR PENGARUH PAJAK-SPESIFIK TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR Pengaruh Pajak. Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen. Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih tinggi pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bq maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bq + t = (a + t) + bq.

64 Contoh Kasus 2 : Diketahui : permintaan; P = 15 Q penawaran; P = 3 + 0,5 Q pajak; t = 3 per unit. Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak?... Penyelesaian : Dimisalkan sebelum pajak, P e = 7 dan Q e = 8. Sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan penawarannya berubah dan kurvanya bergeser keatas. Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3 = 6 + 0,5 Q Sedangkan permintaan tetap : P = 15 Q Keseimbangan Pasar : 15 Q = 6 +0,5Q - 1,5Q = - 9 Q = 6 P = 15 Q = 15 6 = 9 Jadi, sesudah pajak ; P e = 9 dan Q e = 6

65 Jadi, Kurvanya adalah sebagai berikut : P 15 Q' s (sesudah pajak) E' E Q d Q s (sebelum pajak) Q

66 Beban Pajak Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk) Rumus : tk = P e P Dalam contoh kasus diatas, tk = 9 7 = 2 Beban pajak yang ditanggung produsen (tp) Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan konsumen (tk). Rumus : tp = t tk Dalam contoh kasus 2, tp = 3 2 = 1 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T) Rumus : T = Q e X t Dalam contoh kasus 2, T = 6 X 3 = 18

67 PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan berdasarkan persentase tertentu dari harga jual; bukan diterapkan secara spesifik (misalnya 3 rupiah) per unit barang. Meskipun pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik, menaikan harga keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan, namun analisisnya sedikit berbeda. Jika persamaan penawaran semula P = a + bq (atau Q = -a/b + 1/b P) maka, dengan dikenakannya pajak proporsional sebesar t% dari harga jual, persamaan penawaran yang baru akan menjadi : P = a + bq + tp t : pajak proporsional dalam % P tp = a + bq (l t)p = a + bq P a b l t l t Q atau Q a b l t P b

68 Contoh Kasus 3 : Diketahui : permintaan; P = 15 Q penawaran; P = 3 + 0,5 Q t = 25% Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak?... Penyelesaian : Sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8, sesudah pajak, persamaan penawarannya akan berubah, sementara permintaannya tetap P = 15 Q atau Q = 15 P. Penawaran sesudah pajak, dengan t = 25% = 0,25 : P = 3 + 0,5 Q + 0,25 P = 3 + 0,75 Q Keseimbangan Pasar : P d = P s 15 - Q = 3 +0,75Q -1,75Q = -12 Q = 6,6 Jadi, sesudah pajak : P e = 8,4 dan Q e = 6,6 Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang adalah : t x P e = 0,25 x 8,4 = 2,1

69 Kurvanya adalah : P Q' s 8,4 7 E' E Q s Q d 0 6,6 8 Q Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang dibeli adalah tk = P e Pe = 8,4 7 = 1,4 Sedangkan yang ditanggung produsen adalah : tp = t tk = 2,1 1,4 = 0,7 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah : T = Q e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86.

70 PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan pengaruh pajak, sehingga kita dapat menganalisisnya seperti ketika menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik dan dapat juga bersifat proporsional. Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih murah. Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar kebawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a + bq, maka sesudah subsidi akan menjadi P = a + bq s = (a s) + bq.

71 Contoh Kasus 4 : Diketahui : permintaan; P = 15 Q penawaran; P = 3 + 0,5 Q subsidi; s = 1,5 per unit. Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi?... Penyelesaian : Tanpa subsid, Pe = 7 dan Qe = 8. Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan kurvanya bergeser turun. Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q 1,5 P = 1,5 + 0,5 Q Q = P Permintaan tetap : P = 15 Q Q = 15 P Maka, keseimbangan pasar : Q d = Q s 15 P = P 18 = 3P, P = 6 Q = 15 P 15-6 = 9 Jadi dengan adanya subsidi : P e = 6 dan Q e = 9

72 Jadi kurvanya sebagai berikut : P ,5 E E' Q s (tanpa subsidi) Q' (dengan subsidi) s Q d 15 Q

73 Bagian Subsidi yang Dinikmati Bagian subsidi yang dinikmati konsumen. Besarnya bagian dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh konsumen (sk) adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa subsidi (P e ) dan harga keseimbangan dengan subsidi (P e ) Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 6 = 1. Bagian subsidi yang dinikmati produsen. Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 1 = 0,5. Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi (Q e ) dengan besarnya subsidi per unit barang (s). Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5.

74 KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG Bentuk Umum : Q dx : jumlah permintaan akan X Q dy : jumlah permintaan akan Y P x P y : harga X per unit : harga Y per unit Q Q dx dy f g P P x y,, P P y x Contoh Kasus 5 : Diketahui : permintaan akan X; Q dx = 10 4P x + 2P y penawarannya; Q sx = P x permintaan akan Y; Q dy = 9 3 P y + 4 P x penawarannya; Q sx = P y Ditanyakan : P e dan Q e untuk masing-masing barang tersebut?...

75 Penyelesaian : 1)Keseimbangan pasar barang X Q dx = Q sx 10 4P x + 2P y = P x 10P x 2P y = 16 2)Keseimbangan pasar barang Y Q dy = Q sy 9 3P y + 4P x = Py 4P x 10 P y = - 12

76 3. Dari 1 ) dan 2 ) 10P 4P x x 2P 10P y y ,5 10P 10P x x 2P y 25Py 23P P y y P y = 2, masukkan ke 1) atau 2), diperoleh P x = 2 Masukkan kedalam persamaan semula, sehingga didapat nilai Q xe = 6, dan nilai Q ye = 11.:

77 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR ANALISIS PULANG POKOK Pulang Pokok (Break Even); Apabila penerimaan total dari hasil penjualan produk sama dengan biaya total yang dikeluarkan perusahaan. TR = TC TR = P.Q dan TC = FC + VQ Dimana;

78 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA KOMSUMSI DAN TABUNGAN Fungsi Konsumsi; C = a + byd Dimana; C = Konsumsi Yd = Pendapatan Yg dapat dibelanjakan a = Konsumsi pendapatan dasar tertentu yg tidak tergantung pada b = Kecenderungan konsumsi marginal (MPC) Fungsi Tabungan; S = -a + (1-b)Yd Dimana; S = Tabungan a = Pendapatan Yg dapat dibelanjakan Yd = Pendapatan Yg dapat dibelanjakan (1-b) = Kecenderungan konsumsi marginal (MPC)

79 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA INVESTASI Fungsi belanja investasi menunjukan hubungan antara : jumlah belanja investasi oleh investor dan beberapa variabel ekonomi dalam perekonomian yang mempengaruhinya pada suatu periode waktu tertentu. Variabel-variabel : 1. Tingkat bunga 2. Pendapatan riil 3. Pajak bisnis/perusahaan 4. Laba yang diharapkan dan keyakinan bisnis 5. Pemanfaatan kapasitas (capacity utilization)

80 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA INVESTASI Dimana : Model matematika Fungsi belanja investasi : I = jumlah belanja investasi I=f(Y, r, Tb, PR, CU) Y= pendapatan riil (variabel paling utama mempengaruhi variabel belanja) r = tingkat bunga pasar Tb= pajak bisnis PR= profil yang diharapkan dan keyakinan bisnis CU= pemanfaatan kapasitas

81 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA INVESTASI Fungsi investasi dengan 1 var bebas pendapatan : sebagai Variabel penentu utama I=f(Y) bentuk persamaan liniaer : I = I0 + I1y (persamaan belanja investasi) I= belanja investasi oleh investor Y= pendapatan riil I0 = belanja investasi autonomos I1 = kecenderungan berinvestasi marginal ( c1+i1 <0 ) Fungsi investasi dengan 1 var bebas tingkat bunga : I=f(r) bentuk persamaan liniaer : I = I0 + I1r (persamaan belanja investasi) I= belanja investasi oleh investor r= tingkat bunga pasar I0 = faktor-faktor lain yang mempengaruhi belanja investasi I1 = koofisien yang sesuai dengan tingkat bunga

82 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA INVESTASI

83 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA INVESTASI

84 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA INVESTASI

85 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA INVESTASI Latihan 1 : Misalkan telah diketahui fungsi belanja investasi dari suatu perekonomian I = ,2Y a. Berapa besar belanja investasi autonomous b. Berapa nilai investasi total apabila tingkat pendapat 50 c. Gambar kan fungsi belanja investasi dalam satu diagram! Latihan 2 : Fungsi belanja investasi dari suatu perekonomian adalah I = r, dimana I adalah nilai belanja investasi dalam miliar rupiah dan r adalah tingkat bunga pasar dalam presentase a. Berapa besar belanja investasi jika tingkat bunga (r) yang berlaku di pasar 15%? b. Berapa besar belanja investasi, jika bunga (r) yang berlaku di pasar 10%? c. Gambarkan fungsi belanja investasi dalam satu diagram!

86 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA PEMERINTAH : FUNGSI BELANJA PEMERINTAH : hubungan jumlah belanja pemerintah dengan kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah VARIABEL BELANJA PEMERINTAH : VARIABEL EKSOGEN G = f(y, Kebijakan) (mat : fungsi konstanta) G : jumlah belanja pemerintah Y : pendapatan riil dalam perekonomian Kebijakan : keputusan yang dibuat oleh pemerintah dan disetujui oleh Legistatif G = G0 (mat : persamaan linear) G : belanja pemerintah G0 : belanja pemerintah otonom

87 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :

88 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :

89 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR FUNGSI BELANJA EKSPOR : hubungan jumlah belanja ekspor (oleh eksportir) dengan tingkat pendatan riil atau PDB luar negeri (GDP or real time) dan tingkat pertukaran mata uang (currency exchange rate) dalam perekonomian pada suatu periode waktu tertentu. Bentuk Fungsional : X = f(y*, R) X : jumlah belanja ekspor Y* : tingkat pendapatan riil luar negeri R : tingkat pertukaran mata uang

90 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR (Fungsi belanja ekspor terhadap tingkat pertukaran mata uang) Bentuk Persamaan Linier : X = X0 x1r X : jumlah belanja ekspor Y* : tingkat pendapatan riil luar negeri R : tingkat pertukaran mata uang X0 : faktor yang mempengaruhi belanja ekspor X1 : koofisien yang sesuai dengan tingkat pertukaran mata uang

91 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR (Fungsi belanja ekspor terhadap tingkat pendapatan riil domestik PDB) Bentuk Fungsi Konstanta : X = X0 X : jumlah belanja ekspor X0: belanja ekspor otonom Tingkat belanja ekspor : Variabel Eksogen sehingga tidak ada hub. Dengan tingkat pendapatan riil.

92 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR FUNGSI BELANJA IMPOR : hubungan jumlah belanja impor (oleh eksportir) dengan tingkat pendatan riil domestik dan tingkat pertukaran mata uang (currency exchange rate) dalam perekonomian pada suatu periode waktu tertentu. Bentuk Fungsional : M = f(y, R) M : jumlah belanja impor Y* : tingkat pendapatan riil domestik R : tingkat pertukaran mata uang M berbanding lurus dengan Y dan juga R

93 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR (Fungsi belanja impor terhadap pendapatan) Bentuk Persamaan Linier : M = M0 m1y M : belanja impor Y : tingkat pendapatan riil domestik R : tingkat pertukaran mata uang M0 : faktor yang mempengaruhi belanja impor m1 : kecenderungan marginal untuk mengimpor Fungsi belanja impor terhadap tingkat pertukaran mata uang dianggap konstan

94 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA KESELURUHAN (AGGREGATE) Fungsi belanja keseluruhan adalah fungsi yang menunjukan antara nilai belanja keseluruhan (aggregate expenditure) dan nilai dari semua komponen belanja yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi dalam perekonomian. 1. Belanja komsumsi 2. Belanja investasi 3. Belanja pemerintah 4. Belanja ekspor impor AE = C + I + G + (X-M) Sehingga : AE = f(y, Tp,r,W,D,CR,CC,TB,PR,CU,G,Y*,R) AE= Belanja keseluruhan CR=kredit konsumen Y=Tingkat pendapatan (variabel yang plg berpengaruh) CC=keyakinan konsumen Tp=pajak perseorangan TB=pajak bisnis/perusahaan r=tingkat bunga pasar PR=profit yang diharapkan investor W=kekayaan konsumen CU=pemanfaatan kapasitas D=Hutang konsumen G=belanja pemerintah Y*=pendapatan riil atau PDB luar negeri R=tingkat pertukaran mata uang

95 4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR FUNGSI BELANJA KESELURUHAN (AGGREGATE) fungsi belanja keseluruhan dengan 1 var bebas AE=f(Y) Persamaan linier : AE=AE0+(c1+i1-m1)Y AE0 =jumlah dari semua komponen belanja otonom C1=kecenderungan marginal untuk komsumsi I1= kecenderungan marginal untuk investasi m1=kecendurungan marginal untuk impor 0<(c1+i1-m1)<1

96 5. Fungsi NonLinier

97 5. FUNGSI NONLINEAR BERUPA FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (PECAHAN) BERUPA GARIS LENGKUNG / BUKAN GARIS LURUS (LINIER :GARIS LURUS) Fungsi Kuadrat (pers. Parabola vertikal) Y = f(x) = ax 2 + bx + c Dimana; Y = Variabel Terikat X = Variabel Bebas a, b, dan c = konstanta, dan a 0 Koordinat titik puncak dapat diperoleh dengan rumus;

98 5. FUNGSI NONLINEAR FUNGSI KUADRAT BERUPA FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (PECAHAN) BERUPA GARIS LENGKUNG (LINIER :GARIS LURUS) Fungsi Kuadrat (pers. Parabola vertikal) Y = f(x) = ax 2 + bx + c Dimana; Y = Variabel Terikat X = Variabel Bebas a, b, dan c = konstanta, dan a 0 Koordinat titik puncak dapat diperoleh dengan rumus;

99 5. FUNGSI NONLINEAR FUNGSI KUADRAT Fungsi Kuadrat (pers. Parabola vertikal) Y = f(x) = ax 2 + bx + c Akar kuadrat : Fungsi Kuadrat (pers. Parabola Horisontal)????????????????????

100 5. FUNGSI NONLINEAR FUNGSI KUADRAT Jika a > 0 dan D > 0, maka parabola akan terbuka keatas dan memotong sumbu X di dua titik yg berlainan. Jika a > 0 dan D = 0, maka parabola akan terbuka keatas dan menyinggung sumbu X di dua titik yg berimpit. Jika a > 0 dan D < 0, maka parabola akan terbuka keatas dan tidak memotong maupun menyinggung sumbu X. Jika a < 0 dan D > 0, maka parabola akan terbuka kebawah dan memotong sumbu X di dua titik yg berlainan. Jika a < 0 dan D = 0, maka parabola akan terbuka kebawah dan menyinggung sumbu X di dua titik yg berimpit. Jika a < 0 dan D < 0, maka parabola akan terbuka kebawah dan tidak memotong maupun menyinggung sumbu X. Nilai a : menentukan parabola terbuka ke atas atau ke bawah Diskriminan D menyatakan apakah parabola memotong, menyinggung atau tidak memotong menyinggung sumbu X.

101 5. FUNGSI NONLINEAR FUNGSI KUADRAT

102 5. FUNGSI NONLINEAR FUNGSI PANGKAT TIGA

103 5. FUNGSI NONLINEAR FUNGSI RASIONAL BENTUK UMUM :

104 5. FUNGSI NONLINEAR FUNGSI RASIONAL Dalam bidang Cartesius, kurvanya akan berbentuk hiperbola dan mempunyai sepasang sumbu hiperbola dan mempunyai sepasang sumbu Asimtot.

105 5. FUNGSI NONLINEAR FUNGSI RASIONAL

106 5. FUNGSI NONLINEAR FUNGSI RASIONAL Fungsi Rasional istimewa yang diterapkan dalam Ekonomi dan Bisnis (sumbu asimtot berimpit dengan sb X dan Y) : Y = a/x atau XY=a dimana a>0 (sumbu asimtot tidak berimpit dengan sb X dan Y) : h = sumbu asimtot tegak K = sumbu asimtot datar (h,k) = titik pusat C = Konstanta positif (X-h)(Y-k)=C

107 6. Penerapan Fungsi NonLinier

108 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR PENDAHULUAN Hub Fungsional antara variabel ekonomi dan bisnis tidak selalu berbentuk linier tapi juga nonlinier. Artinya : Perubahan suatu Variabel dependent/terikat diakibatkan oleh perubahan Variabel independent/bebas adalah tidak tetap. a. Fungsi permintaan b. Fungsi penawaran c. Keseimbangan pasar d. Fungsi penerimaan total e. Fungsi produksi f. Kurva transformasi produksi g. Kurva indiverens

109 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR FUNGSI PERMINTAAN Fungsi permintaan nonlinier : Fs Kuadrat dan Fs rasional 1. P = f(q); P = c+bq-aq 2 P = Harga produk Q = Jumlah produk yang diminta Fs. Kuadrat : a, b dan c adalah konstanta (a<0) a<0 persamaan parabola terbuka ke bawah. 2. Q=f(P); Q = c+bp-ap 2 (akan berbentuk parabola terbuka ke bawah) Grafik fungsi permintaan kuadrat hanya diambil dari sebagian parabola yang terletak di kuadran I. (+,+)

110 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR FUNGSI PERMINTAAN Fungsi permintaan nonlinier : Fs Kuadrat dan Fs rasional 1. P = c Q atau P.Q = c P = Harga produk Q = Jumlah produk yang diminta Fs. Rasional : c = konstanta positif (c>0) Berbentuk hiperbola sama sisi 2. (Q-h)(P-k)=c h = sumbu asimtot tegak k = sumbu asimtot datar

111 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR FUNGSI PENAWARAN Bentuk Umum : dengan : P = Harga produk Q = Jumlah produk yang ditawarkan a, b dan c adalah konstanta, a>0. 1. P = c + bq + aq 2 (parabola terbuka keatas) 2. Q = c + bp + ap 2 (parabola terbuka kekanan)

112 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR FUNGSI PENAWARAN Contoh ; Jika fs penawaran ditunjukan oleh Q=5P 2 10P Gambarkan fungsi tersebut? 1. Cari koordinat titik potong 2. Cari titik puncak parabola tsb

113 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR KESEIMBANGAN PASAR Jumlah dan Harga Keseimbangan pasar dapat diperoleh : 1. secara geometri dengan menggambarkan kurva permintaan dan penawaran secara bersama-sama dalam satu diagram 2. Secara aljabar menggunakan metode eliminasi atau subtitusi. Kurva keseimbangan bisa kombinasi antara fungsi linier dan fungsi nonlinier

114 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR KESEIMBANGAN PASAR Contoh : fungsi permintaan dari suatu produk adalah (Q+4)(P+2)=36 dan fungsi penawarannya P=Q+2 a. Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar secara aljabar b. Gambarkan keseimbangan pasar tersebut dalam satu diagram!

115 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR FUNGSI PENERIMAAN TOTAL Penerimaan total dari suatu produsen adalah hasil kali antara harga per unit produk dengan jumlah yang dijual TR=P.Q Jika fs permintaan dinyatakan dengan P=b-aQ, maka persamaan penerimaan total : TR=(b-aQ)Q = bq-aq 2 (parabola terbuka kebawah shg akan memtong sb Q di 2 titik Q=0 dan Q=b/a dengan titik puncak yang maksimum) Titik puncak = b, (b)2 2a 4a

116 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR FUNGSI PRODUKSI Produksi adalah proses penggabungan atau pengkombinasian faktor produksi (input) yang mengubahnya menjadi barang atau jasa (output). Hubungan antara jumlah output yang dihasilkan dan kombinasi jumlah input yang digunakan disebut sebagai fungsi produksi atau fungsi produk total.

117 Secara umum fungsi produksi dapat ditulis : Q = f(l, K, T, W) dimana :Q = jumlah barang dan jasa (output) L = tenaga kerja K = modal T = tanah W = wirausaha/skill Persamaan di atas menunjukkan fungsi produksi dengan 4 input atau 4 variabel bebas.

118 Dalam kesempatan ini akan dibahas fungsi produksi dengan satu input variabel, yaitu tenaga kerja. Q = f(l) dimana :Q = jumlah barang dan jasa (output) L = tenaga kerja Dari fungsi produksi tersebut dapat diketahui produk marjinal dari tenaga kerja (marginal product of labor/mp L ) dan produk rata-rata dari tenaga kerja (average product of labor).

119 Produk marjinal dari tenaga kerja adalah tambahan produk total sebagai akibat adanya tambahan satu unit tenaga kerja. Produk rata-rata dari tenaga kerja adalah produk total dibagi dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan

120 HUBUNGAN TP, AP dan MP Hubungan antara TP dengan MP Hubungan antara TP dengan AP Hubungan antara MP dengan AP

121

122

123 Tahapan Dalam Kegiatan Berproduksi

124

125 Tahap 1 Dimulai dari titik 0 sampai dengan AP maksimum AP = MP pada saat AP maksimum AP meningkat sampai titik puncak produktivitas per tenaga kerja tinggi TP naik dengan kecepatan tinggi Nilai MP positif Nilai TP masih rendah

126 Tahap 2 Dimulai setelah AP maksimum (AP = MP) sampai dengan MP = 0 AP menurun TP naik dengan kecepatan yang semakin melemah Nilai MP positif Nilai MP = 0 TP maksimum

127 Tahap 3 Dimulai setelah MP = 0 AP menurun kecepatan TP semakin berkurang Nilai MP negatif Input ditambah justru TP semakin berkurang

128 Tahap I : menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah akan meningkatkan total produksi, produksi ratarata dan produksi marginal. Tahap II : Produksi total terus meningkat sampai produksi maksimum sedang rata-rata produksi menurun dan produksi marginal menurun sampai titik nol. Tahap III : Penambahan tenaga kerja menurunkan total produksi, dan produksi rata-rata, sedangkan produksi marginal negatif.

129 Berbagai Bentuk Fungsi Produksi Fungsi produksi jangka pendek mempunyai beberapa bentuk, antara lain : - Fungsi kuadrat (quadratic function) - Fungsi pangkat tiga (cubic function) - Fungsi pangkat (power function) Dari ketiga bentuk fungsi produksi ini yang paling ideal adalah fungsi pangkat tiga. Fungsi ini dimulai dengan hasil marginal yang semakin meningkat (increasing marginal returns) kemudian diikuti hasil marginal yang semakin menurun (decreasing marginal returns).

130 Bentuk persamaan dai fungsi pangkat tiga : Q = a + bl + cl 2 + dl 3 dimana, nilai konstanta a diasumsikan nol, karena sesuai dengan teori ekonomi : jika tidak ada input, maka tidak ada outputnya. gambar idem depan

131 Bentuk persamaan fungsi kuadrat : Q = a + bl + cl 2 Nilai konstanta a diasumsikan nol. Bentuk fungsi produksi ini dimulai dengan hasil marginal yang semakin menurun (decreasing marginal returns) dan tidak mempunyai hasil marginal yang menaik. Fungsi produksi ini tidak mempunyai tahap 1.

132 Bentuk fungsi produksi yang ketiga adalah berbentuk fungsi pangkat, yang dirumuskan : Q = al b Bentuk grafiknya tergantung besarnya nilai pangkat b. Jika b > 1 mempunyai hasil marginal yang semakin menaik Jika b = 1 hasil marginal konstan Jika b < 1 hasil marginal yang semakin berkurang Untuk b > 1 hanya mempunyai tahap I Untuk b < 1 hanya mempunyai tahap II dan III Untuk b = 1 fungsi linear (garis lurus)

133 Kurva Transformasi Produksi Suatu proses produksi dapat menghasilkan dua atau lebih produk yang berbeda, baik dalam jenisnya maupun mutunya. Dua atau lebih produk yang berbeda ini dihasilkan dengan menggunakan input yang sama dan teknologi yang sama. Jika suatu perusahaan yang menghasilkan dua jenis produk atau lebih dengan menggunakan teknik yang berbeda tidak dapat dianalisis dengan kurva transformasi produksi.

134 Kurva transformasi produksi dapat didefinisikan sebagai titik-titik kombinasi antara jumlah dua jenis produk yang dapat dihasilkan dengan menggunakan faktor produksi (input) tertentu. Misalkan jumlah kedua jenis produk itu adalah X dan Y, kurva transformasi produksi menunjukkan hubungan sebagai berikut : jika jumlah jenis produk X ditambah, maka jumlah produk Y akan berkurang atau sebaliknya.

135 Secara ekonomi kurva transformasi produksi dianggap cekung terhadap titik asal (origin). Semakin jauh kurva transformasi produksi dari titik asal 0, berarti semakin banyak output yang dihasilkan dan semakin banyak input yang dibutuhkan. Kurva transformasi produksi dapat berupa sebagian dari kurva parabola, elips, hiperbola atau lingkaran yang terletak di kuadran I.

136 Contoh : Suatu perusahaan menghasilkan dua jenis baja dengan mutu yang berbeda, yaitu X dan Y dengan proses produksi yang sama. Kurva transformasi produksi untuk sejumlah input yang digunakan dinyatakan dengan persamaan X = 20 4Y Y 2 a. Berapakah jumlah produk baja X dan Y terbanyak yang dapat dihasilkan? b. Berapakah jumlah produk baja X dan Y akan dihasilkan agar supaya X = 4Y? c. Gambarkan kurva transformasi tersebut!

137 Penyelesaian : a. X terbesar apabila Y = 0, sehingga X = 20 Y terbesar apabila X = 0, maka 0 = 20 4Y Y 2 atau Y 2 + 4Y 20 = 0 Y12 = 2.9 dan -4.9 b. Dengan mensubtitusikan X= 4Y ke dalam X = 20-4Y- Y^2, maka diperoleh: 4Y = 20-4Y-Y^2 Y^2 +8Y-20 = 0 (Y+10) (Y-2) = 0 Y1 = -10 (tidak memenuhi) Y2 = 2 X2 = 4(2) = 8 Jadi jumlah yang harus diproduksi adalah X = 8 dan Y = 2

138 LATIHAN Dari kurva transformasi produksi berikut tentukan nilai X dan Y maksimum yang dapat dihasilkan: a. X = 36 6Y^2 b. Y = 45 9X^2

139 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI PROSES PRODUKSI > 2 ATAU LEBIH JENIS PRODUK BERBEDA (JENIS MAUPUN MUTU) = MENGGUNAKAN INPUT DAN TEKNOLOGI YANG SAMA KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI : TITIK-TITIK KOMBINASI ANTARA JUMLAH 2 JENIS PRODUK YANG DAPAT DIHASILKAN DENGAN MENGGUNAKAN FAKTOR PRODUKSSI (INPUT TERTENTU) MIS. JUMLAH KEDUA JENIS PRODUK ITU X DAN Y, JIKA JUMLAH JENIS PRODUK X BERTAMBAH MAKA Y BERKURANG ATAU SEBALIKNYA. SECARA EKONOMI KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI DIANGGAP CEKUNG TERHADAP TITIK ASAL, SEHINGGA SEMAKIN JAUH KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI DARI TITIK ASAL O SEKAMIN BANYAK INPUT YANG DIBUTUHKAN. KURVA DAPAT BERUPA SEBAGIAN DARI KURVA PARABOLA, HIPERBOLA, ELIPS DAN LINGKARAN.

140 KURVA INDIFERENS

141 Setiap orang di dunia ini memerlukan konsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya. Barang dan jasa yang dikonsumsi oleh setiap konsumen bermacam-macam jenis dan jumlahnya. Disamping itu, setiap konsumen yang rasional akan berusaha memaksimumkan kepuasan atas barang dan jasa yang dikonsumsinya. Dalam dunia nyata seorang konsumen akan memilih diantara ribuan barang dan jasa yang ada. Tetapi, untuk keperluan analisis, maka kita memisalkan hanya ada dua macam barang yang dikonsumsi, yaitu barang X dan Y.

142 Kombinasi konsumsi dari dua macam barang atau jasa akan dianalisis menggunakan kurva indeferens. Hal ini karena kurva indiferens menunjukkan semua kombinasi dua macam barang yang dapat memberikan tingkat kepuasan atau utilitas yang sama bagi konsumen. Disebut indiferens karena pada titik-titik di sepanjang kurva akan memberikan kepuasan yang sama. Jadi, kurva indiferens menunjukkan titik-titik kombinasi dari barang X dan Y yang dapat memberikan tingkat kepuasan atau utilitas total yang sama bagi konsumen.

143 Kurva indiferens dapat diperoleh dari fungsi utilitas yang berbentuk : U = f (X, Y) di mana, U = Tingkat utilitas atau kepuasan total konsumen X = Jumlah barang X yang dikonsumsi Y = Jumlah barang Y yang dikonsumsi Bila kurva indiferens ini digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius, maka akan tampak seperti pada Gambar 1.

144 Gambar 1. Kurva Indiferens

145 Gambar 1 menunjukkan sumbu horizontal menunjukkan jumlah barang X yang dapat dikonsumsi oleh konsumen dalam waktu tertentu dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi oleh konsumen dalam waktu tertentu. Misalkan konsumen memilih kombinasi di titik A, maka jumlah barang X yang dapat dikonsumsi sebanyak X 1 dan jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi sebanyak Y 1. Tetapi, jika konsumen memilih kombinasi di titik B, maka jumlah barang X yang dapat dikonsumsi sebanyak X 2 dan jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi sebanyak Y 2. Jadi, baik kombinasi di titik A maupun di titik B konsumen mempunyai kepuasan yang sama atau indiferens.

146 Kurva indiferens mempunyai kemiringan negatif, karena jika barang X bertambah konsumsinya, maka barang Y akan berkurang konsumsinya oleh konsumen agar tingkat kepuasan konsumen tetap. Kurva indiferens cembung terhadap titik asal (0, 0). Ini berarti semakin banyak barang X yang dikonsumsi, maka semakin sedikit jumlah barang Y yang harus konsumen korbankan untuk mendapatkan tambahan konsumsi barang X (ΔX). Hal ini dikenal dengan hukum tingkat substitusi marginal yang menurun. Dengan kata lain, semakin langka suatu barang, semakin besar pula nilai substitusinya terhadap suatu barang yang akan digantinya.

147 Secara matematis kurva indiferens akan mempunyai kemiringan (ΔY/ΔX) yang semakin kecil, bila bergerak pada kurva indiferens semakin kebawah. Bila parameter U dalam persamaan utilitas diubah-ubah besarnya menjadi U1, U2 dan U3, maka akan diperoleh sehimpunan kurva indiferens yang satu sama lainnya tidak saling memotong. Ini disebut peta indiferens (indifference maps).

148 Gambar 2. Sekumpulan Kurva Indeferens

149 Peta indiferens adalah grafik yang menunjukkan selera konsumen. Setiap kurva dalam peta indiferens mencerminkan tingkat kepuasan atau utilitas yang berbeda. Misalkan, konsumen memilih di titik C(X 2, Y 1 ) akan memberikan kepuasan yang lebih besar dibandingkan di titik A(X 1, Y 1 ). Selanjutnya kombinasi di titik D(X 3, Y 1 ) akan memberikan kepuasan yang lebih besar daripada di titik C(X 2, Y 1 ). Perbedaan kepuasan konsumen ini, karena titik A terletak pada kurva indiferens U 1, titik C pada kurva indiferens U 2 dan titik D pada U 3. Jadi, kuva indiferens yang terletak semakin jauh dari titik asal menunjukkan tingkat konsumsi barang yang lebih banyak atau tingkat kepuasan total yang besar.

150 Kurva indiferens pada peta indiferens tidak saling berpotongan satu sama lain. Pada Gambar 3 terlihat bahwa : Untuk U 1 : 0X 1 + 0Y 1 = 0X 2 + 0Y 2, dan Untuk U 2 : 0X 1 + 0Y 1 = 0X 2 + 0Y 3 Karena kedua persamaan di sisi kiri sama, maka kedua persamaan di sisi kanan harus sama pula, maka diperoleh : 0X 2 + 0Y 2 = 0X 2 + 0Y 3 Jika kedua sisi persamaan ini dikurangi 0X 2, maka diperoleh: 0Y 2 = 0Y 3 Hal ini terbukti tidak benar, sebab 0Y 2 menunjukkan bahwa lebih banyak barang yang dikonsumsi oleh konsumen dibandingkan 0Y 3. Dengan demikian, konsumen akan memilih 0Y 2

151 Kurva indiferens memiliki 5 sifat, yaitu : 1. Kurva indiferens menunjukkan tingkat kepuasan atau utilitas yang konstan terhadap setiap kombinasi yang terdapat di sepanjang kurva indiferens; 2. Kurva indiferens mempunyai kemiringan negatif; 3. Kurva indiferens cembung terhadap titik asal (0, 0); 4. Kurva indiferens yang makin jauh dari titik asal, semakin tinggi tingkat kepuasan atau utilitasnya; 5. Kurva indiferens tidak saling memotong satu dengan lainnya. Kurva-kurva yang memenuhi kelima sifat tersebut untuk menunjukkan kurva indiferens adalah lingkaran, hiperbola dan parabola.

152 Kurva Indiferens yang Berbentuk Lingkaran Lingkaran X 2 + Y 2 = a 2, yang titik pusatnya dipindahkan ke titik (a, a), sehingga rumusnya menjadi : (X-a) 2 + (Y-a) 2 = a 2, atau X + Y + 2XY = a Bila parameter a diubah, maka akan diperoleh sehimpunan kurva lingkaran. Tetapi yang dipakai hanyalah busur seperempat lingkaran yang menyinggung sumbu X dan Y di titik (a, 0) dan (0, a).

153 Kurva Indiferens yang Berbentuk Hiperbola Hiperbola sama sisi XY = a, yang dapat digeser sejajar sampai pusatnya berimpit dengan titik (-h, -k) di kuadran ketiga, sehingga persamaannya menjadi : (X + h)(y + k) = a Sumbu asimtot tegak X = -h dan, asimtot datar Y = -k Titik potong sumbu X = (a/k) h Titik potong sumbu Y = (a/h) k Bila parameter a diubah, maka akan diperoleh sehimpunan kurva hiperbola sama sisi. Tetapi yang digunakan hanyalah bagian hiperbola di kuadran 1.

154 Kurva Indiferens yang Berbentuk Parabola Parabola Y = X 2 /a 2, yang dipindahkan sejajar sehingga titik puncaknya berada pada garis Y = -k dengan sumbu X-nya berubah menurut h(a + 1), maka persamaannya menjadi : Y + k = {X - h(a + 1)} 2 / a 2 (Y + k) = (X ha h) / a ; atau (X h) / (Y + k + h) = a Bila parameter a diubah, maka titik puncak parabola bergeser sepanjang garis Y = -k dan membentuk sehimpunan kurva parabola Titik potong sumbu X = h(a + 1) + a k Titik potong sumbu Y = h 2 {1 + (1/a)} 2 k

155 Contoh Jika kurva indiferens dari seorang konsumen ditunjukkan oleh persamaan X+Y 2XY = a dan seandainya kepuasan dapat diukur, berapakah jumlah barang X sebanyak 3 unit agar tingkat kepuasannya tetap 15 satuan? Diketahui X = 3 dan a = 15 X+Y 2XY = a 3+Y 2(3)Y = 15 X+Y 6Y = 15 6Y = 12 Y 6Y = Y +Y^2 0 = Y +Y^2 (Y-24) (Y-6) = 0 Y1 = 24 Y2 = 6

156 Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu X dan Y dengan tingkat keputusan ditunjukkan oleh persamaan XY + Y +6X = a-6. Berapakah jumlah maksimum dari barang X yang dapat dikonsumsikan bila tingkat kepuasannya sebesar 30 satuan? Diketahui a = 30 Contoh XY + Y + 6X = a-6 XY + Y + 6X = 30-6 XY + Y + 6X + 6 = 30 Y(X+1) + 6(X+1) = 30 (X+1) (Y+6) = 30 Titik pusat hiperbola (-1,-6) Jumlah maksimum barang X yang dapat dikonsumsi terjadi bila tidak ada barang Y yang akan dikonsumsi (Y=0) atau X = 30/6-1 = 4

157 7. Fungsi Eksponen Fungsi Logaritma

158 7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA FUNGSI EKSPONEN

159 7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA FUNGSI EKSPONEN

160 7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA FUNGSI EKSPONEN Y=f(X)=b x Y=Var tak bebas, X=var bebas, b=bil nyata positif lebih dari 1 FUNGSI EKSPONEN DENGAN BASIS b>1. FUNGSI EKSPONEN DENGAN BASIS 0<b<1. FUNGSI EKSPONEN DENGAN BASIS bilangan irasional e=2,71828 disebut dengan Fungsi Eksponen asli.

161 7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA FUNGSI EKSPONEN

162 7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA FUNGSI EKSPONEN

163 7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA FUNGSI EKSPONEN

Modul Matematika 2012

Modul Matematika 2012 Modul Matematika MINGGU V Pokok Bahasan : Fungsi Non Linier Sub Pokok Bahasan :. Pendahuluan. Fungsi kuadrat 3. Fungsi pangkat tiga. Fungsi Rasional 5. Lingkaran 6. Ellips Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK

BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK BAB II FUNGSI LINIER & GRAFIK FUNGSI APLIKASI DLM EKONOMI 9/16/008 1 FUNGSI FUNGSI ADALAH SUATU HUBUNGAN DIMANA SETIAP ELEMEN DARI WILAYAH (DOMAIN) SALING BERHUBUNGAN DENGAN SATU DAN HANYA SATU ELEMEN

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN PASAR. EvanRamdan

KESEIMBANGAN PASAR. EvanRamdan KESEIMBANGAN PASAR PENGERTIAN KESEIMBANGAN PASAR Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang

Lebih terperinci

APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM BIDANG EKONOMI FUNGSI PERMINTAAN & PENAWARAN. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag.

APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM BIDANG EKONOMI FUNGSI PERMINTAAN & PENAWARAN. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag. APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM BIDANG EKONOMI FUNGSI PERMINTAAN & PENAWARAN Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag. FUNGSI PERMINTAAN Q dx,t = ƒ (P x,t, P y,t, Y t, P e X,t+1,S t ) Dimana Q dx,t = Jumlah produk X

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI DALAM EKONOMI. Fungsi Linier

PENERAPAN FUNGSI DALAM EKONOMI. Fungsi Linier PENERAPAN FUNGSI DALAM EKONOMI Fungsi Linier Penerapan Fungsi Linear Dalam Teori Ekonomi Mikro 1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar 2. Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan

Lebih terperinci

1.Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar. 2.Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar

1.Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar. 2.Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar Fungsi linear sangat lazim diterapkan dalam ilmu ekonomi, baik dalam pembahasan ekonomi mikro maupun makro. Dua variabel ekonomi maupun lebih yang saling berhubungan acapkali diterjemahkan kedalam bentuk

Lebih terperinci

Q dx,t = ƒ (P x,t, P y,t, Y t, P e X,t+1,S t )

Q dx,t = ƒ (P x,t, P y,t, Y t, P e X,t+1,S t ) FUNGSI PERMINTAAN Q dx,t = ƒ (P x,t, P y,t, Y t, P e X,t+1,S t ) DimanaQ dx,t = Jumlah produk X yang dibeli/diminta oleh konsumsi dalam periode t. P x,t = Harga produk X dalam periode t. P y,t t = Harga

Lebih terperinci

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK Definisi : Fungsi f : A B adalah suatu aturan yang mengaitkan (memadankan) setiap dengan tepat satu A y B Notasi

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Non Linear Fungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-variabel ekonomi

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi Linear. Telkom University Alamanda

Aplikasi Fungsi Linear. Telkom University Alamanda Aplikasi Fungsi Linear Telkom University Alamanda Pembahasan Fungsi pada Keseimbangan Pasar 1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar 2. Pengaruh pajak spesifik terhadap keseimbangan

Lebih terperinci

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA Fungsi Non Linier Diskripsi materi: -Harga ekstrim pada fungsi kuadrat 1 Fungsi non linier FUNGSI LINIER DAPT BERUPA FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI LINIER-1. Muhlisin, S.E., M.Si.

PENERAPAN FUNGSI LINIER-1. Muhlisin, S.E., M.Si. PENERAPAN FUNGSI LINIER-1 Muhlisin, S.E., M.Si. FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR FUNGSI PERMINTAAN Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER

PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER Pertemuan 3 LOGO Farah Alfanur Fungsi Penerimaan Fungsi Biaya Fungsi Penawaran Fungsi Permintaan 2 PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS I. M Riza Radyanto, S.T, M.T. Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana

MATEMATIKA BISNIS I. M Riza Radyanto, S.T, M.T. Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana MATEMATIKA BISNIS I M Riza Radyanto, S.T, M.T Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana 2013 BAB I FUNGSI Pengetahuan dan pemahaman akan konsep fungsi baik berbentuk persamaan maupun pertidaksamaan dalam

Lebih terperinci

Penggunaan Fungsi Non-Linear Dalam Ekonomi

Penggunaan Fungsi Non-Linear Dalam Ekonomi Modul 6 Penggunaan Fungsi Non-Linear Dalam Ekonomi Drs. Wahyu Widayat, M.Ec F PENDAHULUAN ungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi. Fungsi Linier. Fungsi Kuadrat. 1. Fungsi penawaran 2. Fungsi permintaan 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi biaya

Aplikasi Fungsi. Fungsi Linier. Fungsi Kuadrat. 1. Fungsi penawaran 2. Fungsi permintaan 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi biaya Telkom University Aplikasi Fungsi Fungsi Linier 1. Fungsi penawaran, permintaan, dan keseimbangan pasar 2. Pengaruh pajak-spesifik thd keseimbangan pasar 3. Pengaruh pajak-proposional thd keseimbangan

Lebih terperinci

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi 5 F U N G S I Pemahaman tentang konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari ilmu ekonomi, mengingat kajian ekonomi banyak bekerja dengan fungsi. Fungsi dalam matematika menyatakan suatu hubungan formal

Lebih terperinci

Teori Harga Fungsi Linear

Teori Harga Fungsi Linear Teori Harga Fungsi Linear Matematika Ekonomi LOGO Osa Omar Sharif Teori Permintaan Teori permintaan Menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan (jumlah barang yang diminta pembeli) dan harga.

Lebih terperinci

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear 1 FUNGSI Fungsi adalah hubungan antara 2 buah variabel atau lebih, dimana masing-masing dari dua variabel atau lebih tersebut saling pengaruh mempengaruhi. Variabel merupakan suatu besaran yang sifatnya

Lebih terperinci

JENIS JENIS FUNGSI 2. Gambar. Jenis Fungsi. mengandung banyak suku (polinom) dalam variabel bebas y = a 0 + a 1 x + a 2 x a n x n

JENIS JENIS FUNGSI 2. Gambar. Jenis Fungsi. mengandung banyak suku (polinom) dalam variabel bebas y = a 0 + a 1 x + a 2 x a n x n Telkom University Alamanda JENIS JENIS FUNGSI1 JENIS JENIS FUNGSI 2 Jenis Fungsi Gambar 1. FUNGSI POLINOM mengandung banyak suku (polinom) dalam variabel bebas y = a 0 + a 1 x + a 2 x 2 + + a n x n 2.

Lebih terperinci

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA)

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) Secara umum, persamaan kuadrat dituliskan sebagai ax 2 + bx + c = 0 atau dalam bentuk fungsi dituliskan sebagai f(x) = ax 2 + bx + c, dengan a, b, dan c elemen bilangan

Lebih terperinci

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier Materi Fungsi Linear Admin 8:32:00 PM Duhh akhirnya nongol lagi... kali ini saya akan bahas mengenai pelajaran yang paling disukai oleh hampir seluruh warga dunia :v... MATEMATIKA, ya itu namanya. materi

Lebih terperinci

Telkom University Alamanda

Telkom University Alamanda Telkom University Alamanda 2 Tujuan Mahasiswa diharapkan mampu: Memahami fungsi non-linear Menerapkan fungsi non-linear dalam ilmu ekonomi 3 Hubungan Non-Linear Ada 4 macam bentuk fungsi non-linear yang

Lebih terperinci

BAB IV FUNGSI. Modul Matematika Bisnis

BAB IV FUNGSI. Modul Matematika Bisnis BAB IV FUNGSI ILUSTRASI Pada tahun anggaran 2003 ini, pemerintah Indonesia menetapkan anggaran defisit, yaitu manakala pendapatan lebih rendah dibandingkan pengeluaran. Salah satu penyebab ketidakseimbangan

Lebih terperinci

Matematika Bisnis (Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar)

Matematika Bisnis (Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar) Company LOGO Matematika Bisnis (Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar) Dosen Febriyanto, SE., MM. www.febriyanto79.wordpress.com Fungsi Company name Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam

Lebih terperinci

Letak Sebuah Titik :

Letak Sebuah Titik : BAB V FUNGSI Letak Sebuah Titik : Y+ Kuadran II Kuadran I X+ Kuadran III Kuadran IV Fungsi ialah : Suatu bentuk hubungan matematis yg menyatakan hub. Ketergantungan/ fungsional antara satu variabel dengan

Lebih terperinci

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) a < 0 dan D = 0 a < 0 dan D < 0. a < 0 0 x 0 x

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) a < 0 dan D = 0 a < 0 dan D < 0. a < 0 0 x 0 x BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) Secara umum, persamaan kuadrat dituliskan sebagai ax 2 + bx + c = 0 atau dalam bentuk fungsi dituliskan sebagai f(x) = ax 2 + bx + c. Sifat matematis dari persamaan kuadrat

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR TEORI FUNGSI Fungsi yaitu hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Unsur-unsur pembentukan fungsi yaitu variabel (terikat dan bebas), koefisien dan

Lebih terperinci

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5 BAB PERSAMAAN Sifat Sifat Persamaan Persamaan adalah kalimat matematika terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan. Sedangkan kesamaan adalah kalimat matematika tertutup yang menyatakan hubungan sama

Lebih terperinci

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP. Website : HUBUNGAN NONLINEAR

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP.   Website :  HUBUNGAN NONLINEAR Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP. Email : asyahza@yahoo.co.id Website : http://almasdi.unri,ac,id HUBUNGAN NONLINEAR a. Fungsi Kuadrat b. Fungsi Kubik c. Penerapan Ekonomi Permintaan,

Lebih terperinci

FUNGSI, SISTEM PERSAMAAN LINIER DAN MENGGAMBAR GRAFIK

FUNGSI, SISTEM PERSAMAAN LINIER DAN MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI, SISTEM PERSAMAAN LINIER DAN MENGGAMBAR GRAFIK TUGAS MATEMATIKA EKONOMI DISUSUN OLEH : DENY PRASETYA 01212074 IAN ANUGERAH 01212035 M. UMAR A 01212016 ARON GARDIKA 01212140 SAIFUL RAHMAN 01212020

Lebih terperinci

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA)

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) Matematika15.wordpress.com NAMA: KELAS: RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) PENGERTIAN IRISAN KERUCUT Bangun Ruang Kerucut

Lebih terperinci

Fungsi Non-Linear. Modul 5 PENDAHULUAN

Fungsi Non-Linear. Modul 5 PENDAHULUAN Modul 5 Fungsi Non-Linear F PENDAHULUAN Drs. Wahyu Widayat, M.Ec ungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-variabel

Lebih terperinci

Fungsi Linier pada Penerapan Ekonomi

Fungsi Linier pada Penerapan Ekonomi MIKRO Fungsi Linier pada Penerapan Ekonomi Fungsi Penawaran dan Pemintaan, Pengaruh Pajak Spesifik Terhadap Keseimbangan Pasar, Pengaruh Pajak Proporsional Terhadap Keseimbangan Pasar, Pengaruh Subsidi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI Agar fungsi permintaan dan fungsi penawaran dapat digambarkan grafiknya, maka faktor-faktor selain jumlah yang diminta dan harga barang dianggap tidak berubah selama

Lebih terperinci

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA)

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) NAMA: KELAS: PENGERTIAN IRISAN KERUCUT Bangun Ruang Kerucut yang dipotong oleh sebuah bidang datar. RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA) Macam-macam Irisan Kerucut: 1. Parabola 2.

Lebih terperinci

SILABI MATA KULIAH MATEMATIKA BISNIS 3 SKS

SILABI MATA KULIAH MATEMATIKA BISNIS 3 SKS SILABI MATA KULIAH MATEMATIKA BISNIS 3 SKS DESKRIPSI Mata kuliah ini membahas tentang gambaran suatu keadaan dan pendekatan permasalahan dalam masalah ekonomi mikro maupun makro. Hubungan antar variabel

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 FUNGSI DAN GRAFIK. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

MATEMATIKA EKONOMI 1 FUNGSI DAN GRAFIK. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. MATEMATIKA EKONOMI 1 FUNGSI DAN GRAFIK DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. Fungsi Fungsi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel dibedakan : 1. Variabel bebas yaitu variabel yang besarannya

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER )

MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER ) MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER ) KELOMPOK 2 1. UMAR ATTAMIMI (01212043) 2. SITI WASI ATUL MUFIDA (01212096) 3. DEVI PRATNYA. P. (01212078) 4. POPPY MERLIANA

Lebih terperinci

HUBUNGAN FUNGSI NON-LINEAR DALAM PENERAPAN EKONOMI. Disusun Guna Memenuhi Tugas Matematika Ekonomi. Dosen Pengampu : Rombel 1 Oleh:

HUBUNGAN FUNGSI NON-LINEAR DALAM PENERAPAN EKONOMI. Disusun Guna Memenuhi Tugas Matematika Ekonomi. Dosen Pengampu : Rombel 1 Oleh: HUBUNGAN FUNGSI NON-LINEAR DALAM PENERAPAN EKONOMI Disusun Guna Memenuhi Tugas Matematika Ekonomi Dosen Pengampu : Wardono Rombel 1 Oleh: 1. Farah Anisah Zahra 4101413064. Rizky Rahman 4101413066 3. Hana

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Penggunaan Fungsi dalam Ekonomi Matematika adalah suatu alat untuk menyederhanakan penyajian dan pemahaman suatu masalah. Dengan menggunakan bahasa matematika, penyajian suatu

Lebih terperinci

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan linear dengan n peubah adalah persamaan dengan bentuk : dengan adalah bilangan- bilangan real, dan adalah peubah. Secara

Lebih terperinci

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks FUNGSI Riri Irawati, M.Kom 3 sks Agenda 1. Sistem Koordinat Kartesius. Garis Lurus 3. Grafik persamaan Tujuan Agar mahasiswa dapat : Menggunakan sistem koordinat untuk menentukan titik-titik dan kurva-kurva.

Lebih terperinci

6/28/2016 al muiz

6/28/2016 al muiz 6/28/2016 al muiz 2013 1 Unsur-unsur dalam model matematis Varia bel Kons tanta Para meter Unsur model matematis 6/28/2016 al muiz 2013 2 Variabel adalah sesuatu yang besarnya dapat berubah, misalnya sesuatu

Lebih terperinci

Gambar 1. Kurva Permintaan

Gambar 1. Kurva Permintaan APLIKASI FUNGSI PADA MATEMATIKA EKONOMI. Fungsi Permintaan dan Penawaran Hukum permintaan menyatakan bahwa semakin tinggi harga barang (P) maka permintaan barang tersebut () akan menurun. Semakin rendah

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI LINEAR HUSNAYETTI. Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta

BAB III FUNGSI LINEAR HUSNAYETTI. Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta BAB III FUNGSI LINEAR HUSNAYETTI Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta PENGERTIAN Fungsi linear adalah suatu fungsi yang variabel bebasnya maksimal berpangkat satu Bentuk umum fungsi linear Y = a + b X Y = Variabel

Lebih terperinci

fungsi Dan Grafik fungsi

fungsi Dan Grafik fungsi fungsi Dan Grafik fungsi Suatu fungsi adalah pemadanan dua himpunan tidak kosong dengan pasangan terurut (x, y) dimana tidak terdapat elemen kedua yang berbeda. Fungsi (pemetaan) himpunan A ke himpunan

Lebih terperinci

LBM Bina Mahunika Tahun 2013 MATEMATIKA EKONOMI ESPA4122

LBM Bina Mahunika Tahun 2013 MATEMATIKA EKONOMI ESPA4122 MATEMATIKA EKONOMI ESPA4122 PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Seandainya himpunan Semesta S = {a,b,c,d,e}, A = {a,b,e}, B = {a,c,d} dan C = {b,e} maka... 2. Pada soal diatas maka adalah...

Lebih terperinci

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012 MODUL MATEMATIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 0 TAHUN AJARAN 0/0 MATERI PERSAMAAN KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT UNTUK KALANGAN MA AL-MU AWANAH MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 0 Jalan RH. Umar

Lebih terperinci

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih Mata Pelajaran Wajib Disusun Oleh: Ngapiningsih Disklaimer Daftar isi Disklaimer Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. Materi powerpoint

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.. Penurunan Fungsi Produksi Pupuk Perilaku produsen pupuk adalah berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya. Jika keuntungan produsen dinotasikan dengan π, total biaya (TC) terdiri

Lebih terperinci

fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum,

fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum, fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum, Fungsi Rasional Fungsi rasional adalah fungsi yang memiliki bentuk Dengan p dan d merupakan polinomial dan d(x) 0. Domain dari V(x) adalah

Lebih terperinci

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI 6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI KUADRAT 5.1. Fungsi Linear Pada Bab 5 telah dijelaskan bahwa fungsi linear merupakan fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Bentuk umum fungsi linear adalah

Lebih terperinci

MAKALAH FUNGSI KUADRAT GRAFIK FUNGSI,&SISTEM PERSAMAAN KUADRAT

MAKALAH FUNGSI KUADRAT GRAFIK FUNGSI,&SISTEM PERSAMAAN KUADRAT MAKALAH FUNGSI KUADRAT GRAFIK FUNGSI,&SISTEM PERSAMAAN KUADRAT Kelompok 3 : 1.Suci rachmawati (ekonomi akuntansi) 2.Fitri rachmad (ekonomi akuntansi) 3.Elif (ekonomi akuntansi) 4.Dewi shanty (ekonomi management)

Lebih terperinci

Institut Manajemen Telkom

Institut Manajemen Telkom Institut Manajemen Telkom Osa Omar Sharif JENIS JENIS FUNGSI1 JENIS JENIS FUNGSI 2 Jenis Fungsi Gambar 1. FUNGSI POLINOM mengandung banyak suku (polinom) dalam variabel bebas y = a 0 + a 1 x + a 2 x 2

Lebih terperinci

Modul Matematika MINGGU 4. g. Titik Potong fungsi linier

Modul Matematika MINGGU 4. g. Titik Potong fungsi linier MINGGU 4 Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan Instruksional Umum : Hubungan dan : 1. Hubungan 2. a. Pengertian fungsi b. Jenis-jenis fungsi c. Diagram fungsi d. Pengertian fungsi linier e. Penggambaran

Lebih terperinci

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit. FUNGSI Fungsi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel dibedakan :. Variabel bebas yaitu variabel yang besarannya dpt ditentukan sembarang, mis:,, 6, 0 dll.. Variabel terikat yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB IV FUNGSI KUADRAT. HUSNAYETTI Ketua STIE Ahmad Dahlan Jakarta

BAB IV FUNGSI KUADRAT. HUSNAYETTI Ketua STIE Ahmad Dahlan Jakarta BAB IV FUNGSI KUADRAT HUSNAYETTI Ketua STIE Ahmad Dahlan Jakarta DEFENISI FUNGSI KUADRAT Fungsi kuadrat adalah suatu fungsi yang variabel bebasnya maksimal berpangkat dua Bentuk umum fungsi kuadrat Y =

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM)

KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM) KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM) Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan Di susun oleh : RATNA INTANNINGRUM 3215076839 Pendidikan Fisika NR 2007 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Modul Mata Kuliah MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2014/2015 Erik Valentino, S.Pd., M.Pd DAFTAR ISI Kontrak Perkuliahan... 1 BAB I Barisan dan Deret... 4

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka

Lebih terperinci

atau y= f(x) = ax 2 + bx + c (3.17) y= f(x) = a 2 x + a 0 x 2 + a 1

atau y= f(x) = ax 2 + bx + c (3.17) y= f(x) = a 2 x + a 0 x 2 + a 1 i. Fungsi kuadrat - Penyelesaian fungsi kuadrat dengan pemfaktoran Fungsi kuadrat adalah fungsi polinomial yang mempunyai derajad dua dan mempunyai bentuk umum : y= f(x) = a 2 x 2 + a 1 x + a 0 atau y=

Lebih terperinci

Matematika Bisnis (Fungsi)

Matematika Bisnis (Fungsi) Company LOGO Matematika Bisnis (Fungsi) Dosen Febriyanto, SE., MM. Fungsi Company name Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari disiplin ilmu ekonomi, karena telaah-telaah ekonomi

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Dalam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan kait-mengkait

Lebih terperinci

sama dengan p q. Perhatikan tabel berikut. p q B B S S B S S B S S B B S S S B B S B S S S S B B S B B

sama dengan p q. Perhatikan tabel berikut. p q B B S S B S S B S S B B S S S B B S B S S S S B B S B B Soal nomor 1, dengan soal sebagai berikut: Jawab : D Pernyataan majemuk pada soal ini adalah suatu disjungsi. Misalkan p: Petani panen beras. q: Harga beras murah., pernyataan di atas dapat dinotasikan

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI LINIER A. FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR

PENERAPAN FUNGSI LINIER A. FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR ENERAAN FUNGSI LINIER Fungsi linier adalah suatu fungsi ang sangat sering digunakan oleh para ahli elonomi dan bisnis dalam menganalisa dan memecahkan masalah-masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan bahwa

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR, KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN SATU VARIABEL

SISTEM PERSAMAAN LINEAR, KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN SATU VARIABEL LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) SISTEM PERSAMAAN LINEAR, KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN SATU VARIABEL Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X

Lebih terperinci

MATERI PRASYARAT. ke y= f(x) =ax2 + bx +c

MATERI PRASYARAT. ke y= f(x) =ax2 + bx +c 1 MATERI PRASYARAT A. Fungsi Kuadrat Bentuk umum : y= f(x) = ax 2 + bx +c dengan a 0. Langkah-langkah dalam menggambar grafik fungsi kuadrat y= f(x) = ax 2 + bx +c 1. Tentukan titik potong dengan sumbu

Lebih terperinci

http://meetabied.wordpress.com SMAN 1 Bone-Bone, Luwu Utara, Sul-Sel Kebahagiaan tertinggi dalam kehidupan adalah kepastian bahwa Anda dicintai apa adanya, atau lebih tepatnya dicintai walaupun Anda seperti

Lebih terperinci

F U N G S I. A. Variabel

F U N G S I. A. Variabel F U N G S I Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari disiplin ilmu ekonomi, mengingat telaah-telaah ekonomi banyak dinyatakan dengan matematika dan biasanya dapat dinyatakan dalam

Lebih terperinci

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP. Website:

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP.   Website: MATEMATIKA EKONOMI Program Studi Agribisnis Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP. Email : asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.unri.ac.id HUBUNGAN LINEAR a. Penggal dan Lereng Garis

Lebih terperinci

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS BEBERAPA FUNGSI KHUSUS ). Fungsi Konstan ). Fungsi Identitas 3). Fungsi Modulus 4). Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil Fungsi genap jika f(x) = f(x), dan Fungsi ganjil jika f(x) = f(x) 5). Fungsi Tangga dan

Lebih terperinci

A. PERSAMAAN GARIS LURUS

A. PERSAMAAN GARIS LURUS A. PERSAMAAN GARIS LURUS Persamaan garis lurus adalah hubungan nilai x dan nilai y yang terletak pada garis lurus serta dapat di tulis px + qy = r dengan p, q, r bilangan real dan p, q 0. Persamaan dalam

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

Fungsi linear sangat lazim diterapkan dalam ilmu ekonomi, baik dalam pembahasan ekonomi mikro maupun makro. Dua variabel

Fungsi linear sangat lazim diterapkan dalam ilmu ekonomi, baik dalam pembahasan ekonomi mikro maupun makro. Dua variabel ENERAAN EKONOMI Fungsi linear sangat lazim diterapkan dalam ilmu ekonomi, baik dalam pembahasan ekonomi mikro maupun makro. Dua variabel ekonomi maupun lebih yang saling berhubungan acapkali diterjemahkan

Lebih terperinci

Materi UTS Matematika Ekonomi dan Bisnis

Materi UTS Matematika Ekonomi dan Bisnis Materi UTS Matematika Ekonomi dan Bisnis 1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak 2. Fungsi Biaya, Fungsi Penerimaann dan Analisis Pulang Pokok. 3. Fungsi

Lebih terperinci

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak 4 Lingkaran 4.1. Persamaan Lingkaran Bentuk Baku. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak tetap dari suatu titik tetap. Titik tetap dari lingkaran disebut pusat lingkaran,

Lebih terperinci

FUNGSI. A. Relasi dan Fungsi Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii)

FUNGSI. A. Relasi dan Fungsi Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) FUNGSI A. Relasi dan Fungsi Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) Relasi himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang memasangkan/mengkawankan/mengkorepodensikan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI FUNGSI DAN

MATEMATIKA EKONOMI FUNGSI DAN MATEMATIKA EKONOMI BAB IV FUNGSI DAN KURVA NONLINIER By Bambang Suprayitno 1 FUNGSI NONLINIER DENGAN SATU VARIABEL INDEPENDENT Fungsi nonlinier adalah fungsi yang dibentuk dari persamaan yang membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum pembahasan mengenai irisan bidang datar dengan tabung lingkaran tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. A. Matriks Matriks adalah himpunan skalar (bilangan

Lebih terperinci

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka B A B VII 7.1. KONSEP MARGINAL Biaya marginal (marginal cost atau MC) dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai perubahan dalam biaya total (total cost atau TC) yang terjadi sebagai akibat dari produksi

Lebih terperinci

Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar

Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan penawaran dapat pula berbentuk fungsi non linier. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang kuadratik dapat

Lebih terperinci

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

Modul 5. Teori Perilaku Produsen Modul 5. Teori Perilaku Produsen A. Deskripsi Modul Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: berapa output yang harus

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka

Lebih terperinci

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN)

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi TEORI KONSUMSI: Pendekatan Kardinal: UTILITY Definisi Utility (Total

Lebih terperinci

Untuk mencari akar-akar dari persamaan kuadrat, dapat menggunakan rumus :

Untuk mencari akar-akar dari persamaan kuadrat, dapat menggunakan rumus : RUMUS-RUMUS PERSAMAAN KUADRAT Bentuk umum: ax 2 + bx + c = 0, a 0 AKAR-AKAR PERSAMAAN KUADRAT Untuk mencari akar-akar dari persamaan kuadrat, dapat menggunakan rumus : X 1.2 = Dengan : D = b 2 4ac, dan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Modul Mata Kuliah MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 014/015 Erik Valentino, S.Pd., M.Pd DAFTAR ISI BAB I Barisan dan Deret... BAB II Fungsi... 10 BAB III

Lebih terperinci

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana

Lebih terperinci

Modul Statistika Kelas XII SMKN 1 Stabat. Lingkaran. Elips

Modul Statistika Kelas XII SMKN 1 Stabat. Lingkaran. Elips IR Lingkaran Elips 1 Smk n 1 stabat IRISAN KERUCUT Disusun Oleh : Dian Septiana 07144110049 Dalam PPL-T Unimed SMK N 1 Stabat SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 STABAT LANGKAT 010 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 008/009. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh

Lebih terperinci

(2) Titik potong kurva dengan sumbu y, bila x = 0, diperoleh x = 0 y = mx + n y = m(0) + n y = n Jadi, titik potongnya dengan sumbu y, adalah (0, n) y

(2) Titik potong kurva dengan sumbu y, bila x = 0, diperoleh x = 0 y = mx + n y = m(0) + n y = n Jadi, titik potongnya dengan sumbu y, adalah (0, n) y BAB 3 FUNGSI LINIER DAN PERSAMAAN GARIS LURUS 3.1 Pengantar Fungsi linier adalah bentuk fungsi yang paling sederhana. Banyak hubungan antara variable ekonomi, dalam jangka pendek dianggap linier. Pengetahuan

Lebih terperinci

Persamaan Linear dan non Linier. Dr. Ananda Sabil Hussein

Persamaan Linear dan non Linier. Dr. Ananda Sabil Hussein Persamaan Linear dan non Linier Dr. Ananda Sabil Hussein SISTEM PERSAMAAN LINEAR Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan dan hanya memiliki satu variabel

Lebih terperinci

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 0/0. Akar-akar persamaan kuadrat x +ax - 40 adalah p dan q. Jika p - pq + q 8a, maka nilai a... A. -8 B. -4 C. 4 D. 6 E. 8 BAB III Persamaan

Lebih terperinci

PTE 4109, Agribisnis UB

PTE 4109, Agribisnis UB MATEMATIKA EKONOMI PTE 4109, Agribisnis UB 1 Materi ang dipelajari Pengertian dan Unsur- unsur Fungsi Jenis- jenis fungsi Penggambaran fungsi Linear Penggambaran fungsi non linear -Penggal -Simetri - Perpanjangan

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci

KURVA DAN PENCOCOKAN KURVA. Matematika Industri 1 TIP FTP UB

KURVA DAN PENCOCOKAN KURVA. Matematika Industri 1 TIP FTP UB KURVA DAN PENCOCOKAN KURVA TIP FTP UB Pokok Bahasan Pendahuluan Kurva-kurva standar Asimtot Penggambaran kurva secara sistematis, jika persamaan kurvanya diketahui Pencocokan kurva Metode kuadrat terkecil

Lebih terperinci

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Modul 1 Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Drs. Susiswo, M.Si. K PENDAHULUAN ompetensi umum yang diharapkan, setelah mempelajari modul ini, adalah Anda dapat memahami konsep tentang persamaan linear dan

Lebih terperinci

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Dalam ilmu ekonomi konsep turunan pertama dari suatu fungsi dapat digunakan untuk mendapatkan ongkos marjinal, pendapatan marjinal, elastisitas, hasrat menabung marjinal,

Lebih terperinci