e. Fungsi dari sistem imun Sumsum Getah bening Thymus Mukosa jaringan limfoid terkait (MALT)
|
|
- Indra Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENYAKIT BRUTON A. Konsep Dasar Medis 1. Pengertian agammaglobulinemia X-linked (XLA), atau agammaglobulinemia Bruton, adalah penyakit immunodeficiency kongenital disebabkan oleh mutasi pada gen yang berisi kode tirosin kinase Bruton (BTK). Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Bruton pada tahun BTK sangat penting untuk pematangan sel pra-b dan diferensiasimenjadi sel B yang matang. Cacat gen BTK terdapat pada lengan kromosom x. 2. Anatomi dan fisiologi a. Sistem pertahanan manusia sbg perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. b. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yg terjadi pd autoimunitas dan melawan sel yang teraberasi mjd tumor c. Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme d. Letak sistem imun 1
2 e. Fungsi dari sistem imun Sumsum Getah bening Thymus Mukosa jaringan limfoid terkait (MALT) 2
3 f. Mekanisme Pertahanan Spesifik (Imunitas Humoral dan Selular) Imunitas humoral adl imunitas yg diperankan oleh limfosit B dg atau tanpa bantuan dr imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yg disekresi oleh plasma. Terdapat 5 kelas imunoglobulin yg kita kenal, yaitu IgG, IgM, IgA, IgD, dan IgE. Imunitas seluler didefinisikan sbg suatu respon imun terhadap suatu antigen yg diperankan oleh limfosit T dg atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya. g. Antibody, gamma globulin. Antibodi adl glikoprotein dg struktur tertentu yg disekresi dari pencerap limfosit B yg telah teraktivasi mjd sel plasma, sbg respon dr antigen tertentu dan reaktif thd antigen tersebut. h. Pembagian imunoglobulin Antibody A (imunoglonulin A, IgA) adl antibodi yg memainkan peran penting dlm imunitas mukosis (en: mucosal immune). 3
4 banyak ditemukan pd bagian sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum, dan susu). sbg siga (en: secretory IgA) dlm perlindungan permukaan tubuh yg terpapar dg mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa. kontribusi fragmen konstan siga dg ikatan komponen mukus memungkinkan pengikatan mikroba. Antibodi D (IgD) Adl sebuah monomer dg fragmen yg dpt mengikat 2 epitop. Ditemukan pada pencerap sel B bersama dg IgM atau siga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio IgD hanya sebesar 0,2% Antibodi E (IgE) Jenis antibodi yg hanya ditemukan pd mamalia. IgE mempunyai peran yg besar pada alergi, terutama pd hipersensitivitas tipe 1 IgE juga tersirat dlm sistem kekebalan yg merespon cacing parasit, serta thd parasit protozoa tertentu, dan artropoda Antibodi G (IgG) Antibodi monomeris yg terbentuk dr 2 rantai berat dan rantai ringan y, yg saling mengikat dg ikatan disulfida, dan mempunyai dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dg rasio serum sekitar 75% pd manusia dan waktu paruh 7-23 hari tergantung sub-tipe Antibodi M (IgM) Antibodi dasar yg berada pd plasma B Dg rasio serum 13%, IgM merupakan antibodi yg berukuran paling besar, berbentuk pentametris 10 area epitop pengikat, 4
5 dan teredar segera setelah tubuh terpapar antigen sbg respon imunitas awal pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. 3. Etiologi Penyebab dari X-linked agammaglobulinemia (XLA), atau Brutonagammaglobulinemia adalah karena kromosom X yang berasal dari sel induk wanita tidak menghasilkan bruton tyrosin kinase. Bruton tyrosin kinase merupakan enzim yang berperan dalam proses pematangan atau diferensiasi sel B. Jadi, walaupun didalam sumsum tulang dihasilkan sel pra-b, akan tetapi tanpa bruton tyrosin kinasemaka tidak akan terbentuk sel B yang matang dan berdiferensiasi menjadi sel plasma 4. Patofisiologi Dengan tidak adanya BTK, limfosit B tidak dapat berdiferensiasi atau matang.tanpa sel limfosit yang matang, antibody yang memproduksi sel plasma juga tidak ada.akibatnya, organ-organ retikuloendothelial dan organ-organ limfoid tempat dimana sel-sel ini berproliferasi, berdiferensiasi dan disimpan kurang berkembang. Limpa, kelenjar tonsil, kelenjar adenoid, plak Peyer di usus, dan kelenjar getah bening perifer dapat mengecil atau tidak ada pada individu dengan Agammaglobulinemia X-linked (XLA).2,6 Pengkodean protoonkogen untuk BTK telah dikloning dan telah ditentukan genomnya, memungkinkan dapat melakukan suatu analisis mendalam tentang peran BTK dan tanda-tanda molekul lain dari diferensiasi sel B.2,6 Mutasi pada masing-masing 5 domain BTK dapat menyebabkan penyakit, yang paling umum adalah mutasi missense. Kebanyakan mutasi menyebabkan pemotongan dari enzimbtk. Mutasi ini mempengaruhi residu dalam protein sitoplasmadan BTK sangat bervariasi dan tersebar merata di seluruh molekul.namun demikian, tingkat keparahan penyakit tidak dapat diprediksi oleh mutasi spesifik. Sekitar sepertiga dari mutasi titik mempengaruhi CGG, yang biasanya mengkode untuk residu arginin BTK diperlukan untuk proliferasi dan diferensiasi limfosit B. Pria dengan XLA tidak mempunyai atau hampir tidak mempunyai limfosit B dan sel plasma. XLA adalah penyakit kongenital yang dapat menyerang 1 dari laki-laki. Perempuan merupakan carrier yang tidak memiliki manifestasi klinis. Infeksi 5
6 dimulai begitu antobodi imunoglobulin G (IgG) maternal telah dikatabolisme, biasanya sekitar usia 6 bulan Mutasi gen tirosin kinase bruton (BTK) Limfosit B tidak dapat berdiferensiasi Tidak dapat memptoduksi antibodi Organ2 limfoid tidak berkembang Mudah terjangkit infeksi Otitis media rekuren Bronkhitis Septikemia Pneumoni Artritis Meningitis Dermatitis Gang.tumbang 5. Tanda dan gejala Oleh karena kadar sel B yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali membuat sistem imun penderita sangat rendah sehingga penderita dengan mudah terjangkit penyakit terutama yang disebabkan oleh bakteri atau parasit. Bayi dengan 6
7 defisiensisel B menderita otitis media rekuren, bronkitis, septikemi, pneumonia, artritis,meningitis dan dermatitis. Selain itu, bayi dengan penyakit ini memiliki fisik yang lebih kecil dibandingkan dengan bayi laki-laki yang sehat karena bayi tersebut mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan dari berbagai penyakit infeksi yang dideritanya. Kelenjar getah bening, tonsil dan jaringan limfoid lainnya juga sangat kecil atau bahkan tidak ada. 6. Penatalaksanaan Tindakan kuratif untuk defisiensi imun ini tidak bisa dilakukan karena penyakit ini termasuk dalam imunodefisiensi primer yang merupakan kongenital dan dibawa dalam gen sehingga tidak bisa disembuhkan.tindakan yang dapat dilakukan adalah a. Melakukan diagnosa dan terapi dini sehingga lebih baik dalam ditanggulangi. b. Pemberian injeksi gammaglobulin pada intravena (IVIg:IntravenousImmunoglobulin setiap 3-4 minggu. Pemberian IVIg harus mencapai keadaandimana kadar IgG sebanyak 800 mg/kg (sesuai berat badan penderita).namun, pemberian IVIg ini bukan untuk mengobati namun hanya memperpanjang hidup penderita. c. Bisa diberi antibiotik sebagai pelengkap d. Pencegahan dari komplikasi selanjutnya, yaitu Hindari vaksinasi dengan virus yang hidup, misal vaksin polio,dll 7. Pemeriksaan penunjang Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membuktikan penyebab dari penyakit XLA, yaitu:pemeriksaan darah rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi ataukelainan lainnya.pemeriksaan imunologis seperti uji tapis (kadar IgG, IgM dan IgA; Titer isoaglutinin;respon antibodi pada vaksin) dan uji lanjutan yaitu enumerasi sel B (CD19 atau CD20),kadar subklas IgG, kadar IgE dan IgD, titer antibodi natural dan foto faring lateral untuk mencari kelenjar adenoid 7
8 8. Epidemiologi X-linked agammaglobulinemia (XLA), atau Bruton agammaglobulinemia hanya dijumpai pada anak bayi laki-laki setelah 6 bulan karena sudah ada penurunan bantuan antibodi dari ibunya 9. Komplikasi Ba yi akan m enderita infek si p aru -p aru, sinus d an tulan g, b i as an ya karena bakteri (misalnya Hemophilus dan Streptococcus) d a n b i s a t e r j a d i infeksi virus yang tidak biasa di otak. Tetapi infeksi biasanya baru terjadi setelah usia 6 bulan karena sebelumnya bayi memiliki antibodi perlindungan di dalam darahnya yang berasal dari ibunya. Jika tidak mendapatkan vaksinasi polio, anak-anak bisa menderita polio. Mereka juga bisa menderita artritis 10. Pencegahan XLA merupakan immunodefisiensi yang besifat kongenital sehingga tidak bisa dicegah pembentukannya. Orang tua yang memiliki sejarah XLA sebelumnya (keluarga)sebaiknya melakukan pemeriksaan amniosentesis. Setelah itu, orang tua bisa mencegah kehamilan atau sedia untuk merawat anak laki-laki yang menderita BrutonAgammaglobulinemia 11. Prognosa Pasien dengan XLA dapat hidup sampai akhir 40-an mereka. Prognosis baik selama pasien didiagnosis dan diobati secara dini dengan terapi gamma globulinintravena secara teratur sebelum gejala sisa dari infeksi berulang muncul IVIG bertanggung jawab untuk meningkatkan tingkat ketahanan hidup, dengan pengobatan awal sebaiknya sebelum pasien berusia 5 tahun 8
9 B. Konsep Dasar Keperawatan 1. Pengkajian a. Riwayat pasien b. Riwayat keluarga anggota keluarga laki-laki dari pihak lateral ibu c. Riwayat medis sebelumnya d. Keluhan utama e. Pada pediatrik perlu diperhatikan Susu ASI/ formula? Susu formula apa? Pucat? Letargi? BB? Sering infeksi? Perdarahan? Alergi? Imunisasi? Kesulitan tangan? Sakit kepala? Vertigo? Kepala berdenging? Artritis? Osteomielitis? Tuberkolosis f. Pemeriksaan fisik Tanda vital Inspeksi kulit palpasi pada setiap nodus limfe palpasi hati dan limpa secara bimanual perkusi abdomen perhatikan hati dan limpa auskultasi bunyi jantung dan paru Antopometri 9
10 2. Diagnosa keperawatan. a. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat b. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan kegagalan untuk tumbuh c. Resiko ketidakmampuan menjadi keluarga 3. Intervensi a. Tentukan kemampuan pasien dalam pemenuhan nutrisi b. Timbang pasien pada interval yang tepat c. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya d. Lakukan pengkajian yang seksama tentang untuk menentukan tingkat fungsional e. Tentukan tingkat pengetahuan, sumber-sumber, sistem pendukung, dan ketrampilan koping dari penerima perawatan f. Pantau interaksi orang tua/anak g. Ajarkan cara memberikan rangsangan yang efektif h. Kaji interaksi antara pasien dan keluarga i. Tentukan batasan prognosis psikologis keluargadiskusikan dengan keluarga cara yang efektif untuk menunjukkan perasaan j. Berikan sumber-sumber spiritual untuk keluarga dengan tepat 10
11 C. SAP Pokok bahasan Sasaran Sub tema Waktu : penyakit Bruton : orang tua bayi : perawatan pasien dengan penyakit Bruton I. Tujuan instruksional umum. Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat memahami tentang perawatan pasien dengan penyakit Bruton secara keseluruhan. II. Tujuan instrukksional khusus Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu : 1. Menjelaskan penyakit Bruton 2. Menjelaskan fungsi pengobatan dini 3. Menjelaskan identifikasi dan pengobatan infeksi III. Media : leaflet IV. Metode ceramah dan tanya jawab V. Kegiatan penyuluhan No Kegiatan Respon Waktu 1 Pembukaan 5 menit 1. Penyampaian salam - Menjawab salam 2. Menjelaskan tujuan - Memperhatikan 2 Penyampaian materi 20 menit 1. Menjelaskan penyakit - Mendengarkan bruton 2. Menjelaskan fungsi - Memperhatikan pengobatan dini 3. Menjelaskan identifikasi 11
12 dan pengobatan infeksi 3 Penutup 1. Tanya jawab 2. Menyimpulkan materi 3. Mengakhiri kegiatan - Mendengarkan - Menjawab pertanyaan - Menutup salam 5 menit VI. Evaluasi Pasien dan keluarga mereka harus memahami sifat dari penyakit dan pentingnya pengobatan dini. Identifikasi dan pengobatan infeksi yang umum diperlukan untuk prognosis yang lebih baik. Konseling genetik direkomendasikan untuk orang tua dan saudara perempuan laki-laki yang terpengaruh. Karakterisasi molekuler dan deteksi pembawa informatif di95% keluarga 12
13 D. Jurnal Judul: X-linked agammaglobulinemia didiagnosis terlambat dalam hidup: laporan kasus dan kajian literatur Abstrak Latar Belakang: defisiensi imun umum variabel (CVID), salah satu penyakit yang paling umum immunodeficiency primer menyajikan pada orang dewasa, sedangkan X-linked agammaglobulinemia (XLA), sebuah kekebalan humoral diwariskan, biasanya didiagnosis pada awal kehidupan setelah IGS ibu telah berkurang. Namun, ada beberapa laporan dalam literatur dunia di mana individu telah bisa memiliki keterlambatan dalam timbulnya gejala atau telah salah didiagnosis dengan CVID dan kemudian ditemukan memiliki mutasi pada tirosin kinase Bruton itu (BTK) menghasilkan reklasifikasi sebagai onset dewasa varian XLA. Temuan khas sel B harus absen menyarankan XLA daripada CVID dan mungkin tes sensitif untuk mendeteksi kondisi ini, menyebabkan tes yang lebih spesifik (Btk analisis mutasi). Konfirmasi lebih lanjut mungkin oleh analisis mutasi. Metode: Catatan dari 2 pasien terakhir dan data klinis yang sesuai dikumpulkan. BTK analisis mutasi dilakukan untuk menyelidiki dugaan dewasa penyajian XLA. Sebuah tinjauan literatur dunia pada diagnosis tertunda XLA dan ringan atau "bocor" fenotip dilakukan. Hasil: 2 pasien yang sebelumnya didiagnosis dengan CVID terkait dengan hampir tidak ada CD19 + sel B telah direklasifikasi sebagai memiliki diagnosis tertunda dan dewasa-penyajian XLA. Pasien 1, pria berusia 64 tahun dengan infeksi berulang sinobronchial memiliki tingkat rendah serum IgG sebesar 360 mg / dl (normal ), IgA <27 mg / dl (normal ), dan IgM <25 mg / dl (normal ). Pasien 2, pria berusia 46 tahun dengan infeksi berulang sinopulmonary memiliki IgG rendah dari 260 mg / dl, IgA rendah <16 mg / dl, dan normal IgM. Analisis mutasi dari BTK dilakukan di kedua pasien dan mengkonfirmasi diagnosis Kesimpulan XLA: Kedua kasus mewakili orang dewasa presentasi yang tidak biasa XLA, sebuah humoral immunodeficiency biasanya didiagnosis pada masa kanakkanak dan kebutuhan untuk lebih menyelidiki dugaan XLA pada pria dewasa dengan CVID terutama yang berhubungan dengan rendah untuk absen CD19 + sel B. Diagnosis XLA dapat memiliki implikasi yang signifikan termasuk konseling 13
14 keluarga, mendeteksi operator perempuan, dan intervensi dini dan pengobatan keturunan laki-laki yang terkena. tanggal 27 April
15 Daftar pustaka 1. Alpers, Ann. Buku Ajar Pediatri Rudolp Vol.1. Jakarta. EGC Talbot, Laura A. Pengkajian Keperawatan Kritis. Edisi 2. Jakarta. EGC NANDA. Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi Jakarta. EGC Wilkinson, Judith M. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan kiteria hasil NOC. Edisi 7. Jakarta. EGC tanggal 27 April
Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari
Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari serangan epidemi cacar dapat menangani para penderita dengan
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciImmunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age
Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age Dr. Nia Kurniati, SpA (K) Manusia mempunyai sistem pertahanan tubuh yang kompleks terhadap benda asing. Berbagai barrier diciptakan oleh
Lebih terperinciSISTEM IMUN SPESIFIK. Lisa Andina, S.Farm, Apt.
SISTEM IMUN SPESIFIK Lisa Andina, S.Farm, Apt. PENDAHULUAN Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali suatu substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respon
Lebih terperinciSISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII
SISTEM IMUN Pengantar Biopsikologi KUL VII SISTEM KEKEBALAN TUBUH Imunologi : Ilmu yang mempelajari cara tubuh melindungi diri dari gangguan fisik, kimiawi, dan biologis. . SISTEM IMUN INNATE : Respon
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciSISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS
SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ
Lebih terperinciImunisasi: Apa dan Mengapa?
Imunisasi: Apa dan Mengapa? dr. Nurcholid Umam K, M.Sc, Sp.A Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Jogjakarta Penyebab kematian pada anak di seluruh dunia Campak
Lebih terperinciSISTEM PERTAHANAN TUBUH
SISTEM PERTAHANAN TUBUH Sistem Pertahanan Tubuh Sistem Pertahanan Tubuh Non spesifik Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik Jenis Kekebalan Tubuh Disfungsi sitem kekebalan tubuh Eksternal Internal Struktur Sistem
Lebih terperinciSistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus
Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ limfatik sekunder Limpa Nodus limfa Tonsil SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA Fungsi Sistem Imun penangkal benda asing yang masuk
Lebih terperinciSistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Kuntarti, SKp Sistem Imun Fungsi: 1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor)
Lebih terperinciSarkoidosis DEFINISI PENYEBAB
Sarkoidosis DEFINISI Sarkoidosis adalah suatu penyakit peradangan yang ditandai dengan terbentuknya granuloma pada kelenjar getah bening, paru-paru, hati, mata, kulit dan jaringan lainnya. Granuloma merupakan
Lebih terperinciFISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed
FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed 1 PENDAHULUAN Sistem imun melindungi tubuh dari sel asing & abnormal dan membersihkan debris sel. Bakteri dan virus patogenik adalah sasaran
Lebih terperinciMATURASI SEL LIMFOSIT
BAB 5 MATURASI SEL LIMFOSIT 5.1. PENDAHULUAN Sintesis antibodi atau imunoglobulin (Igs), dilakukan oleh sel B. Respon imun humoral terhadap antigen asing, digambarkan dengan tipe imunoglobulin yang diproduksi
Lebih terperinciImunologi Agung Dwi Wahyu Widodo
Dasar-dasar Imunologi Agung Dwi Wahyu Widodo Departemen Mikrobiologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Unair Pokok Bahasan Sejarah Imunologi Pendahuluan Imunologi Komponen Imunologi Respons Imun Imunogenetika
Lebih terperinciHOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :
HOST Pendahuluan Definisi Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi Penting dalam terjadinya penyakit karena : Bervariasi : geografis, sosekbud, keturunan Menentukan kualitas
Lebih terperinciLeukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru
Lebih terperinciLimfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma
Lebih terperinciGambar: Struktur Antibodi
PENJELASAN TENTANG ANTIBODY? 2.1 Definisi Antibodi Secara umum antibodi dapat diartikan sebagai protein yang dapat ditemukan pada plasma darah dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
Lebih terperinciMekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang
Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciTEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN
TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Imunologi imunitas alami dan imunitas perolehan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Untuk mengerti bagaimana kedudukan dan peran imunologi dalam ilmu kefarmasian, kita terlebih dahulu harus mengetahui apakah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parekim paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh kainnya, termasuk meningitis, ginjal,
Lebih terperinciRPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt
RPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK 3821 Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2003 Nama Mata Kuliah : Imunologi Kode /
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciSEL SISTEM IMUN SPESIFIK
SEL SISTEM IMUN SPESIFIK Diana Holidah Bagian Farmasi Klinik dan Komunitas Fakultas Farmasi Universitas Jember Components of the Immune System Nonspecific Specific Humoral Cellular Humoral Cellular complement,
Lebih terperinciFransiska Ayuningtyas W., M.Sc., Apt
Fransiska Ayuningtyas W., M.Sc., Apt Definisi Imunitas Respon imun Sistem imun Imunologi reaksi tubuh thd masuknya substansi asing kumpulan respon thd substansi asing yg terkoordinasi sel & molekul yg
Lebih terperinciFIRST LINE DEFENCE MECHANISM
Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh Pertahanan tubuh adalah seluruh sistem/ mekanisme untuk mencegah dan melawan gangguan tubuh (fisik, kimia, mikroorg) Imunitas Daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi
Lebih terperinciSOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006
SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006 1. Imunitas natural :? Jawab : non spesifik, makrofag paling berperan, tidak terbentuk sel memori 2. Antigen : a. Non spesifik maupun spesifik,
Lebih terperinciACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR PENDAHULUAN Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit yg disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) HIV : HIV-1 : penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang
Lebih terperinciSISTEM IMUNITAS MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA
1 SISTEM IMUNITAS MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Imunitas Sistem Imunitas Respon Imunitas 2 Yaitu sistem pertahanan terhadap suatu penyakit atau serangan infeksi dari mikroorganisme/substansi
Lebih terperinciTHALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010
THALASEMIA A. DEFINISI Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai virus atau antigen spesifik lainnya dewasa ini sangat perlu mendapat perhatian serius.
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan I Kode Mata Kuliah/SKS : SKH. 532 Tingkat/Semester : II/III Pertemuan Ke : 8 Waktu Pertemuan : 2 x 60 menit A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar
Lebih terperincimenjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.
Bab 10 Sumber: Biology: www. Realm nanopicoftheday.org of Life, 2006 Limfosit T termasuk ke dalam sistem pertahanan tubuh spesifik. Pertahanan Tubuh Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan struktur dan
Lebih terperinciDASAR-DASAR IMUNOBIOLOGI
DASAR-DASAR IMUNOBIOLOGI OLEH: TUTI NURAINI, SKp, M.Biomed. DASAR KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN DASAR PENDAHULUAN Asal kata bahasa latin: immunis: bebas dari beban kerja/ pajak, logos: ilmu Tahap perkembangan
Lebih terperinciAntigen & Antibodi 8/13/2014 Putu Oky 1
Antigen & Antibodi 8/13/2014 Putu Oky 1 Prinsip Utama Respon Imun 1. Sistem imun harus mampu mengeliminasi mikroba dengan pertahanan awal melalui sistem imun innate/ non spesifik 2. Sistem imun innate
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Hipotesis higiene merupakan penjelasan terhadap peningkatan kejadian atopi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hipotesis Higiene Hipotesis higiene merupakan penjelasan terhadap peningkatan kejadian atopi yang terjadi pada tiga puluh sampai empat puluh tahun terakhir, terutama di negara-negara
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor
LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh memiliki kurang lebih 600 kelenjar getah bening, namun pada orang sehat yang normal
Lebih terperinciREAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)
REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI Oleh : Rini Rinelly, 1306377940 (B8A) REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI Pada sel B dan T terdapat reseptor di permukaannya yang berguna untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu formula yang diberikan kepada bayi sebagai pengganti ASI, kerap kali memberikan efek samping yang mengganggu kesehatan bayi seperti alergi. Susu formula secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan gigi dewasa ini tidak hanya membahas gigi geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi
Lebih terperinciPETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang
PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang IMUNOLOGI TUMOR INNATE IMMUNITY CELLULAR HUMORAL PHAGOCYTES NK CELLS COMPLEMENT CYTOKINES PHAGOCYTOSIS
Lebih terperinciSistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr
Sistem Imun A. PENDAHULUAN Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh. Fungsi sistem imun: 1) Pembentuk kekebalan tubuh. 2) Penolak
Lebih terperinciTATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA
IMUNODEFISIENSI PRIMER TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA 1 IMUNODEFISIENSI PRIMER Imunodefisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak menurut rekomendasi WHO adalah memberikan hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, meneruskan
Lebih terperinciBAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). 10,11 Virus ini akan
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciPenyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio
Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah klasifikasi luas dari gangguan, yang mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema, dan asma. Penyakit Paru Obstruksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondiloma akuminata (KA) merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada
Lebih terperinciANTIGEN, ANTIBODI, KOMPLEMEN. Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas andalas
ANTIGEN, ANTIBODI, KOMPLEMEN Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas andalas IMUNOGEN: ANTIGEN vs IMUNOGEN SUBSTAN YANG MAMPU MENGINDUKSI RESPON IMUN HUMORAL ATAU SELULER IMUNOGENIK ANTIGEN: SUBSTAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Histopatologi Bursa Fabricius
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Histopatologi Bursa Fabricius Hasil pengamatan histopatologi bursa Fabricius yang diberi formula ekstrak tanaman obat memperlihatkan beberapa perubahan umum seperti adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,
Lebih terperinciPEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari dan memahami golongan darah. 2. Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah pada manusia. II. Tinjauan Pustaka Jenis penggolongan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Imunisasi 2.1.1. Definisi Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan antigen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Neonatus (AKN) di Indonesia mencapai 19 per 1.000
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Neonatus (AKN) di Indonesia mencapai 19 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2010. Angka ini sama dengan AKN pada tahun 2007 dan hanya menurun 1 point
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1. Atopi, atopic march dan imunoglobulin E pada penyakit alergi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Atopi, atopic march dan imunoglobulin E pada penyakit alergi Istilah atopi berasal dari bahasa Yunani yaitu atopos yang berarti out of place atau di luar dari tempatnya, dan
Lebih terperinciSYSTEMA LYMPHATICA. By ; dr. Evirosa Simanjuntak
SYSTEMA LYMPHATICA By ; dr. Evirosa Simanjuntak BATASAN Sistem yang tersusun oleh : Komponen seluler (limfosit T, B) APC (antigen presentating cell) sel plasma komponen non seluler (limfokin dan antibodi)
Lebih terperinciThalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N
Thalassemia Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N Maiyanti Wahidatunisa Nur Fatkhaturrohmah Nurul Syifa Nurul Fitria Aina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mayarakat secara umum harus lebih memberi perhatian dalam pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme patogen seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara memelihara kesehatan.upaya kesehatan masyarakat meliputi : peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,
Lebih terperinciRespon imun adaptif : Respon humoral
Respon imun adaptif : Respon humoral Respon humoral dimediasi oleh antibodi yang disekresikan oleh sel plasma 3 cara antibodi untuk memproteksi tubuh : Netralisasi Opsonisasi Aktivasi komplemen 1 Dua cara
Lebih terperinciBAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI
1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Imunisasi Pentavalen Hari / Tanggal : Selasa/ 08 Desember 2014 Tempat : Posyandu Katelia Waktu Pelaksanaan : 08.00 sampai selesai Peserta / Sasaran : Ibu dan Anak
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TALASEMIA By Rahma Edy Pakaya, S.Kep., Ns
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TALASEMIA By Rahma Edy Pakaya, S.Kep., Ns I. DEFINISI Talasemia adalah penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif. Ditandai oleh defisiensi produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid akut merupakan penyakit infeksi akut bersifat sistemik yang disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang dikenal dengan Salmonella
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks, obstruksi limfoid, fekalit, benda asing, dan striktur karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga sangat penting dalam mempertahankan kebugaran dan kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga sangat penting dalam mempertahankan kebugaran dan kesehatan, meningkatkan metabolisme, meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mengurangi stres sehingga tubuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat tradisional telah lama digunakan diseluruh dunia dan menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronis dan kompleks. Penyakit ini dapat menyerang segala usia dan jenis kelamin. Lesi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian terpenting dari sistem kekebalan tubuh, Sel ini juga
Lebih terperinciTETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA
IMUNODEFISIENSI PRIMER TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA 1 IMUNODEFISIENSI PRIMER Imunodefisiensi primer Tetap sehat! Panduan untuk pasien dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme patogen seperti virus dan bakteri sangat perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem imun berfungsi dalam mempertahankan kondisi tubuh terhadap benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus dan parasit. Sistem
Lebih terperinciMekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh
Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan tubuh akan berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hemofilia A adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada kromosom X, dimana terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rinitis alergi adalah gangguan fungsi hidung akibat inflamasi mukosa hidung yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rinitis alergi adalah gangguan fungsi hidung akibat inflamasi mukosa hidung yang diperantarai IgE yang terjadi setelah mukosa hidung terpapar alergen. 1,2,3 Penyakit
Lebih terperinciPATOLOGI SERANGGA (BI5225)
1 PATOLOGI SERANGGA (BI5225) 3. Mekanisme Pertahanan Tubuh dan Imun pada Manusia PENDAHULUAN Perubahan lingkungan (suhu, suplai makanan), luka, serangan Sistem pertahanan : imuniti (Immunity) Immunity
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Upaya untuk peningkatan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan jamur atau antigen spesifik lainnya
Lebih terperinciMeningitis: Diagnosis dan Penatalaksanaannya
Meningitis: Diagnosis dan Penatalaksanaannya Ahmad Rizal Ganiem Dept Neurologi RS Hasan Sadikin Bandung - Indonesia Meningitis Peradangan di selubung pembungkus otak dan sumsum tulang belakang (disebut
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya teknologi di segala bidang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Diantara sekian banyaknya kemajuan
Lebih terperincitua dan sel yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diinginkan dan perlu disingkirkan. Lingkungan disekitar manusia mengandung
BAB I PENDAHULUAN Sejak lahir setiap individu sudah dilengkapi dengan sistem pertahanan, sehingga tubuh dapat mempertahankan keutuhannya dari berbagai gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh.
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Tingginya angka morbiditas dan mortalitas anak merupakan akibat panjang dari rendahnya imunitas yang dapat disebabkan karena kurangnya pembentukan IgG.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh memiliki pusat pengaturan yang diatur oleh otak. Otak merupakan organ paling besar dan paling kompleks pada sistem saraf. Sistem saraf merupakan sistem fungsional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan infeksi bakteri sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang dijumpai di berbagai negara berkembang terutama di daerah tropis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak
Lebih terperinci