ACARA I. Pengenalan Sistem Proyeksi Peta Kartografis
|
|
- Leony Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ACARA I I. Judul Pengenalan Sistem Proyeksi Peta Kartografis II. Tujuan 1. Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian proyeksi peta secara umum. 2. Melatih mahasiswa untuk mengenali dan memahami beberapa sistem proyeksi peta khususnya proyeksi peta kartografis dengan cara membuat ilustrasi dari sistem proyeksi tersebut. 3. Melatih mahasiswa untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem proyeksi. III. Alat dan Bahan 1. Kertas HVS 2. Alat tulis (pulpen, pensil, penggaris, dan penghapus) IV. Tinjauan Pustaka Globe merupakan gambaran permukaan bumi dengan cara memperkecil skala peta. Akan tetapi globe tidak bisa dibawa kemana-mana, sehingga membutuhkan cara untuk merubah bentuk bulat ke bidang datar. Caranya adalah menggunakan proyeksi. Proyeksi peta adalah cara-cara untuk memindahkan atau cara menyajikan garis-garis meridian dan paralel pada bidang lengkung bola bumi atau globe (bidang 3D) ke bidang datar (bidang 2D) yang berupa peta dengan kesalahan yang seminimal mungkin, baik itu kesalahan jarak, bentuk, luas (area), dan sudut (arah) (Sukwardjono dan Sukoco, 1997). Proyeksi selalu mengalami distorsi. Untuk memperkecil atau meminimalisir distorsi (penyimpangan/kesalahan) maka dipergunakannya bidang-bidang yang jika didatarkan tidak mengalami distorsi, misalnya menggunakan bidang kerucut dan silinder. Supaya kesalahan dapat diperkecil/diminimalisir maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat berikut ini : Kusuma Wardani Laksitaningrum 12/330894/GE/
2 Jarak antara satu titik dengan titik lain di permukaan bumi yang diubah tetap. Luas permukaan yang diubah harus tetap. Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan, harus persis seperti pada peta di globe bumi. (Hidayati, 2012) Berdasarkan hal di atas klasifikasi macam-macam proyeksi peta, secara garis besar dapat digolongkan menurut pertimbangan berikut : A. Pertimbangan Ekstrinsik 1. Bidang proyeksi 2. Persinggungan 3. Posisi B. Pertimbangan Intrinsik 1. Sifat-sifat yang dipertahankan 2. Genesa 3. Bentuk dan area yang akan dipertahankan (Sukwardjono dan Sukoco, 1997) Ditinjau dari macam bidang proyeksi yang digunakan, yaitu: a. Proyeksi Zenithal/ Azimuthal yaitu proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Proyeksi ini memiliki cirri-ciri / karakteristik antara lain, garis-garis meridian sebagai garis lurus yang berpusat di kutub, garis paralel digambarkan sebagai garis yang melingkar pada bidang proyeksi, sudut pada meridian sama dengan sudut pada peta, dan seluruh permukaan bumi yang diproyeksikan berbentuk lingkaran. b. Proyeksi silinder adalah suatu proyeksi pada bola bumi yang bidang proyeksinya silinder dan menyinggung bola bumi/globe. Jika bidang silinder menyinggung equator maka garis paralelnya horizontal sedangkan meridiannya vertical. Cocok untuk daerah equator. Kusuma Wardani Laksitaningrum 12/330894/GE/
3 c. Proyeksi kerucut adalah proyeksi yang diperoleh dengan cara memproyeksikan bola bumi pada kerucut yang memotong dan menyinggung pada bola bumi, sehingga setelah dibuka akan terbentuk bidang proyeksi seperti segitiga dan terdapat satu titik puncaknya. Pada proyeksi kerucut umumnya garis paralelnya melingkar dan meridian berupa garis lurus yang radial/ merupakan jari-jari. Karakteristik dari proyeksi silinder meliputi, garis meridian merupakan garis lurus yang berkonvergensi di kutub, garis paralel merupakan meridian lingkaran yang konsentris dengan titik puncaknya di salah satu kutub bumi sehingga tidak bisa memproyeksikan kedua kutub bumi (hanya salah satu), dan cocok untuk menggambarkan proyeksi pada daerah lintang tengah ( sudut kemiringan 45 0 ). Ditinjau dari persinggungannya, meliputi : Secant Case Secant Case Secant Case Gambar 2. Kontak antara Globe dengan Bidang proyeksi a. Tangential : bola bumi (globe) bersinggungan dengan bidang proyeksi. b. Secantial : globe berpotongan dengan bidang proyeksi c. Polysuperficial : terdiri dari banyak bidang proyeksi. Ditinjau dari posisi sumbu proyeksinya, meliputi: Kusuma Wardani Laksitaningrum 12/330894/GE/
4 a. Proyeksi Normal terjadi jika salah satu garis proyeksi berimpit dengan sumbu bumi. b. Proyeksi Transversal terjadi jika salah satu garis proyeksi tegak lurus dengan sumbu bumi atau menyinggung equator. c. Proyeksi Oblique terjadi jika salah satu garis proyeksi membentuk sudut terhadap sumbu bumi dan arah penyinaran miring. Ditinjau dari arah penyinaran, meliputi : a. Gnomonis yaitu proyeksi yang arah sinarnya berasal dari pusat bumi. b. Stereografis yaitu proyeksi yang arah sinarnya berasal dari kutub yang berlawanan dengan titik singgung proyeksi. c. Orthografis yaitu proyeksi yang arah sinarnya berasal dari titik jauh tak terhingga. Ditinjau dari sifat yang dipertahankan, meliputi: a. Proyeksi Equivalent adalah proyeksi yang mempertahankan luas pada bidang proyeksi supaya sama dengan bumi setelah dikalikan dengan skala. b. Proyeksi Equidistant adalah proyeksi yang mempertahankan jarak pada bidang proyeksi dengan jarak yang ada pada bumu setelah dikalikan dengan skala. Biasanya equidistant hanya terdapat pada garis tertentu, misalnya garis paralel dan meridian. c. Proyeksi Konformal adalah proyeksi yang mempertahankan bentuk yang ada pada bidang proyeksi dengan bentuk yang ada pada bumi. Mempertahankan bentuk sama halnya dengan mempertahankan sudut, yaitu sudut yang ada pada bidang proyeksi harus sama dengan sudut yang berada pada bumi. Ditinjau dari genesanya, meliputi : a. Geometris adalah proyeksi yang dilakukan secara prespektif dengan prinsin penyinaran. b. Non perspektif adalah proyeksi yang dilakukan dengan cara pemindahan titik-titik pada permukaan bola bumi dengan perhitungan matematis. c. Semi geometris adalah proyeksi yang dilakukan dengan cara mencampurkan antara proyeksi geometris dengan proyeksi non prespektif. Yaitu sebagian dari proyeksi geometris dan sebagian lagi dari proyeksi non perspektif. Kusuma Wardani Laksitaningrum 12/330894/GE/
5 (Iswari,2011) Kombinasi antara bidang proyeksi yang digunakan, kontak antara bidang proyeksi dengan globe dan posisi bidang proyeksi terhadap globe akan menghasilkan sistem proyeksi tertentu. Sebagai contoh, suatu sistem proyeksi disebut sebagai normal tangen cylindrical projection. berdasarkan namanya dapat diketahui bahwa bidang proyeksinya adalah silinder, bidang proyeksi menyinggung globe dan posisi silinder adalah tegak sehingga sumbu silinder berimpit dengan sumbu globe ( Susilo, 2010). V. Cara Kerja Materi tentang proyeksi proyeksi peta peta Pemahaman proyeksi peta Penjelasan karakteristik jenis proyeksi peta Pengilustrasian jenis sistem proyeksi Tebel Karakteristik proyeksi peta Keterangan : : Input : Proses : Output VI. Hasil Praktikum Tabel Karakteristik Sistem Proyeksi (Terlampir) VII. Pembahasan Kusuma Wardani Laksitaningrum 12/330894/GE/
6 Garis khayal meridian dan paralel di bumi, perlu ditransformasikan dalam bidang datar yaitu dari spherical graticule ke dalam plane graticule supaya kenampakan bumi dapat digunakan untuk tujuan tertentu, maka perlunya suatu cara untuk memindahkan gratikul pertimbangan-pertimbangan tertentu, baik intrinsik maupun ekstrinsik. Tidak ada satupun sistem proyeksi yang sempurna. Masing-masing jenis proyeksi mempunyai kelebihan dan kekurangannya bergantung pada tujuan proyeksi peta yang digunakan. Pembuatan proyeksi perlu diperhatikan maksud dan tujuan yang akan dicapai sehingga akan tepat dalam memilih jenis proyeksi yang akan digunakan sesuai dengan lokasi daerahnya dan bertujuan untuk memperkecil distorsi pada lokasi tersebut. Pertimbangan-pertimbangan untuk memilih macam proyeksi tergantung pada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peta berhubungan dengan penggunaan atau pemanfaatan peta. Pertimbangan yang digunakan pada praktikum ini terkait dengan pertimbangan ekstrinsik, meliputi bidang proyeksinya, titik persinggungan dan posisi sumbu proyeksi terhadap sumbu bumi. pertimbangan tersebut sebagai konsep dasar untuk dijadikan tumpuan untuk jenis-jenis proyeksi peta yang lain. Enam proyeksi yang digunakan adalah silinder tangensial normal, silinder secansial normal, kerucut tangensial normal, kerucut secansial normal, azimuthal tangensial normal, dan azimuthal secansial normal. Semua jenis kerucut tersebut normal, berarti posisi sumbu proyeksi terhadap sumbu bumi sejajar atau berimpit. Proyeksi silinder memiliki ciri- ciri berbentuk silinder yang melingkupi bumi sebelum diproyeksikan,dan setelah diproyeksikan akan membentuk suatu persegi panjang, dengan paralel horizontal dan meridian vertikal. Berdasarkan titik singgungnya dibagi menjadi dua, yaitu tagensial (menyinggung) dan secansial (memotong). Di antara keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda pula. Silinder tangensial normal, memiliki bidang proyeksi silinder, dengan titik persinggungan tangensial atau menyinggung (menyentuh bidang proyeksi) dan posisi sumbu normal. Kelebihan proyeksi ini cocok digunakan di daerah ekuator karena distorsi paling kecil terletak pada ekuator 0 0. Hal itu bisa didapat dari titik persinggungan bola bumi yang menyinggung bidang silinder tepat di ekuator, sehingga faktor skalanya adala 1, yaitu tidak terdapat distorsi atau distorsinya sangat kecil pada daerah tersebut. Kelemahannya adalah daerah yang semakin jauh dari ekuator, distorsinya semakin besar terutama pada kutub bumi. Silinder secansial normal adalah silinder yang memiliki bidang proyeksi silinder, titik persinggungannya secansial/memotong, dan posisi sumbu sejajar. Kelebihan proyeksi ini adalah daerah di bola bumi yang berpotongan Kusuma Wardani Laksitaningrum 12/330894/GE/
7 dengan bidang proyeksi di dua titik pada bidang proyeksi. Bagian yang berpotongan tersebut memilki faktor skala 1, yaitu tidak terdapat distorsi atau distorsinya sangat kecil. Sedangkan daerah yang berada di luar dan di dalam titik-titik perpotongan tersebut memiliki faktor skala kurang dan lebih dari 1. Karena daerah yang berpotongan itu dua titik maka daerah yang tergambar pada perpotongan tersebut memiliki daerah cakupan luas dengan distorsi yang kecil. Silinder ini cocok untuk daerah ekuator ke atas (lintang utara) dan ke bawah (lintang selatan), yaitu pada daerah berlintang tengah (perpotongan dua titik denga bidang proyeksi terelatk di lintang tengah). Selain itu titik perpotongan tersebut dapat dibuat sendiri dengan menggunakan sudut bumi untuk tujuan mendapatkan daerah proyeksi yang dipilih sesuai dengan distorsi minimal. Kekurangan proyeksi ini tidak dapat menggambarkan daerah kutub, di ekuator distrosinya besar, karena pada bagian ekuator terletak di luar titik perpotongan dengan faktor skala kurang dari 1. Proyeksi kerucut memiliki ciri-ciri berbentuk kerucut yang melingkupi ¾ bumi sebelum diproyeksikan, dan akan terbentuk segitiga setelah diproyeksikan. Proyeksi kerucut mempunyai paralel lengkung dan konsentris sedangkan mridiannya berbentuk garis lurus yang memusat ke arah kutub. Berdasarkan titik singgungnya proyeksi ini dibagi menjadi kerucut tangensial dan secansial dimana di antara keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Proyeksi kerucut tengensial normal adalah kerucut yang memiliki bidang proyeksi kerucut, titik persinggungannya tagensial, dan posisi sumbunya sejajar dengan sumbu bumi. Kelebihan proyeksi ini adalah cocok untuk pemetaan lintang tengah, karena distorsi paling kecil terletak di lintang tengah yaitu terdapat persinggungan tangensial antara bola bumi dengan bidang proyeksi pada titik Titik yang bersinggungan tersebut disebut dengan paralel standar, yang memiliki faktor skala 1 yaitu tidak terdapat distorsi atau distrosinya sangat kecil. Kekurangannya adalah daerah kutub dan ekuator memiliki distorsi yang besar, karena semakin mejauh dari titik tersebut semakin besar distorsinya. Kerucut secansial normal adalah kerucut yang bidang proyeksinya berbentuk kerucut, titik singgung secansial atau perpotongan, dan posisi sumbunya sejajar dengan sumbu bumi. Kelebihan proyeksi ini adalah daerah pada titik perpotongan tersebut memiliki faktor skala 1 yaitu tidak ada distorsi atau ditorsi sangat kecil, daerah yang tecakup dengan distorsi minimal semakin luas, akan tetapi ukuran semua daerah menjadi lebih sempit hal itu disebabkan karena terdapat dua titik atau dua paralel standar mengalami perpotongan yang terletak di atas 45 0 dan di Kusuma Wardani Laksitaningrum 12/330894/GE/
8 bawah Kekurangan adalah daerah yang semakin jauh dari titik persinggungan maka distorsinya semakin besar. Proyeksi azimuthal/ datar memiliki ciri-ciri berbentuk datar sebelum dan setelah diproyeksikan. Daerah yang diproyeksikan memiliki garis paralel melengkung dan konsentris dan garis meridiannya berbentuk garis lurus yang memusat ke kutub. Sehingga proyeksi ini cocok untu pemetaan daerah kutub. Berdasarkan titik persinggungannya dibagi menjadi proyeksi azimuthal tangensial dan secansial. Proyeksi azimuthal tangensial normal adalah proyeksi yang memiliki bidang proyeksi datar, titik persinggungan tangensial, dan posisi sumbu sejajar dengan sumbu bumi. Kelebihan proyeski ini adalac cocok digunakan untuk pemetaan daerah kutub, karena di daerah tersebut memiliki distorsi paling kecil, yaitu pada persinggungan antara bola bumu dengan bidang proyeks pada satu titik yang memiliki faktor skala 1. Kekeurangannya adalah daerah yang semakin jauh dari kutub berarti distorsinya semakin besar. Proyeksi azimuthal secansial normal adalah proyeksi yang memiliki bidang proyeksi datar, dengan beberapa titik perptotongan/ secansial dan posisi sumbunya sejajar dengan sumbu bumi. kelebihan proyeksi ini adalah cocok untuk pemetaan daerah yang berpotongan karena daerah perpotongan distorsinya paling kecil. Sedangkan daerah yang tidak berpotongan dengan bidang proyeksi maka distorsinya besar, distorsi besar terdapat pada kutub dan di ekuator karena di kutub memiliki faktor skala kurang dari 1, yaitu terletak di luar bidang perpotongan sedangkan di ekuator memiliki faktor skala lebih dari satu yaitu terletak di bawah bidang proyeksi. Berdasarkan ketiga proyeksi dengan karakteristik pertimbangannya, maka dapat disimpulkan bahwa pembuatan proyeksi dilakukan dengan tujuan tertentu untuk emnghasilkan daerah proyeksi dengan distorsi sangat kecil. Selain itu, karakteristik tersebut sebagai konsep dasar untuk menentukan variasvariasi proyeksi di dunia. VIII. Kesimpulan 1. Proyeksi peta adalah cara-cara untuk memindahkan atau cara menyajikan garisgaris meridian dan paralel pada bidang lengkung bola bumi atau globe (bidang 3D) ke bidang datar (bidang 2D) yang berupa peta dengan kesalahan (distorsi) yang seminimal mungkin. Kusuma Wardani Laksitaningrum 12/330894/GE/
9 2. Sistem proyeksi peta dibagi menjadi dua pertimbangan, yaitu pertimbangan ekstrinsik dan intrinsik. Pertimbangan ekstrinsik dibagi menjadi proyeksi peta berdasar bidang proyeksi, persinggungannya, posisi sumbunya, dan arah penyinarannya. Pertimbangan intrinsik meliput sifat yang dipertahankan, genesanya, dan bentuk arah yang akan dipetakan. 3. Sistem proyeksi peta mempunyai kelebihan dan kekurangannya karena setiap pembuatan sistem proyeksi memiliki tujuan tertentu, dan tidak ada sistem proyeksi di dunia yang sempurna. Misalnya sistem proyeksi silinder tangential, mempunyai kelebihan dapat memetakan daerah ekuator dengan baik sedangkan kekurangannya semakin menjauhi ekuator semakin besar distrosinya. DAFTAR PUSTAKA Hidayati, Iswari Nur Petunjuk Praktikum Kartografi Dasar. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Hidayati, Iswari Nur Catatan Kuliah Proyeksi Peta. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Sukwardjono dan Sukoco Kartografi Dasar. Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Susilo, Bowo Petunjuk Praktikum Proyeksi Peta. Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Kusuma Wardani Laksitaningrum 12/330894/GE/
Sistem Proyeksi Peta. Arif Basofi PENS 2015
Sistem Proyeksi Peta Arif Basofi PENS 2015 Contents 1 Proyeksi Peta 2 Jenis Proyeksi Peta 3 Pemilihan Proyeksi Peta 4 Sistem Proyeksi Peta Indonesia Proyeksi Peta Peta : representasi dua-dimesional dari
Lebih terperinciProyeksi Peta. Tujuan
Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan dapat: Memahami tentang bentuk permukaan bumi Memahami proyeksi dari peta bumi (3D) ke peta topografi
Lebih terperinciJadi huruf B yang memiliki garis kontur yang renggang menunjukkan kemiringan/daerahnya landai.
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.2 1. Kemiringan lereng kontur huruf B seperti pada gambar mempunyai http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/8.2.1.jpg
Lebih terperinciSistem Proyeksi Peta. Arif Basofi PENS 2012
Sistem Proyeksi Peta Arif Basofi PENS 2012 Tujuan Sistem Proyeksi Peta Jenis Proyeksi Peta Pemilihan Proyeksi Peta UTM (Universal Transverse Mercator) Sistem Proyeksi Peta Bentuk bumi berupa ruang 3D yg
Lebih terperinciMateri : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN KOTA Surabaya, 9 24 Agustus 2004 Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
Lebih terperinciBab ini memperkenalkan mengenai proyeksi silinder secara umum dan macam proyeksi silinder yang dipakai di Indonesia.
BAB 7 PENDAHULUAN Diskripsi singkat : Proyeksi Silinder bila bidang proyeksinya adalah silinder, artinya semua titik di atas permukaan bumi diproyeksikan pada bidang silinder yang kemudian didatarkan.
Lebih terperinciProyeksi Stereografi. Proyeksi Stereografi
Proyeksi Stereografi Proyeksi Stereografi Proyeksi Stereografi merupakan salah satu aplikasi dalam geometri yang bisa diartikan sebagai sebuah pemetaan khusus (fungsi) yang memproyeksikan sebuah bola (sphere)
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Abidin, Hasanuddin Z.(2001). Geodesi satelit. Jakarta : Pradnya Paramita.
DAFTAR PUSTAKA 1. Abidin, Hasanuddin Z.(2001). Geodesi satelit. Jakarta : Pradnya Paramita. 2. Abidin, Hasanuddin Z.(2002). Survey Dengan GPS. Cetakan Kedua. Jakarta : Pradnya Paramita. 3. Krakiwsky, E.J.
Lebih terperinciAPA ITU ILMU UKUR TANAH?
APA ITU ILMU UKUR TANAH? Merupakan ilmu, seni dan teknologi untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar. ILMU UKUR TANAH (DEFINISI)
Lebih terperinciPROYEKSI PETA DAN SKALA PETA
PROYEKSI PETA DAN SKALA PETA Proyeksi Peta dan Skala Peta 1. Pengertian Proyeksi peta ialah cara pemindahan lintang/ bujur yang terdapat pada lengkung permukaan bumi ke bidang datar. Ada beberapa ketentuan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA II TRANSFORMASI PROYEKSI DAN DIGITASI ON SCREEN
LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA II TRANSFORMASI PROYEKSI DAN DIGITASI ON SCREEN Disusun oleh : NAMA : NUR SIDIK NIM : 11405244001 HARI : Kamis, 13 MARET 2014 JAM : 08.00 10.00 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS
Lebih terperinciModul 13. Proyeksi Peta MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN. Modul Pengertian Proyeksi Peta
MODUL KULIAH Modul 13-1 Modul 13 Proyeksi Peta 13.1 Pengertian Proyeksi Peta Persoalan ditemui dalam upaya menggambarkan garis yang nampak lurus pada muka lengkungan bumi ke bidang datar peta. Bila cakupan
Lebih terperinciBy. Y. Morsa Said RAMBE
By. Y. Morsa Said RAMBE Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana koordinatkoordinat yang bersangkutan merepresentasikan titik-titik. Jenis sistem koordinat:
Lebih terperinciBENTUK BUMI DAN BIDANG REFERENSI
BENTUK BUMI DAN BIDANG REFERENSI Geoid dan ellipsoida merupakan bidang 2 yang sangat penting didalam Geodesi. Karena masing 2 bidang tersebut merupakan bentuk bumi dalam pengertian fisik dan dalarn pengertian
Lebih terperinciA.Definisi. A.Definisi. Mappa = taplak meja Gambaran konvensional permukaan bumi. yang diperkecil dengan skala
1 2 A.Definisi Mappa = taplak meja Gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala A.Definisi Gambaran/represe ntasi unsur unsur penampakan abstrak yang dipilih dari
Lebih terperinciJudul SKALA DAN PROYEKSI. Mata Pelajaran : Geografi Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Geo.I.03
Judul SKALA DAN PROYEKSI Mata Pelajaran : Geografi Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Geo.I.03 Penulis: Drs. Sutama Penyunting Materi: Drs. Eko Tri Rahardjo, M.Pd. Penyunting Media: Drs. PC. Sutisno DAFTAR
Lebih terperinciA. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta
A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute
Lebih terperinciBab 4 SISTEM PROYEKSI 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI GAMBAR PROYEKSI
Bab 4 SISTEM PROYEKSI Materi : Pengertian proyeksi. Gambar proyeksi. Gambar pandangan tunggal. Gambar pandangan majemuk 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI. Agar dapat menyatakan wujud suatu benda dalam bentuk gambar
Lebih terperinciRESUME PROYEKSI STEREOGRAFI
RESUME PROYEKSI STEREOGRAFI A. Geologi Struktur Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajarai batuan yang mengalami deformasi dan merupakan lapisan bagian atas dari bumi. Kata struktur berasal dari bahasa
Lebih terperinciDr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY
SISTEM-SISTEM KOORDINAT Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Sistem Koordinat Kartesian Dalam sistem koordinat Kartesian, terdapat tiga sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Suatu titik
Lebih terperinciBAB 9: GEOGRAFI PETA DAN PEMETAAN
www.bimbinganalumniui.com 1. Ilmu yang mempelajari pemetaan disebut a. Geomorfologi b. Kartografi c. Hidrologi d. Pedologi e. Oseanografi 2. Gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang dilengkapi dengan
Lebih terperinci4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET
4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET Standar Kompetensi : Peserta didik dapat mengidentifikasi cara menggambar dengan cara: isometri, dimetri, trimetri, prespektif, gambar sket dengan menggunakan tangan, dan
Lebih terperinciSURVEYING (CIV 104) PERTEMUAN 2 : SISTEM SATUAN, ARAH DAN MENENTUKAN POSISI DALAM SURVEYING
SURVEYING (CIV 104) PERTEMUAN 2 : SISTEM SATUAN, ARAH DAN MENENTUKAN POSISI DALAM SURVEYING UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Sistem satuan
Lebih terperinciPEMBAHASAN TRANSFORMASI KEBALIKAN
PEMBAHASAN TRANSFORMASI KEBALIKAN.` Definisi Suatu transformasi yang didasarkan pada fungsi dengan dinamakan transformasi kebalikan. Secara geometric, transformasi akan memetakan titik-titik yang mendekati
Lebih terperinciPROYEKSI STEREOGRAFI DAN PROYEKSI KUTUB
PROYEKSI STEREOGRAFI DAN PROYEKSI KUTUB A. Pengertian Proyeksi Stereografi Proyeksi merupakan metode sebagai penggambaran bentuk tertentu menjadi suatu bentuk lain dengan cara yang tertentu dalam satu
Lebih terperinciDatum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus
Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus 31/03/2015 8:34 Susunan Lapisan Bumi Inside eartth Datum geodetik atau referensi permukaan atau georeferensi adalah parameter sebagai acuan untuk mendefinisikan
Lebih terperinciBerikut ini adalah materi pembelajaran mengenai Proyeksi,Sebagai. salah satu bagian dari materi mata pelajaran Membaca gambar mudahmudahan
PROYEKSI Berikut ini adalah materi pembelajaran mengenai Proyeksi,Sebagai salah satu bagian dari materi mata pelajaran Membaca gambar mudahmudahan ini bisa bermanfaat.salam SMK Bisa!!! 1. Proyeksi Piktorial,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN. Tujuan Pembelajaran Umum (kompetensi) : Mahasiswa memahami gambaran umum perkuliahan dan silabus pemetaan resort
Kode dan Nama Mata Kuliah : MR207/Pemetaan Resort: S1, 4 sks, semester 1 : Pengantar Pemetaan Resort Tujuan Pembelajaran Umum (kompetensi) : Mahasiswa memahami gambaran umum perkuliahan dan silabus pemetaan
Lebih terperinciK NSEP E P D A D SA S R
Mata Kuliah : Sistem Informasi Geografis (SIG) Perikanan. Kode MK : M10A.125 SKS :2 (1-1) KONSEP DASAR DATA GEOSPASIAL OLEH SYAWALUDIN A. HRP, SPi, MSc SISTEM KOORDINAT DATA SPASIAL SUB POKOK BAHASAN 1
Lebih terperinciREKONSTRUKSI/RESTORASI REKONSTRUKSI/RESTORASI. Minggu 9: TAHAPAN ANALISIS CITRA. 1. Rekonstruksi (Destripe) SLC (Scan Line Corrector) off
Minggu 9: TAHAPAN ANALISIS CITRA REKONSTRUKSI/KOREKSI Rekonstruksi/Restorasi Koreksi geometri Mosaik Koreksi radiometri/koreksi topografi TRANSFORMASI Penajaman citra Transformasi spasial/geometri : merubah
Lebih terperinciGEOGRAFI TEKNIK Untuk SMA Kelas XII Sistem KTSP 2013/2014
COVER Page 1 MODUL GEOGRAFI GEOGRAFI TEKNIK Untuk SMA Kelas XII Sistem KTSP 2013/2014 Wahyu Gilang Ramadan, S.Pd SMA BAKTI IDHATA, JAKARTA Jl. Melati, No. 25 Cilandak barat, Cilandak Jakarta Selatan 12260
Lebih terperinciMENGGAMBAR KONSTRUKSI PERSPEKTIF
MENGGAMBAR TEKNIK DASAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI PERSPEKTIF A.20.04 3 2 1 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciPENDALAMAN MATERI KONSEP DASAR PETA
MODUL ONLINE 18.6 INTERPRETASI KENAMPAKAN BUDAYA PADA PETA PENDALAMAN MATERI KONSEP DASAR PETA FERANI MULIANINGSIH PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1 A. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPemetaan. sumberdaya.hayati.laut
MATERI-3 Pemetaan. sumberdaya.hayati.laut Sukandar Abu Bakar Sambah M Arif Zainu Fuad Andik isdianto Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Universitas Brawijaya Malang Parameter untuk pemetaan
Lebih terperinciPUNTIRAN. A. pengertian
PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)
Lebih terperinciKonsep Geodesi untuk Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan
Konsep Geodesi untuk Data Spasial by: Ahmad Syauqi Ahsan Geodesi Menurut definisi klasik dari F.R. Helmert, Geodesi adalah sebuah sains dalam pengukuran dan pemetaan permukaan bumi. Pembahasan tentang
Lebih terperinciProyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif
Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI BAB V PERPETAAN, PENGINDERAAN JAUH, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI BAB V PERPETAAN, PENGINDERAAN JAUH, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Drs. Daryono, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciHANDOUT GAMBAR TEKNIK
HANDOUT GAMBAR TEKNIK SEMESTER I Buku Rujukan : 1. Giesecke F.E. 2001.Gambar Teknik Edisi Ke-11. Jakarta : Erlangga 2. Ostrowsky O.1985. Engineering Drawing for Technicians Volume 1 : Edward Arnold 3.
Lebih terperinciILMU UKUR TANAH II. Jurusan: Survei Dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017
ILMU UKUR TANAH II Jurusan: Survei Dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017 Interval kontur berdasarkan skala dan bentuk medan Skala 1 : 1 000 dan lebih besar 1 : 1 000 s / d 1 : 10
Lebih terperinciStandar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola 2. Menghitung luas selimut dan
Lebih terperinciTATA CARA PEMBERIAN KODE NOMOR URUT WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI
LAMPIRAN Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-28/PJ/2011 tentang : Tata Cara Pemberian Kode Nomor Urut Wilayah Kerja Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi I. PENDAHULUAN TATA CARA PEMBERIAN
Lebih terperinciPertemuan 2 KOORDINAT CARTESIUS
Kalkulus Pertemuan 2 KOORDINAT CARTESIUS Koordinat Cartesius 1 2 3 Jarak y Hitunglah jarak dari A(3,-5) ke B(4,2) A(3,-5) maka x 1 = 3 dan y 1 = -5 B(4,9) maka x 2 = 4 dan y 2 = 2 sehingga d(a, B) = (x
Lebih terperinciPERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS
PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS 6.1. Cara menunjukkan bagian khusus Disamping gambar-gambar yang dihasilkan dengan cara proyeksi orthogonal biasa, terdapat juga cara-cara khusus untuk memperjelas gambar
Lebih terperinciMenguak Misteri Alam dengan Geografi...
Menguak Misteri Alam dengan Geografi... Manusia hidup tidak pernah bisa lepas dari alam. Dari kekayaan alam, kebutuhan manusia terpenuhi. Akan tetapi, melalui alam juga, manusia disadarkan bahwa bencana
Lebih terperinciGEOMETRI ANALITIK BIDANG & RUANG
HANDOUT (BAHAN AJAR) GEOMETRI ANALITIK BIDANG & RUANG Sofyan Mahfudy IAIN Mataram KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kepada Alloh Ta ala yang dengan rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan
Lebih terperinciGEODESI DASAR DAN PEMETAAN
GEODESI DASAR DAN PEMETAAN KONSEP TAHAPAN PEMETAAN 2 PENGOLAHAN DATA PENYAJIAN DATA PENGUMPULAN DATA PETA MUKA BUMI FENOMENA MUKA BUMI INTERPRETASI PETA 1 Sistem Perolehan Data 3 Pengukuran terestrial
Lebih terperinciGAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri
GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI Gambar Teknik i halaman ini sengaja dibiarkan kosong Gambar Teknik ii Daftar Isi Daftar Isi... iii... 1 1 Pendahuluan... 1 2 Sumbu, Garis, dan Bidang Isometri... 2 3 Skala
Lebih terperinciMatematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA
Fungsi Non Linier Diskripsi materi: -Harga ekstrim pada fungsi kuadrat 1 Fungsi non linier FUNGSI LINIER DAPT BERUPA FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA
Lebih terperinciACARA IV MINERALOGI OPTIK PENGAMATAN MINERAL SECARA KONOSKOPIK
ACARA IV MINERALOGI OPTIK I. Pendahuluan Pengamatan secara konoskopik dilakukan sebagai langkah pengamatan lanjut apabila ada mineral-mineral yang tidak dapat/sulit dibedakan dengan menggunakan nikol sejajar
Lebih terperinciO L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I
CAHAYA O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I PETA KONSEP Cahaya Dualisme Cahaya Kelajuan Cahaya
Lebih terperinciBANGUN RUANG BAHAN BELAJAR MANDIRI 5
BAHAN BELAJAR MANIRI 5 BANGUN RUANG PENAHULUAN untuk membantu calon guru dan guru Sekolah dasar dalam memahami konsep geometri bangun ruang, bidang empat (limas), bidang enam (prisma), dan bangun ruang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PETA 2.1.1. Pengertian peta Peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-unsur (fatures) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PENGGUNAAN PETA ( GET 1292 ) ACARA VI LUAS DAN VOLUME
LAPORAN PRAKTIKUM PENGGUNAAN PETA ( GET 1292 ) ACARA VI LUAS DAN VOLUME Disusun oleh : Nama : Fredi Satya Candra Rosaji NIM : 06/195475/GE/5932 Hari, jam : Selasa, 11:00-13:00WIB Asisten: 1. Ety Nurhasana
Lebih terperinciMODUL 8 FUNGSI LINGKARAN & ELLIPS
MODUL 8 FUNGSI LINGKARAN & ELLIPS 8.1. LINGKARAN A. PERSAMAAN LINGKARAN DENGAN PUSAT PADA TITIK ASAL DAN JARI-JARI R Persamaan lingkaran dengan pusat (0,0) dan jari jari R adalah : x 2 + y 2 = R 2 B. PERSAMAAN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI II.1 Sistem referensi koordinat
BAB II DASAR TEORI Pada bab II ini akan dibahas dasar teori mengenai sistem referensi koordinat, sistem koordinat dan proyeksi peta, yang terkait dengan masalah penentuan posisi geodetik. Selain itu akan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN Sudarto, Sativandi Riza & Yosi Andika PSISDL
SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN Sudarto, Sativandi Riza & Yosi Andika PSISDL OUTLINE Proyeksi Sistem Koordinat Datums Contoh-Contoh Proyeksi Cara Proyeksi di Arcmap Cara Proyeksi data set Skala Peta
Lebih terperincimatematika KTSP & K-13 GARIS SINGGUNG LINGKARAN K e a s A. Definisi Garis Singgung Lingkaran Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-3 matematika K e l a s XI GARIS SINGGUNG LINGKARAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi garis singgung lingkaran..
Lebih terperinciMENGGAMBAR PROYEKSI BENDA
MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA A. MENGGAMBAR PROYEKSI Proyeksi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara menggambarkan penglihatan mata kita dari suatu benda tiga dimensi kedalam kertas gambar secara dua dimensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum pembahasan mengenai irisan bidang datar dengan tabung lingkaran tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. A. Matriks Matriks adalah himpunan skalar (bilangan
Lebih terperinciJARING-JARING BANGUN RUANG
BAHAN BELAJAR MANDIRI 6 JARING-JARING BANGUN RUANG PENDAHULUAN Bahan Belajar mandiri 6 mempelajari tentang Jaring-jaring Bangun ruang : maksudnya jika bangun ruang seperti kubus, balok, kerucut dan yang
Lebih terperinciFisika Optis & Gelombang
Fisika Optis & Gelombang Bayangan oleh Cermin Datar Sumber cahaya O Jarak sumber cahaya ke cermin = p = jarak obyek Bayangan obyek = I Jarak bayangan ke cermin = = jarak bayangan 2 Obyek P dengan tinggi
Lebih terperinci5.1 KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR
KONSTRUKSI GEOMETRI Unsur-unsur geometri sering digunakan seorang juru gambar atau ahli gambar teknik untuk menggambar konstruksi mesin. Unsurunsur goemetri yang dimaksudkan ini adalah busur-busur, lingkaran,
Lebih terperinciBab 3 Medan Listrik. A. Pendahuluan
Bab 3 Medan Listrik A. Pendahuluan Pada pokok bahasan ini, akan disajikan tentang medan listrik, baik konsep maupun cara memperolehnya dari beragam distribusi muatan, baik distribusi muatan diskrit (sistem
Lebih terperinciPersamaan Lingkaran. Pusat Jari-jari Pusat. Jari-jari Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran. Persamaan Lingkaran
2. 5. Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran. Persamaan Lingkaran Persamaan Lingkaran () () Bentuk Umum 0 dibagi (2) Pusat Jari-jari Pusat (,), Jumlah kuadrat pusat dikurangi Jari-jari
Lebih terperinciD. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI
D. GEOMETRI 1. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat memahami dan dapat menjelaskan unsur-unsur geometri, hubungan titik, garis dan bidang; sudut; melukis bangun geometri; segibanyak;
Lebih terperinciMenggambar Teknik & CAD
MODUL PERKULIAHAN Menggambar Teknik & CAD Proyeksi (2) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Industri 06 MK16067 Abstract Modul ini meliputi penjelasan mengenai pengertian
Lebih terperinciGaris Singgung Lingkaran
1 KEGIATAN BELAJAR 8 Garis Singgung Lingkaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 8 ini, mahasiswa diharapkan mampu menentukan persamaan garis singgung lingkaran dan kuasa lingkaran. Pernahkah Anda memperhatikan
Lebih terperinci4.4. KERAPATAN FLUKS LISTRIK
4.4. KERAPATAN FLUKS LISTRIK Misalkan D adalah suatu medan vektor baru yang tidak bergantung pada medium dan didefinisikan oleh Didefinisikan fluks listrik dalam D sebagai Dalam satuan SI, satu garis fluks
Lebih terperinciPROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN
PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN Proyeksi isometri(k) dapat digolongkan sebagai gambar piktorial. Ketiga bidang pada sebuah objek 3D digambar dan tampak jelas. Dimensi objek gambar pun dapat diukur langsung
Lebih terperinciLINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran
LINGKARAN Persamaan Persamaan garis singgung lingkaran Persamaan lingkaran berpusat di (0, 0) dan (a, b) Kedudukan titik dan garis terhadap lingkaran Merumuskan persamaan garis singgung yang melalui suatu
Lebih terperinciPEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita
PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA Nama : Lukman Santoso NPM : 240110090123 Tanggal / Jam Asisten : 17 November 2009/ 15.00-16.00 WIB : Dini Kurniati TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya
BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA Tujuan Pembelajaran Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya A. Pendahuluan Istilah tabung, kerucut, dan bola di sini adalah istilah-istilah
Lebih terperinciFORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA
FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA A. Perlengkapan Gambar 1. Drawing Pen ukuran 0,3 dan 0,5 mm 2. Maal 3 mm 3. Penggaris /
Lebih terperinciBAB IV ANALISA KECEPATAN
BAB IV ANALISA KECEPATAN PUSAT SESAAT Pusat sesaat adalah : - sebuah titik dalam suatu benda dimana benda lain berputar terhadapnya. - Sebuah titik sekutu yang terletak pada 2 buah benda yang mempunyai
Lebih terperinci14 Menghitung Volume Bangun Ruang
14 Menghitung Volume Bangun Ruang Pengetahuan kita tentang lingkaran berguna bagi kita dalam memahami bola dan bangun ruang lainnya yang mempunyai penampang lingkaran, seperti elipsoida, silinder, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah
I PENDHULUN. Latar elakang Geometri (daribahasayunani, geo = bumi, metria = pengukuran) secaraharfiah berarti pengukuran tentang bumi, adalahcabangdarimatematika yang mempelajari hubungan di dalamruang.
Lebih terperinciGerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb:
Gerak Jatuh Bebas Gerak jatuh bebas adalah gerak yang timbul akibat adanya gaya gravitasi dan benda tidak berada dalam kesetimbangan. Artinya benda terlepas dan tidak ditopang oleh apapun dari segala sisi.
Lebih terperinciMENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB
MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB A. Gerak Semu Benda Langit Bumi kita berputar seperti gasing. Ketika Bumi berputar pada sumbu putarnya maka hal ini dinamakan
Lebih terperinciSILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN
SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN 1. Mata Kuliah / Kode : Geometri Analitik/ PMK 708 2. Jumlah SKS : 3 SKS 3. Jurusan / Program Studi : TMIPA / Tadris Matematika 4. Tujuan
Lebih terperinciANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.
PEMBERIAN UKURAN ANGKA UKUR Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. ANGKA UKUR Jika angka ukur ditempatkan
Lebih terperinciMENGGAMBAR PROYEKSI AKSONOMETRI
MENGGAMBAR TEKNIK DASAR MENGGAMBAR PROYEKSI AKSONOMETRI A.20.03 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciBola dan bidang Rata
1 KEGIATAN BELAJAR 9 Bola dan Bidang Rata Setelah mempelajari kegiatan belajar 9 ini, mahasiswa diharapkan mampu menentukan persamaan bidang singgung bola dan titik kuasa bola. Pernahkah Anda memperhatikan
Lebih terperinciTATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )
TATA KOORDINAT BENDA LANGIT Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah (4201412051) 2. Winda Yulia Sari (4201412094) 3. Yoga Pratama (42014120) 1 bintang-bintang nampak beredar dilangit karena bumi berotasi. Jika
Lebih terperinciKONSEP GEODESI UNTUK DATA SPASIAL
BAB VI KONSEP GEODESI UNTUK DATA SPASIAL 6.1. PENDAHULUAN Objek memiliki properties geometric (seperti jalan, sungai, batas-batas pulau, dll) yang disebut sebagai objek spasial, dalam SIG objek-objek tersebut
Lebih terperinciMENGGAMBAR PERSPEKTIF
BAB III MENGGAMBAR PERSPEKTIF Standar Kompetensi : Menerapkan Prinsip-prinsip seni grafis dalam desain komunikasi visual untuk MM Kompetensi Dasar : Menggambar Perspektif Materi Pembelajaran : Teknik menggambar
Lebih terperinciUJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Geografi Tanggal : 07 Juni 2009 Kode Soal : 130 www.onlineschools.name 48. Perbedaan yang mendasar antara cuaca dan iklim ditentukan oleh A. temperatur udara
Lebih terperinciGARIS KONTUR SIFAT DAN INTERPOLASINYA
U +1000-2000 1300 1250 1200 1150 1100 1065 0 1050 1000 950 900 BAB XIII GARIS KONTUR SIFAT DAN INTERPOLASINYA Garis kontur (contour-line) adalah garis khayal pada peta yang menghubungkan titik-titik dengan
Lebih terperinciDefinisi, notasi, glossary. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS. Kode Nama Mata Kuliah 1
1.7.1. Definisi, notasi, simbol, dan glossary Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Kode Nama Mata Kuliah 1 Pengantar Pengantar kesalahan dalam penggunaan kalimat-kalimat dalam ilmu ukur tanah seringkali
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Sebelum peneliti membahas tentang landasan teori, peneliti
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sebelum peneliti membahas tentang landasan teori, peneliti terlebih dahulu akan membahas kajian pustaka. Dalam kajian pustaka ini membahas tentang
Lebih terperinciBab II TEORI DASAR. Suatu batas daerah dikatakan jelas dan tegas jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
Bab II TEORI DASAR 2.1 Batas Daerah A. Konsep Batas Daerah batas daerah adalah garis pemisah wilayah penyelenggaraan kewenangan suatu daerah dengan daerah lain. Batas daerah administrasi adalah wilayah
Lebih terperinci: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu
Al-daqaiq al-tamkiniyyah (Ar.) : Tenggang waktu yang diperlukan oleh Matahari sejak piringan atasnya menyentuh ufuk hakiki sampai terlepas dari ufuk mar i Altitude (ing) Bayang Asar Bujur tempat Deklinasi
Lebih terperinciMODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA
1 MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA Sumber: www.google.co.id Gambar 6. 6 Benda berbentuk lingkaran dan bola Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai benda-benda yang berbentuk bola maupun lingkaran.
Lebih terperinciTeknik Informatika UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU. Hari Aspriyono, S.Kom
Teknik Informatika UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU Hari Aspriyono, S.Kom Nama : Hari Aspriyono, S.Kom E-Mail : hari.aspriyono@gmail.com Hp : 081373297985 Absen : 10% Tugas : 20% UTS : 30% UAS : 40% Total
Lebih terperinciPendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Pendahuluan 1.1 Latar elakang Geometri datar, merupakan studi tentang titik, garis, sudut, dan bangun-bangun geometri yang terletak pada sebuah bidang datar. erbagai mekanisme peralatan dalam kehidupan
Lebih terperinciBab 4 Hukum Gauss. A. Pendahuluan
Bab 4 Hukum Gauss A. Pendahuluan Pada pokok bahasan ini, disajikan tentang hukum Gauss yang memberikan fluks medan listrik yang melewati suatu permukaan tertutup yang melingkupi suatu distribusi muatan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Pokok bahasan pada materi Gambar 3 Dimensi meliputi definisi, macam-macam gambar 3 Dimensi, dan teknik-teknik pembuatan gambar 3 Dimensi.
II. GAMBAR 3 DIMENSI PENDAHULUAN Pokok bahasan pada materi Gambar 3 Dimensi meliputi definisi, macam-macam gambar 3 Dimensi, dan teknik-teknik pembuatan gambar 3 Dimensi. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah
Lebih terperinciBab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR.
Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS Materi : Konstruksi-konstruksi dasar. Garis-garis lengkung. Gambar proyeksi. Gambar pandangan tunggal. Proyeksi ortogonal (gambar pandangan majemuk). 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI
Lebih terperinciBAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG
BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Peta Konsep Bangun Ruang sisi Lengkung jenis Tabung Kerucut Bola untuk menentukan Unsur dan jaring-jaring Luas permukaan Volume untuk Merumuskan hubungan volume dengan
Lebih terperinci