TUGAS MAKALAH PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA LABORATORIUM NAMA : NURLAILATUL KHAIRIAH : 51402A0027

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS MAKALAH PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA LABORATORIUM NAMA : NURLAILATUL KHAIRIAH : 51402A0027"

Transkripsi

1 TUGAS MAKALAH PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA LABORATORIUM NAMA : NURLAILATUL KHAIRIAH NIM : 51402A0027

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan laboratorium berperan sangat penting terutama dalam bidang pendidikan. Laboratorium dalam pendidikan berfungsi untuk meningkatkan serta mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. Laboratorium menjadi ruang bagi para siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan berbagai alat dan bahan dalam mengobservasi dan membuktikan sendiri teori yang telah dipelajarinya. Sedangkan bagi para guru, laboratorium dapat menjadi sumber belajar dalam menyampaikan materinya agar lebih dimengerti dan dipahami oleh para peserta didik. Laboratorium berkaitan hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), contohnya adalah ilmu Fisika. Ilmu Fisika merupakan dasar dari disiplin ilmu eksakta yang didasarkan atas eksperimen sehingga hubungannya antara praktek dan teori sangat erat. Tujuan pembelajaran Fisika yang dengan banyak variasi dapat digali dan dikembangkan di Laboratorium sekaligus sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran Fisika secara praktek yang memerlukan peralatan dan bahan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas agar dapat berlangsung dengan baik. Kegiatan di laboratorium idealnya berpatokan pada Standar Operasional Prosedur (SOP) laboratorium. Standar Operasional Prosedur laboratorium memuat aturan yang meliputi kegiatan sebelum praktik, saat praktik, setelah praktik dan peraturan umum lainnya. Standar Operasional Prosedur laboratorium diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan dan penyalahgunaan lainnya. Belakangan ini sering dijumpai kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan kegiatan praktikum dan bahkan urusan peminjaman dan pengembalian alat laboratorium, contohnya yaitu saat melakukan praktikum para laboran umumnya kurang hati-hati atau kurang konsentrasi, sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Apabila para pengguna labor

3 memahami dan menerapkan peraturan penggunaan dan pengelolaan laboratorium yang tercantum dalam Standar Operasional. Prosedur (SOP) tentunya segala kegiatan yang berhubungan dengan laboratorium akan berjalan dengan baik Standar Operasional Prosedur adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. Standar Operasional Prosedur fungsinya begitu penting dalam mendorong efektivitas serta optimalisasi pembelajaran. Standar Operasional Prosedur diperlukan sebagai standar kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Fisika dalam praktiknya tidak terdapat banyak bahaya yang potensial bagi keselamatan praktikan. Bahaya yang mungkin terjadi adalah bahaya dari instrumen listrik, mekanik dan optik, namun dalam hal ini Standar Operasional Prosedur tetap harus diterapkan agar terhindar dari kecelakaan kerja yang mungkin dapat terjadi saat di laboratorium. Oleh karena itu aturan yang ada dalam Standar Operasional Prosedur semestinya dapat menjadi patokan dan acuan dalam bekerja di laboratorium. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : 1. Apa pengertian Standar Operasional Prosedur laboratorium? 2. Bagaimana fungsi Standar Operasional Prosedur laboratorium? 3. Apa tujuan adanya Standar Operasional Prosedur laboratorium? 4. Apa saja Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium? 5. Bagaimana panduan menjaga keselamatan dalam penggunaan peralatan laboratorium? 6. Bagaimana standar operasional prosedur peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana laboratorium? 1.3 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pengelolaan laboratorium fisika. Selain itu makalah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami pengertian Standar Operasional Prosedur laboratorium, memahami fungsi Standar Operasional Prosedur laboratorium, mengetahui tujuan adanya Standar Operasional Prosedur

4 laboratorium, menerapkan Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Standar Operasional Prosedur Standar operasional prosedur laboratorium adalah aturan, tata cara atau pedoman yang mencakup perihal bagaimana setiap pengguna laboratorium harus bersikap selama menjalankan kegiatan di laboratorium, dan juga digunakan sebagai suatu sarana untuk menciptakan kondisi dan sistem kerja yang efektif.

5 Pengertian standar operasional prosedur menurut Dirmania (2006), yaitu: 1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi; 2. SOP merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu 2.2 Fungsi Standar Operasional Prosedur Bekerja di Laboratorium Standar operasional prosedur memiliki peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan di laboratorium. Salah satu peran SOP adalah mengatur segala sesuatu yang harus dilakukan selama jalannya praktik. Terdapat peran atau fungsi lain SOP lain, seperti menurut Mustafa (2011), yaitu: 1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim atau unit kerja; 2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan. 3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak. 4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja; 5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin. Standar operasional kerja di laboratorium sangat berperan penting dalam memperlancar tugas, karena dengan standar kerja yang ada pekerjaanpekerjaan yang di laboratorium menjadi lebih teratur dan baik, jika pekerjaan sudah teratur tentunya semua tugas menjadi lebih mudah untuk dijalankan. 6. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan Dasar hukum di laboratorium menjadi hal yang sangat penting karena saat bekerja di laboratorium tidak jarang terjadi penyimpangan. Penyimpangan yang terjadi dapat bersifat ringan atau berat, dengan adanya dasar hukum tentu penyimpangan dapat di minimalisir. Dasar hukum dalam laboratorium dapat mengacu pada standar kerja di laboratorium. 7. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak Menjalankan kegiatan di laboratorium tentunya para laboran akan menemukan berbagai macam hambatan. Hambatan akan mudah dilacak, diketahui dan diatasi jika ada standar operasional kerja di laboratorium, sehingga para laboran dapat mengatasi hambatan-hambatan pada saat bekerja.

6 8. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja Permasalahan kedisiplinan tentu menjadi hal yang sangat sulit diterapkan apalagi dalam laboratorium, bukan hanya para laboran yang harus memiliki kedisiplinan dalam bekerja tetapi petugas dan pegawai labor pun juga harus disiplin. Oleh karena itu adanya standar operasional kerja dapat membantu menciptakan kedisiplinan yang lebih baik. 9. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin. Semua peraturan atau petunjuk yang dilakukan di laboratorium terdapat dalam standar operasional kerja. Begitu juga dengan pekerjaan rutin yang dilaksanakan di laboratorium. Pekerjaan rutin berupa pekerjaan yang sering dilakukan. Praktikum merupakan salah satu contoh pekerjaan yang sering dan rutin dilakukan dalam laboratorium. Semua kegiatan praktikum harus berpedoman pada standar operasional kerja. 2.3 Tujuan Standar Operasional Prosedur Saat Bekerja di Laboratorium Dirmania (2006) menyatakan bahwa tujuan adanya Standar Operasinal Prosedur saat bekerja di laboratorium antara lain : 1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja Standar operasional kerja dapat membantu petugas dan pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja dalam menjalankan tugasnya di laboratorium dengan baik. Pekerjaan yang baik dapat pula mewujudkan konsistensi. Oleh karena itu secara tidak langsung SOP dapat menjaga konsistensi dan tingkat kinerja para pegawai. 2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi Struktur organisasi telah diatur dalam standar operasional kerja, dengan adanya aturan tersebut lebih jelas siapa dan bagaiman perannya dalam laboratorium. Hal tersebut dimaksudakan agar peran yang sudah diberikan dapat dipertanggung jawabkan dengan sebaik-baiknya oleh tiap pegawai dan tiap tingkatan organisasi.

7 3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait Tugas dan wewenang para pegawai terkadang tidak dijalankan secara maksimal, dengan adanya aturan-aturan dalam SOP diharapkan para pegawai akan lebih paham dan juga lebih menyadari apa tugasnya. Jika para pegawai tetap saja belum melakukannya dengan baik tentu ada pula dasar hukum yang juga tertulis di SOP yang akan bertindak seperti yang telah dijelaskan dalam fungsi SOP. 4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya Saat ini sering muncul kasus yang berkaitan dengan human error. Inti dari kasus ini adalah kesalahan bersumber dari praktikan yang tidak mematuhi standar operasional kerja. Orang yang berkaitan termasuk didalamnya adalah pegawai. Pegawai berpotensi melakukan kesalahan yang cukup berarti. Maka dari itu SOP memiliki peranan yang sangat penting dalam melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya. 5. Menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi Standar operasional kerja memuat hal-hal yang cukup berpengaruh dalam menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi. Salah satu contoh terkait inefisiensi bahan yang digunakan, contoh nyatanya adalah penggunaan klorin yang telah diatur berapa takaran penggunaan setiap kali kegiatan praktikum dalam laboratorium. 2.4 Standar Operasional Prosedur Laboratorium Halide (2008: 7-12) mengatakan bahwa Standar Operasional Prosedur bekerja di laboratorium berpedoman pada UU Nomor:20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,UU RI Nomor:14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,PP Nomor:19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Kepmendiknas Nomor 132/D/0/2008.

8 Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium meliputi: a. Sebelum praktik Halide (2008: 6-7) menyatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan praktik di laboratorium antara lain: 1. Ketua Program Studi bersama dengan Kepala laboratorium, teknisi dan analis/laboran mengadakan rapat membahas kesiapan kegiatan praktik dua pekan sebelum kegiatan tersebut mahasiswa dilakukan; 2. Kepala Laboratorium bersama dengan teknisi/laboran mengecek kesiapan dan kelayakan alat yang akan digunakan satu pekan sebelum kegiatan praktikum dimulai; 3. Kepala dan penanggungjawab laboratorium mengecek kesiapan jobsheet masing- masing laboratorium; 4. Laboran menyerahkan daftar catatan alat kepada mahasiswa/dosen untuk di isi alat apa saja yang akan dipinjam; 5. Laboran menyerahkan alat kepada ketua dan anggota kelompok mahasiswa/dosen; 6. Mahasiswa (ketua kelompok)/dosen bersama dengan teknisi/ analis/laboran bersama-sama mengecek kelayakan alat yang dipinjam; 7. Jika terjadi ketidaklayakan, alat akan dikembalikan kepada laboran/teknisi dan dicatat dalam buku kerusakan alat; 8. Dosen penanggung jawab diwajibkan mengisi Berita Acara Praktikum yang diketahui oleh penanggung jawab laboratorium sebelum melakukan praktikum. b. Selama praktik Menurut Halide (2008: 7) selama melakukan praktikum terdapat hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya : 1. Sebelum masuk praktik mahasiswa harus menggunakan jas praktik sesuai dengan ketentuan dan tidak membawa tas masuk ke laboratorium; 2. Mahasiswa harus mengisi buku daftar hadir yang telah disiapkan mulai jam praktik sampai dengan selesainya praktik;

9 3. Dosen menjelaskan cara penggunaan alat kepada mahasiswa praktikan baik yang standar maupun yang dipinjam sesuai dengan fungsinya; 4. Mahasiswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktik dan diamati oleh dosen pembimbing (jobsheet). c. Selesai praktik Halide (2008: 7) menyatakan setelah selesai melakukan praktik terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Mahasiswa membersihkan alat yang telah digunakan dan mengembalikannya kepada teknisi/laboran; 2. Teknisi/Laboran memeriksa kelayakan alat jika rusak/hilang maka teknisi/laboran mencatat sebagai alat yang ditinggalkan dan harus diganti oleh peminjam. d. Peraturan-peraturan lain Halide (2008: 7-8) menyatakan bahwa peraturan-peraturan lain yang perlu diperhatikan saat berada di laboratorium adalah: 1. Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, mahasiswa harus memahami petunjuk penggunaan alat itu, sesuai dengan petunjuk penggunaan yang diberikan atau disampaikan oleh penanggung jawab praktikum; 2. Mahasiswa harus memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat; 3. Mahasiswa harus memahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan menggunakan alat-alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum diluar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan; 4. Mahasiswa harus memahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum serta menggunakan alat-alat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya;

10 5. Menggunakan alat praktikum diluar rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan; 6. Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman dari benda/logam tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut; 7. Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan. 2.5 Panduan Umum Keselamatan Penggunaan Peralatan Laboratorium Halide (2008: 9-10) menjelaskan tentang panduan umum keselamatan dalam menggunakan alat di laboratorium, yang meliputi: a. Keselamatan Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi seluruh praktikan dan penanggung jawab praktikum yang bersangkutan.dengan demikian, kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu mewujudkan praktikum yang aman. b. Bahaya listrik Panduan umum keselamatan dari bahaya listrik di peralatan yang ada laboratorium diantaranya adalah: 1. Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit breaker) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten/penanggungjawab praktikum; 2. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan listrik) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll; 3. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau orang lain; 4. Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya keringat atau sisa air wudhu;

11 5. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum. Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi: a. Jangan panik; b. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masingmasing dan di meja praktikan yang tersengat arus listrik; c. Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik; d. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang yang ada di sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik. c. Bahaya api atau panas berlebih Berikut adalah panduan umum agar terhindar dari bahaya api atau panas berlebih di laboratorium 1. Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) kedalam ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum; 2. Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas yang berlebihan; 3. Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas berlebih pada diri sendiri atau orang lain; 4. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas praktikum; 5. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau panas berlebih, yaitu : a. Jangan panik; b. Beritahukan dan minta bantuan asisten/penanggungjawab praktikum, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih; c. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja praktikum masing-masing; d. Menjauh dari ruang praktikum. d. Bahaya Benda Tajam dan Logam Bahaya benda tajam di laboratorium memang sangat fatal. Berikut adalah panduannya agar terhindar dari bahaya tersebut, antara lain : 1. Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan;

12 2. Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang, dll; 3. Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai; 4. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang lain. e. Panduan umum lain Berikut adalah panduan umum lain yang ada di laboratorium, yaitu : 1. Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum dan sekitar area ruang praktikum; 2. Dilarang merokok di dalam ruang praktikum. 2.6 Standar Operasional Prosedur Peminjaman Alat/Barang/Sarana dan Prasarana Laboratorium Halide (2008: 11-12) menyatakan bahwa terdapat Standar Operasional Prosedur mengenai tata cara peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana di laboratorium. 1. Tujuan Standar Operasiional Prosedur peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Laboratorium dalam hal pertanggung jawabannya dipegang oleh Kepala Laboratorium dan dibantu oleh masingmasing Penanggungjawab Laboratorium. Standar Operasional Prosedur ini ditujukan untuk menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan dalam meminjam inventaris alat/barang/sarana dan prasarana di bawah pertanggungjawaban Kepala Laboratorium dan Penanggungjawab Laboratorium yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan. 2. Prosedur Prosedur peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana ini meliputi kegiatan-kegiatan: a. Pengajuan surat permohonan peminjaman Alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki dan menjadi tanggungjawab Kepala laboratorium dan Penanggungjawab laboratorium, pada dasarnya dapat dipergunakan oleh semua sivitas akademika. Oleh

13 karena itu semua sivitas akademika yang ingin mempergunakan alat/barang/sarana dan prasarana yang menjadi tanggung jawab Kepala laboratorium dan Penanggungjawab laboratorium tersebut, haruslah mengajukan permohonan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana tersebut yang ditujukan kepada Kepala laboratorium. Surat permohonan pinjaman berisi nama peminjam, jabatan peminjam, bagian peminjam, alamat peminjam (alamat kampus, ruang), keperluan pinjaman (acara, waktu dan tempat), lama peminjaman, serta nama barang yang akan dipinjam dan jumlahnya. b. Pengesahan permohonan pinjaman Beberapa tahap pengesahan permohonan pinjaman di laboratorium diantaranya adalah: a. Alat/barang/sarana dan prasarana milik laboratorium yang akan dipinjam tersebut, setelah melalui tahap pertama yaitu pengajuan surat permohonan pinjaman yang ditujukan kepada Penanggungjawab laboratorium akan segera ditindak lanjuti; b. Penanggungjawab laboratorium akan memeriksa kebenaran surat permohonan pinjaman tersebut dan Penanggungjawab laboratorium mempunyai hak kuasa penuh untuk menerima dan menolak setiap surat permohonan pinjaman yang masuk terutama melihat kepentingan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana, dan diketahui oleh Kepala laboratorium. Namun selama permohonan peminjaman tersebut untuk keperluan kegiatan bukan untuk kepentingan pribadi, maka permohonan peminjaman tersebut akan diterima; c. Pemohon yang tertulis dalam surat permohonan peminjaman menjadi penanggungjawab terhadap alat/barang/sarana dan prasarana yang dipinjamnya; c. Pengisian surat pinjaman Tahapan ketiga adalah pengisian surat pinjaman bagi yang surat permohonan pinjaman telah diperiksa dan disetujui oleh penanggungjawab laboratorium dan diketahui oleh Kepala laboratorium. d. Penyerahan pinjaman dan pengecekan awal

14 Setelah pemohon/peminjam mengisi surat bukti peminjaman maka langkah selanjutnya adalah menerima alat/barang/sarana dan prasarana yang dipinjam tersebut dan melakukan pengecekan awal terhadap semua barang yang dipinjam. Pemohon kemudian dapat mempergunakan alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut untuk keperluan yang dimaksud dan bertanggungjawab penuh terhadap alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut. e. Pengembalian pinjaman dan pengecekan akhir Berikut adalah beberapa tahap pengembalian pinjaman dan pengecekan akhir dilaboratorium: 1. Tahapan kelima adalah setelah selesai mempergunakan alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut, maka pemohon pinjaman harus segera mengembalikan alat barang/sarana dan prasarana tersebut dan melakukan pengecekan akhir terhadap semua barang pinjaman tersebut harus sesuai dengan kondisi awal pada saat barang tersebut dipinjam; 2. Jika ternyata pada saat pengembalian, alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut dinyatakan rusak, maka pemohon pinjaman harus bertanggungjawab terhadap alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut dan harus menggantinya. f. Pengisian surat pengembalian Tahapan pengisian surat pengembalian di laboratorium adalah sebagai berikut: 1. Tahapan keenam yang merupakan tahapan terakhir adalah pemohon harus mengisi tanggal pengembalian alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut; 2. Setelah pemohon mengisi tanggal pengembalian, maka proses peminjaman ini dinyatakan selesai. g. Ketentuan peminjaman bagi pihak luar Peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana bagi pihak di luar sivitas akademika juga mengikuti prosedur yang sama yang disebutkan pada poin-poin di atas. Selain ketentuan-ketentuan tersebut, ada ketentuan tambahan yang harus dipenuhi yaitu: 1. Peminjam harus menitipkan kartu tanda pengenal atau sejenisnya;

15 2. Peminjam dikenakan biaya sewa, yang harganya sesuai dengan jenis barang yang dipinjam. Adapun harganya akan ditentukan sesuai dengan kesepakatan pengelola laboratorium. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Standar Operasional Prosedur adalah merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. Standar Operasional Prosedur berfungsi untuk memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim atau unit kerja, sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan, mengetahui dengan jelas hambatan-hambatan yang diperoleh dan mudah dilacak, mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja, dan sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin. Tujuan Standar Operasional Prosedur adalah agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja, mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiaptiap posisi dalam organisasi, memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait, melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya, serta menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi. 3.2 Saran Berdasarkan uraian pada makalah ini, kami selaku tim penyusun menyarankan kepada pembaca agar memahami dan menerapkan peraturan atau Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium. Setelah

16 mengetahui fungsi, tujuan Standar Operasional Kerja di Laboratorim, pembaca hendaknya menyadari pentingnya Standar Operasional Prosedur untuk dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar menjamin keselamatan dan menghindarkan para laboran dari kecelakaan kerja saat melakukan praktikum. Hal ini juga harus dilakukan agar terciptanya kondisi kedisiplinan yang ideal di laboratorium dan penggunanya.

STANDARD OPERATING PROCEDURES LABORATORIUM UNIVERSITAS FAJAR

STANDARD OPERATING PROCEDURES LABORATORIUM UNIVERSITAS FAJAR SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS FAJAR Nomor : 007/SENAT-UNIFA/IX/2008 Tentang STANDARD OPERATING PROCEDURES LABORATORIUM UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR 2008 VISI DAN MISI LABORATORIUM VISI Menjadikan Laboratorium

Lebih terperinci

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO Doc. No : BO 4.EL-18 Page : 1 of 1 I. VISI Menjadi Laboratorium Teknik Elektro yang mampu mendukung pengembangan penelitian dan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkompeten di Bidang Teknik Elektro

Lebih terperinci

1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum.

1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum. Contoh Prosedur Peminjaman Alat/Laboratorium 1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum. 2. Setiap mahasiswa yang melakukan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM Disusun oleh : Tim Laboratorium Teknik Elektro UNISKA

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER LABORATORIUM TELEMATIKA PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ERGONOMI II

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ERGONOMI II BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ERGONOMI II PROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ERGONOMI II SEMESTER III TIM PENYUSUN :

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN LABORATORIUM KIMIA DAN BIOKIMIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) RUANG LINGKUP LABORATORIUM

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN LABORATORIUM KIMIA DAN BIOKIMIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) RUANG LINGKUP LABORATORIUM RUANG LINGKUP LABORATORIUM Fungsi Pengertian Tugas dan Tanggung Jawab Wadah untuk melakukan praktik atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan di lingkungan Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PEMINJAMAN PERALATAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PEMINJAMAN PERALATAN Halaman 1/6 (SOP) PEMINJAMAN PERALATAN Halaman 2/6 PROSEDUR PEMINJAMAN PERALATAN I. TUJUAN Prosedur Peminjaman Alat / Barang / Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Program studi Teknik Informatika baik

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

TONGGIROH, ST. MT JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER,

TONGGIROH, ST. MT JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER, PEDOMAN OPERASIONAL LABORATORIUM KIMIA Dr. ADI TONGGIROH, ST. MT JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER, 2014 Tujuan 1. Memberikan acuan bagi mahasiswa, dosen, asisten

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) LAYANAN LABORATORIUM

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) LAYANAN LABORATORIUM UNIVERSITAS LAMPUNG LAYANAN LABORATORIUM 1. TUJUAN : Untuk memberikan panduan proses penggunaan laboratorium untuk keperluan layanan praktikum, penelitian/pengabdian kepada masyarakat dan jasa/analisis/produksi

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Lebih terperinci

TUJUAN FUNGSI DEFINISI RUANG LINGKUP URAIAN PROSEDUR I. Tata Tertib Laboratorium Tidak Boleh Mengikuti Praktikum

TUJUAN FUNGSI DEFINISI RUANG LINGKUP URAIAN PROSEDUR I. Tata Tertib Laboratorium Tidak Boleh Mengikuti Praktikum TUJUAN SOP ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai : Pengelolaan laboratorium guna memaksimalkan kegunaan dari laboratorium beserta semua sumber daya tan dada didalamnya, sehingga dapat membantu

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROSEDUR (SOP) LAYANAN LABORATORIUM ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

STANDARD OPERATING PROSEDUR (SOP) LAYANAN LABORATORIUM ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Standard Operating Prosedur (SOP) Laboratorium Ilmu Komunikasi Kode/ No: Tanggal: Revisi Ke: Jumlah Hal:. STANDARD OPERATING PROSEDUR

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LAYANAN LABORATORIUM E-GOVERNMENT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LAYANAN LABORATORIUM E-GOVERNMENT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Standard Operating Prosedur (SOP) Laboratorium E-Government Kode/ No: SOP/FISIP/10 Tanggal: 10 Februari 2016 Revisi Ke: 1 Jumlah

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA. Peminjaman Dan Pengembalian Alat Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

INSTRUKSI KERJA. Peminjaman Dan Pengembalian Alat Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri INSTRUKSI KERJA Peminjaman Dan Pengembalian Alat Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 i ii DAFTAR ISI Halaman Sampul...i Lembar

Lebih terperinci

LAYANAN PBM LABORATORIUM M. Bruri Triyono (Pelatihan Tenaga Teknisi PT/SMK)

LAYANAN PBM LABORATORIUM M. Bruri Triyono (Pelatihan Tenaga Teknisi PT/SMK) 1 LAYANAN PBM LABORATORIUM M. Bruri Triyono (Pelatihan Tenaga Teknisi PT/SMK) Mata diklat Layanan Proses Belajar Mengajar (PBM) secara umum berisi tugas dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan oleh tenaga

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

Bagian : NOC - BAPSI Dibuat oleh : Missa Lamsani PROSEDUR. Direvisi oleh : PEMINJAMAN BARANG NOC Tgl. Pembuatan: 19 Juli 2008 Disetujui oleh :

Bagian : NOC - BAPSI Dibuat oleh : Missa Lamsani PROSEDUR. Direvisi oleh : PEMINJAMAN BARANG NOC Tgl. Pembuatan: 19 Juli 2008 Disetujui oleh : Bagian : NOC - BAPSI Dibuat oleh : Missa Lamsani PROSEDUR Direvisi oleh : PEMINJAMAN BARANG NOC Tgl. Pembuatan: 19 Juli 2008 Disetujui oleh : Tgl. Revisi : Jumlah Halaman : 6 I. TUJUAN Prosedur Peminjaman

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL PROSEDUR OPERASIONAL BAKU LABORATORIUM KIMIA

HALAMAN JUDUL PROSEDUR OPERASIONAL BAKU LABORATORIUM KIMIA 003/POB-LAB/JMP/2015 Revisi 1 Halaman 1 dari 9 LABORATORIUM KIMIA HALAMAN JUDUL PROSEDUR OPERASIONAL BAKU LABORATORIUM KIMIA PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 1

Lebih terperinci

Tgl. Pembuatan : Disetujui oleh Paraf. Tgl. Revisi : 9 hal

Tgl. Pembuatan : Disetujui oleh Paraf. Tgl. Revisi : 9 hal Hal 1 dari 10 SOP/UJM-F/LK/001 LABORATORIUM KOMPUTER Dibuat oleh Paraf Direvisi oleh Paraf : : : : FAKULTAS Tgl. Pembuatan : 6 05-2013 Disetujui oleh Paraf : Rektor : Tgl. Revisi : 9 hal Tujuan disusunnya

Lebih terperinci

Kuliah Pendahuluan Lab Instruksional Teknik Kimia Tinjauan Umum & Tata Tertib. Koordinator: Dr. Ardiyan Harimawan

Kuliah Pendahuluan Lab Instruksional Teknik Kimia Tinjauan Umum & Tata Tertib. Koordinator: Dr. Ardiyan Harimawan 1 Kuliah Pendahuluan Lab Instruksional Teknik Kimia Tinjauan Umum & Tata Tertib Koordinator: Dr. Ardiyan Harimawan Kedudukan dalam Kurikulum Laboratorium Instruksional kelanjutan dari percobaan dasar:

Lebih terperinci

I. INSTRUKSI KERJA PENDAFTARAN PRAKTIKAN

I. INSTRUKSI KERJA PENDAFTARAN PRAKTIKAN IK terdiri dari : I. IK Pendaftaran Praktikan II. IK Rekrutmen Asisten Praktikum III. IK Peminjaman Alat dan Bahan Praktikum IV. IK Pelaksanaan Praktikum V. IK Penilaian Praktikum I. INSTRUKSI KERJA PENDAFTARAN

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pengajuan Penggunaan Laboratorium dan Ijin Penelitian Laboratorium Parasitologi

Manual Prosedur Pengajuan Penggunaan Laboratorium dan Ijin Penelitian Laboratorium Parasitologi Manual Prosedur Pengajuan an Laboratorium dan Ijin Penelitian Laboratorium Parasitologi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 Kode dokumen Manual Prosedur

Lebih terperinci

Tinjauan Umum & Tata Tertib

Tinjauan Umum & Tata Tertib 1 Kuliah Pendahuluan Lab Instruksional Teknik Kimia Tinjauan Umum & Tata Tertib Program Studi Teknik Kimia FTI ITB - 2016 Kedudukan dalam Kurikulum TK ITB Laboratorium Instruksional: 1. Kelanjutan dari

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Teknologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Teknologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Teknologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Teknologi Reproduksi Dan Inseminasi

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh BAB VII PEMBAHASAN 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh Prosedur kerja yang diterapkan oleh pekerja las asetilin di bagian Rangka Bawah PT. Kereta Api belum sesuai dengan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PERATURAN LABORATORIUM LABDASAR. (edisi 4 November 2008)

BUKU PANDUAN PERATURAN LABORATORIUM LABDASAR. (edisi 4 November 2008) BUKU PANDUAN PERATURAN LABORATORIUM LABDASAR (edisi 4 November 2008) 1 BAB PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Praktikan diwajibkan untuk datang tepat waktu pada saat praktikum. 2. Sebelum praktikum berlangsung praktikan

Lebih terperinci

Manual Prosedur Penggunaan Fasilitas Laboratorium

Manual Prosedur Penggunaan Fasilitas Laboratorium Manual Prosedur Penggunaan Fasilitas Laboratorium Laboratorium Kesmavet Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 Manual Prosedur Penggunaan Fasilitas Laboratorium Laboratorium Kesmavet Program

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA. Peminjaman Dan Pengembalian Buku Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

INSTRUKSI KERJA. Peminjaman Dan Pengembalian Buku Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri INSTRUKSI KERJA Peminjaman Dan Pengembalian Buku Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 i ii DAFTAR ISI Halaman Sampul...i Lembar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Kebidanan dan Kemajiran Veteriner

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Kebidanan dan Kemajiran Veteriner Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Kebidanan dan Kemajiran Veteriner Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Kebidanan dan Kemajiran Veteriner Program

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Praktikan diwajibkan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum. 2. Praktikan diwajibkan hadir 15 menit sebelum pelaksanaan praktikum. 3. Praktikan diwajibkan mengikuti segala

Lebih terperinci

Nomor 015/SOP-KIMIA/2015 PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit 08 Agustus 2015 Revisi 0 LAYANAN PRAKTIKUM

Nomor 015/SOP-KIMIA/2015 PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit 08 Agustus 2015 Revisi 0 LAYANAN PRAKTIKUM Nomor 015/SOP-KIMIA/2015 PROSEDUR OPERASIONAL Revisi 0 LAYANAN PRAKTIKUM Halaman 1 dari 17 DI LABORATORIUM KIMIA Tujuan Memberikan penjelasan tentang mekanisme pelayanan praktikum bagi mahasiswa diluar

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA

MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ガンジャル MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA 10 月 24 日 2013 red_lady_daisuki Lab. Administrasi Safety Use (LK3) Inventory & Security Peraturan Dasar Budget Facility Organisasi PETA KONSEP Infrastuktur Equipment

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LAYANAN LABORATORIUM E-GOVERNMENT KEBIJAKAN PUBLIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LAYANAN LABORATORIUM E-GOVERNMENT KEBIJAKAN PUBLIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Standard Operating Prosedur (SOP) Laboratorium E-Government Kode/ No: SOP/FISIP/09 Tanggal: 10 Februari 2016 Revisi Ke: 1 Jumlah

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Selama Bekerja Pengetahuan selama bekerja 1. Selalu bekerja dengan

Lebih terperinci

BIOLOG SELULER DAN MOLEKULER

BIOLOG SELULER DAN MOLEKULER BIOLOG SELULER DAN MOLEKULER Instruksi Kerja Pelaksanaan Praktikum A. Instruksi Kerja Teknisi/Laboran (IK.UJM-JB.1-MIPA-UB.009) 1. meminta buku petunjuk Praktikum kepada dosen koordinator matakuliah. 2.

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN LABORATORIUM

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN LABORATORIUM MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN LABORATORIUM PROGRAM MAGISTER TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN LABORATORIUM PROGRAM MAGISTER TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM D3 UNIVERSITAS BUDI LUHUR Buku Pedoman untuk Dosen Pengajar dan Mahasiswa Versi 2 (2012) Universitas Budi Luhur Jakarta PENDAHULUAN Panduan ini menjelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun dari hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan : 1. Dari data perbandingan lima proyek konstruksi gedung yang terbaik dalam melakukan

Lebih terperinci

DOKUMEN LEVEL STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PRAKTIKUM

DOKUMEN LEVEL STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PRAKTIKUM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI FP-UHO JUDUL PRAKTIKUM DOKUMEN LEVEL STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PIHAK TERKAIT MAHASISWA, DOSEN, ASISTEN DOSEN DAN LABORAN KODE : 003/KKJM/AGT/2014

Lebih terperinci

SOP (Standart Operasional Prosedur)

SOP (Standart Operasional Prosedur) SOP (Standart Operasional Prosedur) A. PENGERTIAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Standart Operating Prosedure (SOP) adalah serangkaian instruksi kerja tertulis yang dibakukan (terdokumentasi) mengenai proses

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 NAMA : NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN 1. TUJUAN Memberikan pedoman dalam upaya pencegahan bahaya kebakaran, dan tindakantindakan yang harus dilakukan dalam menghadapi bahaya kebakaran. 2. RUANG LINGKUP 2.1. Dokumen ini digunakan Kepala Bagian

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Anatomi Veteriner Makro 1,2

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Anatomi Veteriner Makro 1,2 Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Anatomi Veteriner Makro 1,2 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang 2011 i Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Anatomi Veteriner Makro 1,2 Program

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia Almasdi Syahza: 08127533089 1 Manajemen Laboratorium (lanjutan...! Manajemen laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan http://www.djpp.depkumham.go.id Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 46, 2005 APBN. Pajak. Pnbp. Pemeriksaan (Penjelasan

Lebih terperinci

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 PENDAHULUAN Bahwa agar fungsi Laboratorium komputer jurusan ilmu komputer Universitas

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 1 STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE ( SOP ) LABORATORIUM Kuarter / Stratigrafi KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN, FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI 2 TUJUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PROSEDUR OPERASIONAL BAKU I. Latar Belakang Tidak efisiennya penggunaan laboratorium disebabkan oleh berbagai hal seperti tidak teraturnya administrasi laboratorium. Penyebab lainnya yaitu operasional

Lebih terperinci

PIHAK TERKAIT Mahasiswa, Laboratorium Lapangan, Jurusan, Fakultas REVISI KE : 1

PIHAK TERKAIT Mahasiswa, Laboratorium Lapangan, Jurusan, Fakultas REVISI KE : 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI JURUSAN AGROTEKNOLOGI FP-UHO JENIS DOKUMEN Standar Operasional Prosedur (SOP) JUDUL PENGGUNAAN LABORATORIUM LAPANGAN (KEBUN PERCOBAAN) KODE : 006/KKJM/AGT/2014

Lebih terperinci

Mengingat : 1 Undang-Undang RI Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2 MEMUTUSKAN:

Mengingat : 1 Undang-Undang RI Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2 MEMUTUSKAN: PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA No: 1/PK-STIKES/Au/V/2013 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA Bismillahirrahmanirrahiim

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Lembar Observasi Data utama pada penelitian ini adalah kemampuan psikomotor siswa pada kegiatan praktikum uji makanan, meliputi;

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib di Laboratorium UNSIMAR Poso PJM. Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1

Pedoman dan Tata Tertib di Laboratorium UNSIMAR Poso PJM. Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia- Nya pembuatan buku Pedoman dan Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum di Laboratorium Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LABORATORIUM PATOLOGI AMATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

LABORATORIUM PATOLOGI AMATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MANUAL PROSEDUR Pelayanan Penelitian 0080530042 LABORATORIUM PATOLOGI AMATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 MANUAL PROSEDUR Pelayanan Penelitian LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III TANGGUNG JAWAB PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI DALAM MENYELENGGARAKAN PENGURUSAN SATUAN RUMAH SUSUN

BAB III TANGGUNG JAWAB PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI DALAM MENYELENGGARAKAN PENGURUSAN SATUAN RUMAH SUSUN 44 BAB III TANGGUNG JAWAB PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI DALAM MENYELENGGARAKAN PENGURUSAN SATUAN RUMAH SUSUN 1. Tugas dan Wewenang Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Sebagai badan hukum, pengurus perhimpunan

Lebih terperinci

A.. Instruksi Kerja Pelaksanaan Praktikum. A.1. Instruksi Kerja Teknisi/Laboran (IK.UJM-JB.1-MIPA-UB.009)

A.. Instruksi Kerja Pelaksanaan Praktikum. A.1. Instruksi Kerja Teknisi/Laboran (IK.UJM-JB.1-MIPA-UB.009) A.. Instruksi Kerja Pelaksanaan Praktikum A.1. Instruksi Kerja Teknisi/Laboran (IK.UJM-JB.1-MIPA-UB.009) 1. meminta buku petunjuk Praktikum kepada dosen koordinator matakuliah. 2. memperlajari isinya terutama

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMPUTASI STATISTIKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA SEMESTER GENAP 2014/2015

PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMPUTASI STATISTIKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA SEMESTER GENAP 2014/2015 PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMPUTASI STATISTIKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA SEMESTER GENAP 2014/2015 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN LABORATORIUM PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM

PERATURAN LABORATORIUM PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM PERATURAN LABORATORIUM PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA RUANG LINGKUP UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN LABORATORIUM JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK. Fakultas Ilmu Administrasi, 2012 All Rights Reserved

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN LABORATORIUM JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK. Fakultas Ilmu Administrasi, 2012 All Rights Reserved MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN LABORATORIUM JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK Revisi ke : 4 Tanggal : Januari 2012 Dikaji ulang oleh : Sekretaris Jurusan Dikendalikan oleh : Unit Jaminan Mutu Disetujui oleh

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN EKSPLORASI AIR BAWAH TANAH, PENGEBORAN, PENURAPAN MATA AIR, PENGAMBILAN AIR BAWAH TANAH DAN MATA AIR DI KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Buku Manual Tata Tertib dan Prosedur Penggunaan

Buku Manual Tata Tertib dan Prosedur Penggunaan 2012 Buku Manual Tata Tertib dan Prosedur Penggunaan Laboratorium Alat dan Teknik Penangkapan Laboratorium Alat dan Teknik Penangkapan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Fisiologi Veteriner

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Fisiologi Veteriner Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Fisiologi Veteriner Laboratorium Parasitologi Veteriner Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang 2012 1 Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Fisiologi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LABORATORIUM

PENGGUNAAN LABORATORIUM Manual Prosedur PENGGUNAAN LABORATORIUM JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2008 All Rights Reserved 1 Manual Prosedur PENGGUNAAN LABORATORIUM JURUSAN GIZI FAKULTAS

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG PEMANFAATAN RUANG MILIK JALAN UNTUK KEGIATAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG PEMANFAATAN RUANG MILIK JALAN UNTUK KEGIATAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG PEMANFAATAN RUANG MILIK JALAN UNTUK KEGIATAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PELANGGARAN DAN SANKSI LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI

PELANGGARAN DAN SANKSI LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI PELANGGARAN DAN SANKSI LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Tingkat pelanggaran dan sanksinya Pelanggaran Ringan : Review Jurnal Internasional 5 Tahun Terakhir Tentang Ergonomi dalam Bentuk Hardcopy

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI Yth. 1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi; 2. Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia; dan 3. Asosiasi Manajer Investasi Indonesia, di tempat. SALINAN SURAT

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABORATORIUM IPA (FISIKA) & CARA PENGELOLAANNYA

MANAJEMEN LABORATORIUM IPA (FISIKA) & CARA PENGELOLAANNYA MANAJEMEN LABORATORIUM IPA (FISIKA) & CARA PENGELOLAANNYA Oleh: Pujianto JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LABORATORIUM? Laboratorium

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum. Parasitologi Veteriner

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum. Parasitologi Veteriner Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Parasitologi Veteriner Laboratorium Parasitologi Veteriner Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang 2012 1 Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Parasitologi

Lebih terperinci

Buku Manual Tata Tertib dan Prosedur Penggunaan Laboratorium Perikanan Laut Sendangbiru (LPLS)

Buku Manual Tata Tertib dan Prosedur Penggunaan Laboratorium Perikanan Laut Sendangbiru (LPLS) 2013 Buku Manual Tata Tertib dan Prosedur Penggunaan Laboratorium Perikanan Laut Sendangbiru (LPLS) Laboratorium Perikanan Laut Sendangbiru (LPLS) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan MANUAL PROSEDUR Laboratorium

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM. Disusun oleh : Tim Laboratorium Teknik Komputer

PANDUAN PRAKTIKUM. Disusun oleh : Tim Laboratorium Teknik Komputer PANDUAN PRAKTIKUM Disusun oleh : Tim Laboratorium Teknik Komputer LABORATORIUM KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI 2014 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warrahmatullohi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020, digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL Retno Fitri Wulandari 36412165 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) MANAJEMEN LABORATORIUM GEOFISIKA MITIGASI BENCANA GEOLOGI

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) MANAJEMEN LABORATORIUM GEOFISIKA MITIGASI BENCANA GEOLOGI STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) MANAJEMEN LABORATORIUM GEOFISIKA MITIGASI BENCANA GEOLOGI 1. PROSEDUR A. PengelolaLaboratorium: 1. Kepala laboratorium dipilih melalui rapat jurusan, selanjutnya diusulkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. Bahwa Universitas Baiturrahmah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENGEMBANGAN STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Didik Nurhadi, Pengembangan Standart Operation Procedure... 23 PENGEMBANGAN STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oleh:

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERENCANAAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM MESIN ELETRIK

INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM MESIN ELETRIK INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM MESIN ELETRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM MESIN ELEKTRIK Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N No.1490, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Pengelolaan Barang Bukti. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PELAKSANAAN PROGRAM KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS GUNADARMA

POKOK-POKOK PELAKSANAAN PROGRAM KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS GUNADARMA POKOK-POKOK PELAKSANAAN PROGRAM KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS GUNADARMA Dalam rangka melaksanakan Surat Keputusan Rektor Universitas Gunadarma No. 911.1/SK/REK/UG/2003

Lebih terperinci

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Menimbang : a. bahwa Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) sebagai perguruan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Fasilitas Fisik saat ini yang ada pada ruangan motion capture adalah: Meja komputer Kursi komputer Pintu ruangan Kondisi fasilitas fisik yang tidak ergonomis

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PELAKSANAAN PRAKTIKUM DASAR ALGORITMA & PEMROGRAMAN DI LABORATORIUM UNTUK MAHASISWA

INSTRUKSI KERJA PELAKSANAAN PRAKTIKUM DASAR ALGORITMA & PEMROGRAMAN DI LABORATORIUM UNTUK MAHASISWA INSTRUKSI KERJA PELAKSANAAN PRAKTIKUM DASAR ALGORITMA & PEMROGRAMAN DI LABORATORIUM UNTUK MAHASISWA LABORATORIUM KOMPUTASI DAN JARINGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Faktor utama dari kenyamanan kerja adalah keselamatan kerja, khususnya terkait dengan kecelakaan kerja. Dimana kecelakaan bukanlah suatu peristiwa tunggal,

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Standard Operating Procedure PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA Standard Operating Procedure PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS Universitas Brawijaya Malang 2017 LEMBAR IDENTIFIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENGELOLAAN SARANA

Lebih terperinci

1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan

1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS 1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus, yaitu : a. Merokok

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Higiene Makanan

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Higiene Makanan Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Higiene Makanan Laboratorium Kesmavet Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Higiene Makanan Program kedokteran

Lebih terperinci

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231) Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231) Disusun ulang oleh: Aep Patah, Ph.D Irma Mulyani, Ph.D Dr. Eng. Yessi Permana Ratih Fauziah, M.Si Ela Laelasari, S.Pd Ifam Hernandi, A.Md Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015

PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015 PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOKIMIA LABORATORIUM BIOKIMIA

MANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOKIMIA LABORATORIUM BIOKIMIA MANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOKIMIA LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOKIMIA LABORATORIUM BIOKIMIA Kode

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PEMINJAMAN LABORATORIUM LABORATORIUM PEMROGRAMAN KOMPUTER

INSTRUKSI KERJA PEMINJAMAN LABORATORIUM LABORATORIUM PEMROGRAMAN KOMPUTER INSTRUKSI KERJA PEMINJAMAN LABORATORIUM LABORATORIUM PEMROGRAMAN KOMPUTER JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015 INSTRUKSI KERJA PEMINJAMAN LABORATORIUM LABORATORIUM PEMROGRAMAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa, BAB V PEMBAHASAN A. Potensi Bahaya Potensi bahaya yang dapat menyebabkan insiden atau kecelakaan kerja di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa, tertabrak, kebakaran,

Lebih terperinci