DAFTAR OBAT FORMULARIUM NASIONAL UNTUK PROGRAM RUJUK BALI ERA JKN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR OBAT FORMULARIUM NASIONAL UNTUK PROGRAM RUJUK BALI ERA JKN"

Transkripsi

1 DAFTAR OBAT FORMULARIUM NASIONAL UNTUK PROGRAM RUJUK BALI ERA JKN Peresepan Obat Program Rujuk Balik terdiri dari :. Obat Utama. Obat Tambahan Definisi Obat Utama adalah obat kronis yang diresepkan oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan dan tercantum di Formularium Nasional untuk obat Program Rujuk Balik. Definisi Obat Tambahan adalah obat yang mutlak diberikan bersama obat utama untuk mengatasi penyakit penyerta atau mengurangi efek samping akibat obat utama. Contoh : Pemberian Vitamin B6 pada pasien TB yang mendapatkan terapi OAT. A. OBAT UTAMA No. Nama Generik/Sediaan dan Kekuatan/Restriksi Penggunaan Peresepan Maksimal OBAT UNTUK PENYAKIT DIBETES MELITUS Anti Diabetes Oral Akarbose tab 50 mg 90 tab/bulan tab 00 mg 90 tab/bulan Glibenklamid tab,5 mg 90 tab/bulan tab 5 mg 90 tab/bulan Glikazid tab MR 0 mg 0 tab./bulan tab SR 60 mg 0 tab/bulan tab 80 mg 60 tab/bulan Glimepirid tab mg 60 tab/bulan tab mg 60 tab/bulan tab mg 60 tab/bulan tab mg 0 tab/bulan 5 Glipzid tab 5 mg 90 tab/bulan tab 0 mg 90 tab/bulan 6 Glikuidon Untuk pasien diabetes melitus tipe dengan gangguan fungsi ginjal ringan sampai berat tab 0 mg 90 tab/bulan 7 Metformin tab 500 mg 90 tab/bulan tab 850 mg 90 tab/bulan

2 No. Nama Generik/Sediaan dan Kekuatan/Restriksi Penggunaan Anti Diabetes Parental Human Insulin a) Untuk diabetes melitus tipe harus dimulai dengan human insulin b) Wanita hamil yang memerlukan insulin maka harus menggunakan human insulin Short acting inj 00Ul/mL (kemasan viral, cartridge disposible, penfill cartridge) Pada kondisi khusus (misal perioperatif) maka diabetes melitus tipe dapat langsung diberikan insulin intermediate acting inj 00Ul/mL (kemasan viral, cartridge disposible, penfill cartridge) Untuk diabetes melitus tipe dan tipe yang tidak terkendali dengan golongan sulfonil urea dan obat diabetes oral Peresepan Maksimal Dalam kondisi tertentu. Dokter di Faskes Tingkat pertama dapat melakukan penyesuaian dosis insulin hingga 0 lu/hari Mix Insulin inj 00Ul/mL (kemasan viral, cartridge disposible, penfill cartridge) Analog insulin rapid acting inj 00Ul/mL (kemasan viral, cartridge disposible, penfill cartridge) Pada kondisi khusus (misal perioperatif) maka diabetes melitus tipe dapat langsung diberikan insulin long acting inj 00Ul/mL (kemasan viral, cartridge disposible, penfill cartridge) Untuk diabetes melitus tipe dan tipe yang tidak terkendali dengan golongan sulfonil urea dan obat diabetes oral Mix Insulin inj 00Ul/mL (kemasan viral, cartridge disposible, penfill cartridge) Dalam kondisi tertentu. Dokter di Faskes Tingkat pertama dapat melakukan penyesuaian dosis insulin hingga 0 lu/hari antipiral Alopurinol tab 00 mg 0 tab/bulan tab 00 mg 0 tab/bulan OBAT UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI Anti Hipertensi Amlodipin tab 5 mg 0 tab/bulan tab 0 mg 0 tab/bulan Atenolol tab 50 mg 0 tab/bulan tab 00 mg 0 tab/bulan

3 No Bisoprolol Nama generik/sediaan dan Kekuatan/Restriksi Penggunaan Peresepan Minimal Hanya untuk hipertensi tab 5 mg 0 tab/bulan Diltiazem tab 0 mg 90 tab/bulan kaps SR 00 mg 0 tab/bulan kaps SR 00 mg 0 tab/bulan 5 Doksazosin tab mg 0 tab/bulan tab mg 0 tab/bulan 6 Hidroklorotiazid tab 5 mg 0 tab/bulan 7 Imidapril tab 5 mg 0 tab/bulan tab 0 mg 0 tab/bulan 8 Irbesartan Untuk hipertensi yang intoleransi ACE inhibitor tab 50 mg 0 tab/bulan tab 00 mg 0 tab/bulan 9 Kandesartan Untuk hipertensi yang intoleransi ACE inhibitor tab 8 mg 0 tab/bulan tab 6 mg 0 tab/bulan 0 Kaptopril tab,5 mg 90 tab/bulan tab 5 mg 90 tab/bulan tab 50 mg 90 tab/bulan Klonidin tab 0,5 mg Lisinopril tab 5 mg 0 tab/bulan tab 0 mg 0 tab/bulan tab 0 mg 0 tab/bulan

4 No Metildopa Nama generik/sediaan dan Kekuatan/Restriksi Penggunaan Peresepan Minimal Selektif untuk ibu hamil tab sal 50 mg 90 tab/bulan Nifedipin kaps 0 mg 90 tab/bulan Hanya untuk preeklampsia dan tokolitik tab SR 0 mg 0 tab/bulan tab SR 0 mg 0 tab/bulan 5 Perindoprilarginin tab 5 mg 60 tab/bulan 6 Propanolol tab 0 mg 90 tab/bulan 7 Ramipril tab,5 mg 0 tab/bulan tab 5 mg 0 tab/bulan tab 0 mg 0 tab/bulan 8 Telmisartan Untuk hipertensi yang intoleransi ACE inhibitor tab 0 mg 0 tab/bulan tab 80 mg 0 tab/bulan 9 Valsartan Untuk hipertensi yang intoleransi ACE inhibitor tab 80 mg 0 tab/bulan tab 60 mg 0 tab/bulan 0 Verapamil tab 80 mg 90 tab/bulan tab 0 mg 0 tab/bulan OBAT UNTUK PENYAKIT JANTUNG Anti Angina Atenolol tab 50 mg 0 tab/bulan Diltiazem HCl tab 0 mg 90 tab/bulan

5 No Nama generik/sediaan dan Kekuatan/Restriksi Penggunaan Peresepan Minimal Anti Aritmia Gliseril Trinitrat tab sublingual 0,5 mg 0 tab/bulan kap SR,5 mg 0 tab/bulan kap SR 5 mg 0 tab/bulan Isosorbit dinitrat tab 5 mg 90 tab/bulan tab 0 mg 90 tab/bulan Amiodaron tab 00 mg 0 tab/bulan Digoksin tab 0,5 mg 0 tab/bulan Propranolol tab 0 mg 90 tab/bulan Verapamil untuk kasus-kasus gangguan tiroid Untuk aritmia supraventrikuler 90 tab/bulan Anti Agregasi Platelet Asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg 0 tab/bulan tab 00 mg 0 tab/bulan Klopidogrel Hanya untuk pemasangan sten jantung Pasien yang menderita recent myocardial infarction, ischaemic stroke atau established peripheral arterial disease (PAD) Pasien yang menderita sindrom koroner akut NON STEMI (unstable angina) dan STEMI Hati-hati interaksi obat pada pasien yang menggunakan obat-obat golongan proton pump inhibitor (PPI) tab 75 mg Obat untuk Gagal Jantung Saat akan dilakukan tindakan PTCP diberikan - 8 tab Maintenance tab/hari selama tahun Bisoprolol Hanya untuk gagal jantung kronis dengan penurunan fungsi vertikuler sistolik yang sudah terkompensasi tab,5 mg 0 tab/bulan tab 5 mg 0 tab/bulan

6 No Nama Generik/Sediaan dan Kekuatan/Restriksi Penggunaan Peresepan Minimal Digoksan Hanya untuk gagal jantung dengan atrial fibrilasi atau sinus takikardia tab 0,5 mg 0 tab/bulan Furosemid tab 0 mg 0 tab/bulan Kaptopril tab scored,5 mg 90 tab/bulan tab scored 5 mg 90 tab/bulan tab 50 mg 90 tab/bulan Karvediol Hanya untuk gagal jantung kongestif kronik kap 6,5 mg 90 tab/bulan Spironolakton tab 5 mg 0 tab/bulan Ramipril tab 5 mg 0 tab/bulan tab 0 mg 0 tab/bulan OBAT UNTUK PENYAKIT ASMA Anti Asma 5 Aminofilin tab 50 mg tab scored 00 mg Budesonid Serbuk ih 00 mcg/dosis Asma persisten Tidak untuk serangan asma akut ringan-sedang tbg/bulan ih 00 mcg/dosis Asma persisten Tidak untuk serangan asma akut ringan-sedang tbg/bulan Budesonid-formoterol (fixed combination) inh 80/,5 mg Asma persisten ringansedang Untuk maintenance terapi asma pada pasien usia >6 tahun tbg/bulan Asma persisten ringansedang Harus melampirkan hasil pemeriksaan spirometri tbg/bulan inh 60/,5 mg Asma persisten ringansedang a) Untuk maintenance terapi asma pada pasien usia >6 tahun tbg/bulan Asma persisten ringansedang b) Terapi simptomatik pada pasien dengan PPOK berat tbg/bulan Harus melampirkan hasil pemeriksaan spirometri Deksametason tab 0,5 mg Fenoterol HBr Hanya untuk serangan asma akut aerosol ih 00 mcg/puff tbg/ bulan cairan inh 0,%

7 No Nama Generik/Sediaan dan Kekuatan/Restriksi Penggunaan Peresepan Minimal Ipratropium bromida Untuk pasien PPOK dengan exacerbasi akut Tidak untuk jangka panjang inh 0 mcg/puff tbg/bulan Metilprednisolon tab mg tab 8 mg tab 6 mg Salbutamol tab mg tab mg lar ih 0,5 % sir mg/5 ml 5 aerosol 00 mg Asma persisten ringan Hanya untuk serangan asma akut dan atau bronkospasme yang menyertai PPOK, SOPT (sindrom obstruksi pasca tuberkolosis) Harus melampirkan hasil pemeriksaan spirometri sedang. SOPT tbg/bulan Asma persisten beratdan PPOK tbg/bulan 6 Teofilin serb inh 00 mcg/kaps + rotahaler ket : paket berisi mg + rotahaler tab 00 mg tab 50 mg x sebulan tab SR 00 mg 0 tab/bulan Terbutalin tab,5 mg serb ih 0,50 mcg/dose Kombinasi Salmeterol 5 mcg Flutikason propionat 50 mcg Tidak diberikan pada kasusu asma akut inh 50 mcg/puff tbg/bulan Kombinasi Salmeterol 5 mcg Flutikason propionat 50 mcg Tidak diberikan pada kasusu asma akut inh 00 mcg/puff tbg/bulan Kombinasi Salmeterol 5 mcg Flutikason propionat 50 mcg Tidak diberikan pada kasusu asma akut inh 50 mcg/puff tbg/bulan Antitusif Kodein tab 0 mg 0 tab/minggu tab 5 mg 0 tab/minggu tab 0 mg Espektoran N-asetil sistein kaps 00 mg OBAT UNTUK PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK) Ipratopium bromida Untuk pasien PPOK dengan exacerbasi akut Tidak jangka panjang inh 0 mcg/puff tbg/bulan Tiotropium Satu paket berisi 0 tablet dan handihaller kaps 8 mcg + handihaller x setahun kaps 8 mcg, refill 0 tab/bulan

8 OBAT UNTUK PENYAKIT EPILEPSY Fenitoin Na kaps 50 mg 90 kaps/bulan kaps 00 mg 90 kaps/bulan Fenobarbital tab 0 mg 0 tab/bulan tab 00 mg 60 tab/bulan Karbamazepin tab 00 mg 0 tab/bulan sir 00 mg/5 ml btl/bulan

9 No Nama Generik/Sediaan dan Kekuatan/Restriksi Penggunaan Peresepan Minimal Valproat Dapat digunakan untuk epilepsi umum (general epilepsy) tab sal 50 mg 90 tab/bulan tab sal 500 mg 60 tab/bulan tab SR 50 mg 60 tab/bulan tab SR 500 mg 60 tab/bulan 5 sir 50 mg/5 ml 5 btl/bulan OBAT UNTUK PENYAKIT SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS Imunosupresan Hidroksi klorokuin Hanya untuk rheumatoid arthritis dan lupus eritematosus tab 00 mg tab 00 mg Kortikosteroid Metilprednisolon tab mg tab 8 mg tab 6 mg Prednison tab 5 mg Analgesik Non Narkotik Asam Mefenamat kaps 50 mg kaps 500 mg ibuprofen tab 00 mg tab 00 mg sir 00 mg/5 ml btl/kasus sir 00 mg/5 ml btl/kasus Natrium diklofenak tab 5 mg 0 tab/bulan tab 50 mg 0 tab/bulan Vitamin dan mineral Kalsium karbonat tab 500 mg 90 tab/bulan Kalekalsiferol (vitamin D) kaps lunak 0,5 mcg kaps lunak 0,5 mcg OBAT UNTUK PENYAKIT SCHIZOPHRENIA Antipsikosis Haloperidol tab 0,5 mg 90 tab/bulan tab,5 mg 90 tab/bulan tab mg 90 tab/bulan tab 5 mg 90 tab/bulan Klorpromazin tab 00 mg 90 tab/bulan Risperidon a b Monoterapi schizophrenia adjuctive treatment pada pasien bipolar yang tidak memberikan respon dengan pemberian lithium atau valproat tab mg 60 tab/bulan tab mg 60 tab/bulan tab mg 60 tab/bulan Trifluoperazin

10 tab 5 mg 60 tab/bulan OBAT UNTUK PENYAKIT STROKE Asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg 0 tab/bulan tab 00 mg 0 tab/bulan No Nama Generik/Sediaan dan Kekuatan/Restriksi Penggunaan Peresepan Minimal Klopidogrei Hanya digunakan untuk pemasangan sten jantung Pasien yang menderita recent myocardinal infraction ischaemic stroke atau establish peripheral arterial disease (PAD) Pasien yang menderita sindrom koroner akut NON STEMI (unstable angina) dan STEMI Hati-hati interaksi obat pada pasien yang menggunakan obat-obat golongan pump inhibitor (PPI) tab 75 mg Saat akan dilakukan tindakan PTCA diberikan -8 tab maintenance tab/hari selama tahun B. OBAT TAMBAHAN No Nama Generik/Sediaan dan Kekuatan/Restriksi Penggunaan Peresepan Minimal Asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg 0 tab/bulan tab 00 mg 0 tab/bulan Simvastatin Sebagai terapi tambahan terhadap terapi diet pada pasien hiperlipidemia dengan a) kadar LDL > 60 mg/dl untuk pasien tanpa komplikasi diabetes melitus /PJK 5 b) kadar LDL > 00 mg/dl untuk pasien PJK c) Kadar LDL > 0 mg/dl untuk pasien diabetes melitus. Setelah 6 bulan dilakukan evaluasi ketaatan pasien terhadap kontrol diet dan pemeriksaan laboratorium LDL tab sal 0 mg 0 tab/bulan tab sal 0 mg 0 tab/bulan Piridoksin (vitamin B6) tab 0 mg 0 tab/bulan tab 5 mg 0 tab/bulan Sianokobalamin (vitamin B) tab 50 mcg 0 tab/bulan Tiamin (vitamin B) tab 50 mg 0 tab/bulan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159/MENKES/SK/V/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159/MENKES/SK/V/2014 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159/MENKES/SK/V/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 328/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG FORMULARIUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 12 Desember 2014 Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian. T.t.d

KATA PENGANTAR. Jakarta, 12 Desember 2014 Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian. T.t.d KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas izin dan karunianya Pedoman Penerapan Formularium Nasional dapat diselesaikan. Formularium Nasional (Fornas) merupakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN NOMOR HK.02.03/III/1346/2014 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN NOMOR HK.02.03/III/1346/2014 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN NOMOR HK.02.03/III/1346/2014 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KF.03.01/MENKES/312/2014 TENTANG HARGA DASAR OBAT PROGRAM RUJUK BALIK

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KF.03.01/MENKES/312/2014 TENTANG HARGA DASAR OBAT PROGRAM RUJUK BALIK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KF.03.01/MENKES/312/2014 TENTANG HARGA DASAR OBAT PROGRAM RUJUK BALIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Ketersediaan Ada/ Tidak JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEPT OKT NOV DES (1) (2) (3)

Ketersediaan Ada/ Tidak JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEPT OKT NOV DES (1) (2) (3) b. FORM PEMANTAUAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN INDIKATOR (20 items) No. PERIODE PELAPORAN : JAN S/D DES 2016 PUSKESMAS KECAMATAN : TEBET ALAMAT : Jl. Tebet Timur II RT 06/05, Tebet Timur Kab/ Kota : Jakarta

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTER KESEHATAN REPUBLK NDONESA NOMOR HK.01.07/MENKES/254/2017 TENTANG HARGA DASAR OBAT PROGRAM RUJUK BALK, OBAT PENYAKT KRONS D FASLTAS KESEHATAN RUJUKAN TNGKAT LANJUTAN DAN OBAT STOSTATKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis, epilepsy, stroke,

BAB I PENDAHULUAN. hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis, epilepsy, stroke, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta BPJS Kesehatan dan mempermudah akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis, maka BPJS Kesehatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/169/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR HK.02.02/MENKES/651/2016 TENTANG FORMULARIUM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

Lebih terperinci

Reformasi Kebijakan Ketersediaan Obat Melalui Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik oleh Pemerintah dan Swasta

Reformasi Kebijakan Ketersediaan Obat Melalui Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik oleh Pemerintah dan Swasta Reformasi Kebijakan Ketersediaan Obat Melalui Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik oleh Pemerintah dan Swasta Engko Sosialine M. Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Direktorat

Lebih terperinci

Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN

Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN panduan praktis Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN 07 02 panduan praktis Program Rujuk Balik Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/MENKES/SK/I/2005 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/MENKES/SK/I/2005 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 12/MENKES/SK/I/2005 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa dengan telah dilakukannya perhitungan kembali terhadap harga jual obat generik

Lebih terperinci

: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN : Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan Harga Eceran

: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN : Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan Harga Eceran Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HARGA OBAT UNTUK PENGADAAN PEMERINTAH TAHUN 2012.

MEMUTUSKAN : : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HARGA OBAT UNTUK PENGADAAN PEMERINTAH TAHUN 2012. 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

Indonesia Nomor 5112); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/ VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

Indonesia Nomor 5112); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/ VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150 Tahun Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS TAHUN 2012 SKRIPSI

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS TAHUN 2012 SKRIPSI POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : SAMROTUL CHUSNA K 100 090 057 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/MENKES/SK/XI/2004 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/MENKES/SK/XI/2004 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1239/MENKES/SK/XI/2004 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperluas akses penggunaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/372/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/372/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/372/2015 TENTANG HARGA DASAR OBAT PROGRAM RUJUK BALIK, PENYAKIT KRONIS DAN SITOSTATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

Jumlah Pemenuhan dan Pola Penggunaan Obat Program Rujuk Balik di Apotek Wilayah Gedebage Kota Bandung

Jumlah Pemenuhan dan Pola Penggunaan Obat Program Rujuk Balik di Apotek Wilayah Gedebage Kota Bandung Jumlah Pemenuhan dan Pola Penggunaan Obat Program Rujuk Balik di Apotek Wilayah Gedebage Surya Dwi Sembada 1, Kuswinarti 2, Nita Arisanti 3 1 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2 Departemen Farmakologi

Lebih terperinci

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas

Lebih terperinci

Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler

Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler Alfi Yasmina Obat Jantung Antiangina Antiaritmia Antihipertensi Hipolipidemik Obat Gagal Jantung (Glikosida jantung) Antikoagulan, Antitrombotik, Trombolitik,

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT A KUDUS TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT A KUDUS TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT A KUDUS TAHUN 0 NASKAH PUBLIKASI Oleh : SAMROTUL CHUSNA K 00 090 07 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta LAMPIRAN 78 Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 79 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Program Studi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 436/MENKES/SK/XI/2013 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 436/MENKES/SK/XI/2013 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 436/MENKES/SK/XI/2013 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2015

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2015 IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2015 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang, secara khusus bagi masyarakat Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pasien Penelitian mengenai evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien stoke akut di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Lebih terperinci

Nomor: 362 / Jakarta, 25 Mei 2012 Lampiran: 1 Berkas

Nomor: 362 / Jakarta, 25 Mei 2012 Lampiran: 1 Berkas PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN SUKU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KECAMATAN TEBET Jl.Prof Supomo SH N0.54.Telp. 8314955,8294955,8318504 Fax 8296918 E-mail : puskesmastebet@ymail.com Nomor: 362

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 092/MENKES/SK/II/2012 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN 2012

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 092/MENKES/SK/II/2012 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN 2012 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 092/MENKES/SK/II/2012 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014 Febrina Eky Paramitawati 1 ; Noor Aisyah, S.Farm, Apt

Lebih terperinci

MASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN. Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011

MASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN. Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011 MASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011 1 POLIFARMASI 2 Polifarmasi dalam peresepan (1) Polifarmasi ialah penggunaan jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lembar resep yang memenuhi kriteria inklusi dari total populasi lembar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lembar resep yang memenuhi kriteria inklusi dari total populasi lembar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengkaji interaksi obat yang terjadi pada pasien rawat jalan yang terdiagnosa DM tipe 2 dengan atau tanpa penyakit penyerta di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Lebih terperinci

KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2005

KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2005 Kajian Interaksi Obat Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di RSUP Dr. Sardjito (Nanang M.Yasin, Herlina T.Widyastuti, dan Endah K. Dewi) KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSUP

Lebih terperinci

Farmaka Vol. 14 No Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas

Farmaka Vol. 14 No Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas 1 Kesehatan Rawat Jalan pada Tahun 2015 dengan Metode ATC/DDD Dika P. Destiani 1, Rina S 1., Eli H 1, Ellin F 1, Syahrul N 2,3

Lebih terperinci

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang menyumbang angka kematian terbesar di dunia. Disability-Adjusted Life Years (DALYs) mengatakan

Lebih terperinci

Farmaka Volume 14 Nomor 2 19

Farmaka Volume 14 Nomor 2 19 Volume 14 Nomor 2 19 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI FASILITAS KESEHATAN RAWAT JALAN PADA TAHUN 2015 DENGAN METODE ATC/DDD Dika P. Destiani 1, Rina S 1., Eli H 1, Ellin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

Lebih terperinci

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM) Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM) PENDAHULUAN Mengenai pencegahan ini ada sedikit perbedaan mengenai definisi pencegahan yang tidak terlalu mengganggu. Dalam konsensus yang mengacu ke

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta tahun Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta tahun Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 65 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengkaji analisis biaya pada pasien rawat inap yang terdiagnosa kegagalan jantung dengan atau tanpa penyakit penyerta di RS Yogyakarta tahun 2015. Sampel yang

Lebih terperinci

Peningkatan kadar kreatinin serum 24 jam setelah tindakan intervensi koroner di RSUP.H. Adam Malik Medan.

Peningkatan kadar kreatinin serum 24 jam setelah tindakan intervensi koroner di RSUP.H. Adam Malik Medan. Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN Peningkatan kadar kreatinin serum 24 jam setelah tindakan intervensi koroner di RSUP.H. Adam Malik Medan. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang terhormat Assalamualaikum Wr. Wb. Saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki peran penting dalam pengobatan dasar bagi pasien hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki peran penting dalam pengobatan dasar bagi pasien hipertensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dan merupakan

Lebih terperinci

hipertensi sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi hipertensi dan mencegah komplikasinya di masyarakat (Rahajeng & Tuminah, 2009).

hipertensi sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi hipertensi dan mencegah komplikasinya di masyarakat (Rahajeng & Tuminah, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi masih menjadi salah satu penyakit dengan prevalensi yang tinggi dan masih menjadi masalah serius di dunia terkait dengan efek jangka panjang yang

Lebih terperinci

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman : 1. Pengertian Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut

Lebih terperinci

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Farida Rahmawati, Anita Agustina INTISARI Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan

Lebih terperinci

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi atau lebih dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmhg dan tekanan

Lebih terperinci

Ketersedian Obat Tahun 2014

Ketersedian Obat Tahun 2014 Ketersedian Obat Tahun 2014 NO NAMA OBAT SATUAN KEBUTUHAN TOTAL PENGGUNAAN 1 Alopurinol 100 172.700 289.500 2 Aminofilin 200 5.000 40.000 3 Aminofilin injeksi 24 /ml 390 950 4 Amitripilin salut 25 5.200

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: sumber informasi obat, pengobatan rasional, studi pustaka, kelengkapan indikasi, kesesuaian dosis.

ABSTRAK. Kata Kunci: sumber informasi obat, pengobatan rasional, studi pustaka, kelengkapan indikasi, kesesuaian dosis. KAJIAN KELENGKAPAN INFORMASI MENGENAI INDIKASI DAN DOSIS OBAT ANTIHIPERTENSI TUNGGAL YANG DIGUNAKAN SECARA PERORAL PADA BERBAGAI SUMBER LITERATUR TERSIER Sugiarto, R. P. 1, Larasanty, L. P. F., 1 Swastini,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia 23 BAB 4 HASIL 4.1 Karakteristik Umum Sampel penelitian yang didapat dari studi ADHERE pada bulan Desember 25 26 adalah 188. Dari 188 sampel tersebut, sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini sebesar

Lebih terperinci

Pengobatan TB pada keadaan khusus. Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU

Pengobatan TB pada keadaan khusus. Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU Pengobatan TB pada keadaan khusus Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 a. TB pada Kehamilan Pada prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda dengan pengobatan TB pada umumnya. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pesat pada teknologi terapi inhalasi telah memberikan manfaat yang besar bagi pasien yang menderita penyakit saluran pernapasan, tidak hanya pasien

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI INFORMAN PENELITIAN

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI INFORMAN PENELITIAN 80 Lampiran 1. SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI INFORMAN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Jabatan: Alamat : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302/Menkes/SK/III/2008 TENTANG HARGA OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302/Menkes/SK/III/2008 TENTANG HARGA OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ] KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302/Menkes/SK/III/2008 TENTANG HARGA OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa harga obat generik yang ditetapkan dalam

Lebih terperinci

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM FARMAKOTERAPI ASMA H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM Pendahuluan Etiologi: asma ekstrinsik diinduksi alergi asma intrinsik Patofisiologi: Bronkokontriksi akut Hipersekresi mukus yang tebal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. WHO (2005) melaporkan penyakit kronis telah mengambil nyawa lebih dari 35 juta orang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015

Lampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015 Lampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015 NOMOR PASIEN DIAGNOSIS KETERANGAN MASUK RUMAH UMUR HEMODIALISIS

Lebih terperinci

STANDAR SATUAN HARGA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA

STANDAR SATUAN HARGA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA STANDAR SATUAN HARGA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA 10.OBAT OBAT 1 Albendazol suspensi 200 mg/5 ml Dus, @ 10 Botol btl 5,282 2 Albendazol tablet 400 mg ktk 5 strip x 6 tablet tablet 531 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi telah menjadi penyebab kematian yang utama dari 57,356 penduduk Amerika, atau lebih dari 300,000 dari 2.4 milyar total penduduk dunia pada tahun 2005. Selebihnya,

Lebih terperinci

OBAT ANTI HIPERTENSI

OBAT ANTI HIPERTENSI OBAT ANTI HIPERTENSI Obat antihipertensi Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang terbanyak 24% penduduk AS memiliki hipertensi Hipertensi yang berlanjut akan merusak pembuluh darah di ginjal, jantung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta Yogyakarta melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanisme regulasi tekanan darah (pada pengukuran berulang tekanan darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanisme regulasi tekanan darah (pada pengukuran berulang tekanan darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi adalah suatu kelainan atau suatu gejala dari gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah (pada pengukuran berulang tekanan darah sistolik

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN. Kota Sukabumi

ADDENDUM DOKUMEN. Kota Sukabumi Republik Indonesia ADDENDUM DOKUMEN Pengadaan BELANJA BAHAN OBAT-OBATAN Kota Sukabumi Untuk Pelelangan Umum Adendum Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi perencanaan penyusunan dan penyempurnaan DED Terminal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh kurangnya atau tidak tersedianya insulin dalam tubuh. Karakteristik dari gejala klinis intoleransi glukosa

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini bertempat di Instalasi Rekam Medik

Lebih terperinci

PREVALENSI DIABETES MELLITUS

PREVALENSI DIABETES MELLITUS DIABETES MELLITUS 1 PREVALENSI DIABETES MELLITUS -Meningkat dari tahun ke tahun utama daerah urban -Data epidemiologi 1980 1,2 2,3 % dari jumlah penduduk 1982 Jakarta 1,7% 1993 Jakarta 5,7% -Diabetes Atlas

Lebih terperinci

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Penelitian ini mengidentifikasi penggunaan obat off-label dosis pada pasien dewasa rawat inap di Rumah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah cohort retrospective dengan menggunakan claimed

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah cohort retrospective dengan menggunakan claimed BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini adalah cohort retrospective dengan menggunakan claimed prescribing database peserta Asuransi Kesehatan (ASKES) di RSUP DR. Sardjito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah disertai dengan

Lebih terperinci

FORMULARIUM NASIONAL

FORMULARIUM NASIONAL - 4 - FORMULARIUM NASIONAL LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 328/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG FORMULARIUM NASIONAL TERAPI GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita penyakit diabetes mellitus di seluruh dunia meningkat dengan cepat. International Diabetes Federation (2012) menyatakan lebih dari 371 juta jiwa di

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT Faisal Yunus Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI - RS Persahabatan Jakarta PENDAHULUAN Asma penyakit kronik saluran napas Penyempitan saluran napas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS WONOMERTO TENTANG PELAYANAN OBAT 24 JAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSKESMAS WONOMERTO,

KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS WONOMERTO TENTANG PELAYANAN OBAT 24 JAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSKESMAS WONOMERTO, - PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) 58928 PROBOLINGGO 67253 email : puskesmas_wonomerto@probolinggokab.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2001, penyakit saluran pernafasan seperti asma dan penyakit paru obstruksi kronik merupakan panyakit penyebab kematian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JEMAAH HAJI SAKIT BERAT

IDENTIFIKASI JEMAAH HAJI SAKIT BERAT IDENTIFIKASI JEMAAH HAJI SAKIT BERAT I. DESKRIPSI SINGKAT Berbagai macam penyakit dapat menyerang Jemaah haji saat menjalankan ibadah haji. Berbagai penyakit ini berpotensi menjadi penyakit berat dan mengancam

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN. Kota Sukabumi

ADDENDUM DOKUMEN. Kota Sukabumi Republik Indonesia ADDENDUM DOKUMEN Pengadaan BELANJA BAHAN OBAT-OBATAN Kota Sukabumi Untuk Pelelangan Umum Adendum Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi perencanaan penyusunan dan penyempurnaan DED Terminal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah serius yang sering diderita oleh jutaan orang di belahan dunia karena dapat menyebabkan komplikasi pada organ-organ penting di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan Rujuk Balik adalah Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita di Fasilitas Kesehatan (Faskes) atas rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan masyarakat. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan masyarakat. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan sangat diperlukan bagi masyarakat untuk menjamin kesehatan masyarakat. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Ged. RSCM Kirana 23 Juli 2014

SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Ged. RSCM Kirana 23 Juli 2014 SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Ged. RSCM Kirana 23 Juli 2014 Sosialisasi Pelayanan Rujuk Balik dan Administrasi Pengajuan dan Verifikasi Klaim RSUPN Cipto Mangunkusumo 23

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3 patofisiologi dasar : sekresi insulin yang terganggu, resistensi

Lebih terperinci

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Totok Hardiyanto, Sutaryono, Muchson Arrosyid INTISARI Reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Data demografi pasien Jumlah pasien yang dipantau pada penelitian yang dilakukan selama 8 minggu di ruang perawatan intensif Rumkital Dr.Mintohardjo Jakarta sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta adanya gangguan fungsi psikososial (Sukandar dkk., 2013). Skizofrenia

BAB I PENDAHULUAN. serta adanya gangguan fungsi psikososial (Sukandar dkk., 2013). Skizofrenia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan pola pikir yang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berumur 30 tahun (Riskesdas 2013) , dengan usia 15 tahun sebanyak 6,9 %, data Rikesdas 2013

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berumur 30 tahun (Riskesdas 2013) , dengan usia 15 tahun sebanyak 6,9 %, data Rikesdas 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan penyakit kronis di Indonesia pada beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan, apabila dibandingkan dengan penyakit infeksi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada tahun 2015.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada tahun 2015. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis hipertensi dengan atau tanpa penyakit penyerta yang menjalani perawatan di Instalasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Proses Kehamilan Proses kehamilan di dahului oleh proses pembuahan satu sel telur yang bersatu dengan sel spermatozoa dan hasilnya akan terbentuk zigot. Zigot

Lebih terperinci

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Hipertensi dalam kehamilan Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi DEFINISI Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmhg sistolik atau 90 mmhg diastolik pada dua kali

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2015, hal Vol. 12 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2015, hal Vol. 12 No. 1 ISSN: EISSN : Online : Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2015, hal 23-32 Vol. 12 No. 1 ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291 Online : http://farmasiindonesia.setiabudi.ac.id/ Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Penyakit Hipertensi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/137/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI NOMOR HK.02.02/MENKES/523/2015 TENTANG FORMULARIUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

Pengadaan Obat di Era JKN

Pengadaan Obat di Era JKN Pengadaan Obat di Era JKN Kurangnya stok obat di fasilitas layanan kesehatan menjadi salah satu kendala yang sering dikeluhkan dalam pelayanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini berakibat

Lebih terperinci

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department Survey WHO, 2009 : angka kematian akibat penyakit kardiovaskular terus meningkat, thn 2015 diperkirakan 20 juta kematian DKI Jakarta berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian BAB V HASIL PENELITIAN Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian Rekam Medik RSUP DR. M. Djamil Padang. Populasi penelitian adalah pasien pneumonia komunitas yang dirawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tubuh manusia, mineral berperan dalam proses fisiologis. Dalam sistem fisiologis manusia, mineral tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen antara lain

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambaran Penggunaan Obat DM Tipe 2. Nama obat Dosis (mg) pagi Vit. C 50 2 x 1

Lampiran 1. Gambaran Penggunaan Obat DM Tipe 2. Nama obat Dosis (mg) pagi Vit. C 50 2 x 1 67 Lampiran 1. Gambaran Penggunaan Obat DM Tipe 2 Kode JK Umur Obat rutin/ obat lama ( tahun ) Nama obat Dosis () Aturan pakai R001 P 52 Metformin 500 3 x 1 Glimepirid 2 1 1 x ½ 1 10 R002 P 60 Metformin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan tingginya tekanan darah. Seseorang dikatakan menderita hipertensi jika memiliki tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian terbesar di dunia. Telah ditemukan bukti adanya peningkatan prevalensi asma pada anakanak dalam 20 tahun

Lebih terperinci