PENGENALAN DIRI. Materi Pelatihan. Waktu : menit (135 menit) Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instuksional Khusus : Metoda :
|
|
- Susanti Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGENALAN DIRI 16 Waktu : menit (135 menit) Tujuan Instruksional Umum : Mampu mengembangkan kepribadian diri secara optimal, sehingga dapat menunjang pelaksanaan tugas/pekerjaan. Tujuan Instuksional Khusus : Setelah proses pembelajaran peserta dapat : 1. Menjelaskan pengertian pengenalan diri atau konsep diri 2. Menjelaskan tujuan konsep diri 3. Menjelaskan mengapa konsep diri diperlukan 4. Menyebutkan perbedaan konsep diri positif dan konsep diri negatif 5. Menjelaskan proses pembentukan konsep diri 6. Menjelaskan perubahan konsep diri 7. Menjelaskan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari Metoda : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Penugasan 3. Diskusi Kelompok
2 17 Alat Bantu : 1. Lembar penugasan perorangan. 2. Pedoman simulasi dan diskusi kelompok. 3. Alat bantu untuk pembelajaran. Langkah-Langkah : 1 Persiapan : - Fasilitator mempersiapkan materi di transparan atau media lain, untuk ditayangkan di kelas. - Fasilitator mempersiapkan lembar penugasan perseorangan. 2 Proses pembelajaran : Fasilitator menyampaikan pokok bahasan, tujuan yang ingin dicapai dari pokok bahasan dan waktu yang diperlukan. Fasilitator menanyakan kepada beberapa orang peserta tentang pengertian pengenalan diri atau konsep diri, mencatat secara ringkas di papan tulis secara berurutan pendapat peserta. Pendapat peserta yang mengacu pada pengertian konsep diri digarisbawahi. Fasilitator merangkum pendapat dari beberapa peserta tersebut, kemudian menayangkan pengertian pengenalan diri atau konsep diri. Fasilitator menjelaskan sambil bertanya jawab tentang tujuan dan mengapa konsep diri diperlukan. Demikian pula untuk sub-pokok bahasan selanjutnya. Setelah materi selesai ditayangkan, fasilitator memberikan tugas kepada semua peserta untuk mengisi lembar penugasan perorangan tentang deskripsi diri secara jujur (tidak perlu menuliskan nama). Selanjutnya dibahas dalam kelompok.
3 18 Simulasi dan diskusi kelompok ; - Fasilitator membagi kelompok, tiap kelompok dengan anggota 6-8 orang. - Hasil pekerjaan individu dikumpulkan, selanjutnya diserahkan kembali kepada masing-masing peserta secara acak - Secara bergiliran peserta membacakan lembar tugas tentang deskripsi diri. - Selanjutnya peserta mendiskusikannya secara kelompok, tentang : a. Apakah anda jujur pada diri sendiri? Apakah ada kekuatan dan kelemahan yang belum diutarakan? b. Bagaimana kira-kira reaksi peserta lain dalam kelompok ketika salah satu peserta mengemukakan kekuatan dan kelemahan dirinya? c. Bagaimana perasaan anda saat memberi umpan balik positif dan negatif? d. Manakah yang lebih mudah, memberikan umpan balik yang positif atau negatif kepada orang lain? Mengapa? Menyampaikan rangkuman. Fasilitator melakukan evaluasi, dengan cara menyampaikan beberapa pertanyaan kepada peserta.
4 19 LEMBAR PENUGASAN PERSEORANGAN Pengenalan diri : 1 Saya adalah : a. b. c. d. e. 2 Kekuatan atau kelebihan yang saya miliki : a.. b.. c.. d.. e.. 3 Kekuatan diri pribadi saya yang perlu segera dipacu dan ditingkatkan :. a... b.. c.. d.. 4 Tindakan yang sedang dan akan saya lakukan dalam upaya memacu dan meningkatkan kekuatan yang saya miliki (nomor 3) : a.... b... c... d... e...
5 20 5 Kelemahan atau kekurangan yang ada pada diri saya adalah : a. b.... c.... d.... e. 6 Kelemahan diri pribadi saya yang perlu segera diperbaiki adalah : a.. b.. c.. d.. e... 7 Tindakan yang sedang dan akan saya lakukan dalam upaya menghilangkan atau memperbaiki kelemahan diri pribadi saya (nomor 6) : a. b. c. d. e. 8 Apakah anda sudah atau belum puas terhadap kepribadian yang anda miliki saat ini? sebutkan alasan-alasannya.
6 M A T E R I PENGENALAN DIRI 21 Pendahuluan Pada dasarnya setiap manusia cenderung untuk mengembangkan dirinya sendiri menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih mantap. Namun kecenderungan seseorang untuk menimbulkan kemampuannya tidak terwujud begitu saja, tanpa ada upaya untuk pengembangan kepribadian yang dimilikinya, karena setiap manusia memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri. Sejauh mana kepribadian terwujud sangat ditentukan oleh seberapa jauh lingkungan mendorong untuk perkembangan terhadap konsep diri seseorang dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu belajar agar lebih baik lagi. Untuk itu penting diketahui apakah perkembangan pribadi seseorang sudah mencapai tingkat optimal atau kematangan. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengenal dirinya. Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif. Pengertian Menurut John Robert Powers (1977), konsep diri adalah kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya.
7 Tujuan 22 Dengan adanya pemahaman terhadap konsep diri, diharapkan : a. Tumbuhnya kesadaran seseorang untuk memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya. b. Terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju kehidupan yang sejahtera. Sikap dan perilaku percaya diri adalah kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain Mengapa Konsep Diri Diperlukan Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain. Perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat merupakan faktor yang menentukan, dengan demikian konsep diri seseorang bukan suatu yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan. Proses Pembentukan Konsep Diri Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep diri, namun konsep diri mulai berkembang sejak lahir dengan melalui proses penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, sakit, disenangi, atau ditolak membentuk konsep dasar bagi perkembangan konsep diri dimasa yang akan datang. Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang membentuk konsep diri terutama hasil interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling berperan dalam pembentukan konsep diri seseorang. Adapun teman sebaya merupakan figur kedua
8 23 setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap konsep diri dan masyarakat yang juga berperan dalam pembentukan konsep diri. Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar. Karena konsep diri merupakan produk belajar, permasalahan yang timbul selama proses belajar dapat mengganggu perkembangan konsep diri. Permasalahan umum yang muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak tepat dan umpan balik yang tidak konsisten. Konsep diri mencakup 3 aspek, yaitu : (1) pengetahuan, (2) harapan diri, (3) penilaian diri. Pengetahuan : Adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup : - Identitas formal - Kualitas pribadi - Merupakan perbandingan antara kita dengan orang lain - Ekspresi verbalnya saya adalah.. Harapan : - Merupakan idealisme mengenai diri seseorang - Karakteristik pribadi - Merupakan tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang - Ekspresi verbalnya saya seharusnya dapat menjadi...
9 24 Penilaian diri : Merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara saya saat ini dengan harapan tentang diri saya yang akan datang. Hasil perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri : - Semakin besar perbedaan antara saya saat ini dengan saya seharusnya menjadi apa, berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya. - Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri. Konsep Diri Negatif Dan Positif Pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri bisa berada diantara 2 titik, yaitu ; konsep diri negatif sampai konsep diri positif. Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah kemana. Konsep diri ( - ) Konsep diri ( + ) Konsep diri negatif : Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif, apabila : a) Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia kurang memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya. b) Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap betul. c) Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahannya dalam dirinya daripada aspek-aspek kelebihan/kekuatan yang ia miliki.
10 25 Konsep diri negatif dapat menimbulkan penilaian diri yang negatif pula, dimana seseorang merasa sebagai pribadi yang baik. Dengan demikian ciri konsep diri negatif adalah : kurang pengetahuan tentang diri sendiri, harapan-harapan yang tidak realistik dan terlalu tinggi, dan rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri. Konsep diri positif : Seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila : a) Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelebihan dan kelemahan dirinya b) Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa c) Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari dirinya yang dianggap merugikan. Ciri konsep diri positif adalah : memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang dirinya, mempunyai harapan yang realistik dan self esteem yang tinggi atau penghargaan diri yang sehat. Perubahan Konsep Diri dan Penerapannya Dalam Kehidupan Seharihari Perubahan konsep diri : Seperti telah diuraikan di atas, konsep diri merupakan informasi tentang diri seseorang, dan lebih bersifat subyektif. Dalam konsep diri memuat perkiraan mengenai apa yang akan terjadi dimasa mendatang, dan berusaha untuk bisa mewujudkannya. Perkiraan tersebut sebenarnya bisa negatif atau kurang tepat, dan seseorang dapat mengubahnya sehingga menghasilkan konsep diri yang baru dan menyenangkan. Tahapan untuk mengubah konsep diri sebagai berikut : 1. Tetapkan perubahan yang akan dicapai 2. Dapatkan umpan balik dari orang lain
11 26 3. Perbaiki cara pandang terhadap diri sendiri 4. Perbaiki cara berbicara terhadap diri sendiri Penerapan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari : Dalam bermasyarakat kita menghadapi berbagai sikap dan perilaku yang berbeda-beda. Penerapan konsep diri tergantung kepada dirinya sendiri, antara lain : 1) Dapat menyadari kelemahan dan kekurangannya 2) Pandai mengendalikan diri 3) Tenggang rasa 4) Berusaha jujur terhadap diri sendiri serta menyadari peranannya Contoh : a. Mengambil keputusan tanpa mempelajari dan mempertimbangkan kenyataan yang sesungguhnya akan berakibat keputusan yang diambil kurang tepat. Dengan kata lain orang yang mempunyai konsep diri positif akan mengambil keputusan tanpa emosional. b. Orang yang mempunyai sifat mau menang sendiri (egois) tidak mau merubah diri untuk tidak egois. Orang tersebut tidak mampu merubah dirinya atau merubah konsep dirinya yang negatif. Jadi konsep diri terbentuk melalui proses dimana seseorang telah dapat menemukan jati diri, mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya. Kemudian mampu menerima dirinya sebagai suatu kenyataan. Dengan kesadaran dan penerimaan ini seseorang mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep diri yang positif. Untuk mendukung konsep diri tersebut, seseorang perlu memiliki sikap percaya diri. Sikap percaya diri merupakan sikap seseorang yang memiliki keyakinan teguh akan tindakannya, mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain. Seseorang yang bersikap percaya diri mengakui dua hal, yaitu ; (1) dirinya mempunyai hak dan perasaan, (2) orang lain juga mempunyai hak dan perasaan. Menyadari kedua hal tersebut, seseorang tidak boleh menyakiti perasaan orang lain atau melanggar hak
12 27 orang lain. Sifat percaya diri mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan karena umumnya individu kurang yakin pada dirinya masing-masing. Sikap tersebut sudah berakar sehingga membutuhkan waktu dan tekad untuk merubahnya. Kita harus berani menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang tidak menyakiti orang lain. Pendapat mungkin salah, namun lebih baik dikemukakan untuk kemudian dibicarakan dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki percaya diri : lebih baik bertindak meskipun kemungkinan salah yang kemudian diselesaikan, daripada diam menerimanya dengan bersungut-sungut di belakang (ngomel). Rangkuman Konsep diri seseorang adalah jawaban terhadap siapa saja bagaimana seseorang melihat dirinya. Dengan demikian konsep diri merupakan titik pusat kesadaran perilaku seseorang. Konsep diri merupakan dasar dari seseorang untuk menilai pengalaman diri sendiri serta dasar untuk memperbaiki kekurangan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Konsep diri adalah seluruh persepsi tentang aku yang berhubungan dengan perasaaan, keyakinan, nilai-nilai, kekurangan, kelebihan serta kemampuannya. Konsep diri adalah sesuatu yang dinamis (terus berkembang) dan merupakan kumpulan dari berbagai sikap seseorang yang positif. Seseorang yang memiliki konsep diri mempunyai identitas diri yang jelas. Dengan melatih diri, seseorang akan mencapai tingkat kemantapan dalam menentukan peran, dan dapat mengambil keputusan yang selaras, serasi dan seimbang dengan keadaan, serta dapat mengembangkan konsep diri.
13 EVALUASI Apa pengertian pengenalan diri atau konsep diri? Jelaskan tujuan konsep diri! 2. Mengapa konsep diri diperlukan? 3. Sebutkan perbedaan konsep diri positif dan konsep diri negatif 4. Bagaimana proses pembentukan konsep diri? Bagaimana perubahan konsep diri 5. Bagaimana penerapan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari? REFERENSI 1. Conny Semiawan, 1987, Konsep Diri Wanita sebagai Pimpinan dalam peranan Manajemen, Jakarta. 2. John Robert Powers, 1977, Pelatihan Program Pengembangan Pribadi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 3. Kantor Menteri Negara UPW, 1993, Modul Latihan Manajemen dan Kepemimpinan Wanita-Unit I, Jakarta.
MATERI KULIAH KEWIRAUSAHAAN STAI ASSALAMIYAH BAGIAN KE II (DUA) WIRAUSAHA DAN PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI OLEH : H.
MATERI KULIAH KEWIRAUSAHAAN STAI ASSALAMIYAH BAGIAN KE II (DUA) WIRAUSAHA DAN PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI OLEH : H. BAKRONI LATAR Setiap wirausahawan secara sadar akan selalu mengembangkan dirinya untuk
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciEvaluasi rencana..., Dewi Resmini, FISIP UI, 2008.
KUESIONER EVALUASI DIKLAT DATA RESPONDEN Diklat terakhir yang pernah diikuti Jenis kelamin 1. Pria 2. Wanita Pendidikan 1. SLTA 2. Diploma 3. Sarjana 4. Pascasarjana Golongan Kerja 1. II 2. III Status
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterbukaan Diri 2.1.1. Pengertian Self Disclasure Keterbukaan diri cenderung bersifat timbal balik dan menjadi semakin mendalam selama hubungan komunikasi berlangsung. Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperincimaupun minat. Selain bahan dan kegiatan-kegiatan belajar kita perlu atau keberanian. Pada tingkat Pendidikan Dasar, keterampilan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengalaman kehidupan sehari-hari dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep yang dipelajari. Hal ini dapat pula menyebabkan perbedaan antar individu (siswa). Perbedaan
Lebih terperinciKEDUDUKAN, PERANAN, CIRI-CIRI DAN ASAS-ASAS ADMINISTRASI UMUM POLRI
MODUL 01 KEDUDUKAN, PERANAN, CIRI-CIRI DAN ASAS-ASAS ADMINISTRASI UMUM POLRI 4 JP (180 menit) PENGANTAR Dalam bagian ini dibahas materi tentang kedudukan, peranan, ciri-ciri dan asas-asas administrasi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT 1 Nama Diklat : Diklat Kepemimpinan Tingkat IV 2 Mata Diklat : Kecerdasan Emosi 3 Alokasi Waktu : 6 sesi (18 JP); 4 Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini membekali
Lebih terperinciPEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKem) Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.
Lebih terperinciMetode Metode Instruksional Dina Amelia/
Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ 702011094 1. Peer Tutoring Tutor sebaya adalah seorang/ beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah perilaku komunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri,
Lebih terperinciPELATIHAN KONSEP DIRI
PELATIHAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep Diri Konsep diri merupakan persepsi terhadap diri individu sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial dan psikologis yang diperoleh melalui pengalaman dari interaksi
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Ana Widi Astuti 1), Henik Istikhomah 2) 1, 2 Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Identitas Ego 2.1.1 Definisi Identitas Ego Untuk dapat memenuhi semua tugas perkembangan remaja harus dapat mencapai kejelasan identitas (sense of identity) yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan
Lebih terperinciPERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN DAN RALAT
MODUL 05 PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN DAN RALAT 4 JP (180 menit) PENGANTAR Pada bagian ini dibahas materi pengertian tentang perubahan, pencabutan, pembatalan dan ralat serta pejabat yang berwenang
Lebih terperinciLAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN SKALA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN SKALA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena
Lebih terperinciMengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.
UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin lahir dalam keadaan normal, namun pada kenyataannya ada orang yang dilahirkan dengan keadaan cacat. Bagi orang yang lahir dalam keadaan cacat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama sekolah : Mata Pelajaran : Sosiologi Kelas/semester : X/ 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Standar Kompetensi : 1. Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT
1 RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT 1. NamaDiklat : DiklatKepemimpinan Tingkat I 2. Mata Diklat : Pengarahan Program 3. Alokasi Waktu : 1 Sesi (3 JP) 4. Deskripsi Singkat : Pengarahan Program membekali
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH...
Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... i MODUL 1: STRATEGI PEMBELAJARAN 1.1 Hakikat Strategi Pembelajaran... 1.2 Latihan... 1.12 Rangkuman... 1.13 Tes Formatif 1..... 1.13 Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran...
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinci: PETUNJUK PENGISIAN SKALA
65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MASA REMAJA (ADOLESENCE) PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir logis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran
Lebih terperinciMembangun Ketrampilan Memfasilitasi
Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Skala Uji Coba Self Regulated Learning. Lampiran 2 Skala Penelitian Self Regulated Learning
LAMPIRAN Lampiran 1 Skala Uji Coba Self Regulated Learning Lampiran 2 Skala Penelitian Self Regulated Learning Lampiran 3 Tabulasi Skor Skala Uji Coba Self Regulated Learning. Lampiran 4 Tabulasi Skor
Lebih terperinciWritten by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32
Sebelum melakukan pelatihan diperlukan penjajagan kebutuhan pelatihan kepada masyarakat, petani, petugas, kepala desa, dan instansi terkait dengan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Terdapat beberapa
Lebih terperinciLAMPIRAN PENINGKATAN KEBERANIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ARITMATIKA SOSIAL MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
70 LAMPIRAN PENINGKATAN KEBERANIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ARITMATIKA SOSIAL MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN JUAL BELI BARANG - BARANG IMITASI BAGI SISWA KELAS VII D SEMESTER GASAL SMP
Lebih terperinciTEKNIK FASILITASI PETANI
MODUL TEKNIK FASILITASI PETANI Teknik Fasilitasi Petani DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN PUSAT PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN 2 0 0 7 : TEKNIK FASILITASI PETANI
Lebih terperinciModul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT
Modul Pelatihan MODUL MP-1 BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) I. DESKRIPSI SINGKAT Dalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas, bertemu sekelompok orang yang belum saling mengenal sebelumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.
Lebih terperinciModel Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen
Lebih terperinciTata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT)
Tata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT) Disampaikan pada perkuliahan Pengembangan Masyarakat di FKM USU Senin/Tanggal 26 Mei 2014. Pelaksanaan FGD/DKT perlu
Lebih terperinci2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa
2.1 Perkembangan anak sekolah dasar Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa pertengahan dan akhir anak yang merupakan kelanjutan dari masa awal anak. 7 Permulaan masa pertengahan
Lebih terperinciLAMPIRAN A. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DOSEN DAN MAHASISWA
LAMPIRAN A. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DOSEN DAN MAHASISWA Nama Observer : Wulandari NIM : 20130830046 Tempat Observasi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal Observasi : 15 Februari 2017 Kelas
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. kecerdasan spiritual pada nilai kejujuran di MTs Al-Ma arif pondok. pesantren Salafiyah As-Syafi iyah Panggung Tulungagung.
BAB V PEMBAHASAN A. Strategi guru pembimbing ekstrakurikuler robotik dalam menanamkan kecerdasan spiritual pada nilai kejujuran di MTs Al-Ma arif pondok pesantren Salafiyah As-Syafi iyah Panggung Tulungagung.
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Keling Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : 9 A B C D Semester : I Alokasi Waktu : 4 X 40 menit A. Standar Kompetensi SK nomor 1:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,
Lebih terperinciprinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar
KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar Berpusat pada siswa Belajar dengan melakukan Mengembangkan kemampuan sosial Mengembangkan keingintahuan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).
BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan untuk menekan atau untuk mencegah tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan, dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. a.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap
BAB II LANDASAN TEORI II. A. Harga Diri II. A. 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional mengharapkan upaya pendidikan formal di sekolah mampu membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang sehat dan produktif. Pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional memerlukan sumber daya manusia yang unggul dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional memerlukan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, yang mampu mengikuti perubahan dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran sejarah Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti
Dinamika Vol. 5, No. 4, April 2015 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya yang lebih berkualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, setiap orang dihadapkan pada berbagai macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka setiap
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian yang dilanjutkan dengan analisis data dan refleksi terhadap proses pelaksanaan tindakan, maka penerapan metode brainstorming
Lebih terperinciATTITUDE. Disciple - Attitude
ATTITUDE 13DISCIPLE BE EQUIPPED Tujuan: 1. Setiap peserta mendapatkan pengertian betapa pentingnya sikap. 2. Setiap peserta mengetahui dampak dari sikap. 3. Setiap peserta mengerti apa hambatan dari sikap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching, Pembelajaran Konvensional, Kemampuan Komunikasi Matematis dan Skala Sikap 1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Reciprocal Teaching
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan relasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT
NO RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT 1. NamaDiklat : Diklatpim Tingkat IV 2. Mata Diklat : Seminar Laboratorium Kepemimpinan 3. Alokasi Waktu : 12 JP Per Kelompok (10 Peserta Diklat/45 menit Per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan dalam masa transisi itu remaja menjajaki alternatif dan mencoba berbagai pilihan sebagai
Lebih terperinciADJOURNING BAB I PENDAHULUAN
ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok merupakan kesatuan unit yang terkecil dalam masyarakat. Individu merupakan kesatuan dari kelompok tersebut. Anggota kelompok tersebut merupakan individu-individu
Lebih terperinciA. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Video Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan), dapat melihat (Prent dkk., Kamus Latin Indonesia, 1969:926).
Lebih terperinciMETODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia
METODOLOGI INOVATIF dedir@upi.edu blog: http://dedi.staf.upi.edu Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap
Lebih terperinciPENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI
PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI Danu Hoedaya Ilustrator: Didin Budiman Kementerian Negara Pemuda & Olahraga Republik Indonesia Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan terbesar yang dihadapi siswa adalah masalah yang berkaitan dengan prestasi, baik akademis maupun non akademis. Hasil diskusi kelompok terarah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki rasa minder untuk berinteraksi dengan orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyandang tuna netra tidak bisa dipandang sebelah mata, individu tersebut memiliki kemampuan istimewa dibanding individu yang awas. Penyandang tuna netra lebih
Lebih terperinciBAB-3 PEMAHAMAN DIRI (SELF AWARENESS) 3-1 KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Copyright 2012 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MT, MM.
BAB-3 PEMAHAMAN DIRI (SELF AWARENESS) 3-1 APAKAH PEMAHAMAN DIRI? Kesadaran diri adalah mengetahui motivasi, preferensi dan kepribadian serta memahami bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi penilaian,
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori
Lebih terperinciLampiran 1 : Refleksi Pembelajaran Pra Siklus REFLEKSI PEMBELAJARAN PRA SIKLUS
Lampiran 1 : Refleksi Pembelajaran Pra Siklus REFLEKSI PEMBELAJARAN PRA SIKLUS Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas / Semester : Matematika : Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia
Lebih terperinciDIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY
87 L A M P I R A N 88 Lampiran 1 DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY DENGAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK ( PTK Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak dan masa dewasa (Wong dkk, 2001). Menurut Erik Erikson (Feist &
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Wong dkk, 2001). Menurut Erik Erikson (Feist & Feist, 2006), remaja
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel Tergantung : Penerimaan Diri 2. Variabel Bebas : Pelatihan Konsep Diri B. Definisi Operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perjalanan hidup manusia pasti akan mengalami suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Masa remaja merupakan suatu masa dimana individu mengalami perubahan
Lebih terperinciDari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut.
Dalam profesi kedokteran terdapat tiga komponen penting yaitu komponen ilmu dan teknologi kedokteran, komponen moral dan etik kedokteran, serta komponen hubungan interpersonal antara dokter dan pasien.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat 1, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (2006: 3) menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciFungsi Dinamika Kelompok
Fungsi Dinamika Kelompok Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain :. Individu satu dengan yang lain akan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Gambar Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peserta didik pada usia remaja di sekolah sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan pribadi secara optimal dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal
2.1 Kecerdasan Interpersonal BAB II KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang berlangsung di sekolah, merupakan interaksi aktif antara guru dan siswa. Tugas dan tanggung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh
103 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh Tanggunggunung Tulungagung Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beranjak dewasa. Selain tugas-tugas akademis yang dikerjakan, mahasiswa juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa memiliki tugas yang beragam meliputi tugas-tugas kehidupannya yaitu sebagai seorang remaja ataupun seseorang yang sedang beranjak dewasa. Selain tugas-tugas
Lebih terperinciWORKSHOP BAHASA INDONESIA DI SD. ISAH CAHYANI Diadaptasi dari berbagai sumber
WORKSHOP BAHASA INDONESIA DI SD ISAH CAHYANI Diadaptasi dari berbagai sumber Bahasa Indonesia sangat penting dipelajari anak-anak sekolah dasar BI mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan lingkungan
Lebih terperinciARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG
ARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG Oleh: YULI AGUSTINA NIM 0250112010502 Disusun dan Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Syarat Yudisium Jurusan Dharmacarya
Lebih terperinciSATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A Tema/Topik : Kedisiplinan B Judul : Tata tertib C Bidang Bimbingan : Belajar D Kompetensi Perkembangan : Landasan perilaku etis E Sub Kompetensi : Bertindak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Masrun, dkk (1986), kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas
Lebih terperinci