10 Cagar Alam di Indonesia Beserta Flora dan Fauna yang Dilindungi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "10 Cagar Alam di Indonesia Beserta Flora dan Fauna yang Dilindungi"

Transkripsi

1 10 Cagar Alam di Indonesia Beserta Flora dan Fauna yang Dilindungi Advertisement Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang memiliki kekhasan flora, fauna, dan ekosistem tertentu yang dilindungi dan perkembangannya dari ekosistem tersebut berlangsung secara alami. Baik flora maupun fauna yang hidup di dalam kawasan cagar alam tersebut dilindungi keberadaannya. Diharapkan, keberadaan flora dan fauna yang dilindungi tersebut dapat bermanfaat untuk masa yang akan datang. Cagar alam merupakan wilayah konservasi, maka masyarakat umum tidak boleh memasuki wilayah cagar alam secara bebas. Masyarakat dapat memasuki wilayah cagar alam apabila sudah memiliki Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi. Cagar alam merupakan lokasi tempat perlindungan flora dan fauna yang tidak diperuntukkan menjadi tempat komersial atau tempat pariwisata. Kriteria Cagar Alam Untuk menentukan suatu lokasi menjadi cagar alam maka perlu adanya kriteria tertentu yang harus dipenuhi. Berikut ini beberapa kriteria yang harus terpenuhi sebagai acuan penetapan suatu lokasi menjadi cagar alam. 1. Memiliki keanekaragaman jenis flora atau satwa liar yang tergabung di dalam sebuah ekosistem. 2. Mempunyai kondisi fisik alam yang masih alami dan belum terganggu, baik flora atau satwa liar yang ada di lokasi tersebut. 3. Memiliki komunitas flora atau satwa liar beserta ekosistemnya yang tergolong langka atau keberadaannya terancam punah. 4. Mempunyai formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya. 5. Mamiliki luas lokasi yang cukup dan bentuk tertentu yang dapat menunjang pengelolaan lokasi secara efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami. 6. Memiliki ciri khas potensi dan sebagai contoh ekosistem yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi. Untuk menetapkan suatu lokasi menjadi sebuah cagar alam, maka keenam kriteria di atas harus terpenuhi, dikarenakan cagar alam merupakan lokasi khusus yang menjadi tempat berkembangnya flora dan fauna langka dan hampir punah dengan cara yang alami dalam cara melestarikan flora dan fauna. Tujuan dan Manfaat Cagar Alam

2 Cagar alam didirikan dengan tujuan untuk melindungi ekosistem yang ada di lokasi cagar alam agar tidak mengalami kepunahan dan tetap pada kondisi lestari. Manfaat dari penetapan suatu lokasi cagar alam adalah: Melindungi berbagai flora dan fauna asli Indonesia dari ancaman kepunahan. Menjaga kondisi tanah agartetap pada kondisi subur. Memberikan pengaturan terhadap tatanan air. Dijadikan sebagai obyek wisata. Sebagai salah satu sumber devisa negara. Sebagai tempat praktik dan juga sumber belajar. Sebagai tempat dilakukannya penelitian. Cagar Alam di Indonesia Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat lengkap. Hingga tahun 2008, Indonesia setidaknya telah memiliki cagar alam sebanyak 237 lokasi, dengan luas wilayah mencapai ,04 hektar. Berikut ini sebagian Cagar Alam di Indonesia Beserta Flora dan Fauna yang Dilindungi di dalamnya : 1. Cagar alam Gunung Leuser di Nangroe Aceh Darussalam Jenis flora yang dilindungi di lokasi ini adalah daun payung raksasa (Johannesteijsmannia altifrons), bunga (Rafflesia atjehensis dan R. micropylora), serta Rhizanthes zippelnii. Sedangkan jenis fauna yang dilindungi meliputi mawas atau orang utan (Pongo abelii), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), kambing hutan (Capricornis sumatraensis), rangkong (Buceros bicornis), rusa sambar (Cervus unicolor), dan kucing hutan (Prionailurus bengalensis sumatrana). 2. Cagar alam Batang Gadis di Sumatera Utara Jenis flora yang dilindungi adalah bunga Padma (Rafflesia sp). Untuk jenis fauna yang dilindungi meliputi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), kambing hutan (Naemorhedus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), kucing hutan (Catopuma temminckii), kancil (Tragulus javanicus), binturong (Arctitis binturong) beruang madu (Helarctos malayanus), rusa (Cervus unicolor) dan kijang (Muntiacus muntjac)dan landak (Hystix brachyura), amfibi tak berkaki (Ichtyopis glutinosa), katak bertanduk tiga (Megophyris nasuta). Sponsors Link

3 3. Cagar alam Siberut di Sumatera Barat Jenis fauna yang dilindungi di cagar alam ini meliputi bokkoi (Macaca pagensis), lutung mentawai/joja (Presbytis potenziani siberu), bilou (Hylobates klossii), dan simakobu (Nasalis concolor siberu). 4. Cagar alam Kerinci Sebrat di Jambi Jenis flora yang dilindungi di cagar alam ini meliputi pinus kerinci (Pinus merkusii strain Kerinci), kayu pacat (Harpulia alborea), bunga raflesia (Rafflesia arnoldi dan R. hasseltii), dan bunga bangkai (Amorphophallus titanum dan A. decus-silvae). Sedangkan jenis fauna yang dilindungi di antaranya burung rangkong (Buceros rhinoceros sumatranus), julang (Aceros undulatus undulates), burung gading (Rhinoplax vigil), kucing emas (Catopuma temminckii temminckii). 5. Cagar alam Bukit Tiga Puluh di Riau Jenis flora yang dilindungi meliputi jelutung (Dyera costulata), getah merah (Palaquium spp.), pulai (Alstonia scholaris), kempas (Koompassia excelsa), rumbai (Shorea spp.), cendawan muka rimau/raflesia (Rafflesia hasseltii), jernang atau palem darah naga (Daemonorops draco), dan berbagai jenis rotan. Untuk jenis fauna yang dilindungi di antaranya harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus). 6. Cagar alam Bukit Dua Belas di Jambi Jenis flora yang dilindungi di antaranya harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus). Untuk jenis fauna yang dilindungi meliputi siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), beruk (Macaca nemestrina), macan dahan (Neofelis nebulosa diardi), kancil (Tragulus javanicus kanchil), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), kijang (Muntiacus muntjak montanus), meong congkok (Prionailurus bengalensis sumatrana), lutra Sumatera (Lutra sumatrana), ajag (Cuon alpinus sumatrensis), kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri), elang ular bido (Spilornis cheela malayensis). 7. Cagar alam Berbak di Jambi Jenis flora yang dilindungi adalah meranti (Shorea sp.), daun payung (Johanesteijmannia altifrons), Lepidonia kingii (Lorantaceae). Sponsors Link 8. Cagar alam Sembilang di Sumatera Selatan Jenis flora yang dilindungi adalah paku gajah (Acrostichum aureum), nipah (Nypa fruticans), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus tectorius), waru laut (Hibiscus tiliaceus), nibung (Oncosperma tigillaria), jelutung (Dyera costulata), menggeris (Koompassia excelsa), gelam tikus (Syzygium inophylla), Rhizophora sp., Sonneratia alba,

4 dan Bruguiera gimnorrhiza. Sedangkan jenis fauna yang dilindungi meliputi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), tapir (Tapirus indicus), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), kucing mas (Catopuma temminckii temminckii), rusa sambar (Cervus unicolor equinus), buaya (Crocodylus porosus), biawak (Varanus salvator), ikan sembilang (Plotusus canius), labi-labi besar (Chitra indica), lumba-lumba air tawar (Orcaella brevirostris). 9. Cagar alam Bukit Barisan Selatan di Lampung Jenis flora yang dilindungi adalah pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), cempaka (Michelia champaka), meranti (Shorea sp.), mersawa (Anisoptera curtisii), ramin (Gonystylus bancanus), keruing (Dipterocarpus sp.), damar (Agathis sp.), rotan (Calamus sp.), dan bunga raflesia (Rafflesia arnoldi), bunga bangkai jangkung (Amorphophallus decus-silvae), bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan anggrek raksasa/tebu (Grammatophylum speciosum). Untuk jenis fauna yang dilindungi beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), siamang (H. syndactylus syndactylus), simpai (Presbytis melalophos fuscamurina), kancil (Tragulus javanicus kanchil), dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata). 10. Cagar alam Way Kambas di Lampung Jenis flora yang dilindungi meliputi api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus). Untuk jenis fauna yang dilindungi meliputi badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), 406 jenis burung meliputi bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga melanogaster). Itulah beberapa lokasi Cagar Alam di Indonesia Beserta Flora dan Fauna yang Dilindungi di Indonesia. Cagar alam yang telah disebutkan di atas adalah beberapa cagar alam yang berlokasi di pulau Sumatera. Masih banyak lagi beberapa cagar alam di pulau-pulau lain di Indonesia seperti di Jawa, Kalimantan, Papua, dan pulau-pulau lain di Indonesia. Sponsored Links *

5 Daftar Cagar Alam dan Suaka Margasatwa di Indonesia Posted by Muhammad Taufiq at 03:11 Pelajaran18 Daftar Cagar Alam dan Suaka Margasatwa di Indonesia. Banyaknya jenis satwa yang menjadi korban perburuan manusia mengakibatkan jumlah populasi hewan tertentu mengalami penurunan secara drastis, sehingga keberadaanya mulai terancam Kepunahan. Berdasarkan peraturan Perlindungan Binatang Liar Nomer 134 dan 266 Tahun 1931, hewan yang dilindungi antara lain badak, tapir, kambing hutan, trenggiling, kancil, burung dara laut, babi rusa, elang tikus, atau alap-alap. Berdasrkan SK Kementrian Pertanian Nomor 421 Tahun 1970 dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 327 Tahun 1972, Hewan yang dilindungi adalah Harimau sumatra, harimau jawa, macan kumbang, jalak bali, burung gosong, burung baleo, burung maleo, monyet hitam, kakatua, rusa bawean, kanguru pohon, beo nisan, ikan pesut, lumba-lumba musang. Untuk Melindungi Hewan tersebut didirikan cagaralam dan suaka margasatwa, antara lain: 1. Di Pulau Jawa Cagar alam di Pulau Jawa antara lain: Cagar alam Ujung Kulon melindungi badak, banteng, merak, rusa, dan buaya. Cagar alam Cibodas, Cianjur, sebagai cadangan air karena wilayah tersebut curah hujanya sangat tinggi. Suaka margasatwa Baluran dan Meru Betiri, Banyuwangi, Jawa Timur melindungi banteng, kerbau liar, harimau jawa, dan rusa. Cagar alam Pangandaran, melindungi banteng. Cagar alam Gunnung Gede, bogor, melindungi kijang, dan rusa. Cagar alam Pulau Dua, melindungi burung laut. 2. Di Pulau Sumatra

6 Suaka margasatwa Gunnung Leuserm Aceh Utara, melindungi orang utan, badak, gajah, dan harimau sumatra. Suaka margasatwa, Pulau Siberut, Way Kambas, dan Gunnung Sakinco, melindungi harimau, tapir, beruang, rusa, badak, gajah sumatra. Cagar alam Limbo Pati, Sumatra Barat, melindungi tapir, dan simang. 3. Di Pulau Kalimantan Cagar alam dan suaka margasatwa Tanjung Putting dan Kutai untuk melindungi orang utan, banteng, rusa sambar. 4. Di Pulau Nusa Tenggara Suaka Margasatwa di Pulau Komodo dan di Pulau Rinca, melindungi komodo, kerbau liar, dan kuda liar. 5. Di Pulau Sulawesi Suaka Margasatwa Dumoga Bone dan gunnung Tangkoko di ujung utara Minahasa melinfungi annoa, babi rusa, dan kukus. 6. Di Maluku Suaka margasatwa Wae Nua, melindungi burung kasuari,. Suaka margasatwa Pulau Baun di kepulauan Aru untuk melindungi burung cendrawasih.

7 Ini 7 Suaka Margasatwa Terbaik di Indonesia Updated: Ini 7 Suaka Margasatwa Terbaik di Indonesia Updated: Travel Suaka margasatwa adalah tempat dimana hewan ditangkar, dipelihara, dan dikembangbiakkan dengan alami dimana tujuan dari adanya tempat ini adalah sebagai upaya pelestarian habitat satwa yang diambang kepunahan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah yang sangat besar, dimana Indonesia memiliki banyak suaka margasatwa yang tidak hanya satu tempat saja. Ada banyak suaka margasatwa yang dikembangkan di Indonesia sebagai upaya dari pemerintah dalam melindungi dan menjaga kelestarian habitat satwa langka yang biasanya punah akibat perburuan liar oleh para pemburu yang tidak bertanggungjawab. Pada kesempatan kali ini akan kami ulas 7 suaka margasatwa yang terbaik yang ada di Indonesia, dimana suaka margasatwa yang kami ulas ini sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun dunia internasional karena peranannya yang penting dalam dunia lingkungan hidup. Mari kita simak dengan seksama. 1. Pulau Komodo dan Pulau Rinca

8 Suaka margasatwa di kawasan Pulau Komodo dan Pulau Rinca merupakan suaka margasatwa yang dikenal melindungi habitat satwa langka dan unik yaitu komodo yang merupakan satwa asli dari Propinsi Nusa Tenggara Timur dan komodo hanya bisa ditemukan di tempat ini secara alami di dunia ini. Keunikan tempat ini adalah sajian wilayahnya yang berupa laut, pantai, padang rumput stepa dan sabana, serta pengunungan dan bukit yang mempesona. Tidak heran jika suaka margasatwa yang satu ini tidak hanya menjadi incaran para wisatawan lokal melainkan juga wisatawan luar negeri yang berburu keunikan seputar binatang bernama komodo ini. Komodo sendiri merupakan kadal raksasa yang terkenal sangat liar dan bernaluri membunuh dengan insting yang luar biasa. Habitat alaminya bisa kita temukan di suaka margasatwa di kawasan Pulau Komodo dan Pulau Rinca ini. Selain sebagai habitat komodo 2 pulau ini merupakan habitat alami binatang seperti merpati hijau, kepodang kuduk hijau, burung tekukur, gagak flores, sri gunting wallace, ayam hutan, dan juga kuau hitam timor. Alamat Lokasi : Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor Telepon Pengelola : Jam Operasional : WIB Harga Tiket Masuk : Rp ,- per orang 2. Taman Nasional Tanjung Puting Taman Nasional Tanjung Puting merupakan suaka margasatwa yang berada di Pulau Kalimantan tepatnya berada di Propinsi Kalimantan Tengah dimana yang menjadi pusat perhatian di suaka margasatwa ini adalah adanya penangkaran alami habitat satwa orang utan yang semakin hari semakin terancam jumlahnya. Orang utan bukan hanya menjadi binatang yang dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia melainkan juga oleh dunia internasional yang mana kelestarian habitat ini memang menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah Republik Indonesia maupun dunia internasional.

9 Selain orang utan binatang lain yang dapat dijumpai di tempat ini adalah macan tutul, beruang madu, rusa, ular, siamang, babi hutan, landak, dan lain lain dimana para pengelola suaka margasatwa ini juga konsen menjaga kelestarian satwa satwa tersebut pula. Alamat Lokasi : Teluk Pulai, Waringin Barat, Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah Nomor Telepon Pengelola : Jam Operasional : WIB Harga Tiket Masuk : Rp ,- per orang (WNI) dan Rp ,- per orang (WNA) 3. Taman Nasional Way Kambas Taman nasional ini sangat terkenal yaitu Taman Nasional Way Kambas, tempat dimana gajah gajah sumatera ditangkar, dilatih, dan dikembangbiakkan secara alami guna kemanfaatannya untuk kehidupan manusia. Aktifitas seperti hiburan sepak bola gajah, menarik kayu hutan, membajak sawah, serta menjadi binatang tunggangan adalah hasil dari penangkaran dan pelatihan secara baik oleh pihak pengelola suaka marga satwa kepada habitat gajah sumatera agar populasinya meningkat serta berguna bagi manusia. Binatang yang ada disini juga tidak hanya gajah sumatera saja, melainkan juga terdapat badak sumatera, harimau sumatera, dan rusa yang memang populasinya ingin ditingkatkan agar generasi mendatang masih mampu melihat keberadaan satwa satwa ini bukan hanya lewat cerita saja. Alamat Lokasi : Taman Nasional Way Kambas, Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur, Propinsi Lampung, Indonesia Nomor Telepon Pengelola : Jam Operasional : WIB Harga Tiket Masuk : Rp ,- per orang 4. Taman Nasional Gunung Leuser Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu situs warisan dunia yang dilindungi keberadaannya oleh UNESCO PBB secara langsung. Terdapat spesies yang ditangkar secara alami di tempat ini seperti gajah, badak, harimau, kera. Macan tutul, dan ratusan spesies burung hutan yang selalu menghiasi kawasan hutan ini dengan kicauannya. Apalagi sekarang ini Taman Nasional Gunung Leuser diekspose oleh

10 media internasional dimana merupakan bagian dari kampanye peduli hutan dan lingkungan hidup secara global yang dimotori oleh aktor ternama yaitu Leonardo Di Caprio yang memang dikenal sabagai salah satu aktor ternama yang sangat peduli dengan satwa dan lingkungan hidup. Alamat Lokasi : Taman Nasional Gunung Leuser Propinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Propinsi Sumatera Utara Nomor Telepon Pengelola : Jam Operasional : WIB Harga Tiket Masuk : Rp ,- per orang (WNI) dan Rp ,- per orang (WNA) 5. Taman Nasional Wasur Taman Nasional Wasur adalah suaka margasatwa yang ada di Pulau Papua. Taman nasional ini melindungi satwa yang dikembangbiakkan secara alami seperti kepiting, ikan, udang, kangguru, kasuari, kesturi raja, cendrawasih, buaya air tawar dan buaya air asin yang memang pada kehidupan alaminya banyak diburu untuk kepentingan konsumsi penduduk lokal. Keberadaan suaka margasatwa berupa taman nasional ini sangatlah penting dalam menjaga dan mempertahankan populasi satwa yang nantinya akan sangat berguna bagi kehidupan manusia. Taman Nasional Wasur sendiri memang banyak diberkati dengan habitat hewan hampir mirip dengan benua Australia. Hewan seperti kangguru bisa ditemukan secara langsung di suaka margasatwa yang satu ini. Jadi kita tidak usah mengunjungi negara Australia untuk melihat alami habitat kangguru, karena di Papua ada tempatnya. Alamat Lokasi : Merauke, Propinsi Papua Nomor Telepon Pengelola : Jam Operasional : WIT Harga Tiket Masuk : Rp ,- per orang 6. Taman Nasional Ujung Kulon Taman Nasional Ujung Kulon sangat terkenal dengan keberadaan hewan langka yaitu badak jawa bercula satu dimana habitat badak ini hanya ada di Jawa Indonesia. Habitat badak yang

11 unik dan langka ini menjadi tujuan utama wisata alam yang ada di suaka margasatwa yang satu ini. Bahkan logo dari Taman Nasional Ujung Kulon memuat gambar badak jawa bercula sebagai sebagai model logonya. Selain badak jawa bercula satu hewan lain yang bisa kita temui adalah anjing hutan, banteng, rusa, kijang, kancil, babi hutan, macan tutul, luwak, macan dahan, kucing hutan, landak, trenggiling, lutung, kera ekor panjang hingga bajing dimana satwa satwa tersebut memang menjadi penghuni asli dari kawasan hutan disini. Alamat Lokasi : Taman Nasional Ujung Kulon, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten Nomor Telepon Pengelola : Jam Operasional : WIB Harga Tiket Masuk : Rp ,- per orang (WNI) dan Rp ,- per orang (WNA) 7. Suaka Margasatwa Buton Utara Suaka margasatwa ini berada di Pulau Buton Propinsi Sulawesi Tenggara, dimana hewan langka berupa anoa bisa kita temukan ditangkar dan dikembangbiakkan secara almi di tempat ini. Habitat hewan anoa merupakan hewan asli dari Pulau Sulawesi yang tidak ditemukan di daerah lain di Indonesia bahkan di dunia sekalipun. Anoa memang unik dan menarik karena keindahan warna tubuhnya. Satwa lain yang bisa kita temukan di suaka margasatwa ini adalah rusa, monyet buton, kus kus, dan meleo senkawor. Alamat Lokasi : Kecamatan Maligano, Kecamatan Wakorumba, Kecamatan Bonegunu, Kecamatan Kulisusu Utara, Kecamatan Kulisusu Barat, Kabupaten Muna, Propinsi Sulawesi Tenggara Nomor Telepon Pengelola : Jam Operasional : WITA Harga Tiket Masuk : Rp ,- per orang

12 Itulah 7 suaka margasatwa yang terbaik yang ada di Indonesia, kami ulas dan berikan kepada anda. Keberadaan suaka margasatwa ini sangatlah menguntungkan bagi perkembangan dan kelestarian dari habitat satwa satwa langka yang mungkin diambang kepunahan. Jika kita mau peduli dengan adanya tempat semacam ini tentu hal tersebut sangatlah menguntungkan bagi dunia lingkungan hidup di Indonesia dan global pula. Keberadaan satwa langka di Indonesia juga menjadi perhatian khusus dunia internasional. Jadi sudah menjadi tanggungjawab bersama kita sebagai bangsa Indonesia ikut membantu menjaga dan melestarikan satwa langka di suaka margasatwa sebagaimana tertulis diatas. Sekian dari kami, semoga informasi ini bermanfaat bagi semua pihak. Salam.

A. Hewan dan Tumbuhan yang Hampir Punah

A. Hewan dan Tumbuhan yang Hampir Punah A. Hewan dan Tumbuhan yang Hampir Punah Kebun binatang merupakan habitat buatan untuk berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Pernahkah kamu berpikir di mana habitat asli hewan dan tumbuhan tersebut? Berbagai

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3 1. Tempat perlindungan Orang utan yang dilindungi oleh pemerintah banyak terdapat didaerah Tanjung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan konservasi terdiri dari kawasan suaka alam termasuk cagar alam dan suaka margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam, dan taman

Lebih terperinci

BERSAMA LESTARIKAN NUSANTARA

BERSAMA LESTARIKAN NUSANTARA BERSAMA LESTARIKAN NUSANTARA TOGETHER WE PRESERVE THE ARCHIPELAGO BELANTARA FOUNDATION 1 MENGENAI KAMI Yayasan Bersama Lestarikan Nusantara ( Yayasan Belantara ) adalah sebuah lembaga penyalur dana hibah

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.1 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.1 1. Makhluk hidup dapat terhindar dari kepunahan jika manusia... melakukan pelestarian menggunakan sumber daya alam secara

Lebih terperinci

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia: Pengaruh Letak Geografis Terhadap Kondisi Alam dan Flora Fauna di Indonesia Garis Lintang: adalah garis yang membelah muka bumi menjadi 2 belahan sama besar yaitu Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan.

Lebih terperinci

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI Indonesia terdiri atas pulau-pulau sehingga disebut negara kepulauan. Jumlah pulau yang lebih dari 17.000 buah itu menandakan bahwa Indonesia merupakan suatu wilayah yang

Lebih terperinci

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran: BAB 4 PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat: 1. Mengetahui berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang mendekati kepunahan. 2. Menjelaskan pentingnya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) pertumbuhan jumlah penduduk. : 1.1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) pertumbuhan jumlah penduduk. : 1.1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pajangan : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan

Lebih terperinci

SMP NEGERI 3 MENGGALA

SMP NEGERI 3 MENGGALA SMP NEGERI 3 MENGGALA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem. Untuk Kalangan Sendiri

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Kawasan lindung Bukit Barisan Selatan ditetapkan pada tahun 1935 sebagai Suaka Marga Satwa melalui Besluit Van

Lebih terperinci

HEWAN YANG LANGKA DAN DILINDUNGI DI INDONESIA 1. Orang Utan (Pongo pygmaeus)

HEWAN YANG LANGKA DAN DILINDUNGI DI INDONESIA 1. Orang Utan (Pongo pygmaeus) HEWAN YANG LANGKA DAN DILINDUNGI DI INDONESIA 1. Orang Utan (Pongo pygmaeus) - Habitat yang semakin sempit karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa sawit,

Lebih terperinci

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara)

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara) POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara) BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI PENDAHULUAN Ekowisata berkembang seiringin meningkatnya

Lebih terperinci

10 Hewan Langka Di Indonesia

10 Hewan Langka Di Indonesia 10 Hewan Langka Di Indonesia 10 Hewan Langka Di Indonesia Indonesia terkenal dengan kekayaan flora dan fauna. Termasuk flora dan fauna langka juga terdapat di Indonesia. Sudah menjadi penyakit kronis di

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1.Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) meliputi areal seluas ± 365.000 hektar yang membentang dari ujung selatan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI (KEHATI) by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

KEANEKARAGAMAN HAYATI (KEHATI) by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta KEANEKARAGAMAN HAYATI (KEHATI) by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1 KEANEKARAGAMAN HAYATI 2 KEANEKARAGAMAN HAYATI Secara Garis besar dibedakan menjadi 3: 1. Keanekaragaman Gen 2. Keanekaragaman

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 19/Menhut-II/2010 TENTANG PENGGOLONGAN DAN TATA CARA PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 19/Menhut-II/2010 TENTANG PENGGOLONGAN DAN TATA CARA PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 19/Menhut-II/2010 TENTANG PENGGOLONGAN DAN TATA CARA PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Faisal Rahmad H Fabian

Disusun Oleh: Faisal Rahmad H Fabian Disusun Oleh: Faisal Rahmad H. 1231010038 Fabian 1231010039 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup yang Dilakukan Pemerintah dalam Pembangunan Berkelanjutan Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 15 III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Status Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) pertama kali diusulkan menjadi taman nasional melalui Ketetapan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/x/1982,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Satwa Langka Satwa langka atau yang biasa disebut hewan langka adalah hewan yang masuk dalam daftar IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resource)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. status Nature Reserve (cagar alam) seluas 298 ha. Kemudian berdasarkan Surat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. status Nature Reserve (cagar alam) seluas 298 ha. Kemudian berdasarkan Surat IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Status Kawasan Kawasan ini ditunjuk berdasarkan Besluit Van Der Gouverneur General Van Netherlanch Indie No. 15 Stbl 24 tahun 1933 tanggal 10 Januari 1933 dengan

Lebih terperinci

BAB. Pelestarian Hewan dan Tumbuhan

BAB. Pelestarian Hewan dan Tumbuhan BAB 4 Pelestarian Hewan dan Tumbuhan Sekolah Dasar Putra Bangsa melakukan karyawisata ke Taman Safari di Bogor, Jawa Barat. Nina dan Siti sangat senang sekolahnya melakukan karyawisata ke Taman Safari.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Keadaan Alam dan Distribusinya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Keadaan Alam dan Distribusinya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Ngemplak : Ilmu Pengetahuan Sosial : VII/Satu : Keadaan Alam dan Distribusinya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas /Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan

Lebih terperinci

Bab V. Rencana Kawasan Strategis. 5.1 Dasar Perumusan Rencana Kawasan Strategis Kabupaten

Bab V. Rencana Kawasan Strategis. 5.1 Dasar Perumusan Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bab V Rencana Kawasan Strategis 5.1 Dasar Perumusan Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2 1. Contoh pelestarian secara ex situ di Indonesia adalah... TN Lore Lindu SM Kutai Cagar Alam Nusa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan salah satu dari dua. taman nasional yang terdapat di Provinsi Lampung selain Taman Nasional

I. PENDAHULUAN. Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan salah satu dari dua. taman nasional yang terdapat di Provinsi Lampung selain Taman Nasional I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan salah satu dari dua taman nasional yang terdapat di Provinsi Lampung selain Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Potensi

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1348, 2014 KEMENHUT. Jumlah Satwa Buru. Penggolongan. Penetapan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.70/Menhut-II/2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Distribusi populasi babi hutan meliputi benua Eropa, Afrika Utara, Mediterania

II. TINJAUAN PUSTAKA. Distribusi populasi babi hutan meliputi benua Eropa, Afrika Utara, Mediterania II. TINJAUAN PUSTAKA A. Distribusi dan Klasifikasi Distribusi populasi babi hutan meliputi benua Eropa, Afrika Utara, Mediterania (termasuk pegunungan Atlas di Afrika Tengah) dan Asia hingga daerah paling

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 17 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Mamalia Mamalia berasal dari kata mammilae yang berarti hewan menyusui, suatu kelas vertebrata (hewan bertulang belakang) dengan ciri seperti adanya bulu di badan

Lebih terperinci

Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser Taman Nasional Gunung Leuser Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) terletak di Provinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Area seluas 1.094.692 hektar (ha) ini ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup

KEANEKARAGAMAN HAYATI A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup KEANEKARAGAMAN HAYATI A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokan

Lebih terperinci

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. KEANEKARAGAMAN MAKLUK HIDUP, ALAM DAN PELESTARIANNYALATIHAN SOAL BAB 10

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. KEANEKARAGAMAN MAKLUK HIDUP, ALAM DAN PELESTARIANNYALATIHAN SOAL BAB 10 SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. KEANEKARAGAMAN MAKLUK HIDUP, ALAM DAN PELESTARIANNYALATIHAN SOAL BAB 10 1. Perhatikan tabel berikut! No Nama Hewan 1 cendrawasih 2 Burung merpati 3 Badak bercula

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN DEPARTEMEN KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kuesioner Ini Merupakan Bahan Penelitian Penyusunan Skripsi Sarjana (S1) Departemen Kehutanan Fakultas

Lebih terperinci

E. Kondisi Alam Indonesia

E. Kondisi Alam Indonesia E. Kondisi Alam Indonesia Alam Indonesia dikenal sangat indah dan kaya akan berbagai sumber daya alamnya. Tidak heran jika banyak wisatawan dari berbagai dunia tertarik dan datang ke Indonesia. Kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER Disusun oleh : Nama NIM : Mohammad Farhan Arfiansyah : 13/346668/GE/07490 Hari, tanggal : Rabu, 4 November 2014

Lebih terperinci

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA ANI MARDIASTUTI JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kawasan Konservasi Indonesia UURI No 5 Tahun 1990 Konservasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Bab ini membahas tentang cara dan metode yang digunakan dalam perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya Guna Memudahkan Informasi Wisatawan, berikut bagan perancangannya

Lebih terperinci

Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut.

Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut. JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD VI (ENAM) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP Kehadiran hewan dan tumbuhan itu sesungguhnya dapat menjaga keseimbangan alam. Satu makhluk

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, banteng (Bos javanicus d Alton 1823) ditetapkan sebagai jenis satwa yang dilindungi undang-undang (SK Menteri Pertanian No. 327/Kpts/Um/7/1972) dan

Lebih terperinci

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar? Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? Ekologi Hidupan Liar http://staff.unila.ac.id/janter/ 1 2 Hidupan liar? Mencakup satwa dan tumbuhan Pengelolaan hidupan liar PENGERTIAN perlindungan populasi satwa untuk

Lebih terperinci

Gunung Leuser National Park. Gunung Leuser National Park. Fauna. Fauna

Gunung Leuser National Park. Gunung Leuser National Park. Fauna. Fauna Gunung Leuser National Park Gunung Leuser National Park Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) terletak di Provinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Area seluas 1.094.692 hektar (ha) ini ditetapkan

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Rajabasa didasarkan pada

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Rajabasa didasarkan pada 4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah KPHL Model Gunung Rajabasa Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Rajabasa didasarkan pada Besluit Residen Nomor 307 Tanggal 31 Maret 1941 seluas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis

KATA PENGANTAR. Penulis KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya, sehingga kami dari kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas membuat Makalah Penyebaran Fauna. Kami mengucapkan

Lebih terperinci

Geografi KTSP & K-13 BIOSFER III. K e l a s I. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA. a. Sumber Pangan

Geografi KTSP & K-13 BIOSFER III. K e l a s I. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA. a. Sumber Pangan KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI BIOSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami manfaat keanekaragaman hayati. 2. Memahami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan aslinya (Hairiah, 2003). Hutan menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan aslinya (Hairiah, 2003). Hutan menjadi sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan kesatuan flora dan fauna yang hidup pada suatu kawasan atau wilayah dengan luasan tertentu yang dapat menghasilkan iklim mikro yang berbeda dengan keadaan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banteng (Bos javanicus) merupakan salah satu jenis satwa liar yang dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton. Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton. Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota 24 IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota Bandar Lampung, merupakan area yang pada awalnya berupa sebidang

Lebih terperinci

SK / KD / IND SUMBER MATERI KE LUAR

SK / KD / IND SUMBER MATERI KE LUAR SK / KD / IND SUMBER MATERI KE LUAR DIFINISI GEN SPESIES ORGANISME EKOSISTEM PELESTARIAN MANFAAT Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan

Lebih terperinci

IV APLIKASI PERMASALAHAN

IV APLIKASI PERMASALAHAN IV APLIKASI PERMASALAHAN Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kekayaan alam yang sangat besar dengan aneka tipe ekosistem mulai dari pegunungan, hutan kapur, lahan basah, kawasan laut, terumbu

Lebih terperinci

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia :

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia : JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD V (LIMA) ILMU PENGETAHUAN ALAM KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA A. KENAMPAKAN ALAM 1. Ciri-Ciri Kenampakan Alam Kenampakan Alam di Indonesia mencakup

Lebih terperinci

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia!

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia! IKHLAS BERAMAL KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN JEPARA ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Hari/tanggal : 2010 Kelas : VII (tujuh) Waktu : 90 menit

Lebih terperinci

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu destinasi wisata kota yang paling

Lebih terperinci

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati 1 Konservasi Lingkungan Lely Riawati 2 Dasar Hukum Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.40/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.40/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.40/Menhut-II/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.52/MENHUT-II/2006 TENTANG PERAGAAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR DILINDUNGI

Lebih terperinci

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Indentitas Flora dan Fauna Indonesia Indonesia merupakan negara yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya, BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang beragam. Wilayahnya yang berada di khatuistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hutan primer (primary forest) adalah hutan yang telah mencapai umur lanjut dan ciri struktural tertentu yang sesuai dengan kematangannya serta memiliki sifat-sifat

Lebih terperinci

SOAL KONSEP LINGKUNGAN

SOAL KONSEP LINGKUNGAN 131 SOAL KONSEP LINGKUNGAN 1. Ciri-ciri air yang tidak tercemar adalah a. Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa b. Berkurangnya keberagaman biota perairan c. Banyak biota perairan yang mati d.

Lebih terperinci

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati Pada dasarnya tidak ada makhluk hidup yang persis sama di bumi ini. Adanya perbedaan di antara organisme inilah yang menimbulkan keanekaragaman. Makhluk

Lebih terperinci

- Sumber daya alam berdasarkan jenis : sumber daya alam hayati / biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. contoh : tumbuhan, he

- Sumber daya alam berdasarkan jenis : sumber daya alam hayati / biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. contoh : tumbuhan, he Uraian Materi 1. Sumber Daya Alam Sejak bumi dihuni, manusia dan bentuk kehidupan lainnya bergantung pada hal-hal yang ada secara bebas di alam untuk bertahan hidup. Hal-hal ini termasuk air (laut dan

Lebih terperinci

Ekologi Hidupan Liar http://blog.unila.ac.id/janter PENGERTIAN Hidupan liar? Mencakup satwa dan tumbuhan Pengelolaan hidupan liar perlindungan populasi satwa untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai nilai tinggi dalam kehidupan manusia. Potensi wisata dalam perkembangan pariwisata sebuah negara

Lebih terperinci

Unduh aplikasi Hewan Endemik Indonesia yang ada di PlayStore. Gambar 11. Playstore (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Unduh aplikasi Hewan Endemik Indonesia yang ada di PlayStore.  Gambar 11. Playstore (Sumber : Dokumentasi Penulis) BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Komunitas 1. Pengguna Kelompok pengguna aplikasi ini dikhususkan untuk anak usia 6 tahun sampai dengan 10 tahun, namun tidak menutup kemungkinan digunakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan: SMP 1 Prambanan Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tema : 1. Keadaan Alam dan Aktivitas Penduduk Indonesia Sub

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Lindung dan Hutan Produksi dengan pengertian sebagai berikut : a) Hutan

I. PENDAHULUAN. dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Lindung dan Hutan Produksi dengan pengertian sebagai berikut : a) Hutan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumatera merupakan pulau yang memiliki luas hutan terbesar ketiga setelah pulau

I. PENDAHULUAN. Sumatera merupakan pulau yang memiliki luas hutan terbesar ketiga setelah pulau 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera merupakan pulau yang memiliki luas hutan terbesar ketiga setelah pulau Kalimantan dan Papua, Hutan Sumatera mengalami kerusakan yang cukup tinggi. Sejak Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan faunanya. Dari segi fauna, Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang terdiri dari kepulauan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG PERTUKARAN JENIS TUMBUHAN ATAU SATWA LIAR DILINDUNGI DENGAN LEMBAGA KONSERVASI DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

IPA SD Kelas IV 1

IPA SD Kelas IV 1 ANITA ROSIANA 111134036 IPA SD Kelas IV 1 Kata Pengantar Ilmu Pengetahuan Alam adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan mengetahui alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

- - EKOSISTEM - - tujuh3ekosistem

- - EKOSISTEM - - tujuh3ekosistem - - EKOSISTEM - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian tujuh3ekosistem Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

KEHATI & KLASIFIKASI KELAS LINTAS MINAT

KEHATI & KLASIFIKASI KELAS LINTAS MINAT 1 KEHATI & KLASIFIKASI KELAS LINTAS MINAT SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Keanekaragaman Hayati (KEHATI) 2 Variasi berbagai macam makhluk hidup Meliputi hewan dan tumbuhan Manfaat bagi kehidupan

Lebih terperinci

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU EDY HENDRAS WAHYONO Penerbitan ini didukung oleh : 2 BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU Ceritera oleh Edy Hendras Wahyono Illustrasi Indra Foto-foto Dokumen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Taman Nasional Way Kambas. Lampung. Secara geografis terletak antara LS,

II. TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Taman Nasional Way Kambas. Lampung. Secara geografis terletak antara LS, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Taman Nasional Way Kambas Taman Nasional Way Kambas terletak di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Secara geografis terletak antara 4 37-5 15 LS, 106 32-106

Lebih terperinci

Evaluasi Rehabilitasi Merak Hijau (Pavo muticus) Dari Hasil Sitaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Seksi Karangtekok

Evaluasi Rehabilitasi Merak Hijau (Pavo muticus) Dari Hasil Sitaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Seksi Karangtekok Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Evaluasi Rehabilitasi Merak Hijau (Pavo muticus) Dari Hasil Sitaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Seksi Karangtekok BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM REVITALISASI PUSAT KONSERVASI GAJAH DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

BAB II TINJAUAN UMUM REVITALISASI PUSAT KONSERVASI GAJAH DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS BAB II TINJAUAN UMUM REVITALISASI PUSAT KONSERVASI GAJAH DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS 2.1 Taman Nasional Way Kambas 2.1.1. Definisi Taman Nasional Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada 104 27-104 55 BT dan 05 48 -

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada 104 27-104 55 BT dan 05 48 - 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada 104 27-104 55 BT dan 05 48-5 22 LS. Secara administrasif KPHL Batutegi, berada di empat Kabupaten,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Luas Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak antara 6 0 21-7 0 25 Lintang Selatan dan 106 0 42-107 0 33 Bujur

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 5.1.1 Kondisi Habitat Harimau Tipe hutan yang masuk kedalam lokasi penelitian terdiri atas dua yaitu hutan perbukitan dan hutan sub pegunungan. Perbedaan tipe hutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sekitar 17.508 pulau dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat besar,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni hutan tropis sumatera yang semakin terancam keberadaannya. Tekanan terhadap siamang terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ekosistem hutan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar terdapat di hutan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Resort Pugung Tampak pada bulan Januari September 2012. Resort Pugung Tampak

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI

III. KONDISI UMUM LOKASI III. KONDISI UMUM LOKASI 3.1. Sejarah Kawasan Kawasan TNGGP, oleh pemerintah Hindia Belanda pada awalnya diperuntukkan bagi penanaman beberapa jenis teh (1728). Kemudian pada tahun 1830 pemerintah kolonial

Lebih terperinci

Sumber: berau-borneo.org; 30 November Keanekaragaman Hayati

Sumber: berau-borneo.org; 30 November Keanekaragaman Hayati Sumber: berau-borneo.org; 30 November 2007 Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman Hayati Indonesia memiliki Keunikan Tingkatan terdiri atas Tingkat Gen Tingkat Spesies Tingkat Ekosistem memiliki Peran bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 (https://id.wikipedia.org/wiki/indonesia, 5 April 2016).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 (https://id.wikipedia.org/wiki/indonesia, 5 April 2016). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pariwisata saat ini semakin menjadi sorotan bagi masyarakat di dunia, tak terkecuali Indonesia. Sektor pariwisata berpeluang menjadi andalan Indonesia untuk mendulang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS KONSERVASI IN SITU DAN EK SITU

KEBIJAKAN TEKNIS KONSERVASI IN SITU DAN EK SITU KEBIJAKAN TEKNIS KONSERVASI IN SITU DAN EK SITU Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mandat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. 4.1 Sejarah Kawasan

BAB IV KONDISI UMUM. 4.1 Sejarah Kawasan 16 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Sejarah Kawasan Kawasan TWA Rimbo Panti awalnya merupakan satu kesatuan dari Cagar Alam Rimbo Panti (register 75) yang ditunjuk berdasarkan Gubernur Besluit (Keputusan Gubernur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. rekreasi alam, yang mempunyai fungsi sebagai: Kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan.

TINJAUAN PUSTAKA. rekreasi alam, yang mempunyai fungsi sebagai: Kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan. TINJAUAN PUSTAKA Taman Nasional Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi habitat lebih dari 1539 jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi habitat lebih dari 1539 jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia,

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

10 tumbuhan langka di Indonesia Iklan

10 tumbuhan langka di Indonesia Iklan 10 tumbuhan langka di Indonesia Iklan 10 tumbuhan langka di Indonesia, Kekayaan Indonesia tidak perlu diraguan lagi. Baik dari flora dan fauna, Indonesia sangat kaya akan hal itu. Namun, seiring bertambahnya

Lebih terperinci

KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARGAMAN HAYATI C. KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARGAMAN HAYATI

KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARGAMAN HAYATI C. KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARGAMAN HAYATI KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARGAMAN HAYATI BAHAN AJAR 3 C. KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARGAMAN HAYATI Keanekargaman makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian

Lebih terperinci

16 Ayat-ayat Konservasi Leuser, Anugerah Tak Ternilai 17

16 Ayat-ayat Konservasi Leuser, Anugerah Tak Ternilai 17 BAGIAN 2 Leuser - Anugrah Tak Ternilai Mengunjungi Leuser, sebuah kawasan konservasi dengan nama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia (Tropical Rainforest

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan. salah satu diantaranya adalah kepentingan ekologis.

I. PENDAHULUAN. di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan. salah satu diantaranya adalah kepentingan ekologis. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman jenis satwa liar yang tinggi,dan tersebar di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan sumberdaya alam yang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GEOGRAFI SIKLUS I TINDAKAN 1. : 1. Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer : 1.2 Menganalisis sebaran flora dan fauna

BAHAN AJAR GEOGRAFI SIKLUS I TINDAKAN 1. : 1. Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer : 1.2 Menganalisis sebaran flora dan fauna Lampiran 1.3 BAHAN AJAR GEOGRAFI SIKLUS I TINDAKAN 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : 1. Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer : 1.2 Menganalisis sebaran flora dan fauna A. Indikator Pencapaian

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LAPANGAN

BAB IV. KONDISI UMUM LAPANGAN 18 BAB IV. KONDISI UMUM LAPANGAN 4.1. Letak Kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) dari segi wilayah pengelolaan termasuk dalam Sub-seksi Wilayah Konservasi (SSWK) Sukaraja Balai Taman Nasional

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN..i. SURAT PENGANTAR...ii. ABSTRAK...iii. KATA PENGANTAR.v. DAFTAR ISI..vii. DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR TABEL.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN..i. SURAT PENGANTAR...ii. ABSTRAK...iii. KATA PENGANTAR.v. DAFTAR ISI..vii. DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR TABEL. DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN..i SURAT PENGANTAR...ii ABSTRAK...iii KATA PENGANTAR.v DAFTAR ISI..vii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR TABEL.xvi BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah...1 1.2 Rumusan Masalah.....5

Lebih terperinci

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC CURRICULUM VITAE WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC 1 Jabatan Peneliti Peneliti Madya 2 Kepakaran Konservasi Sumberdaya Hutan 3 E-mail wkuswan@yahoo.com 4 Riwayat Pendidikan S1 : Jurusan Konservasi Sumberdaya

Lebih terperinci