PENGARUH PENAMBAHAN BAWANG PUTIH TERHADAP PEMILIHAN KADAR GARAM PADA PENDERITA HIPERTENSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENAMBAHAN BAWANG PUTIH TERHADAP PEMILIHAN KADAR GARAM PADA PENDERITA HIPERTENSI"

Transkripsi

1 REVISI PENGARUH PENAMBAHAN BAWANG PUTIH TERHADAP PEMILIHAN KADAR GARAM PADA PENDERITA HIPERTENSI Proposal Penelitian disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro disusun oleh GARDINIA NUGRAHANI PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

2 HALAMAN PENGESAHAN Proposal penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Bawang Putih terhadap Pemilihan Kadar Garam pada Penderita Hipertensi telah mendapat persetujuan dari pembimbing. Mahasiswa yang mengajukan Nama : Gardinia Nugrahani NIM : Fakultas : Kedokteran Program Studi : Ilmu Gizi Universitas : Diponegoro Semarang Judul Proposal : Pengaruh Penambahan Bawang Putih terhadap Pemilihan Kadar Garam pada Penderita Hipertensi Semarang, 12 Agustus 2015 ii

3 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan... 3 D. Manfaat Hasil... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5 A. Telaah Pustaka... 5 B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep D. Hipotesis BAB III METODA A. Ruang Lingkup Penelitian B. Jenis Penelitian C. Populasi dan Sampel D. Variabel dan Definisi Operasional E. Pengumpulan Data F. Analisis Data DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Alur kerja penelitian LAMPIRAN 2. Formulir Identitas dan Riwayat Hipertensi LAMPIRAN 3. Salt Questionnaire (FFQ) LAMPIRAN 4. Formulir Uji Hedonik LAMPIRAN 5. Cara pembuatan bubur nasi iii

4 DAFTAR TABEL Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC Tabel 2. Kandungan zat kimia dalam bawang putih (per 100 g) iv

5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di negara berkembang, seperti Indonesia, banyak kejadian penyakit tidak menular (PTM) yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan stroke yang dapat menyebabkan kematian dan disabilitas. Salah satu jenis PTM tersebut adalah hipertensi. Hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 9,5% lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 (7,6%). 1 Salah satu penyebab terjadinya hipertensi adalah salahnya pola makan sehari-hari. Contoh pola makan yang salah hingga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi seperti sering mengonsumsi makanan padat energi, kurang mengonsumsi sayur dan buah, dan mengonsumsi garam berlebihan (lebih dari 5 g/hari). 2 Beberapa penelitian menyatakan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam dapat meningkatkan tekanan darah, dan dengan mengurangi konsumsi garam tekanan darah penderita hipertensi dapat diturunkan. 3-7 Natrium dalam garam bila dikonsumsi berlebihan akan menahan air untuk mempertahankan osmolalitas cairan tubuh, kemudian terjadi peningkatan volume darah kronis yang menyebabkan terjadinya hipertensi di arteri dan bengkak di kaki. 8 Penelitian menggunakan recall 24 jam, menyatakan bahwa rata-rata konsumsi natrium pada pria sekitar 198 mg dan pada wanita sekitar 161 mg setiap harinya. Namun asupan natrium yang terhitung hanya yang berasal dari makanan sementara dari sumber lain, seperti garam meja dan saus, tidak termasuk sehingga hasil penelitian ini kurang akurat. 9 Garam yang merupakan salah satu bentuk natrium sering dikonsumsi sebagai penambah atau penguat rasa pada makanan. Konsumsi garam masyarakat Indonesia menurut Indonesian Society of Hypertension rata-rata 1

6 sekitar 15 gram/hari, jumlah ini hampir mencapai tiga kali lipat dari rekomendasi asupan yang disarankan oleh World Health Organization (WHO) Penelitian mengenai kecenderungan dalam pemilihan kadar garam telah dilakukan pada tikus hipertensi. Tikus dihadapkan pada beberapa larutan yang mengandung garam dengan berbagai konsentrasi. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang signifikan bahwa tikus yang menderita hipertensi lebih memilih larutan garam dengan konsentrasi tinggi. 13 Penelitian lain mengenai pemilihan kadar garam dan substitusi garam pada orang hipertensi telah dilakukan di Brazil. Penelitian yang dilakukan pada orang hipertensi berusia lanjut (60-80 tahun) ini, menyimpulkan bahwa orang hipertensi cenderung memilih makanan yang kadar garamnya lebih tinggi. Penelitian tersebut kemudian dilanjutkan dengan menambahkan bumbu oregano ke dalam makanan (berupa roti). Mereka yang awalnya memilih kadar garam yang tinggi dapat berubah menjadi memilih makanan dengan kadar garam yang lebih rendah. 14 Banyak penelitian yang mengatakan bahwa asupan garam yang tinggi akan berpengaruh pada peningkatan tekanan darah seseorang Namun masih terdapat keraguan terhadap hasil tersebut, penelitian cross sectional terbaru yang dilakukan pada subjek menyatakan bahwa mengurangi jumlah asupan garam dalam makanan tidak berpengaruh pada penurunan tekanan darah. 18 Penambahan bumbu dan rempah ke dalam makanan merupakan salah satu upaya untuk menurunkan penggunaan garam dalam makanan. Hal ini dikarenakan bumbu dan rempah dapat meningkatkan penerimaan makanan pada konsumen suatu makanan. 19 Penelitian lain juga mengatakan bahwa dengan penambahan bumbu dapat menurunkan preferensi kadar garam pada orang hipertensi. 14 Penyakit hipertensi di Kota Semarang berada pada urutan keempat dari sepuluh besar penyakit yang sering ditemukan di rumah sakit. Terdapat 2

7 orang yang menderita hipertensi di Kota Semarang pada tahun 2013, angka ini termasuk ke dalam angka tertinggi PTM selama lima tahun terakhir. 20 Jumlah kasus paling banyak terdapat pada kelompok usia yaitu orang. Menurut hasil survey Dinas Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2013, salah satu kejadian hipertensi essensial tertinggi di Kota Semarang terjadi di Puskesmas Kedungmundu yaitu sebesar kasus. 20 Dalam proses pembuatan makanan, masyarakat Indonesia sering menggunakan bawang putih sebagai bumbu untuk menambah cita rasa makanan. Hal ini membuat masyarakat menjadi terbiasa mengonsumsi bawang putih. Selain digunakan sebagai bumbu, bawang putih dipercaya dapat digunakan sebagai obat herbal untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler Penelitian yang dilakukan oleh Nakasone pada 34 subjek prehipertensi dan 47 subjek hipertensi yang diberi terapi diet homogenat bawang putih dengan dosis 300 mg selama 12 minggu, menghasilkan kesimpulan bahwa setelah diberi terapi tersebut terjadi penurunan tekanan darah sistolik (antara 6,6-7,5 mmhg) dan tekanan darah diastolik (antara 4,6 5,2 mmhg) secara signifikan. 26 Berdasarkan uraian tersebut peneliti berniat untuk meneliti perbedaan pemilihan kadar garam dalam makanan pada penderita hipertensi dan nonhipertensi sebelum dan setelah makanan diberi tambahan bumbu bawang putih pada penduduk usia tahun di lingkup kerja Puskesmas Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. B. Rumusan Masalah Apakah terdapat pengaruh penambahan bawang putih terhadap pemilihan kadar garam dalam makanan penderita hipertensi? C. Tujuan a. Tujuan Umum 3

8 Mengetahui pengaruh penambahan bawang putih terhadap pemilihan kadar garam dalam makanan penderita hipertensi. b. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik sampel penderita hipertensi (jenis kelamin, riwayat hipertensi, dan riwayat asupan natrium seharihari). b. Mengetahui gambaran umum pemilihan kadar garam dalam makanan pada orang hipertensi. c. Mengetahui perbedaan pemilihan kadar garam dalam makanan pada penderita hipertensi sebelum penambahan bumbu bawang putih. d. Mengetahui perbedaan pemilihan kadar garam dalam makanan pada penderita hipertensi setelah penambahan bumbu bawang putih. e. Menganalisis perbedaan pemilihan kadar garam dalam makanan pada penderita hipertensi sebelum dan setelah penambahan bumbu bawang putih. D. Manfaat Hasil Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh penambahan bawang putih terhadap pemilihan kadar garam dalam makanan penderita hipertensi. Dengan mengetahui hal tersebut, diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu masyarakat untuk mengurangi konsumsi garam sehari-hari dengan cara mensubstitusi garam tersebut dengan menggunakan bumbu berupa bawang putih. 4

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan yang timbul pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel jantung berkontraksi yang kemudian disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya dituliskan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai tekanan darah orang dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmhg sampai 140/90 mmhg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/ Palmer menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmhg). 5 Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam pembuluh darah arteri. Walaupun hasilnya sangat akurat, metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Sphygmomanometer, atau tensimeter, tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan rongga dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan darah yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan dalam milimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakialis Hipertensi Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi batas normal yang terjadi dalam 5

10 waktu yang lama (kronis). Hipertensi terjadi apabila tekanan darah sistolik maupun diastolik lebih dari 120/80 mmhg. Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 (Tabel 1). 28 Hipertensi digolongkan menjadi 2 macam yaitu hipertensi primer (esensial) yang penyebab terjadinya tidak diketahui (idiopatik), dan hipertensi sekunder yang terjadi akibat adanya penyakit lain seperti penyakit ginjal dan kardiovaskuler. 29 Meskipun penyebabnya tidak diketahui, hipertensi primer dapat terjadi akibat faktor gaya hidup, seperti kebiasaan makan, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, stres, dan obesitas. Kebiasaan makan yang memicu terjadinya hipertensi antara lain mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi natrium dan lemak, rendahnya konsumsi kalium, jarang mengonsumsi buah dan sayur, dan sering 29, 30 mengonsumsi alkohol. Klasifikasi Tekanan Darah Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 Tekanan Darah Sistolik (mmhg) Tekanan Darah Diastolik (mmhg) Normal < 120 < 80 Prehipertensi Hipertensi derajat Hipertensi derajat 2 > 160 > 100 Mekanisme meningkatnya tekanan darah di dalam pembuluh darah arteri bisa terjadi melalui beberapa cara. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak darah pada setiap detiknya. Pembuluh darah arteri yang kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, tidak dapat menyesuaikan ukurannya pada saat darah yang dipompa melalui arteri tersebut. Darah setiap denyut jantung 6

11 dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit dan menyebabkan naiknya tekanan darah. Hal inilah yang biasa terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arteri menebal dan kaku karena arterosklerosis. Meningkatnya cairan dalam sirkulasi darah juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal ini terjadi apabila terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga ginjal tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh, yang akhirnya menyebabkan volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Gangguan sistem endokrin (gangguan adrenal) yang menyebabkan sekresi epinefrin dan norepinefrin yang berlebihan juga memicu terjadinya hipertensi. Hormon tersebut akan meningkatkan tekanan curah jantung (cardiac output) dan resistensi perifer dengan vasokonstriksi. 29 Penyakit saraf yang mempengaruhi medulla oblongata dapat menyebabkan perubahan kontrol tekanan darah. Hal ini dikarenakan penyakit tersebut mengganggu fungsi medula oblongata dalam mengontrol keseimbangan antara saraf simpatis dan parasimpatis, sehingga tekanan darah juga akan terpengaruh. 31 Contohnya pada pasien obstructive sleep apnea yang tidak tertangani, hipoksia (kekurangan oksigen) yang terus terjadi akan meningkatkan aktivitas saraf simpatis di siang hari. Peningkatan aktifitas saraf simpatis akan meningkatkan denyut jantung, cardiac output, reabsorbsi natrium, dan resistensi perifer yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. 32 Penanganan pasien hipertensi bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler dan penyakit ginjal, serta untuk menurunkan tekanan darah menjadi kurang dari 140/80 mmhg (atau <130/80 mmhg pada penderita diabetes dan penyakit ginjal kronis). 7

12 Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara munurunkan berat badan, 33, 34 meingkatkan aktivitas fisik, terapi gizi, dan pemberian obat. Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) merupakan salah satu metode terapi gizi untuk penderita hipertensi. DASH diet berisi tentang pedoman cara memilih dan mengatur makanan untuk penderita hipertensi. 29, 30 Makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi contohnya sepeti daging tanpa lemak, kacang-kacangan, buah, sayur, dan produk susu tanpa lemak. Diet tersebut dapat menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata 6-11 mmhg dan diastolik 3-6 mmhg. 35 Terapi farmakologis pada penderita hipertensi biasanya menggunakan obat diuretik, ACE Inhibitor, Beta-1-blocker, calcium channel blocker, nitrat dan lain-lain. Masing-masing obat tersebut memiliki mekanisme yang berbeda dalam menurunkan tekanan darah. Misalnya obat diuretik, obat tersebut bekerja dengan menurunkan volume darah, meningkatkan pengeluaran cairan urin, serta mencegah reabsorbsi air dan natrium dalam ginjal. ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan menurunkan resistensi vaskuler melalui penghambatan produksi angiotensin II dari angiotensin I dan mencegah degradasi bradikinin Pemilihan kadar garam Pemilihan kadar garam dalam makanan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan dan pengetahuan terkait gizi, kondisi penyakit dan gangguan kesehatan, serta kebiasaan konsumsi garam sehari-hari Pada usia anak pemilihan makanan masih mengikuti konsumsi makanan di keluarga sehingga kecencerungan selera asin anak masih dipengaruhi oleh selera keluarga. Pada usia lanjut, indera pengecap mulai mengalami penurunan kemampuannya dalam merasakan rasa makanan, hal ini akan mempengaruhi pemilihan kadar garam dalam 8

13 makanan seseorang, sehingga orang tersebut akan lebih memilih makanan dengan kadar garam yang lebih tinggi. 39 Pendidikan dan pengetahuan terkait gizi mempengaruhi pemilihan atau preferensi kadar garam seseorang. Orang yang mengetahui bahwa konsumsi garam yang berlebih dapat menningkatkan tekanan darah akan lebih mengontrol asupan garamnya dan cenderung menghindari makanan dengan kadar garam yang tinggi. Pengetahuan tentang diet rendah natrium atau diet rendah garam juga turut mempengaruhi pemilihan kadar garam makanan yang akan dikonsumsi pada penderita hipertensi. 40 Penyakit atau gangguan kesehatan tubuh seseorang juga dapat mempengaruhi pemilihan kadar garam dalam makanannya. Orang hipertensi dianjurkan untuk mengurangi jumlah asupan garam agar tekanan darahnya tidak meningkat, sehingga pada umumnya orang hipertensi akan memilih makanan dengan kadar garam rendah untuk menjaga tekanan darah agar tetap normal. 40 Selain itu, pada kondisi adrenal hiperplasia kongenital dan beberapa kasus penyakit Addison terjadi peningkatan preferensi terhadap kadar garam yang tinggi. 41 Hal tersebut dapat membuat orang lebih memilih makanan dengan kadar garam yang tinggi. Kebiasaan konsumsi garam sehari-hari dapat mempengaruhi pemilihan garam dalam makanan di kemudian hari. Hal ini disebabkan karena orang yang sudah terbiasa makan makanan yang asin, akan lebih memilih makanan yang mengandung kadar garam tinggi dibandingkan dengan makanan yang mengandung kadar garam 42, 43 rendah. 4. Garam Garam atau biasa dikenal dengan garam dapur merupakan zat yang sering dipakai oleh rumah tangga sebagai campuran untuk 9

14 memberi rasa asin dalam makanan. Garam yang sering kita jumpai berupa Natrium Klorida (NaCl). Proses pembuatan garam yaitu dengan menampung air laut ke dalam ladang garam di pesisir pantai yang landai, kemudian dengan pemanasan menggunakan sinar matahari dihasilkan kristal-kristal garam. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan laut yang melimpah, termasuk garam yang diproduksi dari air laut. Sentra produksi garam Indonesia terdapat di Pulau Jawa dan Madura, dimana 87% dari seluruh luas areal penggaraman terdapat di daerah ini Hubungan Garam dengan Hipertensi Sejak dulu konsumsi garam dipercaya akan meningkatkan tekanan darah. Banyak penelitian yang dilakukan untuk membuktikan bahwa diet rendah garam (5-6 gram /hari) dapat 16, 17 menurunkan tekanan darah. Penelitian yang telah dilakukan terhadap 3230 partisipan (dari 34 eksperimen) menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sebesar 4,18 mmhg pada orang yang mengurangi asupan garamnya 4,4 gram/hari. Penelitian tersebut juga telah menunjukkan bahwa usia, ras, status tekanan darah (hipertensi atau normotensi) dan perubahan natrium urin berkaitan secara signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistolik tersebut. 15 Di Cina, penelitian mengenai pengurangan konsumsi garam pada makanan dan pengaruhnya terhadap tekanan darah juga dilakukan. Indikator yang dilihat dalam penelitian tersebut antara lain ekskresi natrium urin 24 jam, konsumsi garam, dan tekanan darah sebelum dan sesudah menjalankan diet rendah garam. Hasilnya dari pemeriksaan ekskresi natrium urin, terdapat penurunan rata-rata 163 mmol/hari yang berhubungan dengan penurunan 8,9 mmhg tekanan darah sistolik. Setiap pengurangan 1 gram garam 10

15 makan setara dengan penurunan 0,94 mmhg tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi. Hal tersebut membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam memiliki efek yang baik untuk penderita hipertensi. 45, 46 Villela ilmuan dari Brazil, 14 melakukan penelitian terhadap preferensi garam pada orang hipertensi dan normotensi yang berusia tahun. Subjek dihadapkan pada 3 sampel roti yang mengandung konsentrasi garam berbeda (1,5%, 2%, dan 2,7%) kemudian diminta untuk memilih roti mana yang disukai. Setelah 2 minggu, peneliti kembali memberikan 3 sampel roti dengan 3 kadar garam yang berbeda (1,5%, 2%, dan 2,7%) yang juga diberi tambahan bumbu oregano dalam pembuatannya. Peneliti ingin melihat apakah ada perubahan preferensi garam yang dipilih oleh subjek penelitian apabila sampel makanan diberi tambahan bumbu. Hasilnya terbukti bahwa penderita hipertensi lebih memilih makanan dengan kadar garam yang lebih tinggi (lebih asin). Setelah sampel makanan diberi tambahan bumbu oregano, hasilnya para subjek lebih memilih makanan yang mengandung garam lebih sedikit. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi perubahan preferesi garam pada orang hipertensi maupun normotensi setelah makanan diberi bumbu oregano. Dengan penambahan bumbu oregano ke dalam makanan sehari-hari, konsumsi garam dapat berkurang sehingga membantu dalam terapi diet hipertensi Bumbu Bumbu merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam makanan pada saat makanan diolah (sebelum disajikan) dengan tujuan untuk memperbaiki aroma, cita rasa, tekstur, dan penampakan secara keseluruhan. Setiap komponen bumbu menimbulkan cita rasa, warna, aroma, dan penampakan yang khas sehingga dapat 11

16 meningkatkan selera, daya terima, dan identitas tersendiri pada makanan yang dihasilkan. 47 Bumbu yang digunakan dalam masakan dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu bumbu segar atau bumbu basah, dan bumbu kering. Contoh bumbu basah antara lain bawang merah, bawang putih, cabai, kunyit, kencur, jahe, lengkuas, dan jeruk, sedangkan contoh bumbu kering yaitu lada, merica, pala, ketumbar, kayu manis, dan cengkih. 47 Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai pengaruh penambahan bumbu ke dalam makanan terhadap penggunaan garam yang ditambahkan. Villela, menguji pengaruh penambahan oregano pada roti terhadap preferensi kadar garam pada penderita hipertensi, hasilnya terbukti dengan penambahan bumbu oregano makanan yang disukai menurun kadar garamnya. 14 Selain itu, ada penelitian lain mengenai penambahan berbagai bumbu kombinasi seperti basil, lada hitam, seledri, bawang putih, oregano ke dalam sup tomat. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan penambahan bumbu dan rempah-rempah dapat menurunkan kadungan garam dalam makanan Bawang Putih Bawang putih, juga dikenal sebagai Allium sativum, anggota dari famili Alliaceae. Di Indonesia, bawang putih sering digunakan sebagai bumbu dasar masakan tradisional. Bawang putih mengandung banyak senyawa sulfur, salah satunya adalah alisin, yang membuat bawang putih mentah terasa getir. Minyak atsiri dari bawang putih mudah menguap di udara bebas, serta memiliki efek 48, 49 anti bakteri dan antiseptik. 12

17 Tabel 2. Kandungan zat kimia dalam bawang putih (per 100 g) Kandungan Jumlah Kandungan Jumlah Air 66,2-71,0 g Karbohidrat 23,1-24,6 g Energi 95,0-122 kal Fosfor mg Kalsium mg Besi 1,4-1,5 mg Sulfur mg Kalium mg Protein 4,5-7 g Lemak 0,2-0,3 g Penggunaan bawang putih tidak hanya populer di zaman sekarang, tetapi sudah sejak dimulainya peradaban manusia. Hipocrates mengungkapkan bahwa pada zaman Babilonia dan Yunani, bawang putih dipakai sebagai obat untuk menyembuhkan sembelit dan pelancar air seni. Pada zaman Mesir kuno dan Perang Dunia ke-ii, makanan yang dimakan para pekerja dan tentara agar dapat menangkal penyakit dan dapat memberikan daya tahan tubuh yang kuat adalah bawang putih. 49 Bawang putih telah digunakan sebagai obat tradisional di berbagai negara. 50 Dari hasil survey pada pasien penyakit kardiovaskuler tahun 2002, ditemukan bahwa bawang putih merupakan produk herbal kedua yang paling sering digunakan (setelah Echinacea) pada 12 bulan terakhir. 51 Meskipun memiliki efek menyembuhkan ada juga orang yang tidak menyukai bawang putih, karena bila dikonsumsi dalam jumlah banyak akan menimbulkan bau badan dan bau mulut yang menyengat. Dosis yang dianjurkan untuk konsumsi bawang putih adalah ½ - 3 siung per hari. Apabila mengonsumsi bawang putih lebih dari 3 siung perhari dapat menimbulkan diare, kentut, sebah, demam, bahkan bisa mengakibatkan pendarahan lambung Bawang dan hipertensi 13

18 Pada sepuluh dekade terakhir, bawang putih populer di kalangan orang hipertensi karena dapat digunakan sebagai terapi komplementer untuk menurunkan tekanan darah. Penelitian untuk membuktikan khasiat tersebut telah banyak dilakukan, yang hasilnya membenarkan bahwa bawang putih dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Nakasone pada 34 subjek prehipertensi dan 47 subjek hipertensi. Mereka diberi terapi diet homogenat bawang putih dengan dosis 300 mg selama 12 minggu. Setelah diberi terapi tersebut terjadi penurunan tekanan darah sistolik (antara 6,6-7,5 mmhg) dan tekanan darah diastolik (antara 4,6 5,2 mmhg) pada subjek hipertensi secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sehingga disimpulkan bahwa bawang putih memiliki efek hipotensif pada orang dewasa yang hipertensi, namun tidak pada subjek prehipertensi. Selain hasil tersebut, terapi diet ini terbukti dapat ditoleransi oleh para subjek karena tidak ditemukan efek samping yang menimbulkan masalah klinis. 26 Bawang putih mengandung senyawa alisin yang diperkirakan merupakan senyawa yang berperan dalam penurunan tekanan darah. Namun masih perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk membuktikan kebenaran hal tersebut. 52 Penelitian lain memberikan diet bawang putih sebanyak 6 gram per hari setiap pagi dan malam selama 12 minggu pada subjek penelitian, dan menghasilkan bahwa bawang putih dapat meningkatkan kolesterol HDL (high density lipoprotein) sehingga memiliki efek kardioprotektif yang berguna untuk mengurangi faktor risiko penyebab arterosklerosis

19 B. Kerangka Teori Usia Pendidikan dan pengetahuan terkait gizi Pemilihan kadar garam dalam makanan pada orang Hipertensi Penyakit dan gangguan kesehatan Kebiasaan konsumsi garam Penambahan bawang putih ke dalam makanan C. Kerangka Konsep Penambahan bawang putih ke dalam makanan Pemilihan kadar garam dalam makanan pada orang Hipertensi D. Hipotesis Ada pengaruh penambahan bawang putih terhadap pemilihan kadar garam dalam makanan penderita hipertensi. 15

20 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lingkup kerja Puksesmas Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. 2. Lingkup Waktu a. Penyusunan Proposal : Maret Mei 2015 b. Pengambilan data : November Desember 2015 c. Pengolahan data : Desember 2015 Januari Lingkup Penelitian Dari segi keilmuan, penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dalam bidang Gizi Masyarakat. B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan menggunakan pre and post test design randomized control group. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan bawang putih pada sampel makanan yang mengandung garam, hasil yang diamati adalah pemilihan kadar garam dalam makanan. P1 Q1 PO1 Ht P2 Q2 PO2 Keterangan : Ht P1 P2 : subjek hipertensi yang kemudian dibagi secara acak : pretest kelompok kontrol : pretest kelompok perlakuan 16

21 Q1 : kelompok kontrol, sampel makanan tidak diberi penambahan bawang putih Q2 : kelompok perlakuan, sampel makanan diberi penambahan bawang putih PO1 : posttest kelompok kontrol PO2 : posttest kelompok perlakuan C. Populasi dan Sampel 1. Populasi a. Populasi Target Semua penduduk hipertensi usia tahun di Kota Semarang b. Populasi Terjangkau Penduduk berusia tahun di lingkup kerja Puksesmas Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. 2. Sampel a. Besar Sampel = 19,72 20 orang Keterangan : n = jumlah subjek penelitian Z α = tingkat uji kemaknaan 90% = 1,28 Z β = tingkat kekuatan uji 80% = 0,84 P 1 = proporsi pada kelompok 1 = 0,58 P 2 = proporsi pada kelompok 2 = 0,31 π = besarnya diskordan (ketidaksesuaian) =

22 Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh besar sampel subjek penelitian minimal yang diperlukan adalah 20 orang untuk setiap kelompok. Lalu ditambah 10% untuk mengantisipasi sampel yang drop out, sehingga sampel untuk penelitian ini menjadi 22 orang tiap kelompok. Jadi total sampel subjek adalah 44 orang. b. Cara pengambilan sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling. c. Kriteria Sampel 1) Kriteria Inklusi Kriteria inklusi digunakan untuk menentukan apakah seseorang tersebut layak menjadi sampel penelitian atau tidak, meliputi : a) Bersedia menjadi sampel melalui persetujuan setelah penjelasan (PSP) atau informed consent dari subjek penelitian. b) Usia tahun c) Dapat makan melalui oral d) Telah didiagnosis menderita hipertensi 2) Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi digunakan untuk menentukan seseorang tersebut keluar dari sampel penelitian, yang meliputi a) subjek sakit flu, demam, atau penyakit mulut lain yang akan mempengaruhi indera pengecap. b) subjek mengonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi indera pengecap (obat kemoterapi, penicillin, metronidazole hydrochloride, amphotericin, nortriptyline hydrochloride, carbamazepine, biguanide, etambutol, phenylbutazone, fluorouracil, allopurinol, penicillamine, atau levodopa). c) mengundurkan diri dari subjek penelitian 18

23 D. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel a. Variabel bebas : kadar garam dalam makanan, dan penambahan bumbu bawang putih b. Variabel terikat : pemilihan kadar garam dalam makanan 2. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Satuan Skala 1. Kadar garam dalam makanan Ordinal Kadar garam dalam makanan adalah persentase jumlah kandungan garam dalam setiap adonan makanan. Tinggi, bila kadar garam makanan 0,75 % Normal, bila kadar garam makanan 0,5 % Rendah, Bila kadar garam makanan 0,25 % 2. Penambahan Bumbu Bawang Putih Penambahan bawang putih tumbuk ke dalam sampel makanan dengan berbagai kadar garam sejumlah 1,4% dari total berat bahan makanan basah. Dengan bumbu bawang putih, dan Tanpa bumbu bawang putih Ordinal E. Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian a. Formulir identitas dan riwayat hipertensi (Lampiran 2) b. Form Salt Questionnaire (Lampiran 3) c. Formulir Uji Hedonik (Lampiran 4) d. Nutrisurvey 2007 e. Tensimeter f. Sampel makanan berupa bubur nasi dengan berbagai kadar garam (0,25 %, 0,5 %, 0,75% dari total bubur nasi) dan bubur nasi 19

24 dengan bumbu tambahan berupa bawang putih halus (0,1% dari total berat bubur nasi) yang dicampurkan ke dalam bubur nasi ketika masih hangat. Bubur nasi merupakan contoh makanan yang diolah tanpa melalui proses penggorengan, makanan ini dipilih sebagai sampel makanan agar tidak membiaskan indera perasa subjek terhadap rasa asin selain dari garam. Cara pembuatan dan formulasi dapat dilihat di lampiran 5. g. Air mineral, untuk menetralkan kembali indera perasa subjek antara pengujian rasa satu dengan yang lain. 2. Data yang dikumpulkan dan pengumpul data a. Data primer, meliputi 1) Data identitas subjek yang meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat yang diperoleh dari kuesioner. 2) Data riwayat hipertensi yang meliputi lama menderita hipertensi, dan jenis obat yang diminum apabila menerima terapi hipertensi yang diperoleh melalui wawancara dengan subjek. 3) Data riwayat makan subjek yang diperoleh melalui wawancara dengan subjek. 4) Data pemilihan kadar garam dalam makanan yang disukai subjek melalui formulir uji hedonik. b. Data sekunder meliputi kebiasaan sampel dalam mengonsumsi garam di rumah. F. Analisis Data 1. Analisis univariat Analisis deskriptif univariat dialakukan untuk menggambarkan karakteristik masing-masing variabel penelitian yang disajikan secara deskriptif dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase masingmasing kelompok. Variabel yang disajikan dalam deskriptif ini 20

25 meliputi pemilihan kadar garam dalam makanan, dan riwayat asupan natrium. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan terhadap data pemilihan kadar garam yang dibedakan menjadi kelompok perlakuan dan kontrol yang kemudian dianalisis dengan uji statistik.. Analisis data secara statistik dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi (α) 0,05. Dilakukan uji menggunakan uji marginal homogenity karena data yang terkumpul menggunakan skala kategorik berpasangan 2x3. Jika p < 0,05 maka terdapat perbedaan bermakna dan jika p > 0,05 maka tidak ada perbedaan bermakna. 21

26 DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; Mahanta TG, Mahanta BN, Joshi R, Gogoi P, Xavier D. Behavioural risk factors distribution of cardiovascular diseases and its association with normotension, prehypertension and hypertension amongst tea garden population in Dibrugarh district of Assam. Clinical Epidemiology and Global Health, In Press-Corrected Proof Li X, Xing W, Wang Y, Mi C, Zhang Z, Ma H, et al. Upregulation of caveolin-1 contributes to aggravated high-salt diet-induced endothelial dysfunction and hypertension in type 1 diabetic rats. Life Sciences. 2014;113(1-2): Markota NP, Rumboldt M, Rumboldt Z. Emphasized warning reduces salt intake: a randomized controlled trial. Journal of the American Society of Hypertension. 2015;9(3): Marketou ME, Zacharis EA, Parthenakis F, Kochiadakis GE, Maragkoudakis S, Chlouverakis G, et al. Association of sodium and potassium intake with ventricular arrhythmic burden in patients with essential hypertension. Journal of the American Society of Hypertension. 2013;7(4): Pluta R, Ułamek-Kozioł M. Novel practical information addressing various aspects of smell loss (hyposmia), salt intake and hypertension in human subjects. Nutrition, In Press-Accepted Manuscript Zhang J, Guo XL, Seo DC, Xu AQ, Xun PC, Ma JX, et al. Inaccuracy of Self-reported Low Sodium Diet among Chinese: Findings from Baseline Survey for Shandong & Ministry of Health Action on 22

27 Salt and Hypertension (SMASH) Project. Biomedical and Environmental Sciences. 2015;28(2): Reddy V, Sridhar A, Machado RF, Chen J. High sodium causes hypertension: evidence from clinical trials and animal experiments. Journal of Integrative Medicine. 2015;13(1): Thrift AG, Evans RG, Kalyanram K, Kartik K, SM F, Srikanth V. Gender specific effects of caste and salt on hypertension in poverty: a population based study. Journal of Hypertension. 2011;29: Novartis. Novartis supports global call to action to reduce dietary salt intake and improve heart health on World Hypertension Day [cited December]. Available from: detail hipertensi.htm. 11. Choudhury SR. Current situation and capacity in the South-East Asia Region to report on the global voluntary targets: Salt/sodium intake. Current situation and capacity in the South-East Asia Region to report on the global voluntary targets: Salt/sodium intake; Bangkok, Thailand Mohan S, Prabhakaran D. Review of Salt and Health: Situation in South East Asia Region. Technical Working Group Meeting on Regional Action Plan and Targets for Prevention and Control of Noncommunicable Diseases; Bangkok: Thailand; Ferrell F, Gray S. Longitudinal study of salt preferences in normotensive and hypertensive rats. Hypertension. 1985;7(3 pt 1): Villela PTM, de-oliveira EB, Villela PTM, Bonardi JMT, Bertani RF, Moriguti JC, et al. Salt Preferences of Normotensive and Hypertensive Older Individuals. The Journal of Clinical Hypertension. 2014;16(8):

28 15. He FJ, Li J, MacGregor GA. Effect of longer term modest salt reduction on blood pressure: Cochrane systematic review and metaanalysis of randomised trials. BMJ. 2013;346:f Choe K Y, Han S Y, Gaub P, Shell B, Voisin D L, Knapp B A, et al. High Salt Intake Increases Blood Pressure via BDNF-Mediated Downregulation of KCC2 and Impaired Baroreflex Inhibition of Vasopressin Neurons. Neuron. 2015;85(3): Farquhar WB, Edwards DG, Jurkovitz CT, Weintraub WS. Dietary Sodium and Health: More Than Just Blood Pressure. Journal of the American College of Cardiology. 2015;65(10): Lelong H, Galan P, Kesse-Guyot E, Fezeu L, Hercberg S, Blacher J. Relationship Between Nutrition and Blood Pressure: A Cross- Sectional Analysis from the NutriNet-Santé Study, a French Webbased Cohort Study. American Journal of Hypertension. 2015;28(3): Ghawi SK, Rowland I, Methven L. Enhancing Consumer Liking of Low Salt Tomato Soup Over Repeated Exposure by Herb and Spice Seasonings. Apetite. 2014;81: Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang; Al-Qattan KK, Alnaqeeb MA, Ali M. The antihypertensive effect of garlic (Allium sativum) in the rat two-kidney one-clip Goldblatt model. Journal of Ethnopharmacology. 1999;66(2): Capraz M, Dilek M, Akpolat T. Garlic, hypertension and patient education. International Journal of Cardiology. 2007;121(1): Jangam GB, Badole SL. Chapter 46 - Garlic (Allium sativum): Role in Metabolic Disorder. In: Watson RR, Preedy VR, Zibadi S, editors. Polyphenols in Human Health and Disease. San Diego: Academic Press; p

29 24. Shouk R, Abdou A, Shetty K, Sarkar D, Eid AH. Mechanisms underlying the antihypertensive effects of garlic bioactives. Nutrition Research. 2014;34(2): Xiong XJ, Wang PQ, Li SJ, Li XK, Zhang YQ, Wang J. Garlic for hypertension: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Phytomedicine. 2015;22(3): Nakasone Y, Nakamuray Y, Yamamoto T, Yamaguchi H. Effect of a traditional Japanese garlic preparation on blood pressure in prehypertensive and mildly hypertensive adults. Experimental and Therapeutic Medicine. 2013;5(2): Brunner dan Suddart. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Smeltzer SC, Bare BG, editors. Jakarta: EGC; Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Hipertensi Lecture Notes Kardiologi. Jakarta: Erlangga; Nelms M. Nutrition Therapy and Pathophysiology, 2e. Kathrine P Sucher KL, Sara Long Roth, editor. United States Wadsworth, Cengage Learning; Mahan K, Escott-Stump S, Raymond J. Krause's Food & the Nutrition Care Process, 13th Edition. USA: Saunders; Sherwood L. Human Physiology 7th edition. Belmont: Thomson Brooks/Cole; Parish JM, Somers VK. Obstructive Sleep Apnea and Cardiovascular Disease. Mayo Clin Proc. 2004;79: Farsang C, Naditch-Brule L, Avogaro A, Ostergren J, Verdecchia P, Maggioni A, et al. Where are We With the Management of Hypertension? from Science to Clinical Practice. Journal of Clinical Hyperrtension (Greenwich). 2009;11(2): Campbell NR, Khan NA, Hill MD, Tremblay G, Lebel M, Kaczorowski J, et al. Canadian Hypertension Education Program Canadian Hypertension Education Program recommendations: 25

30 the scientific summary an annual update. Canadian Journal of Cardiology. 2009;25(5): Appel LJ, Moore TJ, Obarzanek E, Vollmer WM, Svetkey LP, Sacks FM, et al. A clinical trial of the effects of dietary patterns on blood pressure. DASH Collaborative Research Group. N Eng J Med. 1997;336(16): MacFie H. Measurement of Food Preferences. United Kingdom: Chapman & Hall; Barjolle D, Gorton M, Đorđević JM, Stojanović Ž. Food Consumer Science: Theories, Methods and Application to the Western Balkans: Springer; Randall E, Sanjur D. Food preferences : their conceptualization and relationship to consumption. Ecology of Food and Nutrition. 1981;11(3): Boyce JM, Shone GR. Effects of ageing on smell and taste. Postgraduate Medical Journal. 2006;82(966): Qin Y, Li T, Lou P, Chang G, Zhang P, Chen P, et al. Salt intake, knowledge of salt intake, and blood pressure control in Chinese hypertensive patients. Journal of the American Society of Hypertension : JASH. 2014;8(12): Kochli A, Tenenbaum-Rakover Y, Leshem M. Increased salt appetite in patients with congenital adrenal hyperplasia 21-hydroxylase deficiency. American Journal of Physiology, Regulatory, and Integrative Comparative Physiology. 2005;288(6). 42. Bertino M, Beauchamp G, Engelman K. Increasing dietary salt alters salt taste preference. Physiology & Behavior. 1986;38(2): Bobowski NK, Mennella JA. Disruption in the Relationship between Blood Pressure and Salty Taste Thresholds among Overweight and Obese Children. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics. 2015;115(8):

31 44. Sembiring N, Subroto A. Terapi Sari Air Laut. Jakarta: Penebar Swadaya; Wang M, Moran AE, Liu J, Qi Y, Xie W, Tzong K, et al. A Meta- Analysis of Effect of Dietary Salt Restriction on Blood Pressure in Chinese Adults. Global Heart Zhang Y-x, Chen M, Zhou J, Zhou J-y. Body size and high intake of salt is associated with elevated blood pressure among children and adolescents in Shandong, China. International Journal of Cardiology. 2015;182(0): Tarwotjo S. Dasar-dasar Gizi Kuliner. Jakarta: Grasindo; Syamsiah IS, Tajudin. Khasiat & Manfaat Bawang Putih: Raja Antibiotik Alami. Jakarta: Agro Media Pustaka; Purwaningsih E. Manfaat Bawang Putih. Jakarta: Ganeca Exact; Pittler MH, Ernst E. Clinical effectiveness of garlic (Allium sativum). Molecular Nutritin and Food Research. 2007;51(11): Yeh GY, Davis RB, Phillips RS. Use of Complementary Therapies in Patients With Cardiovascular Disease. American Journal of Cardiology. 2006;98(5): McRae MP. A review of studies of garlic (Allium sativum) on serum lipids and blood pressure before and after 1994: does the amount of allicin released from garlic powder tablets play a role? Journal of Chiropractic Medicine. 2005;4(4): Jung E-S, Park S-H, Choi E-K, Ryu B-H, Park B-H, Kim D-S, et al. Reduction of blood lipid parameters by a 12-wk supplementation of aged black garlic: A randomized controlled trial. Nutrition. 2014;30(9):

32 Lampiran 1. Alur kerja penelitian Persiapan Instrumen I (formulir, tensimeter, timbangan badan, mikrotoa) Pembuatan sampel makanan I (bubur nasi dengan kadar garam berbeda) Pengambilan data I (Identitas, riwayat hipertensi, riwayat asupan garam, tekanan darah, pemilihan kadar garam pada makanan sampel tanpa tambahan bumbu) Persiapan Instrumen II (formulir) Pembuatan sampel makanan II (bubur nasi dengan kadar garam yang berbeda dan dengan penambahan bawang putih) Pengambilan data II (pemilihan kadar garam pada makanan sampel dengan tambahan bumbu) Analisis data Hasil Penelitian 28

33 Lampiran 2. Persetujuan Setelah Penjelasan JUDUL PENELITIAN : Pengaruh Penambahan Bawang Putih terhadap Pemilihan Kadar Garam pada Penderita Hipertensi INSTANSI PELAKSANA : Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Persetujuan Setelah Penjelasan (INFORMED CONSENT) Bapak/Ibu Yth, Perkenalkan nama saya Gardinia Nugrahani, mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi S1 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Guna mendapatkan gelar sarjana gizi, maka salah satu syarat yang ditetapkan adalah menyusun sebuah karya tulis ilmiah skripsi atau penelitian. Penelitian yang akan saya lakukan berjudul Pengaruh Penambahan Bawang Putih terhadap Pemilihan Kadar Garam pada Penderita Hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan bawang putih terhadap pemilihan tingkat kadar garam (tingkat keasinan) makanan yang disukai oleh penderita hipertensi. Manfaat dari penelitian ini adalah masyarakat khususnya penderita hipertensi dapat mengetahui bagaimana pengaruh penambahan bawang putih sebagai bumbu dalam makanan dan pengaruhnya terhadap kadar garam makanan. Dalam penelitian ini saya akan memberikan beberapa sampel makanan berupa bubur nasi yang mengandung garam dengan kadar yang berbeda-beda, kemudian anda akan diminta untuk mencicipi bubur tersebut. Setelah selesai mencicipi, bapak/ibu akan diminta untuk merangking bubur mana yang bapak/ibu sukai. Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengukuran asupan dan kebiasaan konsumsi garam serta produk-produk makanan yang mengandung garam. Penelitian ini tidak menimbulkan penyakit atau membahayakan nyawa bapak/ibu. Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini juga tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan bapak/ibu dalam bentuk apapun. Data dan informasi yang bapak/ibu berikan dapat saya jamin kerahasiaannya, yaitu dengan tidak 29

34 mencantumkan identitas subjek, dan data tersebut hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan ilmu pengetahuan. Maka dari itu, Bapak/ibu tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya. Artinya, semua jawaban yang diberikan oleh Bapak/ibu adalah benar dan jawaban yang diminta adalah sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu selama ini. Apabila ada informasi yang belum jelas, Bapak/Ibu bisa menghubungi saya Gardinia Nugrahani, Program Studi Ilmu Gizi, No. HP Demikian penjelasan dari saya. Terima Kasih atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu dalam penelitian ini. Setelah mendengar dan memahami penjelasan penelitian, dengan ini saya menyatakan SETUJU / TIDAK SETUJU Untuk ikut sebagai responden / sampel penelitian. Saksi :... Semarang, Nama Terang :... Nama Terang :... Alamat :... Alamat :... 30

35 Lampiran 3. Formulir Identitas dan Riwayat Hipertensi Identitas Responden Nama Responden : Jenis Kelamin : Tempat, tanggal lahir : Alamat : Nomor telepon : Berat badan : Tinggi Badan : Riwayat hipertensi Tekanan darah : Lama menderita hipertensi : Obat yang dikonsumsi : 31

36 Lampiran 4. Salt Questionnaire Isilah kuesioner berikut dengan melingkari (O) jawaban yang sesuai dengan diri anda! 1. Apakah anda menambahkan garam ketika memasak? a. Ya b. Tidak 2. Apakah anda menambahkan garam saat makanan ada di meja? a. Ya b. Tidak 3. Apakah anda sudah mencoba untuk mengurangi jumlah garam yang anda tambahkan? a. Ya b. Tidak 4. Jika anda menjawab ya, dengan alasan apa? a. Kesehatan b. Tidak menyukai rasa asin c. Lainnya 5. Jenis garam apakah yang sehari-hari anda gunakan? a. Garam krosok b. Garam batu / bata c. Garam dapur d. Garam rendah natrium (Lo-salt) e. Lainnya, sebut 6. Alasan menggunakan garam tersebut 7. Apakah anda pernah mengubah jenis garam yang anda gunakan? a. Pernah, sebutkan (contoh : garam A mjd garam B) b. Tidak c. Tidak tahu 32

37 Nama Bahan Makanan Roti putih (roti tawar, roti isi, roti manis) Sereal processed (koko-kruch, energen, corn flakes) Sereal minimally procesed (oat, sereal gandum) Biskuit, kue kering Crackers Keripik Gorengan Mie instant / mie kering Makanan instant, frozen foods (sosis, daging asap, bakso, nugget, dll) Sayuran / Kacang kalengan Buah kalengan Daging asap, dendeng, abon Ikan asap Ikan asin Susu Keju Yoghurt Telur Telur asin Sop sayuran Mayonnaise Margarin, mentega Kecap Saus tomat Saus sambal Saus tiram Saus / kecap ikan Acar/ asinan Manisan buah Porsi Frekuensi Porsi Rata2 Berat x/hr x/mgg x/bln x/thn K S B x/hr g/hr 33

38 Lampiran 5. Formulir Uji Hedonik Nama Responden : Prosedur : Berilah nomor (1-3) setiap sampel dengan menuliskan angka pada kolom di bawah ini sesuai dengan urutan rasa makanan yang anda suka. UJI I UJI II Keterangan : 1 = Sangat suka 2 = Agak suka 3 = Tidak suka 34

39 Lampiran 6. Cara Pembuatan Sampel Makanan Bahan : Formula sampel makanan berupa Bubur Nasi dengan kadar garam berbeda Bahan Jumlah Kadar 0,25 % Kadar 0,5 % Kadar 0,75 % Bubur 100 g 100 g 100 g Garam 0,25 g 0,5 g 0,75 g Formula sampel makanan dengan tambahan bumbu berupa bawang putih Bahan Jumlah Kadar 0,25 % Kadar 0,5 % Kadar 0,75 % Bubur 100 g 100 g 100 g Garam 0,25 g 0,5 g 0,75 g Bawang putih 0.1 g 0.1 g 0.1 g Alat : Baskom Panci Sendok Gelas ukur Timbangan makanan Kompor Cara pembuatan : 1. Beras dimasak bersama air, sambil diaduk terus menerus. 2. Setelah matang, diberi tambahan bumbu garam atau garam dan bawang putih, dan diaduk rata. 35

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang mematikan. Hipertensi dijuluki sebagai silent killer, karena klien sering tidak merasakan adanya gejala dan baru

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan manusia di seluruh dunia saat ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain, demografi penuaan, urbanisasi yang cepat, dan gaya hidup tidak sehat. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika jantung beristirahat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis paling sering terjadi di negara industri dan berkembang. Klasifikasi menurut JNC VII (the Seventh US

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal, dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan serius yang mengakibatkan mortalitas dan morbiditas (Ba ttegay et al., 2005). Jika dibiarkan, hipertensi menyebabkan komplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital kehidupan manusia. Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik yaitu tekanan dalam arteri saat jantung berdenyut (ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi secara umum didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah gaya yang diberikan oleh darah kepada dinding pembuluh darah yang dipengaruhi oleh volume darah, kelenturan dinding, dan diameter pembuluh darah

Lebih terperinci

menyerupai fenomena gunung es. Penelitian ini dilakukan pada subjek wanita karena beberapa penelitian menyebutkan bahwa wanita memiliki risiko lebih

menyerupai fenomena gunung es. Penelitian ini dilakukan pada subjek wanita karena beberapa penelitian menyebutkan bahwa wanita memiliki risiko lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prediabetes merupakan pencetus Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2). Penanda prediabetes yaitu kadar glukosa darah puasa 100-125 mg/dl dan atau kadar glukosa darah 2 jam post

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi merupakan penyakit umum yang terjadi di masyarakat, seringkali tidak disadari karena tidak mempunyai tanda gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kabo (2010) hipertensi adalah suatu penyakit kronis dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh Report of the Joint National Committe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat yang terutama tinggal di kota-kota besar cenderung mempunyai pola makan yang tidak sehat, karena sering mengonsumsi makanan siap saji, hal ini meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang paling sering terjadi baik pada negara maju maupun negara berkembang. Menurut klasifikasi JNC VII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gizi seperti diabetes mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et al., 2006 dalam Sacks,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini berkaitan dengan pola makan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR

BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR Latar Belakang Perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang tidak sehat dan tidak seimbang, karena mengandung kalori,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek yang muncul sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular serta diabetes mellitus tipe 2. Komponen

Lebih terperinci

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

Lebih terperinci

Diet Hipertensi, Diabetesi Tetap Minum Obat Herbal Untuk Diabetes

Diet Hipertensi, Diabetesi Tetap Minum Obat Herbal Untuk Diabetes Diet Hipertensi, Diabetesi Tetap Minum Obat Herbal Untuk Diabetes Konsumsi obat herbal untuk diabetes dari tahun ke tahun di Negara Indonesia terus meningkat, patut kita syukuri bahwa ini menandakan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronik. Joint National Committee VII (the Seventh US National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit & BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG TINJAUAN PUSTAKA

LATAR BELAKANG TINJAUAN PUSTAKA LATAR BELAKANG Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal dan merupakan penyakit kronis yang perlu diterapi dengan tepat dan terus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

Lampiran 2 Form informed consent INFORMED CONSENT

Lampiran 2 Form informed consent INFORMED CONSENT 56 Lampiran 2 Form informed consent INFORMED CONSENT Kami meminta Anda bersama 45 orang lainnya untuk turut terlibat dalam penelitian berjudul Manfaat Air Minum Beroksigen terhadap Stamina Mahasiswa dan

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN 90 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Tingkat asupan Protein, Lemak, Natrium, Kalium, Serat, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Kejadian Hipertensi pada Kelompok Senam Bugar Lansia di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama. Peningkatan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah di dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan sejak tahun 2008 sebanyak 2,8 juta penduduk meninggal setiap tahun terkait overweight

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyebab kematian, yang dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular seperti stroke, gagal jantung dan penyakit jantung koroner.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prevalensi hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan kehidupan yang semakin modern dan IPTEK yang berkembang pesat menjadikan hidup lebih mudah dalam berbagai hal. Seluruh aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menurut penelitian Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit hipertensi esensial telah berdampak pada satu milyar orang diseluruh dunia, mengungguli serangan jantung dan stroke. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA ABSTRAK EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA Yahdiel Alexander Nantara Tunggal, 2015 Pembimbing I : Edwin Setiabudi H., dr., Sp.PD-KKV,FINASIM Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian

Lebih terperinci

Penelitian Terbaru Mengenai Konsumsi Garam Harian dan Kaitannya Dengan Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh

Penelitian Terbaru Mengenai Konsumsi Garam Harian dan Kaitannya Dengan Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Penelitian Terbaru Mengenai Konsumsi Garam Harian dan Kaitannya Dengan Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Coba Anda tanyakan pada beberapa orang termasuk para profesional di bidang kesehatan apa yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Hipertensi Hipertensi merupakan kondisi medis dimana tekanan darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World Health Organization (WHO) dalam Soenardi & Soetarjo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014).

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia (Soenarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi Bab 1: Mengenal Hipertensi Daftar Isi Pengantar... vii Bab 1. Mengenal Hipertensi... 1 Bab 2. Faktor Risiko... 11 Bab 3. Diagnosis... 17 Bab 4. Komplikasi Hipertensi... 27 Kiat Menghindari Stroke... 33

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 20 responden pada kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit degeneratif, yang salah satunya adalah

Lebih terperinci

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2 HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DENGAN HIPERTENSI SISTOLIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK ENDOKRIN RUMAH SAKIT UMUM SANGLAH PERIODE JANUARI DESEMBER 2011 A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition Examination Survey mengungkapkan

Lebih terperinci

Tips kesehatan, berikut ini 7 makanan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh anda :

Tips kesehatan, berikut ini 7 makanan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh anda : Tips Alami Turunkan Kolestrol Dengan Cepat Sahabat, tips kesehatan. Dalam keadaan normal atau stabil, kolesterol memang memiliki beberapa fungsi penting dalam tubuh manusia. Beberapa fungsi kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi, atau yang sering disebut dengan hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi dan kematian yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Banyak sekali penemuan-penemuan mutakhir dalam dunia medis, sejalan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Banyak sekali penemuan-penemuan mutakhir dalam dunia medis, sejalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia medis dan dunia pengobatan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak sekali penemuan-penemuan mutakhir dalam dunia medis, sejalan dengan hal itu dunia

Lebih terperinci

PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan jaman dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Banyak masyarakat saat ini sering melakukan pola hidup yang kurang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai oleh penduduk dunia yang mengalami pergeseran pola pekerjaan dan aktivitas. Dari yang sebelumnya memiliki pola kehidupan agraris berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi hemodinamik seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmhg atau atau diastolik 90 mmhg, atau sedang dalam pengobatan anti hipertensi (JNC VII, 2003). Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah dengan membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Transisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipoprotein merupakan gabungan dari lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah Seluruh responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 45-65 tahun di posyandu Lansia RW 18 dan RW 19 Kelurahan Jebres,

Lebih terperinci

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta Pengaruh Pemberian Terapi Jus Buah Tomat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Primer Stage 1 di Desa Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Istilah hipertensi diambil dari bahasa Inggris hypertension. Hypertension merupakan istilah kedokteran yang populer untuk menyebutkan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak

Lebih terperinci