TUGAS I SIMULASI SISTEM INDUSTRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS I SIMULASI SISTEM INDUSTRI"

Transkripsi

1 TUGAS I SIMULASI SISTEM INDUSTRI TUGAS DIBUAT UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH SIMULASI KOMPUTER DOSEN PENGAMPU: GOENAWAN TRIDJOKO PRIJONO, IR. MT DISUSUN OLEH : MARWAH TIFFANI ( ) PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

2 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON 2011 A. Prinsip Mdeling dan Simulasi imulasi dan Mdeling merupakan satu bahasan dengan cakupan yang sangat luas dan bersinggungan dengan banyak disiplin ilmu. Adapun simulasi dan mdelling banyak Smembahas masalah-masalah yang : (i) (ii) (iii) Sangat sulit diselesaikan dengan cara analisis, misalnya pada permasalahan dynamic prgramming, yaitu untuk menghitung nilai maksimum fungsi fungsi transendental dengan banyak variabel bebas, atau pada permasalahan rangkaian listrik yang melibatkan banyak kmpnen elektrik. Memiliki ukuran data dan kmpleksitas yang tinggi sehingga tidak dapat ditemukan penyelesaian yang pasti seperti pada beberapa permasalahan permutasinal dan kmbinasinal pada masalah TSP (travelling salesman prblem), penugasan, atau penjadwalan Sangat sulit diimplementasikan secara langsung karena perlu biaya yang sangat besar seperti permasalahan yang terjadi di bidang telekmunikasi dalam ptimasi RBS (radi base statin) atau ptimasi pengaturan saluran (channel assignment). Pada dasarnya, simulasi dan mdelling banyak dipakai untuk persalan dynamic prgramming yang kadang bersifat stkastik, seperti mdel antrian yang merupakan mdel khusus dan banyak dibahas. Simulasi dan mdelling terdiri dari tahapan identifikasi masalah, pembentukan mdel matematika, dan analisis matematika (numerik)untuk mendapatkan bentuk kmputasi yang paling sederhana. Ketiganya membutuhkan kemampuan matematika yang memadai. Pada pendekatan simulasi, untuk menyelesaikan berbagai persalan yang rumit akan lebih mudah bila dimulai dengan membangun mdel percbaan pada suatu sistem. Tiga unsur penting dalam pemdelan simulasi, yaitu System, Entities, dan Attributes.

3 System Entities Attributes 1. Rumah Sakit Unit barak untuk pasien rang sakit Jumlah tempat tidur Jumlah ruang-ruang Jumlah peralatan dll Jumlah Klinik Unit unit di luar barak pasien Jumlah Ruang-ruang Dll Unit-unit X Ray Dkter-dkter Perawat-perawat Jumlah mesin-mesin X-ray/Rntgen Jumlah mesin-mesin bantuan Jumlah dkter umum Jumlah dkter spesialis Jumlah dkter gigi 1. Mbil untuk bergerak Pengemudi Jumlah perawat-perawat pria dan wanita Ketrampilan/shell kekhususan Umur supir Jenis kelamin Gaji/hnrer, dll Bentuk mbil yang dikemudikan Sedan Statin Warga

4 Jeep, dll B. Keuntungan Simulasi Beberapa keuntungan yang bisa diperleh dengan memanfaatkan simulasi : 1. Cmpress Time ( Menghemat Waktu) Kemampuan dalam menghemat waktu dapat dilihat dari pekerjaan yang bila dikerjakan akan memakan waktu ahunan tetapi kemudian dapat simulasikan hanya dalam beberapa menit, bahkan dalam beberapa kasus hanya dalam hitungan detik. Kemampuan ini dapat dipakai leh para peneliti untuk memperhatikan bagian terkecil dari waktu ke waktu untuk kemudian dibandingkan dengan yang terdapat pada sistem yang nyata berlaku. 2. Expand Time (Dapat Melebar-luaskan Waktu) Dapat terlihat treutama dalam dunia statistik dimana hasilnya diinginkan dapat terdaji dengan cepat. Simulasi dapat digunakan untuk menunjukan perubahan struktur dari suatu sistem nyata (Real System) yang sebenarya tidak dapat diteliti pada waktu yang seharusnya (Real Time). Simulasi dapat membantu mengubah Real System hanya dengan memasukkan sedikit data. 3. Cntrl Surces f Variatin (Dapat Mengawasi Sumber-sumber yang Bervariasi) Kemampuan pengawasan dalam simulasi dalam simulasi tampak terutama saat analisa statistik digunakan untuk meninjau hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terkait (dependent) yang merupakan faktr-faktr yang akan dibentuk dalam percbaan. Dalam simulasi pengambilan data dan penglahan pada kmputer, ada beberapa sumber yang dapat dihilangkan atau sengaja ditiadakan. 4. Errr in Meassurement Crrectin (Mengreksi Kesalahan-kesalahan Perhitungan) Dalam prakteknya, pada suatu kegiatan ataupun percbaan dapat saja muncul ketidakbenaran dalam mencatat hasil-hasilnya. Sebaliknya, dalam simulasi kmputer

5 jarang ditemukan kesalahan perhitungan terutama bila angka-angka diambil dari kmputer secara teratur dan bebas. Kmputer mempunyai kemampuan untuk melakukan perhitunga secara akurat. 5. Stp Simulatin and Restart (Dapat Dihentikan dan Dijalankan Kembali) Simulasi kmputer dapat dihentikan untuk peninjauan ataupun pencatatan semua kejadian yang relevan tanpa berakibat buruk terhadap prgram simulasi tersebut. Dalam dunia nyata, percbaan tidak dapat dihentikan begitu saja. Setelah dilakukan penghentian maka kemudian dapat dengan cepat dijalankan kembali (restart). 6. Easy t Replicate (Mudah Diperbanyak) Dengan simulasi kmputer percbaan dapat dilakukan setiap saat dan diulang-ulang. Pengulangan dilakukan terutama untuk mengubah berbagai kmpnen dan variabelnya. Seperti perubahan pada parameternya. Perubahan pada kndisi perasinya, ataupun dengan memperbanyak utput. Kekurangan Simulasi 1. Simulasi tidak akurat. Teknik ini bukan prses ptimisasi dan tidak menghasilkan sebuah jawaban tetapi hanya menghasilkan sekumpulan utput dari sistem pada berbagai kndisi yang berbeda. Dalam banyak kasus, ketelitiannya sulit diukur. 2. Mdel simulasi yang baik bisa jadi sangat mahal, bahkan sering dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan mdel yang sesuai. 3. Tidak semua situasi dapat dievaluasi dengan simulasi. Hanya situasi yang mengandung ketidak-pastian yang dapat dievaluasi dengan simulasi. Karena tanpa kmpnen acak semua eksperimen simulasi akan menghasilkan jawaban yang sama. 4. Simulasi menghasilkan cara untuk mengevaluasi slusi, bukan menghasilkan cara untuk memecahkan masalah. Jadi sebelumnya perlu diketahui dulu slusi atau pendekatan slusi yang akan diuji. C. Ruang Lingkup

6 Knsep dan teknik analisis sistem semula dikembangkan leh para ahli militer untuk keperluan mengeksplrasi dan mengkaji keseluruhan implikasi yang diakibatkan leh alternatif-alternatif strategi militer. Pendekatan ini merupakan suatu strategi penelitian yang luas dan sistematik untuk menyelesaikan suatu prblem penelitian yang km-pleks. Obyek penelitian biasanya merupakan suatu sistem dengan kerumitan-kerumitan yang sangat kmpleks sehingga memerlukan pengabstraksian. Dalam hubungan inilah dikenal istilah "mdel dan pemdelan". Istilah pemdelan adalah terjemahan bebas dari istilah "mdelling". Untuk menghindari berbagai pengertian atau penafsiran yang berbeda-beda, maka istilah "pemdel-an" dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas pem-buatan mdel. Sebagai landasan untuk lebih memahami pengertian pemdelan maka diperlukan suatu penelaahan tentang "mdel" secara spesifik ditinjau dari pendekatan sistem. Dalam knteks terminlgi penelitian perasinal (peratin research), secara umum mdel didefinisikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari suatu byek atau situasi aktual. Mdel melukiskan hubungan-hubungan langsung dan tidak langsung serta kaitan timbalbalik dalam terminlgi sebab akibat. Oleh karena suatu mdel adalah abstraksi dari realita, maka pada wujudnya lebih sederhana dibandingkan dengan realita yang diwakilinya. Mdel dapat disebut lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari realita yang sedang dikaji. Salah satu syarat pkk untuk mengembangkan mdel adalah menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat. Penemuan peubah-peubah ini sangat erat hubungannya dengan pengkajian hubungan-hubungan yang terdapat di antara peubah-peubah. Teknik kuantitatif seperti persamaan re-gresi dan simulasi digunakan untuk mempelajari keterkaitan antar peubah dalam sebuah mdel. Memang dimungkinkan untuk dapat merancang-bangun dengan baik berbagai mdel sistem tanpa matematik, dan /atau mengetahui matematika tanpa analisis sistem. Namun demikian, perumusan mate-matika yang terpilih dapat mempermudah pengkajian sistem, yang pada umumnya merupakan suatu kmpleksitas. Sifat universalitas dari matematik dan ntasintasinya akan memperlancar kmunikasi dan transfer metde yang dikembangkan di suatu negara atau bidang ilmu tertentu ke bidang lainnya. Kebanyakan para pengguna analisis sistem menjumpai kesukaran untuk mengimplementasikan ntasi-ntasi matematika ke dalam frmat knsepsi disiplin ilmunya. Mereka kemudian memilih alternatif pembuatan mdel knsepsi (cnceptual mdel) yang

7 sifatnya infrmal karena terasa lebih mudah. Bagaimanapun juga, para ahli sistem berpendapat bahwa keuntungan lebih besar dibandingkan dengan biaya yang diperlukan dalam megkaji permasalahan penelitian secara matematis. Hal ini disebabkan adanya daya guna yang berlipat ganda pada prses rancang bangun dan analisis dalam bentuk bahasa matematika yang sangat penting dalam teri eknmi, keteknikan, ilmu alam hingga ilmuilmu ssial. Meskipun teknik-tekniknya sangat beragam dan filsfinya masih dipandang kntraversi namun ide dasarnya adalah sederhana yaitu menjabarkan keterkaitan-keterkaitan yang ada dalam dunia nyata menjadi perasi-perasi matematis. D. Pembahasan Materi Teri-teri mengenai prses stkastik sebagai dasar mdelling dan teknik teknik simulasi yang banyak digunakan dalam menyelesaikan permasalahan simulasi beserta dasar teri yang cukup sebagai bekal untuk mengembangkan mdel yang baik. (1) Bilangan Acak (2) Mnte Carl (3) Simulated Annealing (4) Mdel Epidemik (5) Cellular Autmata E. Jenis Simulasi 1. Mnte Carl Dikembangkan leh Jhn vn Neumann pada waktu Perang Dunia II. Digunakan leh sistem yang menunjukkan kemungkinan pada perilakunya, misalnya antrian.

8 Berdasarkan atas penggunaan bilangan acak (randm number). Digunakan untuk mengestimasi distribusi hasil yang bergantung pada input prbabilistik (misalnya keuntungan bisnis; durasi pryek; rencana pensiun, dll.). 2. Operatinal Gaming Digunakan untuk mensimulasi dua atau lebih pemain yang berkmpetisi (misalnya wargame); dikembangkan leh Bz, Allen & Hamiltn; diimplementasikan dengan manusia sebagai pemain dan kmputer menyediakan lingkungan nya. 3. Systems simulatin: Digunakan untuk mensimulasi sistem-sistem besar, seperti eknmi nasinal, perusahaan, dll. Diimplementasikan dengan mengintegrasikan beberapa/banyak simulasi yang lebih kecil dari subsistem-subsistem. Misalnya, sub-simulasi untuk kndisi cuaca, kndisi eknmi, perkembangan teknlgi, dll. F. Karakteristik Mdel Matematika Prses pemdelan mencakup pemilihan karakteristik dari perwakilan abstrak yang paling tepat bagi situasi yang sedang dikaji. Pada umumnya mdel matematika dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu mdel statik dan mdel dinamik. Mdel statik memberikan infrmasi tentang peubah-peubah mdel hanya pada titik tunggal dari waktu. Sedangkan mdel dinamik mampu menelusuri jalur waktu dari peubah-peubah mdel. Mdel dinamik lebih sulit dan mahal pembuatannya, namun mempunyai kekuatan yang lebih hebat untuk analisis dunia nyata. Klasifikasi lain tergantung apakah mdel abstrak tersebut meng-gunakan pandangan mikr atau makr. Mdel mikr bertujuan untuk mempernyatakan suatu unit individu yang ada pada dunia nyata, sebagai cnth sebuah mbil pada aliran transprtasi atau serang pembeli pada antrian pasar. Pada mdel makr, unit individu kehilangan identitasnya karena peubah mdel secara khas dikaitkan dengan agregat dari unit sistem. Cnth dari pandangan makr adalah peubah pada aliran listrik,

9 kecepatan aliran mbil pada jalan raya dan aliran bahan dan pelayanan pada struktur eknmi. Ditinjau dari cara klasifikasinya maka mdel abstrak dapat dikelmpkkan menjadi: (i) mikr-statik, (ii) makr-statik, (iii) mikr-dinamis, dan (iv) makr-dinamis. Penggunaan mdel- mdel ini tergantung pada tujuan pengkajian sistem dan terlihat jelas pada frmulasi permasalahan pada tahap evaluasi kelayakan. Sifat mdel juga tergantung pada teknik pemdelan yang digunakan. Mdel yang mendasarkan pada teknik peluang dan memperhitungkan adanya ketidak pastian (uncertainty) disebut mdel prbabilistik atau mdel stkastik. Pada ilmu sistem mdel ini sering digunakan karena masalah yang dikaji pada umumnya megandung keputusan yang mengandung ketidak-menentuan. Lawan dari mdel ini adalah mdel kuantitatif yang tidak mempertimbangkan peluang kejadian, dikenal sebagai mdel deterministik. Cnthnya adalah mdel pada "prgram linear". Mdel ini memusatkan penelaahannya pada faktr-faktr kritis yang diasumsikan mempunyai nilai yang eksak dan tertentu pada waktu yang spesifik. Sedangkan mdel prbabilistik biasanya mengkaji ulang data atau infrmasi yang terdahulu untuk menduga peluang kejadian tersebut pada keadaan sekarang atau yang akan datang dengan asumsi terdapat relevansi pada jalur waktu. Dalam hal-hal tertentu, sebuah mdel dibuat hanya untuk semacam deskripsi matematik dari kndisi dunia nyata. Mdel ini disebut mdel deskriptif dan banyak dipakai untuk mempermudah penelaahan suatu permasalahan. Mdel ini dapat diselesaikan secara eksak serta mampu mengevaluasi hasilnya dari berbagai pilihan data input. Apabila mdel digunakan untuk memperbandingkan antar alternatif, maka mdel disebut mdel ptimalisasi. Slusi dari mdel ini merupakan nilai ptimum yang tergantung pada kriteria input yang digunakan. Sebagai teladan adalah "Prgram Dinamik dan Gal Prgramming"; sedangkan mdel deskriptif yang hanya memper-nyatakan pilihan peubah adalah persamaan regresi multi-variate. Apabila sistem telah diekspresikan dalam bentuk n-tasi matematika dan frmat persamaan, maka timbullah keuntungan yang berasal dari kapasitas manipulatif dari matematik. Serang analis dapat memasukkan nilai-nilai yang berbeda-beda ke dalam mdel matematika dan kemudian mempelajari perilaku sistem tersebut. Pada

10 pengkajian ma-salah-masalah tertentu, uji sensitifitas dari sistem dilakukan dengan pengubahan peubah-peubah sistem itu sendiri. Bahasa simblik juga sangat membantu dalam kmunikasi karena pernyataannya yang singkat dan jelas dibandingkan dengan deskripsi lisan. Penggunaan frmat matematika membuat penjelasan lebih kmprehensif dan seringkali mampu mengungkapkan hubungan-hubungan yang tidak dapattercermin pada deskripsi lisan dari suatu sistem. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemdelan sistem (System Mdelling) adalah pembentukan rangkaian lgika untuk menggambarkan karakteristik sistem tersebut dalam frmat matematis. Oleh karena itu, prses ini sering disebut juga pemdelan abstrak (abstract mdelling) karena hasilnya adalah gugus persamaan-persamaan yang saling berkaitan secara fungsinal. Pada beberapa jenis sistem, prses pemdelan abstrak ini lebih mudah pengerjaannya, seperti mdel bifisik dan keteknikan. G. Bahasa Simulasi Pemrgraman mdel simulasi, seperti yang disebutkan sebelumnya, dapat dilakukan menggunakan bahasa umum kmputer (general purpses language) atau menggunakan bahasa simulasi. Pada bagian ini kita akan mempelajari beberapa bahasa simulasi, melihat dan memahami kelebihan dan kekurangan dari masing-masingnya, sehingga kita melakukan pemilihan yang tepat saat kita perlu menggunakan bahasa simulasi. Satu bahasa simulasi tidak dapat menjadi alat yang tepat untuk semua kasus permdelan simulasi. Pembahasan pada bagian ini akan kita mulai dengan mempelajari anatmi bahasa simulasi; lalu dilanjutkan dengan penjelasan berbagai bahasa simulasi lengkap dengan kelebihan dan kelemahannya. ANATOMI BAHASA SIMULASI B A HASA SIM U L A S I : AWAL MULA Kesuksesan analisis simulasi merupakan teknik campuran yang sangat tergantung pada keahlian dan keahlian analis. Elemen dan struktur bahasa kmputer umum seperti Pascal atau FORTRAN, srce cdenya tidak dengan mudah dapat digunakan untuk memdelkan simulasi sistem. Msialnya, bahasa itu tidak menyediakan struktur data yang enak digunakan untuk pemrsesan kejadian, sementara hal ini merupakan elemen lgis yang sangat penting

11 dalam permdelan simulasi. Tidak ada perintah dalam FORTRAN misalnya yang dengan jelas menambah atau mengurangi antrian nasabah atau bjek lainnya. Tidak ada perintah dalam FORTRAN yang mengakumulasikan jumlah bjek dalam antrian dan menghitung ratarata untuk menyediakan utput statistik penting. Variabel waktu lanjt, yang penting dalam penjalanan mdel simulasi, juga tidak dapat ditemukan pada FORTRAN dan bahasa pemrgraman umum lainnya. Untuk memenuhi fungsi-fungsi di atas dan hal-hal penting lainnya dalam struktur mdel prgram kmputer, kde pemrgraman yang ekstensif, kmpleks dan sulit didebug harus dibuat. Mtivasi mengembangkan dan menggunakan bahasa simulasi berasal dari keinginan untuk mempersingkat waktu yagn dibutuhkan untuk mengembangkan mdel valid yang relatif mudah didebug dan yang meneydiakan utput statistik yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Bahasa simulasi pertama yang dihasilkan untuk tujuan itu adalah GPSS (General Purpse Simulatin System) yang dikembangkan leh Geffrey Grdn dan dipublikasikan pertama sekali tahun bahasa ini telah berevlusi dalam beberapa versi, yang pada umumnya dikembangkan le IBM. Pengembangan terpisah versi GPSS, GPSS/H memungkinkan debugging kde interaktif. Akhir-akhir ini, GPSS tersedia pada umumnya untuk mainframe dan minikmputer, dan ada 2 versi untuk mikrkmputer IBM. Elemen GPSS dieknal mempunyai derajat ismrfis tinggi dengan elemen sistem diskrit. GPSS diikuti dengan munculnya SIMSCRIPT tahun 1963, dikembangkan leh perusahaan RAND. Bahasa ini memiliki kemampuan untuk permdelan sistem yang lebih kmpleks. Untuk melakukan fungsi ini, elemen bahasa kurang jelas dihubungkan dengan dunia nyata. Penggunaan himpunan, kejadian, prses dan sumber daya menggambarkan secara utama pada struktur dan perasi prgram SIMSCRIPT. Bahasa-bahasa pinir ini tidak lama diikuti pengemabngan bahasa-bahasa simulasi khusus lainnya dan jumlahnya sudah sangat banyak sampai saat ini. ST RUK TUR B AH ASA S IM ULASI

12 Kiviat mendefinisikan struktur statis bahasa simulasi terdiri dari 3, yaitu identifikasi bjek dan karakteristik bjek, relasa antara bjek dan penurunan bjek. Struktur dinamisnya didefinisikan sebagai metde penambahan waktu simulasi. Objek adalah kmpnen mdel dan sistem yang menjadi perhatian utama analisis, misalnya nasabah bank, kmpnen dalam lini perakitan, pengguna dalam sistem jaringan, dll. Bahasa yang berbeda memberikan definisi yang berbeda pada bjek, misalnya dalam SIMAN disebut entities, dalam GPSS disebut transactins. Masing-masing bjek dalam sistem yang sama mempunyai karakteristik yang berbeda. Nasabah bank misalnya, ada yang ingin melakukan penarikan, ada yang ingin melakukan setran, dll. Pendefinisian karakteristik dalam bahasa yang berbeda juga berbeda. Karakteristik dalam SIMAN dan SIMSCRIPT misalnya didefinisikan sebagai attributes sedangkan dalam GPSS didefinisikan sebagai parameters, dan ada juga yang menggunakan definisi prperties, dll. Meskipun bjek mempunyai karakteristik unik, untuk tujuan pemrsesan dalam mdel, ada baiknya karakteristik itu dikelmpkkan. Setiap bahasa mempunyai mekanisme berbeda dalam melakukan pengelmpkan ini. Bahkan dalam kasus sistem yang relatif kecil, mempertahankan semua bjek dalam mdel selama penjalanan simulasi bisa tidak memungkinkan karena keterbatasan memri kmputer. Akibatnya, alat untuk menurunkan bjek ketika dibutuhkan dan menghapusnya jika sudah tidak dibutuhkan harus disediakan. Cara setiap bahasa simulasi memfasilitasi ini sangat berbeda. Dalam beberapa kasus, mekanisme digunakan untuk menelusuri karakteristik akar bahasa kmpiler darimana bahasa simulasi dikembangkan. Bahasa simulasi yang kurang dekat dengan knvensi struktur data dari kmpiler tertentu menurunkan bjek yagn sangat mirip dengan sudut pandang dunia bahasa. Sejalan dengan perbaikan kemampuan bahasa kmputer umum (general purpses), bahasa simulasi khusus pada umumnya telah dikdean kembali seperti assembly, bahasa bebas mesin seperti C. Tetapi struktur awal penurunan bjek tetap dalam bahasa simulasi. Struktur statis bahasa simulasi menempatkan bjek dalam ruangan mdel, yaitu dimana bjek secara fisik ditempatkan dalam sistem. Struktur dinamis dibutuhkan untuk menempatkan bjek dalam waktu dan memungkinkan keberlanjutan dari satu titik waktu ke titik lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan dalam tpik sebelumnya, ada dua pendekatan dasar yang digunakan dalam struktur dinamis, yaitu fixed-time step dan event-tracking. Pendekatan fixed-time memeriksa sistem pada interval waktu tetap untuk menentukan apakah statusnya sudah berubah atau belum. Jika status masih sama, variabel waktu akan ditambahkan sebesar interval waktu-tetap. Meskipuns ecara lgika pendekatan ini cukup

13 sederhana, tapi metdenya sangat tidak efisien. Mungkin ada beberapa titik waktu dimana sistem tidak berubah statusnya, dan karenanya akan ada banyak pemeriksaan sistem yang tidak perlu. Akibatnya, tidak ada bahasa simulasi kejadian diskrit yang menggunakan pendekatan ini ke struktur dinamis. Pendekatan event-tracking memeriksa sistem hanya jika ada perubahan status. Lgika diamsukkan dalam mdel untuk menentukan kapan kejadian atau status sistem berubah, dan variabel waktu ditambahkan dengan tepat sampai titik sebelum sistem diperiksa. Lgika yang dibutuhkan untuk melakukan ini lebih kmpleks dibandingkan dengan langkah waktutetap, tetapi akan mengehmat waktu eksekusi mdel secara signifikan. Karakteristik Bahasa Simulasi Struktur dinamis dan statis bahasa simulasi menyediakan kebutuhan jelas untuk mengeksekusi mde simulasi. Beberapa sifat bahasa simulasi lainnya dibutuhkan atau sangat diinginkan untuk penggunaan efektif analisis simulasi sebagai teknik pembantu pengambilan keputusan.. Pengembangan kde mdel. Kebanyakan bahasa simulasi amsih membutuhkan pemasukan pernyataan kde untuk menciptakan kde mdel, tetapi kemampuan grafik mikrkmputer telah memungkinkan input grafik. Cara ini paling sesuai untuk bahasa yang fkus pada aliran bjek melalui elemen atau blk mdel. Debugging mdel. Begitu mde simulasi sudah dikdekan menggunakan bahasa simulasi yang dipilih, langkah selanjutnya adalah debugging kde sehingga mdel simulasi berjalan ke penghentian nrmal. Syntax errrs (kesalahan sintaks) adalah permasalahan pertama dalam prses, dan analisis untuk mendeteksi ini sudah ditanam dalam bahasa simulasi umumnya. Kesulitan berikutnya yang dihadapi adalah perbaikan kesalahan selama eksekusi kde. Analisis bahasa simulasi umumnya tidak sesuai secara ttal dengan permasalahan ini. Setelah menemukan kesalahan seperti ini, prgram berhenti dan tidak memberikan alasan dalam bentuk lgika mdel kenapa prgram berhenti. Penurunan variabel acak. Untuk kebanyakan simulasi prbabilistik, kemampuan mengekstrak sampel acak dari distribusi prbabilitas tertentu sangat penting. Bahasa simulasi melakukannya dengan mudah. Pengumpulan statistik. Penjalanan mdel simulasi tanpa mengumpulkan data ukuran kinerja sistem sama saja dengan tidak melakukan pengamatan pada sistem dunia

14 nyata yang sedang berlangsung. Pengamat ada selama perasi sistem dunia nyata tetapi tidak mengamati dan mencatat apa yang terjadi. Bahasa simulasi harus memungkinkan pengguna dengan mudah menspesifikasikan beragam statistik yang dikumpulkan selama eksekusi mdel. Juga untuk membantu interpretasi utput simulasi, kemampuan penggambaran grafik dan inferensi statistik diperlukan. Disain percbaan. Karena analisis simulasi bersifat deskriptif, kesuksesan aplikasinya tergantung pada percbaan mdel. Rancangan percbaan efektif dan efisien benarbenar meningkatkan kualitas slusi yang didapatkan dari mdel simulasi. Animasi grafis dan utput dinamis. Kemampuan menggunakan bahasa simulasi pada mikrkmputer memungkinkan kemampuan grafis mesin ini untuk mengilustrasikan penjalanan mde simulasi atau utputnya. Ilustrasi bjek yang mengalir melalui elemen mdel disebut sebagai animasi. Animasi biasanya menggunakan mnitr berwarna dan dengan mudah mengenali simbl bjek dan elemen mdel. Dengan mengamati aliran seperti itu, analisis dapat memperhatikan penyebaba permasalahan perasi dan dapat memperbaikinya. Animasi mdel akan memperlambat eksekusi mdel. Oleh akrena itu, animasi biasanya hanya dilakukan pada mikrkmputer cepat dengan memri besar. H. Kesimpulan Telah dipaparkan dalam penjabaran diatas tentang pemdelan dan simulasi serta materi pembahasannya juga tentang mdelling dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan membuat simulasinya sebelum akhirnya diimplementasikan. Simulasi ini terutama digunakan untuk menguraikan dan menyelesaikan persalanpersalan yang timbul dalam dunia nyata, baik di dalam sektr publik maupun di berbagai sektr bisnis.

15 Daftar Isi Basuki, Ahmad Mdeling dan Simulasi/ leh Achmad Basuki, Tri Budi Sants, dan Miftahul Huda; penyunting, Tri Jk Setiadi-Jakarta: IPTAQ Mulia Media, 2004 Kakiay, Thmas J Pengantar Sistem Simulasi/ Thmas J. Kakiay ; Ed. I. Ygyakarta, Andi,

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data UNIVERSITAS UNIVERSAL BATAM 2016 PENDAHULUAN Data dan Infrmasi Data merupakan nilai (value) yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu bjek atau kejadian (event) Infrmasi merupakan hasil dari penglahan

Lebih terperinci

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI 4.1 PRODI MATEMATIKA 4.1.1 Visi Prdi Matematika Menjadi pusat pengkajian dan pengembangan ilmu matematika terkemuka pada tahun 2025 yang mensinergikan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

system) yang elemennya terdiri dari hardware, software dan brainware. Ketiga

system) yang elemennya terdiri dari hardware, software dan brainware. Ketiga PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER 1. Knsep Kmputer Dari beberapa pendapat tentang definisi kmputer, maka yang disebut dengan kmputer adalah perangkat elektrnik yang dapat menerima masukan (input), dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 1 Pengenalan Pemrograman Komputer

BAB 1 Pengenalan Pemrograman Komputer BAB 1 Pengenalan Pemrgraman Kmputer 1.1 Tujuan Bagian ini akan membahas dasar dasar kmpnen dari kmputer meliputi hardware (perangkat keras) dan sftware (perangkat lunak). Kami juga akan menyertakan gambaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Open Darnius (2009, hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Open Darnius (2009, hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pendahuluan Menurut Open Darnius (2009, hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu rekayasa dari suatu model secara logika ilmiah merupakan suatu metode alternatif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Secara langsung atau tidaklangsung kata statitik sering kita dengar dan kita rasakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Secara langsung atau tidaklangsung kata statitik sering kita dengar dan kita rasakan 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara langsung atau tidaklangsung kata statitik sering kita dengar dan kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh pada saat kita menonton pertandingan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG 8 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Bimbingan dan Penyuluhan Prayitn dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah prses pemberian bantuan yang dilakukan leh rang yang ahli kepada serang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata Statistik dikaitkan dengan kata staat (bahasa Jerman artinya Negara) atau statista

BAB I PENDAHULUAN. Kata Statistik dikaitkan dengan kata staat (bahasa Jerman artinya Negara) atau statista BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata Statistik dikaitkan dengan kata staat (bahasa Jerman artinya Negara) atau statista (bahasa Italia artinya Negarawan). Jadi Statistika dapat bermakna suatu yang

Lebih terperinci

5. Kinerja. 6. Tipe Fisik. 7. Karakteristik Fisik. 8. Organisasi

5. Kinerja. 6. Tipe Fisik. 7. Karakteristik Fisik. 8. Organisasi Arsitektur Sistem Kmputer MEMORI Memri adalah bagian dari kmputer tempat prgram prgram dan data data disimpan. Istilah stre atau strage untuk memri, meskipun kata strage sering digunakan untuk menunjuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sejak komputer ditemukan, para peneliti telah berpikir adakah kemungkinan agar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sejak komputer ditemukan, para peneliti telah berpikir adakah kemungkinan agar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Machine Learning Sejak kmputer ditemukan, para peneliti telah berpikir adakah kemungkinan agar kmputer dapat belajar. Jika kita mengerti bagaimana cara memprgram kmputer agar mereka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki oleh perusahaan dan dipergunakan dalam proses produksi atau dalam memberikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN. Modul I/O. 1. Komponen-komponen Komputer SEPERTI : CENTRAL PROCESSING UNIT MEMORY. memory

PERTEMUAN. Modul I/O. 1. Komponen-komponen Komputer SEPERTI : CENTRAL PROCESSING UNIT MEMORY. memory CPU 1. Kmpnen-kmpnen Kmputer memry PERTEMUAN MAR MBR : Instruksi Instruksi : I/O AR I/O BR Mdul I/O Buffer Data Data 1 2 CENTRAL PROCESSING UNIT CPU umumnya berada dalam kntrl CPU bertukar data dengan

Lebih terperinci

SISTEM DAN MODEL Tujuan Instruksional Khusus:

SISTEM DAN MODEL Tujuan Instruksional Khusus: SISTEM DAN MODEL Tujuan Instruksional Khusus: Peserta pelatihan dapat: menjelaskan pengertian sistem dan model, menentukan jenis dan klasifikasi model, menjelaskan tahapan permodelan Apa itu sistem? himpunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknlgi selalu berkembang setiap saat, ada saja yang dilakukan manusia untuk memberikan kemudahan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu cnth kemudahan

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Manajemen Sains Pengenalan Riset Operasi Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Pendahuluan Riset Operasi (Operations Research/OR) banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalahmasalah

Lebih terperinci

Modifikasi Motif Kain Tradisional Menggunakan Cellular Automata

Modifikasi Motif Kain Tradisional Menggunakan Cellular Automata Mdifikasi Mtif Kain Tradisinal Menggunakan Cellular Autmata Purba Daru Kusuma Prgram Studi Sistem Kmputer Universitas Telkm Bandung, Indnesia purbdaru@gmail.cm Abstrak Metde cellular autmata telah diimplementasikan

Lebih terperinci

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pertemuan ke : 1 Alkasi waktu : 0,5 Jam Kmpetensi dasar : 1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya mempelajari perancangan antarmuka pengguna. Indikatr : 1. Menuliskan dan menjelaskan knsep

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Riset Operasi Sejak revlusi industri, dunia usaha mengalami perubahan dalam hal ukuran (besarnya) dan kmpleksitas rganisasi-rganisasi perusahaan. Bagian

Lebih terperinci

Konsep Basisdata Bab 1

Konsep Basisdata Bab 1 Knsep Basisdata Bab 1 Sebuah Pengantar Pengampu Matakuliah A Didimus Rumpak, M.Si. hp.: 085691055061 dimurumpak@yah.cm 1 Bab Tujuan Identifikasi tujuan dan ruang lingkup buku ini Survei mengapa, apa, dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Prduksi Lading dan Scheduling merupakan salah satu pin dalan fungsi dan kegiatan pengawasan prduksi. Pemuatan (Lading) mempunyai

Lebih terperinci

Kecerdasan Buatan/ Artificial Intelligence

Kecerdasan Buatan/ Artificial Intelligence Kecerdasan Buatan/ Artificial Intelligence Knsep Dasar AI Imam Chlissdin, S.Si., M.Km. Pkk Bahasan 1. Apa itu AI/Kecerdasan Buatan? 2. Fndasi AI/Kecerdasan Buatan 3. Sejarah Kecerdasan Buatan 4. AI Saat

Lebih terperinci

Pertemuan 14. Teknik Simulasi

Pertemuan 14. Teknik Simulasi Pertemuan 14 Teknik Simulasi Pengantar Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Tri Hartiti Retnwati M.Pd Makalah disampaikan pada Wrkshp pelaksanaan Kurikulum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata statistik dikaitkan dengan kata staat (bahasa Jerman artinya negara) atau statista

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata statistik dikaitkan dengan kata staat (bahasa Jerman artinya negara) atau statista vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata statistik dikaitkan dengan kata staat (bahasa Jerman artinya negara) atau statista (bahasa Italia artinya negarawan). Dari dua kata tersebut, statistika dapat

Lebih terperinci

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika. Teknik Simulasi Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini akan semakin tinggi.apalagi pada tahun ini terjadi kenaikan harga bahan bakar

BAB 1 PENDAHULUAN. ini akan semakin tinggi.apalagi pada tahun ini terjadi kenaikan harga bahan bakar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha akan selalu terjadi bahkan peningkatan persaingan ini akan semakin tinggi.apalagi pada tahun ini terjadi kenaikan harga bahan bakar

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM KENDALI

PENGANTAR SISTEM KENDALI 1 I PENGANTAR SISTEM KENDALI Deskripsi : Bab ini memberikan gambaran secara umum mengenai sistem kendali, definisi-definisi, pengertian sistem kendali lingkar tertutup dan sistem kendali lingkar terbuka,

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

Software Requirement (Persyaratan PL)

Software Requirement (Persyaratan PL) Sftware Requirement ( PL) Arna Fariza 1 Rekayasa Perangkat Lunak Tujuan Memperkenalkan knsep persyaratan user dan sistem Menjelaskan persyaratan fungsinal dan nnfungsinal Menjelaskan bagaimana persyaratan

Lebih terperinci

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. & Ir. R. Sihotang, MS. Mata Kuliah Kode / SKS Mata Kuliah :

Lebih terperinci

Penerapan model matematik melibatkan nilai numerik sehingga menghasilkan nilai angka yang benar

Penerapan model matematik melibatkan nilai numerik sehingga menghasilkan nilai angka yang benar 1 2 Pemdelan matematik diperlukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan rekayasa. Tahapan pemrsesan masalah rekayasa yang secara analitis sulit diselesaikan, selanjutnya dibawa ke bentuk mdel matematik

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) Matakuliah : Lgika Fuzzy Kde : TSK-710 Teri : 2 sks Praktikum : - Deskripsi Matakuliah Standar Kmpetensi Prgram Studi : Himpunan Fuzzy dan Lgika Fuzzy: mtivasi,

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Kmunikasi Fakultas Prgram Studi Tatap Muka Kde MK Disusun Oleh Ilmu Kmunikasi Ilmu Kmunikasi 1 85004 Abstract Ilmu Kmunikasi adalah

Lebih terperinci

DESAIN FUZZY STATE MACHINE UNTUK MENGHASILKAN VARIASI RESPON NPC (NON-PLAYABLE CHARACTER) PADA SEBUAH GAME

DESAIN FUZZY STATE MACHINE UNTUK MENGHASILKAN VARIASI RESPON NPC (NON-PLAYABLE CHARACTER) PADA SEBUAH GAME DESAIN FUZZY STATE MACHINE UNTUK MENGHASILKAN VARIASI RESPON NPC (NON-PLAYABLE CHARACTER) PADA SEBUAH GAME Surya Adi Wijaya 1, Susi Juniastuti 2, Supen Mardi SN 3, Mch. Hariadi 4 Pasca Sarjana Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN EKONOMI TEKNIK

KONTRAK PEMBELAJARAN EKONOMI TEKNIK KONTRAK PEMBELAJARAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN EKONOMI TEKNIK Prf. Dr. Rni Kastaman, Ir., M.T. Dr. Dwi Purnm, S.T.P., M.T. n Eknmi Teknik n Dr Dwi Purnm, STP.,MT. n dwighy@gmail.cm n @dwiindrapurnm

Lebih terperinci

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM PENGERTIAN DATA Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. PENGERTIAN DATA Data adalah deskripsi

Lebih terperinci

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F TEKNIK SIMULASI Nova Nur Hidayati TI 5F 10530982 PENDAHULUAN TUJUAN MEMPELAJARI SIMULASI Melalui kuliah ini diharapkan kita dapat mempelajari suatu sistem dengan memanfaatkan komputer untuk meniru (to

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Heizer & Render (2011, p. 36) manajemen operasi adalah sekumpulan aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prttype Menurut Rger S. Pressman (2002) pendekatan prttipe atau prttyping paradigma sangat cck digunakan untuk sistem atau perangkat lunak yang dibangun mengikuti kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PRINSIP AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT

LATAR BELAKANG PRINSIP AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT LATAR BELAKANG Agile Sftware develpment adalah salah satu metdlgi dalam pengembangan sebuah perangkat lunak. Kata Agile berarti bersifat cepat, ringan, bebas bergerak, waspada. Kata ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS

MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS Tujuan Pembelajaran: Mampu membedakan kmunikasi verbal & nn verbal Mampu menjelaskan terjadinya prses kmunikasi Mampu mengidentifikasikan sebab-sebab munculnya kesalahpahaman

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI P = 1 Analisis dan Perancangan Sistem

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Infrmatika S1 Object Oriented Analysis and Design Pendahuluan Disusun Oleh: Egia Rsi Subhiyakt, M.Km, M.CS Teknik Infrmatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 AGENDA PERKULIAHAN Kntrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengenalan Algoritma dan Pemrograman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengenalan Algoritma dan Pemrograman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Algritma dan Pemrgraman A. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mengenal definisi algritma dan pemrgraman Mahasiswa mengenal knsep dasar pemetaan algritma ke dalam bahasa algritmik.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 3

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 3 GBPP ST-RK-1.00-014-003/R- GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 3 JUDUL MATA KULIAH : Pemrgraman Berrientasi Obyek NOMOR KODE / SKS : 410103079 / 3 SKS PRASYARAT

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang menjadi dasar evaluasi untuk menjadikan sistem ptimal di prduksi tekstil pada PT. ISTEM adalah dengan menggunakan metde DMAIC. Define

Lebih terperinci

[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 1 & 2

[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 1 & 2 [Summary] Sistem Infrmasi Perusahaan Chapter 1 & 2 CHAPTER 1 PENGANTAR Integrated enterprise infrmatin system: Enterprise (perusahaan): rganisasi yang didirikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

Artikel keperawatan sebagai ilmu

Artikel keperawatan sebagai ilmu Artikel keperawatan sebagai ilmu Artikel ini disusun guna memenuhi tugas Knsep Dasar Keperawatan Dsen pengampu: Ns.Dera Alfiyanti, S.Kep Di susun leh: Nama : Agung Siswy Nim : G0A011002 FIKKES DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Karakteristik Model & Struktur Model. Ratih Setyaningrum, MT Hanna Lestari, M.Eng

Karakteristik Model & Struktur Model. Ratih Setyaningrum, MT Hanna Lestari, M.Eng Karakteristik Model & Struktur Model Ratih Setyaningrum, MT Hanna Lestari, M.Eng Referensi Prof Dr Ir Soemarno, MS MALANG, 2007 Pemodelan Proses membangun atau membentuk model dari suatu sistem nyata dalam

Lebih terperinci

BAB II MODEL Fungsi Model

BAB II MODEL Fungsi Model BAB II MODEL Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang lain dengan entitasnya. Model berisi informasi-informasi tentang suatu sistem yang dibuat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika Riani L. Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PreTest 1. Apa yang dimaksud dengan simulasi? 2. Berikan contoh simulasi yang saudara ketahui (minimal i 3)! 2 2 Definisi Simulasi (1)

Lebih terperinci

Desain Software. Arna Fariza PENS. Rekayasa Perangkat Lunak. Materi. Apakah desain software itu? Apakah modularisasi itu? Model

Desain Software. Arna Fariza PENS. Rekayasa Perangkat Lunak. Materi. Apakah desain software itu? Apakah modularisasi itu? Model Desain Sftware Arna Fariza PENS 1 Materi Apakah desain sftware itu? Apakah mdularisasi itu? Mdel 2 Apakah Desain Sftware itu? Desain adalah prses mengubah persyaratan sistem ke dalam prduk yang lengkap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. kemampuan melihat peluang lainnya

DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. kemampuan melihat peluang lainnya DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS P E N D A H U L U A N B A B I APA PENDEKATAN ANDA? Pendekatan inside-ut ataukah utside-in. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. Satu tujuan

Lebih terperinci

1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik.

1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik. Standar Kmpetensi Analis Kesehatan Psted by Riswant n Friday, February 5, 2010 Labels: Prfesi dan Kmpetensi Sudah sering kita mendengar istilah "kmpeten" dan "kmpetensi". Lalu apa maksud dari kedua kata

Lebih terperinci

Naskah Tutorial. QM for Windows. Budi Harsanto, MM. 0 P a g e

Naskah Tutorial. QM for Windows. Budi Harsanto, MM. 0 P a g e Naskah Tutrial QM fr Windws Budi Harsant, MM 0 P a g e Daftar Isi Kata Pengantar... 2 Pendahuluan... 3 Metde Kuantitatif untuk Bisnis... 3 Sekilas QM fr Windws... 3 Instalasi QM fr Windws... 5 Spesifikasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI PEMINDAI UANG KERTAS DENGAN ALGORITMA VIOLA-JONES

PEMBUATAN APLIKASI PEMINDAI UANG KERTAS DENGAN ALGORITMA VIOLA-JONES Seminar Nasinal Teknlgi Infrmasi dan Multimedia 2016 PEMBUATAN APLIKASI PEMINDAI UANG KERTAS DENGAN ALGORITMA VIOLA-JONES Sidik Hadi Kurniadi1), Akhmad Adi Edvant2) 1), 2) Teknik Infrmatika STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci

Unit 7 PEMODELAN MATEMATIKA. Pendahuluan. Selamat belajar dan tetap bersemangat, Tuhan memberkati. Wahyudi

Unit 7 PEMODELAN MATEMATIKA. Pendahuluan. Selamat belajar dan tetap bersemangat, Tuhan memberkati. Wahyudi Unit 7 PEMODELAN MATEMATIKA Pendahuluan Wahyudi S ebelum mempelajari unit ini, diharapkan anda telah memahami materi yang disajikan pada unit-unit sebelumnya. Kompetensi-kompetensi yang telah anda kuasai

Lebih terperinci

D LAM PENDI D D I I D K I A K N

D LAM PENDI D D I I D K I A K N PERSPEKTIF PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN PERSPEKTIF BEHAVIORISME PERSPEKTIF KOGNITIF PERSPEKTIF HUMANISME (FENOMENOLOGIS) PERSPEKTIF BEHAVIORISME (Thrndike dan Skinner) Perkembangan perilaku manusia akibat

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan untuk Investasi Perumahan Area Malang Menggunakan Algoritma Bayesian

Sistem Pendukung Keputusan untuk Investasi Perumahan Area Malang Menggunakan Algoritma Bayesian 13 Sistem Pendukung Keputusan untuk Investasi Perumahan Area Malang Menggunakan Algritma Bayesian Mhammad Taufan AZ, Sunary dan Wijn Abstrak Faktr yang menjadi pertimbangan dalam menentukan keputusan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan alat pengukur kemiringan kendaraan terhadap media yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan alat pengukur kemiringan kendaraan terhadap media yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kendaraan bermtr ataupun tak bermtr, khususnya kendaraan rda dua sangat membutuhkan alat pengukur kemiringan kendaraan terhadap media yang dilaluinya. Karena

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP Pengantar Riset Operasi Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP 1 Kontrak Perkuliahan Keterlambatan 15 menit Mengoperasikan HP dan sejenisnya : di luar kelas Mengerjakan laporan/tugas

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

Rancang Bangun dan Analisis Decision Support System Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process untuk Penilaian Kinerja Karyawan

Rancang Bangun dan Analisis Decision Support System Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process untuk Penilaian Kinerja Karyawan 91 Rancang Bangun dan Analisis Decisin Supprt System Menggunakan Metde Analytical Hierarchy Prcess untuk Penilaian Kinerja Karyawan Ysep Agus Prant, M.Aziz Muslim dan Rini Nur Hasanah Abstrak - Decisin

Lebih terperinci

RAY TRACER PENGUJIAN CAHAYA LED. B. M. Wibawa, I M. Joni, F. Faizal, V. Hutabalian, K. Heru dan C. Panatarani

RAY TRACER PENGUJIAN CAHAYA LED. B. M. Wibawa, I M. Joni, F. Faizal, V. Hutabalian, K. Heru dan C. Panatarani Prsiding Seminar Nasinal Sains dan Teknlgi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 Nvember 2008 RAY TRACER PENGUJIAN CAHAYA LED B. M. Wibawa, I M. Jni, F. Faizal, V. Hutabalian, K. Heru dan C. Panatarani Grup

Lebih terperinci

Juara 1 : Rp ,- Juara 2 : Rp ,- Juara 3 : Rp ,- Honorable Mention (2 tim)

Juara 1 : Rp ,- Juara 2 : Rp ,- Juara 3 : Rp ,- Honorable Mention (2 tim) Cmpetitive Prgramming Cntest Cmpfest X merupakan lmba pemrgraman berskala nasinal yang diadakan Fakultas Ilmu Kmputer. Terdapat dua kategri yang dilmbakan pada Cmpetitive Prgramming Cntest Cmpfest X yaitu

Lebih terperinci

Studi Pohon Steiner dan Penggunaannya dalam Perancangan Chip dan Jaringan

Studi Pohon Steiner dan Penggunaannya dalam Perancangan Chip dan Jaringan Studi Phn Steiner dan Penggunaannya dalam Perancangan Chip dan Jaringan Samuel Simn NIM: 15060 Prgram Studi Teknik Infrmatika ITB, Bandung Email: if160@students.if.itb.ac.id Abstrak Makalah ini membahas

Lebih terperinci

ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO

ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO Jurnal Sipil Statik Vl.1 N.9, Agustus (623-629) ISSN: 2337-6732 ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO Ardi Palin A. L. E. Rumayar, Lintng E. Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Kompresi Pohon dengan Kode Prüfer

Kompresi Pohon dengan Kode Prüfer Kmpresi Phn dengan Kde Prüfer Ygi Salm Mangntang Pratama(13511059) 1 Prgram Studi Teknik Infrmatika Seklah Teknik Elektr dan Infrmatika Institut Teknlgi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indnesia

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

Fakta yang terjadi: Di Aceh Di DIY: Hari 1- Hari 8 Hari 1: Sabtu 27 Mei 2006 Kekacauan, Telekmunikasi break dwn. Banyak isu. Kebetulan hari libur panj

Fakta yang terjadi: Di Aceh Di DIY: Hari 1- Hari 8 Hari 1: Sabtu 27 Mei 2006 Kekacauan, Telekmunikasi break dwn. Banyak isu. Kebetulan hari libur panj ASPEK GOVERNANCE DALAM BENCANA Pengalaman dari Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh Pengalaman dari Gempa Bumi di Ygyakarta tahun 2006. Oleh: Laksn Trisnantr Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM Isi Pendahuluan

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Backtracking dalam Permainan Futoshiki Puzzle

Penerapan Algoritma Backtracking dalam Permainan Futoshiki Puzzle Penerapan Algritma Backtracking dalam Permainan Futshiki Puzzle Juli Savigny, 13513084 Prgram Studi Teknik Infrmatika Seklah Teknik Elektr dan Infrmatika Institut Teknlgi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Dalam beberapa kesempatan training, saya sering menanyakan, apa yang lebih penting: target atau activity plan? Hampir 90% peserta training

Lebih terperinci

Asusmi/Penyederhanaan Sistem

Asusmi/Penyederhanaan Sistem Mata Kuliah : Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XV PEMODELAN e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Model Sistem yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Uji Kecukupan Data Untuk menguji sekumpulan data, terlebih dahulu diperlukan untuk menguji kecukupan jumlah pengamatan yang telah dilakukan. Karena itu

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DATABASE JARINGAN JALAN KOTA MAKASSAR BERBASIS GIS OPEN SOURCE

PENYUSUNAN DATABASE JARINGAN JALAN KOTA MAKASSAR BERBASIS GIS OPEN SOURCE PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Arsitektur Elektr Gelgi Mesin Perkapalan Sipil PENYUSUNAN DATABASE JARINGAN JALAN KOTA MAKASSAR BERBASIS GIS OPEN SOURCE Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Pengembangan Model Simulasi, oleh Hotniar Siringoringo 1

Pengembangan Model Simulasi, oleh Hotniar Siringoringo 1 Simulasi kejadian diskrit memodelkan sistem yang berubah sesuai waktu melalui suatu representasi dimana variabel status berubah secara langsung pada titik terpisah dalam waktu. Titik terpisah dalam waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. di harapkan akan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. di harapkan akan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 Prsedur Kerja Berdasarkan hasil pengamatan dan survey yang dilakukan pada saat kerja praktik di PT. Karana Line, terdapat permasalahan tentang prses penggajian yang menggunakan

Lebih terperinci

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Mata Kuliah : RISET OPERASI (RO) Kode / SKS

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Projek Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika - Universitas Nasional Pasim Penelitian dan Penulisan SKRIPSI

Projek Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika - Universitas Nasional Pasim Penelitian dan Penulisan SKRIPSI Prjek Akhir Mahasiswa Prgram Studi Teknik Infrmatika - Universitas Nasinal Pasim Penelitian dan Penulisan SKRIPSI Iim Abdurrhim, S.Km., M.T Senin, 08 Agustus 2016 Agenda Waktu/ Jadwal Penyusunan SKRIPSI

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND Pengenalan Penyusunan Model Lisensi Dokumen: Copyright 2010 ssista.wordpress.com Seluruh dokumen di ssista.wordpress.com dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Definisi kualitas 3.1.1 Pengertian Kualitas Pengertian kualitas secara tradisinal adalah ketepatan untuk kegunaan. Kualitas secara tradisinal berdasarkan pada ketepatan kegunaan

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table

Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table Vl. 6, N.1, 1-14, Juli 29 Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggre Aceh Darussalam dengan Metde ife Table Miftahuddin Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Knsep Dasar AI Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Ign.F.Bayu Andr.S, M.km 25/04/2014 bayuandr.cm 1 Pkk Bahasan 1. Sejarah Kecerdasan Buatan 2. Apa itu AI / Kecerdasan Buatan 3. Fndasi AI / Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 REVOLUSI KOMUNIKASI KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 REVOLUSI KOMUNIKASI KOMPUTER BAB I PENDAHULUAN 1.1 REVOLUSI KOMUNIKASI KOMPUTER Di tahun 1970-an dan awal 1980-an terlihat perpaduan dari bidang ilmu kmputer dan kmunikasi data yang secara mendalam mengubah teknlgi, prduksi-prduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memarkirkan mobilnya di tempat-tempat perparkiran yang cukup sibuk seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. memarkirkan mobilnya di tempat-tempat perparkiran yang cukup sibuk seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pemilik mbil di kta besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya akan menimbulkan masalah bagi pemilik mbil untuk memarkirkan mbilnya di tempat-tempat

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASCII Art adalah salah satu bentuk penyajian gambar dengan menggunakan karakter-karakter ASCII tertentu yang disusun sehingga sedapat mungkin meghasilkan sebuah

Lebih terperinci

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Causes Problems Actions

Lebih terperinci