PERPAJAKAN INTERNASIONAL KASUS TAX TREATY
|
|
- Widyawati Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERPAJAKAN INTERNASIONAL KASUS TAX TREATY Cahyaning Satyka Dina Amalia Fildzah Dessyana Margareth Sophia
2 Kasus Tax Treaty: PT. Cantika Indah ( Perusahaan ) bergerak di bidang produksi alat-alat kosmetik dengan memegang lisensi dari Swedia. Perusahaan berdiri sejak tahun 2004, di awal pendiriannya, Perusahaan mendapatkan bantuan pendanaan dari pinjaman kepada Beauty Ltd. yang didirikan dan berkedudukan di Singapura sebesar USD dengan tingkat bunga 18% dengan jangka waktu 10 tahun. Beauty Ltd. merupakan sister company dari Perusahaan. Tingkat suku bunga pasar adalah 12%. Atas pinjaman tersebut, pada bulan Juni 2011, Perusahaan membayar bunga pinjaman ke Beauty Ltd. sebesar USD (kurs tengah BI: Rp9.320, Kurs KMK: Rp9.400). Beauty Ltd. memberikan CoD tertanggal 2 November Selanjutnya, pada bulan September 2011, Perusahaan membayarkan royalti ke Ofilame Corp. sebesar USD (kurs tengah BI: Rp9.200, Kurs KMK: Rp9.100). Perusahaan sudah meminta CoD dari Ofilame Corp namun sampai pada saat pembayaran Ofilame Corp belum memberikan dokumen yang diminta. Pada awal tahun 2012, Perusahaan memiliki rencana untuk melakukan ekspansi bisnis. Untuk mendukung rencana tersebut, Perusahaan menggunakan jasa konsultasi bisnis United States Consulting, perusahaan yang didirikan dan berkedudukan di Amerika Serikat. Berkaitan dengan hal tersebut, United States Consulting mengirimkan 1 (satu) orang konsultannya ke Indonesia. Konsultan tersebut berada di Indonesia pada bulan Februari 2012 sampai dengan April 2012 (1 bulan = 30 hari). Selama di Indonesia, gaji konsultan tersebut dibayarkan langsung oleh Perusahaan sebesar Rp 20 juta/bulan. Selain itu, atas pelaksanaan jasa konsultasi tersebut Perusahaan juga membayar fee sesuai dengan kontrak yang telah disepakati yaitu sebesar USD 50,000. Selain ekspansi bisnis, di tahun 2012 ini Perusahaan juga berencana untuk membangun gedung kantor yang baru dengan menggunakan jasa seorang arsitek (individu yang bekerja atas namanya sendiri) yang khusus didatangkan dari Perancis. Arsitek tersebut dikontrak selama 6 bulan (1 bulan = 30 hari) di Indonesia yang dimulai pada bulan April 2010 dengan fee sebesar USD 10,000. Pada akhir tahun 2012, Perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham tunggalnya yaitu Coco Pte.Ltd. yang berkedudukan dan didirikan di Australia. Besarnya dividen tersebut adalah USD pada saat kurs tengah BI: Rp9.100, Kurs KMK: Rp CoD telah diberikan oleh Coco Pte.Ltd. yang tertanggal 3 Februari Berdasarkan informasi tersebut di atas, bagaimanakah implikasi perpajakannya? Gunakanlah tax treaty terkait untuk menjawab pertanyaan tersebut.
3 Membayar interest kepada Beauty Ltd. (sister company) yang berkedudukan di Singapura: Pembayaran interest oleh Perusahaan di Indonesia kepada Beauty Ltd. di Singapura sebagai yang menikmati hasil pembayaran, maka sumber penghasilan adalah negara tempat kedudukan Perusahaan, yaitu Indonesia (buying source). Oleh karena itu, Indonesia berhak mengenakan pajak penghasilan atas pembayaran bunga pinjaman. Beauty Ltd. sebagai subjek pajak luar negeri telah menyerahkan Certificate of Domicile (CoD) sebagai bukti tempat kedudukan perusahaan di Singapura sebelum terjadinya pembayaran bunga pinjaman dan pemotongan PPh, maka P3B antara Indonesia-Singapura (tax treaty) dapat diterapkan dan diaplikasikan. Berdasarkan persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura tentang P3B Pasal 11 ayat 10: Jika karena alasan adanya hubungan istimewa antara pembayar bunga dengan pemilik yang menikmati bunga..., jumlah bunga yang dibayarkan melebihi jumlah yang seharusnya disetujui antara pembayar dan pemilik yang menikmati bunga seandainya hubungan istimewa itu tidak ada, maka ketentuan-ketentuan Pasal ini akan berlaku hanya atas jumlah yang telah disetujui tersebut. Dalam hal demikian, jumlah kelebihan pembayaran tersebut akan tetap dikenakan pajak sesuai dengan perundang- undangan masing-masing Negara pihak pada Persetujuan. Oleh karena itu, dalam kasus ini pajak dikenakan atas bunga per tahun sebesar 18% (coupon rate). Berdasarkan P3B Pasal 11 ayat 2, tarif pajak yang dikenakan atas pembayaran bunga adalah 10%. PPh yang harus dipotong oleh Perusahaan: 10% x 18% x 1/2 x $5,000,000 x Rp 9,400 = Rp 423,000,000. Setelah memotong, Perusahaan juga harus menyetorkan dan melaporkan PPh tersebut dalam SPT PPh Perusahaan. Market rate untuk bunga dan royalti hanya dikenakan sebatas nilai wajar (pasar). Interest = $ x 12% x 1 2 = $ PPh bunga (tax treaty) = 10% x $ = $30.000
4 Bunga aktual = $ x 18% x 1 2 = $ Selisih (krn tidak wajar) = = $ PPh bunga (PPh 26) = $ x 20% = $ Total PPh bunga = $ x $ = $ x 9,400 = Rp 564,000,000 Pembayaran royalti atas lisensi ke Ofilame Corp. yang berkedudukan di Swedia: Pembayaran royalti oleh Perusahaan di Indonesia kepada Ofilame Corp. di Swedia sebagai yang menikmati hasil bunga, maka berdasarkan asas sumber pembayaran (buying- source), sumber penghasilan adalah negara tempat kedudukan Perusahaan yaitu Indonesia. Karena itu, negara Indonesia berhak mengenakan pajak penghasilan atas pembayaran bunga pinjaman. Ofilame Corp. sebagai subjek pajak luar negeri belum menyerahkan Certificate of Domicile sebagai bukti tempat kedudukan perusahaan di Swedia sebelum terjadinya pembayaran bunga pinjaman dan pemotongan PPh, maka P3B antara Indonesia-Swedia (tax treaty) tidak dapat diterapkan dan diaplikasikan. Sehingga, pemotongan pajak di Indonesia yang dilakukan oleh Perusahaan menggunakan tarif yang tertera dalam UU PPh Pasal 26 yakni sebesar 20%. PPh yang harus dipotong oleh Perusahaan adalah sebesar 20% x $20,000 x Rp 9,100 = Rp 36,400,000. Setelah memotong, Perusahaan juga harus menyetorkan dan melaporkan PPh tersebut dalam SPT PPh Perusahaan. Pembayaran gaji konsultan dan pembayaran fee atas jasa konsultasi bisnis kepada United States Consulting yang berkedudukan di Amerika Serikat: Berdasarkan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Amerika Serikat tentang Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Pengelakan Pajak atas Penghasilan (P3B) Pasal 15 ayat 1: Penghasilan yang diperoleh penduduk suatu Negara Pihak pada Perjanjian sehubungan dengan jasa-jasa profesional atau pekerjaan bebas lainnya hanya akan dikenakan pajak di Negara tersebut kecuali dalam keadaan-keadaan berikut, yaitu ketika penghasilan tersebut dapat juga dikenakan pajak di Negara Pihak lainnya pada Perjanjian:
5 (a) Jika penduduk tersebut mempunyai suatu tempat tetap di Negara Pihak lainnya pada Perjanjian yang tersedia secara teratur baginya untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya; dalam hal demikian, hanya atas penghasilan yang berhubungan dengan tempat tetap tersebut yang dapat dikenakan pajak di Negara Pihak lainnya pada Perjanjian tersebut; atau (b) Jika penduduk tersebut berada di Negara Pihak lainnya pada Perjanjian untuk suatu masa atau masa-masa yang keseluruhannya berjumlah 120 (seratus dua puluh) hari atau lebih dalam suatu masa 12 (dua belas) bulan yang berurutan; dalam hal ini, hanya atas penghasilan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Negara Pihak lainnya tersebut yang dapat dikenakan pajak di Negara Pihak lainnya tersebut Frasa tempat tetap di atas merupakan terjemahan dari frasa fixed base, yang menurut OECD berarti a centre of activity of a fixed or permanent character from which such services can be carried out such as a physician's consulting room. Berdasarkan Pasal 15 ayat 1 (a) dan (b) dari tax treaty tersebut serta penjelasan dari frasa di atas, negara sumber penghasilan (dalam kasus ini Indonesia) hanya berhak mengenakan pajak penghasilan atas imbalan dari jasa konsultasi bisnis (gaji konsultan per bulan dan consulting fee) hanya jika konsultan memiliki tempat tetap untuk menyediakan jasanya atau berada di Indonesia selama 120 hari atau lebih secara berurutan. Dalam kasus ini, konsultan hanya berada di Indonesia selama 3 bulan atau 90 hari. Oleh karena itu, negara yang berhak mengenakan pajak adalah negara tempat kedudukan konsultan bisnis tersebut, yaitu Amerika Serikat, berdasarkan tax treaty di atas dengan tarif yang berlaku di Amerika Serikat. Artinya, Perusahaan tidak memiliki kewajiban memotong, menyetorkan, dan melaporkan pajak penghasilan atas pembayaran imbalan dari jasa konsultasi. Pembayaran fee atas jasa arsitek yang didatangkan dari Perancis: Tax Treaty Indonesia dengan Perancis pada pasal 14 tentang Pekerja Bebas Pribadi menjelaskan: 1. Pendapatan yang diperoleh seorang penduduk salah satu Negara pihak pada Persetujuan (dalam kasus ini Perancis) sehubungan dengan suatu pekerjaan bebas atau kegiatan- kegiatan bebas lainnya yang serupa, hanya akan dikenakan pajak di Negara itu (Perancis), kecuali jika ia
6 di Negara pihak pada Persetujuan lainnya (Indonesia) mempunyai suatu basis tetap yang secara teratur tersedia baginya untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya. Jika ia mempunyai basis tetap demikian, maka pendapatannya dapat dikenakan pajak di Negara lainnya pihak pada Persetujuan (Indonesia) tetapi hanya sepanjang mengenai bagian pendapatan yang dapat dianggap berasal dari basis tetap itu. Istilah pekerjaan bebas meliputi teristimewa pekerjaanpekerjaan bebas di bidang ilmu pengetahuan, kesusasteraan, kesenian, pendidikan atau pengajaran, demikian pula pekerjaan pekerjaan bebas oleh para dokter, ahli hukum, ahli teknik, arsitek, dokter gigi dan akuntan. Pengertian basis tetap seperti yang tercantum dalam pasal di atas berarti tempat tetap yang digunakan oleh arsitek tersebut untuk memberikan jasanya, sesuai dengan pengertian yang dipakai oleh OECD. Dalam kasus ini, dengan asumsi bahwa arsitek tersebut tidak memberikan jasanya melalui sebuah tempat tetap seperti ruangan atau kantor, sesuai dengan tax treaty di atas negara yang berhak mengenakan pajak hanya negara tempat kedudukan subjek pajak yaitu negara Perancis. Perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham tunggalnya yaitu Coco Pte.Ltd. yang berkedudukan dan didirikan di Australia: Tax Treaty Indonesia dengan Australia dalam pasal 10 tentang Dividen, menjelaskan bahwa : 1. Dividends paid by a company which is a resident of one of the Contracting States under the law of that State relating to its tax, being dividends to which a resident of the other Contracting State is beneficially entitled, may be taxed in that other State. 2. Those dividends may be taxed in the first-mentioned Contracting State and according to the law of that State, but the tax so charged shall not exceed 15% of the gross amount of the dividends. The competent authorities of the Contracting States shall by mutual agreement settle the mode of application of this limitation. Coco Pte.Ltd yang berkedudukan dan didirikan di Australia dapat dikenai pajak di negara asalnya (Australia) atau di negara sumber dividennya berasal yaitu Indonesia. Kami mengasumsikan bahwa ada mutual agreement antara PT. Cantika Indah dengan Coco Pte. Ltd.
7 yang menyatakan bahwa dividen yang dibayarkan oleh PT. Cantika Indah kepada Coco Pte.Ltd akan dikenakan pajak di Indonesia, dengan tarif yang dikenakan maksimum 15% sesuai dengan yang tertulis dalam Tax Treaty Indonesia-Australia pasal 10 ayat 2. PPh yang harus dipotong oleh Perusahaan: 15% x $400,000 x Rp 9,150 = Rp 549,000,000. Setelah memotong, Perusahaan juga harus menyetorkan dan melaporkan PPh tersebut dalam SPT PPh Perusahaan.
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1. Hubungan Indonesia dan Belanda dalam Tax Treaty Indonesia - Belanda Suatu Tax Treaty dibuat dengan tujuan untuk menghindari pengenaan pajak atas penghasilan yang
Lebih terperinciI. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.I. Simpulan Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, penghitungan, dan pembahasan terhadap pelaksanaan Tax Treaty antara Indonesia dan United Kingdom
Lebih terperinciBeneficial Owner Certificate of Domicile Limitation on Benefit Article YOHANES DWIKI R. D. FIDIRA MAHARANI YUH MELIALA
Beneficial Owner Certificate of Domicile Limitation on Benefit Article YOHANES DWIKI R. D. FIDIRA MAHARANI YUH MELIALA Beneficial Owner Pengertian Umum Beneficial Owner Pemilik manfaat dari penghasilan
Lebih terperinciBENEFICIAL OWNER DI DALAM TAX TREATY (STUDI KASUS TAX TREATY INDONESIA BELANDA)
BENEFICIAL OWNER DI DALAM TAX TREATY (STUDI KASUS TAX TREATY INDONESIA BELANDA) Silvia Flouren Universitas Bina Nusantara Jalan Rawa Belong Raya No.8, Kemanggisan Jakarta Barat 11480 085217772077 silviaflouren@ymail.com
Lebih terperinciOleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011
Pajak Penghasilan Pasal 23 Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011 http://elearning.pnb.ac.id www.nyomandarmayasa.com Sub Topik 1. UU No. 36 Tahun 2008-Pasal 23 2. Pemotong
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.161, 2010 KEUANGAN NEGARA. Pajak Penghasilan. Penghitungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciPENERAPAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG ASING SEBAGAI UPAYA PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG ASING SEBAGAI UPAYA PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA KERTAS KARYA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciNur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Definisi Pajak yang dikenakan atas penghasilan berasal dari Indonesia yang diterima atau diperoleh WP luar negeri selain BUT. Subjek PPh 26 dapat
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 88/1996, PENGESAHAN PROTOCOL AMENDING THE CONVENTION BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE UNITED STATES OF AMERICA FOR THE AVOIDANCE
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciUN Model, OECD Model & Indonesian Model. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
UN Model, OECD Model & Indonesian Model Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Perbandingan UN Model, OECD Model dan Indonesian Model UN Model Model yang dikembangkan untuk memperjuangkan
Lebih terperinciLandasan Hukum: Pasal 24 UU PPh, KMK No. 164/ KMK.03/ 2002
Landasan Hukum: Pasal 24 UU PPh, KMK No. 164/ KMK.03/ 2002 DEFINISI Pajak yang terutang atau dibayarkan di Luar Negeri (LN). Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri yang boleh dikreditkan
Lebih terperinciCONTOH PEMANFAATAN TAX TREATY
CONTOH PEMANFAATAN TAX TREATY 1. TAX TREATY INDONESIA-SINGAPURA Perjanjian pajak Indonesia dan Singapura yang ditandatangani pada tanggal 8 Mei 1990 ini mengatur tentang penghindaran pajak berganda dan
Lebih terperinciPERTEMUAN 7 By Ely Suhayati SE MSi Ak PENGKREDITAN PPH PASAL 24 DAN ANGSURAN PPH PASAL 25
PERTEMUAN 7 By Ely Suhayati SE MSi Ak PENGKREDITAN PPH PASAL 24 DAN ANGSURAN PPH PASAL 25 3.1 PPH PASAL 24 Dalam kondisi bisnis internasional semakin meningkat, WP Dalam Negeri dan WP BUT mungkin saja
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai tata cara penerapan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai tata cara penerapan
Lebih terperinciPosisi per 31 Desember Tahun 2016 Tahun 2015 a. Modal Saham b. Agio Saham c. Laba Ditahan
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-25/PJ/2017 TENTANG : PELAKSANAAN PENENTUAN BESARNYA PERBANDINGAN ANTARA UTANG DAN MODAL PERUSAHAAN UNTUK KEPERLUAN PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
Lebih terperinciBAB III PERLAKUAN PENETAPAN SUATU KEGIATAN SEBAGAI BUT AGEN YANG TIDAK BEBAS BERDASARKAN KETENTUAN DOMESTIK
BAB III PERLAKUAN PENETAPAN SUATU KEGIATAN SEBAGAI BUT AGEN YANG TIDAK BEBAS BERDASARKAN KETENTUAN DOMESTIK Dalam Undang-undang Pajak Domestik di Negara Jerman pada tahun 1922 memberikan pandangan yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, perhitungan,dan pembahasan terhadap perhitungan pajak penghasilan yang dilakukan oleh Kondur Petroleum
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Tahap Tahap Terbentuknya Tax Treaty Di dalam era globalisasi yang terus tumbuh dan berkembang, hubungan antar negara yang satu dan dengan negara lainnya tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL AMENDING THE CONVENTION BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE UNITED STATES
Lebih terperinciPembagian Hak Pemajakan Atas Suatu Jenis Penghasilan Tulisan Ilmiah Perpajakan Internasional Jurnal Perpajakan KUP
MATA KULIAH DOSEN TEMA Sumber diambil dari Ketentuan-ketentuan yang terdapat didalam P3B Perpajakan Internasional VED SE.,MSi Pembagian Hak Pemajakan Atas Suatu Jenis Penghasilan Tulisan Ilmiah Perpajakan
Lebih terperinciModul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENERAPAN TAX TREATY INDONESIA - HONGKONG TERHADAP INVESTASI MODAL DI INDONESIA
ANALISA PENGARUH PENERAPAN TAX TREATY INDONESIA - HONGKONG TERHADAP INVESTASI MODAL DI INDONESIA Ervina Binus University Jl. Raya Sesetan No. 216b Denpasar- Bali 081805488886 rvinalee@gmail.com Stefanus
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
PAJAK INTERNASIONAL Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Latar Belakang Perkembangan transaksi perdagangan barang dan jasa lintas negara Pemberlakukan hukum pajak di masing-masing negara
Lebih terperinciBab 3 PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA (P3B)
Bab 3 PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA (P3B) PENGERTIAN DAN TUJUAN PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA Perjanjian penghindaran pajak berganda adalah perjanjian pajak antara dua negara bilateral
Lebih terperinciNo Jenis Sengketa Pengenaan Pajak PPh Pasal 26 Nilai Sengketa (Rp) Setara US$
Pengadilan Pajak Nomor kama : Put.43665 /PP/M.II/13/2013 Mahkamaa Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPh
Lebih terperincidasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
per-25/pj/2017 PELAKSANAAN PENENTUAN BESARNYA PERBANDINGAN ANTARA UTANG DAN MODAL PERUSAHAAN UNTUK KEPERLUAN PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN DAN TATA CARA PELAPORAN UTANG SWASTA LUAR NEGERI dasar hukum
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Pajak menurut UU Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) Pasal 1 ayat 1 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak Penghasilan 1) Pengertian Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak orang pribadi, badan, Bentuk Usaha
Lebih terperinciS-517/PJ.343/2005 PERMOHONAN PENJELASAN DAN KONFIRMASI ATAS TRANSAKSI DENGAN HUBUNGAN ISTIMEWA
S-517/PJ.343/2005 PERMOHONAN PENJELASAN DAN KONFIRMASI ATAS TRANSAKSI DENGAN HUBUNGAN ISTIMEWA Contributed by Administrator Friday, 24 June 2005 Pusat Peraturan Pajak Online PERMOHONAN PENJELASAN DAN KONFIRMASI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998
BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Aturan Perbankan II.1.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah: Bank adalah bidang
Lebih terperinciMAKALAH PAJAK INTERNASIONAL MODEL PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
MAKALAH PAJAK INTERNASIONAL MODEL PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA Oleh : Misdawati 1110531019 Risa Kurnia 1210532063 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 2015 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berganda (double taxation). Untuk menghindari double taxation, maka dibuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenaga kerja asing yang bekerja atau melakukan kegiatan usaha di Indonesia membawa dampak positif dalam menggerakkan perekonomian nasional. Penggunaan tenaga
Lebih terperinciOleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011
Pajak Penghasilan Pasal 24 Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011 http://elearning.pnb.ac.id www.nyomandarmayasa.com Sub Topik 1. UU No. 36 Tahun 2008-Pasal 24 2. Sumber
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA BENTUK USAHA TETAP INDONESIA JEPANG (STUDI KASUS: PT TOYOFUJI SERASI INDONESIA)
ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA BENTUK USAHA TETAP INDONESIA JEPANG (STUDI KASUS: PT TOYOFUJI SERASI INDONESIA) Thiodora Fidevia Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara Maya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman, semakin meningkat pula frekuensi kegiatan bisnis yang terjadi di berbagai negara. Perlu diragukan jika ada seseorang yang berpendapat
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 44/PJ/2014 TENTANG
24 November 2014 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 44/PJ/2014 TENTANG PENEGASAN PERLAKUAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BADAN BAGI WAJIB PAJAK YANG MENJALANKAN USAHA DI BIDANG PERTAMBANGAN BERDASARKAN
Lebih terperinciTATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-61/PJ/2009 TANGGAL : 5 NOVEMBER 2009 TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA A. Ketentuan bagi Pemotong/Pemungut Pajak dan Kustodian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23 PT. AMK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa ekspor impor barang. Kewajiban perpajakan PT.
Lebih terperinciPERPAJAKAN INTERNASIONAL BAB 1 : PENDAHULUAN
TUGAS AK-5A PERPAJAKAN INTERNASIONAL BAB 1 : PENDAHULUAN OLEH : RAYNALDO KURNIAWAN (1501035110) LOVIAWAN, AGNES VALENTINA (1501035140) WILLIAM ONGKOJOYO (1501035200) BENJAMIN (1501035266) JURUSAN AKUNTANSI
Lebih terperinciModul ke: PERPAJAKAN I. PPh PASAL Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.
Modul ke: 14Fakultas Deden Ekonomi dan Bisnis PERPAJAKAN I PPh PASAL 24 Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Pajak Penghasilan (PPh) mengatur tentang perhitungan
Lebih terperinciPESUIIT ANDI. Pajak 8erganda? Pedoman Mudah. dan. Praktis Memahami Tax Treaty. Djoko Muljono
PESUIIT ANDI Pajak 8erganda? Pedoman Mudah dan Praktis Memahami Tax Treaty Djoko Muljono Tax Treaty merupakan salah satu cara untuk mengatur pemajakan yang dilakukan oleh negara-negara yang penduduknya
Lebih terperinciAdjusment-Final Tree Up 2006 yang dicatat pada GL 2007 (Rp ,00) Adjusment-Final Tree Up 2007 yang dicatat pada GL 2008 Rp
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.49499/PP/M.XIII/13/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam banding ini adalah koreksi positif
Lebih terperinciPPh Pasal 26. Pengantar
PPh Pasal 26 Pengantar PPh Pasal 26 mengatur tentang pemotongan atas penghasilan yang bersumber di Indonesia yang diterima atau diperoleh wajib pajak LN (baik orang pribadi maupun badan) selain bentuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS KOMPENSASI OPSI SAHAM UNTUK KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN
BAB IV ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS KOMPENSASI OPSI SAHAM UNTUK KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN A. Pajak Penghasilan atas Kompensasi Opsi Saham untuk Karyawan dari Pekerjaan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Perjanjian Tax Treaty antara Indonesia dan Hongkong Setiap negara mempunyai kedaulatan dalam memungut pajak atas penghasilan yang diterima di negara tersebut
Lebih terperinciBENTUK USAHA TETAP BUT. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
BENTUK USAHA TETAP BUT Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com BENTUK USAHA TETAP Definisi : (pasal 2 UU Pph) bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal
Lebih terperinciPemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina
PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENGHASILAN Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Lebih terperinci(WITHHOLDING) TAX DAN KREDIT PAJAK (TAX CREDIT)
Bab 7 PEMOTONGAN PAJAK (WITHHOLDING) TAX DAN KREDIT PAJAK (TAX CREDIT) WITHHOLDING TAX PPH PASAL 26 Penghasilan yang diterima oleh Subjek Pajak Luar Negeri yang memperoleh penghasilan dari Indonesia, harus
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN MENTERI
Lebih terperinciJumlah pajak yang harus diangsur tahun ini. PPh Pasal 25 = Jumlah pajak yang harus diangsur tahun ini dibagi dua belas.
PERTEMUAN KE-14 PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 DAN 26 1. PPh pasal 25 a. Pengertian Mengatur tentang besarnya angsuran PPh Badan dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap
Lebih terperinciPerpajakan internasional
AKUNTANSI INTERNASIONAL MODUL 13 PERTEMUAN 13 Perpajakan internasional OLEH ; NUR DIANA SE, MSi JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2016 PERPAJAKAN INTERNASIONAL Tujuan Kebijakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA PT. TS INDONESIA. Analisis Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
BAB IV ANALISIS PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA PT. TS INDONESIA IV.1 Analisis Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Berikut adalah analisis dari hasil temuan yang didapatkan oleh penulis selama penelitian
Lebih terperinciBab 4 PASAL-PASAL TAX TREATY DAN PENJELASANNYA
Bab 4 PASAL-PASAL TAX TREATY DAN PENJELASANNYA RUANG LINGKUP P3B Untuk mempermudah pemahaman pembaca tentang P3B, maka ruang lingkup P3B dengan menggunakan United Nations (UN) Model dikelompokkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Pajak merupakan sumber penerimaan negara
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PERMASALAHAN TREATY SHOPPING di INDONESIA
BAB III GAMBARAN PERMASALAHAN TREATY SHOPPING di INDONESIA A. Gambaran kasus Treaty Shopping di Indonesia Berikut ini disinyalir merupakan kasus praktik treaty shopping yang terjadi di Indonesia. Pihak
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPERPAJAKAN LANJUTAN. by Ely Suhayati SE MSi Ak
PERPAJAKAN LANJUTAN by Ely Suhayati SE MSi Ak PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 Dalam kondisi bisnis internasional semakin meningkat, WP Dalam Negeri dan WP BUT mungkin saja memperoleh penghasilan dari luar negeri,
Lebih terperinciDAFTAR FORMULIR SPT MASA PPh PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 DAN BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-04/PJ/2017 TENTANG : BENTUK, ISI, TATA CARA PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 SERTA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan
Lebih terperinciTransaksi Lintas Batas Negara dan Konsep Dasar Pemajakannya
1 1 2 2 3 Transaksi Lintas Batas Negara dan Konsep Dasar Pemajakannya Setiap negara mempunyai Undang-Undang Perpajakan Tersendiri. Dari Segi Kekuatan modal dikelompokkan menjadi : a. Capital Exporting
Lebih terperinciPERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG
PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENDAPATAN Kantor Dagang
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (
No. 1043, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Wajib Pajak Dalam Negeri. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 /PMK.03/2017 TENTANG PENETAPAN SAAT DIPEROLEHNYA DIVIDEN DAN
Lebih terperinciRegulasi Pemotongan dan Pemungutan PPh Pasal 23. dan Risiko Apabila Lupa Memotong PPh Ps 23. Atas Pembayaran Jasa Yang Anda Gunakan
Regulasi Pemotongan dan Pemungutan PPh Pasal 23 dan Risiko Apabila Lupa Memotong PPh Ps 23 Atas Pembayaran Jasa Yang Anda Gunakan Oleh Subur Harahap, SE, Ak, MM, CFP Partner SUHA Planner Financial Consulting
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA KUWAIT TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN
Lebih terperinciSubjek Pajak PPh Pasal 23
DASAR HUKUM PPh 23 PP 94 tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan PPh Dalam tahun Berjalan PMK 244/PMK.03/2008 tentang Jenis Jasa lain SE-35/PJ./2010 tentang Pengertian Sewa
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :
3 PAJAK PENGHASILAN Tujuan Instruksional : A. Umum Mahasiswa diharapkan mendapatkan pemahaman tentang pajak penghasilan secara umum B. Khusus o Mahasiswa mengetahui subjek pajak dan bukan subjek pajak.
Lebih terperinciPokok Sengketa : Ralat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.37529/PP/M.XIII/15/2012 tanggal 23 April 2012
Putusan Pengadilan Pajak : Put-37529.R/PP/M.XIII/15/2013 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Masa/Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : Ralat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.37529/PP/M.XIII/15/2012
Lebih terperinciMINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 A. Pengertian PPh Pasal 23 Pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari deviden, bunga, royalty, sewa dan penghasilan lain atas
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 155 TAHUN 1998 (155/1998) TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA TENTANG PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
Lebih terperinci1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN
PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN KONFEDERASI SWISS MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK YANG BERKENAAN DENGAN PAJAK ATAS PENGHASILAN BERHASRAT untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perpajakan Menurut Undang-Undang no. 28 th. 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pajak dan Fungsi Pajak 2.1.1 Definisi Pajak Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirin suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.010/2015 TENTANG
ERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.010/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 60/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PERTUKARAN INFORMASI (EXCHANGE OF INFORMATION)
Lebih terperinciBAHAN AJAR PAJAK INTERNASIONAL
BAHAN AJAR PAJAK INTERNASIONAL PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN SPESIALISASI PAJAK ANANG MURY KURNIAWAN, S.S.T., Ak., M.Si. SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TAHUN 2010 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji
Lebih terperinci-8- Posisi per 31 Desember Tahun 2016 Tahun 2015 a. Modal Saham b. Agio Saham c. Laba Ditahan
-8- LAMPI RAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-25/PJ/2017 TENTANG PELAKSANAAN PENENTUAN BESARNYA PERBANDINGAN ANTARA UTANG DAN MODAL PERUSAHAAN UNTUK KEPERLUAN PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
Lebih terperinciKELOMPOK 3. Ani Rahmatika Dian Safitri Maria Meliana Yudha Adi Prasetyo TAX TREATY PROVISION
KELOMPOK 3 Ani Rahmatika Dian Safitri Maria Meliana Yudha Adi Prasetyo TAX TREATY PROVISION Bahan 1: Beneficial Owner Pengertian Beneficial Owner Menurut Vogel, sebagaimana dikutip oleh Rachmanto Surahmat
Lebih terperinciPERPAJAKAN INTERNASIONAL
Modul ke: Fakultas EKONOMI PERPAJAKAN INTERNASIONAL Pengertian Pajak Berganda (Double taxation) para ahli, pemajakan berganda dalam aspek Nasional dan Internasional, Penerapan pajak berganda dalam UU PPh
Lebih terperinciANALISIS MENGENAI PERBANDINGAN BENEFICIAL OWNER DI DALAM TAX TREATY (STUDI KASUS ANTARA NEGARA INDONESIA BELANDA DAN INDONESIA HONG KONG)
ANALISIS MENGENAI PERBANDINGAN BENEFICIAL OWNER DI DALAM TAX TREATY (STUDI KASUS ANTARA NEGARA INDONESIA BELANDA DAN INDONESIA HONG KONG) STEFY YANTI Universitas Bina Nusantara. Jl. Kebon Jeruk Raya No
Lebih terperinciComprehensive Tax Planning 2014
Updating Manajemen Pemeriksaan Pajak dan Penyelesaian Sengketa Pajak 5 Juli 2014 Training Room Ortax 08.30 16.00 Updating Teknik Praktis Faktur Pajak (efaktur Pajak) Sesuai PER-16/PJ/2014 dan PER- 17/PJ/2014
Lebih terperinciPertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26
Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26 Pertemuan 5 41 P5.1 Teori Pajak Penghasilan 23, 25, 26 & Pasal 4 ayat 2 A. Pengertian PPh Pasal 23 Pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Dalam melakukan penafsiran dalam klausul PSC tentang tarif Branch
BAB V PENUTUP V.1 KESIMPULAN Dari uraian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam melakukan penafsiran dalam klausul PSC tentang tarif Branch Profit Tax
Lebih terperinciPPh Pasal 23 Penghasilan dari Modal, Jasa dan Kegiatan
PPh Pasal 23 Penghasilan dari Modal, Jasa dan Kegiatan Andi Wijayanto, S.Sos., M.Si PENGERTIAN Pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima WP dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal,
Lebih terperinciPERTEMUAN 12: PPh Pasal 24 (Umum /Perhitungan)
PERTEMUAN 12: PPh Pasal 24 (Umum /Perhitungan) A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penerapan perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 24 (Umum dan Perhitungannya), Anda harus mampu:
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 157/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MONGOLIA MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK ATAS PENGHASILAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang,
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-25/PJ/2017 TENTANG PELAKSANAAN PENENTUAN BESARNYA PERBANDINGAN ANTARA UTANG DAN MODAL
Lebih terperinciPenjelasan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.03/2010
Peraturan pelaksanaan Pasal 3A ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor, tanggal 40/PMK.03/2010 22 Februari 2010 Mulai berlaku : 1 April 2010 Tentang Tata Cara Penghitungan, Pemungutan, Penyetoran, dan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1992 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN
Lebih terperinciIII/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.
1771 - III/$ LAMPIRAN - III KREDIT PAJAK DALAM NEGERI NO. NAMA DAN NPWP OBJEK PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PEMOTONG / PEMUNGUT PAJAK JENIS PENGHASILAN / TRANSAKSI PAJAK PENGHASILAN BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Perhitungan Pajak Penghasilan. Utang dan Modal. Penentuan. Pencabutan.
No.1351, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Perhitungan Pajak Penghasilan. dan Modal. Penentuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.010/2015 TENTANG PENENTUAN
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dipotong atas penghasilan penghasilan yang berasal dari modal penyerahan jasa hadiah dan penghargaan SIAPA PEMOTONG PPH Wajib Pajak
Lebih terperinci