Protein dan Karbohidrat: Isolasi Kasein dan Laktosa dari Susu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Protein dan Karbohidrat: Isolasi Kasein dan Laktosa dari Susu"

Transkripsi

1 Protein dan Karbohidrat: Isolasi Kasein dan Laktosa dari Susu Tri Wibowo Budhi ;K-01;Kelompok 5 tri_wibowo@students.itb.ac.id Abstrak Susu mengandung beberapa spesi bioorganik penting di dalamnya, yaitu protein dalam bentuk kasein, laktoglobulin, dan laktoalbumin; karbohidrat dalam bentuk alfa-laktosa; lemak dalam bentuk trigliserida; serta ion-ion anorganik. Dalam percobaan ini, kasein dipisahkan melalui penambahan asam, sementara alfa-laktosa dipisahkan melalui penambahan etanol 95% pada larutan susu yang protein dan lemaknya dipisahkan melalui reaksi-reaksi lain. Diperoleh gram kasein dari gram sampel susu bubuk rendah lemak, namun alfa-laktosa gagal diperoleh karena terhidrolisis oleh asam. Terhadap sampel kasein yang diperoleh dilakukan serangkaian uji untuk menentukan gugusgugus yang terdapat didalamnya. Diperoleh bahwa pada kasein terdapat gugus-gugus fenolik, amina primer, belerang, ikatan peptida, dan cincin benzena. Selain itu, dilakukan juga serangkaian uji karbohidrat terhadap beragam larutan standar gula untuk menentukan jenis gula (pereduksi atau bukan; monosakarida, disakarida, atau polisakarida). Kata kunci: kasein, alfa-laktosa, protein, karbohidrat Abstract There are several bioorganic molecules in milk, namely proteins in forms of casein, lactoglobulin, and lactoalbumin; carbohydrates in form of alpha-lactose; lipids in form of triglycerids; and anorganic ions. In this experiment, casein is separated from milk solution by addition of acetic acid, while alpha-lactose is separated by addition of 95% ethanol to milk solution which has its contents of proteins and lipids separated from other reactions. As much as grams of casein is obtained from grams of low fat milk powders, but alpha-lactose couldn't be obtained because it was hydrolyzed by acid. Further analysis of caseine using several reagent tests were done to determine functional groups in casein. There were some functional groups detected such as phenol, primary amine, sulphur, peptide bonds, and benzene ring. Aside from that, further analysis of carbohydrates were also done to several standard solutions of sugars to determine the type (reducing or nonreducing; monosaccharide, disaccharide, or polysaccharide). Keywords: casein, alpha-lactose, protein, carbohydrate 1. PENDAHULUAN Kasein adalah salah satu kelompok protein yang umumnya terdapat dalam susu yang diproduksi oleh mamalia. Kasein berupa polipeptida karena terdiri atas lebih dari 150 unit asam amino yang terpolimerisasi membentuk rantai protein. Terdapat empat macam kasein yaitu alfa-s1-, alfa-s2-, beta-, dan kappakasein[1]. Dalam susu, kasein terdapat dalam bentuk garam kalsium-kasein. Garam ini terselubungi oleh kappa-kasein yang mudah larut dalam air sehingga membentuk misel yang terlarut dalam air. Terdapat dua cara pemisahan kasein dari susu, yaitu dengan cara penurunan ph dan penambahan enzim rennin (chymosin). Penambahan asam pada kasein berpengaruh pada struktur misel kasein dengan pembungkus kappa-kasein. Struktur misel memiliki lapisan polar yang bermuatan negatif sehingga dengan adanya penambahan asam akan terjadi penetralan. Lapisan misel terluar yang tadinya bermuatan negatif akan menjadi netral sehingga menjadi nonpolar dan pecah. Titik isoelektrik kasein adalah 4.6 dan ph susu adalah 6.6 sehingga perlu ditambahkan asam pada susu agar kasein dapat terpisah[2]. Enzim rennin terdapat pada mamalia ruminan atau berperut empat seperti sapi. Enzim ini bereaksi dengan kappa-kasein yang mencegah pemisahan protein, sehingga terpecah menjadi para-kappa-kasein dan makropeptida. Oleh karena itu, protein akan segera memisah dari susu dan membentuk gumpalan[3]. Kedua metode ini samasama melibatkan reaksi pemecahan struktur kappakasein yang polar sehingga misel pecah. Kasein akan terpisah dari larutannya karena bersifat nonpolar. Gula dalam susu umumnya terdapat dalam bentuk laktosa. Laktosa adalah disakarida dengan struktur penyusun D-glukosa dan D-galaktosa dan terikat dengan ikatan 1,4'-beta-glikosidik (oleh karena itu, nama IUPAC dari laktosa adalah β-dgalactopyranosyl-(1,4)-d-glucose). Karena laktosa memiliki gugus asetal, laktosa dapat dihidrolisis

2 menjadi gula-gula penyusunnya. Hidrolisis laktosa berlangsung dalam kondisi asam atau dengan adanya enzim laktase. Kedua metode ini sama-sama melibatkan reaksi pemecahan laktosa pada gugus asetal yang terdapat pada galaktosa. dalam labu erlenmeyer. Labu kemudian ditutup dan dibiarkan hingga terbentuk kristal. Labu didinginkan agar kristal yang terbentuk makin banyak, lalu disaring vakum. Kristal yang terbentuk dicuci dengan etanol 95% dingin, dikeringkan, dan ditimbang. Pemisahan molekul laktosa dari susu hanya dapat dilakukan apabila protein dan lemak telah seluruhnya dipisahkan dari campuran. Pemisahan laktosa dilakukan dengan cara menambahkan etanol ke dalam larutan yang mengandung laktosa. Laktosa mudah larut dalam air, namun tidak larut dalam etanol sehingga dengan adanya etanol pada campuran akan terbentuk sistem terner yang mendorong laktosa keluar dari campuran[4]. 2.3 Uji Protein Uji Millon Uji Millon dilakukan untuk sampel protein berupa kasein dan larutan tirosin 0.1 M. Sampel protein sebanyak 1 ml dipindahkan ke tabung reaksi lalu ditambah dengan 3 tetes reagen Millon. Tabung reaksi yang mengandung campuran kemudian dicelup ke wadah yang berisi air panas dan didiamkan sesaat. 2. METODE PERCOBAAN 2.1. Isolasi Kasein dari Susu Sampel susu bubuk tanpa lemak sebanyak 25 gram dilarutkan dalam air hangat sebanyak 100 ml pada suhu tidak lebih dari 55 ºC. Larutan susu kemudian didinginkan pada suhu ruang dan ditambah dengan asam asetat 10% tetes demi tetes sambil diaduk dengan batang pengaduk. Asam asetat terus ditambahkan hingga larutan susu menjadi bening dan terbentuk gumpalan di bagian atas larutan setelah diaduk. Gumpalan kemudian dipisahkan dan disaring menggunakan corong gelas. Gumpalan yang telah disaring dipindahkan ke gelas kimia 100 ml dan ditambah dengan 5 ml campuran 1:1 dietil eter dan etanol. Campuran yang terbentuk diaduk dan cairannya didekantasi. Padatan yang tersisa kemudian ditambah lagi dengan 5 ml campuran 1:1 dietil eter dan etanol lalu diaduk. Campuran yang terbentuk kemudian disaring vakum sehingga diperoleh padatan yang basah. Padatan tersebut kemudian dikeringkan menggunakan kertas isap dan dibiarkan menit. Padatan kering ditimbang dan dilarutkan dalam 35 ml air dan 0.5 ml NaOH 1M untuk diuji lebih lanjut Isolasi Laktosa dari Susu Larutan yang diperoleh setelah pemisahan kasein segera ditambah dengan kalsium karbonat secukupnya dan diaduk selama beberapa menit. Setelah itu, larutan dipanaskan sambil diaduk hingga berbuih seperti mendidih dan terdapat endapan. Larutan panas disaring biasa sehingga endapan tertahan pada kertas saring. Filtrat yang diperoleh dipekatkan hingga volumenya menjadi 5 ml dengan pemanasan sambil diaduk. Filtrat yang telah dipekatkan ditambah dengan 25 ml etanol 95% panas dan 0.01 gram karbon aktif lalu didinginkan. Campuran dingin ditambah dengan 1 ml air dan disaring biasa sehingga diperoleh filtrat jernih Uji Ninhidrin Uji ninhidrin dilakukan untuk sampel protein berupa kasein dan larutan glisin 0.1 M. Sampel protein sebanyak 1 ml dipindahkan ke tabung reaksi lalu ditambah dengan 4 tetes ninhidrin 0.1%. Tabung reaksi yang mengandung campuran ditambah dengan batu didih kemudian dipanaskan dalam wadah yang berisi air panas dan didiamkan sesaat Uji Sulfur Uji sulfur dilakukan untuk sampel protein berupa kasein dan larutan sistein 0.1 M. Sampel protein sebanyak 1 ml dipindahkan ke tabung reaksi lalu ditambah dengan 2 ml NaOH 10%. Tabung reaksi yang mengandung campuran ditambah dengan 5 tetes timbal (II) asetat 10%, ditutup, diguncangkan, kemudian dipanaskan dalam wadah yang berisi air panas dan didiamkan 5 menit Uji Asam Nitrit Uji asam nitrit dilakukan untuk sampel protein berupa kasein dan glisin. Sampel protein sebanyak 1 gram (atau secukupnya) dipindahkan ke tabung reaksi lalu ditambah dengan 5 ml HCl 10%. Tabung reaksi yang mengandung campuran didinginkan dalam penangas es, lalu ditambah dengan 1 ml larutan natrium nitrit 5%. Sebagai kontrol, digunakan 5 ml HCl 10% yang telah didinginkan di penangas es kemudian ditambah 1 ml larutan natrium nitrit 5% Uji Biuret Uji biuret dilakukan untuk sampel berupa kasein dan urea. Sampel urea sebanyak 0.5 gram dipindahkan ke tabung reaksi lalu dipanaskan hingga meleleh dan terbentuk gas. Sampel tetap dipanaskan hingga gas tidak terbentuk lagi dan gas yang terbentuk diuji dengan menggunakan kertas lakmus basah. Sisa lelehan urea kemudian dilarutkan dalam 3 ml aqua dm panas dan disaring biasa. Filtrat yang diperoleh ditambah dengan 2 ml NaOH 10% dan 2-3 tetes

3 tembaga (II) sulfat 2% sambil diaduk. Uji juga dilakukan untuk urea yang tidak dipanaskan (langsung pada tahap penambahan aqua dm panas) dan 2 ml kasein (ditambah 2 ml aqua dm dan 2 tetes tembaga (II) sulfat 2%) Uji Xanthoproteat Uji xanthoproteat dilakukan untuk sampel protein berupa kasein. Sampel protein sebanyak 0.1 gram (atau secukupnya) dipindahkan ke tabung reaksi lalu ditambah dengan 2 ml asam nitrat pekat. Tabung reaksi yang mengandung campuran dipanaskan hingga terdapat perubahan warna, lalu didinginkan dan ditambah dengan NaOH 10% hingga sedikit basa Uji Karbohidrat Uji Molisch Uji Molisch dilakukan untuk sampel karbohidrat berupa glukosa, fruktosa, sukrosa, dan maltosa. Larutan karbohidrat sebanyak 2 ml dipindahkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambah dengan 2 tetes alfa-naftol. Campuran yang terbentuk dipindahkan ke tabung reaksi lain dengan 2 ml asam sulfat pekat dari dinding tabuk reaksi campuran Uji Benedict Uji Benedict dilakukan untuk sampel karbohidrat berupa glukosa, fruktosa, sukrosa, dan maltosa. Larutan karbohidrat sebanyak 15 tetes dipindahkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambah dengan reagen Benedict sebanyak 1 ml dan dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit Uji Barfoed Uji Barfoed dilakukan untuk sampel karbohidrat berupa glukosa, fruktosa, sukrosa, dan maltosa. Larutan karbohidrat sebanyak 15 tetes dipindahkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambah dengan reagen Barfoed sebanyak 1 ml dan dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit Uji Hidrolisis Glukosa Uji hidrolisis glukosa dilakukan untuk sampel karbohidrat berupa sukrosa, glukosa, maltosa, dan fruktosa. Larutan karbohidrat sebanyak 5 ml dipindahkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambah dengan 3 ml asam klorida pekat dan dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit. Tabung reaksi lalu didinginkan dan dinetralkan dengan natrium hidroksida 10% hingga netral. Larutan netral kemudian diteteskan pada kertas Tes-Tape. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat beberapa macam spesi yang ada pada sampel susu rendah lemak yang digunakan, yaitu protein dalam bentuk kasein, laktoglobulin, dan laktoalbumin; karbohidrat dalam bentuk alfa-laktosa; lemak dalam bentuk trigliserida; serta ion anorganik seperti ion kalsium. Agar kasein dan alfa-laktosa dapat diperoleh, diperlukan adanya pemisahan dari masingmasing komponen yang dilakukan pada tahap percobaan isolasi senyawa. Penambahan asam asetat pada larutan susu bertujuan untuk mengubah struktur dari kasein. Proton yang ditambahkan pada larutan akan bereaksi dengan bagian negatif dari kappa-kasein sehingga terjadi reaksi penetralan. Kappa kasein yang netral bersifat nonpolar sehingga sama dengan struktur kasein lainnya. Akibatnya, misel kasein pecah dan seluruh kasein mengendap (membentuk gumpalan) di dalam larutan. Di dalam gumpalan ini, ion kalsium terdorong keluar karena reaksi penetralan sehingga hanya terdapat kasein dan lemak pada gumpalan. Lemak dipisahkan dari kasein dengan cara penambahan eter. Hal ini karena kelarutan lemak pada eter jauh lebih tinggi dari kelarutan kasein pada eter. Dekantasi gumpalan dengan campuran dietil eter dan etanol bertujuan untuk mencuci gumpalan dari lemak sehingga diperoleh kasein murni. Larutan susu yang telah diasamkan dan dipisahkan kaseinnya harus segera dinetralkan kembali. Hal ini karena karbohidrat yang terdapat dalam susu, alfalaktosa, dapat terhidrolisis dalam asam menjadi molekul monosakarida penyusunnya, yaitu galaktosa dan glukosa. Alfa-laktosa memiliki gugus asetal yang stabil dalam kondisi basa namun dapat terhidrolisis dalam kondisi asam. Oleh karena itu, ditambahkan kalsium karbonat sehingga asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan ion karbonat sehingga menghasilkan air dan karbon dioksida (oleh karena itu, muncul gelembung gas ketika kalsium karbonat ditambahkan ke dalam larutan susu asam). Setelah kasein dipisahkan dari larutannya, larutan susu masih mengandung laktoalbumin, laktoglobulin, alfa-laktosa, dan ion-ion lain. Untuk menghilangkan komponen pengotor dilakukan reaksi selanjutnya. Pemanasan larutan setelah penambahan kalsium karbonat bertujuan untuk menggumpalkan protein laktoalbumin. Laktoalbumin adalah protein yang mirip dengan protein putih telur sehingga apabila dipanaskan dapat mengalami denaturasi. Denaturasi ini menyebabkan penggumpalan sehingga laktoalbumin terpisah dari campurannya ketika dilakukan penyaringan biasa. Penghilangan laktoglobulin dan serum susu lainnya dilakukan melalui penambahan karbon aktif. Karbon aktif akan menyerap serum susu sehingga filtrat yang diperoleh dari hasil penyaringan biasa hanya mengandung alfa-laktosa, ion-ion, serta

4 sejumlah monosakarida hasil hidrolisis dari alfalaktosa. Penambahan etanol pada campuran alfa-laktosa dan ion-ion lain bertujuan untuk mendorong laktosa keluar dari campuran. Hal ini karena laktosa mudah larut dalam air tetapi sukar larut dalam etanol. Apabila etanol ditambahkan ke sistem air-etanol, air akan mensolvasi etanol sehingga lebih sedikit air yang mensolvasi alfa-laktosa. Oleh karena itu, alfa laktosa akan terdorong keluar dari larutannya sehingga membentuk kristal. Dari pemisahan yang dilakukan, diperoleh gram kasein dari gram susu bubuk rendah lemak. Nilai ini berarti setara dengan 76.72% massa. Namun, alfa-laktosa yang terdapat dalam sampel tidak dapat diperoleh. Hal ini dapat terjadi karena alfalaktosa terhidrolisis oleh asam ketika ditambah dengan asam asetat. Untuk mengkonfirmasi gugus-gugus yang terdapat pada kasein, dilakukan serangkaian uji-uji untuk mendeteksi gugus samping tertentu. Uji Millon dilakukan untuk mendeteksi adanya gugus fenolik pada sampel. Uji ninhidrin digunakan untuk mendeteksi adanya amonia, gugus amina primer, dan gugus amina sekunder. Uji sulfur digunakan untuk mendeteksi adanya belerang pada sampel. Uji asam nitrit dilakukan untuk mendeteksi adanya gugus amina (primer, sekunder, tersier). Uji biuret digunakan untuk mendeteksi adanya ikatan peptida pada sampel. Uji xanthoproteat dilakukan untuk mendeteksi adanya cincin benzena. Dalam uji Millon, pereaksi yang digunakan adalah raksa (II) nitrat dalam asam nitrat. Asam nitrat dapat bereaksi dengan gugus fenolik sehingga menghasilkan gugus orto-nitrofenol. Senyawa yang terbentuk kemudian dapat membentuk kompleks dengan ion raksa sehingga menghasilkan warna larutan atau endapan yang berwarna merah kecoklatan. Digunakan standar tirosin karena tirosin memiliki gugus fenolik sehingga tirosin akan bereaksi positif terhadap uji ini. Uji Millon terhadap kasein memberikan hasil berupa pembentukan endapan berwarna putih. Warna yang berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan gugus samping yang terikat pada nitrofenol. Oleh karena itu, kasein mengandung gugus fenolik dalam strukturnya. Dalam uji ninhidrin, pereaksi yang digunakan adalah ninhidrin. Apabila ninhidrin bereaksi dengan amonia, ninhidrin akan bereaksi membentuk senyawa imina. Senyawa imina ini bereaksi lebih lanjut dengan satu ekivalen ninhidrin sehingga membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru-ungu. Hal yang sama juga terjadi pada amina primer, namun pada amina primer dilepaskan juga gas karbon dioksida sebagai hasil dari dekarboksilasi ujung C. Apabila uji ninhidrin dilakukan pada sampel amina sekunder, reaksi akan terhenti pada pembentukan senyawa iminium yang berwarna kuning atau jingga. Digunakan standar glisin kkarena glisin memiliki gugus amina primer berupa ujung N dari asam amino. Oleh karena itu, glisin akan beraksi positif terhadap uji ini dan menghasilkan warna biru-ungu. Uji ninhidrin pada sampel kasein menghasilkan warna biru sehingga pada kasein terdapat gugus amina. Pada uji sulfur, pereaksi yang digunakan adalah timbal (II) asetat dalam keadaan basa. Belerang pada sampel yang mengandung belerang organik dapat diubah oleh basa menjadi belerang anorganik (ion belerang). Ion belerang yang terbentuk dapat bereaksi dengan ion timbal (II) sehingga membentuk timbal (II) sulfida yang mengendap dan berwarna hitam. Digunakan standar sistein karena sistein mengandung belerang organik. Oleh karena itu, uji belerang terhadap sistein adalah positif. Pada sampel kasein, uji belerang memberikan hasil yang positif karena warna larutan berubah menjadi coklat gelap. Maka, sampel kasein mengandung belerang. Pada uji asam nitrit, pereaksi yang digunakan adalah asam nitrit yang diproduksi secara in situ dari asam klorida dan natrium nitrit. Asam nitrit digunakan untuk membedakan gugus amina primer, sekunder, dan tersier. Dengan amina primer, reaksi akan menghasilkan larutan bening dan gas nitrogen. Dengan amina sekunder, reaksi akan menghasilkan lapisan kuning N-nitrosamina. Dengan amina tersier, tidak teramati adanya perubahan namun terbentuk garam amonium[5]. Glisin digunakan sebagai standar dan tabung kosong digunakan sebagai kontrol. Glisin mengandung gugus amina primer pada ujung N sehingga reaksi positifnya berupa pembentukan gelembung gas nitrogen. Pada sampel kasein, terbentuk gas setelah uji dilakukan. Oleh karena itu, pada kasein terdapat gugus amina primer. Pada uji biuret, pereaksi yang digunakan adalah larutan tembaga (II) sulfat dalam basa. Ion tembaga (II) dapat membentuk kompleks dengan ikatan peptida atau amida sehingga menghasilkan warna ungu. Hal ini mungkin karena pada ikatan peptida terdapat pasangan elektron bebas yang dimiliki oleh atom nitrogen. Empat buah pasangan elektron bebas dari empat buah ikatan peptida dapat membentuk kompleks dengan ion tembaga (II). Sebagai standar, digunakan urea yang dipanaskan. Urea yang dipanaskan mengalami kondensasi sehingga membentuk biuret (NH2-CO-NH-CO-NH2) yang mengandung ikatan peptida sehingga akan bereaksi positif terhadap uji ini. Atom nitrogen yang memberikan pasangan elektron bebasnya terhadap ion tembaga (II) adalah atom nitrogen yang berada di

5 tengah. Namun, apabila uji dilakukan pada sampel urea yang tidak dipanaskan, kompleks tidak akan terbentuk karena tidak ada domain elektron yang dapat diberikan pada ion logam tembaga (II) yang mampu membentuk spesi ion kompleks. Pada sampel kasein, warna larutan menjadi biru setelah diujikan. Oleh karena itu, dalam sampel kasein terdapat ikatan peptida. menjadi berwarna merah bata, maka sampel merupakan gula pereduksi. Dari sampel gula yang diujikan, diperoleh bahwa seluruh sampel merupakan gula pereduksi selain sukrosa. Sukrosa memiliki gugus asetal sehingga stabil dalam keadaan basa. Karena tidak ada gugus lain yang dapat teroksidasi, maka sukrosa memberikan hasil yang negatif dengan pereaksi Benedict. Dalam uji xanthoproteat, pereaksi yang digunakan adalah asam nitrat pekat panas kemudian dibasakan menggunakan basa kuat. Adanya asam nitrat pekat dalam campuran yang mengandung cincin benzena menyebabkan terjadinya nitrasi cincin benzena. Proses nitrasi tersebut menghasilkan senyawa baru yang berwarna pada keadaan netral atau basa, sehingga ditambahkan basa kuat berupa natrium hidroksida. Pada sampel kasein, ketika diujikan menghasilkan larutan yang berwarna kuning. Oleh karena itu, pada sampel kasein terdapat cincin benzena. Uji Barfoed mirip dengan uji Benedict, namun kereaktifannya lebih rendah. Oleh karena itu, uji Barfoed dapat digunakan untuk membedakan monosakarida pereduksi dan polisakarida pereduksi. Adapun pereaksinya berupa tembaga (II) asetat dalam asam asetat. Dari sampel gula yang diujikan, hanya glukosa dan maltosa yang bereaksi positif. Hal ini karena amilum dan sukrosa berupa disakarida sehingga akan bereaksi lebih lama dengan reagen Barfoed. Untuk mengkonfirmasi jenis karbohidrat yang terdapat dalam sampel, dilakukan serangkaian uji-uji karbohidrat. Uji Mollisch digunakan untuk mendeteksi adanya karbohidrat pada sampel. Uji Benedict digunakan untuk mendeteksi adanya gula pereduksi. Uji Barfoed digunakan untuk membedakan monosakarida pereduksi dengan polisakarida pereduksi. Uji hidrolisis glukosa dilakukan untuk mendeteksi adanya glukosa. Dalam uji Mollisch, digunakan pereaksi alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Penambahan larutan gula ke asam sulfat pekat menyebabkan terjadinya reaksi dehidrasi gula sehingga membentuk senyawa furfural yang tersubstitusi. Senyawa furfural ini kemudian bereaksi dengan alfa-naftol sehingga membentuk senyawa baru yang berwarna ungu. Oleh karena itu, pembentukan cincin berwarna ungu pada lapisan batas menandakan reaksi yang positif. Pemasukan spesi asam sulfat pekat dilakukan dari larutan gula ke asam sulfat pekat, tidak dari asam sulfat pekat ke gula karena reaksi yang timbul akan bersifat eksoterm dan dapat menimbulkan terjadinya letupan. Dari sampel gula yang diujikan, seluruhnya terdapat cincin ungu ketika diujikan. Oleh karena itu, pada seluruh sampel yang diujikan terdapat karbohidrat berupa sakarida. Dalam uji Benedict, digunakan pereaksi berupa tembaga (II) sulfat dalam keadaan basa. Dalam larutan, molekul gula berada dalam kesetimbangan dalm beragam bentuk. Apabila salah satu bentuk tersebut mengandung gugus aldehid, alfa-hidroksi keton (dapat beresonansi menjadi aldehid), atau hemiasetal, ion tembaga (II) akan tereduksi menjadi ion tembaga (I) dan membentuk spesi oksida yang berwarna merah bata. Oleh karena itu, apabila sampel yang telah dicampur reagen Benedict dan dipanaskan Uji hidrolisis glukosa dilakukan dengan pereaksi asam klorida pekat kemudian dipanaskan dan dinetralkan dengan natrium hidroksida. Penambahan asam bertujuan untuk menghidrolisis molekul karbohidrat sehingga diperoleh monosakarida penyusun dari sampel. Larutan yang terbentuk diteteskan dalam kertas Tes-Tape sehingga terjadi perubahan warna. Perubahan warna terjadi karena glukosa teroksidasi oleh enzim glukosa oksidase dengan produk samping hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida kemudian bereaksi dengan enzim peroksidase sehingga menjadi air dan oksigen. Oksigen yang terbentuk mengoksidasi orto-toluidin yang terdapat dalam kertas sehingga menghasilkan produk berwarna. Warna yang semakin gelap menandakan jumlah glukosa yang semakin banyak. Dari hasil pengujian, diperoleh bahwa glukosa dan sukrosa memberikan warna coklat. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa sukrosa terdiri atas dua molekul glukosa yang bergabung membentuk disakarida. Warna hijau dari pengujian maltosa dan fruktosa menandakan bahwa kedua jenis disakarida mengandung sedikit glukosa, yaitu 50% dari total sakarida yang ada.

6 Gambar 1. Uji Millon. Sampel kasein pada tabung kiri sedangkan tirosin pada tabung kanan. Gambar 2. Uji ninhidrin. Sampel kasein pada tabung kiri sedangkan glisin pada tabung kanan. Gambar 3. Uji belerang. Sampel kasein pada tabung kiri sedangkan sistein pada tabung kanan. Gambar 4. Uji asam nitrit. Sampel kasein pada tabung tengah sedangkan glisin pada tabung kiri.

7 [4] [5] [6] Gambar 5. Uji biuret. Sampel kasein pada tabung tengah sedangkan urea pada tabung kanan. 4. KESIMPULAN Jumlah kasein yang terdapat dalam gram sampel susu bubuk rendah lemak adalah gram. Kasein yang diperoleh diuji gugus fungsinya dan disimpulkan bahwa terdapat gugus fenolik, gugus amina, belerang anorganik, dan cincin benzena dalam struktur kasein. Alfa-laktosa yang terdapat dalam susu tidak dapat diperoleh karena terhidrolisis oleh asam. Oleh karena itu, agar didapat alfa-laktosa dari susu perlu dilakukan penambahan asam asetat secara lebih hati-hati dan volum yang lebih terbatas (hingga ph sesuai dengan titik isoelektrik dari kasein). DAFTAR PUSTAKA [1] W.N. Eigel, J.E. Butler, C.A. Ernstrom, H.M. Farrell, V.R. Halwarkar, R. Jenness, R.M. Whitney (1984), Nomenclature of proteins of cow s milk: fifth revision, J. Dairy. Sci [2] F. O'Mahony (1988), ILCA Manual No. 4: Rural Dairy Technology. International Livestock Centre for Africa, Ethiopia. [3] R. Bowen, Chymosin (Rennin) and the Coagulation of Milk, digestion/stomach/rennin.html, L.T.T. Vu (2009), Effects of solvents on characteristics of crystalline lactose extracted in ternary and quaternary systems, Advanced Powder Technology, 20(3) W. Reusch, Virtual Textbook of Organic Chemistry, irttxtjml/intro1.htm, S. Payne-Botha dan E.J. Bigwood (1958), Amino-amino acid content of raw and heatsterilized cow's milk, Nutr

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM

Lebih terperinci

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Molisch Test Uji KH secara umum Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Prosedur Kerja : a. Masukkan ke dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Protein dan Karbohidrat : Sifat dan Reaksi Kimia Nama : Grace E M Hutahaean NIM : 11212021 Kelompok : 3 Tanggal percobaan : 24 Oktober 2013 Tanggal Pengumpulan laporan :

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA I. PROTEIN A. REAKSI UJI PROTEIN 1. PENGENDAPAN PROTEIN OLEH GARAM-GARAM

Lebih terperinci

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN Nama : Ade Tria NIM : 10511094 Kelompok : 4 Shift : Selasa Siang Nama Asisten : Nelson Gaspersz (20512021) Tanggal Percobaan

Lebih terperinci

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA AARA I SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan praktikum : Mengidentifikasi jenis sakarida sesuai dengan jenis reaksinya 2. ari, tanggal praktikum : Sabtu, 29 Juni

Lebih terperinci

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan HASIL DAN DATA PENGAMATAN 1. Uji molish warna cincin ungu pada batas larutan pati cincin ungu pada batas larutan arabinosa cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

KARBOHIDRAT DAN PROTEIN UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN FOOD ANALYSIS AND BIOCHEMISTRY PRACTICE Endrika WIDYASTUTI Food Science and Technology Department 2013 UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT CARBOHYDRATE ANALYSIS Uji KH secara

Lebih terperinci

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 21 Sesi NGAN BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT Karbohidrat adalah kelompok senyawa aldehid dan keton terpolihidroksilasi yang tersusun dari atom C, H, dan O. Karbohidrat

Lebih terperinci

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ By. Jaya Mahar Maligan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2014 Metode Analisis

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005 UN-SMK-05-01 Perhatikan perubahan materi yang terjadi di bawah ini: (1) sampah membusuk (2) fotosintesis (3) fermentasi (4) bensin menguap (5) air membeku

Lebih terperinci

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur III. DASAR

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

Asam Amino dan Protein

Asam Amino dan Protein Modul 1 Asam Amino dan Protein Dra. Susi Sulistiana, M.Si. M PENDAHULUAN odul 1 ini membahas 2 unit kegiatan praktikum, yaitu pemisahan asam amino dengan elektroforesis kertas dan uji kualitatif Buret

Lebih terperinci

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Analisa Karbohidrat Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Definisi Karbohidrat Turunan aldehida atau keton yang memiliki rumus umum (CH 2 O) n atau C n H 2n O n. Karbohidrat terbentuk dari sintesa

Lebih terperinci

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I UJI ASAM AMINO UJI MILLON UJI HOPKINS-COLE UJI NINHIDRIN Oleh LUCIANA MENTARI 06091010033 PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

R E A K S I U J I P R O T E I N

R E A K S I U J I P R O T E I N R E A K S I U J I P R O T E I N I. Tujuan Percobaan Memahami proses uji adanya protein (identifikasi protein) secara kualitatif. II. Teori Dasar Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul

Lebih terperinci

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori : Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin Dasar teori : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Percobaan Adalah uji untuk membuktikan

Lebih terperinci

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT Analisis Kualitatif Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan untuk analisis kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat

Lebih terperinci

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

PEMBUATAN REAGEN KIMIA PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Jurnal BIOKIMIA Praktikum ke-2, 2011 KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Riska Pridamaulia, Hafiz Alim, Eka Martya Widyowati, dan Maharani Intan Kartika Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL TUJUAN : Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida A.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan Latar Belakang Tujuan: Menentukan kadar gula pereduksi dalam bahan pangan Prinsip: Berdasarkan

Lebih terperinci

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Safira Medina 10512057; K-01; Kelompok IV shasamedina@gmail.com Abstrak Sintesis ester etil p-aminobenzoat atau benzokain telah dilakukan melalui

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PENDAHULUAN Karbohidrat disebut juga sakarida. Karbohidrat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung. Pembahasan benedict Pada praktikum biokimia gizi tentang pemeriksaan kadar glukosa urine dengan metode benedict, kelompok kami menggunakan sampel urine fenti. Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui

Lebih terperinci

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL REAKSI-REAKSI ALKHL DAN FENL TUJUAN Tujuan dari Percobaan ini adalah: 1. Membedakan alkohol dengan fenol berdasarkan reaksinya dengan asam karboksilat 2. Membedakan alkohol dan fenol berdasarkan reaksi

Lebih terperinci

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana

Lebih terperinci

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech Kemanisan Beberapa monosakarida dan oligosakarida memiliki rasa manis bahan pemanis Contoh: sukrosa (kristal), glukosa (dalam sirup jagung) dan dekstrosa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat! KIMIA XII SMA 249 S AL TES SEMESTER II I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat! 1. Suatu senyawa karbondioksida dengan tembaga pijar dan hasil oksidasinya diuji dengan pereaksi fehling

Lebih terperinci

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,

Lebih terperinci

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL - 1 - KIMIA MAKRMLEKUL KARBIDRAT» Merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi» Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat:» Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus

Lebih terperinci

Isolasi Kasein dan Laktosa dari Susu

Isolasi Kasein dan Laktosa dari Susu Isolasi Kasein dan Laktosa dari Susu 1. Tujuan : Untuk mengisolasi laktosa dan kasein dalam susu Untuk mengetahui persen perolehan laktosa dan kasein dalam susu 2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan Erlenmeyer

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT LAPORAN PRATIKUM KIMIA PANGAN ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT Disusun Oleh : KELOMPOK 6 GIZI NONREGULER M. Rifki Fahrian (12310075) M. Zefri (12310076) Najah Imtihani (12310077) Nia Indah Yurica (12310078)

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 25 September 2015 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB PJP : Inda Setyawati, STP, MSi Asisten : Listia Vidyawati MM Mayang Dewi MU Annisa Dhiya

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

Reaksi BIOKIMIA PADA UJI BAKTERIOLOGI. No UJI BIOKIMIA KETERENGAN. 1. Uji fermentasi karbohidrat

Reaksi BIOKIMIA PADA UJI BAKTERIOLOGI. No UJI BIOKIMIA KETERENGAN. 1. Uji fermentasi karbohidrat Reaksi BIKIMIA PADA UJI BAKTERILGI o UJI BIKIMIA KETEREGA 1. Uji fermentasi karbohidrat Uji positif ditandai dengan perubahan warna indikator BTB (brom timol biru) pada media biakan dari biru menjadi kuning.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON

SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON Muhammad Ja far Sodiq (0810920047) 1. ALKANA Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas. Pentena sampai heptadekana (C 17 H 36 ) berwujud

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI TUJUAN Mempelajari pengaruh konsentrasi katalisator asam sulfat dalam pembuatan etil asetat melalui reaksi esterifikasi DASAR TEORI Ester diturunkan dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Golongan / Kelompok : U / D Maria Yosevine K / 2443013033 Chia EstiPhany / 2443013139 SitiHafidatul M / 2443013182 Nori Diva Tanisa

Lebih terperinci

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. II. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. III. Alat dan bahan : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gugus fungsi adalah suatu gugus yang memberikan karakteristik kepada senyawa organik, oleh karena itu jika suatu molekul memiliki dua gugus fungsi berlainan dengan

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2 SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY

Lebih terperinci

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH Disusun oleh : Oleh: DEWI FIRDAUSI NUZULAH Nim. (133204005) PENDIDIKAN BIOLOGI A 2013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi

Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi Penulis: Ricky Aditya 10512095; Kelas 01; Kelompok VI rickyadityasmansa@gmail.com Abstrak Dihidro 1,3

Lebih terperinci

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap

Lebih terperinci

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ By. Jaya Mahar Maligan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2014 Metode Analisis

Lebih terperinci

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO Septi Nur Diana 10510036 K-02 Kelompok J septinurdiana92@yahoo.com Abstrak Pada percobaan ini telah dilakukan sintesis senyawa organik dengan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ASAM AMINO PADA ALBUMIN TELUR DAN SAMPEL UNKNOWN

IDENTIFIKASI ASAM AMINO PADA ALBUMIN TELUR DAN SAMPEL UNKNOWN IDENTIFIKASI ASAM AMIN PADA ALBUMIN TELUR DAN SAMPEL UNKNWN Kadek Anggra Suprapta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha Email: Dekanggra5@gmail.com Abstract This

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA NAMA :Dian Ratnasari PRODI :Teknik Kimia NIM: 12.01.4017 KAMPUS POLITEKNIK LPP Jln. LPP No 1A, Balapan, Yogyakarta 55222, Telp

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XVIII PENGUJIAN BAHAN SECARA KIMIAWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL

UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana R merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Disusun oleh : 1. Filania S. Kanja (2443013133) 2. Ni Made Uthari (2443013195) 3. Angelina Ajeng (2443013268) 4. Desi Setyowati (2443013288)

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Kezia Christianty C NRP : 123020158 Kel/Meja : F/6 Asisten : Dian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Ade Sinaga Tujuan Praktikum : Teori 1. Mengetahui pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

J3L PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

J3L PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Laporan Praktikum ari/ tanggal : Selasa, 24 September 2013 Biokimia Waktu : 13.00-14.40 WIB PJP : Puspa Julistia Puspita, S. Si, M. Sc. Asisten : Resti Siti Muthmainah, S. Si. Lusianawati, S. Si. PRTEIN

Lebih terperinci

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Ibnu Ubaidillah Abstrak. Garam diazonium

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT LAPRAN PRAKTIKUM KIMIA RGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBIDRAT NAMA : GATSULLA AL-JALILY NIM : 135100601111042 KELAS : K JURUSAN : TEP KELLMPK : K5 ASISTEN : LABRATRIUM KIMIA FAKULTAS TEKNLGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : 1. Irmayanti (157008011) 2. Binayanti Nainggolan (157008008) 3. Henny Gusvina Batubara (157008010) Tanggal Praktikum : 31 Maret 2016 Tujuan

Lebih terperinci

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al. Kamu tentunya pernah menyaksikan berita tentang penyalah gunaan formalin. Formalin merupakan salah satu contoh senyawa aldehid. Melalui topik ini, kamu tidak hanya akan mempelajari kegunaan aldehid yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Pangan yang diampu oleh: Siti Mujdalipah, S.TP., M.Si dan Shinta Maharani

Lebih terperinci

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

Laporan praktikum kimia logam dan non logam Laporan praktikum kimia logam dan non logam natrium peroksoborat Nama Anggota Kelompok Ebsya Serashi James Marisi Yeshinta Risky Priasmara Putri Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol JUDUL TUJUAN PERCBAAN IV : BENZIL ALKL : 1. Mempelajari kelarutan benzyl alkohol dalam berbagai pelarut. 2. Mengamati sifat dan reaksi oksidasi pada benzyl alkohol. ari/tanggal : Selasa, 2 November 2010

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 5 Alkohol dan Fenol: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia DIAH RATNA SARI 11609010 KELOMPOK I Tanggal Percobaan : 27 Oktober 2010 Shift Rabu Siang (13.00 17.00

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :

Lebih terperinci

PROKSIMA [SIMULASI UJIAN NASIONAL TINGKAT MA] 1. Jawaban: B Q Jawaban: C Pembahasan: Unsur X mempunyai nomor atom 21 (Ar=18 + 3= 21)

PROKSIMA [SIMULASI UJIAN NASIONAL TINGKAT MA] 1. Jawaban: B Q Jawaban: C Pembahasan: Unsur X mempunyai nomor atom 21 (Ar=18 + 3= 21) KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN KIMIA 1. Jawaban: B IA IIA 1 IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA 2 3 4 Q 5 6 7 Q terletak pada golongan IIIA pada periode 4 maka konfigurasi nya adalah. Q = 2 8 18 3 Q = 1s 2 2s 2 2p

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID Nama : Anca Awal Sembada NIM : 11214003 ` Kelompok : 1 (Shift

Lebih terperinci

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Nurrahmi Handayani

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011 SMA MAARIF NU PANDAAN TAHUN PELAJARAN

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011 SMA MAARIF NU PANDAAN TAHUN PELAJARAN PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011 SMA MAARIF NU PANDAAN TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Mata Pelajaran : Kimia Hari/Tanggal : Minggu, 10 Mei 2011 Waktu : 120 menit 1. Perhatikan beberapa perubahan materi berikut!

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 1

SIMULASI UJIAN NASIONAL 1 SIMULASI UJIAN NASIONAL 1 1. Bilangan-bilangan kuantum yang mungkin dimiliki oleh suatu elektron (A) n = 2, l = 2, m = 0, s = - 1 2 (B) n = 3, l = 0, m = +1, s = + 1 2 (C) n = 4, l = 2, m = - 3, s = -

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci