Pengaruh Pengelolaan Aset Daerah Terhadap Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah Kabupaten Bone Bolango

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Pengelolaan Aset Daerah Terhadap Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah Kabupaten Bone Bolango"

Transkripsi

1 Pengaruh Pengelolaan Aset Daerah Terhadap Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah Kabupaten Bone Bolango Nur Iswahyudi Zainal Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan BIsnis Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Iswahyudi Zainal, Pengaruh Pengelolaan Aset Daerah Terhadap Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah Kabupaten Bone Bolango. Skripsi Program Studi Strata 1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan Pembimbing I Rio Monoarfa, SE,.Ak, M.Si dan Pembimbing II Pratiwi Husain, SE,. M.Si Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan dinas pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah Kabupaten Bone Bolango. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan pada dinas pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah Kabupaten Bone Bolango. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan aset daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap laporan keuangan dinas pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah Kabupaten Bone Bolango. Koefisien determinasi menunjukan besarnya pengaruh pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan dinas pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah Kabupaten Bone Bolango adalah sebesar 73.8% Kata Kunci: Pengelolaan Aset Daerah, laporan keuangan PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pemerintah daerah merupakan

2

3 satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dengan pemerintah pusat dalam upaya penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat. Sejak diberlakukannya kedua undang-undang tersebut, penyelenggaraan pemerintah daerah mengalami pergeseran fundamental, baik secara politis, administratif, teknis maupun keuangan dan ekonomi, untuk mencermati mengadapi perubahan pengelolaan pemerintah daerah tersebut adalah perlunya menata manajemen pemerintahan yang dapat bekerja secara efesien, efektif dan ekonomis, (Halim, 2007: 145). Manajemen pemerintahan yang efektif sangat dibutuhkan agar berbagai urusan pemerintahan dilimpahkan kewenanganya kepada daerah dan dapat terselenggara secara maksimal serta dapat dipertanggngjawabkan secara baik kepada publik. Untuk lebih meningkatkan kapasitas daerah, dalam mengelola pembagunan daerah, pemerintah juga telah menerbitkan undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara yang selanjutnya diikuti dengan undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara. Melalui kebijakan ini pemerintah secara aktif mendorong terjadinya reformasi dibidang keuangan daerah, (Andriany, 2009). Alasan yang mendasari perlunya reformasi keuangan daerah yaitu mendorong pengelolaan keuangan daerah yang berbasis kinerja, dan mendorong terwujudnya akuntabilitas publik di bidang keuangan daerah. Sebagai konsekuensi logisnya pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten diseluruh Indonesia saat ini khususnya seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sudah harus mengacu kepada ketentuan baru tersebut, terutama yang terkait langsung dengan kebijakan pengelolaan barang daerah, dan sisi lain yang perlu dicermati adanya ketegasan dan kejelasan hal-hal yang terkait dengan hak, wewenang dan kewajiban kepala SKPD sebagai pengguna anggaran sekaligus pengguna barang milik daerah, (Andriany, 2009). Semakin meningkatnya tuntutan transparasi dalam sistem pemerintah at pada era reformasi saat ini. Pemerintah daerah diwajibkan menyusun laporan pertanggung jawaban yang menggunakan sistem akuntansi yang diatur oleh pemerintah pusat dalam bentuk undang-undang dan peraturan pemerintah yang bersifat mengikat seluruh pemerintah daerah. Upaya mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel tersebut dibutuhkan adanya satu jaminan bahwa segala aktivitas dan transaksi terekam secara baik dengan ukuran ukuran yang jelas dan dapat diikhtisarkan. Melalui proses akuntansi dalam bentuk laporan, sehingga bisa dilihat segala yang terjadi dan terdapat diruang entitas pemerintahan tersebut. Laporan tahunan (laporan keuangan) meskipun belum melaporkan akuntabilitas secara keseluruhan dari entitas pemerintahan, secara umum dipertimbangkan sebagai media utama akuntabilitas. Lapora keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas laporan. Tujan umum laporan keaungan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanafaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumberdaya. Secara spesifik, tujuan laporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keuputusan dan menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya, (Hariadi, dkk, 2010: 155). Kewajiban pemerintah daerah untuk menyelenggarakan akuntansi dan pelaporan keuangan dilakukan dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan

4 tranparansi. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD) wajib menyampaikan laporan keuangan yang mencakup laporan realisiasi anggaran, nerca keuangan daerah, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut harus disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. (Hariadi, dkk, 2010: 155). Berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, Seregar (2008) maka tidak lepas dari usaha untuk mengembangkan asset daerah. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan aset daerah yang ada di tiap kabupaten/kota. Dengan adanya perekembangan aset daerah, secara otomotias akan memberikan dampak terhadap laporan keuangan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut baik dari segi anggaran pengeluaran maupun penerimaan. Dalam peraturan Menteri Dalam Negeri ini yang dimaksud barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/APBD, dan atau yang berasal dari perolehan lainnya yang sah. Kemudian pengurusan dan pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Di samping itu pengurusan dan pengelolaan barang milik daerah meliputi dari perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Pertanggungjawaban atas barang milik daerah kemudian menjadi sangat penting ketika pemerintah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD dalam bentuk laporan keuangan yang disusun melalui suatu proses akuntansi atas transaksi keuangan, aset, hutang, ekuitas dana, pendapatan dan belanja, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungan, (Simamora, 2011: 2). Aset tetap atau barang milik daerah merupakan salah satu faktor yang paling strategis dalam pengelolaan keuangan daerah. Pada umumnya, nilai aset tetap daerah merupakan nilai yang paling besar dibandingkan dengan akun lain pada laporan keuangan. Keberadaan aset tetap sangat mempengaruhi kelancaran roda pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena itu, sistem pengendalian intern atas manajemen/pengelolaan aset tetap daerah harus handal untuk mencegah penyimpangan yang dapat merugikan keuangan daerah (BPK RI, 2010) dalam Putra (2012: 3). Aset tetap/barang milik daerah memiliki fungsi yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, tetapi dalam pelaksanaan pengelolaannya sering kali terdapat berbagai persoalan. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango tahun anggaran 2009, adapun permasalahan pengelolaan barang milik daerah di Pemerintah Kabupaten Bone Bolango yang menjadi sorotan BPK RI adalah sebagai berikut:

5 1. Sebagaimana dijelaskan dalam Temuan Pemeriksaan nomor 4 Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern, pengelolaan dan penatausahaan Aset Tetap belum dilakukan sesuai ketentuan sehingga nilai Aset Tetap pada Neraca sebesar Rp ,00 tidak diyakini kewajarannya. 2. Pelaksanaan Pembangunan Instalasi Listrik Untuk Rumah Pribadi Bupati Merugikan Keuangan Daerah Sebesar Rp ,00; Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango Tahun Anggaran 2009 BPK memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Hingga tahun 2011 BPK masih memberikan opini WDP terhadap LKPD pemerintah Kabupaten Bone Bolango, BPK berpendapat Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material kecuali untuk dampak hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah Kabupaten Bone Bolango, dalam tabel berikut ini menyajikan perkembangan aset pemerintah Kabuapten Bone Bolango tahun Tabel 1: Perkembagan Aset Kabupaten Bone Bolango No Jenis Aset Saldo Per 31 Saldo Per 31 Saldo Per 31 Desember 2009 Desember 2010 Desember KIB A (Tanah) KIB B (Peralatan Mesin) , KIB C (Gedung/Bangunan) , KIB D (Jalan, jaringan, Irigasi) , , ,6 0 5 KIB E (Aset Tetap LAinnya) KIB F (Konstruksi dalam pengerjaan) KIB G (Aset tetap tak berwujud) Total , , ,6 Sumber: Laporan keuangan Pemda Bone Bolango Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa data jumlah aset yang ada di kabupaten Bone Bolango adalah 7 aset yakni Tanah, Peralatan Mesin, Jalan, Jaringan, Irigasi, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi dalam Pengerjaan, dan Aset Tetap Tak Berwujud, data ini merupakan data secara garis besar aset kabupaten Bone Bolango. Sedangkan data laporan keuangan menunjukan perkembangan aset pemerintah Bone Bolango pada tahun 2009 total aset kabupaten Bone Bolango Sebesar Rp ,13. Pada tahun 2010 meningkat menajdi sebesar Rp ,6 dan pada tahun 2011 total aset kabuaten Bone Bolango meningkat sebesar Rp ,6 Dengan bertambahnya jumlah aset maka akan berdampak pada laporan keuangan yang dimiliki oleh Bone Bolango, karena jumlah penerimaan dari aset yang meningkat tiap tahunnya. Namun dengan berkembangnya jumlah aset, masih ada hal-hal yang belum dibenahi diantaranya, kurangnya perhatian pemerintah terhadap aset yang dimiliki, aset yang dimiliki oleh pemerintah masih minim, dan kurangnya anggaran yang disalurkan untuk pemeliharaan aset daerah. Penelitian Wiraputri (2012) dengan judul pengaruh pengelolaan barang milik daerah terhadap akuntabilitas dengan kualitas laporan keuangan sebagai variable intervening (studi kasus pemerintah kabupaten/kota Ciayu Majakuning, Subang, Karawang Dan Purwakarta). Hasil penelitian dengan analisis jalur menunjukkan bahwa pengaruh pengelolaan barang milik daerah terhadap kualitas laporan keuangan mempunyai arah positif namun tidak berpengaruh

6 signifikan. Sedangkan pengaruh pengelolaan barang milik daerah terhadap akuntabilitas dengan kualitas laporan keuangan sebagai variabel intervening tidak berpengaruh signifikan. Hal tersebut berarti kualitas laporan keuangan belum dapat memediasi antara pengelolaan barang milik daerah terhadap akuntabilitas. Siregar (2008) dengan judul pengaruh pengelolaan barang milik daerah terhadap pengamanan aset daerah pada Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian membuktikan Pengelolaan Barang Milik Daerah memberikan dampak yang signifikan terhadap Pengamanan AseT Daerah pada Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang perkembangan aset daerah dan laporan keuangan dengan memformulasikan judul Pengaruh Pengelolaan Aset Daerah Terhadap Laporan Keuangan di DPPKAD Bone Bolango. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengelolaan aset daerah berpengaruh terhadap laporan keuangan di DPPKAD Bone Bolango?. Tujuan Penelitian Tujuan utama yang hendak dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan di DPPKAD Bone Bolango. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Kajian Teori Pengertian Aset Daerah Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa msa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya (SAP, 2009: 23). Prinsip Dasar Pengelolaan Aset Daerah Untuk mendukung pengelolaan aset daerah secara efisien dan efektif serta menciptakan transparansi kebijakan pengelolaan aset daerah, maka pemerintah daerah perlu memiliki atau mengembangkan sistem informasi menajemen yang komprehensif dan handal sebagai alat untuk menghasilkan laporan pertanggung jawaban. Selain itu, sistem informasi tersebut juga bermanfaat untuk dasar pengambilan keputusan mengenai kebutuhan barang dan estimasi kebutuhan belanja pembangunan (modal) dalam penyusunan APBD, dan untuk memperoleh informasi manajemen aset daerah yang memadai maka diperlukan dasar pengelolaan kekayaan

7 asset yang memadai juga, dimana menurut Mardiasmo dalam Sirigar (2008: 11) terdapat tiga prinsip dasar pengelolaan kekayaan aset daerah yakni: (1) adanya perencanaan yang tepat, (2) pelaksanaan/pemanfaatan secara efisien dan efektif, dan (3) pengawasan (monitoring). Laporan Keuangan Daerah Lapora keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas laporan. Tujan umum laporan keaungan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanafaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumberdaya. Secara spesifik, tujuan laporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keuputusan dan menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya, (Hariadi, dkk, 2010: 155). Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban ataupun dugaan sementara terhadap suatu masalah yang dihadapi, yang akan masih akan diuji kebenarannya lebih lanjut melalui analisis data yang relevan dengan masalah yang terjadi, (Mifitria, 2009). Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Diduga pengelolaan aset daerah berpengaruh terhadap laporan keuangan di DPPKAD Bone Bolango. TEKNIK ANALISIS DATA Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Penggunaan teknik ini karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variable terikat (Efektivitas Pengembalian Piutang) dan satu variable independen (Pengendalian Intern Piutang). Model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009: 261) adalah: Y = a + bx (Sugiyono, 2009: 261) Y : Variabel dependen (Pengelolaan Aset Daerah) X : Variabel independen (Laporan Keuangan) b : Angka arah atau koefisien regresi a : Intercept atau konstata Untuk kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Package for Sosial Science) for windows version 16 dan Microsoft exel HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan syarat-syarat untuk memenuhi analisis regresi telah terpenuhi, maka tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi. Model regresi dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel pengelolaan aset daerah (X), terhadap variabel dependen laporan keuangan (Y). Pengujian

8 hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16. Kriteria pengambilan keputusan dalam melakukan penerimaan dan penolakan setiap hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel untuk masing-masing koefisien regresi. Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nol (H 0 ) atau ditolak, dan apabila t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka H 1 atau diterima. 2. Cara yang kedua Selain kriteria perbandingan t hitung dengan t tabel, yaitu dengan menggunakan kriteria nilai p value (kekuatan koefisien regresi dalam menolak H 0 ). Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka H 0 diterima. Adapun hasil Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel beikut: Tabel 1: Model Persamaan Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) Pengelolaan Aset Daerah a. Dependent Variable: Laporan Keuangan Sumber: Data Olahan 2013 t Sig Berdasarkan tabel 1 maka diperoleh persamaan regresi untuk melihat pengaruh pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan sebagai berikut: Y = X Persamaan regresi yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Nilai konstanta pada persamaan ini sebesar menjelaskan nilai rata-rata laporan keuangan pada saat pengelolaan aset daerah konstan (tidak berubah) atau sama dengan nol adalah sebesar Koefisien regresi untuk variabel pengelolaan aset daerah (bx) bertanda positif sebesar menunjukkan perubahan laporan keuangan (Y) jika pengelolaan aset daerah meningkat sebesar satu satuan. Jadi jika skor pengelolaan aset daerah meningkat sebesar 1 (satu) satuan maka akan terjadi peningkatan laporan keuangan sebesar Jadi, semakin baik pengelolaan aset daerah maka laporan keuangan yang disajikan juga semakin baik. Sebaliknya apabila pengelolaan aset daerah buruk maka laporan keuangan yang disajikan juga akan buruk.

9 Hasil analisis di atas juga dapat diketahui nilai t- hitung untuk variabel.pengelolaan aset daerah adalah sebesar Sedangkan nilai t- tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1= = 29 sebesar Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t- hitung masih lebih besar dibandingkan dengan nilai t- tabel sehingga Ho yang menyatakan tidak terdapat pengaruh pengelolaan aset terhadap laporan keuangan ditolak dalam artian Hipotesis H 1 yang menyatakan terdapat pengaruh pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan diterima. Selain itu apabili kita membandingkan nilai signifikan (P value ), maka dapat dilihat bahwa nilai P value dari pengujian ini lebih kecil dari Dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan DPPKAD Kabupaten Bone Bolango. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi untuk mengukur besarnya proporsi atau pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Setelah diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan maka langkah selanjutnya adalah menganalisis besar pengaruh yang ditimbulkan oleh pengelolaan keuangan daerah terhadap laporan keuagan DPPKAD Kabupaten Bone Bolango. Untuk keperluan tersebut digunakan analisis koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang besarnya berkisar antara 0% - 100%. Semakin besar nilai koefisien determinasi suatu model regresi menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel bebas yang terdapat dalam model terhadap variabel tidak bebasnya juga semakin tinggi. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R 2 ) dapat dilihat pada tabel: Tabel 2: Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), Pengelolaan Aset Daerah Sumber: Olah Data 2013 Tabel di atas menunjukkan bahwa besarnya koefisien determinasi atau angka R Square adalah sebesar Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan di DPPKAD Kabupaten Bone Bolango diperoleh sebesar 73.8% dan sisanya sebesar 26.2% ( ) dipengaruh oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

10 Pembahasan Aset Daerah atau barang milik daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh ata beban anggaran pendapatan dan belanja daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagainnya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya. Aset daerah merupakan sumber daya penting bagi pemerintah daerah sebagai penopang utama pendapatan asli daerah. oleh karena itu, penting bagi pemerintah daerah untuk dapat mengelola aset secara memadai. Dalam pengelolaan aset, pemerintah daerah harus menggunakan pertimbangan aspek perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan atau penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar aset daerah mampu memberika kontribusi optimal bagi pemerintah daerah yang bersangkutan. Pengelolaan aset daerah yang baik tentunya akan erpengaruh terhadap penyusunan laporan keuangan daerah. Berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, Seregar (2008) maka tidak lepas dari usaha untuk mengembangkan asset daerah. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan aset daerah yang ada di tiap kabupaten/kota. Dengan adanya perekembangan aset daerah, secara otomotias akan memberikan dampak terhadap laporan keuangan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut baik dari segi anggaran pengeluaran maupun penerimaan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi sederhana diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan. Hal ini didasarkan dari hasil pengujian dengan menggunakan uji-t yang memberikan hasil yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Koefisien regresi sebesar 0,517 dengan arah positif menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari pengelolaan aset daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango. Semakin baik pengelolaan aset daerah yang diterapkan maka laporan keuangan yang disajikan oleh DPPKAD Kabuapten Bone Bolango juga akan semakin baik. Setiap peningkatan pengelolaa aset daerah maka kinerja laporan keuangan yang disajikan akan lebih baik. Hasil Penelitian ini sejalan dengan teori Simamora (2011) yang menyatakan Pertanggungjawaban atas barang milik daerah kemudian menjadi sangat penting ketika pemerintah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD dalam bentuk laporan keuangan yang disusun melalui suatu proses akuntansi atas transaksi keuangan, aset, hutang, ekuitas dana, pendapatan dan belanja, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungan.

11 Sehingga itu pengelolan aset daerah yang baik akan berpengaruh terhadap laporan keuangan yang disajikan. Hasil ini juga sesui dengan pernyataan yang terdapat dalam Standar Akuntansi Pemerintahan dan Pemendagri No. 13 tahun Dimana dengan meningkatkan sistem Inventarisasi dan Pelaporan yang baik, maka akan berdampak baik untuk keberhasilan perkembangan aset daerah. Dengan meningkatnya sistem inventarisasi dan pelaporan terhadap BMD tersebut, maka tingkat kualitas laporan keuangan yang dihasilkan akan menjadi lebih reliable mengingat jumlah aset yang terdaftar benar-benar menggambarkan jumlah yang sebenarnya. Penelitian ini juga membuktikan penelitian dari Wiraputri (2012) hasil penelitian dengan analisis jalur menunjukkan bahwa pengaruh pengelolaan barang milik daerah terhadap kualitas laporan keuangan mempunyai arah positif. penelitian ini juga sejalan dengan Siregar (2008) Hasil penelitian membuktikan Pengelolaan Barang Milik Daerah memberikan dampak yang signifikan terhadap Pengamanan AseT Daerah pada Kabupaten Deli Serdang. Sama halnya dengan Mifitri (2009). Hasil penelitiannya membuktikan Pengelolaan Barang Milik Daerah memberikan dampak yang signifikan terhadap Pengamanan Aset Daerah pada Kabupaten Langkat. Hasil Koefisien determinasi dalam penelitian ini menunjukan bahwa besarnya pengaruh pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan Di DPPKAD Kabupaten Bone Bolango diperoleh sebesar 73.8%. melihat kontribusi pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan memiliki pengaruh yang kuat. Pengelolaan aset daerah merupakan salah satu upaya yang dijalankan pemerintah daerah utuk mengelola, mengatur, dan menjaga aset daerahnya. Bila aset daerah dapat dikelola dengan baik, maka akan mempengaruhi laporan keuangan yang disajikan. Apalagi masalah aset pernah menjadi catatan atas laporan keuangan daerah pemerintah Kabupaten Bone Bolango. Karena itu diharapkan dengan melakukan pengelolaan aset daerah sesuai peraturan yang ada, maka, pengelolaan aset daerah akan lebh efektif dan efisien guna menyusun laporan kuangan yang lebih berkualitas. Dari hasil penelitian dan berbagai penelitian terdahulu terlihat bahwa pengelolaan aset daerah memeberikan kontribusi yang positif terhadap laporan keuangan. Dengan adanya suatu pengelolaan yang baik maka terbentuklah kerja sama dan keterkaitan formal sehingga suatu pekerjaan dapat diselesaikan dan kebutuhan dapat terpenuhi, penerapan pengelolaan aset daerah secara baik dan efektif maka akan dapat mempengaruhi penyajian laporan keuangan pun menjadi baik. Karena dalam hal pengelolaan aset daerah yang selama ini menjadi kendala dapat ditingkatkan menjadi baik dengan penerapan pengelolaan aset daerah ini, dimana pengelolaan aset daerah dilakukan sesuai dengan siklus pengelolaan aset daerah. hal ini sebagaimana tertuang dalam Permendagri No. 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Aset Daerah, dengan berjalannya siklus pengelolaan aset daerah secara bai sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka permasalahan-permasalaha dalam pengelolaan aset daerah dapat sedikit demi sedikit dibenahi menjadi lebih baik sehingga dapat pula meningkatkan kualitas penyajian laporan keuangan yang lebih baik lagi.

12 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan Di DPPKAD kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pengelolaan aset daerah berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini sebagaimana ditinjau dari hasil uji t dengan t tabel yaitu sebesar dan t hitung sebesar yang berarti bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, dengan signifikan dibawah 0,05 (5%). Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan dari pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan pada DPPKAD Kabupaten Bone Bolango dan pengaruhnya bersifat positif. Semakin baik pengelolaan aset yang diterapkan maka laporan keuangan yang dihasilkan akan semakin berkualitas. Nilai koefisien determinasi atau R square diperoleh sebesar Artinya pengaruh pengelolaan aset daerah terhadap laporan keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo diperoleh sebesar 73,8%. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan dan hasil penelitian diman pengelolaan keuangan daerah memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap laporan keuangan maka dapat diberikan saran sebagai berikut: Untuk DPPKAD Bone Bolango kiranya lebih meningkatkan lagi pengelolaan aset daerahnya, hal ini dikarenakan masih ditemukan masalah terkait dengan pengelolaan aset Kabupaten Bone Bolango diman pengelolaan dan penatausahaan Aset Tetap belum dilakukan sesuai ketentuan sehingga nilai Aset Tetap pada Neraca tidak dapat diyakini kewajarannya. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diharapkan Pemerintah Bone Bolango melakukan sistem Inventarisasi, pembukuan, dan Pelaporan yang baik terkait dengan pengelolaan aset daerahnya, dengan melakukan sistem Inventarisasi dan Pelaporan terhadapaset daerah tersebut dengan baik dan benar sesuai peraturan pemerintah yang berlaku saat ini, maka tingkat kualitas laporan keuangan yang dihasilkan akan menjadi lebih reliable dan berkualitas mengingat jumlah aset yang terdaftar benar-benar menggambarkan jumlah yang sebenarnya sebagai akibat dari tindakan pengelolaan aset yang efisien dan efektif di lingkungan pemerintah Bone Bolango. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno dan Trisnawati Akuntansi Perpajakan. Edisi 2 Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Andriany, Ayu Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Pengamanan Aset Daerah Studi Kasus Pada Pemerintahan Kota Medan. Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekenomi, Universitas Sumatra Utara, Medan. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Baridwan, Zaki Intermediate Accounting. BPFE : Yogyakarta. Chabib Soleh dan Heru Rohmansyah. (2010). Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Fokus Media. Bandung.

13 Darsono dan Ashari Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Andi Offset. Erlina, Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), USU Press, Medan. GASB Governmental Accounting Standard Board. Halim, Abdul, Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta : Salemba Empat.,2007. Akuntansi Dan pengendalian Pengelolaan Keuangan Daerah. UPP STIM YPKN. Yogyakarta. Hariadi, Pramono, Yanuar E. Restianto dan Icuk Rangga Bawono Pengelolaan Keuangan Daerah. Salemba empat Jakarta. Mifitri, Dewi, Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Pengamanan Aset Daerah Pada Kabupaten Langkat, Skripsi, Departement Akuntansi Fakultas Ekenomi, Uneversitas Sumatra Utara, Medan. Nsanganzelu, dkk (2011). The Levels of Factors that Contribute towards Efficiency, Effectiveness and Strength of the Internal Control Systems (ICSs) With Regard to Non-current Assets Safeguard and Management in Public Institutions in Tanzania. Putra, Ardiansyah Analisis Pengaruh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian Terhadap Pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten Sarolangun. Tesis, Departemen Akuntansi Fakultas Ekenomi, Universitas Sumatra Utara, Medan.. Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember , Undang -Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Undang-Undang No 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pasal Permendagri No. 17 tahun 2007 Pengelolaan Barang Milik Daerah Peraturan pemerintah No. 105 tahun 2000 pasal Permendagri No. 29 tahun 2002 pasal 18 laporan akhir tahun Permendagri No. 13 tahun 2006 Tentang Pemerintah Daerah PSAP No. 1 alinea 43 Peraturan pemerintah No. 24 tahun Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengolaan Keuangan Daerah Peraturan Mentri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Cetakan, 2009.

14 Riduan dan Akon Skala pengukuran Variable variable penelitian. Bandung : Alfabeta. Simamora, Fitryani Mr Pengaruh Penatausahaan Dan Penertiban Barang Milik Daerah Terhadap Pengamanan Barang Milik Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat. Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekenomi, Universitas Sumatra Utara, Medan. Siregar, Mizan ahmad, Pengaruh Pengelolan Barang Milik Daerah Terhadap Pengamanan Aset Daerah Pada Kabupaten Deli Serdang, Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekenomi, Universitas Sumatra Utara, Medan. Sudjana, Nana Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sutaryo, Manajemen aset daerah. Artikel Jurusan Akuntansi FE UNS Uma, Sekaran Reseach Methods for Busines (Metode Penelitian Bisnis). Jakarta: Salemba Empat. Wiraputri, Maya Maulidia, Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Akuntabilitas Dengan Kualitas Laporan Keuangan Sebagai Variable Intervening (Studi Kasus Pemerintah Kabupaten/Kota Ciayumajakuning, Subang, Karawang Dan Purwakarta).

PENGARUH PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP PENGAMANAN ASET DAERAH (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo)

PENGARUH PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP PENGAMANAN ASET DAERAH (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo) PENGARUH PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP PENGAMANAN ASET DAERAH (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo) Oleh: IRA WATY ABAS NIM: 921409044 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan diberlakukannya otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan diberlakukannya otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan diberlakukannya otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, penyelenggaraan pemerintah daerah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keluar beberapa peraturan pemerintah yaitu undang undang 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah, Undang Undang 33 tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN. keluar beberapa peraturan pemerintah yaitu undang undang 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah, Undang Undang 33 tahun 2004 tentang I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi dan transparansi merupakan suatu keharusan bagi entitas organisasi untuk mempertanggungjawabkan setiap pekerjaan yang dilakukan, baik pada lingkup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di DPPKAD Bone. karena penulis menganggap bahwa lokasi tersebut sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di DPPKAD Bone. karena penulis menganggap bahwa lokasi tersebut sangat 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di DPPKAD Bone Bolango, karena penulis menganggap bahwa lokasi tersebut sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan daerah yang selanjutnya diikuti dengan undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Daerah di Indonesia saat ini masih berupaya meningkatkan reformasi pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan daerah, penyelenggaraan pemerintah daerah mengalami pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan daerah, penyelenggaraan pemerintah daerah mengalami pergeseran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, penyelenggaraan pemerintah daerah mengalami pergeseran fundamental, baik

Lebih terperinci

Siti Masita 1, Zulkifli Bokiu, SE. Ak, M.si 2, Siti Ppppratiwi HusainSE, M.Si 3 ABSTRAK

Siti Masita 1, Zulkifli Bokiu, SE. Ak, M.si 2, Siti Ppppratiwi HusainSE, M.Si 3 ABSTRAK PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ADSET DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO Siti Masita 1, Zulkifli Bokiu, SE. Ak, M.si

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang

BAB I PENDAHULUAN. dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma baru pengelolaan barang milik negara/aset negara telah memunculkan optimisme baru dalam penataan dan pengelolaan aset negara. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pergantian Pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi yang. dimulai pertengahan tahun 1998 menuntut pelaksanaan otonomi daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pergantian Pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi yang. dimulai pertengahan tahun 1998 menuntut pelaksanaan otonomi daerah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergantian Pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi yang dimulai pertengahan tahun 1998 menuntut pelaksanaan otonomi daerah yang memberikan kewenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya otonomi daerah pemerintah diberikan kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah. Perubahan pada sistem pemerintahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu di Indonesia saat ini yang semakin mendapat perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir ini adalah akuntabilitas keuangan publik. Hal tersebut disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk BAB I PENDAHULUAN Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian dan kontribusi penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia. ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia. ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, telah terjadi berbagai perkembangan dan perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang baik merupakan suatu tuntutan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik terutama di bidang keuangan, maka diperlukanlah suatu reformasi keuangan negara. Reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bumi, air, dan ruang di angkasa, termasuk kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Bumi, air, dan ruang di angkasa, termasuk kekayaan alam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi, air, dan ruang di angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Fair Value dan Basis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintahan di Wilayah IV Jawa Barat)

Pengaruh Penerapan Fair Value dan Basis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintahan di Wilayah IV Jawa Barat) Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Penerapan Fair Value dan Basis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintahan di Wilayah IV Jawa Barat) 1 Naila Irfania,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik, yaitu hak untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik, yaitu hak untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA GORONTALO

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA GORONTALO PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA GORONTALO Tutun Hermawanto Botutihe Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Tutun Hermawanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak reformasi keuangan negara bergulir, yang ditandai dengan terbitnya Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desentralisasi adalah salah satu sistem administrasi pemerintahan, dalam banyak hal tidak dapat dilepaskan dari proses pertumbuhan suatu negara. Sejarah mencatat desentralisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemah dan pada akhirnya laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang

BAB I PENDAHULUAN. lemah dan pada akhirnya laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Akuntansi yang lemah menyebabkan pengendalian internal lemah dan pada akhirnya laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kewajiban penyelenggaraan Pemerintahan Daerah telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah termasuk dalam hal pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

Jurnal Administrasi Negara

Jurnal Administrasi Negara STIA LAN Jurnal Administrasi Negara,Volume 21 Nomor 1, April 2015 / 1-5 Jurnal Administrasi Negara PENGARUH OPTIMALISASI MANAJEMEN ASET DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

Lebih terperinci

mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap pengamanan aset daerah.

mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap pengamanan aset daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengacu pada prinsip good governance bahwa pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun daerah harus menyajikan laporan keuangan yang transparan dan akuntable.

Lebih terperinci

Kata Kunci: Tingkat Pemahaman, Pelatihan, Penerapan SAP Berbasis Akrual

Kata Kunci: Tingkat Pemahaman, Pelatihan, Penerapan SAP Berbasis Akrual PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN DAN PELATIHAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Pemerintah Kota

Lebih terperinci

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam rangka meningkatkan kinerja SKPD disuatu daerah masalah penatausahaan keuangan dan pengelolaan barang milik daerah, khususnya yang berkaitan dengan penerapan

Lebih terperinci

Cipmawati Mohune Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo ABSTRACT

Cipmawati Mohune Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo ABSTRACT PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH (SIMDA) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance and clean government), maka penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR PERIODE 2014 DAN 2015

ANALISIS PENILAIAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR PERIODE 2014 DAN 2015 ANALISIS PENILAIAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR PERIODE 2014 DAN 2015 Binti Muck Alimah Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya Malang binti.muck.alimah@gmail.com Mufarrohah Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu atau berita apa pun semakin mudah diketahui oleh masyarakat di sudut-sudut terpencil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO OLEH LUSIANA LAMUSU NIM 921409123 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

AKUNTANSI, TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PUBLIK (SEBUAH TANTANGAN) OLEH : ABDUL HAFIZ TANJUNG,

AKUNTANSI, TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PUBLIK (SEBUAH TANTANGAN) OLEH : ABDUL HAFIZ TANJUNG, AKUNTANSI, TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PUBLIK (SEBUAH TANTANGAN) OLEH : ABDUL HAFIZ TANJUNG, SE.,M.Si.,Ak. (Dosen Universitas Nasional Pasim) PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia telah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal tahun 2000 berdampak meningkatnya tuntutan masyarakat akan suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Lebih terperinci

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) NIKEN NUR ANJANI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Namun demikian, masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Namun demikian, masih banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Idealnya Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Namun demikian, masih banyak pemerintah daerah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang selama ini menganut sistem sentralistik berubah menjadi sistem desentralistik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Rochmansjah (2010) ditandai dengan adanya penyelenggaraan manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Rochmansjah (2010) ditandai dengan adanya penyelenggaraan manajemen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan good governance atau kepemerintahan yang baik sangat diperlukan dalam pemerintahan. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga agar tujuan yang ditetapkan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa: Pengelolaan Barang Milik Daerah

BAB. I PENDAHULUAN. Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa: Pengelolaan Barang Milik Daerah BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan keuangan daerah, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah yang ada, wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang dilselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERNAL BARANG MILIK DAERAH (BMD) PADA DINAS PPKAD KABUPATEN TEGAL

PENGENDALIAN INTERNAL BARANG MILIK DAERAH (BMD) PADA DINAS PPKAD KABUPATEN TEGAL PENGENDALIAN INTERNAL BARANG MILIK DAERAH (BMD) PADA DINAS PPKAD KABUPATEN TEGAL Eka Putri Agustini, Sri Kusumaningrum, Siti Nur Hadiyati DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No.09 Tegal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaran pemerintahan yang baik (good governance), salah. satunya termasuk negara Indonesia. Pemerintahan yang baik adalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaran pemerintahan yang baik (good governance), salah. satunya termasuk negara Indonesia. Pemerintahan yang baik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara harus memberlakukan prinsip tata kelola penyelenggaran pemerintahan yang baik (good governance), salah satunya termasuk negara Indonesia. Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan. Akuntansi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan. Akuntansi sektor publik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mewajibkan Presiden dan Gubernur/Bupati/Walikota untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat dekade terakhir ini, pemerintah terus berupaya melakukan perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme pengelolaan keuangan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. akuntabel, dalam hal ini adalah tata kelola pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. akuntabel, dalam hal ini adalah tata kelola pemerintahan yang baik (good BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era reformasi saat ini menyebabkan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aset dan Sistem Pengelolaan Barang Milik Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aset dan Sistem Pengelolaan Barang Milik Daerah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aset dan Sistem Pengelolaan Barang Milik Daerah Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

Peran Audit Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Transparansi Dan Akuntabilitas. 2. Kajian Pustaka dan Hipotesis

Peran Audit Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Transparansi Dan Akuntabilitas. 2. Kajian Pustaka dan Hipotesis Peran Audit Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Transparansi Dan Akuntabilitas. (Penelitian pada 36 LKPD provinsi Jawa Tengah) Oleh : Tika Septiani, SE., M.Ak., Ak. 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi dengan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 berisi tentang perlunya dilaksanakan Otonomi Daerah. Otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi telah memberikan peluang bagi perubahan cara-cara pandang

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi telah memberikan peluang bagi perubahan cara-cara pandang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi telah memberikan peluang bagi perubahan cara-cara pandang terhadap pembangunan nasional dari cara pandang yang berorientasi pada pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan atas informasi keuangan yang informatif

BABl PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan atas informasi keuangan yang informatif BABl., PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan atas informasi keuangan yang informatif semakin meningkat, baik di sektor privat maupun di sektor publik. Untuk itu penyajian laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam reformasi dibidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintah yang transparan dan akuntabel menjadi

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi Bab 1 PENDAHULUAN Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah yang diteliti dan dikerucutkan dalam bentuk rumusan permasalahan. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Gambaran Singkat Perusahaan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO HELDY ISMAIL Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya. Optimalisasi serta peningkatan efektivitas dan efisiensi di

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya. Optimalisasi serta peningkatan efektivitas dan efisiensi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semangat otonomi daerah dan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah daerah diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam era otonomi daerah ini, masyarakat semakin menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga Negara dan lebih dapat menyampaikan aspirasi yang berkembang yang salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, setiap pengelola keuangan daerah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal 1 Muhammad Miftah Falah, 2 Sri Fadilah, dan 3 Edi Sukarmanto 1,2,3 Prodi Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya reformasi atas kehidupan bangsa oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Bandarlampung. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang mensyaratkan bentuk

Lebih terperinci

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan BAB I INTRODUKSI Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan masalah, pertanyaan riset, tujuan riset, motivasi riset, kontribusi riset, proses riset, dan sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik (good governance), Pemerintah Daerah terus melakukan upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di Indonesia selama beberapa dekade

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen pemerintahan yang efektif sangat dibutuhkan agar urusan pemerintahan yang dilimpahkan kewenangannya kepada daerah dapat terselenggara secara maksimal serta

Lebih terperinci

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN PENGARUH PAJAK DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2009-2012 Antik Sulistiyani Pendidikan Akuntansi, FIPIPS, IKIP PGRI MADIUN ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS A. PENGUJIAN HIPOTESIS BAB IV ANALISIS DATA Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan, penulis membuat hipotesis sebagaimana yang telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2011-2013 WIRMIE EKA PUTRA*) CORIYATI**) *) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi **) Alumni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu perubahan perubahan penting di dalam pemerintahan, termasuk pemerintahan daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan negara mensyaratkan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Daerah 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Laporan keuangan SKPD merupakan suatu hasil dari proses pengidentifikasian,

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Pada DPPKAD Kota Gorontalo) Oleh FEMI BAGOE NIM: 921409149 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini, BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi dari penelitian ini dan kontribusi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan diterapkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan diterapkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian yang mengalami perubahan mendasar dengan diterapkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang diselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat (Mardiasmo, 2009). Hal ini ditandai oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PIUTANG. (Studi Kasus Pada PT. Columbia Cabang Gorontalo) Yolandari Kai.

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PIUTANG. (Studi Kasus Pada PT. Columbia Cabang Gorontalo) Yolandari Kai. PENGARUH PENGENDALIAN INTERN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PIUTANG (Studi Kasus Pada PT. Columbia Cabang Gorontalo) Yolandari Kai Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR Dwi Wahyu Setyowati Program Studi Pendidikan Akuntansi FPIPS ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Untuk itu menghadapi. dibutuhkan agar berbagai urusan pemerintahan yang dilimpahkan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Untuk itu menghadapi. dibutuhkan agar berbagai urusan pemerintahan yang dilimpahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pemerintah daerah mengalami pergeseran fundamental baik secara politis dan administratif, semenjak diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal merupakan komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas publik. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi seluruh lapisan masyarakat, dan tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH.  1 TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH http://www.ksap.org/ 1 I. PENDAHULUAN Berdasarkan undang-undang pemerintah daerah wajib menyusun Laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era reformasi sangat memberikan dampak yang positif bagi perubahan paradigma pembangunan nasional. Adapun perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sulistyo (2016) mengenai Evaluasi Implementasi Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun 2003 2004 pemerintah melakukan perombakan peraturan keuangan Negara, Pemerintah bersama dengan DPR mengeluarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK Rahmawati Arjun.

ABSTRAK Rahmawati Arjun. ABSTRAK Rahmawati Arjun. Nim. 9314 09 035. 2013. Pengaruh Penjualan Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pada PT. Sinar Galesong Pratama Gorontalo. Skripsi. Program Studi S1 Manajemen Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci