AKULTURASI BUDAYA TIONGKOK PADA TATA CARA PERAYAAN TRADISI FERSTIVAL PERTENGAHAN MUSIM GUGUR DI KOREA SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKULTURASI BUDAYA TIONGKOK PADA TATA CARA PERAYAAN TRADISI FERSTIVAL PERTENGAHAN MUSIM GUGUR DI KOREA SELATAN"

Transkripsi

1 AKULTURASI BUDAYA TIONGKOK PADA TATA CARA PERAYAAN TRADISI FERSTIVAL PERTENGAHAN MUSIM GUGUR DI KOREA SELATAN Juniana, Sri Haryanti Jurusan Sastra China, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara, Jalan Kemanggisan Ilir III nomor 45, Kemanggisan/Palmerah, ABSTRACT Mid Autumn Festival is one of the popular tradition and has been known well by people especially the people of South Korea. The festival turns out to be the most long awaited event by the people because it massive popularity and it has been enlisted in the korean history of culture. On the other hand, China in the era of Tang Dynasty and Korea in the era of United Silla Kingdom has built a good relationship between two countries and has been supporting each other in many aspect such as politics, economy and culture. The reason is because the era of United Silla Kingdom has been taking and learning the culture of China at that time. Therefore, South Korea go through a space of acculturation culture especially the way South Korea planned its Mid Autumn Festival. The writer wants to analyse the acculturation culture that happens in South Korea regarding the Mid Autumn Festival with the set of mind to witness the process of the acculturation and finding the reason behind it why it happens. The writer uses qualitative methods which is book study method and observation to do some research that is related to acculturation by Koentjaraningrat. The process of acculturation that happens in the Mid Autumn Festival has shown us that South Korea in the era of United Silla Kingdom has been greatly effected by China Tang Dynasty.(J) Keywords : United Silla, Tang Dynasty, Acculturation, Tradition, Mid Autumn Festival ABSTRAK Tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim gugur merupakan salah satu tradisi yang terkenal dan telah berakar kuat di dalam benak masyarakat khususnya pada negara Korea Selatan. Festival ini merupakan perayaan terbesar di Korea Selatan dan merupakan hari raya penting dalam sejarah kebudayaan Korea. Negara Tiongkok pada jaman Dinasti Tang dengan Korea pada jaman Silla Bersatu memiliki hubungan kerjasama yang erat, baik di bidang politik, ekonomi, maupun budaya. Hal tersebut menyebabkan Silla Bersatu menyerap unsur-unsur budaya yang ada pada Dinasti Tang sehingga mengalami proses akulturasi budaya terutama pada tata cara perayaan tradisi festival pertengahan musim gugur. Penulis ingin menganalisa akulturasi budaya Tiongkok yang terjadi pada tata cara perayaan tradisi festival pertengahan musim gugur di Korea Selatan dengan tujuan untuk mengetahui proses akulturasi yang terjadi dan hal yang melatarbelakangi terjadinya akulturasi tersebut. Penulis menggunakan metode kualitatif yang terdiri dari metode studi pustaka dan obervasi untuk melakukan penelitian yang didukung dengan teori akulturasi menurut Koentjaraningrat. Proses akulturasi yang terjadi pada tata cara perayaan tradisi festival pertengahan musim gugur di Korea Selatan membuktikan bahwa negara Korea pada jaman Silla Bersatu mendapat pengaruh yang sangat besar dari Dinasti Tang Tiongkok.(J) Kata Kunci : Silla Bersatu, Dinasti Tang, Akulturasi, Tradisi, Chuseok 1

2 2 PENDAHULUAN Tradisi merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Salah satu bentuk tradisi yang terkenal dan telah berakar kuat di dalam benak masyarakat adalah tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur. Di Tiongkok perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur ini dikenal dengan sebutan Mooncake Festival ( 中秋节 ) dan di Indonesia sendiri dikenal sebagai Festival Perayaan Kue Bulan, sementara di negara Korea Selatan tradisi ini dikenal dengan nama Chuseok Festival ( 추석, 秋夕 ) Tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur ini biasanya dilaksanakan pada tanggal lima belas bulan ke delapan sesuai dengan penanggalan kalender lunar. Tradisi ini dirayakan oleh keturunan Tiongkok yang ada di sejumlah negara di berbagai penjuru dunia. Namun adapula negaranegara yang pada dasarnya mempunyai tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur ini, diantaranya adalah negara Tiongkok, Jepang, Korea Utara dan Korea Selatan. Tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan telah ada dan dikenal sejak periode awal kerajaan Silla. Pada saat itu tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur dikenal dengan sebutan Hangawi ( 한가위 ) ("han" = "raya", "gawi" = "tengah", "hari besar di tengahtengah musim gugur"). Menurut catatan sejarah, perayaan Chuseok Festival di Korea Selatan diawali dengan diadakannya kompetisi menenun selama satu bulan penuh antara dua tim yang diselenggarakan pada masa pemerintahan raja Yuri zaman kerajaan Silla (24-57 SM). Pengumuman pemenang kompetisi menenun akan diumumkan oleh raja pada tanggal lima belas bulan delapan penanggalan kalender lunar. Tim yang kalah harus menyediakan makanan, minuman,dan hiburan kepada tim pemenang. (Suh Cheng Soo,2004) Negara Tiongkok yang juga memliki tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur ini memiliki budaya yang paling gemilang dan menjadi sumber budaya negara lain yang mempengaruhi budaya-budaya di beberapa negara Asia, terutama pada jaman Dinasti Tang. Dinasti Tang ( M) adalah jaman dimana Negara Tiongkok mencapai puncak kejayaannya dengan politik yang stabil, ekonomi yang berkembang dan budaya yang maju. Negara Korea jaman Silla Bersatu ( 통일신라 ) ( M) mendapat pengaruh yang cukup besar dari dinasti Tang. Tidak hanya dalam segi politik, tetapi juga segi ekonomi dan budaya. Di dalam buku yang berjudul Mitos dan Legenda China menjelaskan bahwa Hari ke-15 bulan-8 adalah Festival Pertengahan Musim Gugur, yang dikenal oleh orang-orang asing sebagai hari segala arwah. Pada festival ini para wanita menyembah bulan, memberikan persembahan berupa kuekue, buah buahan, dan sebagainya. (Johan Japardi, 2008) serta di dalam buku yang berjudul Memory and Honor memaparkan Chuseok merupakan hari raya penting dalam sejarah kebudayaan Korea. Pada perayaan Chuseok seluruh sanak keluarga berkumpul melakukan ritual dan memberikan persembahan kepada nenek moyang mereka sebagai tanda terima kasih telah diberkati hasil panen yang melimpah. (Kim Simon, 2013) Agar pembahasan penelitian ini tidak meluas, maka penulis membuat cakupan penelitian yaitu perbandingan makna tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur antara negara Tiongkok dan negara Korea Selatan serta akulturasi budaya Tiongkok yang terjadi pada tata cara perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif yang penulis gunakan terdiri dari metode studi pustaka dan observasi. Penulis menggunakan metode studi pustaka dengan melakukan pencarian data-data melalui jurnal, artikel, buku, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan topik penulis. Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan media online seperti e-book. Adapun metode lain yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan menggunakan metode observasi dengan pengamatan langsung pada tahun 2013 dan Dimana penulis mengalami perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur secara langsung di negara Korea Selatan. Setelah mendapatkan sumber-sumber data yang diinginkan, penulis mulai menganalisis apa perbedaan makna dasar perayaan tradisi Festival Pertengahan Musim Gugur di negara Tiongkok dan Korea Selatan serta menganalisis akulturasi budaya Tiongkok apa saja yang ada pada perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan dengan menggunakan teori akulturasi menurut Koentjaraningrat.

3 3 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Hubungan Dinasti Tang Tiongkok dengan Kerajaan Silla Bersatu Korea Dinasti Tang ( M) adalah dinasti yang paling berjaya di negara Tiongkok. Silla Bersatu ( 동일신라 ) ( M) adalah salah satu jaman dinasti kekaisaran Korea yang terkena pengaruh yang cukup besar dari Dinasti Tang Tiongkok. Tidak hanya dalam bidang politik dan ekonomi yang terpengaruh oleh Dinasti Tang, tetapi dalam bidang budaya juga mendapatkan pengaruh yang cukup besar. Contohnya kaligrafi, teh, makanan, agama, sutra, pakaian dan lain-lain. Sebelum Silla Bersatu terbentuk, Dinasti Kekaisaran Tiga Negara sedang berkuasa di Korea, yang terdiri dari Goguryeo, Baekje dan Silla. Silla adalah kekaisaran yang terlemah dan terbelakang diantara ketiga kekaisaran ini. Di bawah tekanan Goguryeo yang bekerja sama dengan Baekje melawan Silla, Silla yang tersudut meminta bantuan dari Dinasti Tang Tiongkok, karena letak Silla secara geografis sangat strategis dengan Dinasti Tang Tiongkok. Melalui aliansi militer dengan Dinasti Tang, Silla berhasil mengalahkan Goguryeo dan Baekje dan kemudian menyatukannya dengan nama Silla Bersatu dan setelah itu Silla bersatu mencapai puncak kejayaannya. Setelah Silla Bersatu terbentuk, Silla bersatu tetap mempertahankan hubungan yang baik dengan Dinasti Tang, sehingga terjadilah akulturasi budaya antar kedua negara tersebut melalui jalur ekonomi, pertukaran pelajar dan perdagangan dengan Dinasti Tang Tiongkok. Dalam bidang politik, kedua negara saling mengutus duta negaranya masing-masing. Setiap kali mengutus duta, Silla Bersatu selalu mempersembahkan barang-barang berharga pada kaisar Dinasti Tang yang berupa kuda poni, obat-obatan seperti gingseng, perhiasan, kulit binatang dan lainlain. Sebagai imbalannya, Dinasti Tang juga memberikan hadiah yang bernilai tinggi kepada kaisar Silla Bersatu yang berupa alat sulaman, pakaian tradisional Dinasti Tang, dan barang kesenian yang terbuat dari emas dan logam. Dalam hubungan kerjasama tersebut hubungan kedua negara juga menjadi semakin erat. Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, banyak pedagang Silla Bersatu yang datang ke Chang an, Ibukota dari Dinasti Tang Tiongkok, untuk melakukan transaksi jual-beli. Banyak barang yang diekspor ke Korea Silla Bersatu, seperti sutra, daun teh, koleksi buku, barang- barang kerajinan tangan dan lain-lain. ( 王小甫,2000) Kerjasama ini menyebabkan rakyat Silla Bersatu menerima pengaruh budaya Dinasti Tang sehingga terjadilah akulturasi budaya antara kedua negara tersebut hingga saat ini. Meskipun negara Korea sejak tahun 1950 terbagi menjadi dua negara yaitu negara Korea Utara dan negara Korea Selatan yang kita kenal saat ini. Namun kebudayaan yang ditinggalkan masih dapat terlihat dan dipraktekkan hingga saat ini. 4.2 Perbedaan makna dasar Festival Pertengahan Musim Gugur di negara Tiongkok dan Korea Selatan Tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur biasanya dilaksanakan pada tanggal lima belas bulan ke delapan sesuai dengan penanggalan kalender lunar. Tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur ini dirayakan oleh keturunan Tiongkok yang ada di sejumlah negara di berbagai penjuru dunia. Namun adapula negara-negara yang pada dasarnya mempunyai tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur ini, diantaranya adalah negara Tiongkok dan Korea Selatan. Meskipun negara-negara tersebut pada dasarnya sudah mempunyai tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur, namun makna dasar festival tersebut di masing-masing negara tidaklah sama Makna Festival Pertengahan Musim Gugur di negara Tiongkok Festival Pertengahan Musim Gugur ( 中秋节 ) atau yang dikenal dengan sebutan Festival Perayaan Kue Bulan merupakan hari raya panen, hari suka cita yang dilambangkan dengan kehadiran bulan purnama penuh dan merupakan salah satu festival penting di Tiongkok. Tradisi perayaan ini pertama kali muncul pada zaman Dinasti Xia dan Dinasti Shang ( SM). Pada zaman Dinasti Shang, leluhur bangsa Tiongkok masih menganut kepercayaan shamanisme dan memuja bulan. Pemujaan terhadap bulan bermula dari kepercayaan masyarakat setempat pada jaman dahulu yang menganggap bulan sebagai suatu simbol yang mistik. Mereka percaya bahwa bulan memiliki nyawa, kekuatan, dan kemampuan yang luar biasa. Oleh sebab itu, bulan dijadikan masyarakat jaman dahulu sebagai objek pemujaan untuk memohon perlindungan dan pemberkatan. ( 李东秦,2011)

4 Tradisi perayaan pertengahan musim gugur ini pada dasarnya bersifat secara ritual. Tradisi ritual ini berasal dari latar belakang pertanian Tiongkok, dimana petani memohon pada Dewa Bumi agar diberi musim yang baik. Di akhir masa panen yang bertepatan sekitar pertengahan bulan ke-8 (imlek), para petani akan mengadakan ritual pemujaan terhadap Dewa Bumi yang telah memberikan hasil panen yang berlimpah sebagai rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Dewa Bumi. Selain itu, pada malam hari semua anggota keluarga berkumpul di halaman rumah, mempersembahkan dupa besar, kue, buah, dan sayuran hasil panen untuk memuja Dewi Bulan. Mereka percaya bahwa dengan adanya ritual pemujaan tersebut, mereka akan diberkati panen yang melimpah di tahun berikutnya. Namun ritual pemujaan tersebut baru popular dan menjadi tradisi tetap ketika masa Dinasti Tang ( ). Tradisi tersebut mulai dikenal di kalangan rakyat banyak dan menjadi sebuah festival resmi pada masa Dinasti Song ( M) serta menjadi populer sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur pada masa Dinasti Ming dan Dinasti Qing ( ). ( 杨琳,2000) Di Tiongkok pada hari pertengahan musim gugur, bulan tampak sangat bulat dan indah. Bagi orang Tiongkok bulan melambangkan simbol reuni, berkumpul kembali secara utuh ( 团圆 / Tuányuán). Pada hari ini, kerabat dan keluarga yang pergi merantau jauh akan pulang berkumpul kembali bersama-sama dan menyantap kue bulan sambil menikmati indahnya bulan purnama. Makna utamanya adalah untuk menjalin kebersamaan diantara keluarga. Oleh sebab itu, Festival pertengahan musim gugur ini kerap dikenal juga sebagai Reunion Festival ( 团圆节 / Tuányuán jié). Di Tiongkok, Festival Pertengahan Musim Gugur ini juga untuk memperingati kemenangan Zhu Yuan Zhang yang berhasil menggulingkan Dinasti Yuan. Saat ini Festival Pertengahan Musim Gugur telah menjadi perayaan besar kedua setelah hari raya imlek Makna Festival Pertengahan Musim Gugur di negara Korea Selatan Tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan dikenal dengan nama Chuseok ( 추석 ) yang memiliki arti hari bulan purnama. Tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan telah ada dan dikenal sejak periode awal kerajaan Silla. Pada saat itu tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur dikenal dengan sebutan Hangawi( 한가위 ) ("han" = "raya", "gawi" = "tengah", "hari besar di tengah-tengah musim gugur"). Menurut catatan sejarah, perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan diawali dengan diadakannya kompetisi menenun / gabae ( 가배 ) selama satu bulan penuh antara dua tim yang diselenggarakan pada masa pemerintahan raja Yuri, zaman kerajaan Silla (24-57 SM). Pengumuman pemenang kompetisi menenun akan diumumkan oleh raja pada tanggal lima belas bulan delapan penanggalan kalender lunar. Tim yang kalah harus mengadakan pesta dengan menyediakan makanan, minuman,dan hiburan kepada tim pemenang. (Suh Cheng Soo,2004) Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan diadakan untuk merayakan keberhasilan panen, sehingga disebut juga hari panen. Di hari tersebut, seluruh sanak keluarga berkumpul dan melakukan persembahan menggunakan barang-barang hasil panen kepada leluhur mereka sebagai tanda terima kasih dan rasa syukur mereka karena telah diberkati panen yang berlimpah. Di jaman sekarang, perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur ini menjadi kesempatan orang korea untuk pulang ke kampung halaman untuk mengunjungi makam leluhur. Di pagi hari, orang korea melakukan penghormatan kepada arwah leluhur mereka dalam bentuk ziarah ke makam untuk merapikan tanaman dan tanah yang berada di sekitar makam. Biasanya arwah leluhur disuguhi makanan, buah-buahan dan minuman serta hasil panen di altar persembahan. Pada hari perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur, orang korea akan saling berbagi makanan, membuat songpyeon, dan bermain permainan tradisional. Lain halnya dengan Tiongkok, Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan ini merupakan perayaan tradisi terbesar di Korea Selatan. 4.3 Akulturasi budaya Tiongkok yang ada pada tata cara perayaan tradisi Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan. Kerjasama antara Dinasti Tang dan Silla Bersatu berawal dari aliansi perang. Saat dinasti Kekaisaran Tiga Negara sedang berkuasa di Korea, yang terdiri dari Goguryeo, Baekje dan Silla. Silla adalah kekaisaran yang terlemah dan terbelakang diantara ketiga kekaisaran ini. Di bawah tekanan Goguryeo yang bekerja sama dengan Baekje melawan Silla, Silla yang tersudut meminta bantuan dari Dinasti Tang Tiongkok. Melalui aliansi dengan Dinasti Tang, Silla berhasil memukul mundur Goguryeo dan Baekje, sehingga mempersatukan Korea dengan nama Silla Bersatu dan mencapai puncak kejayaannya. Dinasti Tang dan Silla Bersatu melanjutkan kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, hubungan dagang dan budaya( 王小甫,2000).Budaya Dinasti Tang mempengaruhi budaya Silla Bersatu, contohnya dalam cara perayaan tradisi, khususnya pada perayaan 4

5 5 tradisi Festival Pertengahan Musim Gugur Akulturasi budaya Tiongkok pada tradisi ritual persembahan Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan Jauh sebelum Konfusianisme dan Buddha dikenal di Korea, Shamanisme telah menjadi suatu kepercayaan bagi orang-orang Korea kuno(song Oak Lee,2009). Sebagai salah satu kepercayaan masyarakat, Shamanisme mempercayai bahwa tubuh manusia terdiri dari badan jasmani dan rohani, bahkan terkadang di dalam satu jasmani terdapat beberapa roh. Selain dianggap sebagai kekuatan hidup yang paling vital bagi jasmani, roh juga dianggap tidak akan pernah mati. Bila jasmani mati maka roh akan tetap hidup selamanya di dunia yang lain, atau kembali lahir dalam bentuk yang lain. Penganut Shamanisme di Korea melakukan pemujaan terhadap roh yang dipercaya ada di semua benda di dunia ini, termasuk batu, pohon, gunung dan aliran air. Salah satu aspek yang sangat dipercayainya adalah keberadaan roh orang yang meninggal. Dalam ritual pemujaan Shamanisme, mereka menggunakan mediator antara dunia manusia dan dunia roh-roh yang disebut dengan Shaman. Lewat ritual eksotik Kut, seorang Shaman berhubungan dan berdialog dengan roh-roh. Ritual-ritual yang dilakukan oleh Shaman merupakan fenomena religius yang telah berakar dalam kehidupan masyarakat Korea dan sejak jaman dahulu dilakukan oleh seluruh level masyarakat dari kalangan bangsawan sampai rakyat jelata. Biasanya ritual pemujaan yang dilakukan didasari dengan tujuan memohon kebaikan yaitu melakukan ritual untuk memohon panen yang melimpah, menghilangkan wabah penyakit, dan mengarahkan roh-roh orang yang sudah meninggal ke surga (Yuliawati.DW,2012). Seiring berjalannya waktu, ritual-ritual yang dilakukan telah mengalami banyak perubahan sejak jaman Tiga Kerajaan Korea (57 SM- 935 SM). Paham dan kepercayaan pertama kali masuk ke Korea adalah agama Buddha dan paham Konfusianisme. Agama Buddha pertama kali diperkenalkan ke Korea melalui Tiongkok pada masa kerajaan Goguryeo pada tahun 372. Letak lokasi kerjaaan Goguryeo yang dekat dengan Tiongkok membuat mereka mengadopsi budaya Tiongkok dan Buddhisme. Sekitar pada abad ke-4 Masehi paham Konfusianisme pertama kali diterima di kerajaan Goguryeo, lalu berturut-turut ke Baekje dan Silla. Pada jaman ini, agama Buddha menjadi agama negara dan menjadi fondasi spiritual yang kuat. Selain agama Buddha, paham Konfusianisme telah menjadi pedoman bagi masyarakat Korea dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Claudia.YK,2011). Berkembangnya agama Buddha dan paham Konfusianisme yang cepat sangat mempengaruhi kepercayaan tradisional rakyatnya. Masuknya filsuf-filsuf serta berbagai buku-buku dengan ajaran paham Konfusianisme dari Tiongkok membawa dampak pada sistem penyelenggaraan pemerintahan korea pada saat itu. Adanya keinginan mencontoh kebudayaan Tiongkok membuat kerajaan Goguryou, Baekje dan Silla mengangkat Konfusianisme menjadi ideologi politik negara dengan tujuan membuat tata kehidupan menjadi lebih baik, teratur dan maju. Aneka ritual Konfusianisme yang ada diakui sebagai budaya religius Korea yang penting. Secara umum ritual Konfusianisme dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu ritual yang diselenggarakan pada lingkup keluarga dan ritual yang diselenggarakan oleh lingkup kerajaan(yuliawati.dw,2012). Hingga saat ini hampir seluruh masyarakat masih menyelenggarakan ritual-ritual tersebut, terutama ritual keluarga dalam bentuk ritual upacara pernikahan dan upacara persembahan. Kesetiaan, kepatuhan, kesolehan serta rasa terima kasih orang Korea terhadap lelulurnya terekspresikan lewat berbagai ritual, terutama upacara persembahan yang mereka lakukan secara rutin dua kali setiap tahunnya yang dikenal dengan sebutan Charye. Charye ( 차례, 茶禮 ) merupakan salah satu ritual peringatan leluhur yang telah dilakukan selama ribuan tahun di Korea. Ritual peringatan Charye dilaksanakan berdasarkan pengaruh dari ajaran Buddha dan paham Konfusianisme (Claudia.YK,2011). Charye hanya diperingati dua kali dalam setahun pada saat perayaan dua hari raya besar di korea yaitu pada saat perayaan tahun baru lunar dan perayaan Chuseok. Ritual peringatan leluhur charye pada kedua hari raya besar ini, dalam sisi ritual tidak ada perbedaan namun yang membedakannya adalah makanan yang dipersembahkan pada saat ritual tersebut. Makanan yang dipersemba hkan pada saat charye perayaan tahun baru lunar berupa sup kue beras atau yang dikenal dengan sebutan Tteokguk ( 떡국 / 年糕汤 ), sedangkan makanan yang dipersembahkan pada saat Charye perayaan Chuseok berupa makanan-makanan hasil panen dan olahannya yang masih segar seperti nasi, buah-buahan, kue serta minuman alkohol. ( 佚名,2010) Pada hari raya Chuseok, Charye dilakukan di rumah pada pagi hari dan seluruh keluarga harus mengenakan pakaian tradisional mereka melakukan ritual peringatan untuk nenek moyang

6 mereka. Charye biasanya dilakukan untuk memperingati dan menghormati leluhur dengan periode empat generasi sebelumnya(aran.han,2008). Makna dari Charye adalah untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa para leluhur serta memohon perlindungan untuk keturunan sanak keluarga agar senantiasa dilindungi dan diberkati oleh para leluhur. Bagi para keturunan silsilah keluarga, mereka selalu percaya bahwa roh para leluhur mereka masih hidup dan selalu melindungi mereka. Oleh sebab itu, mereka sangat menghormati nenek moyang mereka dengan cara mempersiapkan makanan khusus untuk menjamu mereka di altar persembahan. Sebelum masuknya paham Konfusianisme ke Korea ritual persembahan dilakukan berdasarkan kepercayaan Shamanisme( 孙雪岩,2010). Pada saat itu ritual persembahan dilakukan pada saat bulan purnama dengan tujuan mengucap rasa syukur atas keberhasilan panen serta memohon panen yang melimpah untuk masa panen yang akan datang kepada para leluhur dan para roh-roh yang dipercaya senantiasa memberkati mereka. Dalam ritual persembahan tersebut mereka menggunakan Shaman sebagai mediator untuk menghubungkan komunikasi mereka dengan para roh. Namun, setelah masuknya paham Konfusianisme di korea praktek ritual yang dipimpin oleh seorang Shaman tersebut sudah bergeser dan jarang dipraktekan lagi di berbagai ritual persembahan. Pada ritual persembahan yang dilakukan pada saat ini penghormatan kepada leluhur dilambangkan dengan sebuah papan arwah yang bertuliskan nama leluhur mereka dengan urutan empat generasi sebelumnya(yuliawati.dw,2012). Selain memberikan pemujaan dan persembahan makanan kepada para leluhur pada pagi hari, masyarakat korea juga harus mengunjungi dan melakukan ritual persembahan di makam leluhur mereka yang dikenal dengan sebutan Seongmyo( 성묘 / 掃墓 ). Berbeda dengan Charye yang melakukan ritual persembahan untuk mengenang empat generasi leluhur sebelumnya, Seongmyo dilakukan untuk mengenang para leluhur dengan periode lima atau lebih generasi sebelumnya. Seongmyo biasanya dilakukan setelah ritual Charye selesai dilaksanakan. Seluruh keluarga pergi bersama-sama mengunjungi makam leluhur mereka dengan membawa makanan olahan hasil panen, buah-buahan serta minuman alkohol dan dipersembahkan di depan makam leluhur mereka. Seluruh keluarga bersujud melakukan penghormatan di depan makam leluhur mereka seperti layaknya mereka melakukan penghormatan kepada orang tua dan senior mereka yang masih hidup. Selain mengunjungi makam dan melakukan persembahan serta penghormatan kepada para leluhur, mereka juga membersihkan rumput-rumput yang ada di sekitar makam leluhur mereka yang dikenal dengan sebutan Beolcho ( 벌초 / 伐草 ). Kegiatan membersihkan makam ini biasanya dilaksanakan seminggu maupun sehari sebelum perayaan Chuseok. Kebiasaan ini dianggap sebagai tugas dan ekspresi pengabdian serta menghormati satu keluarga. (Junglim.Kim,2009) Kegiatan mengunjungi makam leluhur seperti yang terdapat di perayaan Chuseok Korea juga terdapat di negara Tiongkok. Di Tiongkok kegiatan serupa dirayakan secara terpisah dan menjadi perayaan tersendiri. Di Tiongkok kegiatan Seongmyo dan Beolcho ini dikenal dengan sebutan Qingming Festival ( 清明节 / qīng míng jié). Qingming festival merupakan ritual tahunan etnis Tiongkok untuk bersembahyang dan ziarah ke kuburan sesuai dengan ajaran Konfusianisme. Festival ini biasanya jatuh pada tanggal 4 atau 5 bulan ke-4 sesuai dengan penanggalan kalender lunar. Festival ini dicetuskan oleh kaisar XuanZhong dari Dinasti Tang ( 唐玄宗 / Táng xuánzōng). pada tahun 732. Beliau menilai kebiasaan rakyatnya terlalu sering memaksakan diri untuk mengadakan upacara pemujaan leluhur dengan cara yang terlalu mahal dan rumit. Melihat kondisi tersebut kaisar menitahkan sejak saat itu upacara pemujaan untuk para leluhur cukup dilakukan pada pertengahan musim semi saja dengan cara mengunjungi kuburan nenek moyang pada hari Qingming ( 林继富, 苏日娜,2008). Bagi orang Tiongkok, hari Qingming merupakan suatu hari untuk mengingat dan menghormati nenek moyang mereka. Setiap orang berdoa di depan nenek moyang, menyapu dan membersihkan area di sekitar makan serta bersembahyang dengan melakukan persembahan makanan, teh, arak, dupa, kertas sembahyang sebagai bentuk hormat kepada nenek moyang mereka. Masuknya ajaran Buddha dan Konfusianisme dari Tiongkok memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat Korea. Hal ini dapat terlihat pada pengaruh ritual peringatan leluhur Charye,Seongmyo dan Beolcho dari sisi pelaksanaan dan makna dibalik ritual tersebut. Meskipun demikian, masyarakat korea hingga saat ini tetap berlandaskan kepercayaan tradisional mereka (Shamanisme) dalam melakukan ritual persembahan, dimana mereka percaya bahwa roh nenek moyang mereka selalu hidup dan senantiasa berada di samping mereka Akulturasi budaya Tiongkok pada pakaian tradisional wanita Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan 6

7 7 Kerjasama antara Dinasti Tang dengan Silla Bersatu yang berawal dari aliansi perang membuat Dinasti Tang dan Silla Bersatu melanjutkan kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, hubungan dagang, dan budaya. Budaya Dinasti Tang mempengaruhi budaya Silla Bersatu, salah satu contohnya dalam bidang pakaian tradisional. Di korea, pada masa tiga kerajaan, wanita dari kalangan bangsawan memakai baju seukuran pinggang yang diikat di pinggang dengan celana panjang yang tidak ketat yang dilapisi rok berukuran panjang di bagian luar, serta memakai jubah seukuran pinggang yang diikatkan di pinggang. ( 许婷婷 邝海宝,2011) Berbeda halnya dengan pakaian wanita pada jaman Dinasti Tang, pakaian wanita Dinasti Tang anggun dan bermartabat, terbuat dari bahan yang bermutu bagus seperti bahan sutra. Bahan ini memberikan satu perasaan yang sabar dan tenang kepada orang yang memakainya dan memperlihatkan aura kecantikan wanita(liming Wei,2010). Pada pakaian wanita Dinasti Tang mereka memakai rok yang sangat panjang hingga menutupi bagian dada dan diikatkan dengan menggunakan sebuah tali di bagian dada yang memberikan kesan menonjol dan seksi. Pada bagian luar memakai pakaian tipis yang berbentuk jubah pendek berlengan panjang. Pakaian tradisional wanita Korea berubah setelah menerima pengaruh dari Dinasti Tang. Rok untuk wanita korea berubah naik sampai setinggi dada yang membuat kesan wanita terlihat lebih tinggi dan mulai menggunakan bahan sutra dengan mengikuti gaya pakaian wanita Dinasti Tang. Pakaian tersebut dipakai di seluruh lapisan masyarakat Korea, mulai dari kaum bangsawan hingga rakyat jelata. Akan tetapi, mereka tetap mempertahankan gaya khas pakaian tradisional mereka dengan mempertahankan keindahan corak-corak garis yang sederhana dan indah. Corak garis di Korea melambangkan kebijaksanaan dan kesucian yang dimiliki oleh wanita Korea. Perubahan yang terjadi merupakan salah satu contoh proses akulturasi antara Dinasti Tang dengan Silla Bersatu membuktikan pengaruh Dinasti Tang sangatlah besar pada jaman Silla Bersatu sehingga membuat Korea menyerap budaya pakaian tradisional Dinasti Tang. Pada jaman sekarang, pakaian tradisional Korea sudah tidak digunakan untuk keperluan sehari-hari melainkan hanya dipakai pada saat perayaan penting seperti pada saat perayaan tahun baru dan perayaan Chuseok. Pada saat perayaan Chuseok, seluruh keluarga wajib mengenakan pakaian tradisional mereka yang kini dikenal dengan sebutan Hanbok ( 한복 / 韓服 ). Kebiasaan ini dikenal sebagai Chuseokbim ( 추석빔 ) yang memiliki arti menghiasi penampilan diri dengan pakaian baru untuk menyambut pesta(tnakl,2003). Pada saar Chuseok hanbok dikenakan pada saat ritual penyembahan leluhur Charye dan Seongmyo Akulturasi budaya Tiongkok pada makanan sesajian wajib Festival Pertengahan Musim Gugur di Korea Selatan Festival Pertengahan Musim Gugur pada umumnya identik dengan kue bulan. Di Tiongkok kue bulan menjadi sajian wajib pada perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur. Kue bulan biasanya menjadi penganan sesajian pada persembahan dan penghormatan pada leluhur serta penyembahan terhadap bulan di Tiongkok. Kue bulan Tiongkok berbentuk bundar bulat seperti layaknya bentuk bulan. Kue bulan Tiongkok berukuran kurang lebih 10 cm dengan tebal diameter 3 hingga 4 cm( 佚名,2010). Kue bulan Tiongkok terdiri dari berbagai macam variasi rasa, diantaranya kacang wijen, kacang mete, kacang hitam, kacang tanah, serta kombinasi kacang hitam dengan kismis, dan kacang hitam dengan telur asin. Di Tiongkok kue bulan melambangkan kebulatan dan keutuhan. Jika di Tiongkok terdapat kue bulan, di Korea juga memiliki sajian wajib yang disajikan pada saat Festival Pertengahan Musim Gugur yang dikenal dengan sebutan Songpyeon ( 송편 / 松饼 ). Songpyeon merupakan kue yang terbuat dari tepung beras dengan bentuk bulan sabit yang diisi dengan kacang atau wijen. Kue ini disebut songpyeon karena pada saat dikukus, kue tersebut dilapisi dengan daun pinus sehingga menimbulkan aroma pinus yang sangat harum aromanya(nfmk,2007). Di Korea songpyeon hanya disajikan pada saat perayaan Chuseok yaitu pada saat ritual persembahan Charye dan Seongmyo. Pada jaman dahulu sebelum adanya pengaruh budaya Tiongkok masuk ke Korea, songpyeon hanyalah sebuah kue beras biasa yang tidak memiliki bentuk yang pasti serta tidak memiliki isi seperti songpyeon yang kita ketahui sekarang(suh Cheng Soo,2004). Adanya aliansi perang antara Dinasti Tang dengan Silla Bersatu membuat Budaya Tiongkok masuk ke Korea dan beradaptasi dengan kebudayaan Korea setempat. Budaya Tiongkok secara transparan masuk ke Korea melalui kerjasama-kerjasama yang dilakukan oleh Dinasti Tang dan Silla Bersatu. Budaya Tiongkok yang masuk ke Korea pada saat itu mempengaruhi budaya Korea di berbagai aspek salah satunya pada

8 8 makanan.sesajian pada ritual persembahan. Pada jaman Dinasti Tang, jiaozi merupakan makanan yang populer dan berkembang dalam berbagai ukuran dan bentuk yang artistik serta diisi dengan berbagai kombinasi daging dan sayuran. Jiaozi masuk ke Korea dibawa dari Tiongkok pada jaman Silla Bersatu melalui hadiah yang dibawa dari duta utusan Dinasti Tang ke Silla Bersatu Korea sebagai hadiah. ( 王小甫,2000) Dalam catatan sejarah, sejak jaman tiga kerajaan di Korea terdapat dua simbol bentuk yang melambangkan dua dinasti kerajaan yang terkuat di Korea pada saat itu yaitu Silla dan Baekje. Pada era dinasti Baekje pemerintahan Raja Uija penyampain pesan rahasia dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol dan kata sandi. Simbol bulan purnama dan bulan sabit ditemukan di belakang punggung kura-kura yang melambangkan Baekje sebagai simbol bulan purnama, sedangkan Silla sebagai simbol bulan sabit. Simbol-simbol tersebut memiliki makna ramalan akan jatuhnya pemerintahan Baekje dan bangkitnya Silla. Ramalan tersebut ternyata menjadi kenyataan ketika Baekje dikalahkan oleh Silla dalam perang. Sejak saat itu, masyarakat Korea mulai mengacu pada bentuk bulan sabit sebagai indikator kemenangan dan masa depan yang cerah. (Suh Cheng Soo,2004) Untuk memperingati keberhasilan Silla dalam peperangan melawan Baekje yang dibantu dengan aliansi dari Dinasti Tang Tiongkok, mulai saat itu masyarakat Korea memperbaharui kue sesajian ritual persembahan sebagai rasa terima kasih dalam bentuk bulan sabit terutama pada saat perayaan Chuseok. Hal tersebut mereka lakukan dengan harapan mendapatkan keberuntungan dan hasil panen yang berlimpah di tahun berikutnya. Untuk menghormati Dinasti Tang Tiongkok yang sudah berjasa membantu Silla dalam melawan Baekje, kue sesajian ritual persembahan dibentuk menyerupai pembuatan jiaozi yang merupakan makanan populer Dinasti Tang yang dibawa ke Silla Bersatu Korea. Kue sesajian untuk ritual persembahan yang pada awalnya tidak memiliki bentuk yang pasti dan tidak memiliki isi, saat ini sudah dibentuk seperti bulan sabit dan diisi dengan kacang atau wijen menyerupai bentuk jiaozi di Tiongkok. Meski dalam cara pembuatan dan bentuknya mengapdosi budaya dari Tiongkok akan tetapi mereka tetap mempertahankan ciri khas makanan mereka yaitu bahan kulit kue yang digunakan tetap menggunakan bahan kue yang terbuat dari tepung beras seperti kue sesajian ritual persembahan pada awalnya, serta mereka mempertahankan ciri khas pada makanannya yang kuat akan warna pada penataan dan penggunaan bahan-bahan alami dalam memberikan warna pada makanan yang disajikan. Kue sesajian ritual persembahan yang telah berubah bentuk tersebut dipertahankan hingga saat ini di Korea yang dikenal dengan sebutan songpyeon. Seiring perkembangan jaman, isi dari songpyeon pun berkembang menjadi beraneka ragam diantaranya biji wijen, kacang hitam, kayu manis, kacang pinus, walnut, cokelat, jujube, daging, dan madu. Pada saat malam sebelum Chuseok, semua anggota keluarga akan duduk bersama membuat songpyeon sambil melihat bulan purnama. Menurut mitos yang ada, bagi orang yang dapat membuat songpyeon yang indah bentuknya dipercaya akan menemukan pasangan hidup yang baik atau melahirkan bayi yang cantik( 孙雪岩,2010). Adanya mitos ini membuat masyarakat korea berlombalomba membuat songpyeon dengan bentuk yang paling indah. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan penulis dapat dibuktikan bahwa Dinasti Tang adalah dinasti yang paling berjaya dan paling kuat di Tiongkok sehingga dapat mempengaruhi budaya negara-negara lain di sekitarnya. Kerjasama antara Dinasti Tang dengan Silla Bersatu yang berawal dari aliansi perang membuat Dinasti Tang dan Silla Bersatu melanjutkan kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, hubungan dagang, dan budaya. Melalui kerjasama-kerjasama yang terjalin antara Dinasti Tang dengan Silla bersatu membuat hubungan kedua negara tersebut terjalin sangat erat. Dinasti Tang Tiongkok terkenal akan sistem politik pemerintahan yang etis, teratur dan maju dan mengalami kemajuan dalam berbagai aspek seperti perdagangan, agama, budaya dan kesenian. Melihat keberhasilan Dinasti Tang Tiongkok, Silla Bersatu yang pada saat itu juga merupakan kerajaan yang mencapai puncak kejayaannya mulai mengadopsi konfusianisme sebagai ideologi negara serta budaya-budaya yang berkembang dari Dinasti Tang Tiongkok. Hal tersebut dilakukan oleh Silla Bersatu dengan tujuan menjadikan negaranya teratur dan maju seperti Dinasti Tang Tiongkok. Budaya Dinasti Tang yang diserap oleh Silla Bersatu pada saat itu tidak seluruhnya diterima dan diterapkan secara langsung dalam masyarakat,melainkan kebudayaan yang diserap disesuaikan dengan kondisi keadaan negara Silla Bersatu pada saat itu. Budaya Tiongkok yang diserap oleh Silla

9 9 Bersatu terlihat jelas pada tata cara perayaan hari besar Chuseok yang dipertahankan hingga saat ini. Budaya Tiongkok yang diserap oleh Silla Bersatu pada perayaan Chuseok dapat terlihat pada ritual persembahan, pakaian tradisional wanita yang dikenakan pada saat perayaan, serta makanan sesajian wajib pada perayaan tersebut. Proses akulturasi yang terjadi pada tata cara perayaan Chuseok tersebut membuktikan bahwa negara Korea pada jaman Silla Bersatu mendapat pengaruh yang sangat besar dari Dinasti Tang Tiongkok. Saran Penulis berharap melalui penulisan ini dapat membuat setiap pembaca mengerti lebih dalam bagaimana proses akulturasi budaya Tiongkok mempengaruhi budaya negara lain, khususnya negara Korea Selatan pada tata cara perayaan hari besarnya, dan dapat menjadi sebuah referensi untuk penelitian yang sama atau yang sejenis. REFERENSI 王小甫. 统一新罗在东亚世界中的地位 八九世纪唐代与新罗关系论 [D]. 北京 : 北京大学历史系,2000. 许婷婷 邝海宝. 浅析中朝传统服装的文化变迁 唐装与韩服的对比 [D]. 雅加达 : 建国大学中文系,2011. 李东秦. 中秋节与月祭拜 [D]. 湖北 : 中南民族大学民数学,2011. 杨琳. 中国传统节日文化 [M]. 北京 : 宗敎文化出版社,2000. 韩鉴堂. 中国文化 [M]. 北京 : 北京语言大学出版社,2005. 安廷山, 祝君, 安波. 中国民族民俗博物馆概论 [M]. 北京 : 紫禁城出版社,2009. 駱思嘉. 中外文化交流 [M]. 江苏 : 雜志社,2009. 林继富, 苏日娜. 民间信仰与民俗生活 [M]. 北京 : 中央民族大学出版社,2008. 孙雪岩. 中韩中秋节史科呈现及文化比较 [D]. 北京 : 中央民族大学民族学与社会学学院,2010 北京语言文化大学. 唐朝与新罗 [Z] /07/05 張厚耀. 韓國人中秋節掃墓 [Z] / 韩国传统节日 -- 中秋 [Z] / /24 中秋节的当代意义 [Z] / 佚名. 韩国中秋节传统食品 [Z] /2015/05/28 培华教育集团 韩国中秋节的传统 [Z] / ( 秋夕 )- 韩国的中秋节 [Z] / 韩国中秋节简介 [Z] / 中秋节的汗青流传 变更及现代意义 [Z] / Liao, Sabrina. (2001). Chinese Astrology. New York, USA : Grand Central Publishing Simon C, Kim. (2013). Memory and Honor. America : Liturgical Press Suh cheng, Soo.( 2004). An Encyclopedia of Korean Culture. Seoul, Korea : Center for Globalization of Korean Language and Culture TNAKL.(2003). An Illustrated Guid to Korean Culture. Seoul, Korea : Hakgojae Publishing Co.

10 10 Liming,Wei.(2010). Chinese Festivals Traditions,Customs and Rituals. Seoul,Korea: China Intercontinental Press Song-Oak,Lee.(2009). Korean Language and Culture.Seoul,Korea: SOTONG NFMK.(2007). Encyclopedia of Korean Seasonal Customs.Seoul,Korea: 길잡이미디어 Ruru,Zhou. (2014). The History and Origins of Mid-Autumn Festival,access by from Aran,Han.(2008). Chuseok Korea s Thanksgiving Day, access by from Junglim,Kim.(2009). Chuseok: The Korean Thanksgiving Celebration.The Jeju Weekly access by 2015/06/15 from Japardi, Johan. (2008). Mitos dan Legenda China. Jakarta : PT Gramedia Pustaka. Utama Koentjaraningrat.(2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Claudia, YK.(2011).Pengaruh Ajaran Buddha dan Konfusianisme Terhadap Tata Cara dan Makna Ritual Pemakaman dan Peringatan Arwah Dalam Masyarakat Korea. Depok : Universitas Indonesia. Yuliawati, DW.(2012).Sekilas Tentang Shamanisme dan Konfusianisme di Korea.Fakultas Ilmu Budaya Korea. Yogyakarta : UGM. RIWAYAT PENULIS Juniana lahir di kota Jakarta pada 24 Juni Penulis menamatkan pendidikan SMA di Sekolah Chandra Kusuma pada tahun Sri Haryanti lahir di Semarang pada tanggal 11 Juli Penulis menamatkan pendidikan Strata 1 Universitas Dharma Persada pada tahun 1998, menamatkan pendidikan Strata 2 di Si Chuan Normal University pada tahun Saat ini penulis bekerja sebagai SCC Skill Umum pada jurusan Sastra China di Universitas Bina Nusantara, aktif di jurnal Lingua Cultura Universitas Bina Nusantara sebagai penyunting pelaksana.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara mempunyai kebudayaan yang khas yang dimiliki dari negara tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap kebudayaan memiliki sistem religi atau sistem kepercayaan, termasuk dalam kebudayaan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa selalu melestarikan kebudayaan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetensi dan persaingan di segala bidang industri sekarang ini semakin tinggi. Dibutuhkan suatu perubahan baik itu gaya hidup, kepribadian maupun kreativitas

Lebih terperinci

Kebanyakan responden menganggap orang Indonesia sangat ramah dan hangat.

Kebanyakan responden menganggap orang Indonesia sangat ramah dan hangat. 6 3. Kesan Orang China Terhadap Orang Indonesia 15% 10% 5% Ramah Tidak teratur Lugu Berani 70% Kebanyakan responden menganggap orang Indonesia sangat ramah dan hangat. Mereka tidak mengucilkan orang asing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

Kata Kunci :Tionghoa-Indonesia; Marga; Tionghoa; Etnis Tionghoa - Indoneisa

Kata Kunci :Tionghoa-Indonesia; Marga; Tionghoa; Etnis Tionghoa - Indoneisa ABSTRAKSI Tionghoa-Indonesia adalah salah satu etnis di Indonesia yang asal usul mereka dari Tiongkok.Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI BU DAN MEI

ANALISIS PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI BU DAN MEI ANALISIS PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI BU DAN MEI Angely Setiawan, Reina Juwita, Fu Ruomei Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek).

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendengar istilah Tahun Baru Imlek tentu semua orang sudah tidak asing lagi, ini dikarenakan Tahun Baru Imlek adalah sebuah tradisi yang tentunya sudah semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai halhal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perayaan-perayaan hari raya tradisi di masyarakat Tionghoa mulai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perayaan-perayaan hari raya tradisi di masyarakat Tionghoa mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perayaan-perayaan hari raya tradisi di masyarakat Tionghoa mulai diperkenalkan secara global. Mulai dari Imlek, Cap Go Meh, dan lain-lain. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinasti Táng (618-906 AD) sangat terkenal dengan karya sastranya, salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan, pesan tak langsung,

Lebih terperinci

Analisis Tradisi Perayaan Dongzhi Masyarakat Cina benteng di Tangerang

Analisis Tradisi Perayaan Dongzhi Masyarakat Cina benteng di Tangerang 1 Analisis Tradisi Perayaan Dongzhi Masyarakat Cina benteng di Tangerang Steven Rusny, Reki Gunawan, Sugiato Lim Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-5327630 stevenrusny@hotmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tiongkok adalah negara besar yang terkenal di seluruh dunia dan memiliki Tembok Besar (Great Wall) yang diakui sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Tiongkok merupakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di Jepang banyak terdapat perayaan, festival, maupun ritual-ritual yang dilakukan setiap tahunnya. Biasanya setiap perayaan tersebut memiliki suatu makna tertentu.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TIONGHOA KRISTEN di JAKARTA TERHADAP PERAYAAN IMLEK CITRA KUSTIMA STELLA NOVARIE

PANDANGAN MASYARAKAT TIONGHOA KRISTEN di JAKARTA TERHADAP PERAYAAN IMLEK CITRA KUSTIMA STELLA NOVARIE UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Humaniora Jurusan Sastra China Tugas Akhir Sarjana Strata-1 Semester Genap 2013/2014 PANDANGAN MASYARAKAT TIONGHOA KRISTEN di JAKARTA TERHADAP PERAYAAN IMLEK CITRA KUSTIMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan kaya akan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kemajuan media informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di Indonesia, merupakan suatu kelompok masyarakat yang penuh dengan segala macam legenda, misteri, dan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan Bab 5 Ringkasan Skripsi Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan sendiri memiliki arti sebagai pedoman yang menyeluruh bagi kehidupan masyarakat yang memiliki budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampion adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas dengan lilin di dalamnya. Lampion yang lebih rumit dapat terbuat dari rangka bambu dibalut dengan kertas

Lebih terperinci

ANALISA PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI KATA TABU DAN EUFEMISME DALAM BUDAYA CINA

ANALISA PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI KATA TABU DAN EUFEMISME DALAM BUDAYA CINA 1 ANALISA PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI KATA TABU DAN EUFEMISME DALAM BUDAYA CINA Jeane Clinton, Fu Ruomei Jurusan Sastra China Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan, Palmerah,

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Peran Sempoa Sebagai Media Ajar Mental Aritmatika

ABSTRAK. : Peran Sempoa Sebagai Media Ajar Mental Aritmatika ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Livia Agustia : Sastra China : Peran Sempoa Sebagai Media Ajar Mental Aritmatika Skripsi ini membahas peran sempoa sebagai media ajar mental aritmatika, serta manfaat

Lebih terperinci

Pemujaan Lehulur di Rumah Etnis Tionghoa Surabaya. Olivia dan Steffi Putri Rahardjo Program Studi Sastra Tionghoa Universitas Kristen Petra.

Pemujaan Lehulur di Rumah Etnis Tionghoa Surabaya. Olivia dan Steffi Putri Rahardjo Program Studi Sastra Tionghoa Universitas Kristen Petra. 117 马大华人文学与文化学刊 Journal of Chinese Literature and Culture Olivia dan Steffi Putri Rahardjo Program Studi Sastra Tionghoa Universitas Kristen Petra. Abstrak Masyarakat Tionghoa termasuk masyarakat yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Kaniya Capriani

ABSTRAK. : Kaniya Capriani ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Kaniya Capriani : Sastra China : Persamaan dan Perbedaan Pada Sung Ciu LieMasyarakat Tionghoa Bangka Puak Hakkadan Seserahan Masyarakat Sunda di Komplek Perumahan Bumi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 天公 Secara umum, orang Tionghoa biasa menyebut Tuhan Yang Maha Esa sebagai Thian Kong (Tian Gong) atau Thi Kong, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Siang Te

Lebih terperinci

ANALISIS FILOSOFI RANCANGAN MAKAM TIONGHOA DI KABUPATEN BENGKALIS - RIAU

ANALISIS FILOSOFI RANCANGAN MAKAM TIONGHOA DI KABUPATEN BENGKALIS - RIAU 1 ANALISIS FILOSOFI RANCANGAN MAKAM TIONGHOA DI KABUPATEN BENGKALIS - RIAU Juwita Gunawan Wijaya, Ningsih, Sugiato Lim Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir/45, Palmerah, Jakarta barat, 021-53276730 Xin_jufenny@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat dalam Jidai matsuri, berdasarkan empat unsur penting dalam matsuri yang sesuai dengan konsep Shinto. Empat

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENYEBAB FRUSTASI XIANG ZI DALAM NOVEL LUOTUO XIANG ZI KARYA LAO SHE

ANALISA FAKTOR PENYEBAB FRUSTASI XIANG ZI DALAM NOVEL LUOTUO XIANG ZI KARYA LAO SHE ANALISA FAKTOR PENYEBAB FRUSTASI XIANG ZI DALAM NOVEL LUOTUO XIANG ZI KARYA LAO SHE MARDASA Binus University, Jakarta, DKi Jakarta, Indonesia Abstraksi Xiang Zi adalah tokoh utama penting dalam novel Luotuo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang mengatakan bahwa pakaian yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja namun pakaian tradisional juga dapat

Lebih terperinci

PENGUASAAN KONSONAN BAHASA CHINA MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT 1 DAN 4 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PENGUASAAN KONSONAN BAHASA CHINA MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT 1 DAN 4 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGUASAAN KONSONAN BAHASA CHINA MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT 1 DAN 4 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Theresia Yuliana, Yolita Yosuari, Temmy Universitas Bina Nusantara Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TRADISI MAN YUE MASYARAKAT TOTOK DAN MASYARAKAT PERANAKAN DI JAKARTA BARAT RINGKASAN ISI

PERBANDINGAN TRADISI MAN YUE MASYARAKAT TOTOK DAN MASYARAKAT PERANAKAN DI JAKARTA BARAT RINGKASAN ISI PERBANDINGAN TRADISI MAN YUE MASYARAKAT TOTOK DAN MASYARAKAT PERANAKAN DI JAKARTA BARAT RINGKASAN ISI Jessica Gozali, Mery Megawaty, Andyni Khosasih Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah,

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 Cewek mana yang nggak suka dikasih cokelat dan bunga? Apalagi kalau dikasihnya sama pacar pas hari valentine. Pasti ceweknya langsung klepek-klepek kayak ikan yang ditaroh padang pasir. Yang

Lebih terperinci

Laba Festival 新年快乐! Chinese Red Envelopes Angpao. Chinese New Year Delicacies. Chinese New Year Preparation & Celebration

Laba Festival 新年快乐! Chinese Red Envelopes Angpao. Chinese New Year Delicacies. Chinese New Year Preparation & Celebration 新年快乐! Tahun ini, Chinese New Year jatuh pada Jumat, 16 Februari 2018, dan perayaannya berlangsung selama 16 hari sejak malam tahun baru. Di China, tahun baru Imlek diperingati sebagai hari libur nasional.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GAMBANG KROMONG TERHADAP MASYARAKAT DI PASAR PERUMPUNG DI TINJAU DARI ASPEK SOSIOKULTURAL

ANALISIS PENGARUH GAMBANG KROMONG TERHADAP MASYARAKAT DI PASAR PERUMPUNG DI TINJAU DARI ASPEK SOSIOKULTURAL ANALISIS PENGARUH GAMBANG KROMONG TERHADAP MASYARAKAT DI PASAR PERUMPUNG DI TINJAU DARI ASPEK SOSIOKULTURAL Yulia, Metta Dewi, Andyni Khosasih BINUS UNIVERSITY, JL. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan

Lebih terperinci

SURVEI DAN ANALISIS PROFESI LULUSAN SASTRA CHINA BINUS UNIVERSITY TAHUN

SURVEI DAN ANALISIS PROFESI LULUSAN SASTRA CHINA BINUS UNIVERSITY TAHUN SURVEI DAN ANALISIS PROFESI LULUSAN SASTRA CHINA BINUS UNIVERSITY TAHUN 2009-2012 Emita, Henny Suryani, Fu Ruomei BINUS University, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Palmerah, Jakarta Barat/021-53276730

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

ANALISIS PANDANGAN MAHASISWA/I TIONGHOA TERHADAP KEPERAWANAN DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISIS PANDANGAN MAHASISWA/I TIONGHOA TERHADAP KEPERAWANAN DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS PANDANGAN MAHASISWA/I TIONGHOA TERHADAP KEPERAWANAN DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Merlysa, Sanny, Cendrawaty Tjong Universitas Bina Nusantara,Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Sejarah dan Peranan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kabupaten Cianjur

ABSTRAK. : Sejarah dan Peranan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kabupaten Cianjur ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Margaretha Andyana : S-1 Sastra China : Sejarah dan Peranan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kabupaten Cianjur Skripsi ini membahas sejarah dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan pengaruh di kalangan penduduk di Indonesia umumnya (hlm. 213). Tradisi sebagai salah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Nama : TIFFANY Progam Studi : Sastra China Judul : EKSISTENSI TATUNG DALAM PERAYAAN FESTIVAL CAP GO MEH KOTA SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT

ABSTRAK. Nama : TIFFANY Progam Studi : Sastra China Judul : EKSISTENSI TATUNG DALAM PERAYAAN FESTIVAL CAP GO MEH KOTA SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT ABSTRAK Nama : TIFFANY Progam Studi : Sastra China Judul : EKSISTENSI TATUNG DALAM PERAYAAN FESTIVAL CAP GO MEH KOTA SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT Singkawang adalah sebuah kota yang terletak di Kalimantan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN SMK SANTA THERESIA

IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN SMK SANTA THERESIA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Humaniora Jurusan Sastra China Tugas Akhir Sarjana Strata-1 Semester Genap 2013/2014 IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN SMK SANTA THERESIA

Lebih terperinci

Written by Administrator Monday, 14 September :25 - Last Updated Monday, 14 September :28

Written by Administrator Monday, 14 September :25 - Last Updated Monday, 14 September :28 Tradisi Ultah di Beberapa Negara Tiap negara punya menu khusus untuk merayakan ulang tahun. Menu itu biasanya turun-temurun terus berjalan. Misal, di Indonesia setiap ulang tahun orang menyediakan tumpeng.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain yaitu teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam suku bangsa atau kelompok etnik dan ras yang tersebar diseluruh bagian penjuru Indonesia. Banyaknya suku bangsa

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT MATA KULIAH ETIKA BISNIS TERHADAP APLIKASI KERJA ALUMNI BINUS UNIVERSITY DI PERUSAHAAN CHINA

ANALISIS MANFAAT MATA KULIAH ETIKA BISNIS TERHADAP APLIKASI KERJA ALUMNI BINUS UNIVERSITY DI PERUSAHAAN CHINA ANALISIS MANFAAT MATA KULIAH ETIKA BISNIS TERHADAP APLIKASI KERJA ALUMNI BINUS UNIVERSITY DI PERUSAHAAN CHINA Christina, Giovani, Yi Ying Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA BETAWI PADA MAKANAN KHAS IMLEK DI JAKARTA

PENGARUH BUDAYA BETAWI PADA MAKANAN KHAS IMLEK DI JAKARTA PENGARUH BUDAYA BETAWI PADA MAKANAN KHAS IMLEK DI JAKARTA Felicia Khoesvilianty, Jane Oktaviani, Lydia Anggreani Jurusan Sastra China, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara Jl. Kemanggisan Ilir

Lebih terperinci

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah RINGKASAN SUSHI Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi

Lebih terperinci

1. Latar Belakang Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian

1. Latar Belakang Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak akan lepas dari penggunaan bahasa dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menggunakan bahasa manusia akan lebih leluasa dalam berinteraksi dengan masyarakat

Lebih terperinci

Abstrak. :Jovita Priatnawati

Abstrak. :Jovita Priatnawati Abstrak Nama Program Studi Judul :Jovita Priatnawati :S1 Sastra China :Analisis Pemahaman Mahasiswa Tingkat Atas Jurusan Bahasa Mandarin terhadap Tata Bahasa Mandarin Klasik yang Digunakan dalam Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Tionghoa adalah salah satu kelompok masyarakat yang mendiami wilayah Indonesia dan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16.

Lebih terperinci

Kajian Perhiasan Tradisional

Kajian Perhiasan Tradisional Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis kesalahan, suoyou, yiqie, tata bahasa Bahasa Mandarin. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis kesalahan, suoyou, yiqie, tata bahasa Bahasa Mandarin. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Nama : Novica Servia Program Studi : S-1 Sastra China Judul : Analisis Kesalahan Pemakaian Kata Suoyou ( 所有 ) dan Yiqi e ( 一切 ) pada Mahasiswa D-3 Bahasa Mandarin Universitas K risten Maranatha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang berbeda. Ini menjadi variasi budaya yang memperkaya kekayaan budaya bangsa Indonesia. Budaya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota

Lebih terperinci

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA CINA PADA BANGUNAN MASJID CHENG HOO DAN PERAYAAN HARI RAYA CINA DI KEHIDUPAN JEMAAT

AKULTURASI BUDAYA CINA PADA BANGUNAN MASJID CHENG HOO DAN PERAYAAN HARI RAYA CINA DI KEHIDUPAN JEMAAT AKULTURASI BUDAYA CINA PADA BANGUNAN MASJID CHENG HOO DAN PERAYAAN HARI RAYA CINA DI KEHIDUPAN JEMAAT Audilia Stefani, Erwin, Cendrawaty Tjong Binus University, JL. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

PERAYAAN QI YUE BAN DI PONTIANAK SEBAGAI WUJUD PERPADUAN BUDAYA QI YUE BAN CHINA DENGAN BUDAYA LOKAL

PERAYAAN QI YUE BAN DI PONTIANAK SEBAGAI WUJUD PERPADUAN BUDAYA QI YUE BAN CHINA DENGAN BUDAYA LOKAL PERAYAAN QI YUE BAN DI PONTIANAK SEBAGAI WUJUD PERPADUAN BUDAYA QI YUE BAN CHINA DENGAN BUDAYA LOKAL Yenny Febriana, Brigita, Mariana Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Survei Pengenalan Aksara Han Tradisional 繁体字 (Fanti Zi)pada Pembelajar Bahasa Mandarin

ABSTRAK. : Survei Pengenalan Aksara Han Tradisional 繁体字 (Fanti Zi)pada Pembelajar Bahasa Mandarin ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Rian Juhandi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Tradisional 繁体字 (Fanti Zi)pada Pembelajar Bahasa Mandarin Bahasa Mandarin memiliki dua jenis aksara yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

ANALISIS KENDALA PEMBELAJARAN KATA BANTU BILANGAN BAHASA MANDARIN BESERTA SOLUSINYA

ANALISIS KENDALA PEMBELAJARAN KATA BANTU BILANGAN BAHASA MANDARIN BESERTA SOLUSINYA ANALISIS KENDALA PEMBELAJARAN KATA BANTU BILANGAN BAHASA MANDARIN BESERTA SOLUSINYA Rosemary Sylvia Chinese Department, Bina Nusantara University, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah,

Lebih terperinci

Workshop Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Sumba Barat Daya Prov. Nusa Tenggara Timur

Workshop Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Sumba Barat Daya Prov. Nusa Tenggara Timur Workshop Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Sumba Barat Daya Prov. Nusa Tenggara Timur Latar Belakang Verifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara multietnis yang setiap etnisnya tersebar hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Setiap etnis yang ada di Indonesia memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang terdiri dari berbagai etnis, ras dan budaya yang tersebar di berbagai pulau di seluruh Nusantara. Keberagaman etnis dan budaya

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. BUDI MURNI 3 高三生对第二语言习得分析 (Gāosān shēng duì dì èr yǔyán

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. BUDI MURNI 3 高三生对第二语言习得分析 (Gāosān shēng duì dì èr yǔyán PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN SISWA KELAS XII SMA BUDI MURNI 3 MEDAN BUDI MURNI 3 高三生对第二语言习得分析 (Gāosān shēng duì dì èr yǔyán xí dé fēnxī) SKRIPSI NAMA : JULIANA NOVA WESLY

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep adalah suatu abstraksi untuk menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dengan judul Perayaan Tahun Baru Imlek 2015 di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur yang patut dilestarikan oleh

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA CINA DAN BETAWI DALAM BUSANA PENGANTIN WANITA BETAWI

AKULTURASI BUDAYA CINA DAN BETAWI DALAM BUSANA PENGANTIN WANITA BETAWI AKULTURASI BUDAYA CINA DAN BETAWI DALAM BUSANA PENGANTIN WANITA BETAWI Astrini, Tiara, YiYing Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730 isabella_astrini@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Imlek adalah dialek Hokkian untuk yīnlì 阴历 yang berarti penanggalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Imlek adalah dialek Hokkian untuk yīnlì 阴历 yang berarti penanggalan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imlek adalah dialek Hokkian untuk yīnlì 阴历 yang berarti penanggalan bulan. 1 Menurut Qi Xing dalam bukunya yang berjudul Folk Customs at Traditional Chinese Festivities,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Japanese Art and Popular Culture menyebutkan bahwa daruma adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Japanese Art and Popular Culture menyebutkan bahwa daruma adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut McFarland dalam bukunya Daruma, The Founder of Zen in Japanese Art and Popular Culture menyebutkan bahwa daruma adalah salah satu kunci penting untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai adat dan kebiasaan masing-masing.

Lebih terperinci

KEPERCAYAAN MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA TERHADAP DEWI MA ZU DI LASEM, JAWA TENGAH

KEPERCAYAAN MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA TERHADAP DEWI MA ZU DI LASEM, JAWA TENGAH 1 KEPERCAYAAN MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA TERHADAP DEWI MA ZU DI LASEM, JAWA TENGAH Christie Januari, Rizki Noor Aliya, Sugiato Lim Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya, diantaranya keberagaman dalam bentuk tarian, makanan, budaya, olahraga, dan banyak hal yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang. BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI 2.1 Sejarah Kirigami Seni kerajinan kertas kirigami merupakan salah satu varian dari kerajinan origami. Origami merupakan kerajinan kertas lipat yang terlebih dahulu

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia. Oleh: Thea Sairine (Staf Pengajar Program Studi Bahasa Tionghoa, Universitas Widya Kartika Surabaya)

Bahasa Indonesia. Oleh: Thea Sairine (Staf Pengajar Program Studi Bahasa Tionghoa, Universitas Widya Kartika Surabaya) Kajian kata DA( 大 ) dalam Bahasa Tionghoa dan BESAR dalam Bahasa Indonesia 汉语 印尼语含 大 义词语的异同比 Oleh: Thea Sairine (Staf Pengajar Program Studi Bahasa Tionghoa, Universitas Widya Kartika Surabaya) 提要 : 本文拟以汉语含

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Ishak Filius Lili

ABSTRAK. : Ishak Filius Lili Nama Program Studi Judul : Ishak Filius Lili : S-1 Sastra China ABSTRAK : Perbandingan Peranan dari Buah-Buah Catur pada Catur Tiongkok dan Catur Internasional Skripsi ini memperbandingkan peranan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi

Lebih terperinci

Ucapan Terima Kasih. Jakarta, 16 Agustus Stefanny dan Yenny

Ucapan Terima Kasih. Jakarta, 16 Agustus Stefanny dan Yenny Ucapan Terima Kasih Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pepatah Nasihat China dari Makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aturan yang harus di patuhi untuk setiap suami, istri, anak, menantu, cucu,

BAB I PENDAHULUAN. dan aturan yang harus di patuhi untuk setiap suami, istri, anak, menantu, cucu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upacara kematian etnis Tionghoa ini, terdapat beragam pantangan dan aturan yang harus di patuhi untuk setiap suami, istri, anak, menantu, cucu, buyut

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DAN TINGKAT PENGUASAAN MAHASISWA BINA KALIMAT PERBANDINGAN MANDARIN

ANALISIS KESALAHAN DAN TINGKAT PENGUASAAN MAHASISWA BINA KALIMAT PERBANDINGAN MANDARIN ANALISIS KESALAHAN DAN TINGKAT PENGUASAAN MAHASISWA BINA NUSANTARA TINGKAT Ⅲ TERHADAP KALIMAT PERBANDINGAN MANDARIN Hanuwar, Sylfie, Fu Ruo Mei Jl. Kemanggisan Ilir III/ 45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276739

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang bertempat tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang bertempat tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang bertempat tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Budaya dapat bertahan

Lebih terperinci

ANALISA KESALAHAN PENGGUNAAN KATA SINONIM BAHASA MANDARIN TERHADAP MAHASISWA/I TINGKAT 1 JURUSAN SASTRA CHINA DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISA KESALAHAN PENGGUNAAN KATA SINONIM BAHASA MANDARIN TERHADAP MAHASISWA/I TINGKAT 1 JURUSAN SASTRA CHINA DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISA KESALAHAN PENGGUNAAN KATA SINONIM BAHASA MANDARIN TERHADAP MAHASISWA/I TINGKAT 1 JURUSAN SASTRA CHINA DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Devi Andiko, Yuliana, Fu Ruomei Binus University, Jl. Kemanggisan

Lebih terperinci

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat Sunda Ciamis mempunyai kesenian yang khas dalam segi tarian yaitu tarian Ronggeng Gunung. Ronggeng Gunung merupakan sebuah bentuk kesenian tradisional

Lebih terperinci