RELIABILITAS. RELIABILITAS Page 1
|
|
- Deddy Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RELIABILITAS A. Pengertian Reliabilitas Menurut Sugiono (005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Menurut Sukadji (000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (003) Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jka tes tersebut dapat memberikan hsil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relative sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliable. Berkaitan dengan penilaian, suatu alat penilaian disebut reliabel jika hasil penilaian tersebut relative tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Yang sering ditangkap kurang tepat adalah adanya pendapat bahwa ajeg atau tetap diartikan sebagai sama. Dalam pembicaraan penilaian ini tidak demikian. Ajeg atau tetap tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Jika keadaan Si A mula mula berada lebih rendah dibanding dengan si B, maka jika diadakan pengukuran ulang, si A juga berada lebih rendah dari B. itulah yang dikatakan ajeg atau tetap, yaitu sama dalam kedudukan siswa di antara anggota kelompok yang lain. Tentu saja tidak dituntut semuanya tetap. Besarnya ketetapan itulah menunjukkan tingginya reliabilitas instrumen. RELIABILITAS Page 1
2 Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia. Anderson dan kawan-kawan menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini sangat penting. Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyongkong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebalinya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel. Apa yang dimaksud reliabilitas instrumen riset? Reliabilitas suatu instrumen pengukuran adalah tingkatan konsistensi yang mengukur apakah ini merupakan ukuran. Kualitas ini adalah penting dalam jenis pengukuran. Seseorang yang mempergunakan instrumen pengukuran semacam itu harus mengidentifikasi dan mempergunakan teknik-teknik yang akan membantunya menentukan apa perluasan instrumen pengukurannya yang sesuai dan reliabel. Sebagaimana sebuah cara membedakan konsep reliabilitas dari konsep validitas, hal yang berguna adalah mengidentifikasi kesalahan acak pengukuran. Kesalahan acak adalah kesalahan yang merupakan suatu hasil perubahan yang murni. Kesalahan acak pengukuran mungkin menekan skor subyek dalam persoalan yang tak dapat diprediksi. Reliabilitas adalah mengenai pengaruh kesalahan acak pengukuran dalam konsistensi skor. Namun beberapa kesalahan yang dicakup dalam pengukuran dapat diprediksi atau sistematis. Kegunaan dari reabilitas data adalah untuk mengetahui atau menunjukkan keajekan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Bagaimana Hubungan Antara Validitas Dan Reliabilitas? Validitas adalah sebuah evaluasi terhadap ketepatan interpretasi dan penggunaan hasil asesmen. Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur mampu melakukan fungsi ukurnya. Selain validitas, alat ukur yang baik juga harus reliabel. Oleh karena itu, alat ukur yang baik adalah alat ukur yang valid dan reliabel. Ketetapan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk memperoleh alat ukur yang dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid). Walaupun demikian alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai validitas yang tinggi. Karena tingginya reliabilitas yang RELIABILITAS Page
3 dihasilkan oleh suatu alat ukur jika tidak dibarengi dengan tingginya validitas dapat memberikan informasi yang salah tentang apa yang ingi anda ukur. Sebagai ilustrasi berikut ini disajikan hasil perlombaan memanah yang diikuti oleh Aldi, Reni dan Fano. Dari 10 anak panah yang telah mereka lepaskan diperoleh hasil sebagai berikut : Hasil bidikan siapakah yang tidak valid dan tidak reliabel? Hasil bidikan siapakah yang tidak valid tetapi reliabel? Dan hasil bidikan siapakah yang valid dan RELIABILITAS Page 3
4 reliabel? Dengan menggunakan pengertian validitas dan reliabilitas yang telah dijelaskan di depan, maka anda akan dapat menjawab ketiga pertanyaan tersebut. Hasil bidikan Reno adalah hasil bidikan yang tidak valid dan tidak reliabel. Mengapa? Hal ini disebabkan karena dari 10 anak panah yang dilepaskan Reni selalu mengenai sasaran yang berbeda. Bagaimana hasil bidikan Fano? Kalau anda perhatikan hasil bidikan Fano ternyata dari 10 anak panah yang dilepaskan tidak satu pun anak panah yang tepat mengenai sasaran. Walaupun ke 10 anak panah yang dilepaskan tidak tepat pada sasaran yang di tentukan, tetpai hasil bidikan Fano selalu mengenai sasaran yang relative sama. Kalau kita menggunakan konsep validitas dan reliabilitas yang telah dijelaskan didepan maka dapat dikatakan bahwa hasil bidikan Fano adalah tidak valid tetapi reliabel. Hasil bidikan Aldi lah yang dikatakan valid dan reliabel. Mengapa? Hal ini disebabkan karena ke 10 hasil bidikan Aldi tepat dan tetap mengenai sasaran yang ditentukan. B. Pelaksanaan Tes Untuk Menentukan Reliabilitas Untuk mengestimasi reliabilitas suatu alat penilaian (tes dan non tes) ada tiga cara yang paling banyak dipergunakan, yaitu tes tunggal (single test), tes ulang (test re-test), dan tes ekuivalen (alternate test). 1. Tes Tunggal (single Test) Tes tunggal adalah tes yang terdiri dari satu perangkat (satu set) yang diberikan terhadap sekelompok subyek dalam satu kali pelaksanaan. Dengan demikian hasil tes ini hanya terdapat satu kelompok data berupa skor hasil tes. Ada bermacam macam teknik yang bisa digunakan untuk menentukan reliabilitas jenis tes tunggal ini.. Tes Ulang (test re-test) Tes ulang adalah tes yang terdiri dari seperangkat tes yang diberikan kepada sekelompok subyek dua kali. Reliabilitasnya dihitung dengan cara mengkorelasikan hasil tes pertama dengan tes kedua. (Metode tes ulang adalah penggunaan tes yang sama dua kali pada sejumlah peserta tes yang sama). Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali, maka metode ini dapat disebut dengan single-test-double-trial method. Kemudian hasil dari kedua tes tersebut dihitung korelasinya. RELIABILITAS Page 4
5 3. Tes Ekuivalen (alternate test) Tes ekuivalen adalah tes yang terdiri dari dua perangkat dimana soal soal pada perangkat pertama ekuivalen dengan soal soal pada perangkat kedua. Pengertian ekuivalen disini adalah soal soal yang memuat konsep yang sama, tetapi soal tersebut tidak persis sama. Selain memuat konsep yang sama, tingkat kesukarannya pun harus sama. Misalkan untuk soal pemfaktoran suku tiga bentuk x 5 x+6 ekuivalen dengan bentuk x 6 x+8, tetapi tidak ekuivalen dengan bentuk 5 x +7 x 4 sebab meskipun konsep suku tiga dan pemfaktoranya sama tetapi tingkat kesukarannya berbeda. Untuk menentukan reliabilitasnya dihitung dengan cara mengkorelasikan hasil tes untuk soal perangkat pertama dengan hasil tes dari perangkat kedua. Tes parallel atau tes ekuivalen bisa juga adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam istilah bahasa inggris disebut alternate-forms method (parallel forms). Dengan metode bentuk parallel ini, dua buah tes yang paralel, misalnya Matematika Seri A yang akan dicari reliailitasnya dan Seri B di teskan pada sekelompok siswa yang sama, kemudian hasilnya dikorelasikan. Koefisien korelasi dari kedua hasil tes inilah yang menunjukan koefisien reliabilitas tes Seri A. jika koefisiennya tinggi maka tes tersebut sudah reliable dan dapat digunakan sebagai alat pengetes yang terandalkan. Dalam menggunakan metode paralel ini pengetes harus menyiapkan dua buah tes, dan masing-masing dicobakan pada kelompok siswa yang sama. C. Jenis Jenis Reliabilitas Walizer (1987) menyebutkan bahwa ada dua cara umum untuk mengukur reliabilitas, yaitu : 1. Reliabilitas Stabilitas. Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk setiap orang atau setiap unit yang diukur setiap saat anda mengukurnya. Reliabilitas ini menyangkut penggunaan indicator yang sama, definisi operasional, dan prosedur pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur skornya haruslah sama atau hampir sama.. Reliabilitas Terwakili RELIABILITAS Page 5
6 Mengacu pada keterandalan masing-masing grup. Menguji apakah penyampaian indikator sama jawabannya saat diterapkan ke kelompok yang berbeda-beda. 3. Reliabilitas Seimbang (equivqlence reliability) Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih indicator yang berbeda, batasan-batasan operasional, peralatan pengumpulan data, dan / atau pengamat-pengamat. Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belahtengah. Cara ini seringkali dipakai dalam survai.apabila satu rangkaian pertanyaan yang mengukur satu variable dimasukkan dalam kuesioner, maka pertanyaanpertanyaan tersebut dibagi dua bagian persis lewat cara tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering digunakan untuk teknik belah tengah ini). Hasil masingmasing bagian pertanyaan diringkas ke dalam skor, lalu skor masing-masing bagian tersebiut dibandingkan. Apabila dalam skor kemudian skor masing-masing bagian tersebut dibandingkan. Apabila kedua skor itu relatif sama, dicapailah reliabilitas belah tengah. Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik pengukuan yang berbeda. Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan pulsa. Skor-skor relatif dari satu indikator macam ini haruslah sesuai dengan skor yang lain. Jadi bila seorang subyek nampak cemas pada ukuran gelisah orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan kecermatan relatif yang sama bila tekanan darahnya yang diukur. D. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas 1. Jumlah butir soal Banyaknya soal pada suatu instrumen ikut mempengaruhi derajat reliabilitasnya. Semakin banyaknya soal-soal maka tes yang bersangkutan cenderung semakin menjadi reliabel.. Homogenitas Soal Tes Soal yang memiliki homogenitas tinggi cenderung mengarah pada tingginya tingkat realibilitas. Dua buah tes yang sama jumlah butir-butirnya akan tetapi berbeda isinya, misalnya yang satu mengukur tentang pengetahuan kebahasaan dan yang satunya tentang kemampuan fisika akan menghasilkan tingkat reliabilitas yang berbeda. Tes fisikan cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas RELIABILITAS Page 6
7 yang lebih tinggi daripada tes kebahasaan karena dari segi isi kemampuan menyelesaikan soal fisika lebih homogen daripada pengetahuan kebahasaan. 3. Waktu Yang diperlukan untuk menyelesaikan Tes Semakin terbatasnya waktu dalam pengerjaan tes maka akan mendorong tes untuk memiliki reliabilitas yang tinggi. 4. Keseragaman Kondisi Pada Saat Tes Diberikan Kondisi pelaksanaan tes yang semakin seraga akan memunculkan reliabilitas yang makin tinggi 5. Kecocokan Tingkat Kesukaran Terhadap Peserta Tes Bahwa soal-soal dengan tingkat kesukaran sedang cenderung lebih reliabel dibandingkan dengan soal-soal yang sangat sukar atau sangat mudah 6. Heterogenitas Kelompok Semakin heterogen suatu kelompok dalam pengerjaan suatu tes maka tes tersebut cenderung untuk menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi 7. Motivasi Individu Motivasi masing-masing individu dalam mengerjakan suatu instrumen akan mampu mempengaruhi realibilitas. Perbedaan motiviasi antar individu dalam kelompok akan menimbulkan kesalahan acak pada pengukurannya karena individu yang tidak memiliki motivasi tidak akan mengerjakan instrumen tersebut dengan sungguh-sungguh sehingga jawaban yang diberikan tidak akan mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. 8. Variabilitas Skor Instrumen yang menghasilkan rentangan skor yang lebh luas atau lebih tinggi variabilitasnya, akan memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada menghasilkan rentangan skor yang lebih sempit, seperti bentuk pilihan ganda cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk benar salah Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas Instrumen Menurut Sukardi (008:51-5) koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi di antaranya sebagai berikut:: 1) Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item materi pembelajaran diukur. ) Penyebaran skor, koefisien reliabelitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliable. RELIABILITAS Page 7
8 3) Kesulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah. 4) Objektifitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang sama. E. Cara cara Mencari Besarnya Reliabilitas 1. Pendekatan Tes Tunggal Analisis data untuk pendekatan tes tunggal bisa dibagi ke dalam (dua) macam teknik, yaitu Teknik Belah Dua (Spilt-Half Technique) danteknik Non Belah Dua (Non Spilt-Half Techique). a. Teknik Belah Dua Dalam menentukan reliabilitas suatu tes dengan menggunakan teknik belah dua, dilakukan dengan cara membelah tes tersebut menjadi dua bagian yang sama (relative sama), sehingga masing masing peserta tes memiliki dua macam skor. Kedua macam skor itu adalah skor untuk bagian (belahan) pertama dan kelompok skor untuk belahan kedua dari tes tadi. Dengan demikian ada dua kelompok skor untuk sekelompok peserta tes. Karena kedua belahan harus sama, maka salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk teknik belah dua ini adalah banyaknya butir soal dalam tes tersebut harus genap, supaya kedua bagian itu banyaknya butir soal sama. Ada dua cara untuk membelah banyaknya butir soal tes, yaitu : 1. Membelah atas item item (butir butir) genap dan item item (butir butir) ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil genap.. Membelah atas item item (butir butir) awal dan item item (butir butir) akhir yaitu separoh junlah pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir. Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas ini diukur dengan menentukan hubungan antara skor dua paruh yang ekuivalen suatu tes, yang disajikan kepada seluruh kelompok pada suatu saat. Karena reliabilitas belah dua mewakili reliabilitas hanya separuh tes yang sebenarnya, rumus Spearman-Brown dapat digunakan untuk mengoreksi koefisien yang didapat. Seperti halnya koefisien validitas yang telah dibahas pada bab terdahulu, untuk koefisien reliabilitas yang menyatakan tingkat keterandalan tes, RELIABILITAS Page 8
9 dinyatakan dengan. Tolak ukur menginterprestasikan tingkat reliabilitas tes dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh Guilford (1956) sebagai berikut : 0,80< 1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60< 0,80 0,40< 0,60 0,0< 0,40 reliabilitas tinggi reliabilitas sedang reliabilitas rendah 0,0 reliabilitas sangat rendah Untuk menentukan koefisien reliabilitas suatu tes dengan teknik belah dua, ada tiga macam teknik perhitungan, yaitu formula Spearman Brown, Formula Flanagan, dan formula Rulon. Formula Spearman Brown Prinsip penggunaan formula Spearman Brown adalah menghitung koefisien korelasi di antara kedua belahan sebagai koefisien reliabilitas bagian (setengah) dari tes tersebut, yang dinotasikan dengan (r ½ ½ ). Untuk menghitung (r ½ ½ ) bisa digunakan rumus product moment dengan angka kasar dari karl Pearson, yaitu : Untuk menghitung koefisien reliabilitas suatu tes keseluruhan, Spearman Brown mengemukakan rumus : X Y X Dengan : reliabilitas Instrumen r ½ ½ : Indeks Korelasi antara dua belahan Instrumen RELIABILITAS Page 9
10 Syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan rumus di atas adalah butir soal pada kedua belahan harus setara, yaitu banyaknya butir soal harus sama, memiliki rata rata nilai sama, mempunyai variabilitas yang sama, dan bentuk distribusi frekuensi yang sama pula. Untuk mendekati kondisi tersebut soal harus disusun sedemikian rupa sehingga butir soal pada belahan pertama dengan pasangannya pada belahan kedua memuat konsep yang sama, dengan indikator yang sama pula. Sehingga setiap butir berpasangan kesetaraannya pada kedua belahan itu. Contoh perhitungan reliabilitas dengan Formula Spearman Brown : No. Subyek Skor Item A B C D E F G H I J K L M N O Tabel persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil genap adalah sebagai berikut Subyek Skor Item Ganjil (X) Skor Item Genap (Y) X. Y A B C D E F G H I J K L M N RELIABILITAS Page 10
11 O X. Y =3585 X =9 Y =9 X =3603 Y =3609 X Y X Y N Y X N. XY N r= 15 x x 9 (15 x )(15 x ) : ,386 =0,809 Setelah dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar diperoleh bahwa r xy = 0,809. Harga tersebut baru menunjukkan reliabilitas separo tes. Sehingga r ½ ½ = 0,809. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus formulasi Spearman Brown sebagai berikut : RELIABILITAS Page 11
12 r 1 1 = 1+r 1 1 = x0, ,809 =1,618 1,809 =0,895 Jika dihitung dengan teknik belah dua metode awal akhir, akan diperoleh dua kelompok data seperti tabel di bawah ini : Subyek Skor Bagian Awal (X) Skor Bagian Akhir (Y) X. Y A B C D E F G H I J K L M N O X =9 Y =9 X. Y =3577 X =3631 Y =3597 RELIABILITAS Page 1
13 X Y X Y N Y X N. XY N r= 15 x x 9 (15 x )(15 x ) : ,48 =0,6935 Setelah dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar diperoleh bahwa r xy = 0,6935. Harga tersebut baru menunjukkan reliabilitas separo tes. Sehingga r ½ ½ = 0,6935. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus formulasi Spearman Brown sebagai berikut : r 1 1 = 1+r 1 1 = x0, ,6935 = 1,387 1,6935 =0,819 Dari kedua contoh perhitungan diatas ternyata hasilnya ada perbedaan, tetapi jika dirujuk pada tolak ukur reliabilitas, keduanya menunjukkan tingkat reliabilitas yang sama, yaitu tergolong tinggi. Jadi reliabilitas tes soal tersebut adalah tinggi atau baik. Formula Flanagan RELIABILITAS Page 13
14 Menghitung reliabilitas tes dengan menggunakan rumus formula Flanagan tidak didasarkan atas nilai korelasi antara kedua belahan tes, melainkan didasarkan atas varians masing masing belahan dan varians totalnya. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes, Flanagan mengemukakan formula : =( 1 S 1+S S t ) Keterangan : = koefisien reliabilitas seluruh tes S 1 = varians belahan pertama S = varians belahan kedua S t = varians skor total Untuk menghitung varians digunakan rumus sebagai berikut : S = X ( X ) N N Sebagai contoh dalam menggunakan formulasi Flanagan ini akan dihitung koefisien reliabilitas untuk tes dengan data seperti di atas dengan menggunakan metode ganjil genap. Subyek Skor Item Ganjil (X) Skor Item Genap (Y) Skor Total (X t) A B C D E F G RELIABILITAS Page 14
15 H I J K L M N O X t =458 X =9 Y =9 X =3603 Y =3609 X t =1438 S x =7,187 S Y =7,587 S t =6,5153 Setelah diperoleh nilai nilai varians dari data belahan 1, belahan, dan varians total kemudian dimasukkan ke dalam rumus. =( 1 S 1+S S t ) = ( 1 7,187+7,587 6,5153 ) = ( 1 146,574 6,5153 ) =0,9 Jika dirujuk pada tolak ukur reliabilitas tergolong tinggi. Formula Rulon Formula Rulon didasarkan atas konsep perbedaan antara skor subyek pada belahan pertama dan kedua, yang dapat dipandang sebagai kekeliruan (error) dari proses penilaian. Dengan demikian varians yang diperhitungkan adalah varians perbedaan skor antara kedua belahan itu, yaitu varians kekeliruan. Rumus Rulon sebagai berikut : =1 S d S t RELIABILITAS Page 15
16 Keterangan : S d = Varians selisih skor subyek pada kedua belahan S t = Varians skor total Untuk penggunaan rumus tersebut, kita menggunakan kembali data hasil tes di atas dengan metode awal akhir. Data yang harus dipersiapkan disusun dalam bentuk tabel seperti dibawah ini. Subyek Skor Bagian Awal (X) Skor Bagian Akhir (Y) d= X Y A B C D E F G H I J K L M N O S d =, S t =5,15 S d =4,93 S t =6,51 X t Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus : =1 S d S t =1 4,93 6,51 =0,81 Jika dirujuk pada tolak ukur reliabilitas, tergolong sangat tinggi. b. Teknik Non Belah Dua Pakar yang mengemukakan teknik non belah dua adalah Kuder dan Richardson. Mereka berpendapat bahwa teknik belah dua kurang baik dalam mencari koefisien reliabilitas, sebab bisa dilakukan dengan cara yang berbeda sehingga menghasilkan yang berbeda pula. Disamping itu dalam RELIABILITAS Page 16
17 pelaksanaannya, teknik belah dua sulit sekali memperoleh dua belahan yang setara satu sama lain. Untuk menghindari hal tersebut, Kuder dan Richardson mengemukkan cara untuk menghitung koefisien reliabilitas tanpa membelah tes menjadi dua bagian, tetapi membagi tes menurut banyak nya butir soal yang disajikan, yaitu dengan menganalisis masing masing butir soal tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas tes tanpa membelah tes menjadi bagian adalah rumus KR-0 dan KR-1. Rumus KR-0 =[ n ][ S t p i q i ] n 1 s t Keterangan : n= banyaknya butir soal p i = q i = proporsi banyak subyek yang menjawab benar pada butir soal ke - i proporsi banyak subyek yang menjawab salah pada butir soal ke - i S t = vaarians skor total = koefisien reliabilitas Sebagai contoh kita gunakan hasil tes matematika yang terdiri dari 15 butir soal yang diikuti 10 subyek siswa seperti yang digunakan sebelumnya. Tabel di bawah ini adalah tabel persiapan untuk menghitung koefisien reliabilitas dengan KR-0. Tabel persiapan penggunaan rumus KR-0. No Nama Nomor soal Total Aan N. Efendi Arif Kristanto Bayu Inggar Aulia Novita Septian Hadi Riska Maulana Adi Susianto Meydin Kartika Riswanda n p X t = n q RELIABILITAS Page 17
18 p i q i p i q i X t = 963 p i q i =,61 Keterangan : Untuk menyingkat tulisan 0,6 ditulis.6, 0,4 ditulis.4 dan seterusnya. Selanjutnya hasil perhitungan diatas dimasuk kan ke dalam rum,us KR-0 sebagai berikut: =[ =[ n ][ S t p i q i ] n 1 s t ][ 6,05,61 6,05 ] =1,07 x 0,56=0,599 Jika dirujuk pada tolak ukur reliabilitas, tergolong sedang. Rumus KR-1 = ( n n 1)( 1 X t ( n X t ) ns t ) Keterangan : n= banyaknya butir soal X t = rata rata skor total S t = varians skor total = koefisien reliabilitas Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan rumus KR-1 adalah kemudahan dalam membuat tabel persiapan karena data nilai yang dibutuhkan hanyalah rata rata dan varians skor total. Dengan menggunakan kalkulator akan diperoleh : X t =9,5 dan S t =6,05 Dimasukkan ke dalam rumus KR-1 di atas RELIABILITAS Page 18
19 = ( n n 1)( 1 X t ( n X t ) ns t ) = ( 15 9,5 (15 9,5 ) 15 1 )( 1 15(6,05) ) =1,07 x 0,43=0,4601 Yang termasuk ke dalam kategori reliabilitas sedang. F. Mencari Koefisien Reliabilitas Tes bentuk Uraian Untuk mencari koefisien reliabilitas tes bentuk uraian tidak bisa dilakukan seperti di atas karena penilaian tidak hanya diberikan pada hasil akhir, melainkan dilakukan pula terhadap proses pengerjaannya. Oleh karena itu skor yang diperoleh karena setiap soal tidak dikotomi (dua kategori benar atau salah). Skor yang diperoleh untuk hasil pekerjaan siswa dinilai setiap soal dan setiap langkah pengerjaan. Jadi skornya bisa berlainan tergantung dari setiap bobot soal. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes bentuk uraian dikenal dengan rumus alpha seperti debawah ini. Rumus Alpha = ( n n 1)( 1 S i S t ) Keterangan : n= banyaknya butir soal S i = jumlah varians skor setiap butir soal S t = varians skor total = koefisien reliabilitas Subye k Nomor Soal Skor Total X (t) A RELIABILITAS Page 19
20 B C D E F G H I J X i X i S i 30 1,14 1,41 1,8,3 1,69 1,6 1,61 1,95 1,91 5,41 S i 0 1,9 1,64 5,9,85,64,61 3,8 3,64 9,4 Dari data pada tabel di atas diperoleh n=10 S i =0+1,9++1,64+5,9+,85+,64+,61+3,8+3,6 4 S t =9,4 5,76 Dimasukkan ke dalam rumus alpha = ( n n 1)( 1 S i S t ) = ( 10 5, )( 1 9,4 ) =(1,11) (0,1 )=0,13 Koefisien reliabilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat reliabilitasnya sangat rendah. G. ANCAMAN TERHADAP RELIABILITAS Semua jenis instrumen tes atau nontes tidak terlepas kesalahan. Hal ini berlaku untuk instrumen tes dalam ilmu-ilmu eksakta dan dalam ilmu-ilmu psikologi dan pendidikan. Misalnya, dalam mengukur panjang dengan suatu penggaris, mungkin ada kesalahan sistematis berhubungan dengan di mana titik nol dicetak pada penggaris dan kesalahan acak berhubungan dengan kemampuan mata dalam membaca tanda-tanda dan memperhitungkan tanda-tanda tersebut. Juga RELIABILITAS Page 0
21 memungkinkan bahwa panjang obyek dapat berubah dari waktu ke waktu dan pada lingkungan yang berbeda (misalnya perubahan temperatur). Salah satu tujuan penilaian adalah untuk mengurangi kesalahan tersebut hingga ke tingkatan yang sesuai dengan tujuan tes. Tes yang beresiko tinggi (high-stakes tes), seperti ujian untuk mendapatkan SIM, harus mempunyai kesalahan yang sangat kecil. Tes di kelas dapat mentolerir kesalahan yang lebih tinggi secara wajar kesalahan tersebut mudah dikoreksi sepanjang proses pengujian. Reliabilitas hanya mengacu pada derajat tingkat kesalahan yang tidak sistematis, yang disebut kesalahan acak. Ada tiga sumber kesalahan utama, yaitu: faktor dalam tes itu sendiri, faktor siswa yang dites, dan faktor penskoran. Umumnya tes berisi suatu koleksi butir yang mengukur keterampilan tertentu. Adakalanya guru secara khas menggeneralisasikan masing-masing butir tes ke semua materi yang diukur oleh tes itu. Sebagai contoh, jika seorang siswa dapat memecahkan beberapa permasalahan seperti 7x8, maka mungkin akan disamaratakan kemampuannya dalam mengalikan angka tunggal bilangan bulat. Juga mungkin akan menyamaratakan suatu kumpulan materi kepada suatu domein yang lebih luas. Jika siswa dapat menyelesaikan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka mungkin akan disimpulkan bahwa siswa tersebut mampu menyelesaikan operasi pecahan. Kesalahan dapat pula disebabkan oleh pemilihan butir untuk mengukur domein dan keterampilan tertentu. Materi yang tercakup dalam tes berbeda menurut format masing-masing tes, kesalahan pensampelan, pembatasan butir tes, dan karena menyamaratakan ke data yang tidak diamati, yakni, kemampuan siswa terhadap keseluruhan butir yang mungkin terdapat dalam tes. Ketika keterampilan dan domain yang diukur menjadi lebih rumit, mungkin akan terjadi lebih banyak kesalahan yang disebabkan oleh pensampelan materi. Sumber lain kesalahan tes adalah ketidakefektifan pengecoh dalam tes pilihan ganda, seperti jawaban benar yang lebih banyak, dan tingkat kesukaran butir tes. Sebagai manusia, para siswa tidaklah selalu konsisten dan juga tidak terlepas dari kesalahan dalam menyelesaikan tes. Apakah tes itu dimaksudkan untuk mengukur kemampuan khusus atau kemampuan siswa secara optimal, perubahan dalam berbagai hal seperti sikap siswa, kesehatan, dan rasa kantuk dapat mempengaruhi kualitas usaha dan konsistensi siswa dalam menyelesaikan tes. Sebagai contoh, peserta tes mungkin membuat kesalahan karena teledor, salah RELIABILITAS Page 1
22 menafsirkan petunjuk tes, melupakan instruksi tes, melupakan beberapa butir tes, atau salah baca butir tes. Kesalahan penskoran merupakan sumber sepertiga dari kesalahan potensial. Pada bentuk tes objektif, penskoran bersifat mekanik, dan kesalahan penskoran harus diperkecil. Pada tes uraian, sumber kesalahan meliputi ketidakjelasan rubrik penskoran, ketidakjelasan apa yang diharapkan dari siswa, dan beberapa kesalahan yang bersumber dari penilai. Para penilai tidaklah selalu konsisten, kadang-kadang merubah ukuran-ukuran mereka selagi menskor, dan terkadang terpengaruh oleh halhal yang tidak berhubungan dengan skor tes seperti efek halo, latar belakang siswa, perbedaan persepsi, kebaikan hati atau kepelikan, dan kesalahan dalam penskalaan. RELIABILITAS Page
RELIABILITAS. Rumusan Masalah. A.Pengertian Realibilitas. 1. Metode Tes Ulang
RELIABILITAS FERRY ARISTYA, M. Pd Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan reliabilitas? Bagaimana cara mengetahui indeks reliabilitas suatu tes? A.Pengertian Realibilitas Sugiono () Sukadji () serangkaian
Lebih terperincinr 1 + (n-1)r r n n = RELIABILITAS
RELIABILITAS 1. Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan yang juga sangat erat hubungannya dengan ketetapan hasil tes. Konsep ini tidak akan sulit dimengerti apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang abstrak, sehingga kita membutuhkan pemahaman dan keterampilan yang mendalam untuk bisa menguasainya. Di antara keterampilan
Lebih terperinciVALIDITAS & RELIABILITAS. Sami an
VALIDITAS & RELIABILITAS Sami an VALIDITAS Validitas berarti ketepatan atau kecermatan. Validitas merupakan sejauh mana alat ukur benar-benar mengukur apa yang memang ingin di ukur. TIGA CIRI VALIDITAS
Lebih terperinciUji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas Devi Kusmarrifah devikusmarrifah@ymail.com LisensiDokumen: Copyright 2013 StatistikaPendidikan.Com Seluruhdokumen di StatistikaPendidikan.Com dapatdigunakan, dimodifikasidandisebarkansecarabebasuntuktujuanbukankomersial
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Pengukuran dalam Pendidikan 1 B. Teori Sekor Klasik dan Teori Sekor Modern 4
1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ii iii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Pengukuran dalam Pendidikan 1 B. Teori Sekor Klasik dan Teori Sekor Modern 4 BAB II ANGKET DAN TES 8 A. Angket 8 B. Tes Hasil Belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole (SNAKMA Cikole) yang beralamat di Jl. Raya Tangkuban Parahu KM. 22 Cikole
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Setiap penelitian harus memiliki metode penelitian yang sesuai dengan jenis-jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan hal penting yang diperlukan dalam penelitian, serta salah satu cara sistematik yang digunakan dalam penelitian. Berhasil tidaknya penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design yaitu variabel luar dapat ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
Lebih terperinciVALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Pertemuan 7 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Tujuan Setelah perkuliahan ini diharapkan dapat: Menjelaskan tentang pengertian validitas dan penerapannya dalam menguji instrument penelitian pendidikan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental. Alasan penggunaan metode ini dikarenakan keadaan yang
Lebih terperinciVALIDITAS DAN RELIABILITAS
1 VALIDITAS DAN RELIABILITAS A. Pengertian Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti derajat ketepatan dan kecermatan suatu instrument penelitian sehingga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi menggunakan teknik statistik inferensial dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan judul yang telah dirumuskan sebelumnya adalah menggunakan metode
Lebih terperinciUJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF
UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF Sebelum instrument digunakan dalam pengambilan data penelitian, maka sebaiknya instrument dilakukan beberapa uji agar instrument yang digunakan memberikan hasil yang lebih akurat.
Lebih terperinciRELIABILITAS (2) METODE RELIABILITAS & ERROR METODE RELIABILITAS & ERROR
RELIABILITAS (2) BAB 4 Psikometri A. SCORER RELIABILITY Melihat konsistensi antar-penilai utk menilai klp subyek yg sama. Cocok digunakan: tes observasi, open-ended test, tes proyeksi. Interscorer error:
Lebih terperinciBAB III METODEI PENELITIAN
BAB III METODEI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di kota Cimahi untuk menguji cobakan produk instrumen penilaia autentik yang telah dikembangkan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
Lebih terperinciPengantar Psikodianostik
Modul ke: Pengantar Psikodianostik Dasar dasar Tes Psikologi Validitas dan Reliabilitas Tes Psikologis Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Jenis Tes Psikologi
Lebih terperinciBAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN
BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Suatu alat ukur selayaknya memiliki ketepatan, keakuratan dan konsistensi sesuai dengan apa yang akan diukurnya. Tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi kesimpulan penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yaitu penelitian yang tidak mengalami pengacakan murni melainkan peneliti menerima
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Lokasi Penelitian dalam penelitian ini yaitu Di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. 2. Populasi dan Sampel Sumber data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya
Lebih terperinci(Luhut Panggabean, 1996: 31)
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan
BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu secara benar. Husein (998 : ). Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini diperlukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus, atau model matematis berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penggunaan metode kuasi eksperimen dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu daya tarik interpersonal dan kohesivitas kelompok. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu 1. Variabel terikat: Kebermaknaan Hidup (Y) 2. Variable bebas : Motivasi Kerja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian akan dilaksanakan di UPT Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Evaluasi dengan. Memperhatikan Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Siswa
162 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Evaluasi dengan Memperhatikan Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Siswa Rangkaian proses pengembangan perangkat evaluasi pembelajaran
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
37 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode dan desain penelitian, alur penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penentuan Objek 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Kemangkon tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian
43 BAB III METODE PEELITIA Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat bantu statistik paling utama dalam memberikan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara atau metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara alamiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Jadi setiap penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, melalui penyebaran kuesioner (angket) kepada responden. Teknik penggunaan angket adalah
Lebih terperinciKUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN
KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN A. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketetpatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Djaali
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian memiliki kedudukan yang penting dalam suatu penelitian agar dapat memberikan gambaran kepada peneliti tentang masalah yang hendak diungkap.
Lebih terperinciAnalisisi Data (Reliabilitas)
Analisisi Data (Reliabilitas) Reliabilitas (reliability) adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas dapat pula disebut dengan konsistensi, keterandalan, keterpercayaan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakanya penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Tahap Analisis Tahap analisis dilakukan untuk menentukan tujuan dari pengembangan media pembelajaran dan memilih materi belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan
BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan metode penelitian ini akan menguraikan : (A) Identifikasi variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan sampel, (D) Metode pengumpulan
Lebih terperinciUji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Tes Setiap penyusunan instrumen dalam penelitian selalu memperhitungkan beberapa pertimbangan seperti apa yang hendak diukurnya, apakah data yang terkumpul
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen, yaitu metode yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. Menurut Panggabean (1996: 21) Pre-Experiment yaitu penelitian yang secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Lokasi penelitian Program Studi PKK Jurusan PKK FPTK Universitas Pendidikan Indonesia jalan Dr. Setiabudi No. 207 Bandung 40154. 2.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di TK Chaerunnisa yang berada di Komplek Puteraco Desa Jagabaya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung dengan alasan:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang sangat penting adalah metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan sebagai berikut: (A) Identifikasi Variabel
Lebih terperinciTabel 3.1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1 VIII A 29 siswa 2 VIII B 28 Siswa 3 VIII C 28 Siswa 4 VIII D 28 Siswa
39 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Antara lain membahas tentang lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian,
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dan tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Shot Case Study (Sugiono 2010: 110) menjelaskan bahwa terdapat suatu
20 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas X3. Desain penelitian ini menggunakan rancangan desain One- Shot Case
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Suharsimi (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data untuk penelitiannya. Metode penelitian yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK
BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Berbicara tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pokok-pokok bahasan
53 BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang sangat penting adalah metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pokok-pokok bahasan sebagai berikut : (A) Tipe Penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENEITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana
BAB III METODOLOGI PENEITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL. yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL Dalam penelitian ini komparasi (perbedaan) digunakan untuk melihat perbedaan antar variable yang digunakan dalam penelitian. Variablevariable
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Adapun desain penelitian yang digunakan mengacu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang berisi lokasi,populasi, dan sampel penelitian, desain penelitian, pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan
32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Gambar konsep Gambar konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu alat bantu penyampaian pemahaman yang direpresentasikan dalam bentuk teks
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 2000). Maksud korelasional dari
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini berjeniskan penelitian kuantitatif, dimana prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 000). Maksud korelasional
Lebih terperinciVALIDITAS DAN RELIABILITAS
VALIDITAS DAN RELIABILITAS A. Pendahuluan Dalam penelitian pendidikan, untuk mengukur suatu variabel diperlukan alat ukur yang biasa disebut instrument. Instrumen yang digunakan dalam penelitian haruslah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan metode penelitian eksperimen (experimental research). Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data
40 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data yang dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.7 Desain Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :
42 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, salah satu cara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, salah satu cara untuk mendapatkan konsumen yang loyal adalah dengan memuaskan kebutuhannya secara konsisten dari waktu ke
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimen (experimental research).metode penelitian eksperimen ini digunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodepenelitian eksperimen (experimental research).metode penelitian eksperimen ini digunakan untuk melihat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-nyalah laporan ini selesai
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-nyalah laporan ini selesai tepat pada waktunya. Tak lupa ucapan terimakasih saya ucapkan kepada: 1. Seluruh dosen mata kuliah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. gejala, baik statistik deskriptif maupun statistik infrensial. Menurut Sugiyono
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat bantu statistik paling
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 014 di SMKN 1 Bojong Picung Tahun Ajaran 014/015. B. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang secara umum bertujuan untuk melihat adanya perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan yaitu metode Deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh
49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mencapai tujuan penelitian. Metode dapat memberikan gambaran kepada peneliti
Lebih terperinciReliabilitas & Konfidensi. Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM
Reliabilitas & Konfidensi Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Mengapa Ada Banyak Rumus Reliabilitas? Perbedaan konsep dasar dalam melandasi terbentuknya satu formula Rumus dengan asumsi tau-equivalent
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 2. Variabel bebas : Pola asuh overpotective
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini, peneliti melakukan penelitian survei dengan menggunakan metode skala hubungan pola asuh overprotective dengan kemandirian pada remaja di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan
Lebih terperinciBAB 3 METODELOGI PENELITIAN. untuk penciptaan hasil yang maksimal. Menurut Surakhmad (1989:131), metode
46 BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setiap penelitian tentu saja harus menggunakan suatu metode yang tepat untuk penciptaan hasil yang maksimal. Menurut Surakhmad (1989:131), metode merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan
Lebih terperinciPengertian Tes, Pengukuran, dan Evaluasi
Pengantar Tes, Pengukuran, dan Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam berbagai kegiatan manusia, demikian pula halnya dalam kegiatan pengajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel atau lebih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Sasaran dari penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian eksplanasif artinya
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian eksplanasif artinya penelitian yang menjelaskan secara keseluruhan dari obyek yang diteliti dalam batas-batas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen (quasi experiment) atau Eksperimen Semu (Arikunto, 008: 7). Penelitian kuasi
Lebih terperinci