PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 3/PER-LPMUKP/2017 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 3/PER-LPMUKP/2017 TENTANG"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN K 1 ELAUTAN DAN PERIKANAN SEKRETARIAT JENDERAL SATKER LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.17 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat Telp (021) ext 1723, Fax : (021) PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 3/PER-LPMUKP/2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN DANA BERGULIR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyediakan dan mengembangkan akses pembiayaan untuk penguatan modal usaha bagi nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam, pengolah dan pemasar hasil perikanan, serta usaha masyarakat pesisir, dipandang perlu meningkatkan efesiensi dan efektivitas pengelolaan dana bergulir Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Kelautan dan Perikanan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan tentang Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Dana Bergulir Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan

2 2 kepada Lembaga Keuangan Mikro Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490); 5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

3 3 6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya ikan, dan Petambak Garam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5870); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 9. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5); 10. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode , sebagaimana telah-diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 83/P Tahun 2016 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Kerja Periode ;

4 4 11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008, tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian Negara/Lembaga; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47/PERMEN-KP/2014 tentang Standar Pelayanan Minimum Bagi Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1533); 13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 43/PERMEN-KP/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2016); 14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 154); 15. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP.710/ KMK.05/2016 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan Pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 16. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.03/MEN-KP/KP.430/2014 tentang

5 5 Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan; 17. Peraturan Direktur Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan Nomor 1/PER-LPMUKP/2017 tentang Penyusunan Peraturan/Keputusan Direktur Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN DANA BERGULIR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KELAUTAN DAN PERIKANAN. Pasal 1 (1) Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas yang dilakukan, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. (2) SOP Pengelolaan Dana Bergulir Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan melalui Lembaga Keuangan Mikro Kelautan dan Perikanan merupakan pedoman bagi seluruh unit organisasi di lingkungan Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan dalam mengelola dana bergulir yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Kelautan dan Perikanan. Pasal 2 SOP sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.

6 6 Pasal 3 Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Februari 2017 DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN, SYARIF SYAHRIAL

7 7 LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 3/PER-LPMUKP/2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN DANA BERGULIR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KELAUTAN DAN PERIKANAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN DANA BERGULIR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KELAUTAN DAN PERIKANAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan Perikanan (LPMUKP) didirikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menjawab kebutuhan akses permodalan bagi masyarakat kelautan dan perikanan. LPMUKP memberikan akses permodalan tersebut berbentuk dana bergulir untuk pengembangan modal kerja dan investasi bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kelautan dan Perikanan (UMKM- KP). Dalam prakteknya, dimungkinkan terdapat banyak kesulitan untuk mengidentifikasi pelaku usaha yang tepat untuk menjamin kelangsungan, efektivitas, dan efisiensi pelaksanaan program penguatan modal usaha LPMUKP ini. Oleh karena itu, LPMUKP dalam pelaksanaan program bekerjasama dengan Lembaga Keuangan Mikro Kelautan dan Perikanan (LKM-KP). LKM-KP diyakini dapat mengenali lebih baik karena aspek kedekatan lokasi dan pengenalan karakter calon debitur yang memanfaatkan dana bergulir LPMUKP untuk penguatan modal usaha. Implikasinya, LPMUKP melakukan pengelolaan dana bergulir melalui LKM-KP. Pengelolaan ini juga tentunya perlu

8 8 diatur pula dalam bentuk suatu Standar Operasional Prosedur (SOP). SOP Pengelolaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP ini diharapkan mampu menjadi arah kebijakan operasional LPMUKP dalam memberikan pelayanan kepada usaha kecil, mikro dan menengah sektor kelautan dan perikanan melalui LKM-KP untuk penguatan modal dan peningkatan kapasitas UMKM-KP. Berdasarkan latar belakang di atas, SOP ini disusun untuk dapat menjadi panduan kerja dan pengambilan keputusan bagi pimpinan dan seluruh staf pengelola LPMUKP. Lebih jauh, SOP ini juga dapat menjadi sarana pengendalian dan pengawasan dalam mencapai sasaran LPMUKP, terutama pelaksanaan pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP. B. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN 1) Maksud Penyusunan SOP ini secara umum dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi setiap unit kerja di lingkungan LPMUKP maupun dari luar LPMUKP yang terkait dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP. 2) Tujuan Penyusunan SOP ini memiliki sejumlah tujuan antara lain: a) Memastikan terdapatnya sistem dan prosedur yang baku dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; b) Memastikan terdapatnya keseragaman penanganan pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP sehingga mengurangi tingkat penyimpangan pada tingkat pelaksanaannya; c) Memberikan batasan-batasan lingkup kerja dan tanggunggugat tiap bagian yang terlibat baik pihak internal maupun eksternal LPMUKP; d) Menjelaskan secara detail tentang aktivitas pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP terkait dengan aktivitas, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

9 9 3) Sasaran Sasaran dari penyusunan SOP ini adalah sebagai berikut: a) Pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP mengikuti sistem dan prosedur baku yang berlaku; b) Penanganan penyaluran dan pengembalian dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP dikelola secara seragam oleh seluruh pihak yang terlibat sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam pengelolaannya; c) Pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP dapat teridentifikasi tahapan-tahapan aktivitas, terperinci menurut pihak yang terlibat, dokumen yang dibutuhkan, waktu pelayanan, serta dapat terjamin akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaannya. C. MANFAAT Manfaat SOP Pengelolaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM- KP dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Sebagai standarisasi cara yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola dan Pegawai BLU LPMUKP dalam mengelola dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 2) Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh Pejabat Pengelola dan Pegawai BLU LPMUKP dalam melaksanakan tugas pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual Pejabat Pengelola dan Pegawai BLU LPMUKP serta organisasi secara keseluruhan dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 4) Membantu Pegawai LPMUKP menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari untuk mengelola dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 5) Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 6) Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan Pejabat Pengelola dan Pegawai BLU LPMUKP cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu

10 10 mengevaluasi pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 7) Memastikan pelaksanaan pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP dapat berlangsung dalam berbagai situasi serta tidak bergantung pada orang tertentu; 8) Menjamin konsistensi pelayanan untuk pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP, baik dari sisi mutu, waktu dan prosedur; 9) Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh Pegawai LPMUKP dalam melaksanakan tugasnya; 10) Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi Pegawai LPMUKP; 11) Memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh Pegawai LPMUKP dalam melaksanakan tugasnya; 12) Sebagai instrumen yang dapat melindungi Pejabat Pengelola dan Pegawai BLU LPMUKP dari kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan melakukan penyimpangan dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 13) Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 14) Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; dan 15) Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan, sehingga sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP. D. PENGERTIAN 1) Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disingkat BLU, adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang di bentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam

11 11 melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas; 2) Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disingkat PPK-BLU, adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualiaan dan ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya; 3) Dana Bergulir adalah dana yang dialokasikan oleh Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan Layanan Umum untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi koperasi, mikro, kecil, menengah dan usaha lainya yang berada di bawah pembinaan Kementerian Negara/Lembaga; 4) Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat LPMUKP adalah Satuan Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan mengelola dana bergulir yang berpendampingan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sektor kelautan dan perikanan; 5) Pejabat Pengelola BLU LPMUKP terdiri dari Pimpinan BLU LPMUKP, yang selanjutnya disebut Direktur LPMUKP; Pejabat Keuangan BLU LPMUKP, yang selanjutnya disebut sebagai Kepala Divisi Keuangan dan Pengelolaan Risiko LPMUKP; dan Pejabat Teknis BLU LPMUKP, yang selanjutnya disebut sebagai Kepala Divisi Operasional dan Kemitraan Usaha dan Kepala Divisi Perencanaan dan Umum LPMUKP; 6) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah);

12 12 7) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah); 8) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah); 9) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kelautan dan Perikanan, yang selanjutnya disingkat UMKM-KP, adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan yang memenuhi salah satu Jenis Usaha yang Dibiayai oleh LPMUKP sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Direktur ini; 10) Lembaga Keuangan Mikro, yang selanjutnya disingkat LKM, adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak sematamata mencari keuntungan;

13 13 11) Pinjaman adalah penyediaan dana oleh kreditur kepada debitur yang harus dikembalikan sesuai dengan yang diperjanjikan; 12) Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh kreditur kepada debitur yang harus dikembalikan sesuai dengan yang diperjanjikan dengan prinsip syariah; 13) Lembaga Keuangan Mikro Kelautan Perikanan, yang selanjutnya disingkat LKM-KP, adalah Lembaga Keuangan Mikro yang khusus didirikan untuk melayani kegiatan usaha yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan yang memenuhi salah satu Jenis Usaha yang Dibiayai oleh LPMUKP sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Direktur ini; 14) Komite Pinjaman atau Pembiayaan adalah komite yang mempunyai tugas pokok memberikan rekomendasi kepada Direktur atau pejabat yang ditunjuk oleh Direktur LPMUKP tentang persetujuan atau penolakan proposal pinjaman atau pembiayaan atas hasil verifikasi dan penilaian teknis yang dilakukan oleh Analis Kredit LPMUKP; 15) Analis Kredit LPMUKP adalah tenaga fungsional yang bertugas melakukan pemeriksaaan kelengkapan dokumen, analisis kelayakan usaha, risiko usaha, dan memberikan hasil penilaian teknis atas proposal pinjaman atau pembiayaan yang diajukan kepada LPMUKP; 16) Jaminan adalah sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi Pinjaman atau Pembiayaan yang diberikan oleh kreditur; 17) Pendampingan adalah kegiatan mendampingi penerima pinjaman atau pembiayaan LPMUKP dalam menjalankan kegiatan usahanya, berupa pendampingan manajemen maupun teknis kepada LKM-KP serta UMKM-KP; 18) Tenaga Pendamping adalah tenaga fungsional yang ditugaskan oleh LPMUKP dan/atau Lembaga Pendamping untuk melakukan kegiatan pendampingan; 19) Lembaga Pendamping adalah lembaga yang dibentuk oleh LKM-KP mitra LPMUKP bersama dengan Tenaga Pendamping serta pemangku kepentingan lainnya terkait dengan pengembangan sektor kelautan dan perikanan di kabupaten/kota yang pembentukannya diatur dalam

14 14 Peraturan Direktur tersendiri mengenai SOP Pendampingan LPMUKP. E. RUANG LINGKUP Ruang lingkup SOP ini secara umum meliputi : 1) Pendahuluan; 2) Kebijakan Umum Pengelolaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 3) Ketentuan Teknis Pengelolaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 4) SOP Penyaluran Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 5) SOP Pengembalian Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 6) Ketentuan Penutup.

15 15 BAB II KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN DANA BERGULIR LPMUKP MELALUI LKM-KP A. KEBIJAKAN UMUM 1) SOP Pengelolaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP ini dibagi menjadi dua jenis SOP yaitu SOP Penyaluran dan SOP Pengembalian Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM- KP. 2) LPMUKP menyalurkan Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir kepada LKM-KP. Perjanjian perikatan pinjaman atau pembiayaan terjadi antara LPMUKP dan LKM-KP. 3) LKM-KP selanjutnya menyalurkan dana pinjaman atau pembiayaan yang diperolehnya dari LPMUKP kepada UMKM-KP baik kepada usaha perorangan maupun kelompok usaha. 4) Penyaluran Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP dilakukan atas dasar pertimbangan proposal Pinjaman atau Pembiayaan serta hasil analisis yang mempertimbangkan kemampuan membayar kembali Pinjaman atau Pembiayaan oleh LKM- KP kepada LPMUKP. 5) Penyaluran Pinjaman atau Pembiayaan LPMUKP melalui LKM-KP didasarkan kepada prinsip kehati-hatian dan pertimbangan bahwa: a. Pemberian Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir akan memberi manfaat bagi UMKM-KP baik anggota maupun non anggota LKM-KP; b. Pinjaman atau Pembiayaan dapat dibayar kembali oleh LKM-KP sesuai dengan Perjanjian Pinjaman atau Pembiayaan; c. Terdapat aset yang dijadikan oleh LKM-KP sebagai jaminan dalam mengakses pinjaman atau pembiayaan dari LPMUKP. 6) Perjanjian Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir antara LPMUKP dan LKM-KP mengatur berbagai hal yang telah disepakati antara lain plafon, jangka waktu Pinjaman atau Pembiayaan, jasa Pinjaman atau Pembiayaan, jenis

16 16 dan besar angsuran, jaminan serta hal lainnya yang dianggap perlu. 7) Penyaluran pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP dari LKM-KP kepada UMKM-KP diatur dalam perjanjian tersendiri antara LKM-KP dan UMKM-KP, sesuai dengan kebijakan pinjaman atau pembiayaan yang ditetapkan oleh LKM-KP, selama tidak diatur secara khusus oleh LPMUKP. 8) LKM-KP yang mendapatkan pinjaman atau pembiayaan LPMUKP wajib melakukan kegiatan pendampingan kepada UMKM-KP yang menjadi debitur LKM-KP dalam wadah Lembaga Pendamping. 9) Kegiatan pendampingan dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP ini secara khusus akan diatur dalam suatu SOP tersendiri. B. LANDASAN KERJA LPMUKP Sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola LPMUKP, maka landasan kerja LPMUKP dalam pengelolaan dana bergulir melalui LKM-KP ini juga mengikuti prinsip-prinsip tersebut, yang antara lain: 1) Prinsip Transparansi Bersifat terbuka, informatif dan dapat diakses bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) sektor kelautan dan perikanan terutama LKM-KP. 2) Prinsip Akuntabilitas Adanya kejelasan tanggung jawab dan wewenang yang tegas dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. 3) Prinsip Responsibilitas Prinsip ini berusaha menciptakan perilaku Pejabat Pengelola dan Pegawai hingga Tenaga Pendamping BLU LPMUKP dalam mengelola dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP yang taat terhadap peraturan perundangundangan serta prinsip tata kelola yang baik.

17 17 4) Prinsip Kemandirian Prinsip ini menekankan bahwa pengelolaan organisasi LPMUKP secara profesional tanpa benturan kepentingan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, nilai etika dan prinsipprinsip organisasi yang sehat.. 5) Prinsip Integritas Prinsip ini berisi komitmen yang tinggi dari LPMUKP untuk menghasilkan hasil yang terbaik untuk organisasi melalui pengelola organisasi yang jujur dan kompeten, percaya diri dan memiliki loyalitas yang tinggi untuk mengelola dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP. C. KEBIJAKAN PELAYANAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR LPMUKP MELALUI LKM-KP 1) Pelayanan yang diberikan dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP ini terdiri dari pelayanan untuk penyaluran serta pengembalian dana bergulir. 2) Kebijakan pelayanan dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP ini juga memperhatikan adanya Standar Pelayanan Minimal bagi LPMUKP seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47/PERMEN-KP/2014 dengan melakukan penyesuaian pada penamaan struktur organisasi dan tata kerja pasca penetapan LPMUKP sebagai instansi pemerintah yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum. 3) Seluruh pengaturan dalam SOP ini berikut dengan petunjuk teknis penjabarannya harus diikuti oleh seluruh pihak yang terlibat dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP. 4) LPMUKP dalam pelayanan pengelolaan dana bergulir melalui LKM-KP selalu mengedepankan prinsip kehatihatian sesuai dengan peraturan perundang-perundangan. 5) Pengaturan pelayanan dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP ini diatur dalam bentuk SOP yang secara umum terdiri dari tiga bagian utama, yaitu detail uraian kegiatan setiap tahapan dalam SOP,

18 18 pelaksana yang terlibat dalam setiap tahapan kegiatan tersebut serta mutu baku dari indikasi bahwa telah terlaksananya setiap tahapan kegiatan. 6) Pelaksana yang terlibat dalam kegiatan pelayanan dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP ini meliputi internal LPMUKP, LKM-KP dan Tenaga Pendamping. Pelaksana internal LPMUKP dapat dijelaskan sebagai berikut: NO INTERNAL LPMUKP KETERANGAN 1 Sub Divisi Umum Dalam struktur LPMUKP yang lalu sesuai Peraturan Menteri KP No. PER.20/MEN/SJ/2009, struktur ini disebut dengan Sub Divisi Tata Usaha, Hukum dan Humas. 2 Sub Divisi Pengelolaan Risiko Dalam struktur LPMUKP yang lalu sesuai Peraturan Menteri KP No. PER.20/MEN/SJ/2009, struktur ini disebut dengan Sub Divisi Pengendalian Risiko. 3 Sub Divisi Keuangan Dalam struktur LPMUKP yang lalu sesuai Peraturan Menteri KP No. PER.20/MEN/SJ/2009, struktur ini disebut dengan Sub Divisi Anggaran dan Keuangan. 4 Sub Divisi Operasional Memiliki sebutan yang sama dalam struktur LPMUKP yang lalu sesuai Peraturan Menteri KP No. PER.20/MEN/SJ/ Analis Kredit Staf yang ditugaskan khusus oleh Divisi Keuangan dan Pengelolaan Risiko LPMUKP untuk menganalisis secara teknis kelayakan dari suatu proposal untuk memperoleh pinjaman atau pembiayaan dana bergulir dari LPMUKP 5 Komite Pinjaman Komite adhoc yang dibentuk oleh Direktur LPMUKP yang diatur lebih jauh dalam Keputusan Direktur LPMUKP. 6 Pemberi Persetujuan Pinjaman Bergantung dengan besaran pagu pinjaman

19 19 NO INTERNAL LPMUKP KETERANGAN - Direktur LPMUKP atau - Pejabat yang Ditunjuk Direktur LPMUKP - Pagu pinjaman lebih besar dari Rp 2 Miliar atau pagu pinjaman yang kurang dari Rp 2 Miliar namun diekskalasi persetujuannya karena terjadi perbedaan pendapat antara Analis Kredit dan Komite Pinjaman LPMUKP - Pagu pinjaman kurang dari Rp 2 Miliar, Direktur LPMUKP menugaskan Kepala Divisi Keuangan dan Pengelolaan Risiko LPMUKP 7 Bank Pelaksana Bank yang menjadi referensi dalam pengelolaan keuangan negara termasuk pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum 7) Mutu baku dari terlaksananya setiap tahapan layanan dalam pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan, tenggat waktu (deadline) pelaksanaan setiap tahapan kegiatan pelayanan, serta output yang diharapkan dari terlaksananya setiap tahapan kegiatan.

20 20 BAB III KETENTUAN TEKNIS PENGELOLAAN DANA BERGULIR LPMUKP MELALUI LKM-KP A. KATEGORI LKM-KP YANG DAPAT MENGAKSES PINJAMAN ATAU PEMBIAYAAN DANA BERGULIR LPMUKP Pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan definisi bahwa LKM- KP adalah Lembaga Keuangan Mikro yang khusus didirikan untuk melayani kegiatan usaha yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan yang memenuhi salah satu Jenis Usaha yang Dibiayai oleh LPMUKP. Dalam kenyataannya saat ini, jauh sebelum berlaku efektifnya UU No.1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, telah terdapat sejumlah kelembagan keuangan mikro (microfinance institutions) yang telah bergerak dalam bidang usaha peningkatan kapasitas permodalan UMKM termasuk bagi UMKM yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan. Berdasarkan pengertian di atas, terdapat sejumlah ketentuan teknis kategori LKM-KP yang dapat mengakses pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP, antara lain: 1) Suatu LKM disebut sebagai LKM-KP mitra LPMUKP jika LKM tersebut membiayai satu atau lebih dari satu Jenis Usaha yang Dibiayai oleh LPMUKP terdiri dari: a. Usaha Penangkapan Ikan, termasuk usaha pendukungnya; b. Usaha Pembudidayaan Ikan, termasuk usaha pendukungnya; c. Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produk Kelautan Perikanan, termasuk usaha pendukungnya; d. Usaha Garam Rakyat, termasuk usaha pendukungnya; e. Usaha Masyarakat Pesisir Lainnya seperti Kedai Pesisir, Wisata Bahari dan lain-lain. 2) Seluruh LKM-KP yang mengelola dana bergulir LPMUKP diarahkan memiliki izin usaha LKM yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baik berbadan hukum koperasi maupun berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT); baik yang menjalankan prinsip syariah maupun konvensional dalam kegiatan operasinya. Implikasinya,

21 21 proses pembentukan badan hukum dan badan usaha LKM ini mengikuti peraturan yang berlaku yang diterbitkan oleh OJK. Ketentuan teknis ini menyebabkan jenis-jenis LKM- KP mitra LPMUKP terdiri dari: a. Koperasi Jasa LKM; b. Koperasi Jasa LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah); c. PT. LKM; dan d. PT. LKMS. 3) LKM-KP yang belum mendapatkan izin usaha sebagai badan usaha LKM yang ditetapkan oleh OJK dapat mengajukan permohonan dan proposal pinjaman atau pembiayaan dana bergulir kepada LPMUKP. Namun, sebelum proses pencairan dana dilakukan, LKM-KP tersebut harus telah dipastikan mengurus perolehan izin badan usaha LKM yang dikeluarkan oleh OJK. Jenis-jenis LKM-KP yang dapat mengajukan proposal pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP namun belum memiliki izin badan usaha LKM yang dikeluarkan OJK tersebut terdiri dari: a. Koperasi Simpan Pinjam (KSP); b. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS). 4) LPMUKP juga mengkategorikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai LKM-KP sehingga proses pengelolaan dana bergulir LPMUKP melalui BPR atau BPRS mengikuti pengaturan yang ada dalam SOP ini. 5) BPR atau BPRS yang menjadi mitra LPMUKP juga tunduk dan patuh pada peraturan perundang-undangan yang diatur oleh OJK. 6) Seluruh LKM-KP termasuk BPR atau BPRS harus mendapatkan surat keterangan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan yang relevan atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani urusan Kelautan dan Perikanan di tingkat Kabupaten/Kota bahwa LKM-KP tersebut memberikan penguatan akses permodalan kepada masyarakat Kelautan dan Perikanan. Format surat keterangan SKPD ini dapat

22 22 ditunjukkan pada Keputusan Direktur terpisah yang mengatur tentang Petunjuk Teknis (Juknis) Proposal Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP. B. PROPOSAL USULAN PINJAMAN ATAU PEMBIAYAAN DANA BERGULIR LPMUKP Komponen proposal usulan pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP ini terdiri dari dua komponen yaitu kelengkapan dokumen dan proposal itu sendiri. Ketentuan teknis dari kedua hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem konvensional mengajukan proposal pinjaman dana bergulir LPMUKP. 2) LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem syariah mengajukan proposal pembiayaan dana bergulir LPMUKP. 3) Kelengkapan dokumen proposal pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP terdiri dari 4 bagian yaitu: a. Surat permohonan pengajuan pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP oleh LKM-KP yang ditujukan kepada Direktur LPMUKP; Surat permohonan ini diajukan oleh Pimpinan LKM-KP yang telah diketahui oleh Tenaga Pendamping LPMUKP; b. Surat Keterangan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan yang relevan atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani urusan Kelautan dan Perikanan di tingkat Kabupaten/Kota bahwa LKM-KP tersebut memberikan penguatan akses permodalan kepada masyarakat Kelautan dan Perikanan; c. Dokumen Profil LKM-KP yang sekurang-kurangnya berisi tentang sejarah pembentukan LKM-KP tersebut, keterkaitan dengan UMKM-KP, serta aktivitas LKM-KP selama ini; d. Dokumen Proposal Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP yang sekurang-kurangnya berisi tentang rencana bisnis pengelolaan dana bergulir

23 23 LPMUKP serta dilampiri dengan sejumlah dokumen antara lain: i. Salinan Anggaran Dasar LKM-KP; ii. Daftar nominatif UMKM-KP calon penerima pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP; Daftar nominatif ini telah diketahui dan disetujui oleh Tenaga Pendamping LPMUKP; iii. Susunan pengurus dan pengawas untuk LKM- KP berbadan hukum koperasi atau direksi dan komisaris untuk LKM-KP berbadan hukum PT, dilengkapi dengan salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; iv. Daftar Riwayat Hidup pengurus dan pengawas untuk LKM-KP berbadan hukum koperasi atau direksi dan komisaris untuk LKM-KP berbadan hukum PT; v. Salinan Surat Keterangan Domisili LKM-KP; vi. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) LKM- KP; vii. Salinan jaminan yang digunakan oleh LKM-KP; viii. Berita acara terakhir dari Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk LKM-KP berbadan hukum koperasi atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terakhir untuk LKM-KP berbadan hukum PT; ix. Laporan keuangan terakhir dari LKM-KP; x. Dokumen lain yang dianggap LKM-KP terkait dengan pengelolaan dana bergulir LPMUKP. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai proposal pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP ini diatur dalam Keputusan Direktur LPMUKP tentang Petunjuk Teknis (Juknis) Proposal Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP. C. PERSETUJUAN PROPOSAL PINJAMAN ATAU PEMBIAYAAN DANA BERGULIR LPMUKP Setelah proposal pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP diajukan oleh LKM-KP dan disetujui oleh Tenaga

24 24 Pendamping, tahapan berikutnya terkait dengan persetujuan proposal pinjaman atau pembiayaan tersebut. Ketentuan teknis terkait proses persetujuan ini diatur sebagai berikut: 1) Tenaga Pendamping secara prinsip memberikan persetujuan awal bagi LKM-KP untuk menyampaikan proposal yang telah didampingi serta diberikan persetujuannya untuk dimohonkan kepada LPMUKP untuk mengelola pinjaman atau pembiayaan dana bergulir; 2) LPMUKP kemudian mengadministrasikan proposal pinjaman atau pembiayaan tersebut sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal LPMUKP; 3) Penilaian secara teknis dalam rangka penerimaan atau penolakan proposal LKM-KP untuk mengelola pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP dilakukan oleh Analis Kredit LPMUKP; 4) Analis Kredit LPMUKP merupakan staf LPMUKP yang memiliki kualifikasi analis manajemen risiko yang telah memperoleh sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP) atau Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR); 5) Analis Kredit dalam melakukan penilaian teknis persetujuan atau penolakan proposal pinjaman atau pembiayaan harus memperhatikan sejumlah hal, antara lain: a. Pinjaman atau pembiayaan yang diajukan oleh LKM- KP tersebut peruntukkannya untuk kepentingan pinjaman atau pembiayaan modal kerja serta pinjaman atau pembiayaan investasi bagi UMKM-KP; b. Kelengkapan dokumen dan proposal pinjaman atau pembiayaan yang diajukan oleh LKM-KP; c. Penilaian kelayakan pemberian pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP dilakukan atas aspek dan besaran bobot masingmasing aspek sebagai berikut: Karakter (Character) bobot 20%; Kapasitas (Capacity) bobot 25%; Modal (Capital) bobot 25%; Jaminan (Collateral) bobot 15%; serta Kondisi Ekonomi (Condition) dengan bobot 15%; d. Khusus terkait jaminan, LKM-KP memberikan jaminan minimum 100% dari total usulan pinjaman atau

25 25 pembiayaan yang diajukan kepada LPMUKP. Jaminan tersebut dapat berbentuk aset tetap (fixed asset), jaminan kas (cash collateral), fidusia piutang, cassie piutang dan jaminan pribadi (personal guarantee). Penilaian tentang aset jaminan ini menjadi bagian dari kewenangan dan penilaian teknis Analis Kredit LPMUKP; e. Hasil penilaian teknis Analis Kredit LPMUKP ini selanjutnya diajukan kepada Komite Pinjaman atau Pembiayaan untuk pengambilan keputusan rekomendasi pemberian atau penolakan proposal pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP. 6) Komite Pinjaman atau Pembiayaan mempunyai tugas pokok memberikan rekomendasi kepada Pemberi Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan LPMUKP tentang persetujuan atau penolakan proposal pinjaman atau pembiayaan atas hasil verifikasi dan penilaian teknis yang dilakukan oleh Analis Kredit LPMUKP. Hal-hal penting yang diatur terkait komite ini antara lain: a. Komite Pinjaman bertugas dalam memberikan rekomendasi kepada Pemberi Persetujuan Pinjaman LPMUKP untuk menyetujui atau menolak proposal pinjaman yang disampaikan oleh LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem konvensional; b. Komite Pembiayaan bertugas dalam memberikan rekomendasi kepada Pemberi Persetujuan Pembiayaan LPMUKP untuk menyetujui atau menolak proposal pembiayaan yang disampaikan oleh LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem syariah; c. Komite Pinjaman atau Pembiayaan juga dapat memberikan persetujuan dengan bersyarat atau catatan yang harus dipenuhi terlebih dahulu terhadap proposal yang diajukan oleh LKM-KP; d. Rekomendasi persetujuan proposal pinjaman atau pembiayaan, didasari oleh hasil verifikasi dan analisa Analis Kredit LPMUKP, mengandung hal-hal yang akan dimasukkan pula dalam Surat Pemberitahuan Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan (SP3) dan dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan;

26 26 e. Pembentukan Komite Pinjaman atau Pembiayaan termasuk susunan keanggotaannya diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direktur tentang Petunjuk Teknis (Juknis) Komite Pinjaman atau Pembiayaan LPMUKP. 7) Pemberi Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP terdiri dari dua pihak yaitu Direktur LPMUKP atau Pejabat yang Ditunjuk oleh Direktur LPMUKP. Ketentuan teknis terkait Pemberi Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan adalah sebagai berikut: a. Pemberi Persetujuan Pinjaman memberikan persetujuan pinjaman kepada LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem konvensional; b. Pemberi Persetujuan Pembiayaan memberikan persetujuan pembiayaan kepada LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem syariah; c. Pemberi Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan adalah Direktur LPMUKP untuk nilai pinjaman atau pembiayaan dana bergulir lebih besar dari Rp ,00 (Dua Miliar Rupiah); d. Pemberi Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan adalah Pejabat yang Ditunjuk oleh Direktur LPMUKP yaitu Kepala Divisi Keuangan dan Pengelolaan Risiko LPMUKP untuk nilai pinjaman atau pembiayaan dana bergulir yang lebih kecil atau sama dengan dari Rp ,00 (Dua Miliar Rupiah); e. Pernyataan persetujuan pemberian pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP dinyatakan dalam bentuk Surat Pemberitahuan Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan (SP3) atas hasil rekomendasi yang diberikan oleh Komite Pinjaman atau Pembiayaan serta hasil penilaian teknis dan kelayakan yang dilakukan oleh Analis Kredit LPMUKP; f. Khusus untuk nilai pinjaman atau pembiayaan yang lebih kecil atau sama dengan dari Rp ,00 (Dua Miliar Rupiah), jika terjadi perbedaan pendapat antara Analis Kredit dan Komite Pinjaman atau Pembiayaan LPMUKP, Kepala Divisi Keuangan dan Pengelolaan Risiko dapat

27 27 mengekskalasi keputusan persetujuan pinjaman atau pembiayaan LPMUKP kepada Direktur LPMUKP. 8) Surat Pemberitahuan Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan (SP3) Dana Bergulir LPMUKP memiliki ketentuan sebagai berikut: a. Surat Pemberitahuan Persetujuan Pinjaman diterbitkan untuk memberikan persetujuan pinjaman kepada LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem konvensional; b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Pembiayaan diterbitkan untuk memberikan persetujuan pinjaman kepada LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem syariah; c. SP3 Dana Bergulir LPMUKP setidak-tidaknya berisi tentang besaran pagu pinjaman atau pembiayaan yang disetujui, waktu pengembalian pinjaman atau pembiayaan, jaminan yang disepakati serta rencana angsuran pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP; d. Setelah penerbitan SP3 Dana Bergulir LPMUKP, maka LKM-KP segera menyiapkan seluruh dokumen hukum untuk perikatan pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP dalam bentuk Dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP; e. Jika terjadi perubahan dokumen hukum yang berbeda dengan proposal pengajuan, termasuk dokumen hukum dari jaminan yang digunakan oleh LKM-KP, maka perubahan itu dikirimkan kembali oleh LKM-KP yang telah disetujui oleh Tenaga Pendamping kepada Analis Kredit LPMUKP dalam bentuk Memo Perubahan Dokumen Proposal Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP; f. Selanjutnya, Memo Perubahan Dokumen Proposal Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP ini dianalisis oleh Tenaga Analis Kredit LPMUKP. Hasil analisis Memo Perubahan Dokumen Proposal Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP ini kemudian disampaikan kepada Komite Pinjaman atau Pembiayaan LPMUKP;

28 28 g. Komite Pinjaman atau Pembiayaan selanjutnya akan menerbitkan Rekomendasi atas Hasil Analisis Memo Perubahan Dokumen Proposal Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP. Rekomendasi ini kemudian disampaikan kembali kepada Pemberi Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan; h. Selanjutnya, Pemberi Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan akan menerbitkan Perubahan SP3 Dana Bergulir LPMUKP; i. SP3 atau Perubahan SP3 Dana Bergulir LPMUKP, untuk kondisi dimana adanya perubahan dokumen hukum yang berbeda dengan proposal pengajuan pinjaman atau pembiayaan, menjadi dasar untuk penerbitan Dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan. 9) Dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan diatur dengan ketentuan teknis sebagai berikut: a. Dokumen Akad Pinjaman diterbitkan untuk perjanjian pinjaman antara LPMUKP dengan LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem konvensional; b. Dokumen Akad Pembiayaan diterbitkan untuk perjanjian pembiayaan antara LPMUKP dengan LKM- KP yang operasionalnya menggunakan sistem syariah; c. Dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan dibuat berdasarkan SP3 atau Perubahan SP3 Dana Bergulir LPMUKP yang telah didukung dengan dokumentasi hukum yang memadai termasuk dokumen hukum terkait jaminan pinjaman atau pembiayaan; d. Dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan ditandatangani antara LKM-KP dengan Pemberi Persetujuan Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP di depan notaris; e. Penandatanganan Dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan ini dilakukan antara LPMUKP dengan LKM-KP yang telah memiliki izin usaha LKM dari OJK; Jika LKM-KP tersebut belum memiliki izin usaha LKM dari OJK, maka LKM-KP tersebut diwajibkan untuk melakukan pemenuhan terhadap perizinan usaha LKM tersebut yang dinyatakan dalam suatu surat pernyataan yang disampaikan oleh notaris.

29 29 10) Terkait notaris, LKM-KP menyampaikan Surat Penunjukan Notaris Mitra LPMUKP yang diusulkan oleh Tenaga Pendamping; Notaris tersebut disahkan sebagai notaris mitra LPMUKP dalam suatu Keputusan Direktur LPMUKP. 11) Ketentuan lebih lanjut mengenai persetujuan pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP ini diatur dalam Keputusan Direktur LPMUKP tentang Petunjuk Teknis (Juknis) Persetujuan Proposal dan Pencairan Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP. D. PENCAIRAN PINJAMAN ATAU PEMBIAYAAN DANA BERGULIR LPMUKP MELALUI LKM-KP Setelah penandatanganan Dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan serta sebelum dilakukan pencairan dana pinjaman atau pembiayaan dana bergulir, LPMUKP melakukan kegiatan pembekalan tentang manajemen keuangan, hak dan kewajiban, teknis angsuran dan pengendalian risiko yang diperlukan oleh LKM-KP dalam mengelola dana bergulir LPMUKP. Selanjutnya, pada tahapan pencairan pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP terdapat sejumlah ketentuan teknis, antara lain: 1) LKM-KP menyampaikan rekening bank yang digunakan oleh LKM-KP dalam mengelola dana bergulir LPMUKP; Surat Penyampaikan Rekening Bank LKM-KP ini diketahui pula oleh Tenaga Pendamping; Proses pembayaran angsuran pokok dan jasa pinjaman atau nisbah bagi hasil pembiayaan dilakukan dengan auto debet pada rekening bank LKM-KP ini pula; 2) LKM-KP menanggung biaya administrasi yang timbul dari pengurusan dokumentasi hukum, termasuk biaya notaris untuk perikatan antara LKM-KP dan LPMUKP sesuai Dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP; 3) LKM-KP membayar biaya provisi dengan tingkat persentase tertentu dari total pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP yang diperoleh oleh LKM-KP. Biaya provisi ini diatur dalam ketentuan tersendiri. Biaya provisi itu ditransfer ke rekening LPMUKP pada bank yang sama dengan bank tempat rekening LKM-KP terdaftar. Bukti

30 30 transfer dana provisi ini kemudian dikirimkan kepada LPMUKP; 4) LKM-KP juga menyampaikan Daftar Definitif UMKM-KP calon penerima pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP; Daftar Definitif ini telah diketahui dan disetujui oleh Tenaga Pendamping LPMUKP; 5) LPMUKP selanjutnya melakukan pencairan dana pinjaman atau pembiayaan dana bergulir kepada LKM-KP atas Daftar Definitif yang disampaikan oleh LKM-KP; 6) Daftar Definitif UMKM-KP calon penerima pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP dapat disampaikan oleh LKM-KP lebih dari satu tahapan. Pencairan yang dilakukan oleh LPMUKP untuk tahapan berikutnya dilakukan jika telah ada laporan realisasi penggunaan dana bergulir oleh LKM-KP pada tahapan sebelumnya; 7) LPMUKP berhak pula mengatur dalam Dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan tentang pencairan dana pinjaman atau pembiayaan dana bergulir yang lebih dari satu tahapan. Jika hal ini diatur, maka LKM-KP menyesuaikan Daftar Definitif UMKM-KP calon penerima pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP sesuai tahapan tersebut; 8) Seluruh transaksi antara LKM-KP dan LPMUKP, dilakukan melalui sistem perbankan. Pengunaan rekening oleh LKM- KP dan LPMUKP dilakukan pada bank yang menjadi bagian dari Bank Pelaksana BLU LPMUKP; 9) Bank Pelaksana juga secara periodik memberikan pelaporan tentang transaksi pada rekening LPMUKP dan LKM-KP kepada LPMUKP; 10) Selama periode pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP, Tenaga Pendamping melakukan kegiatan pendampingan baik kepada LKM-KP maupun UMKM-KP yang menjadi debitur LKM-KP; Kegiatan pendampingan ini diatur secara khusus dalam Peraturan Direktur LPMUKP tersendiri tentang Standar Operasional Prosedur Pendampingan LPMUKP; 11) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP melalui LKM-KP ini diatur dalam Keputusan Direktur LPMUKP tentang Petunjuk Teknis (Juknis) Persetujuan Proposal dan

31 31 Pencairan Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP. E. PENGEMBALIAN PINJAMAN ATAU PEMBIAYAAN YANG DITERIMA LKM-KP KEPADA LPMUKP Pengembalian pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP yang dilakukan oleh LKM-KP dilakukan secara mengangsur selama periode waktu pinjaman atau masa pembiayaan. Pengembalian pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP yang diterima LKM-KP kepada LPMUKP memiliki sejumlah ketentuan teknis antara lain: 1) Pengembalian pinjaman dana bergulir LPMUKP dilakukan oleh LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem konvensional; 2) Pengembalian pembiayaan dana bergulir LPMUKP dilakukan oleh LKM-KP yang operasionalnya menggunakan sistem syariah; 3) Pengembalian pinjaman dilakukan sesuai pengaturan yang ada dalam Dokumen Akad Pinjaman. Besaran pengembalian pinjaman terdiri dari dua komponen utama yaitu besaran angsuran pokok pinjaman dan besaran bunga sebagai jasa pinjaman dana bergulir LPMUKP. Besaran bunga pinjaman yang harus dibayarkan oleh LKM-KP kepada LPMUKP merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur tarif layanan BLU LPMUKP; 4) Pengembalian pembiayaan dana bergulir LPMUKP dilakukan sesuai pengaturan yang ada dalam Dokumen Akad Pembiayaan. Besaran pengembalian dana pembiayaan terdiri dari dua komponen utama yaitu besaran angsuran pokok pembiayaan dan besaran nisbah bagi hasil atas jasa pembiayaan dana bergulir LPMUKP. Besaran nisbah bagi hasil yang harus dibayarkan oleh LKM-KP kepada LPMUKP merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur tarif layanan BLU LPMUKP; 5) Proses pengembalian dana pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP yang dilakukan oleh LKM-KP dilakukan melalui mekanisme auto debet pada rekening bank LKM-KP yang ditransfer ke rekening bank LPMUKP

32 32 pada tanggal yang disepakati dalam Dokumen Akad Pinjaman atau Pembiayaan; 6) Peranan Tenaga Pendamping LPMUKP dalam proses pengembalian pinjaman atau pembiayaan dana bergulir muncul ketika pada batas waktu yang disepakati, proses auto debet rekening LKM-KP ini tidak berhasil dilakukan. Peranan tenaga pendamping ini berupa penyampaian Surat Pemberitahuan Batas Waktu Angsuran Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP melalui LKM-KP; 7) Terkait Bank Pelaksana, ketentuan teknis terkait dengan pengembalian dana pinjaman atau pembiayaan dana bergulir adalah sebagai berikut: a. Bank menerima dan membukukan angsuran serta menginformasikan kepada LPMUKP dan LKM-KP terkait proses auto debet pada rekening LKM-KP; b. LPMUKP melakukan penyusunan Laporan Rekonsiliasi Bank berdasarkan data dan informasi yang berasal dari Bank Pelaksana. 8) Jika hingga berakhirnya periode waktu pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP tidak terdapat tunggakan dari LKM-KP, maka LPMUKP akan mengeluarkan Surat Keterangan Lunas dari Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir kepada LKM-KP dengan ketentuan sebagai berikut: a. Surat Keterangan Lunas ini disusun atas dasar Kartu Monitoring Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP yang dihasilkan atas dasar Laporan Rekonsiliasi dengan Bank Pelaksana; b. Surat Keterangan Lunas ini kemudian dikirimkan LPMUKP kepada LKM-KP diikuti dengan informasi mengenai proses LKM-KP untuk mengambil dokumen jaminan; c. Pada saat penyerahan jaminan dari LPMUKP kepada LKM-KP, LPMUKP menyiapkan Berita Acara Serah Terima Jaminan yang ditandatangani oleh LKM-KP dan disimpan oleh LPMUKP. 9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembalian pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP ini diatur dalam Keputusan Direktur LPMUKP tentang Petunjuk Teknis

33 33 (Juknis) Pengembalian Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP oleh LKM-KP. F. PENANGANAN PENGEMBALIAN PINJAMAN ATAU PEMBIAYAAN DANA BERGULIR YANG TERTUNGGAK DARI LKM-KP KEPADA LPMUKP Antisipasi adanya keterlambatan pembayaran kembali dana pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP oleh LKM- KP, maka LPMUKP merasa perlu mengatur penanganan pengembalian angsuran pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP yang tertunggak dibayarkan oleh LKM-KP. Ketentuan teknis mengenal hal ini diatur sebagai berikut: 1) Kategori pembayaran angsuran pinjaman atau pembiayaan yang tertunggak apabila LKM-KP melakukan pembayaran lebih dari satu hari dari tenggat waktu pembayaran angsuran yang jatuh tempo; 2) Apabila pinjaman atau pembiayaan dana bergulir LPMUKP kepada suatu LKM-KP dikategorikan tertunggak, maka LPMUKP mengeluarkan Surat Penagihan Angsuran Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP kepada LKM-KP dan disampaikan oleh Tenaga Pendamping; 3) Apabila tertunggak lebih dari 90 hari sejak tenggat waktu pembayaran angsuran jatuh tempo, maka LPMUKP mengeluarkan Surat Peringatan Pembayaran Angsuran Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP kepada LKM-KP yang menunggak; 4) Surat Peringatan Pembayaran Angsuran ini disampaikan oleh Tenaga Pendamping LPMUKP; Jika sejak 30 hari dari tanggal penyampaian Surat Peringatan Pembayaran Angsuran ini terlewati, maka LPMUKP akan menyatakan pinjaman atau pembiayaan dana bergulir ke LKM-KP tersebut dengan kategori Pinjaman atau Pembiayaan yang Bermasalah; 5) Pengaturan penanganan pinjaman atau pembiayaan yang bermasalah ini diatur dalam Peraturan Direktur tersendiri yang mengatur tentang SOP Penanganan Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir LPMUKP yang Bermasalah; 6) Atas tunggakan yang dilakukan oleh LKM-KP, LPMUKP dapat mengenakan denda dengan besaran yang diatur

PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 11/PER-LPMUKP/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 11/PER-LPMUKP/2017 TENTANG KEMENTERIAN K 1 ELAUTAN DAN PERIKANAN SEKRETARIAT JENDERAL SATKER LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.17 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021)

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 4/PER-LPMUKP/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 4/PER-LPMUKP/2017 TENTANG KEMENTERIAN K 1 ELAUTAN DAN PERIKANAN SEKRETARIAT JENDERAL SATKER LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.17 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 14/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 14/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG KEMENTERIAN K 1 ELAUTAN DAN PERIKANAN SEKRETARIAT JENDERAL SATKER LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.17 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 29/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 29/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 29/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG DOKUMENTASI ADMINISTRATIF PENGELOLAAN DANA BERGULIR MELALUI KERJA SAMA OPERASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 20/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 20/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG KEMENTERIAN K 1 ELAUTAN DAN PERIKANAN SEKRETARIAT JENDERAL SATKER LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.17 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021)

Lebih terperinci

FAQ LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN

FAQ LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN FAQ LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Apa itu BLU LPMUKP? BLU LPMUKP adalah Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan 2. Apa Pengertian BLU? BLU adalah

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 34/PER/LPDB/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 34/PER/LPDB/2010 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI USAHA MIKRO DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor B/07/M.LB.01/2017, tanggal 11 Januari 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

2017, No Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor B/07/M.LB.01/2017, tanggal 11 Januari 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbanga No. 154, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. LPMUKP. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANANREPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 44/PER/LPDB/2008 T ENTANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 44/PER/LPDB/2008 T ENTANG KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SURYA

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /POJK.03/2016 TENTANG PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.272, 2015 KEUANGAN OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Manajemen Risiko. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5761). PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

TENTANG. memperluas. pembiayaan; Undang-Undang. 2. Tahun 2003

TENTANG. memperluas. pembiayaan; Undang-Undang. 2. Tahun 2003 KEMENTERIAN NEGARAA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL, DAN MENENGAH

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL, DAN MENENGAH WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG nis 2006 11-08-2006 1.2005Draft tanggal, 28 Juli 2006 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA PENJAMINAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 131 /PMK.05/2009 TENTANG KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan hasil putusan Rapat Koordinator

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 99/PMK.010/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN

Lebih terperinci

2015, No perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Bantuan Uang Muka Bagi Masyarakat Berpenghasilan Renda

2015, No perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Bantuan Uang Muka Bagi Masyarakat Berpenghasilan Renda BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1477, 2015 KEMENPU-PR. Aksesibilitas Kredit. Rumah Subsidi. Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Bantuan. Uang Muka. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. No.34, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYETORAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 36/PER/LPDB/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 36/PER/LPDB/2010 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13 /Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PROGRAM SEKURITISASI ASET KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 428, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. PNBP. Piutang Negara. Pengurusan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.27/Menlhk/Setjen/Keu-1/2/2016

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.03/2016 TENTANG TRANSFORMASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KONVENSIONAL MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang S

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang S No.1533,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Pelayanan Minimum. Lembaga. Pengelola Modal Usaha. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PERMEN-KP/2014

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

NOMOR TENTANG. : a. dalam. dimaksud : 1. Nomor. sebagaimana. Tahun 4033); Belitung. Kabupaten. Lembaran. Lembaran

NOMOR TENTANG. : a. dalam. dimaksud : 1. Nomor. sebagaimana. Tahun 4033); Belitung. Kabupaten. Lembaran. Lembaran PERATURAN DAERAH PROVINSII KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH KEPULAUAN BANGKAA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 36 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2016, No Subsidi Bunga untuk Kredit Usaha Rakyat; c. bahwa sehubungan dengan implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.05/2015 tent

2016, No Subsidi Bunga untuk Kredit Usaha Rakyat; c. bahwa sehubungan dengan implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.05/2015 tent No.251, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. KUR. Subsidi Bunga. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 /PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/9/PADG/2017 TENTANG LEMBAGA PENDUKUNG PASAR UANG YANG MELAKUKAN KEGIATAN TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur. No.515, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK. 01/2009 TENTANG TATACARA PELAKSANAAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa peningkatan akses dunia usaha pada sumber

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2014 OJK. Perusahaan Pembiyaan. Kelembagaan. Perizinan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5637) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18 DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2018 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI KOPERASI DAN UKM KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL DENGAN PENYEDIAAN DANA BERGULIR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

14 Tahun 2015 sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

14 Tahun 2015 sebagaimana dimaksud dalam huruf a; SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 0/PMK05/05 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI BUNGA UNTUK KREDIT USAHA RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a bahwa sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PERMEN-KP/2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM BAGI LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN LEMBAGA PERKREDITAN KECAMATAN MENJADI PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.992, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Piutang Negara. Macet. Pengurusan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.40/Menhut-II/2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT 1 of 50 8/23/2014 7:22 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPRS/KPRS MIKRO BERSUBSIDI Nomor : 17 Tahun 2011 Tanggal : 5 Agustus 2011 BAB I PENGERTIAN Dalam

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No. 2024,2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemberian. Jaminan. Percepatan. Jalan Tol Sumatera. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/ PMK.08/2015 TENTANG TATA

Lebih terperinci

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1420, 2015 KEMEN-KKP. Tunjangan Kinerja. Pembayaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMEN-KP/2015 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN DANA BERGULIR PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR

Lebih terperinci

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.579, 2017 LPS. Program Restrukturisasi Perbankan. Pengelolaan, Penatausahaan, serta Pencatatan Aset dan Kewajiban. (Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE SALINAN WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Menimbang : a. Mengingat : Peraturan...

Menimbang : a. Mengingat : Peraturan... 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2013 T E N T A N G TATA CARA PENGURUSAN PIUTANG NEGARA MACET LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida No.1794, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH. KUR. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat. Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.365 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola Perusahaan. Pembiyaan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5639) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01/Per/Dep.3/II/2014

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM PERATURAN GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL GUBERNUR NANGGROE

Lebih terperinci

2017, No efisien, perlu diatur ketentuan mengenai pedoman pengunaan Sistem Informasi Kredit Program dengan mendasarkan pada ketentuan sebagaiman

2017, No efisien, perlu diatur ketentuan mengenai pedoman pengunaan Sistem Informasi Kredit Program dengan mendasarkan pada ketentuan sebagaiman No.24, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Kredit Program. Sistem Informasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS KEPADA USAHA MIKRO DAN KOPERASI DI KABUPATEN KUDUS

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.03/2016 TENTANG TRANSFORMASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KONVENSIONAL MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 67 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN/ UTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 05/PERMEN/M/2007 TENTANG PENGADAAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA PINJAMAN BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../ /POJK/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DEWAN KOMISIONER NOMOR../.../POJK/2015

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 68 TAHUN 2008/434.013/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci