PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR. e9 rrahun2.1' TENTANG SISTEM MANAJEMENINFORMASITERINTEGRASIPEMERINTAH PROVINSIJAWA TENGAH

Transkripsi

1 GUBERNURJAWA TENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR e9 rrahun2.1' TENTANG SISTEM MANAJEMENINFORMASITERINTEGRASIPEMERINTAH PROVINSIJAWA TENGAH DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pengintegrasian Sistem Manajemen Informasi di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, perlu dibangun sistem aplikasi yang terintegrasi; b. bahwa untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang transparan, berdayaguna, berhasilguna dan akuntabel, perlu dilakukan penyusunan Sistern Manajemen Informasi yang terin tegrasi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta sesuai ketentuan Pasal 120 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 ten tang Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-92); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 ten tang Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Rcpublik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 ten tang Informasi Dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang~

2 Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114); 8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 41/PER/ M.KOMINFO/11/2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi Dan Komunikasi Nasional; 9. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Secara Elektronik Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 8); 10. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 45); MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN INFORMASI TENGAH. GUBERNUR TENTANG SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BAB I KETENTUANUMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai un sur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah.

3 , 5. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PO adalah Pembantu Gubernur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. 6. Unit Kerja adalah Unit Kerja pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 7. Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi adalah suatu sistem informasi yang melibatkan berbagai unit dan memiliki keterkaitan antar sub-sistem sehingga data dari satu sistem secara rutin dapat melintas menuju atau diambil oleh, satu atau lebih sistem yang lainnya. 8. Aplikasi adalah perangkat lunak yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna yang secara arsitektur teknis dapat dibagikan penggunaannya karena kesamaan kebutuhan fitur fungsionalitas. 9. Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat SIPPD adalah aplikasi yang dipergunakan untuk mengelola usulan rencana kegiatan pembangunan daerah. 10. Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat RKA PO adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan Perangkat Daerah serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 11. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada Perangkat Daerah sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. 12. Sistem pengelolaan keuangan daerah adalah sistem yang mengatur tentang keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. 13. Sistem penganggaran yang selanjutnya disebut e-budgeting adalah sistem yang bertujuan memberikan panduan dalam proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),revisi, dan Perubahan APBD di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terintegrasi dengan SIPPD dan sistern standarisasi harga barang dan jasa yang selanjutnya disebut e-shb. 14. Standarisasi Harga Barang dan Jasa yang selanjutnya disebut SHB adalah harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku di suatu daerah. 15. Sistem Standarisasi Harga Barang dan Jasa yang selanjutnya disebut e-shb adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang /jasa tertentu. 16. Sistem Rencana Kegiatan yang selanjutnya disebut e-project planning adalah sistem yang digunakan untuk mendefinisikan cara pemaketan pekerjaan, penjadwalan serapan anggaran, target realisasi fisik dan keuangan, dan revisi pemaketan yang terintegrasi dengan e-budgeting. 17. Sistem Kontrak yang selanjutnya disebut e-delivery adalah sistem yang menjamin proses pembuatan kontrak dan kelengkapan dokumen pencairan keuangan berjalan dengan baik, meliputi lelang, pengadaan langsung, pemberian langsung,

4 swakelola instansi pemerintah lain, SPK perorangan, Addendum tam bah kurang dan perubahan waktu yang terintegrasi dengan e-project planning. 18. Sistem Penatausahaan Keuangan yang selanjutnya disebut e-penatausahaan adalah sistem yang dipakai dalam proses penatausahaan keuangan sampai dengan akuntansi yang terintegrasi dengan e-project planning dan sistem pengendalian yang selanjutnya disebut e-controlling. 19. Sistem Pengendalian yang selanjutnya disebut e-controlling adalah sistem pengendalian kegiatan yang di dalamnya termasuk program komputer berbasis web untuk memfasilitasi pengumpulan informasi mengenai perkembangan pelaksanaan kegiatari/ pekerjaan dan permasalahannya yang terintegrasi dengan e-project planning dan e-penatausahaan. 20. Sistem Informasi Pendapatan Asli Daerah Online yang selanjutnya disebut PAD Online adalah sistem informasi yang menyajikan data target dan realisasi penerimaan, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Asli Daerah yang Sah lainnya dikelola Perangkat Daerah yang mengelolapendapatan Daerah. 21. Sistem Informasi dan Manajemen Aset Daerah yang selanjutnya disingkat SIM Aset adalah Sistem informasi pengelolaan barang milik daerah yang terintegrasi dengan laporan stand art akuntansi pemerintah dan terkoneksi diseluruh Perangkat Daerah yang mengelolaaset Daerah. 22. Sistem Informasi Manajeman Kepegawaian yang selanjutnya disebut SIMPEG adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola data kepegawaian pada setiap Perangkat Daerah yang terpisah, dan setiap saat dapat dilakukan konsolidasi data keseluruhan secara otomatis. 23. Sistem Penilaian Prestasi Kerja Pegawaiyang selanjutnya disebut e-kinerja adalah aplikasi kinerja pegawai yang mengatur tentang sasaran kerja pegawai, presensi online, dan hukuman disiplin. BABII MAKSUDDANTUJUAN Pasal2 Kebijakan Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Pemerintah Daerah dimaksudkan sebagai pedoman atau kerangka kerja yang mengatur dan mengelola keseluruhan aplikasi Sistem Manajemen Informasi sumber daya Pemerintah Daerah. Pasal3 Kebijakan Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Pemerintah Daerah ini bertujuan: a. mengintegrasikan seluruh aplikasi Sistem Manajemen Informasi sumber daya Pemerintah Daerah; b. meningkatkan pelayanan publik yang makin cepat, transparan, berdayaguna, berhasilguna dan akuntabel. BABIII RUANGLINGKUP Pasa14 Kebijakan Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Pemerintah Daerah irn digunakan sebagai prinsip dan panduan bagi setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah dalam : a. perencanaan,

5 b. pengelolaan, dan c. monitoring dan evaluasi. BABIV PERENCANMN Pasa15 Perencanaan Pengembangan Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Daerah meliputi: a. Regulasi Manajemen Sistem Aplikasi disesuaikan dengan Perkembangan Teknologi Informasi dan Peraturan Perundangan Terbaru. b. Kelembagaan yang menangani Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Pemerintah Daerah dilakukan oleh lembaga tersendiri dibawah Perangkat Daerah yang membidangi Teknologi Informasi. c. Sumber Daya Manusia yang mengelola dan mengembangan Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Pemerintah Daerah dilakukan oleh Perangkat Daerah yang membidangi Teknologi Informasi. d. Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berada pada masingmasing Perangkat Daerah diintegrasikan pada Data Center. e. Pengembangan Sistem Aplikasi dengan mengintegrasikan Sistem Manajemen Informasi yang ada di pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten atau Kota. BABV PENGELOLAAN Bagian Kesatu Penanggung Jawab Pasa16 Penanggung jawab dari masing-masing sistem aplikasi adalah sebagai berikut: a. Penanggung jawab sistem aplikasi SIPPD adalah Kepala Perangkat Daerah yang membidangi perencanaan daerah. b. Penanggung jawab sistem aplikasi e-budgeting adalah Kepala Perangkat Daerah yang membidangi keuangan daerah. c. Penanggung jawab sistem aplikasi e-shb adalah Kepala Unit Kerja yang membidangi standarisasi harga barang daerah. d. Penanggung jawab sistem aplikasi e-project planning adalah Kepala Unit Kerja yang membidangi pengendalian dan evaluasi program dan kegiatan daerah. e. Penanggung jawab sistem aplikasi e-delivery adalah Kepala Unit Kerja yang membidangi pengendalian dan evaluasi kinerja keuangan daerah. f. Penangung jawab sistem aplikasi e-penatausahaan adalah Kepala Perangkat Daerah yang membidangi keuangan daerah. g. Penangggung jawab sistem aplikasi e-controlling adalah Kepala Unit Kerja yang membidangi pengendalian dan evaluasi program dan kegiatan daerah. h. Penangung jawab sistem aplikasi PAD-online adalah Kepala Perangkat Daerah yang membidangi pendapatan daerah.

6 1. Penangung jawab sistem aplikasi SIM-Aset adalah Kepala Perangkat Daerah yang membidangi aset daerah. J. Penanggung jawab sistem aplikasi SIMPEG dan e-kinerja adalah Perangkat Daerah yang membidangi kepegawaian daerah. f. Gambaran alur penggunaan sistem aplikasi e-controllinq terlampir pada Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. g. Gambaran alur penggunaan sistem aplikasi PAD-online terlampir pada Lampiran VIIyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. h. Gambaran alur penggunaan sistem aplikasi SIM-Aset terlampir pada Lampiran VIIIyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. 1. Gambaran alur penggunaan sistem aplikasi SIMPEG dan e-kinerja terlampir pada Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur In1. Bagian Kedua Pelaksana Pasa17 Guna kelancaran pelaksanaan Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Provinsi Jawa Tengah dibentuk tim yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Bagian Ketiga Alur Penggunaan Aplikasi Pasa18 a. Gambaran alur penggunaan sistem aplikasi e-budgeting terlampir pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. b. Gambaran alur penggunaan sistem aplikasi e-shb terlampir pada Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. c. Gambaran alur penggunaan sistem aplikasi e-project planning terlampir pad a Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur m1. d. Gambaran alur penggunaan sistem aplikasi e-delivery terlampir pada Lampiran IVyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. e. Gambaran alur penggunaan sistem aplikasi e-penatausahaari terlampir pada Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. BABVI MONITORINGDANEVALUASI Pasa19 (1) Monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan sistem manajemen informasi terintegrasi dilaksanakan secara terpadu oleh tim yang dibentuk Gubernur. (2) Setiap Perangkat Daerah dan Unit Kerja yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dari masing-masing sistem aplikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan masing-masing sistem aplikasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

7 BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 10 Semua biaya yang timbul akibat ditetapkannya Peraturan Gubernur ini dibebankan pada : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah; b. Sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VIII KETENTUAN PENETUP Pasal 11 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah. Ditetapkan di Semarang pada tanggal 19 Desember 2016 GUBERNUR JAWA TENGAH, ttd GANJAR PRANOWO Diundangkan di Semarang pada tanggal 19 Desember 2016 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, ttd SRI PURYONO KARTO SOEDARMO BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 NOMOR 89