METODE-METODE DALAM PENELITIAN ILMU SOSIAL
|
|
- Yandi Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODE-METODE DALAM PENELITIAN ILMU SOSIAL 1. Metode Penelitian Sosial (Social Research Method) Mahasiswa selalu dihadapkan pada permasalahan teoritis dan metodologis dalam proses penulisan tugas akhir atau skripsi. Permasalah muncul karena kebingungan menentukan topik skripsi dan teori serta metode yang harus digunakan dalam penelitian mereka. Tidak sedikit dari mahasiswa yang kurang memahami bahwa dua permasalahan tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Pemilihan teori yang akan digunakan sebagai pisau dalam menganalisis sebuah realitas sosial akan selalu memiliki konsekuensi pada pemilihan metode penelitian yang akan digunakan dalam pengumpulan data atau informasi. Misalnya, jika seorang mahasiswa menggunakan teori Peter L. Berger tentang konstruksi realitas sosial maka metode penelitian yang tepat untuk digunakan adalah metode kualitatif atau lebih tepatnya menggunakan metode fenomenologi. Sebelum menguraikan lebih lanjut tentang metode penelitian, mahasiswa harus terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan penelitian sosial (social reseach). Menurut Neuman (Neuman, 2000), penelitian sosial merupakan kumpulan metode-metode yang digunakan oleh peneliti secara sistematis, terstruktur dan terorganisasi untuk menghasilkan pengetahuan tentang dunia sosial (social world) atau realitas sosial. Hal ini berarti, seorang peneliti harus mematuhi aturan dan tahapan yang disyaratkan oleh sebuah metode penelitian. Aturan inilah yang membedakan pengetahuan yang diperoleh seseorang dari common sense, yaitu pengetahuan yang secara bersama-sama dimiliki oleh peneliti dan masyarakat di sekitarnya. Setelah memahami apa yang dimaksud dengan metode penelitian sosial dan perbedaannya dengan pengetahuan common sense, mahasiswa lebih lanjut harus mampu memahami apa yang dimaksud dengan dunia atau realitas sosial. Permasalahan yang sering muncul adalah seorang peneliti mengalami kesulitan untuk membedakan mana yang dimaksud dengan realitas individu dan realitas sosial. Permasalahan ini lebih lanjut akan mengakibatkan kesulitan bagi mahasiswa untuk memilih atau menentukan topik penelitian yang akan dilakukan. Seorang peneliti akan bisa membedakan realitas individu dan realitas sosial melalui apa yang dijelaskan oleh Giddens (2010) dengan imajinasi sosiologis. Giddens menyatakan bahwa masalah individu (personal troubles) dan masalah sosial (public issues) dapat dibedakan dengan beberapa cara. Pertama, masalah individu bisa menjadi masalah sosial bila secara
2 kuantitas jumlah individu yang mengalami masalah tersebut secara kuantitas bertambah. Misalnya, jumlah siswa SD yang mengalami stress meningkat dari 5% menjadi 95% siswa setelah K13 diberlakukan, maka masalah ini bukan lagi realitas psikologis atau individu tetapi sudah berubah menjadi masalah sosial. Siswa SD mengalami stress bukan karena masalah karakter individu atau problem psikologis lainnya, namun karena masalah lingkungan atau struktur di luar individu, dalam hal ini terkait dengan penetapan kurikulum baru. Kedua, masalah individu bisa menjadi public issues bila sebab dan dampak/akibat sebuah masalah terjadi karena faktor struktur atau konteks/lingkungan/masyarakat dimana masalah tersebut terjadi. Masalah teroris menjadi masalah sosial karena tidak lagi terkait dengan bagaimana seorang teroris memaknai jihad, tetapi sebab munculnya terorism karena sistem yang sangat kapitalistik, kemiskinan, kesenjangan dan sebab struktur lainnya. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang peneliti dalam proses menemukan atau menentukan masalah sosial. Termasuk diantara cara tersebut adalah melalui pengalaman, pengamatan, media, diskusi dan yang paling utama dengan cara membaca berbagai literatur seperti buku dan jurnal penelitian (Bryman, 2004). 2. Perbedaan metode atau cara melihat realitas sosial Setelah peneliti mampu melakukan imaginasi sosiologis maka mereka diharapkan mampu menemukan atau menentukan masalah sosial yang akan diteliti. Tahap selanjutnya yang harus dilalui oleh seorang peneliti adalah menentukan bagaimana memandang atau mengkaji realitas sosial yang akan diteliti tersebut. Secara umum, ada dua cara pandang (perspektif/paradigma) yang bisa dipilih seorang peneliti dalam melihat sebuah masalah sosial, yaitu positivis (perspektif marko) dan post-positivis (perspektif mikro/interpretive). Perspektif alternatif lain di luar dua mainstream tersebut adalah perspektif yang mencoba menempatkan atau menggbungkan keduanya dalam satu atap (perspektif messo) Perspektif atau pemikiran positifis yang mendasari metode kuantitatif Perspektif positivis melihat realitas sosial adalah berada di luar individu (external reality. Realitas sosial ini bersifat mengatur dan mempolakan tindakan individu secara terulang (menjadi hukum) yang dapat ditemukan dan diprediksi. Misalnya, kondisi ekonomi seorang individu akan mengatur dan mempolakan bagaimana cara dia berperilaku atau bertindak seperti berpakaian, berpikir, berkomunikasi atau bahkan cara belajar di kampus. Perspektif ini menempatkan seorang individu sebagai human yang pasif yaitu sangat tergantung pada realitas atau struktur sosial (masyarakat, norma, aturan) yang ada di luar dirinya. Cara pandang atau
3 berpikir seperti ini sebenarnya mereplika cara berpikir dalam ilmu-ilmu alam (natural science) yang juga menempatkan nature atau fenomena alam secara lebih dominan dibandingkan obyek (termasuk human) yang hidup di dalamnya. Seorang manusia akan tunduk atau takluk pada fenomena alam yang ada di luar dirinya seperti, bergantinya siang dan malam, pergantian musim, hukum gravitasi dan hukum-hukum alam lainnya. Manusia hanya bisa mengendalikan hukum alam dengan perkembangan teknologi dengan meminimalkan atau memaksimalkan pengaruhnya. Hubungan antara individu-individu dan struktur di luar dirinya dapat digambarkan dalam bagan berikut ini : Bagan 1. Perspektif Positivis Tingkat Pendapatan Orang tua Norma Agama Jenis Peer Group Aturan Kampus Tingkat Prestasi Mahasiswa 1 Tingkat Prestasi Mahasiswa 2 Fasilitas Kampus Tingkat Prestasi Mahasiswa 3 Tingkat Prestasi Mahasiswa 4 Kemampuan Dosen Kurikulum = variabel Y = variabel X (fokus penelitian) = mengontrol, mendominasi, mempolakan tindakan individu/mahasiswa Bagan di atas menunjukkan bagaimana perspektif positivis melihat sebuah realitas sosial. Perspektif ini lebih fokus pada struktur atau realitas sosial yang berada di luar individu yang mendominasi atau mempengaruhi bagaimana individu-individu akan berperilaku atau melakukan tindakan. Seorang peneliti yang memilih perspektif positivis akan disibukkan dengan mencari berbagai faktor atau realitas sosial yang mempengaruhi atau menyebabkan tindakan atau perilaku individu. Perilaku dan tindakan yang nampak inilah yang selanjutnya akan dikaji dalam penelitian yang menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan instrumen penelitian utama yaitu kuesioner. Dalam penelitian kuantitatif, faktor-faktor
4 yang mempengaruhi tindakan atau perilaku seorang individu ini disebut dengan variabel X atau variabel independent (bebas/pengaruh/tidak terikat). Sementara itu, tindakan atau perilaku individu yang dipengaruhi oleh faktor di luar individu disebut dengan variabel Y (terikat/terpengaruh). Lebih lanjut, faktor atau realitas sosial yang mempengaruhi prestasi seorang mahasiswa bisa dicari dan dikembangkan oleh peneliti melalui teori atau konsep yang telah ada. Misalnya, menurut beberapa teori dan hasil penelitian, prestasi seorang mahasiswa akan dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari bagaimana kondisi ekonomi keluarganya, bagaimana dia berinteraksi dengan peer group nya, bagaimana dia menerapkan peraturan dan menggunakan fasilitas di kampus, bagaimana dia memberikan perspesi terhadap kurikulum yang diterapkan dan juga respon terhadap kemampuan mengajar dosennya. Cara berpikir yang didasarkan pada teori atau konsep yang telah ada sebelumnya inilah yang disebut dengan cara berpikir deduktif yang merupakan dasar dari metode atau penelitian kuantitatif. Tujuan dari berpikir deduktif adalah menguji teori yang sudah ada apakah terbukti atau tidak dalam sebuah konteks sosial tertentu. Teori (umum/general) Bagan 2. Proses Berpikir Deduktif khusus (realitas atau konteks sosial dimana teori akan diuji) Kritik terhadap penelitian positivis dengan metode kuantitatif yaitu mengabaikan nilai dalam proses penelitian, baik nilai yang melekat pada obyek penelitian (individu yang diteliti) dan nilai yang melekat pada peneliti (harus obyektif) agar tidak terjadi bias dalam penelitian. Oleh karena itu penelitian kuantitatif dikenal dengan perspektif yang bebas nilai (value free) Perspektif atau pemikiran post-positivis yang mendasari metode kualitatif Konsep post dalam post-positivis sering diartikan dalam dua hal yaitu sebagai masa atau waktu setelah dominasi perspektif positivis dan juga kritik terhadap perspektif tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemikiran positivis banyak mendapatkan kritik karena rezim bebas nilainya. Pemikiran ini menganggap manusia sebagai makhluk pasif yang hanya bisa tunduk pada dominasi realitas sosial di luar dirinya. Perspektif post-positifis sebaliknya berpendapat lain. Seorang individu memiliki kapasitas untuk berpikir yang memungkinkan dirinya secara sadar melakukan sebuah perilaku atau tindakan untuk tujuan tertentu, terlepas dari pengaruh atau dominasi struktur di luar dirinya. Perilaku atau tindakan
5 individu inilah yang pada akhirnya membentuk kumpulan atau agregat yang menjadi cikal bakal terbentuknya sebuah struktur atau realitas sosial. Oleh karena itu, perspektif postpositivis menekankan bahwa penelitian ilmu sosial seharusnya lebih fokus untuk mengkaji tindakan sosial yang memiliki makna atau tujuan tertentu dari seorang individu. Tokoh atau pemikir utama dari perspektif post-positivis dalam Sosiologi adalah Max Weber dalam konsepnya tentang Verstehende (understanding). Weber menjelaskan Verstehende sebagai sebuah pemahaman atau empati terhadap pengalaman hidup sehari-hari dari people dalam seting sejarah tertentu. Dengan demikian, jika seorang peneliti ingin memahami sebuah realitas sosial maka dia harus berangkat dari data atau informasi dari individu-individu terkait pengalaman hidup, pengetahuan, makna, motivasi yang mereka miliki terhadap realitas tertentu. Hubungan antara individu dan realitas sosial dalam perspektif post-positivis bisa digambarkan dalam bagan berikut ini : Bagan 3. Perspektif Post-Positivis Mahasiswa Berprestasi Mahasiswa Berprestasi Mahasiswa 1 Mahasiswa 2 Mahasiswa 3 = realitas sosial = individu-individu yang membangun (construct) makna tentang realitas sosial = interaksi antar mahasiswa = proses mendefinisikan realitas sosial Bagan di atas mengilustrasikan bagaimana perspektif post-positvis melihat sebuah realitas sosial. Perspektif ini menjelaskan bahwa realitas sosial terbentuk atau terbangun dari bagaimana individu-individu memberikan definisi terhadap realitas tersebut. Realitas sosial terdiri dari individu-individu yang membangun makna dan memberikan interpretasi terhadap makna tersebut melalui interaksi sosial mereka sehari-hari. Terkait bagan di atas, seorang peneliti ingin mengkaji tentang sebuah realitas sosial yaitu menurunnya prestasi mahasiswa.
6 Berbeda dengan perspektif positivis yang akan mencari faktor-faktor yang menyebabkan realitas tersebut muncul, seorang peneliti yang menggunakan perspektif post-positivis akan fokus pada sumber darimana realitas tersebut terbentuk yaitu mahasiswa itu sendiri. Perspektif post-positivis akan mencoba menggali bagaimana seorang mahasiswa memikirkan, memaknai atau memberikan definisi terhadap sebuah prestasi. Data atau informasi semacam ini harus diperoleh sendiri oleh seorang peneliti dari informan langsung di lapangan atau melalui media sosial (empirical data). Cara berpikir yang didasarkan pada empirical data ini disebut dengan cara berpikir induktif yang merupakan dasar dari metode atau penelitian kualitatif. Bagan 4. Proses Berpikir Induktif Khusus (observasi/empirical data) umum (membuat, mengkritik, atau memperkuat teori) Kesulitan utama yang dihadapi oleh seorang peneliti yang menggunakan perspektif postpositivis adalah terkait dengan proses penggalian data dan informasi tentang apa yang dipikirkan, dipahami atau dialami oleh seorang individu. Informasi semacam ini tidak nampak dan tidak mudah digali dari seorang individu. Oleh karena itu, seorang peneliti harus masuk ke dalam kehidupan sehari-hari (natural setting) individu-individu tersebut untuk mengetahui apa yang mereka alami, pikirkan, pahami terkait dengan sebuah realitas sosial. Proses ini bisa dilakukan melalui wawancara mendalam (depth interview) dan observasi yang biasa digunakan sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif. Setelah data atau informasi bisa digali dari seorang individu, tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh seorang peneliti yang menggunakan metode kualitatif adalah memberikan interpretasi terhadap data dan informasi tersebut. Proses interpretasi data tersebut tergantung sepenuhnya pada peneliti tersebut dan tidak bisa diwakilkan oleh orang lain. Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti sekaligus menjadi instrumen penelitian itu sendiri yang tidak bisa digantikan perannya oleh instrumen lain seperti kuesioner misalnya. Lebih lanjut, berbeda dengan metode kuantitatif, metode kualitatif tidak mengabaikan nilai dalam proses penelitian, baik nilai yang melekat pada obyek penelitian (individu yang diteliti) dan nilai yang melekat pada peneliti. Oleh karena itu penelitian kualitatif bukan perspektif yang bebas nilai (value free).
BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi
219 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi Islam di Indonesia dapat disimpulkan sebagai
Lebih terperinciSOSIOLOGI PENDIDIKAN
SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KONSTRUKSIONIS TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. MAX WEBER 5. THOMAS LUCKMAN 2. EDMUND HUSSERL 6. ANTHONY GIDDENS 3. ALFRED SCHUTZ 7. PIERE BOURDIEU 4. PETER
Lebih terperinciGagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial
Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah
Lebih terperinciSMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT DEFINISI SOSIOLOGI: Studi sistematis tentang: Perilaku social individu-individu Cara kerja kelompok social,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian konstruktivisme. Aliran konstruktivisme menyatakan bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk
Lebih terperinciBAB III. Metodologi Penelitian
BAB III Metodologi Penelitian 3. 1 Paradigma dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih paradigma konstruktivisme sebagai landasan filosofis untuk memahami realitas sosial di masyarakat.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi
BAB V PENUTUP Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi penelitian yang terdapat dalam penelitian ini. Pemaparan simpulan bertujuan menjelaskan ringkasan hasil penelitian guna
Lebih terperinciRUMUSAN WORKSHOP NASIONAL PENGELOLAAN JURNAL DAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH INTI PROGRAM SARJANA DAN PASCASARJANA SOSIOLOGI
RUMUSAN WORKSHOP NASIONAL PENGELOLAAN JURNAL DAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH INTI PROGRAM SARJANA DAN PASCASARJANA SOSIOLOGI KERJASAMA ASOSIASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI INDONESIA (APSSI) DENGAN JURUSAN SOSIOLOGI
Lebih terperinciTEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI
Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pengertian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi, 2008: 21) mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian
Lebih terperinciBAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Menurut Salim Paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat kepercayan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak atau keyakinan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data
49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian ilmiah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya apabila menggunakan suatu metode yang sesuai dengan kajian penelitian. Metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konstruktivis yang dirasa cocok untuk menggambarkan dan menggali
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan dasar pemikiran paradigma Konstruktivis yang dirasa cocok untuk menggambarkan dan menggali permasalahan
Lebih terperinciPENDEKATAN & KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
PENDEKATAN & KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF-KUANTITATIF SIFAT REALITAS SOSIAL PRINSIP DASAR PENELITIAN CARA PANDANG TERHADAP REALITAS SOS GENERALISASI PENELITI- DITELITI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun
BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan untuk memahami dan memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun masalah manusia.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
42 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian konstruktivisme. Aliran konstruktivisme menyatakan bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk
Lebih terperinciKEBUDAYAAN. Oleh : Firdaus
KEBUDAYAAN Oleh : Firdaus Pertemuan ini akan Membahas : 1. Konsep Kebudayaan 2. Unsur-Unsur Kebudayaan 3. Wujud Ideal Kebudayaan 4. Beberapa Teori Kebudayaan Pertanyaan untuk Diskusi Awal: 1. Apa Itu Kebudayaan
Lebih terperinciDASAR-DASAR MIKRO BAGI SOSIOLOGI MAKRO
DASAR-DASAR MIKRO BAGI SOSIOLOGI MAKRO by Stephen K. Sanderson KETERKAITAN antara sosiologi mikro dengan sosiologi makro akhir-akhir ini banyak menarik perhatian para sosiolog dari berbagai aliran. Untuk
Lebih terperinciPendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono,
Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono, 2003). Desain Penelitian ini harus memuat segala sesuatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperinciETNOGRAFI. Imam Gunawan
ETNOGRAFI Imam Gunawan Apa itu metode penelitian Etnografi? Menurut Harris dan Johnson (2000), etnografi dalam arti sederhana adalah a portrait of a people. Dalam konteks yang luas Ethnography is a written
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang
78 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Metode
Lebih terperinciPendekatan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Ishafit http://ishafit.pfis.uad.ac.id Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative approach). Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism
BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian post positivisme. Salim (2001:40) menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut: Paradigma ini merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivis. Post positivis 36 yaitu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian ini menggunakan paradigma post positivis. Post positivis 36 yaitu didasarkan pada observasi dan pengujian yang sangat cermat terhadap realitas objektif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Sebuah penelitian harus menggunakan suatu paradigma. Banyak sekali definisi mengenai paradigma itu sendiri. Dibawah ini definisi mengenai paradigm
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik. 1
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah kerangka konsep dasar yang menjadi acuan proses penelitian. Pada umumnya, suatu paradigma keilmuan merupakan sistem keseluruhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2009), pemilihan pendekatan kuantitatif
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivistik. Menurut Neuman (2003: 71) dalan Nurbaiti (2007:29),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tujuan yang telah ditentukan. Adapun metode yang peneliti gunakan adalah
BAB III METODE PENELITIAN Dalam mengadakan penelitian metode mempunyai peranan yang sangat penting, karena metode adalah suatu cara yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data yang dapat dijadikan kerangka
Lebih terperinciSEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN
Modul ke: 14Fakultas Dr. PSIKOLOGI SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN BAB XIII Metode Penelitian KUALITATIF Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi Program Studi PSIKOLOGI Menurut Banister, dkk (1994) penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen). Obyek
Lebih terperinciTEORI INTERPRETIF. Modul ke: 14FIKOM FENOMENOLOGIS DAN KONTRUKTIVISME. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations
TEORI INTERPRETIF Modul ke: FENOMENOLOGIS DAN KONTRUKTIVISME Fakultas 14FIKOM Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Fenomenologis Sebagai suatu gerakan dalam berpikir, fenomenologi (phenomenology)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif atau naturalistik karena dilakukan pada kondisi yang alamiah. Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan untuk menyusun skripsi ini adalah termasuk ke dalam penelitian field reseach. Field research yaitu suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam kaitannya dengan metodologi dan prosedur yang digunakan dalam penelitian,
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Teori Teori Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id SOSIOLOGI = SOCIOLOGY= Socius
Lebih terperinciBAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu
37 BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ A. Teori Fenomenologi Alfred Schutz lahir di Wina pada tahun 1899 dan meninggal di New York pada tahun 1959. Ia menyukai musik, pernah bekerja di bank mulai berkenalan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perspektif Orang Tua maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai Gambaran Well Being Anak Usia 4 6 Tahun dalam Perspektif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kulango Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan analisis data. Secara keseluruhan, keputusan ini melibatkan rancangan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan peneitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang meliputi: dari asumsi asumsi luas sehingga metode rinci dalam pengumpulan dan analisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1
73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan
Lebih terperinciInteraksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif
Salah satu jenis pendekatan utama dalam sosiologi ialah interaksionisme simbolik. Interaksionisme simbolik memiliki perspektif dan orientasi metodologi tertentu. Seperti halnya pendekatan-pendekatan lain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) ini tidak terlepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian ini Peneliti menggunakan jenis Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode fenomenologi. Istilah fenomenologi sering digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan pengertian berikut pemahaman seperti ini terdapat empat unsur kunci
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian deskriptif adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian (research) sebagian tergantung
Lebih terperinciBAB V. PENUTUP. memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan Sebagian besar hak-hak anak dalam kelima keluarga dalam penelitian ini memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak untuk hidup dan hak anak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kota Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk merupakan daerah asal dari
Lebih terperinciOleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya
Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya untiludigdo@ub.ac.id; masunti@gmail.com Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi di Universitas Lampung, 24-26 Agustus 2016 Seperangkat
Lebih terperinciPERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF
METODOLOGI PENELITIAN DR. ADI SETIAWAN, M. SC PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF A. Pengertian Metode Penelitian B. Jenis-jenis Penelitian C. Pengertian Metode Kuantitatif dan Kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PARADIGMA Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma
Lebih terperinciKarakteristik dan perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Modul ke: Karakteristik dan perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif Cetak biru penelitian kualitatif, karakteristik penelitian kualitatif, perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif Fakultas
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
63 BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak retardasi mental dengan level retardasi mental sedang. Guna mendalami fokus
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.netbab III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat
BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini penulis ataupun peneliti akan menjabarkan maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat dengan judul, tema, dan fokus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan
Lebih terperinciMetodologi Penelitian Pertemuan 1 Disampaikan oleh: Budi Setiawan
Metodologi Penelitian Pertemuan 1 Disampaikan oleh: Budi Setiawan Metodologi: sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu Penelitian: suatu penyelidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian penelitian lapangan
Lebih terperinciPSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02
MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI SOSIAL 1 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 02 MK10230 Irfan Aulia, M.Psi. Psi Abstract Metode Penelitian Psikologi Sosial Kompetensi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN RETNO WAHYUNINGSIH Kualitatif: A. Metode Penelitian B. Setting Penelitian C. Subyek dan Informan Penelitian D. Metode Pengumpulan Data E. Keabsahan Data F. Teknik Analisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut Deddy N. Hidayat dalam penjelasan ontologi paradigma kontruktivis, realitas merupakan konstruksi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode merupakan suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian adalah semua kegiatan pencarian penyelidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UPAYA PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP PADA SISWA KELAS VIIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. gunakan ialah pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian berisikan uraian tentang pendekatan penelitian yang dipilih oleh peneliti, 46 dan dalam penelitian ini pendekatan yang
Lebih terperinciBAB III. III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.netbab III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan
BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Konstruksi sosial yang dibangun oleh warga RW 11 Kampung Badran mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan berlangsung secara dialektis yakni
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan
Lebih terperinciAli Imron, S.Sos., M.A. Disampaikan pada Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tingkat Pra Dasar Prodi Sosiologi, November 2016
PENGANTAR SMALL RESEARCH Ali Imron, S.Sos., M.A. Disampaikan pada Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tingkat Pra Dasar Prodi Sosiologi, 18-20 November 2016 SMALL RESEARCH Aktivitas penelitian
Lebih terperinciPARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. 4/23/2013 Paradigma/ Perspektif/ Cara Pandang/ World view Mempengaruhi persepsi Mempengaruhi tindakan Paradigma
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi
Lebih terperinciPENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN. Modul ke: 1Ilmu Komunikasi MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN. Fakultas. Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran
Modul ke: PENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN Fakultas 1Ilmu Komunikasi Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran Scientific (Ilmiah-Empiris) Humanistic (Humaniora- Interpretif)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat dewasa ini menuntut masyarakat untuk menyikapinya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Paradigma Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus harus
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus harus mengetahui dan memahami paradigma yang memayungi metode yang dipergunakannya tersebut. Dengan
Lebih terperinciSOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN
SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Berkaitan dengan hal ini Lexy. J Meleong menjelaskan bahwa penelitian
Lebih terperinciApa itu Penelitian Kualitatif???
Apa itu Penelitian Kualitatif??? Definisi Jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin, 1990) Penelitian kualitatif:
Lebih terperinciPERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK
31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian kali ini peneliti akan menggunakan paradigma postpositivistik. Yakni dengan mengungkapkan secara terperinci menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nasution, membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, paradigma juga membantu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan apa yang mesti
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
Lebih terperinciOTAK MANUSIA. BELAHAN OTAK KANAN * Berfikir Holistik * Spatial * Sintesis * Intuitif * Elaboratif * Humanistik
OTAK MANUSIA BELAHAN OTAK KIRI * Berfikir Rasional * Analitis * Berurutan * Linier * Scientifik (membaca, bahasa, berhitung) BELAHAN OTAK KANAN * Berfikir Holistik * Spatial * Sintesis * Intuitif * Elaboratif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Ketika merujuk pada permasalahan yang dikaji, maka dengan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Dimana paradigma meliputi tiga elemen yaitu epistemologi, mengajukan pertanyaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Rancanumpang, Gedebage. Bandung. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu masyarakat yang
Lebih terperinci