BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Analisis mengenai kajian tekstual materi pembelajaran pada buku teks SMA dan MA belum banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian tersebut baru dilakukan oleh Ria Puji Utami (2009). Analisis tersebut khusus berorientasi pada materi pembelajaran prosa pada buku mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas X SMA, yang diterbitkan oleh tiga penerbit, yaitu Erlangga, Yudhistira, dan Intan Pariwara. Secara umum keseluruhannya membahas kesesuaian materi pembelajaran prosa dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dengan cara membandingkan ketiga buku tersebut melalui pendekatan analisis tekstual. Sebenarnya banyak sekali materi pembelajaran pada buku Terampil Berbahasa Indonesia 2 kelas XI SMA dan MA Program Studi IPA/IPS yang dapat dianalisis, diantaranya bidang kebahasaan (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dan bidang kesusastraan (prosa dan drama). Di dalam silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi pembelajaran sastra tercakup empat keterampilan dasar sama seperti yang ada pada materi pembelajaran kebahasaan, yaitu (1) menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis. Secara umum materi kesusastraan itu penting, tidak hanya materi kesusastraan yang berupa prosa. Oleh karena itu, setelah membaca secara keseluruhan isi buku, peneliti tertarik untuk menganalisis materi pembelajaran sastra secara keseluruhan yaitu prosa (hikayat, novel, biografi dan cerpen) dan drama.

2 Jika mencermati penelitian yang telah dilakukan oleh Ria Puji Utami (2009) sebelumnya, maka penelitian ini lebih luas orientasinya. Analisis difokuskan pada seluruh materi pembelajaran sastra yaitu prosa dan drama yang ada dalam satu buku yaitu Terampil Berbahasa Indonesia 2 kelas XI SMA dan MA Program Studi IPA/IPS yang diterbitkan oleh Pusbuk Depdiknas sebagai salah satu Buku Sekolah Elektronik (BSE). Analisis ini tidak dilakukan dengan membandingkan beberapa buku, sehingga hasil analisisnya pun lebih fokus dan mendalam pada satu buku. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis ini mempunyai perbedaan dan sisi baru jika dibandingkan dengan analisis sejenis sebelumnya. Jika pada analisis sebelumnya peneliti hanya fokus pada materi pembelajaran sastra berupa prosa untuk kelas X SMA dalam tiga buku yang berbeda dengan cara membandingkan, maka penelitian ini lebih khusus mengkaji seluruh materi pembelajaran sastra yang berupa prosa dan drama pada satu buku yaitu buku teks Terampil Berbahasa Indonesia 2 kelas XI SMA dan MA Program Studi IPA/IPS yang diterbitkan oleh Pusbuk Depdiknas sebagai salah satu Buku Sekolah Elektronik (BSE). B. Buku Teks 1. Pengertian Buku Teks Buku teks pelajaran merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang sangat penting dan sangat bermakna dalam memacu, memajukan, dan mengembangkan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Tidak dapat dipungkiri bahwa sampai sekarang masyarakat umum bahkan guru dan peserta didik masih dibingungkan dengan istilah buku bacaan, buku sumber, buku pegangan guru, buku

3 kerja, dan buku teks. Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa buku teks sama dengan keempat istilah di atas, padahal pada hakekatnya berbeda. Buku bacaan adalah buku-buku yang dimaksudkan untuk mendorong minat siswa dalam hal membaca. Dasar pengembangan buku bacaan bukan kurikulum dan tidak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran. Buku sumber adalah buku-buku yang dijadikan referensi baik oleh guru maupun murid, seperti kamus, ensiklopedia, dan atlas yang juga tidak disusun berdasarkan kurikulum atau keperluan pembelajaran. Buku pegangan guru adalah buku yang bertujuan untuk memberikan pedoman kepada guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Buku pegangan guru disusun berdasarkan kurikulum, buku pelajaran, dan keperluan pembelajaran. Menurut Suryaman (2006: 3-4), ciri yang membedakan buku pegangan guru dari buku teks pelajaran adalah bahwa buku pegangan guru dikembangkan berdasarkan buku teks pelajaran. Sedangkan buku kerja menurut Tarigan (1986: 43), adalah pasangan, pembantu, pelengkap atau suplemen buku pokok yaitu buku teks. Menurut Tarigan (1986: 13), buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran. Sedangkan menurut Suryaman (2006: 4), buku teks pelajaran adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasa dilengkapi dengan sarana pembelajaran, dan digunakan

4 sebagai penunjang program pembelajaran yang penyusunannya disesuaikan dengan kurikulum pendidikan yang berlaku. 2. Kriteria Buku Teks Buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) adalah buku berkaitan dengan bidang bahasa dan sastra Indonesia yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum pendidikan nasional yang disusun oleh pakar bidang bahasa dan sastra Indonesia untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang dilengkapi dengan sarana pembelajaran yang memadai (Suryaman, 2006: 7). Buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) dikatakan baik apabila memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Agar penstandaran buku teks BSI objektif, transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan, penyusunannya didasarkan konsensus diantara beberapa pihak terkait, seperti para pakar keilmuan BSI, pakar pembelajaran, pakar psikologi pendidikan, praktisi pendidikan, pengguna buku pelajaran, pemerintah, penerbit, serta penulis buku pelajaran (Suryaman, 2006: 16). Menurut Suryaman (2006: 17-24), hal-hal yang berhubungan dengan standarisasi buku teks khususnya buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) dikelompokan ke dalam empat aspek, yakni (1) materi, (2) penyajian materi (3) bahasa dan keterbacaan, dan (4) grafika. a. Aspek materi yang disajikan dalam mata pelajaran BSI, yakni meliputi bahan teori aplikatif tentang kemampuan berbahasa dan bersastra; bahan wacana

5 (lisan/tulis, prosa/puisi/cakapan, fiksi/nonfiksi). Kriteria materi harus spesifik, jelas, akurat dan mutakhir dari segi penerbitan, informasi yang disampaikan tidak mengandung makna yang bias, kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf, dan tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan kognisi siswa. Kutipan lagu, puisi, atau wacana yang diambil dari sumber Otentik lain diberikan sumber rujukannya, ilustrasi harus sesuai dengan teks. Selain itu perincian materi harus sesuai dengan kurikulum dan memperhatikan keseimbangan dalam penyebaran materi baik yang berkenaan dengan pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses, latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman. Untuk mengetahui materi di dalam buku teks pelajaran deperlukan ukuran-ukuran standar yang mencakup masalah sebagai berikut: 1. Kesesuaian materi dengan kurikulum, a. Kecocokan bahan pembelajaran dengan materi yang tercantum dalam kurikulum b. Keterpaduan materi c. Kesesuaian pengayaan materi dengan kurikulum 2. Kesesuaian materi dengan segi tujuan pendidikan, Kesesuaian penggunaan kata/kalimat/wacana dengan tujuan pendidikan. 3. Kesesuaian materi dilihat dari ilmu bahasa dan ilmu sastra, a. Prinsip kebahasaan dapat diterapkan secara benar dan mengarah pada peningkatan kemampuan berbahasa

6 b. Prinsip kesastraan dapat diterapkan secara benar (disertai contoh-contoh) dan mengarah pada peningkatan kemampuan bersastra (apresiasi, ekspresi, dan kreasi). 4. Kesesuaian materi pokok dengan perkembangan kognitif siswa. a. Struktur kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan perkembangan kognitif siswa b. Materi mengandung unsur edukatif. b. Aspek penyajian materi berkenaan dengan penyajian tujuan pembelajaran, keteraturan urutan dalam penguraian, kemenarikan minat dan perhatian siswa, kemudahan dipahami, keaktifan siswa, hubungan bahan, maupun latihan dan soal. Para guru biasanya masih kurang memahami hal tersebut sehingga sering terjadi pemahaman yang tumpang tindih. c. Aspek bahasa dan keterbacaan berkaitan dengan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia serta keterbacaan materi dalam buku teks yang sesuai dengan kondisi siswa. d. Aspek grafika, berkenaan dengan fisik buku, seperti ukuran buku, kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, dan ilustrasi. 3. Prinsip Penyusunan Buku Teks Buku teks yang baik adalah buku yang memiliki kriteria yang baik pula. Agar buku teks memiliki kriteria yang baik, maka buku teks harus memiliki prisnsipprinsip sebagai berikut: a. Prinsip Kebermaknaan

7 Prinsip ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Prinsip ini bertumpu pada pemenuhan dorongan bagi siswa untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, perasaan, dan informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis. b. Prinsip Keotentikan Prinsip ini bertumpu pada pemilihan dan pengembangan materi pelatihan berbahasa. c. Prinsip Keterpaduan Dalam prinsip ini dilakukan penataan materi pelajaran bahasa dan sastra dengan cara mempertahankan keutuhan materi; menuntut siswa untuk mengerjakan atau mempelajari materi secara bertahap; dan mengaitkan materi secara fungsional, yakni bagian yang satu bergantung kepada bagian yang lain dalam jalinan yang terpadu dan harmonis menuju kebermaknaan yang maksimal. d. Prinsip Keberfungsian Prinsip ini tampak dalam pemilihan metode dan teknik pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan dalam metode dan teknik pembelajaran diantaranya : 1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian dalam peristiwa berbahasa yang seluas-luasnya. 2. Memberikan kepada siswa informasi, praktik, latihan, dan pengalamanpengalaman berbahasa yang sesuai dengan kebutuhan berbahasa siswa. 3. Mengarahkan siswa kepada penggunaan bahasa, bukan penguasaan pengetahuan bahasa. 4. Memanfaatkan berbagai ragam bahasa dalam tindak atau peristiwa berbahasa yang terjadi. 5. Mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemahiran berbahasanya. 6. Mendorong siswa terus-menerus agar performansi komunikatif siswa muncul. e. Prinsip Performansi Komunikatif Pengalaman belajar adalah segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya peristiwa belajar. Pengalaman belajar ini dapat berupa kegiatan berbahasa, mengamati, berlatih, atau merenung. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengalaman belajar adalah dukungan pembentukan performansi komunikatif siswa dengan sifat-sifat yang sesuai dengan bahan pelajaran, bermakna bagi pengembangan potensi dan kemahiran berbahasa siswa, sesuai dengan tuntutan didaktik metodik yang mutakhir, dan disajikan secara berkelanjutan dan berkaitan dengan pengalaman-pengalaman belajar berbahasa yang lain secara terpadu. f. Prinsip Kebertautan (Kontekstual) Prinsip ini, khususnya berkaitan dengan pemanfaatan media dan sumber belajar. Agar diperoleh hasil yang optimal pembelajaran bahasa dengan menggunakan media dan sumber belajar dengan persyaratan sebagai berikut : 1. Dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk belajar berbahasa (reseptif maupun produktif, lisan maupun tulis). 2. Merupakan fakta berbahasa (rekaman peristiwa berbahasa) atau peristiwa aktual yang dapat ditemukan siswa atau diadakan oleh guru.

8 3. Sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan berbahasa siswa baik di dalam maupun di luar kelas. 4. Bervariasi, baik wujud (tertulis/lisan) maupun ragamnya (majalah, koran, radio, percakapan di pasar, di tempat doker praktik, dalam rapat, dan lainlain. 5. Memberikan kemudahan bagi pengembangan performansi komunikatif siswa yang handal. g. Prinsip Penilaian Pembelajaran bahasa dengan ancangan komunikatif menuntut penilaian yang; (1) mengukur langsung kemahiran berbahasa siswa secara menyeluruh dan terpadu; (2) mendorong siswa agar aktif berlatih berbahasa Indonesia secara tulis/lisan, baik produktif maupun reseptif; (3) mengarahkan kemampuan siswa dalam menghasilkan wacana lisan maupun tulisan (Suryaman, 2006: 10-14). C. Fenomena Sastra dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Kondisi pembelajaran sastra yang kurang mengakrabkan siswa pada karya sastra membuat siswa menjadi rabun novel, rabun cerpen, rabun drama, dan rabun puisi, ( _kaltim.pdf). Ada empat faktor yang menyebabkan kurang berkembangnya pelajaran sastra di sekolah: (a) kurangnya minat masyarakat terhadap persoalan kesusastraan, (b) kurikulum pendidikan cenderung mengabaikan pengajaran sastra, (c) taraf kompetensi profesional guru dalam bidang sastra tidak sebanding dengan tuntutan pengajaran sastra itu sendiri, dan (d) kurangnya sarana pengajaran sastra. Sebagian masyarakat terutama orang awam kurang berminat terhadap persoalan sastra. Ini dapat dilihat dari sekian banyak masyarakat Indonesia hanya beberapa orang saja yang menjadi sastrawan dan hidup dari uang yang dihasilkan sebagai seorang sastrawan. Selain itu, dapat dilihat dari sedikitnya mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra yang lebih cenderung memilih sastra.

9 Sastra dalam kurikulum cenderung diabaikan kurang mendapat perhatian. Hal ini nampak pada penyatuan pengajaran sastra dengan bahasa dalam silabus, dimana sebagian besar alokasi waktunya diperuntukan untuk pengajaran materi bahasa. Taraf kompetensi guru sastra tidak sebanding dengan tuntutan pengajaran sastra itu sendiri, hal ini terjadi karena Guru yang berpredikat Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra pada waktu kuliah lebih cenderung untuk memilih materi bahasa daripada sastra itu sendiri. Selain itu, masih ada beberapa sekolah yang mengangkat guru sebagai guru bahasa Indonesia dimana guru tersebut tidak berpredikat sebagai sarjana pendidikan bahasa dan sastra. Kurangnya sarana pengajaran sastra yang tersedia di sekolah misalnya bukubuku sastra, rekaman drama dan sarana pengajaran sastra yang lain seperti tape. Pengajaran sastra sudah tertera dalam silabus KTSP yang sudah sewajarnya harus dilaksanakan dengan baik, oleh karena itu harus didukung oleh sarana belajar yang baik juga, Sastra.html). Akan tetapi menurut Noer Toegiman dalam Sayuti (1985: 4-5), ada lima faktor yang menyebabkan pengajaran sastra kurang mengarah kepada hal-hal yang apresiasif, tetapi lebih menitikberatkan segi historisnya, yaitu (a) faktor buku pelajaran sastra, (b) faktor sarana, (c) faktor guru, (d) faktor sistem ujian, dan (e) faktor sastra itu sendiri. Faktor pertama menyangkut masalah buku-buku pelajaran sastra yang hampir semuanya disusun berdasarkan buku-buku Jassin dan Teeuw, padahal buku-buku mereka disusun berdasarkan generasi atau periodisasi para sastrawan. Sebagai konsekuensinya,

10 faktor historis dan biografislah yang diutamakan. Dalam buku teks bahasa dan sastra Indonesia pelajaran sastra lebih sedikit alokasi waktunya dibandingkan dengan pelajaran bahasa. Faktor sarana menyangkut langkanya perpustakaan sekolah yang cukup memadai atau kurangnya buku-buku bacaan kesastraan yang dapat mendukung tercapainya tujuan pengajaran seperti telah dicanangkan dalam kurikulum. Dalam situasi semacam itu seorang guru sastra lebih mementingkan sejarah sastra karena mudah pelaksanaannya. Faktor guru berhubungan dengan banyaknya guru sastra yang kurang mendapat latihan atau tidak mau berlatih dan meningkatkan diri untuk mengadakan pendekatan sastra sesuai dengan tujuan pengajaran sastra yang diharapkan, yakni pembinaan apresiasi. Faktor ujian yang ada hingga kini, terutama yang mengenai mata pelajaran ilmu sosial, kelihatan lebih mementingkan hafalan dan kemampuan mereproduksi. Sedangkan faktor dari karya sastra itu sendiri, karena sebagian besar karya sastra Indonesia yang berbobot literer umumnya ditulis untuk orang yang benar-benar telah dewasa. Memang agak sulit untuk menentukan karya sastra yang secara pedagogis dapat dipertanggungjawabkan sebagai bahan yang cocok dengan usia psikologis peserta didik di sekolah lanjutan. Dalam pembelajaran sastra terdapat beberapa genre yang dapat membantu empat keterampilan berbahasa: (a) menyimak, (b) berbicara, (c) membaca, dan (d) menulis. Menurut Rahmanto (1993: 16-17), dalam pengajaran sastra, peserta didik dapat melatih keterampilan menyimak dengan mendengarkan pembacaan suatu karya sastra

11 oleh guru, teman atau melalui rekaman. Peserta didik dapat melatih keterampilan berbicara dengan ikut berperan dalam suatu drama. Peserta didik dapat meningkatkan keterampilan membaca melalui pembacaan puisi ataupun prosa cerita. Karena sastra itu menarik, peserta didik dapat mendiskusikannya dan kemudian menuliskan hasil diskusinya sebagai latihan keterampilan menulis. Keterampilan menulis juga dapat ditingkatkan melalui latihan penulisan pantun, cerpen, puisi, maupun naskah drama. Pengajaran sastra di sekolah secara tidak langsung untuk mengapresiasi karya sastra. Menurut Nurgiyantoro (2001: ), secara garis besar bahan pengajaran sastra dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu (a) bahan apresiasi langsung, dan (b) bahan apresiasi tak langsung. Bahan pengajaran apresiasi langsung mengandung pengertian bahwa peserta didik langsung dihadapkan pada berbagai jenis kaya sastra. Peserta didik secara kritis dibimbing untuk memahami, mengenali berbagai unsurnya yang khas, menunjukkan kaitan diantara berbagai unsur, dan lain-lain yang semuanya tercakup dalam wadah apresiasi. Kemampuan untuk mengapresiasi karya sastra akan lebih berarti daripada sekedar pengetahuan tentang sastra. Bahan apresiasi sastra yang tak langsung mengandung pengertian bahwa peserta didik tidak langsung dihadapkan pada berbagai jenis karya sastra. Bahan apresiasi tak langsung terutama berfungsi untuk menunjang berhasilnya pengajaran apresiasi sastra yang bersifat langsung. Bahan apresiasi tak langsung menunjuk pada bahan pengajaran yang bersifat teoritis dan sejarah, tepatnya teori sastra dan sejarah sastra, atau pengetahuan tentang sastra.

12 Jenis karya sastra yang biasa diajarkan di sekolah biasanya berupa puisi, drama, dan prosa (lama dan baru). Karya sastra puisi ada yang berupa puisi lama (syair, pantun, dan gurindam), prosa baru (novel dan cerpen), dan prosa lama (dongeng, hikayat, dan cerita rakyat). Jenis karya sastra yang ada pada buku Terampil Berbahasa Indonesia 2 SMA dan MA Kelas XI sebagai materi pembelajaran sastra adalah prosa (hikayat, biografi, novel, dan cerpen) dan drama. D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali mengalami pergantian, hingga akhirnya muncul kurikulum yang sekarang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun KTSP dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik (Mulyasa, 2007: 8). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara Yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. ( Wikipedia.org/wiki/Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan) Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan pada standar kompetensi serta

13 kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Oleh karena itu, mata pelajaran dan muatan lokal yang disajikan harus disesuaikan dengan kurikulum, potensi, karakteristik dan sosial budaya daerah setempat. Dalam kurikulum baru ini guru diberi otonomi dalam menjabarkan kurikulum, dan murid sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. Dari situlah diharapkan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dapat memenuhi standarisasi evaluasi belajar siswa. Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi, KTSP sebagai tindak lanjut dari pembaruan kurikulum 2004 menetapkan delapan standar pendidikan. Dari kedelapan standar pendidikan tersebut, dua diantaranya adalah standar isi dan standar kompetensi lulusan. Standar isi (SI) adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (Mulyasa, 2007: 45). Kelompok mata pelajaran dalam KTSP dikelompokkan menjadi lima, yaitu (a) agama dan akhlak mulia, (b) kewarganegaraan dan kepribadian, (c) ilmu pengetahuan dan teknologi, (d) estetika, dan (e) jasmani, olah raga, dan kesehatan. Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam KTSP, masuk ke dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Standar kompetensi kelompok mata pelajaran ilmu pengatahuan dan teknologi untuk tataran SMA/MA/SMALB/paket C terdiri dari: (a) Membangun dan menerapkan informasi pengetahuan dan teknologi secara

14 logis, kritis, kreatif, dan inovatif, (b) Menunjukan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif secara mandiri, (c) Menunjukan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri, (d) Menunjukan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang iptek, (e) Menunjukan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks, (f) Menunjukan kemampuan menganalisis fenomena alam dan sosial sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing, (g) Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggungjawab, (h) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk memanfaatkan teknologi informasi, (i) Menunjukan kegemaran membaca dan menulis, (j) Menunjukkan ketrampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris, (k) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi (Redaksi Sinar Grafika, 2006: 60). E. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA dan MA Kelas XI Agar terlaksana proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang baik, lancar, dan terarah, tentunya seorang pendidik (guru) harus memperhatikan dan berpedoman pada silabus yang disusun berdasarkan kurikulum pendidikan yang berlaku. Menurut Majid (2008: 38), silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokkan, pengurutan, dan pengajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,

15 kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar (Mulyasa, 2009: 190). Sebagai pedoman pengembangan pembelajaran, silabus banyak sekali manfaatnya, diantaranya sebagai pedoman pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pedoman pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pedoman pengembangan sistem penilaian. Seorang guru pasti akan selalu berhubungan dengan ketiga hal tersebut, oleh karena itu seorang guru pasti tidak akan lepas dari silabus. F. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) SMA dan MA Kelas XI Pembuatan silabus tentunya harus memperhatikan kurikulum pendidikan yang berlaku, agar pembuatan silabus itu sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan. Di dalam silabus terdapat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang sudah disiapkan oleh pemerintah yang harus dicapai oleh peserta didik. SKKD merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (Mulyasa, 2007: 109). Standar Kompetensi (SK) adalah pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran (center for civics education dalam Majid, 2008: 42). Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang minimal harus dikuasai perta didik untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang ditetapkan (Majid, 2008: 43). SKKD itu dirumuskan dengan kata-kata kerja operasional untuk mengukur tiga ranah kemampuan, yaitu (a) pengetahuan/kognitif, (b) sikap/afektif, dan (c) keterampilan/psikomotorik.

16 Berikut adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) Mata Pelajaraan Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XI semester I dan II: Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XI semester I Standar Kompetensi (SK) Mendengarkan 1. Memahami berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan wawancara Kompetensi Dasar (KD) 1.1 Menemukan pokok-pokok isi sambutan/ khotbah yang didengar 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara Berbicara 2. Mengungkapkan secara lisan informasi hasil membaca dan wawancara Membaca 3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaring Menulis 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk proposal, surat dagang, karangan ilmiah Mendengarkan 5. Memahami pementasan drama 2.1 Menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca (artikel atau buku) 2.2 Menjelaskan hasil wawancara tentang tanggapan narasumber terhadap topik tertentu 3.1 Menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui kegiatan membaca intensif 3.2 Membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan sikap membaca yang baik 4.1 Menulis proposal untuk berbagai keperluan 4.2 Menulis surat dagang dan surat kuasa 4.3 Melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan kaki 5.1 Mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama 5.2 Menganalisis pementasan drama berdasarkan teknik pementasan Berbicara 6. Memerankan tokoh 6.1 Menyampaikan dialog disertai

17 Standar Kompetensi (SK) dalam pementasan drama Membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan Menulis 8. Mengungkapkan infomasi melalui penulisan resensi Kompetensi Dasar (KD) gerak-gerik dan mimik, sesuai dengan watak tokoh 6.2 Mengekpresikan perilaku dan dialog tokoh protogonis dan atau antagonis 7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan 8.1 Mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan resensi 8.2 Mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisan resensi Tabel 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XI semester II Standar Kompetensi (SK) Mendengarkan 9. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar Berbicara 10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar Membaca 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif Kompetensi Dasar (KD) 9.1 Merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi atau seminar 9.2 Mengomentari pendapat seseorang dalam suatu diskusi atau seminar 10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar 10.2 Mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian 11.1 Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit 11.2 Membedakan fakta dan opini pada editorial dengan membaca intensif

18 Standar Kompetensi (SK) Menulis 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman/ringkasan, notulen rapat, dan karya ilmiah Mendengarkan 13. Memahami pembacaan cerpen Berbicara 14. Mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama Membaca 15. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat Menulis 16. Menulis naskah drama Kompetensi Dasar (KD) 12.1 Menulis rangkuman/ringkasan isi buku 12.2 Menulis notulen rapat sesuai dengan pola penulisannya 12.3 Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan, dan penelitian 13.1 Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan 13.2 Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan 14.1 Mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama 14.2 Menggunakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama 15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh 15.2 Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan dengan hikayat 16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama 16.2 Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama Berikut adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) Materi Pelajaran sastra untuk SMA dan MA Kelas XI semester I dan II:

19 Tabel 3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) Materi Pelajaran Sastra pada SMA dan MA Kelas XI semester I Standar Kompetensi (SK) Mendengarkan 1. Memahami pementasan drama Berbicara 2. Memerankan tokoh dalam pementasan drama Membaca 3. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan Kompetensi Dasar (KD) 1.1 Mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama 1.2 Menganalisis pementasan drama berdasarkan teknik pementasan 2.1 Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik, sesuai dengan watak tokoh 2.2 Mengekpresikan perilaku dan dialog tokoh protogonis dan atau antagonis 3.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat 3.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan Tabel 4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) Materi Pelajaran Sastra pada SMA dan MA Kelas XI semester II Standar Kompetensi (SK) Mendengarkan 1. Memahami pembacaan cerpen Berbicara 2. Mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama Kompetensi Dasar (KD) 1.1 Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan 1.2 Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan 2.1 Mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama 2.2 Menggunakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama

20 Standar Kompetensi (SK) Membaca 3. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat Menulis 4. Menulis naskah drama Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh 3.2 Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan dengan hikayat 4.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama 4.2 Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama G. Daftar Kata-kata Operasional untuk Indikator Menurut Moore dan Rosyada dalam (Mulyasa, 2009: ) kata-kata operasional yang dapat digunakan untuk indikator kompetensi baik yang menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotorik dapat di lihat di bawah ini: Tabel 5 Daftar Kata-Kata Operasional untuk Indikator No Aspek Kompetensi Indikator Kompetensi 1 Kognitif Knowledge (pengetahuan) Menyebutkan, menyatakan, menuliskan, mengurutkan, Comprehension (pemahaman) Application (penerapan) Analysis (analisis) mengidentifikasi, mendefinisikan, mencocokan, memberi nama, memberi label, melukiskan. Menerjemahkan, mengubah, menggeneralisasi, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan menjelaskan. Mengoperasikan, menghasilkan, mengubah,

21 Synthesis (sintesis) Evaluation (evaluasi) 2 Afektif Receiving (penerimaan) 3 Psychomotor gerak jiwa Responding (menanggapi) Valuing (penanaman nilai) Organization Characterizatio n (karakterisasi) Observing (pengamatan) Imitation (peniruan) Practicing (pembiasaan) Adapting (penyesuaian) mengatasi, menggunakan, menunjukan, mempersiapkan, dan menghitung Menguraikan, membagi-bagi, memilih dan membedakan. Merancang, merumuskan, mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan Mengkritisi, menafsirkan, mengadili, dan memberikan evaluasi. Mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya dan mengalokasikan Konfirmasi, menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan. Menginisiasi, mengundang, melibatkan, mengusulkan, dan melakukan. Memverifikasi, menyusun, menyatukan, menghubungkan, mempengaruhi. Menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini. Mengamati proses, memberi perhatian pada tahap-tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi. Melatih, mengubah, membongkar sebuah struktur, membangun kembali sebuah struktur dan menggunakan sebuah model. Membiasakan perilaku yang sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten. Menyesuaikan model, mengembangkan model, dan menerapkan model.

22 H. Prosa Prosa adalah suatu jenis tulisan yang berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin " prosa" yang artinya "terus terang". ( Prosa mempunyai dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik prosa adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam, diantaranya tema, alur atau plot, tokoh dan penokohan, sudut pandang, latar atau setting, gaya bahasa dan amanat. Unsur ekstrinsik prosa adalah unsur-unsur yang berada di luar sastra, namun tetap mempengaruhi karya sastra, diantaranya religi, latar belakang sosial budaya pengarang, latar belakang pendidikan pengarang, adat istiadat, dan status ekonomi Prosa mempunyai dua jenis, yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama yang biasanya diajarkan di sekolah berupa hikayat, dongeng dan cerita berbingkai. Prosa baru yang biasa diajarkan di sekolah berupa cerpen, novel dan biografi. ( I. Drama Pengajaran drama di sekolah dapat ditafsirkan dua macam, yaitu pembelajaran teori drama dan pembelajaran apresiasi drama. Masing-masing juga terdiri atas dua jenis, yaitu pembelajaran teori tentang teks naskah drama dan pembelajaran tentang teori pementasan drama. Akan tetapi yang harus lebih ditekankan adalah pada aspek apresiasi dimana aspek apresiasi ini lebih menekankan kawasan afektif daripada aspek teori yang lebih menekankan kawasan kognitif (pengetahuan teori).

23 Pengajaran drama dapat menjadi suatu gabungan antara pelajaran sastra, dan pelajaran ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Sebagai contoh. jika naskah dibuat sendiri atau siswa ditugasi membuat resensi terhadap pementasan atau pembacaan, maka di dalam pelajaran ini terkandung pula pelajaran ketrampilan menulis (latihan pemahaman dan penggunaan bahasa). ( Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama (Yunani Kuno) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti aksi, perbuatan. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera, ( Drama sama halnya dengan prosa yaitu mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik drama hampir sama dengan unsur intrinsik prosa yang membedakan adalah unsur intrinsik drama terdapat dialog dimana unsur tersebut merupakan ciri khas dari drama. Unsur ekstrinsik drama adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Di sana akan tampak panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton. (

24 Dalam drama terdapat unsur pementasan drama, diantaranya adalah naskah drama, sutradara, pemeran, panggung, cahaya, bunyi (sound effect), pakaian, rias dan penonton. ( 1QIoAA).

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan KELAS XI SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan wawancara 1.1 Menemukan pokok-pokok isi sambutan/ khotbah yang didengar

Lebih terperinci

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) 32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

SILABUS. Mendengarkan diskusi Merangkum seluruh isi pembicaraan. Menanggapi rangkuman yang dibuat teman. Mendengarkan pendapat seseorang

SILABUS. Mendengarkan diskusi Merangkum seluruh isi pembicaraan. Menanggapi rangkuman yang dibuat teman. Mendengarkan pendapat seseorang Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan Standar si : 9. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 9.1. Merangkum isi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XI Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan 1.1 Menemukan pokok-pokok isi

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Kompetensi Utama Pedagogik St. Inti/SK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran.

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran. SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks Aspek Standar : Mendengarkan : 1. Memahami informasi melalui tuturan Dasar 1.1. Menyimpulkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1 Sekolah : SMA Titian Teras Jambi Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XI Semester : 1 Tahun pelajaran : 2009/2010 A. STANDAR KOMPETENSI : Mendengarkan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Standar : Mendengarkan 9. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar 9.1 Merangkum isi pembicaraa n dalam suatu diskusi atau seminar

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan Laporan Mencatat pokok-pokok antara fakta Laporan kegiatan isi laporan

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 3 Beban belajar : 4 SKS. Materi Pembelajaran

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 3 Beban belajar : 4 SKS. Materi Pembelajaran SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 3 Beban belajar : 4 SKS Aspek : Mendengarkan Standar : 1. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

Bagi siswa, buku ajar menjadi sumber belajar utama. Bagi guru, berfungsi sebagai salahsatu sumber pembelajaran. Menyediakan struktur dan penerapan

Bagi siswa, buku ajar menjadi sumber belajar utama. Bagi guru, berfungsi sebagai salahsatu sumber pembelajaran. Menyediakan struktur dan penerapan Kholid A.Harras Bagi siswa, buku ajar menjadi sumber belajar utama. Bagi guru, berfungsi sebagai salahsatu sumber pembelajaran. Menyediakan struktur dan penerapan silabi program pembelajaran. Menjadi

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia Ringkasan Materi Bahasa Indonesia 1 1 Paragraf Kelas X, Semester 1 Kelas X, Semester 2 3. Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca. 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN

PROSIDING ISBN METODE TUTOR TEMAN SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA Sjech Dullah NIP 195206111987031002 Abstrak Aktivitas pembelajaran metode tutor teman sebaya, seseorang atau beberapa orang siswa yang

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XII Semester : 2 Standar : Mendengarkan 9. Memahami dari berbagai sumber secara lisan Dasar 9.1Mengajukan saran perbaikan tentang

Lebih terperinci

Atep Tatang, Maman, Nenden Lilis Aisyah, Euis Susilawati. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Atep Tatang, Maman, Nenden Lilis Aisyah, Euis Susilawati. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Atep Tatang, Maman, Nenden Lilis Aisyah, Euis Susilawati MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesiaku BAHASA NEGERIKU untuk Kelas XII SMA dan MA Program Studi Bahasa 3 Berdasarkan

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan

Lebih terperinci

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Johan Wahyudi, Darmiyati Zuchdi MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasaku BAHASA INDONESIA untuk Kelas IX SMP dan MTs 3 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Kelas/Program : XII/IPS Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan SILABUS PEMBELAJARAN 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kurikulum : KTSP 2006 Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu. Sekolah : SMP/MTs... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ Silabus Standar Kompetensi : Mendengarkan Memahami wacana lisan berbentuk laporan Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS IV SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : Tahun Pelajaran : Kelas : IV Smt

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Pengalaman Belajar

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Pengalaman Belajar Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Purworejo Kelas/Program : XII/ IPA IPS Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan SILABUS PEMBELAJARAN 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu, pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama 1 BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama yang akan diajarkan. Keempat aspek keterampilan tersebut ialah menyimak, berbicara,

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 MEDAN Jl. Budi Kemasyarakatan No. 3, Kel. Pulo

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu. Silabus Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/2 Tema : Kepedulian Sosial Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan Mamahami wacana sastra melalui kegiatan mendengarkan pembacaan

Lebih terperinci

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) 32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

Oleh Justianus Tarigan Dr. Abdurahman A., M.Hum.

Oleh Justianus Tarigan Dr. Abdurahman A., M.Hum. ANALISIS VALIDITAS ISI DAN KETEPATAN KONSTRUKSI BUTIR TES SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA TAHUN 2013/2014 KELAS XII SMA SWASTA BERSAMA BERASTAGI Oleh Justianus Tarigan Dr. Abdurahman A., M.Hum.

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Penulis: Listiya Susilawati SMP Negeri 161 Jakarta Jenis Sekolah : SMP Bentuk Soal : Pilihan Ganda + Uraian Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah :... Pertemuan Ke- : 1, 2, 3 Alokasi Waktu : 3 x 40 menit Standar Kompetensi : Memahami isi berita dari radio/televisi Kompetensi Dasar : 1. Menemukan

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 01/ 017 SEKOLAH : SMP NEGERI CIPANAS MATA PELAJARAN : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS / SEMESTER : IX / 1 (GANJIL) Kompetensi Dasar/ Materi Pokok Waktu 1 3 1 3

Lebih terperinci

PANDUAN PENDIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP/MTS MAMAN SURYAMAN

PANDUAN PENDIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP/MTS MAMAN SURYAMAN PANDUAN PENDIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP/MTS MAMAN SURYAMAN PUSAT PERBUKUAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 1 BAB I MEMAHAMI KURIKULUM A. Konsep Dasar Kurikulum Di dalam konteks berbangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari berbagai komponen, mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada evaluasi pembelajaran

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs KELAS/ SEMESTER VIII/ 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Mendengarkan 1. Memahami unsur instrinsik tembang melalui kegiatan 1. Menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA

STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA PROPINSI JAWA TIMUR BAB II STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 17 BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Dialog Sederhana Dalam KTSP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL. Tahun Pelajaran : 2014/ Menentukan persamaan isi berita.

KISI-KISI SOAL. Tahun Pelajaran : 2014/ Menentukan persamaan isi berita. KISI-KISI Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Jumlah soal Kurikulum Acuan : Madrasah Tsanawiyah : Bahasa Indonesia : 50 soal : KTSP /Kurikulum 2006 (Membaca) Tahun Pelajaran : 2014/2015 1 Membaca Membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk SMP/MTs Kelas IX Kelas VII Maryati Sutopo PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam

Lebih terperinci

Pembelajaran Sastra yang Integratif Berbasis Kompetensi. Dra. Elfia Sukma, M.Pd. Dosen PGSD FIP UNP

Pembelajaran Sastra yang Integratif Berbasis Kompetensi. Dra. Elfia Sukma, M.Pd. Dosen PGSD FIP UNP Pembelajaran Sastra yang Integratif Berbasis Kompetensi Dra. Elfia Sukma, M.Pd. Dosen PGSD FIP UNP Abstrak Pembelaaran sastra adalah pembelajaran yang menarik. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai

Lebih terperinci

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung KELAS X SEMESTER 1 SILABUS Nama Sekolah : SMA / MA... Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung 1.1 Menanggapi siaran

Lebih terperinci

Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto

Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIT 5 9.1 Menyimpulkan pesan pidato/ ceramah/ khotbah yang didengar 10.1 Berpidato/ berceramah/ berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas 15.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Keterangan Kelas 1 1. Mendengarkan Mampu mendengarkan dan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan selalu terjadi adanya proses belajar mengajar, baik itu disengaja maupun tidak disengaja, baik disadari maupun tidak disadari. Belajar tidak

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Mata Pelajaran : an Agama Islam Semester : 1 (Satu) Kelas : III (Tiga) Jumlah KD : 9 (Sembilan) Standar Al Qur an 1. Mengenal kalimat dalam Al Qur an 1.1 Membaca kalimat dalam Al Qur an 1.2 Menulis kalimat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tujuan pembelajaran 1. Mahasiswa dapat menyusun silabus mata pelajaran sesuai dengan ketentuan standar isi 2. Mahasiswa dapat menyusun RPP untuk pembelajaran teori Jasa Boga dan Patiseri 3. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Surana MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Aku Cinta Bahasa Indonesia Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 5A untuk Kelas V SD dan MI Semester 1 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22

Lebih terperinci

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Juli Membedakan berbagai bunyi bahasa Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dengan bahasa yang santun nyaring suku kata dengan lafal Menyalin berbagai

Lebih terperinci

KETUNTASAN KELULUSAN MINIMAL (KKM)

KETUNTASAN KELULUSAN MINIMAL (KKM) KETUNTASAN KELULUSAN MINIMAL () Satuan Pendidikan : SMP Negeri... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII / I Tahun Ajaran : 2009 / 2010 NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR 1.1 Menganalisis laporan

Lebih terperinci

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui Pertemuan Ke- : 1 Standar Kompetensi : Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya. Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin

Lebih terperinci