Efek Anomali Pasar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Lq 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Efek Anomali Pasar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Lq 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Transkripsi

1 Efek Anomali Pasar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Lq 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Rifatun Nuroniyah a, Sugiyanto b, Sri Utami Ady c,* a,b,c Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia ABSTRACT The purposed of this study is to: (1) analyze the differences (Rogalski Effect) (2) to analyze the difference (Monday Effect) (3) to analyze the difference (Weekend Effect) on stock return at LQ 45 company listed in Indonesia Stock Exchange.The method used in this study is descriptive quantitative, the sample in this study amounted to 43 companies selected by using purposive sampling technique, the analysis tool used is the.the result of hypothesis (1) there is no significant difference between the average of Monday stock return with the average of Monday not stock return. And there is no Rogalski Effect on LQ 45 stock return listed on Indonesia Stock Exchange. The result of hypothesis (2) there is no significant difference between the average return of stock of Monday with the average return of not Monday stock. And did not happen Monday Effect on LQ 45 stock return listed on Indonesia Stock Exchange. The result of hypothesis (3) there are significant differences occurred on Wednesday, while on Monday, Tuesday and Thursday there is no significant difference between the average stock return. And there is no Weekend Effect on LQ 45 stock return listed on Indonesia Stock Exchange during period of February 2016 until January Keywords: Rogalski Effect, Monday Effect, Weekend Effect, Stock Return. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis adanya perbedaan (Rogalski Effect) (2) menganalisis adanya perbedaan (Monday Effect) (3) menganalisis adanya perbedaan (Weekend Effect) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, sampel dalam penelitian ini berjumlah 43 perusahaan yang terpilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, alat analisis yang digunakan adalah. Hasil Uji Hipotesis (1) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return saham senin dengan rata-rata return saham senin non. Dan tidak terjadi Rogalski Effect pada return saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil Uji Hipotesis (2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return saham senin dengan rata-rata return saham non senin. Dan tidak terjadi Monday Effect pada return saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil Uji Hipotesis (3) terdapat perbedaan yang signifikan terjadi pada hari rabu, sedangkan pada hari senin, selasa, dan kamis tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return saham. Dan tidak terjadi Weekend Effect pada return saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Februari 2016 sampai dengan Januari Kata Kunci: Rogalski Effect, Monday Effect, Weekend Effect, Return Saham. PENDAHULUAN 1

2 Pasar modal merupakan industri yang sangat dinamis, atraktif, selalu berubah dan mempunyai interdependensi yang sedemikian tinggi dengan sektor jasa keuangan. Pasar modal juga sebagai sarana untuk mempertemukan dua pihak yang berkepentingan. Pihak pertama adalah perusahaan, sebagai pihak yang membutuhkan dana dan pihak kedua adalah investor sebagai pihak yang ingin menginvestasikan dananya. Setiap orang yang terlibat dalam pasar modal, khususnya investor pasti selalu berusaha dan mengharapkan adanya return dari semua kegiatan perdagangan dan transaksi yang dilakukannya, return merupakan hasil yang diharapkan oleh investor atas dana yang diinvestasikannya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Hartono, 2008). Semakin banyak return yang diinginkan oleh para investor semakin tinggi pula risk yang dihadapkan kepada investor, risk merupakan risiko yang akan ditanggung untuk memperoleh return yang diharapkan. Oleh karenanya, para investor perlu menganalisis apakah keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dari risiko yang dihadapi atau justru sebaliknya. Salah satu terobosan yang tak kalah penting dalam perkembangan teori pasar modal adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis) oleh Fama di tahun Pasar modal dikatakan efisien jika harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Semakin efisien sebuah pasar modal, maka semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas. Beberapa teori dan konsep yang ada masih banyak perdebatan yang sering terjadi tentang pasar yang efisien. Muncul sejumlah penelitian yang menyatakan adanya penyimpangan atau ketidaknormalan tentang teori dan konsep pasar efisien misal pada penelitian Udayani, (2016), (Ramadhani, 2014). Hal ini disebabkan karena adanya aspek psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan investasi (Ady et al., 2013). Penyimpangan atau ketidaknormalan itu biasa disebut dengan anomali pasar. Jones ((Jones, 1996) dalam Hartono (Hartono, 2013) mengemukakan bahwa anomali pasar (market anomaly) sebagai teknikteknik atau strategi-strategi yang berlawanan dengan konsep pasar yang efisien. Penelitian ini akan menguji jenis anomali musiman (seasonal anomalies). Anomali ini sangat bergantung pada waktu, dalam penelitian ini yang termasuk adalah Rogalski Effect, Monday Effect, dan Weekend Effect. Monday Effect adalah return saham negatif yang terjadi pada hari senin, (Cahyaningdyah & Witiastuti, 2010)(Rr. Iramani & Ansyori Mahdi, 2006) weekend Effect return saham positif terjadi pada hari jumat, (Cahyaningdyah, 2005), rogalski Effect yaitu suatu fenomena yang berhubungan dengan The Day of The Week Effect karena return negatif yang biasa terjadi di hari senin (Monday Effect) akan menghilang pada suatu bulan tertentu, di Indonesia fenomena Rogalski effect dalam penelitian Cahyaningdyah dan Witiastuti (2010), ditemukan pada bulan. Dalam beberapa penelitian memang sudah sering dilakukan pengujian tentang anomali pasar ini akan tetapi pengujian tentang anomali pasar masih menjadi bahan penelitian yang harus tetap diteiti dan diuji ulang berdasarkan periode-periode/ tahun-tahun terbaru, karena dengan memahami pola return saham musiman diharapkan investor dapat menggunakan informasi dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham dengan tepat sehingga bisa mendapatkan keuntungan atas investasinya dipasar saham. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis adanya perbedaan (Rogalski Effect) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2) Untuk menganalisis adanya perbedaan (Monday Effect) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (3) Untuk menganalisis adanya perbedaan (Weekend Effect) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2

3 KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS a. Pasar modal pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010). Dalam Bukunya Herlianto (Herlianto, 2013:14) membagi jenis-jenis pasar modal menjadi 4 (empat), yaitu: 1. Pasar perdana (primary market) adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. 2. Pasar Sekunder (secondary market) adalah perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar saham. Dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan dibursa. 3. Pasar ketiga (third market) adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa (over the counter market). 4. Pasar keempat (fourth market) adalah perdagangan efek antar investor atau pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. b. Pasar Efisien Pasar Efisien (Market Efficient) adalah suatu kondisi dimana informasi tentang semua harga dapat diperoleh secara terbuka dan cepat tanpa ada hambatan yang khusus. Fama (Fama, 1970) mendefinisikan pasar yang efisien adalah suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Ady & Mulyaningtyas, (2017) menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia sampai saat ini belum efisien setengah kuat dibuktikan dengan banyaknya investor yang masih mendapatkan return dengan menggunakan informasi historis. Fama (1970) membedakan efisiensi pasar modal ke dalam 3 (tiga) bentuk yaitu; 1. Efisiensi bentuk lemah (weak form) Hipotesis pasar modal yang efisien dalam bentuk lemah (weak form) yang menyatakan bahwa harga saham menvcerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga diwaktu lalu. 2. Efisiensi bentuk setengah kuat (semi strong form) Hipotesis pasar dalam bentuk setengah kuat (semi strong form) menyatakan bahwa harga-harga bukan hanya mencerminkan harga-harga di waktu yang lalu, tetapi semua informasi yang dipublikasikan. 3. Efisiensi bentu kuat (strong form) Hipotesis pasar modal yang efisien dalam bentuk kuat (strong form) menyatakan bahwa semua informasi yang relevan tersedia tercermin dalam harga saham. Jadi baik informasi yang telah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan (private information) akan tercermin dalam harga saham. c. Saham Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan. Saham merupakan kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya. Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock). 1. Common Stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan. dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pe- 3

4 megang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli Right Issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya diakhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden. 2. Preferred Stock (saham instimewa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan. dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) dan akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan). d. Return Saham Return saham adalah hasil keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari suatu investasi saham. Return saham juga merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham. Ada dua jenis return saham yaitu yang pertama Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi dan yang kedua return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Rodoni & Herni, 2010). 1. Return realisasi (realized return) merupakan Return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. 2. Sedangkan return ekspektasi (expected return) Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. e. Indeks LQ 45 Indeks LQ 45 merupakan perhitungan dari 45 emiten/saham, dari seleksi yang berkeriteria seperti penilaian atas likuiditas. Seleksi atas emiten/saham tersebut juga dengan mempertimbangkan kapitalisasi dari pasar. Indeks LQ 45 yang berisi 45 emiten/saham yang dalam setiap 6 bulan sekali tepatnya pada setiap awal bulan Februari dan bulan Agustus disesuaikan, artinya emiten-emiten/saham-saham tersebut akan berubah. f. Anomali Pasar Anomali adalah suatu keganjilan, keanehan atau penyimpangan dari keadaan biasa/normal yang berbeda dari kondisi umum dalam suatu lingkungan. Anomali pasar adalah suatu kejadian (peristiwa) yang dapat dieksploitasi untuk menghasilkan abnormal return/profit. Hartono (2013:606) mengemukakan bahwa anomali pasar (market anomaly) sebagai teknik-teknik atau strategi-strategi yang berlawanan dengan konsep pasar yang efisien. g. Anomali Musiman Seasonal Anomaly (Anomali Musiman) merupakan suatu anomali pasar atau efek ekonomi yang muncul terkait dengan waktu. Efek tersebut meliputi perilaku yang berbeda dari pasar saham, pada waktu yang juga berbeda dalam seminggu, waktu yang berbeda dalam sebulan, dan waktu yang berbeda dalam setahun (musiman). 1. Rogalski Effect Rogalski Effect merupakan suatu fenomena yang ditemukan oleh seorang peneliti bernama Rogalski pada tahun Penelitiannya mengungkapkan adanya hubungan yang menarik antara fenomena The Day of The Week Effect dengan January Effect, dimana ditemukan bahwa rata-rata return negatif pada hari Senin menghilang pada bulan Januari. 2. Monday Effect Monday Effect adalah dimana Return hari Senin cenderung menghasilkan return yang negatif. Fenomena Monday Effect terjadi karena dipengaruhi oleh pola perilaku investor yang tidak rasional dalam melakukan perdagangan hari Senin. Para investor menganggap bahwa hari senin merupakan hari pertama akan dilakukan transaksi sete- 4

5 lah libur akhir pekan, dan para investor merasa pesimis belum siap dan merasa belum dapat bekerja secara produktif atau maksimal untuk melakukan transaksi di pasar modal seperti hari-hari lain selain hari senin. 3. Weekend Effect Weekend Effect adalah suatu fenomena dimana return pada hari terakhir dalam satu minggu perdagangan memiliki return yang positif. Weekend Effect juga dikenal dengan sebutan Friday Effect. Para investor menganggap bahwa hari jumat merupakan hari terakhir sebelum libur akhir pekan, dan para investor memiliki semangat untuk melakukan transaksi di pasar modal. Cenderung hari jumat return saham positif tertinggi dibandingkan dengan hari-hari selain hari jumat. Kerangka Konseptual Anomali Pasar LQ 45 Anomali Musiman Rogalsi Effect Monday Effect Weekend Effect Return Saham Return Saham Return Saham Gambar 1. Kerangka Konseptual Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ada perbedaan (Rogalski Effect) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Ada perbedaan (Monday Effect) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa efek Indonesia. 3. Ada perbedaan (Weekend Effect) terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa efek Indonesia. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat komparatif. Jenis penelitian ini dipilih yaitu untuk membandingkan adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis adalah dengan cara mengurangi harga penutupan saham pada hari ke i atau hari sekarang dengan hari ke i-1 atau hari sebelumya kemudian dibagi dengan hari i-1 atau hari sebelumnya. Dan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji. 5

6 Tabel 1. Definisi Operasional, Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel Jenis Variabel Devinisi Operasional Indikator Variabel Rogalski Efect harga penutupan saham pada hari senin dikurangi dengan harga penutupan saham pada hari jum at dan hasilnya dibagi dengan harga penutupan saham pada hari jum at. Keuntungan (Return) Pada hari senin positif tinggi pada bulan. Monday Effect Weekend Effect Return Saham harga penutupan saham pada hari senin dikurangi dengan harga penutupan saham pada hari jum at dan hasilnya dibagi dengan harga penutupan saham pada hari jum at. harga penutupan saham pada hari jum at dikurangi dengan harga penutupan saham pada hari kamis dan hasilnya dibagi dengan harga penutupan saham pada hari kamis. Return saham merupakan perubahan harga penutupan saham i pada harisekarang/hari ke t dikurangi penutupan harga saham i hari sebelumnya/hari ke t-1kemudian hasilnya dibagi dengan penutupan harga saham sebelumya /hari ke t-1. Keuntungan (Return) negatif cenderung terjadi pada hari senin. Keuntungan (Return) tertingi cenderung terjadi pada hari jum at. Keuntungan (Return) Rancangan penelitian dari studi ini adalah sebagai berikut: Penentuan Judul Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Kajian Pustaka Pengumpulan Data Perumusan Hipotesis Pengolahan Data dan Analisis Kesimpulan Gambar 2. Rancangan Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham yang terdaftar di Indeks LQ 45 selama periode Februari 2016 sampai dengan Januai 2017, yang di seleksi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2001:61), yaitu dengan kriteria perusahaan yang aktif terdaftar dan melakukan transaksi di indeks LQ45 selama satu periode 6

7 yaitu pada bulan Februari 2016 sampai dengan Januari 2017 pada Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan kriteria tersebut dari 45 anggota populasi yang memenuhi persyaratan sebanyak 43 perusahaan dengan syarat enam bulan pertama yaitu pada bulan Februari sampai Juli tercatat transaksinya tetapi pada enam bulan kedua yaitu bulan Agustus sampai Januari dua anggota populasi tidak lagi tercatat kedalam indeks LQ45. Tabel 2. Karakteristik Sampel No Karakteristik Sampel Jumlah 1 Jumlah Populasi/perusahaan yang terdaftar di indeks LQ Perusahaan yang keluar dari indeks LQ45 (2) Jumlah Sampel 43 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Deskriptif Return Saham Tabel 3. Analisis Deskriptif Return Saham Harian LQ 45 Analisis Deskriptif Return Saham Harian LQ 45 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return_senin Return_selasa Return_rabu Return_kamis Return_jumat Total Agar memberikan gambaran yang lebih jelas dapat dillihat pada gambar 3. sebagai berikut: Gambar 3. Grafik Rata-rata Return Saham Harian LQ 45 Data diatas menunjukkan nilai rata-rata Return saham tertinggi pada hari rabu sebesar dan rata-rata terendah pada hari jumat sebesar

8 Gambar 4. Grafik Standar Deviasi Saham Harian LQ 45 Nilai standar deviasi di atas lebih tinggi daripada nilai rata-rata retturn saham yang berarti risiko yang diterima oleh Investor/emiten lebih besar daripada return yang akan diperoleh. 2. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Tujuan dilakukan uji Normalitas one-sample kolmogrov-smirnov yaitu untuk mengetahui apakah perhitungan Rogalski Effect berdistribusi secara normal atau tidak. Tabel 4. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Rogalsky Effect Bulan N Asym. - Februari Maret Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Berdasarkan output Test Statistics diatas, dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui bahwa seluruh nilai Asymp. Sig. (2-) lebih besar dari nilai α yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan data yang digunakan berdistribusi secara normal. Dengan demikian dapat dilanjutkan dengan uji. Tabel 5. Hasil Uji Rogalski Effect Non (Februari) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat tidak homogen. Dengan nilai t hitung sebesar -0,757, sedangkan nilai t tabel dengan df = 3,7 8

9 adalah sebesar 3,182 dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai - sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin Februari. Tabel 6. Hasil Uji Rogalski Effect Non (Maret) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 6 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin Maret. Tabel 7. Hasil Uji Rogalski Effect Non (Mei) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar 0.938, sedangkan nilai t tabel dengan df = 7 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin Mei. Tabel 8. Hasil Uji Rogalski Effect Non (Juni) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 6 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin Juni. Tabel 9. Hasil Uji Rogalski Effect Non (Juli) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 5 adalah 9

10 sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin Juli. Tabel 10. Hasil Uji Rogalski Effect Non (Agustus) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar 0.179, sedangkan nilai t tabel dengan df = 7 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin Agustus. Tabel 11. Hasil Uji Rogalski Effect Non (September) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 5 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin September. Tabel 12. Hasil Uji Rogalski Effect Non (Oktober) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 7 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin Oktober. Tabel 13. Hasil Uji Rogalski Effect Non (November) Sig. t df t df

11 Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar 0.987, sedangkan nilai t tabel dengan df = 6 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin November. Tabel 14. Hasil Uji Rogalski Effect Non (Desember) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar 0.476, sedangkan nilai t tabel dengan df = 4 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin Desember. Tabel 15. Hasil Uji Rogalski Effect Non (Januari) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat tidak homogen. Dengan nilai t hitung sebesar 1.052, sedangkan nilai t tabel dengan df = 3.4 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai - sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari senin Januari. 3. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Tujuan dilakukan uji one-sample kolmogrov-smirnov yaitu untuk mengetahui apakah perhitungan Monday effect berdistribusi secara normal atau tidak. Tabel 16. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Monday Effect Hari N Asym. - Selasa Rabu Kamis Jumat Berdasarkan output Test Statistics diatas, dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui bahwa seluruh nilai Asymp. Sig. (2-) lebih dari nilai α 0,05, sehingga data yang digunakan dinyatakan berdistribusi secara normal. Dengan demikian dapat dilanjutkan dengan uji. 11

12 Tabel 17. Hasil Uji Monday Effect Non Senin Senin (Selasa) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar 0.393, sedangkan nilai t tabel dengan df = 97 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari selasa. Tabel 18. Hasil Uji Monday Effect Non Senin Senin (Rabu) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 94 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari rabu. Tabel 19. Hasil Uji Monday Effect Non Senin Senin (Kamis) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 95 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari senin dengan hari kamis. Tabel 20. Hasil Uji Monday Effect Non Senin Senin (Jumat) Sig. t df t df

13 Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar 1.373, sedangkan nilai t tabel dengan df = 94 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari Senin dengan hari Jumat. 4. Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga Tujuan dilakukan uji one-sample kolmogrov-smirnov yaitu untuk mengetahui apakah perhitungan Weekend effect berdistribusi secara normal atau tidak. Tabel 21. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Weekend Effect Hari N Asym. - Senin Selasa Rabu Kamis Berdasarkan output Test Statistics diatas, dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui bahwa seluruh nilai Asymp. Sig. (2-) lebih dari nilai α 0,05, sehingga data yang digunakan dinyatakan berdistribusi secara normal. Tabel 22. Hasil Uji Weekend Effect Non Jumat Jumat (Senin) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 94 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari Jumat dengan hari Senin. Tabel 22. Hasil Uji Weekend Effect Non Jumat Jumat (Selasa) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 99 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar > 0.05 maka Ho diterima tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari Jumat dengan hari Selasa. Tabel 23. Hasil Uji Weekend Effect Non Jumat Jumat (Rabu) Sig. t df t df 13

14 Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 96 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar < 0.05 maka Ho ditolak terdapat pebedaan yang signifikan antara hari Jumat dengan hari Rabu. Tabel 24. Hasil Uji Weekend Effect Non Jumat Jumat (Kamis) Sig. t df t df Nilai sig. sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data varians bersifat homogen. Dengan nilai t hitung sebesar , sedangkan nilai t tabel dengan df = 97 adalah sebesar dengan taraf signifikan 5% yaitu (t hitung < t tabel ) maka Ho diterima. Nilai Sig. 2- sebesar 0.05 = 0.05 maka Ho diterima terdapat pebedaan yang signifikan antara hari Jumat dengan hari kamis. PEMBAHASAN 1. Pembahasan Hipotesis Pertama Rogalski Effect Pada penelitian kali ini Rogalski Effect yang menjadi acuan peneliti adalah pada bulan karena melihat dari penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti Rogalski Effect pada bulan januari tetapi tidak terbukti pada bulan Januari melainkan terbukti pada bulan, yaitu pada penelitian Udayani (Udayani, 2016) yang menyatakan bahwa Rogalski Effect adalah rata-rata return negatif pada hari senin menghilang pada bulan tertentu dan di Indonesia Rogalski effect cenderung terjadi pada bulan. Dari hasil pengujian terlihat bahwa return pada bulan bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menyampaikan laporan tahunan dengan tepat waktu, yang menurut ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No.80/PM/1996, menyatakan bahwa penyerahan laporan keuangan tahunan paling lambat 120 hari setelah tanggal tutup buku tahunan. Dan dilihat dari rata-rata return saham yang tertinggi terjadi pada bulan Juli dengan nilai rata-rata return sebesar menurut KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) yang mencatat beberapa peningkatan kinerja operasional dan perkembangan pasar modal Indonesia selama satu semester. Berdasarkan grafik perkembangan investor pada jumlah SID (Single Investor Identification), SRE (Sub Rekening Efek), dan Login ke Fasilitas Akses dari tahun sebelumnya mengalami peningkatan. Maka investor beranggapan dengan melihat perkembangan selama satu semester tersebut investor dapat menganalisis bahwa pada bulan Juli harga saham akan mengalami peningkatan dan investor banyak yang berinvestasi di berbagai saham tersebut sehingga laba yang dihasilkan akan lebih tinggi. 2. Pembahasan Hipotesis Kedua Monday Effect Dari hasil penelitian terlihat bahwa faktor mood investor menyebabkan return saham pada hari senin bernilai positif. Hal tersebut dapat terjadi karena para emiten yang masuk pada Bursa Efek Indonesia sebelum libur akhir pekan tidak mengumumkan adanya berita buruk (Bad News) yang dapat menyebabkan para investor overreaction yaitu bereaksi secara berlebihan, menurut Ady (Ady, 2015) overreaction atau reaksi yang terlalu berlebi- 14

15 han juga terjadi pada berita baik. Investor cenderung bereaksi berlebihan pada beritaberita baik yang mengakibatkan harga saham mengalami kenaikan yang berlebihan, sehingga pada hari setelah libur akhir pekan atau lebih tepatnya pada hari senin para investor akan merasa lebih baik melakukan pembelian dan melakukan permintaan terhadap saham yang mengakibatkan nilai rata-rata return saham dapat bernilai positif dan meningkat pada hari senin. Pengujian ini juga didukung oleh pernyataan dari Bursa Efek Indonesia yang menyatakan bahwa kinerja pasar modal menciptakan rekor terbaiknya sepanjang sejarah sejak berdirinya pada tahun Sederet sentimen berskala global mewarnai pasar modal di tahun Tiga sentimen yang cukup mengejutkan dan menjadi perhatian serius, yaitu pelambatan ekonomi dunia yang berlanjut, keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit, serta hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat yang dimenangkan oleh Donald Trump. Walaupun ketiga sentimen tersebut sempat membuat pasar modal Indonesia dilanda gejolak, tetapi keyakinan dari para investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia serta pencapaian kinerja emiten di Bursa Efek Indonesia yang tetap tumbuh impresif membuat pasar modal Indonesia mampu melalui tantangan berat itu, bahkan bisa meraih kinerja terbaiknya. 3. Pembahasan Hipotesis Ketiga Weekend Effect Hal tersebut dapat terjadi karena investor banyak membeli saham pada hari senin atau awal pekan sehingga yang seharusnya nilai rata-rata return saham bernilai negatif berbalik bernilai positif, dan setelah melakukan pembelian saham para investor akan mengamati pergerakan harga saham sampai harga saham tersebut mengalami kenaikan yang dianggap oleh investor kenaikan tersebut cukup tinggi, yaitu pada hari rabu dengan nilai rata-rata return saham sebesar , yang membuat para investor melakukan aksi profit taking yakni melakukan penjualan saham disaat trend kenaikan harga saham yang berturut-turut. Tujuan profit taking sendiri adalah agar investor memperoleh keuntungan (capital gain) dari investasi yang dilakukan. Dan apabila saham tidak di jual ketika harga saham tersebut naik maka dikhawatirkan harga saham yang terus mengalami kenaikan akan berbalik arah dan mengalami penurunan, yaitu terlihat pada rata-rata return saham hari kamis dengan nilai sebesar 0,00194 yang mengalami penurunan dari hari rabu, dan akan terus menurun sampai hari jumat dengan nilai rata-rata return sebesar -0, Oleh karena itu nilai rata-rata return saham hari jumat cenderung negatif disebabkan oleh adanya analisa investor itu sendiri yang melihat pergerakan harga saham terus-menerus dan berturut-turut turun. KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN Kesimpulan 1. Hasil pengujian hipotesis pertama yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara antara rata-rata return saham senin dengan rata-rata return saham senin non. Maka hipotesis pertama ditolak. Dan tidak terjadi Rogalski Effect pada return saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Februari 2016 sampai dengan Januari 2017, yaitu rata-rata return saham bernilai positif pada bulan, tetapi tidak tertinggi. Rata-rata return saham hari senin bulan sebesar dan rata-rata return saham tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar Hasil pengujian hipotesis kedua yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara antara rata-rata return saham senin dengan rata-rata return saham non senin. Maka hipotesis kedua ditolak. Dan tidak terjadi Monday Effect pada return saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Februari 2016 sampai dengan 15

16 Januari 2017, Rata-rata return saham hari senin sebesar Hal itu membuktikan bahwa rata-rata return saham hari senin bernilai positif atau tidak terjadi Monday effect karena rata-rata return saham yang seharusnya negatif tidak terjadi pada penelitian ini. 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terjadi pada hari rabu, sedangkan pada hari senin, selasa, dan kamis tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Maka hipotesis ketiga ditolak. Dan tidak terjadi Weekend Effect pada return saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Februari 2016 sampai dengan Januari 2017, yaitu rata-rata return saham hari jumat cenderung negatif. Rata-rata return saham hari jumat adalah sebesar Hal ini membuktikan bahwa rata-rata return saham hari jumat bernilai negatif atau tidak terjadi Weekend effect karena rata-rata return saham yang seharusnya postif tinggi tidak terjadi pada penelitian ini. Saran dan Keterbatasan Penelitian 1. Dari penelitian ini diharapkan menjadi panduan bagi para investor dipasar modal dalam mengambil keputusan untuk membeli saham terutama jika terjadi anomali pasar. Dengan adanya pengujian mengenai Anomali ini diharap investor dapat lebih dalam menganalisis terlebih dahulu saham yang ingin dibeli agar mendapatkan return yang maksimal. 2. Dalam hal ini diperlukaan penelitian lanjutan dan diharapkan peneliti dapat menambah variabel-variabel dan menambah periode-periode/tahun-tahun terbaru yang akan dilakukan penelitian. 3. Dalam penelitian ini hanya sebatas menguji dan membuktikan apakah terjadi Anomali pasar terhadap return saham atau tidak, diharapkan untuk peneliti-peneliti selanjutnya dapat memberikan atau memasukkan tambahan analisa dari segi efisiensi pasar dan lain-lain. DAFTAR RUJUKAN Ady, S. U. (2015). Manajemen Psikologi dalam Investasi Saham: Kajian Fenomenologi dalam Sentuhan Behavioral Finance. (M. Bendatu, Ed.) (1st ed.). Jogjakarta: Andi. Ady, S. U., & Mulyaningtyas, A. (2017). Eksplorasi Tingkat Efisiensi Pasar Modal Indonesia, Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia. Ekspektra: Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 1(2), Ady, S. U., Sudarma, M., Salim, U., & Aisyah, S. (2013). Psychology s Factors of Stock Buying and Selling Behavior in Indonesia Stock Exchange (Phenomenology Study of Investor Behavior in Surabaya). IOSR Journal of Business and Management, 7(3), Retrieved from Cahyaningdyah, D. (2005). Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Week-Four Effect Dan Rogalski Effect Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, 20(2). Cahyaningdyah, D., & Witiastuti, R. S. (2010). Jurnal Dinamika Manajemen. JDM: JUrnal Dinamika Manajaemen, 1(2), Retrieved from Fama, E. F. (1970). American Finance Association Efficient Capital Markets : A Review of Theory and Empirical Work. The Journal of Finance, 25(2), Hartono, J. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Jogjakarta: BPFE. Hartono, J. (2013). Teori Portofolio dan Analisa Investasi (7th ed.). Jogjakarta: BPFE. Herlianto, D. (2013). Manajemen Investasi Plus Jurus Mendeteksi Investasi Bodong. 16

17 Jogjakarta: Gosyen Publishing. Jones, C. P. (1996). Investment: Analysis and Management (5th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc. Ramadhani, R. (2014). Pengujian Anomali Pasar Monday Effect, Weekend Effect, Rogalski Effect Di Bursa Efek Indonesia. Rodoni, A., & Herni, A. (2010). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Rr. Iramani, & Ansyori Mahdi. (2006). Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham Pada Bej. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 8(2), Retrieved from Sugiyono. (2001). Perilaku Pembelian Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Rosda. Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (1st ed.). Jogjakarta: Kanisius. Udayani, V. (2016). Pengujian Monday Effect dan Rogalski Effect pada Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berikut ini akan di jabarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar di lakukannya penelitian ini antara lain : 2.1.1. Rr. Iramani, Ansyori Mahdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di masyarakat, khususnya dalam sektor keuangan. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah investasi adalah mencakup berbagai macam aktifitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil maupun asset finansial merupakan aktifitas yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di bidang keuangan, banyak peneliti yang memberikan bukti empiris yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA Ranita Ramadhani Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang Email: ranitaramadhani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdebatan tentang teori pasar yang efisien sampai sekarang masih banyak menimbulkan tanda tanya bagi para peneliti keuangan. Ada sebagian orang yang melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Return saham dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau peristiwaperistiwa tertentu di luar pasar saham. Salah satu peristiwa yang menyebabkan adanya abnormal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini masyarakat mulai memikirkan pentingnya melakukan investasi. Meningkatnya kebutuhan hidup dan perlunya jaminan hari tua membuat masyarakat mulai selektif memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu bagian penting dari fungsi operasi perusahaan adalah melakukan investasi dan memanfaatkan modal tersebut guna memperoleh pendapatan. Investasi adalah komitmen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Fenomena day of the week effect dan monday effect terbukti pada periode tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif merupakan suatu metode dimana datadata yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia bisnis dan kegiatan investasi dari tahun ke tahun merupakan salah satu indikator kemajuan pertumbuhan ekonomi yang memacu investor untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun beberapa alasan dilakukannya penelitian kembali berkaitan dengan topik ini adalah mengacu pada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tandelilin (2001), investasi merupakan sebuah komitmen yang dilakukan saat ini atas dana maupun sumberdaya lain dengan mengharapkan keuntungan dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara yang sehat dapat dilihat salah satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi pasar modal tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukan bukti empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipotesis pasar yang efisien sampai saat ini masih menjadi perdebatan, baik di kalangan akademisi maupun peneliti di bidang keuangan. Terdapat banyak bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal syariah sampai saat ini telah mengalami kemajuan sehingga menimbulkan niat para investor untuk melakukan investasi pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah tempat bertemunya antara penawaran dan permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. (samsul, 2006 : 43). Hukum

Lebih terperinci

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab IV Bab V Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. Penutup Bab ini berisikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas perdagangan surat berharga yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi pasar modal di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1912 silam, dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Karakteristik Objek Penelitian Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain,

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

PENGARUH MONDAY, WEEK-FOUR,

PENGARUH MONDAY, WEEK-FOUR, PENGARUH MONDAY, WEEK-FOUR, DAN ROGALSKI TERHADAP RETURN SAHAM PADA BEI ARTIKEL ILMIAH Oleh : TITO AGUSTA PRATIKTA NIM : 2009210677 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2013 PENGARUH MONDAY,

Lebih terperinci

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR Materi 11 EFISIENSI PASAR Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event Studies - Pengujian Private Information IMPLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Investor akan menanamkan investasinya pada perusahaan yang dianggap dapat memberikan keuntungan. Perusahaan yang terdaftar di BEI akan selalu dinilai perkembangannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. LANDASAN TEORI 1.1.1 Efisiensi Pasar Brealy et.al (2007) menyatakan bahwa harga dari sekuritas-sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang tersedia dan merespon

Lebih terperinci

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada Bab V SIMPULAN DAN SARAN Setelah analisis dan pembahasan penelitian selesai dilakukan, maka diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya, dan memuat saran-saran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini BAB I PENDAHULUAAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini semakin kompetitif membutuhkan keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor domestic

Lebih terperinci

ANALISIS FENOMENA MONDAY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DI DALAM INDEKS SAHAM LQ45 TAHUN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FENOMENA MONDAY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DI DALAM INDEKS SAHAM LQ45 TAHUN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FENOMENA MONDAY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DI DALAM INDEKS SAHAM LQ45 TAHUN 2010-2014 DI BURSA EFEK INDONESIA (Nidya Stephanie Lestari Sitorus, Sarwo Edy Handoyo) Accounting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Dwi Cahyaningdyah (2005) Dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Di negara-negara maju pasar modal sejak lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha saat ini dirasakan semakin sulit. Setiap perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak lain dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar saham merupakan salah satu tujuan utama para investor untuk menginvestasikan dana mereka yang menganggur. Pasar saham juga berperan sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Mellysa dan Syahyunan (2013) Penelitian ini bertujuan ingin menguji apakah ada pengaruh antara hari transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang menarik dan cukup kontroversial di bidang keuangan. Istilah tentang pasar yang efisien bisa

Lebih terperinci

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT Oleh: Yogo Heru Prayitno 1) E-mail: yogo.heru@widyatama.ac.id 1) Universitas Widyatama Bandung ABSTRACT The researcher observed the announcement

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efficient Market Hypothesis Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan teori keuangan dan merupakan salah satu kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang berbicara mengenai anomali tingkat return saham pada hari Senin. Ditengahtengah perkembangan dunia

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 236

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 236 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 236 PENGARUH HARI LIBUR AKHIR TAHUN TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA BANK SWASTA DENGAN NILAI KAPITALISASI TERBESAR MENURUT BURSA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang

Lebih terperinci

FENOMENA LONG WEEKEND DALAM MEMPENGARUHI ABNORMAL RETURN : CASE STUDY HARI LIBUR NASIONAL WAFAT ISA ALMASIH TAHUN 2013.

FENOMENA LONG WEEKEND DALAM MEMPENGARUHI ABNORMAL RETURN : CASE STUDY HARI LIBUR NASIONAL WAFAT ISA ALMASIH TAHUN 2013. FENOMENA LONG WEEKEND DALAM MEMPENGARUHI ABNORMAL RETURN : CASE STUDY HARI LIBUR NASIONAL WAFAT ISA ALMASIH TAHUN 2013 Sheilla Annisa Universitas Paramadina Program Studi Manajemen 2014 (Sheilla Annisa/210000254)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua kelompok besar, yakni investor lokal dan investor asing. Aktifitas investor asing cenderung

Lebih terperinci

PENGARUH WEEKEND EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA. Winda Rika Lestari

PENGARUH WEEKEND EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA. Winda Rika Lestari PENGARUH WEEKEND EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Winda Rika Lestari Manajemen, Informatics and Business Institute Darmajaya Jl. Z.A. Pagar Alam No. 93 Labuhan Ratu-Bandar Lampun-Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Hampir seluruh negara di dunia memiliki pasar modal (capital market), kecuali di negara-negara yang masih berbenah. Pasar modal adalah pertemuan antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan transaksi jual beli surat berharga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka menjadi konsumsi dan simpanan (saving). Seiring dengan perkembangan zaman, pola pengeluaran masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini adalah penelitian yang menguji mengenai Monday effect dan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini adalah penelitian yang menguji mengenai Monday effect dan BAB V PENUTUP Penelitian ini adalah penelitian yang menguji mengenai Monday effect dan rogalski effect. Monday effect, merupakan fenomena dimana return saham pada hari Senin cenderung negatif, sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA Siti Murtopingah Rina Mudjiyanti Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT This study is to analysis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana

Lebih terperinci

Pengaruh The Day Of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalsky Effect terhadap Return Saham Lq-45 di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh The Day Of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalsky Effect terhadap Return Saham Lq-45 di Bursa Efek Indonesia Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 1, Juni 2015, hal 43-54 ISSN 2339-1545 Pengaruh The Day Of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalsky Effect terhadap Return Saham Lq-45 di Bursa

Lebih terperinci

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal MAJ 1 (3) (2014) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP PENGUMUMAN KENAIKAN HARGA BBM 22 JUNI 2013 Ervina Ratna Ningsih, Dwi Cahyaningdyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu sarana investasi yang menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, namun potensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada Penelitian ini menggunakan beberapa Penelitian Terdahulu, 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur keagamaan

Lebih terperinci

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM WINNER DAN SAHAM LOSER UNTUK MENGIDENTIFIKASI PRICE REVERSAL (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ 45 di BEI Periode 2014-2015) Nadhira Nur Aulia Topowijono

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak (Tandelilin, 2001: 25). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

EFEK ANOMALI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM (Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013)

EFEK ANOMALI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM (Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013) ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 1649 EFEK ANOMALI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM (Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013) THE EFFECT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Efficient Market Hypothesis Efisiensi pasar modal adalah keadaan dimana sebuah harga saham yang menyesuaikan secara cepat dengan adanya tambahan informasi, dan oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS JANUARY EFFECT PADA PERUSAHAAN INFRASTRUKTUR YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN A R T I K E L I L M I A H

ANALISIS JANUARY EFFECT PADA PERUSAHAAN INFRASTRUKTUR YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN A R T I K E L I L M I A H ANALISIS JANUARY EFFECT PADA PERUSAHAAN INFRASTRUKTUR YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2011-2015 A R T I K E L I L M I A H Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program

Lebih terperinci

PENGUJIAN MONDAY EFFECT PADA BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA EFEK SINGAPURA

PENGUJIAN MONDAY EFFECT PADA BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA EFEK SINGAPURA Journal of Business and Banking Volume 4, No. 1, May 2014, pages 81 90 PENGUJIAN MONDAY EFFECT PADA BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA EFEK SINGAPURA Haikel Ardinan STIE Perbanas Surabaya E-mail : haikelardinan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, terjadi pertumbuhan yang pesat pada pasar modal di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode

BAB V PENUTUP. terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode Januari 2010 Desember 2012. Berdasarkan

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11 http://www.deden08m.com KONSEP PASAR MODAL EFISIEN 3/42 Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih investor dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan bagi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. a. Pada return saham tahun 2011 perusahaan manufaktur terdapat

BAB V PENUTUP. Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. a. Pada return saham tahun 2011 perusahaan manufaktur terdapat BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan di Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. a. Pada return saham tahun 2011 perusahaan

Lebih terperinci

Judul : Pengujian Efisiensi Pasar di Bursa Efek Indonesia Nama : I Gusti Ngurah Agung Putra Dwipayana NIM : Abstrak

Judul : Pengujian Efisiensi Pasar di Bursa Efek Indonesia Nama : I Gusti Ngurah Agung Putra Dwipayana NIM : Abstrak Judul : Pengujian Efisiensi Pasar di Bursa Efek Indonesia Nama : I Gusti Ngurah Agung Putra Dwipayana NIM : 1315251038 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pasar di Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode

Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode Daniel, Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham... ISSN 2356-85 Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode - Daniel ), Abriandi 2) Akuntansi, Fakultas Ekonomi Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya hipotesis mengenai pasar sempurna masih menjadi perbincangan yang sering diuji pada penelitian-penelitian terdahulu. Menurut Frank K. Reilly dan Keith C. Brown,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari Bursa Efek Jakarta (yang dikenal dengan nama asingnya Jakarta Stock Exchange (JSX)).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang sudah terjadi sebelumnya, merupakan hal penting bagi para investor dalam melakukan kegiatan investasi.

Lebih terperinci

Jurnal Dinamika Manajemen

Jurnal Dinamika Manajemen JDM Vol. 1, No. 2, 2010, pp: 154-168 Jurnal Dinamika Manajemen http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm ANALISIS MONDAY EFFECT DAN ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK JAKARTA Dwi Cahyaningdyah, Rini Setyo

Lebih terperinci

ANALISIS JANUARY EFFECT PADA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS JANUARY EFFECT PADA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA Jurnal MAKSIPRENEUR, Vol. II, No. 2, Juni 2013, hal. 65 79 ANALISIS JANUARY EFFECT PADA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Cahyaningdyah (dcahyaningdyah@yahoo.com) Dhany Kurniawan Putra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Efficient Market Hypothesis menyatakan bahwa harga suatu saham telah mencerminkan semua informasi yang tersedia di dalam pasar. Berdasarkan Teori Efficient

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Saham Salah satu instrumen pasar keuangan yang paling dominan diperdagangkan adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional sebagai wahana investasi bagi masyarakat dan sebagai wahana pembiayaan bagi perusahaan dengan menjual

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci