BAB II PEMBAGIAN HADITS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMBAGIAN HADITS"

Transkripsi

1 Pembagian Hadits dari segi kuantitas dan kualitas Hadits yang dipahami sebagai pernyataan, perbuatan, persetujuan dan hal yang berhubungan dengan Nabi Muhammad saw. Dalam tradisi Islam, hadits diyakini sebagai sumber ajaran agama kedua setelah al-quran. Disamping itu hadits juga memiliki fungsi sebagai penjelas terhadap ayatayt al-qur an sebagaimana dijelaskan dalam QS: an-nahl ayat 44. Hadits tersebut merupakan teks kedua, sabda-sabda nabi dalam perannya sebagai pembimbing bagi masyarakat yang beriman. Akan tetapi, pengambilan hadits sebagai dasar bukanlah hal yang mudah. Mengingat banyaknya persoalan yang terdapat dalam hadits itu sendiri. Sehingga dalam berhujjah dengan hadits tidaklah serta merta asal comot suatu hadits sebagai sumber ajaran. Adanya rentang waktu yang panjang antara Nabi dengan masa pembukuan hadits adalah salah satu problem. Perjalanan yang panjang dapat memberikan peluang adanya penambahan atau pengurangan terhadap materi hadits. Selain itu, rantai perawi yang banyak juga turut memberikan kontribusi permasalahan dalam meneliti hadits sebelum akhirnya digunakan sebagai sumber ajaran agama. Mengingat banyaknya permasalahan, maka kajian-kajian hadits semakin meningkat, sehingga upaya terhadap penjagaan hadits itu sendiri secara historis telah dimulai sejak masa sahabat yang dilakukan secara selektif. Para muhaddisin, dalam menentukan dapat diterimanya suatu hadits tidak mencukupkan diri hanya pada terpenuhinya syarat-syarat diterimanya rawi yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena mata rantai rawi yang teruntai dalam sanad-sanadnya sangatlah panjang. Oleh karena itu, haruslah terpenuhinya syarat-syarat lain yang memastikan kebenaran perpindahan hadits di sela-sela mata rantai sanad tersebut. Makalah ini mencoba mengelompokkan dan menguraikan secara ringkas pembagian-pembagian hadits ditinjau dari berbagai aspek. BAB II PEMBAGIAN HADITS Hadits dapat dibagi kepada beberapa bagian diantaranya : A. Pembagian Hadits Berdasarkan Kuantitas Berdasarkan sedikit banyaknya rawi yang meriwayatkan hadits dibagi menjadi tiga: 1. Hadits Mutawatir a. Ta rif Hadits Mutawatir Kata mutawatir Menurut lughat ialah mutatabi yang berarti beriring-iringan atau berturut-turut antara satu dengan yang lain. Sedangkan menurut istilah ialah: Suatu hasil hadits tanggapan pancaindera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk dusta. Hadits mutawatir ialah suatu (hadits) yang diriwayatkan sejumlah rawi yang menurut adat mustahil mereka bersepakat berbuat dusta, hal tersebut seimbang dari permulaan sanad hingga akhirnya, tidak terdapat kejanggalan jumlah pada setiap tingkatan. Tidak dapat dikategorikan dalam hadits mutawatir, yaitu segala berita yang diriwayatkan dengan tidak bersandar pada pancaindera, seperti meriwayatkan tentang sifat-sifat manusia, baik yang terpuji maupun yang tercela, juga segala berita yang diriwayatkan oleh orang banyak, tetapi mereka berkumpul untuk bersepakat mengadakan berita-berita secara dusta. Hadits yang dapat dijadikan pegangan dasar hukum suatu perbuatan haruslah diyakini kebenarannya. Karena kita tidak mendengar hadits itu langsung dari Nabi Muhammad SAW, maka jalan penyampaian hadits itu atau orang-orang yang menyampaikan hadits itu harus dapat memberikan keyakinan tentang kebenaran hadits tersebut. Dalam sejarah para perawi diketahui bagaimana cara perawi menerima dan menyampaikan hadits. Ada yang melihat atau mendengar, ada pula yang dengan tidak melalui perantaraan pancaindera, misalnya dengan lafaz diberitakan dan sebagainya. Disamping itu, dapat diketahui pula banyak atau sedikitnya orang yang meriwayatkan hadits itu. Apabila jumlah yang meriwayatkan demikian banyak yang secara mudah dapat diketahui bahwa sekian banyak perawi itu tidak mungkin bersepakat untuk berdusta, maka penyampaian itu adalah secara mutawatir. b. Syarat-Syarat Hadits Mutawatir Suatu hadits dapat dikatakan mutawatir apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1

2 1. Hadits (khabar) yang diberitakan oleh rawi-rawi tersebut harus berdasarkan tanggapan (daya tangkap) pancaindera. Artinya bahwa berita yang disampaikan itu benar-benar merupakan hasil pemikiran semata atau rangkuman dari peristiwa-peristiwa yang lain dan yang semacamnya, dalam arti tidak merupakan hasil tanggapan pancaindera (tidak didengar atau dilihat) sendiri oleh pemberitanya, maka tidak dapat disebut hadits mutawatir walaupun rawi yang memberikan itu mencapai jumlah yang banyak. 2. Bilangan para perawi mencapai suatu jumlah yang menurut adat mustahil mereka untuk berdusta. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat tentang batasan jumlah untuk tidak memungkinkan bersepakat dusta. a. Abu Thayib menentukan sekurang-kurangnya 4 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah saksi yang diperlukan oleh hakim. b. Ashabus Syafi i menentukan minimal 5 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah para Nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi. c. Sebagian ulama menetapkan sekurang-kurangnya 20 orang. Hal tersebut berdasarkan ketentuan yang telah difirmankan Allah tentang orang-orang mukmin yang tahan uji, yang dapat mengalahkan orang-orang kafir sejumlah 200 orang (lihat surat Al-Anfal ayat 65). d. Ulama yang lain menetapkan jumlah tersebut sekurang-kurangnya 40 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan firman Allah: Wahai nabi cukuplah Allah dan orang-orang yang mengikutimu (menjadi penolongmu). (QS. Al- Anfal: 64). 3. Seimbang jumlah para perawi, sejak dalam thabaqat (lapisan/tingkatan) pertama maupun thabaqat berikutnya. Hadits mutawatir yang memenuhi syarat-syarat seperti ini tidak banyak jumlahnya, bahkan Ibnu Hibban dan Al-Hazimi menyatakan bahwa hadits mutawatir tidak mungkin terdapat karena persyaratan yang demikian ketatnya. Sedangkan Ibnu Salah berpendapat bahwa mutawatir itu memang ada, tetapi jumlahnya hanya sedikit. Ibnu Hajar Al-Asqalani berpendapat bahwa pendapat tersebut di atas tidak benar. Ibnu Hajar mengemukakan bahwa mereka kurang menelaah jalan-jalan hadits, kelakuan dan sifat-sifat perawi yang dapat memustahilkan hadits mutawatir itu banyak jumlahnya sebagaimana dikemukakan dalam kitab-kitab yang masyhur bahkan ada beberapa kitab yang khusus menghimpun hadits-hadits mutawatir, seperti Al-Azharu al-mutanatsirah fi al-akhabri al-mutawatirah, susunan Imam As- Suyuti(911 H), Nadmu al-mutasir Mina al-haditsi al-mutawatir, susunan Muhammad Abdullah bin Jafar Al-Khattani (1345 H). c. Faedah Hadits Mutawatir Hadits mutawatir memberikan faedah ilmu daruri, yakni keharusan untuk menerimanya secara bulat sesuatu yang diberitahukan mutawatir karena ia membawa keyakinan yang qath i (pasti), dengan seyakin-yakinnya bahwa Nabi Muhammad SAW benar-benar menyabdakan atau mengerjakan sesuatu seperti yang diriwayatkan oleh rawi-rawi mutawatir. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa penelitian terhadap rawi-rawi hadits mutawatir tentang keadilan dan kedlabitannya tidak diperlukan lagi, karena kuantitas/jumlah rawi-rawinya mencapai ketentuan yang dapat menjamin untuk tidak bersepakat dusta. Oleh karenanya wajiblah bagi setiap muslim menerima dan mengamalkan semua hadits mutawatir. Umat Islam telah sepakat tentang faedah hadits mutawatir seperti tersebut di atas dan bahkan orang yang mengingkari hasil ilmu daruri dari hadits mutawatir sama halnya dengan mengingkari hasil ilmu daruri yang berdasarkan musyahailat (penglibatan pancaindera). 2. Hadits Aziz, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh dua orang perawi atau lebih. 3. Hadits Ahad a. Pengertian hadits ahad Menurut Istilah ahli hadits, tarif hadits ahad antara lain adalah: Suatu hadits (khabar) yang jumlah pemberitaannya tidak mencapai jumlah pemberita hadits mutawatir; baik pemberita itu seorang. dua orang, tiga orang, empat orang, lima orang dan seterusnya, tetapi jumlah tersebut tidak memberi pengertian bahwa hadits tersebut masuk ke dalam hadits mutawatir: Ada juga yang memberikan tarif sebagai berikut: Suatu hadits yang padanya tidak terkumpul syara-syarat mutawatir. b. Faedah hadits ahad Para ulama sependapat bahwa hadits ahad tidak Qat i, sebagaimana hadits mutawatir. Hadits ahad hanya memfaedahkan zan, oleh karena itu masih perlu diadakan penyelidikan sehingga dapat diketahui maqbul dan mardudnya. Dan kalau temyata telah diketahui bahwa, hadits tersebut tidak

3 tertolak, dalam arti maqbul, maka mereka sepakat bahwa hadits tersebut wajib untuk diamalkan sebagaimana hadits mutawatir. Bahwa neraca yang harus kita pergunakan dalam berhujjah dengan suatu hadits, ialah memeriksa Apakah hadits tersebut maqbul atau mardud. Kalau maqbul, boleh kita berhujjah dengannya. Kalau mardud, kita tidak dapat iktiqatkan dan tidak dapat pula kita mengamalkannya. Kemudian apabila telah nyata bahwa hadits itu (sahih, atau hasan), hendaklah kita periksa apakah ada muaridnya yang berlawanan dengan maknanya. Jika terlepas dari perlawanan maka hadits itu kita sebut muhkam. Jika ada, kita kumpulkan antara keduanya, atau kita takwilkan salah satunya supaya tidak bertentangan lagi maknanya. Kalau tak mungkin dikumpulkan, tapi diketahui mana yang terkemudian, maka yang terdahulu kita tinggalkan, kita pandang mansukh, yang terkemudian kita ambil, kita pandang nasikh. Jika kita tidak mengetahui sejarahnya, kita usahakan menarjihkan salah satunya. Kita ambil yang rajih, kita tinggalkan yang marjuh. Jika tak dapat ditarjihkan salah satunya, bertawaqquflah kita dahulu. Walhasil, barulah dapat kita dapat berhujjah dengan suatu hadits, sesudah nyata sahih atau hasannya, baik ia muhkam, atau mukhtakif adalah jika dia tidak marjuh dan tidak mansukh. B. Pembagian Haditst Berdasakan Kualitas : Berdasarkan kualitas hadits dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Hadits Sahih Syarat hadits Sahih adalah a. Diriwayatkan oleh perawi yang adil. b. Kedhabitan perawinya sempurna. c. Sanadnya bersambung d. Tidak ada cacat atau illat. e. Matannya tidak syaz atau janggal. Hadits sahih menurut bahasa berarti hadits yng bersih dari cacat, hadits yng benar berasal dari Rasulullah SAW. Batasan hadits sahih, yang diberikan oleh ulama, antara lain : Hadits sahih adalah hadits yng susunan lafadnya tidak cacat dan maknanya tidak menyalahi ayat (al-quran), hdis mutawatir, atau ijimak serta para rawinya adil dan dabit. 2. Hadits Hasan Syarat hadits hasan adalah: a. Para perawinya adil. b. Kedhabitan perawinya dibawah perawi hadits sahih. c. Sanadnya bersambung. d. Tidak mengandung kejanggalan pada matannya. e. Tidak ada cacat atau illat. Menurut bahasa, hasan berarti bagus atau baik. Menurut Imam Turmuzi hasis hasan adalah : yang kami sebut hadits hasan dalam kitab kami adalah hadits yng sannadnya baik menurut kami, yaitu setiap hadits yang diriwayatkan melalui sanad di dalamnya tidak terdapat rawi yang dicurigai berdusta, matan haditsnya, tidak janggal diriwayatkan melalui sanad yang lain pula yang sederajat. Hadits yang demikian kami sebut hadits hasan. 3. Hadits Daif Hadits daif menurut bahasa berarti hadits yang lemah, yakni para ulama memiliki dugaan yang lemah (keci atau rendah) tentang benarnya hadits itu berasal dari Rasulullah SAW. Para ulama memberi batasan bagi hadits daif : Hadits daif adalah hadits yang tidak menghimpun sifat-sifat hadits sahih, dan juga tidak menghimpun sifat-sifat hadits hasan. Jadi hadits daif itu bukan saja tidak memenuhi syarat-syarat hadits sahih, melainkan juga tidak memenuhi syarat-syarat hadits hasan. Pada hadits daif itu terdapat hal-hal yang menyebabkan lebih besarnya dugaan untuk menetapkan hadits tersebut bukan berasal dari Rasulullah SAW. C. Pembagian Hadits Berdasarkan Bentuk dan Penisbahan Matan a. Dari segi bentuk atau wujud matannya, hadits dapat dibagi lima macam; 1. Qauli :Hadits yang matannya berupa perkataan yang pernah diucapkan 2. Fi li :Hadits yang matannya berupa perbuatan sebagai penjelasan praktis terhadap peraturan 3

4 syariat 3. Taqriri :Hadits yang matannya berupa tarir, sikap atau keadaan mendiamkan, tidak mengadakan tanggapan atau menyetujui apa yang telah dilakukan 4. Qawni :Hadits yang matannya berupa keadaan hal ihlwal dan sifat tertentu 5. Hammi :Hadits yang matannya berupa rencana atau cita-cita yang belum dikerjakan, sebetulnya berupa ucapan b. Dari penyandaran terhadap matan, hadits dapat dibagi pada; 1. Marfu : Hadits yang matannya dinisbahkan pada Nabi Muhammad, baik berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir Nabi Muhammad 2. Mauquf:Hadits yang matannya dinisbahkan pada sahabat, baik berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir 3. Maqtu :Hadits yang matannya dinisbahkan kepada tabiin, baik berupa perkataan, perbuatan atau taqrir 4. Qudsi: Hadits yang matannya dinisbahkan pada nabi Muhammad dalam lafad pada Allah dalam makna 5. Maudu i:hadits yang matannya dinisbahkan pada selain Allah, Nabi Muhammad, sahabat dan tabiin. Ini bisa disebut fatwa D. Pembagian Hadits Berdasarkan Persambungan dan Keadaan Sanad Pembagian hadits berdasarkan sanad, yang ditinjau dari segi persambungan sanad, dan dari segi sifat-sifat yang ada pada sanad dan secara periwayatannya, dapat dikemukan di bawah ini. Hadits ditinjau dari segi persambungan sanad terbagi pada jenis-jenis. a. Hadits Muttasil; Hadits yang sanadnya bersambung sampai kepada Nabi Muhammad SAW b. Hadits Munfasil: Bila sanadnya tidak bersambung terdapat inqitaha (gugur rawi) dalam sanad, dan terbagi lagi kepada 1. Muallaq: Hadits yang gugur rawinya seorang atau lebih dari awal sanad (mudawin) 2. Mursal: Hadits yang gugur rawi pertama atau ahir sanadnya 3. Munqathi :Hadits yang gugur rawi di satu tabaqat atau gugur dua orang pada dua ttabaqat dalam keadaan tidak berturut-turut 4. Mu dhal: Hadits yang gugur rawi-rawinya dua orang atau lebih secara berturut-turut dalam tabaqat sanad, baik sahabat bersama tabiin, tabiin bersama tabin tabiin, namun dua orang sebelum sahabat dan tabiin 5. Mudallas: Hadits yang gugur guru seorang rawi karena untuk menutup noda Sebagai akhir pembahasan tulisan ini, penulis sajikan kesimpulan umum sebagai berikut; Pertama, dalam perkembangan masa hadits dikelompakkan sesuai kriteria masing-masing. Secara garis besar hadits dapat dibagi dengan melihat sanad dan matan. Sehingga dapat dirumuskan, berdasarkan diterima dan ditolaknya, jumlah rawi, bentuk dan penisbahan matan dan berdasarkan persambungan dan keadaan sanad. Kedua, munculnya fenomena penambahan, perbedaan redaksi, penukaran urutan kalimat terdapat uncur positive dan lebih banyak negatifnya. Positif bila dilihat dari penambah penjelas dari kalimat yang masih perlu ditafsirkan. Negatifnya membuat keraguan sang pengkaji, disebabkan berbagai hal, diantaranya kemungkinan sang perawi memang tidak dabit, dan kemungkinan rawi menafsirkan secara obyektif, sehingga tidak sesuai makna dan maksud sebenarnya. Dengan munculnya fenomena diatas memiliki dampak yang sangat bahaya, lantaran kadang-kadang berakibat menjadikan sesuatu yang bukan hadits sebagai hadits, maka para ulama sangat keras menyoroti dan mengkajinya dengan serius serta menanganinya dengan sangat hati-hati. Dan ahirnya para pecinta hadits agar tergugah untuk lebih berhati-hati dalam menelaah dan mengamalkan isi hadits sehingga dapat membedakan mana yang termasuk bagian hadits dan yang bukan. Dari makalah diatas dapat kami rangkum beberapa hal antara lain : Berdasarkan sedikit banyaknya rawi yang meriwayatkan hadits dibagi menjadi tiga yaitu : o Mutawatir o Aziz o Ahad Berdasarkan kualitas hadits dibagi menjadi tiga yaitu o Shahih o Hasan o Dho if Syarat hadits Sahih adalah

5 o Diriwayatkan oleh perawi yang adil. o Kedhabitan perawinya sempurna. o Sanadnya bersambung o Tidak ada cacat atau illat. o Matannya tidak syaz atau janggal. Dari segi bentuk atau wujud matannya, hadits dapat dibagi lima macam o Qauli o Fi li o Taqriri o Qauni o Hammi DAFTAR PUSTAKA Endang Soetari AD, Ilmu Hadits, Bandung: Amal Bakti Press 1997 Mahmud Tohan dalam Taisir Mustalah Hadits Muhammad Ajaj al-khatib, terj: Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq, Ushulul Hadits: Pokok-Pokok Ilmu Hadits, Jakarta: Gaya Media Pratama , Ushul al-hadits: Ulumuhu wa Musthalahuhu, Beirut: Dar al- Ilmu li al-malayin , Al-Sunnah Qabl al-tadwin, Beirut: Dar al-fikr 1981 Nuruddin Itr ter: Mujiyo, Ulum Hadits, Bandung: Remaja Rosdakarya 1997, Manhaj fi Ulum al-hadits, Damaskus: Dar al-fikr 1998 Tengku Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Semarang: Pustaka Rizki Putra 1999 SUMBER About these ads 5

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag Pengertian Hadits : Menurut bahasa artinya baru atau kabar. Menurut istilah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw. baik berupa

Lebih terperinci

Pengertian Hadits. Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi.

Pengertian Hadits. Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi. Pengertian Hadits Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber

Lebih terperinci

Pembagian hadits ahad dilihat dari sisi kuat dan lemahnya sebuah hadits terbagi menjadi dua, yaitu:

Pembagian hadits ahad dilihat dari sisi kuat dan lemahnya sebuah hadits terbagi menjadi dua, yaitu: Pembagian hadits ahad dilihat dari sisi kuat dan lemahnya sebuah hadits terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Maqbul : sebuah hadits yang mempunyai indikasi kuat kejujuran orang yang membawa khabar tesebut 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,

Lebih terperinci

Written by Andi Rahmanto Wednesday, 29 October :49 - Last Updated Wednesday, 29 October :29

Written by Andi Rahmanto Wednesday, 29 October :49 - Last Updated Wednesday, 29 October :29 Maksud Gugurnya Sanad Yang dimaksud gugurnya sanad adalah terputusnya rantai sanad (silsilatu as-sanad) dengan gugurnya sorang rawi atau lebih secara sengaja, baik dari sebagian perawi atau dari yang lainnya

Lebih terperinci

2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa, perbuatan dan perkataan yang hina.

2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa, perbuatan dan perkataan yang hina. Istilah-istilah dalam hadits Sanad: Jalan menuju lafadh hadits. Misalnya, A meriwayatkan hadits dari B, ia meriwayatkan hadits dari C, ia meriwayatkan hadits dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Jalan

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 2)

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 2) DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 2) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) SINOPSIS Matlamat modul ini ialah mendedahkan

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis

Lebih terperinci

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Pengertian Hadits Sunnah : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan,taqrir (peretujuan),

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS Berikut ini adalah beberapa istilah di dalam ilmu hadits: Ahad Hadits yang tidak mencapai derajat mutawatir. Al-Hafizh Kedudukan yang lebih tinggi dari muhaddits, mengetahui

Lebih terperinci

PEMBAGIAN HADITS NABI

PEMBAGIAN HADITS NABI PEMBAGIAN HADITS NABI Disusun dari berbagai sumber oleh: Saiful Amien, M.Pd Ulumul Hadits secara kebahasaan berarti ilmu-ilmu tentang hadits. Kata 'ulum adalah bentuk jamak dari kata 'ilm (ilmu) Ulumul

Lebih terperinci

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis BAB II MUKHTALIF AL-HADITS A. Pengertian Mukhtalif al-hadits Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis yang bertentangan. Sedangkan dalam dunia ulum al-hadits istilah ini diperuntukkan

Lebih terperinci

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS Dr. Khadijah, M.Ag. Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana KATA PENGANTAR Penulis: Dr. Khadijah, M.Ag. Copyright 2011, pada penulis Hak cipta dilindungi undang-undang All rigths reserved Penata

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( ) SUMBER AJARAN ISLAM Erni Kurnianingsih (10301241001) Nanang Budi Nugroho (10301241012) Nia Kurniawati (10301241026) Tarmizi (10301249002) Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat al-qur an

Lebih terperinci

PREDIKAT HADIS DARI SEGI JUMLAH RIWAYAT DAN SIKAP PARA ULAMA TERHADAP HADIS AHAD

PREDIKAT HADIS DARI SEGI JUMLAH RIWAYAT DAN SIKAP PARA ULAMA TERHADAP HADIS AHAD PREDIKAT HADIS DARI SEGI JUMLAH RIWAYAT DAN SIKAP PARA ULAMA TERHADAP HADIS AHAD Saifuddin Zuhri Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura,

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4)

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4) DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) SINOPSIS Matlamat modul ini ialah mendedahkan

Lebih terperinci

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM HADIS - SUNNAH Etimologis: Hadis : perkataan atau berita. Sunnah : jalan yang dilalui atau tradisi yang dilakukan. Sunnah Nabi: jalan hidup Nabi. Terminologis Hadis:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Ramli Abdul Wahid seorang pakar hadis, yang saat ini menjabat Direktur Pascasarjana Universitas Islam Sumatera Utara Medan. Ia berkomentar terhadap pemikiran T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy,

Lebih terperinci

Bab 5. Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua

Bab 5. Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua Bab 5 Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua Pengertian As-Sunnah dan Hadits a. As-Sunnah. As-Sunnah secara lughawi (menurut bahasa) artinya kebiasaan atau tradisi. Sedangkan menurut istilah ilmu haidst adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam dan sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Sedangkan hadis sebagai pernyataan, pengalaman, taqriri dan hal ihwal Nabi

Lebih terperinci

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran) Pengantar Ulumul Quran (Realitas Al-Quran) Definisi Ulumul Quran Ulûm al-qur ân didefinisikan sebagai pembahasan yang berkaitan dengan al-qur an, dari aspek turunnya, kemukjizatan, pengumpulan, sistematika,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis. MANHAJ AJJAJ AL-KHATIB (Analisis Kritis terhadap Kitab Ushul al-hadis, Ulumuh wa Mushtalahuh) Sulaemang L. (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Penelitian ini mebmahas Manhaj Ajjaj

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP. A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP. A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP UCAPAN ISTINSHA@ DALAM IKRAR TALAK A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan Istinsha> dalam Ikrar Talak Hukum Islam

Lebih terperinci

BAB II METODE KRITIK HADIS DAN PEMAKNAANNYA

BAB II METODE KRITIK HADIS DAN PEMAKNAANNYA BAB II METODE KRITIK HADIS DAN PEMAKNAANNYA A. Kaidah Kualitas Hadis Dalam fakta sejarah, di masa sahabat belum ada pembukuan hadis secara resmi yang diprakarsai oleh pemerintah, padahal peluang untuk

Lebih terperinci

KEHUJJAHAN HADIS MENURUT IMAM MAZHAB EMPAT

KEHUJJAHAN HADIS MENURUT IMAM MAZHAB EMPAT 93 Jurnal Hukum Diktum, Volume 9, Nomor 1, Januari 2011, hlm 93-98 KEHUJJAHAN HADIS MENURUT IMAM MAZHAB EMPAT M. Nasri Hamang Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare Email: nasri_hamang@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-qur a>n, hadis memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-qur a>n, hadis memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-qur a>n, hadis memiliki fungsi yang terkait dengan al-qur a>n itu sendiri, yaitu sebagai penjelas dari al-

Lebih terperinci

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN I. Muqodimah : Prof. Abdul Wahhab Kholaf berkata dalam bukunya Ilmu Ushul Fiqih (hal. 143) : - - " "."." Nash Syar I atau undang-undang wajib untuk diamalkan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seabagai penganut agama islam orang muslim mempunyai tendensi da landasan dalam menjalani kehidupan sehari - hari, baik yang berkaitan dengan ubudiyah munakahah, jinayah,

Lebih terperinci

HADÎTS DLA ÎF DAN KEHUJJAHANNYA (Telaah terhadap Kontroversi Penerapan Ulama sebagai Sumber Hukum)

HADÎTS DLA ÎF DAN KEHUJJAHANNYA (Telaah terhadap Kontroversi Penerapan Ulama sebagai Sumber Hukum) HADÎTS DLA ÎF DAN KEHUJJAHANNYA (Telaah terhadap Kontroversi Penerapan Ulama sebagai Sumber Hukum) Abdul Rokhim (Dosen Jurusan Syari ah STAIN Jember, Jl. Jumat No. 94 Mangil Jember, email : ojhim73@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD. dipakai dalam beragam makna. Diantaranya yaitu: Turun atau merendahkan,

BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD. dipakai dalam beragam makna. Diantaranya yaitu: Turun atau merendahkan, 13 BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD A. Metode Maud}u i 1. Pengertian metode maudhu i Kamus bahasa menunjukkan bahwa kata tersebut diambil dari kata yang artinya adalah meletakkan sesuatu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad Saw. diyakini oleh umat islam sebagai sumber ajaran Islam. Kedua sumber ini tidak hanya dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

HADIS SAHIH MUTAWATIR

HADIS SAHIH MUTAWATIR HADIS SAHIH MUTAWATIR Pertanyaan Dari: Riadi, karyawan swasta, PT Samsung Electronics Indonesia, Cikarang Bekasi Jawa Barat (disidangkan pada Jum at, 6 Syakban 1429 H / 8 Agustus 2008 M) Pertanyaan: As-Salamu

Lebih terperinci

Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku

Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku (Oleh: J. algar. secondprince) Tulisan ini akan membahas hadis Kitabullah wa Sunnaty yang sering dijadikan dasar bahwa kita harus berpedoman kepada Al Quran dan Sunnah

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari

Lebih terperinci

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM Mata Kuliah : Pendidikan Agama 1 Dosen Pembimbing : Siti Istianah, S.Sos.i Disusun Oleh : Kelompok 6 : 1 Achmad Nikko Vanessa NPM : 2014 4350 1985 2 Ecky Kharisma

Lebih terperinci

IKHTISAR ULUMUL HADITS

IKHTISAR ULUMUL HADITS IKHTISAR ULUMUL HADITS A. Terminologi Hadits 1. Pengerian - Hadits (etimologi) al-jadid: yang baru, al-qadim: yang lama, al- Khabr: berita. Hadits (terminologi) segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi

Lebih terperinci

MANUAL SHEET PETUNJUK PENGGUNAAN CD ENSIKLOPEDI HADIST 9 IMAM

MANUAL SHEET PETUNJUK PENGGUNAAN CD ENSIKLOPEDI HADIST 9 IMAM MANUAL SHEET PETUNJUK PENGGUNAAN CD ENSIKLOPEDI HADIST 9 IMAM Produk : Ensiklopedi Hadits - Kitab 9 Imam Kitab 9 Imam merupakan program komputer yang berisi lebih dari 60 ribu hadits dari kitab-kitab Hadits

Lebih terperinci

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat kriteria-kriteria yang baku. Mungkin salah satu faktornya, karena ulama

Lebih terperinci

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????????????

Lebih terperinci

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh: AL-HADIS KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-hadis dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-hadis INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: HADITS Level Kognitif Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

Hubungan Hadis dan Al-Quran Dr. M. Quraish Shihab

Hubungan Hadis dan Al-Quran Dr. M. Quraish Shihab Hubungan Hadis dan Al-Quran Dr. M. Quraish Shihab Al-hadits didefinisikan oleh pada umumnya ulama --seperti definisi Al-Sunnah-- sebagai "Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Muhammad saw., baik ucapan,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. M. Isa H.A. Salam Bustamin, Metodologi Kritik Hadis, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. I, 2004

DAFTAR PUSTAKA. M. Isa H.A. Salam Bustamin, Metodologi Kritik Hadis, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. I, 2004 DAFTAR PUSTAKA M. Isa H.A. Salam Bustamin, Metodologi Kritik Hadis, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. I, 2004 Prof. Dr. H. M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi Menurut Para Pembela, Pengingkar dan Pemalsunya,

Lebih terperinci

Fidyah. "Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin." (Al Baqarah : 184)

Fidyah. Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin. (Al Baqarah : 184) Fidyah 1. Bagi Siapa Fidyah Itu? Bagi ibu hamil dan menyusui jika dikhawatirkan keadaan keduanya, maka diperbolehkan berbuka dan memberi makan setiap harinya seorang miskin, dalilnya adalah firman Allah:

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3)

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3) DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) SINOPSIS Matlamat modul ini ialah mendedahkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan studi analisis pemikiran Imam Syafi i tentang kehujjahan hadis dalam kitab Ar-Risālah dapat ditarik kesimpulan menjadi beberapa point. Pertama, Hadis wajib

Lebih terperinci

HADITS MASYHUR. Definisi

HADITS MASYHUR. Definisi HADITS MASYHUR Definisi a.menurut bahasa, merupakan isim maf ul dari syahartu al-amra, yang berarti saya mengumumkan atau menampakkan suatu perkara. Disebut seperti itu karena penampakkannya yang jelas.

Lebih terperinci

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI DASAR

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI DASAR MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI DASAR Ujian Komprehensif Kompetensi Dasar meliputi ujian untuk mata kuliah Metodologi Studi Islam, Ulumul Quran, dan Ulumul Hadis Metodologi Studi Islam Kelompok Mata

Lebih terperinci

SLABUS DAN SAP ILMU HADIS

SLABUS DAN SAP ILMU HADIS 1 A.Silabus SLABUS DAN SAP ILMU HADIS 1. Identifikasi mata Kuliah Nama mata Kuliah : Ilmu Hadis Kode Mata Kuliah : - Jumlah SKS : 2 sks Semester : Kelompok Mata Kuliah : MKBS Program Studi/Jurusan : Ilmu

Lebih terperinci

Ulumul Hadist I. Written by Administrator. 1. Mata Kuliah. 2. Kode Mata Kuliah. 3. Komponen. 4. Jurusan. 5. Program Studi. 6.

Ulumul Hadist I. Written by Administrator. 1. Mata Kuliah. 2. Kode Mata Kuliah. 3. Komponen. 4. Jurusan. 5. Program Studi. 6. 1. Mata Kuliah 2. Kode Mata Kuliah 3. Komponen 4. Jurusan 5. Program Studi 6. Program 1 / 20 7. Bobot : Ulumul Hadis I : 2131 : MKDU : Tafsir Hadis : Tafsir Hadis : S.1 : 2 SKS A. DESKRIPSI MATA KULIAH

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ A. Analisis Pendapat Tentang Iddah Wanita Keguguran Dalam Kitab Mughni Al-Muhtaj Dalam bab ini penulis akan berusaha

Lebih terperinci

KAIDAH KEMUTTASILAN SANAD HADIS (Studi Kritis Terhadap Pendapat Syuhudi Ismail)

KAIDAH KEMUTTASILAN SANAD HADIS (Studi Kritis Terhadap Pendapat Syuhudi Ismail) KAIDAH KEMUTTASILAN SANAD HADIS (Studi Kritis Terhadap Pendapat Syuhudi Ismail) Sahiron Syamsuddin Ilmu Al-Qur an dan Tafsir (IAT), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Email: ssyams1@hotmail.com Abstract The

Lebih terperinci

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JI A>LAH DAN PANDANGAN PENDUDUK DI DESA NGRANDULOR KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG A. Analisis Pelaksanaan Ji a>lah dan pandangan penduduk di Desa

Lebih terperinci

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) I. Mukadimah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata : - - :...

Lebih terperinci

BAB II KAIDAH KESAHIHAN DAN PEMAKNAAN HADIS

BAB II KAIDAH KESAHIHAN DAN PEMAKNAAN HADIS BAB II KAIDAH KESAHIHAN DAN PEMAKNAAN HADIS A. Kaidah Kesahihan Hadis Untuk meneliti dan mengukur keabsahan suatu hadis diperlukan acuan standar yang dapat digunakan sebagai menilai kualitas hadis, acuan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: HADITS Level Kognitif Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

: :

: : [ ] : : : Hikmah (Bijaksana) "Dan barangsiapa yang diberikan hikmah maka sungguh ia telah diberikan kebaikan yang banyak." Sesungguhnya orang yang mempunyai niat yang baik dan ibadah yang benar, kebaikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah mewajibkan bagi setiap umatnya untuk selalu bekerja keras untuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah mewajibkan bagi setiap umatnya untuk selalu bekerja keras untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam telah mewajibkan bagi setiap umatnya untuk selalu bekerja keras untuk dapat mencapai apa yang diinginkan. Sebab, dengan bekerja seseorang bisa mendapatkan

Lebih terperinci

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 Mata Kuliah : Ulumul Kode MK : KPIP 14102 Bobot / Semester : 2 sks Standar Kompetensi : Mampu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam Bab III dan Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

Hadis Sahih. Kamarul Azmi Jasmi

Hadis Sahih. Kamarul Azmi Jasmi Hadis Sahih Kamarul Azmi Jasmi Universiti Teknologi Malaysia, Johor Bahru, Malaysia, qamar@utm.my Suggested Citation: Jasmi, Kamarul Azmi. (2016). Hadis Sahih. In Kamarul Azmi Jasmi (Ed.), Ensiklopedia

Lebih terperinci

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya,

Lebih terperinci

studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM

studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM Studi Objektif Berdasarkan kaidah ke-ilmuan Islam Berdasarkan sumber/riwayat terpercaya Tidak bertentangan dengan Dalil Syariah Mengutamakan

Lebih terperinci

Soal Jawab Agama Dr Yusuf Al-Qardhawi - KAEDAH TOLERANSI DALAM MASALAH (2/2)

Soal Jawab Agama Dr Yusuf Al-Qardhawi - KAEDAH TOLERANSI DALAM MASALAH (2/2) TENTANG KAIDAH "KITA BANTU-MEMBANTU DALAM MASALAH YANG KITA SEPAKATI, DAN BERSIKAP TOLERAN DALAM MASALAH YANG KITA PERSELISIHKAN" (2/2) Dr. Yusuf Qardhawi Misalnya saja dilalah amr (petunjuk perintah).

Lebih terperinci

Metodologi Imam Tirmizi DR MUHAMAD ROZAIMI RAMLE

Metodologi Imam Tirmizi DR MUHAMAD ROZAIMI RAMLE Metodologi Imam Tirmizi DR MUHAMAD ROZAIMI RAMLE Syarat Imam Tirmizi Hadis-hadis dalam Sunan Tirmizi mempunyai pelbagai peringkat: 1. Hadis sahih yang mencapai syarat Bukhari dan Muslim. 2. Hadis sahih

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pokok Bahasan : SUMBER AJARAN ISLAM Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen AL QUR AN. Secara etimologi Alquran berasal dari kata

Lebih terperinci

ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL QURAN DAN AL SUNNAH 2014 MINGGU KE-4

ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL QURAN DAN AL SUNNAH 2014 MINGGU KE-4 ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL QURAN DAN AL SUNNAH 2014 MINGGU KE-4 PERBINCANGAN MINGGU INI Biodata Imam Hafs Faktor-faktor penyebaran bacaannya Keistimewaan bacaannya Pembagian Qiraat BIODATA IMAM

Lebih terperinci

Modul Pesantren Virtual : ULUMUL HADITS. Persembahan dari :

Modul Pesantren Virtual : ULUMUL HADITS. Persembahan dari : Modul Pesantren Virtual : ULUMUL HADITS Persembahan dari : PT. ASIA UTAMA WISATA Jl. Gandaria 1 No. 79 Jakarta 12130 - INDONESIA, Telp. : (62-21) 720 1061 Fax. : (62-21) 722 1210 Http: www.asiautama.com

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hadis merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1 Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah

Lebih terperinci

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya. Aqiqah Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada

Lebih terperinci

Khitan. 1. Sejarah Khitan

Khitan. 1. Sejarah Khitan MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SANAD DAN MATAN HADITS TENTANG SYAFAAT PENGHAFAL AL-QUR AN

BAB IV ANALISIS SANAD DAN MATAN HADITS TENTANG SYAFAAT PENGHAFAL AL-QUR AN 135 BAB IV ANALISIS SANAD DAN MATAN HADITS TENTANG SYAFAAT PENGHAFAL AL-QUR AN A. Analisis Sanad Telaah keadaan jalur periwayatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hadits-hadits yang telah di-takhrīj

Lebih terperinci

Dua Kelompok Penyebar Hadis Palsu

Dua Kelompok Penyebar Hadis Palsu Wawancara : ABDUL MALIK GHOZALI Dua Kelompok Penyebar Hadis Palsu T anpa kita sadari, mungkin kita sering mengamalkan sebuah ajaran yang tidak bersumber dari Allah dan Rasulullah SAW. Namun, hal itu sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan dan masalah kehidupan selalu muncul secara alami seiring dengan berputarnya waktu dan perkembangan zaman. Berbagai masalah muncul dari berbagai sudut

Lebih terperinci

Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA STUDI HADITS Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA UIN Sunan Ampel Press 2011 Judul Penulis : STUDI HADITS : 1. Dr. H. Zainuddin, Ml., Le. MA. 2. H. Arif Jamaluddin Malik, M. Ag. 3. Abdulloh Ubed,

Lebih terperinci

Manhaj Ahl al-hadith: Peranan dan Sumbangannya dalam Ketamadunan Islam

Manhaj Ahl al-hadith: Peranan dan Sumbangannya dalam Ketamadunan Islam Prosiding Seminar Kebangsaan Tamadun & Warisan Islam (TAWIS) 2016 283 Manhaj Ahl al-hadith: Peranan dan Sumbangannya dalam Ketamadunan Islam MUHAMMAD ARIF YAHYA 1 Abstrak Ancaman terhadap kedudukan Hadith

Lebih terperinci

BAB II TEORI KES}AH}>IHAN HADIS DAN PEMBERIAN NAMA YANG BAIK BAGI SESEORANG

BAB II TEORI KES}AH}>IHAN HADIS DAN PEMBERIAN NAMA YANG BAIK BAGI SESEORANG 13 BAB II TEORI KES}AH}>IHAN HADIS DAN PEMBERIAN NAMA YANG BAIK BAGI SESEORANG A. Pengertian Hadis Hadis atau al-hadi>th menurut bahasa al-jadid yang artinya sesuatu yang baru. Lawan dari al-qadim (lama)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua isi alam ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan seluruh umat manusia. Keadaan tiap manusia berbeda, ada yang memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB IV PEMAKNAAN DAN PENYELESAIAN HADIS TENTANG TATA CARA SUJUD DALAM SUNAN ABU DAWUD NO INDEKS 838 DAN 840

BAB IV PEMAKNAAN DAN PENYELESAIAN HADIS TENTANG TATA CARA SUJUD DALAM SUNAN ABU DAWUD NO INDEKS 838 DAN 840 BAB IV PEMAKNAAN DAN PENYELESAIAN HADIS TENTANG TATA CARA SUJUD DALAM SUNAN ABU DAWUD NO INDEKS 838 DAN 840 A. Pemaknaan Hadis tentang cara sujud dalam Sunan Abu Dawud Nomor Indeks 838 dan 840 Hadis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama yang memiliki dua pegangan yang sangat terpercaya, yaitu Al-Qur an dan Hadis. Hadis merupakan sumber ajaran dan hukum Islam kedua setelah dan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Umum Ilmu Mukhtalif al-hadits

BAB II Tinjauan Umum Ilmu Mukhtalif al-hadits BAB II Tinjauan Umum Ilmu Mukhtalif al-hadits A. Pengertian Ilmu Mukhtalif al-hadits Dalam kaidah bahasa Arab mukhtalif al-hadı ts adalah susunan dua kata yakni mukhtalif dan al-hadı ts. Menurut bahasa

Lebih terperinci

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH Ust. H. Ahmad Yani, MA Kondisi Manusia Menghadapi Musibah Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia

Lebih terperinci

Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a Abdul Hakim bin Amir Abdat PENDAHULUAN Sering kita melihat diantara saudara-saudara kita apabila telah selesai

Lebih terperinci

Surah Al- Alaq, ayat 1-5. Surah Al-Fatihah. Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4. Bismillah. Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran)

Surah Al- Alaq, ayat 1-5. Surah Al-Fatihah. Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4. Bismillah. Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran) Surah Al- Alaq, ayat 1-5 Surah Al-Fatihah Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran) Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4 Bismillah 1. Ayat 1-5, Surah Al- Alaq (Paling Rajih) i. Berdasarkan hadis Aisyah yang diriwayatkan

Lebih terperinci

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah RISALAH AQIQAH Hukum Melaksanakan Aqiqah Aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat syarat tertentu. Oleh

Lebih terperinci

Ahmad Atabik STAIN Kudus

Ahmad Atabik STAIN Kudus Metode Tarji>h} dalam Kajian Hadis Riwayah: Jurnal Studi Hadis issn 2460-755X eissn 2502-8839 Tersedia online di: journal.stainkudus.ac.id/index.php/esoterik DOI: Metode Tarji>h} dalam Kajian Hadis Ahmad

Lebih terperinci

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed TAWASSUL Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed Setelah kita mengetahui bahaya kesyirikan yang sangat besar di dunia dan akhirat, kita perlu mengetahui secara rinci bentuk-bentuk kesyirikan yang banyak terjadi

Lebih terperinci

E٤٢ J٣٣ W F : :

E٤٢ J٣٣ W F : : [ ] E٤٢ J٣٣ W F : : Masyarakat yang bersih, yang tidak dipenuhi berbagai berita adalah masyarakat yang selamat serta terjaga, dan yang melakukan maksiat tetap tertutup dengan tutupan Allah atasnya hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah al-qur a>n. Keduanya

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah al-qur a>n. Keduanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah al-qur a>n. Keduanya memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. 1 Dalam penerapannya, hadis

Lebih terperinci

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya Tidak Sedikit manusia bertanya, bagaimanakah puasa sunah Asyura itu? Dan kapankah pelaksanaannya? Dalil-Dalilnya: Berikut ini adalah dalil-dalil puasa tersebut:

Lebih terperinci