Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) JAWABAN TUGAS HUKUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) JAWABAN TUGAS HUKUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 JAWABAN TUGAS HUKUM PERUSAHAAN VERSI REFERENSI I Prosedur dan Syarat Pendirian PT Terbaru Yang Wajib Anda Ketahui Sejak awal tahun 2016, Pemerintah terus berupaya untuk mempermudah prosedur memulai usaha. Selain jumlah pengusaha di Indonesia yang masih sangat sedikit dibandingkan negara tetangga, mendirikan usaha baru dinilai memberikan nilai tambah karena membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan menggerakkan perekonomian lokal. Salah satu inisiatif yang dilakukan Pemerintah adalah dengan mempermudah pendirian Perseroan Terbatas (PT). Berikut ini kami paparkan prosedur dan syarat pendirian PT terbaru yang wajib anda ketahui bila ingin memulai atau mengembangkan bisnis. 1. Modal Untuk Mendirikan PT Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ( UUPT ), modal dasar PT adalah sebesar Rp 50 juta dengan minimal 25% nya disetorkan sebagai modal disetor PT. Persyaratan ini kerap menjadi kendala bagi mereka yang ingin mendirikan PT tapi modalnya pas-pasan. Padahal mereka paham bahwa mendirikan PT yang memiliki badan hukum dapat mengurangi risiko berbisnis di kemudian hari. Pemerintah kemudian mengeluarkan aturan baru dimana besaran modal dasar untuk pendirian PT tergantung pada kesepakatan para pendirinya. Hal ini disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas ( PP 29/2016 ). Meski demikian, persyaratan modal ini hanya berlaku bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai modal dan kemudahan persyaratan lain untuk mendirikan PT ini bisa dipelajari di tautan berikut ini. 2. Domisili Usaha di Virtual Office Sebagian customer Easybiz yang ingin mendirikan PT di wilayah Jakarta terhalang dengan kendala domisili usaha. Hal ini kurang lebih dipengaruhi oleh adanya Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 1

2 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. Adanya aturan ini membagi wilayah Jakarta ke dalam zona-zona seperti zona pemukiman, zona campuran, dan sebagainya. Tanpa domisili usaha yang sesuai peruntukannya, sebuah badan usaha tidak akan bisa mendapatkan selembar kertas Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP). Padahal SKDP ini penting untuk mendapatkan dokumen legalitas usaha lainnya seperti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau izin usaha lainnya, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Rata-rata mereka belum punya cukup biaya untuk menyewa ruang kantor yang sesuai zonasi untuk domisili usaha. Oleh karena itulah, berdomisili usaha di Virtual Office menjadi opsi yang lebih hemat bagi usaha yang ingin berdomisili di Jakarta. Memang akan ada persyaratan tambahan bila anda menggunakan Virtual Office sebagai domisili usaha. Salah satunya adalah keharusan adanya salah satu direksi PT yang akan didirikan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jakarta. Memang penting bagi anda untuk mengetahui persyaratan domisili di daerah yang akan anda jadikan sebagai domisili usaha untuk mendirikan PT. Hal ini karena kerap kali terdapat perbedaan persyaratan antara daerah yang satu dengan yang lain. Misalnya, jika domisili usaha Anda di Bogor dan Tangerang, maka Anda bisa menggunakan rumah sampai batasan tertentu. Sementara jika di Depok, anda harus menggunakan bangunan yang peruntukannya dalam Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah sebagai tempat usaha, bukan rumah tinggal. Selain itu, tak jarang diminta Undang-Undang Gangguan (UUG atau HO) sebagai persyaratan tambahan, misalnya di Depok dan Bogor. 3. Menentukan Bidang Usaha Sesuai KBLI Terbaru Tahun 2015 Dalam menentukan bidang usaha, setidaknya poin-poin berikut perlu anda perhatikan: a. Anda bisa memilih bidang usaha apapun, kecuali yang tertutup dan yang dilarang oleh peraturan. 2

3 b. Bidang usaha yang anda pilih harus dimasukkan dan tertera dalam akta pendirian PT. c. Bidang usaha yang anda pilih akan menentukan jenis izin usaha yang perlu anda miliki. d. Bidang usaha yang anda pilih sebaiknya spesifik dan sesuai KBLI terbaru. Jika anda ingin berbisnis perdagangan umum (general trading), anda perlu spesifik komoditas apa yang akan anda jual, misalnya untuk perdagangan pakaian eceran ada di kode e. Anda juga perlu memperhatikan kode KBLI dengan teliti karena hal ini akan terkait erat dengan prosedur pengurusan izin usaha bagi bisnis anda. KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) merupakan klasifikasi aktivitas atau kegiatan ekonomi yang menjadi rujukan bagi instansi terkait untuk melihat kode bidang usaha yang akan menentukan jenis izin usaha yang sesuai. Untuk usaha perdagangan umum, kode bidang usaha ini akan dimuat dalam Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Lebih lanjut kode bidang usaha dari bisnis utama anda akan dicantumkan di Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Merujuk pada praktik di lapangan, ada 2 (dua) jenis KBLI yang masih digunakan yaitu KBLI Tahun 2009 dan KBLI Tahun KBLI 2009 merujuk pada Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, sementara KBLI 2015 merujuk pada Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 95 Tahun 2015 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. KBLI 2015 merupakan pemuktakhiran data lapangan usaha dari KBLI 2009 dengan melihat pada pergerakan perubahan pola dan perkembangan ekonomi Indonesia. Berdasarkan analisa Easybiz, terdapat perbedaan redaksional dalam uraian kode bidang usaha di KBLI 2009 dan KBLI Dalam KBLI 2009, tiap kode disebutkan secara spesifik dan jumlah kode bidang usaha yang dapat diadopsi ke dalam SIUP lebih sedikit. Sementara KBLI 2015 tampak berusaha menggeneralisir bidang usaha. Selain itu, lebih banyak kode 3

4 bidang usaha dalam KBLI 2015 yang dapat diadopsi ke dalam SIUP. Hal ini untuk memudahkan bagi pelaku usaha, terutama UMKM, dalam menentukan bidang usahanya. Anda tidak perlu bingung mengenai hal ini. Biasanya tiap Pemerintah Daerah sudah membuat bentuk sederhana dari kode KBLI yang bisa dijadikan rujukan dalam mengurus izin usaha di daerah bersangkutan. Misalnya untuk di Jakarta, anda bisa melihat pada Keputusan Kepala BPTSP DKI Jakarta Nomor 90 Tahun 2016 jika bisnis anda hanya memerlukan SIUP sebagai izin usahanya. Hubungi Easybiz bila Anda mengalami kesulitan dalam menentukan bidang usaha yang anda inginkan sesuai dengan KBLI. 4. Persyaratan BPJS Ketenagakerjaan Untuk Mendirikan PT Meski terkesan sederhana, persyaratan BPJS untuk mendirikan PT ini kerap menjadi kendala. Pengurusan online masih memakan waktu lebih lama ketimbang pengurusan secara manual. Berdasarkan pengalaman kami, prosedur manual dimana pemohon datang langsung ke kantor BPJS pun belum dapat diselesaikan pada hari yang sama. Kenapa BPJS Ketenagakerjaan ini penting? Di beberapa wilayah, misalnya Jakarta, adanya sertifikat BPJS Ketenagakerjaan menjadi salah satu persyaratan untuk dapat mengurus SKDP. Jika anda menyimak poin 2 diatas, tanpa SKDP akan sulit untuk mendapatkan dokumen legalitas usaha lainnya seperti NPWP badan, SIUP atau izin usaha lainnya, dan TDP. Untuk mengurus BPJS Ketenagakerjaan, berikut dokumen yang perlu anda siapkan: a. Formulir yang sudah diisi; b. Akta pendirian PT; c. Surat pengesahan badan hukum dari Kementerian Hukum dan HAM (bagi PT); dan d. Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan NPWP dari karyawan PT yang didaftarkan. Setelah permohonan anda terverifikasi, anda akan mendapat penetapan besaran iuran pertama. Kemudian akan ada formulir online yang 4

5 perlu diisi kembali sebelum anda mendapatkan lembar kode iuran. Dengan berbekal kode iuran tersebut, anda melakukan penyetoran iuran pertama BPJS Ketenagakerjaan, dan akhirnya anda bisa mengambil sertifikat BPJS Ketenagakerjaan atas nama PT anda di kantor BPJS. 5. NPWP Direktur dan NPWP Perusahaan Dalam pengurusan NPWP badan bagi PT saat ini, Kantor Pajak memberikan aturan main baru. Pertama, NPWP direktur PT yang bersangkutan harus sudah dalam format terbaru yaitu format tahun Ciri khas dari format terbaru ini adalah adanya Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP direktur bersangkutan yang tertera di kartu NPWP pribadinya. Selain NIK, alamat yang tertera di kartu NPWP pribadi tersebut harus sama dengan alamat yang tertera dalam KTP yang masih berlaku. Kedua, untuk meningkatkan ketaatan pajak, direktur PT sebaiknya tidak memiliki tunggakan pajak. Jika ada tunggakan SPT Tahunan, maka yang bersangkutan harus terlebih dahulu membayar tunggakan pajak tersebut beserta dengan denda keterlambatannya. Biaya denda mulai dari Rp 100 ribu per tahun, tergantung pada seberapa tepat waktu anda dalam melunasi tunggakan beserta denda tersebut. 6. SIUP dan TDP Online Untuk anda yang ingin mendirikan PT yang bergerak di perdagangan umum, maka izin usahanya adalah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Untungnya bagi anda yang ingin mendirikan PT di Jakarta, sekarang dapat menggunakan layanan untuk mendapatkan SIUP dan TDP secara online dan simultan. Namun layanan ini masih membedakan antara SIUP kecil dengan SIUP menengah dan besar. Bagi PT dengan SIUP menengah dan besar, artinya modal disetor PT diatas Rp 500 juta, dapat mengajukan permohonan SIUP dan TDP secara online dan simultan. Artinya, dengan sekali login dan pengisian formulir online, anda akan mendapatkan SIUP dan TDP sekaligus. Bagi PT dengan SIUP kecil, artinya modal disetor PT berkisar dari Rp 50 juta sampai Rp 500 juta, tidak dapat simultan. Setidaknya anda perlu 5

6 2 (dua) kali login, pertama saat mengajukan SIUP secara online. Kedua, saat mengajukan permohonan TDP secara online setelah SIUP terbit. Berdasarkan pengalaman Easybiz menggunakan fitur layanan SIUP dan TDP online, dari waktu ke waktu telah ada perbaikan layanan. Jam terbang akan berpengaruh pada kesuksesan anda dalam menggunakan fitur ini. Mudah-mudahan fitur layanan online ini dapat ditiru oleh daerah lain agar dapat membantu mempermudah prosedur pendirian PT. Bandung, 8 Oktober 2017 Penulis, Yovy Aprilah 6

7 DAFTAR PUSTKA A. Buku-buku Fuady, Munir Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Kansil, CST Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I. Jakarta: Pradnya Paramita. Rahardo, Handri Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Sumantoro, &bsutantyo R. Hadikusumo, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan, Jakarta: Rajawali Press. Charlesworth and Morse, Company Law ELBS, Fourteenth, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap S.H, Hukum Perseroan Terbatas. Corporation, Aspen Law and business, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap, S.H Hukum Perseroan Terbatas. A, James Barros JD cs, Law For Business Law, Irwin, Boston, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap, S.H Hukum Perseroan Terbatas. B. Perundang-undangan Indoesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel voor Indonesie S ). Indoesia, Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Indoesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Indoesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Indoesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan. Indoesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan. Indoesia, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. 7

8 C. Sumber Lain Diakses 8 Oktober Diakses 8 Oktober

9 JAWABAN TUGAS HUKUM PERUSAHAAN VERSI REFERENSI II A. Syarat Pendirian Perseroan Terbatas (PT) Adapun yang menjadi syarat umum pendirian Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut: 1. Fotokopi Kantu Tanda Penduduk (KTP) para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang; 2. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) penanggung jawab / direktur; 3. Nomor Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) penanggung jawab; 4. Pas foto penanggung jawab ukuran 3X4 (2 lembar berwarna); 5. Fotokopi PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan; 6. Fotokopi surat kontrak/sewa kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha; 7. Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika berdomisili di gedung perkantoran; 8. Surat keterangan RT/RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di lingkungan perumahan) khusus luar Jakarta; 9. Kantor berada di wilayah perkantoran/plaza, atau ruko, atau tidak berada di wilayah pemukiman; dan 10. Siap disurvei. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut: 1. Pendiri minimal 2 orang atau lebih (Pasal 7 ayat 1); 2. Akta Notaris yang berbahasa Indonesia; 3. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan (Pasal 7 ayat 2 dan ayat 3); 4. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam BNRI (Pasal 7 ayat 4); 5. Modal dasar minimal Rp. 50 juta dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar (Pasal 32 dan Pasal 33); 9

10 6. Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (Pasal 92 ayat 3 & Pasal 108 ayat 3) 7. Pemegang saham harus WNI atau badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, kecuali PT PMA. B. Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas (PT) Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan; 2. Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang; dan 3. Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan terbatas). Bilamana seseorang akan mendirikan perseroan terbatas, maka para pendiri, yang biasanya terdiri dari 2 orang atau lebih, melakukan perbuatan hukum sebagai yang tersebut di bawah ini: 1. Para pendiri datang di kantor notaris untuk diminta dibuatkan akta pendirian Perseroan Terbatas. Yang disebut akta pendirian itu termasuk di dalamnya anggaran dasar dari Perseroan Terbatas yang bersangkutan. Anggaran dasar ini sendiri dibuat oleh para pendiri, sebagai hasil musyawarah mereka. Kalau para pendiri merasa tidak sanggup untuk membuat anggaran dasar tersebut, maka hal itu dapat diserahkan pelaksanaannya kepada notaris yang bersangkutan; 2. Setelah pembuatan akta pendirian itu selesai, maka notaris mengirimkan akta tersebut kepada Kepala Direktorat Perdata, Departemen Kehakiman. Akta pendirian tersebut juga dapat dibawa sendiri oleh para pendiri untuk minta pengesahan dari Menteri 10

11 Kehakiman, tetapi dalam hal ini Kepala Direktorat Perdata tersebut harus ada surat pengantar dari notaris yang bersangkutan. Kalau penelitian akta pendirian Perseroan Terbatas itu tidak mengalami kesulitan, maka Kepala Direktorat Perdata atas nama Menteri Kehakiman mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas yang bersangkutan. Kalau ada hal-hal yang harus diubah, maka perubahan itu harus ditetapkan lagi dengan akta notaris sebagai tambahan akta notaris yang dahulu. Tambahan akta notaris ini harus mnedapat pengesahan dari Departemen Kehakiman. Setelah itu ditetapkan surat keputusan terakhir dari Departemen Kehakiman tentang akta pendirian Perseroan Terbatas yang bersangkutan; 3. Para pendiri atau salah seorang atau kuasanya, membawa akta pendirian yang sudah mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman beserta surat keputusan pengesahan dari Departemen Kehakiman tersebut ke kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang mewilayahi domisili Perseroan Terbatas untuk didaftarkan. Panitera yang berwenang mengenai hal ini mengeluarkan surat pemberitahuan kepada notaris yang bersangkutan bahwa akta pendirian PT sudah didaftar pada buku register PT; 4. Para pendiri membawa akta pendirian PT beserta surat keputusan tentang pengesahan dari Departemen Kehakiman, serta pula surat dari Panitera Pengadilan negeri tentang telah didaftarnya akta pendirian PT tersebut ke kantor Percetakan Negara, yang menerbitkan Tambahan Berita Negara RI. Sesudah akta pendirian PT tersebut diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI,maka PT yang bersangkutan sudah sah menjadi badan hukum. 5. Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas (UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan 11

12 ke Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia ( BNRI ) tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan HAM. 6. Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya. 7. Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam jumlah uang. Bandung, 8 Oktober 2017 Penulis, Dendinar Badrusalam 12

13 DAFTAR PUSTKA A. Buku-buku Fuady, Munir Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Kansil, CST Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I. Jakarta: Pradnya Paramita. Rahardo, Handri Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Sumantoro, &bsutantyo R. Hadikusumo, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan, Jakarta: Rajawali Press. Charlesworth and Morse, Company Law ELBS, Fourteenth, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap S.H, Hukum Perseroan Terbatas. Corporation, Aspen Law and business, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap, S.H Hukum Perseroan Terbatas. A, James Barros JD cs, Law For Business Law, Irwin, Boston, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap, S.H Hukum Perseroan Terbatas. B. Perundang-undangan Indoesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel voor Indonesie S ). Indoesia, Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Indoesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Indoesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Indoesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan. Indoesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan. Indoesia, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. 13

14 C. Sumber Lain Diakses 8 Oktober Diakses 8 Oktober

15 JAWABAN TUGAS HUKUM PERUSAHAAN VERSI REFERENSI III Indonesia memasuki babak baru lalulintas perdagangan, pasca reformasi pertumbuhan ekonomi dalam negeri menunjukan trend positif. Sektor bisnis tumbuh pesat dan memberikan angin segar yang berdampak kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang pesat juga didukung oleh adanya kepastian hukum bagi pelaku-pelaku bisnis. Pemerintahan era reformasi mulai menerapkan kebijakan ekonomi terbuka, tidak diskriminatif dan berkepastian hukum. Ini dilihat Negara memberikan kemudahan lewat kebijakan yang dimanifestasikan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Salah satu kebijakan pemerintah Indonesia yang bertujuan mendorong kemajuan ekonomi nasional, dibentuknya Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menggantikan Undang-Undang no 1 tahun 1995 tentang Perseroaan Terbatas, karena dianggap tidak relevan dengan perkembangan zaman dan arus lalu lintas perdagangan baik nasional maupun internasional. Peraturan Perseroan Terbatas ini mengadopsi perkembangan yang terjadi dalam aktivitas usaha dengan cara baik berupa penambahan ketentuan baru, perbaikan, penyempurnaan maupun mempertahankan beberapa ketentuan Undang-Undang No.1 tahun 1995 yang dinilai masih relevan dengan keadaan saat ini. Para pelaku usaha dimudahkan lewat terbentuknya Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Kemudahan nampak jelas sejak awal pendirian Perseroan Terbatas. Syarat ataupun ketentuan mendirikan Perseroan Terbatas lebih ramah dengan usaha memajukan ekonomi nasional. Adapun beberapa syarat pendirian perseoran terbatas menurut Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, akan diuraikan dalam tulisan ini. Pasal 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 menyebutkan, Perseroan didirikan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum dan/atau kesusilaan. Ketentuan diatas jadi benteng bahwa Perseroan didirikan harus dengan maksud dan tujuan yang tidak boleh menyimpang dari 15

16 aturan hukum berlaku, khususnya Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan tidak boleh merugikan kepentingan masyarakat atau sesuai koridor ketertiban umum dan/atau kesusilaan. Perseroan Terbatas didirikan berdasarkan suatu perjanjian, oleh sebab itu untuk mendirikan sebuah Perseroan Terbatas paling sedikit harus ada dua orang yang mengikatkan diri dalam perjanjian. Ini sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menjelaskan Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksananya. Ini di pertegas juga dipasal 7 ayat 1 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menyebutkan bahwa Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Undang-Undang tidak memberikan batasan mengenai berapa jumlah maksimal pihak (orang) untuk mendirikan Perseroan Terbatas. Mengenai jumlah maksimum pihak (orang) diserahkan secara bebas kepada pihak-pihak yang membuat perjanjian atau kesepakatan Pendirian Perseroan Terbatas. Selain itu pasal 7 ayat 2 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas menjelaskan Setiap pendiri Perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat Perseroan didirikan. Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas juga merupakan guidance bahwa pendirian Perseroan Terbatas dibuat berdasarkan perjanjian dengan format khusus atau harus melalui pejabat yang berwenang, dalam hal ini Notaris. Ketentuan ini menjelaskan bahwa pembentukan Perseroan Terbatas tidak bisa berdasarkan kesepakatan para pihak dibawah tangan. Pendirian Perseroan Terbatas harus dibuat berdasarkan akta Notaris. Dalam pasal 8 ayat 1 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian perseroan. Ayat 2 menjelaskan 16

17 keterangan lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 1 memuat sekurangkurangnya: 1. Identitas para pendiri Perseroan Terbatas 2. Identitas anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat 3. Identitas para pemegang saham, rincian jumlah saham dan nilai nominal saham yang ditempatkan dan disetor. Sedangkan content pembuatan Anggaran Dasar yang jadi bagian Akta Pendirian Perseroan Terbatas, di pasal 15 ayat 1 Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, menjelaskan harus memuat sekurangkurangnya: 1. Nama dan tempat kedudukan Perseroan Terbatas 2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan 3. Jangka waktu berdirinya Perseroan 4. Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor 5. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk setiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham dan nilai nominal setiap saham 6. Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris 7. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS 8. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris 9. Tata cara penggunaan laba dan pembagian deviden Selain ketentuan sebagaimana dimaksud ayat 1 diatas, anggaran dasar dapat memuat ketentuan-ketentuan yang lain selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini. Namun pasal 15 ayat 3 Undang- Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, memberikan batasan bahwa ada dua klausul tidak boleh dicantumkan dalam Anggaran Dasar antara lain yaitu ; a. Ketentuan tentang penerimaan bunga tetap atas saham dan b. ketentuan tentang pemberian manfaat pribadi kepada pendiri atau pihak lain. 17

18 Pendirian Perseroan Terbatas juga harus mendapatkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM mengenai Pengesahan Badan Hukum Perseroan. Para pendiri bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi sistem admministrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri dengan mengisi format isian yang memuat sekurangkurangnya: 1. Nama dan tempat kedudukan Perseroan 2. Jangka waktu berdirinya Perseroan 3. Maksud dan Tujuan serta kegiayan usaha Perseroan 4. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor 5. Alamat lengkap Perseroan Format isian untuk dapatkan Keputusan Menteri tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan sebagaimana diuraikan diatas, diatur dalam pasal 9 ayat 1 Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pengisian format isian sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 harus didahului dengan pengajuan nama Perseroan, sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat 2 Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pendiri tidak perlu mengajukan sendiri permohonan untuk mendapatkan Keputusan Menteri mengenai Pengesahan Badan Hukum Perseroan, pendiri hanya dapat memberi kuasa kepada Notaris, sebagaimana diatur pasal 9 ayat 3 Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Secara lebih teknis mengatur tata cara atau prosedur Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menerbitkan Peraturan Menkumham No. 4 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar serta Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan ( Permenkumham No. 4/2014 ). Permenkumham No. 4 tahun 2014mengatur persetujuan maupun penolakan Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas oleh Menkumham disampaikan secara elektronik kepada pemohon. Notaris mencetak sendiri keputusan dari Menkumham 18

19 tersebut. Selain itu, pemohon berkewajiban menyampaikan dokumen pendukung dalam mengajukan permohonan, maka si pemohon diwajibkan menyampaikan surat pernyataan secara elektronik yang menyatakan bahwa dokumen pendukung telah lengkap. Sedangkandokumen-dokumen pendukung bentuk fisik disimpan oleh Notaris. Permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai Pengesahan Badan Hukum Perseroan harus diajukan kepada Menteri paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung, hal ini sebagaimana diatur pasal 10 ayat 1 Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Demikianlah syarat-syarat yang diperlukan untuk mendirikan Perseroan Terbatas, sebagaimana ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Penjabaran materi Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Menkumham No. 4 Tahun 2014 memberikan gambaran bahwa Pemerintah berusaha keras melakukan upaya memajukan lalu lintas perekonomian nasional, dengan memberikan kemudahan kebijakan salah satunya diterbitkan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan Perseroan Terbatas. Adapun secara singkatnya, yaitu: A. Persyaratan Pendirian Peseroan Terbatas (PT) Menurut Undang-Undang no. 40 tahun 2007, syarat untuk mendirikan PT terdiri dari 2 macam yaitu syarat umum dan syarat formal. Adapun syarat-syarat umum tersebut antara lain: 1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik saham dan pengurus dengan masing-masing minimal sebanyak 2 orang. 2. Foto copy Kartu Keluarga (KK) direktur atau penanggung jawab perusahaan. 3. Foto berwarna milik penanggung jawab perusahaan ukuran 3 4 cm sebanyak 2 lembar. 19

20 4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) penanggung jawab perusahaan (Baca Juga: Jenis Pajak Penghasilan). 5. Foto copy surat-surat kepemilikan perusahaan (surat tanah dan sebagainya) atau surat perjanjian sewa perusahaan. 6. Foto copy Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir sesuai dengan domisili perusahaan. (Baca juga : Fungsi Budgeter Pajak). 7. Surat keterangan dari RT/RW untuk perusahaan yang berdomisili di area perumahan atau perkampungan. 8. Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika perusahaan berdomisili di sebuah gedung perkantoran. 9. Foto kantor perusahaan tampak depan dan dalam ruangan yang berisi meja, kursi, unit komputer beserta 1-2 orang karyawan. 10. Stempel perusahaan. Jika belum memiliki yang resmi, harus sudah memiliki stempel sementara guna mengurus perijinan. 11. Kantor perusahaan berada di area perkantoran, plaza, atau ruko dan tidak berada di area pemukiman penduduk. 12. Siap dilakukan survei. (Baca juga : Fungsi Produksi dalam Perusahaan) Sedangkan syarat-syarat formal pendirian PT adalah sebagai berikut: 1. Pendiri perusahaan minimal 2 orang atau lebih (sesuai pasal 7 ayat 1). 2. Masing-masing pendiri perusahaan harus mengambil bagian atas modal saham, kecuali dalam rangka peleburan (sesuai pasal 7 ayat 2 dan 3). 3. Akta notaris berbahasa Indonesia (Baca Juga: Jenis Jenis Pajak Pusat). 4. Akta pendirian perusahaan harus disahkan Menteri Kehakiman, yang kemudian diumumkan dalam Berita Acar Negara Republik Indonesia (sesuai pasal 7 ayat 4). 20

21 5. Perusahaan memiliki minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris sebagai penanggung jawab perusahaan (sesuai pasal 92 ayat 3 dan pasal 108 ayat 3). 6. Pemilik saham harus Warga Negara Indonesia (WNI) atau badan usaha yang didirikan menurut hukum dan perundangan Indonesia, kecuali perusahaan swasta asing. 7. Modal dasar perusahaan minimal Rp dengan modal disetor minimal 25% dari modal dasar tersebut (sesuai pasal 32 dan 33). Yang dimaksud dengan modal dasar adalah modal yang jumlahnya dicantumkan dalam akta pendirian perusahaan. Modal disetor adalah modal berwujud aset non kas yang dimasukkan dalam perusahaan yang kemudian digunakan untuk operasional perusahaan.(baca Juga: Ciri Pasar Modal, Jenis Instrumen Pasar Modal) Selain modal dasar dan modal disetor, terdapat 2 jenis modal lain dalam struktur modal Perseroan Terbatas (PT). yaitu modal yang ditempatkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan adalah modal yang jumlahnya masih ditangguhkan atau disanggupi untuk dimasukkan dalam perusahaan, di mana ketika pendirian perusahaan modal tersebut merupakan jumlah yang disertakan oleh pendiri perusahaan. Sedang modal bayar ialah modal yang diwujudkan dalam bentuk uang atau kas yang dibayarkan pada perusahaan. B. Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas (PT) 1. Dalam mendirikan sebuah PT, harus menggunakan akta resmi yang telah dibuat oleh notaris. Di dalam akta tersebut tercantum hal-hal seperti nama perusahaan, bidang usaha, alamat, jumlah modal, dan sebagainya. 2. Selanjutnya akta pendirian resmi tersebut harus disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) yang dulu bernama Menteri Kehakiman dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 21

22 a. Perusahaan tidak bertentangan dengan ketertiban umum maupun kesusilaan. b. Akta pendirian perusahaan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan undang-undang yang berlaku. c. Minimal modal perusahaan yang ditempatkan dan disetor sebesar 25% dari modal dasar. Ketentuan ini sesuai dengan Undang- Undang nomor 1 tahun 1995 juga Undang-Undang nomor 40 tahun (Baca juga : Fungsi Lembaga Keuangan) 3. Setelah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM, selanjutnya Menteri Hukum dan HAM memiliki kewajiban untuk mengumumkan perihal pendirian Perseroan Terbatas tersebut dalam Berita Acara Negara Republik Indonesia (BNRI). 4. Usai diumumkan pada BNRI, maka perusahaan tersebut telah sah sebagai entitas usaha berbadan hukum dan bisa memulai kegiatan operasionalnya. Besar biaya pengurusan pendirian Perseroan Terbatas (PT) kurang lebih berkisar Rp tergantung dari skala usaha perseroan. Biaya tersebut adalah jika menggunakan jasa konsultan pihak ketiga. Demikian penjelasan tentang mekanisme Syarat mendirikan Perseroan Terbatas (PT) yang perlu diketahui oleh para calon pelaku bisnis khususnya yang ingin berkecimpung dalam BUMS berbentuk PT. Bandung, 8 Oktober 2017 Penulis, Ahmad Taufik Hidayat 22

23 DAFTAR PUSTKA D. Buku-buku Fuady, Munir Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Kansil, CST Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I. Jakarta: Pradnya Paramita. Rahardo, Handri Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Sumantoro, &bsutantyo R. Hadikusumo, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan, Jakarta: Rajawali Press. Charlesworth and Morse, Company Law ELBS, Fourteenth, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap S.H, Hukum Perseroan Terbatas. Corporation, Aspen Law and business, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap, S.H Hukum Perseroan Terbatas. A, James Barros JD cs, Law For Business Law, Irwin, Boston, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap, S.H Hukum Perseroan Terbatas. E. Perundang-undangan Indoesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel voor Indonesie S ). Indoesia, Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Indoesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Indoesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Indoesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan. Indoesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan. Indoesia, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. 23

24 F. Sumber Lain Diakses 8 Oktober Diakses 8 Oktober

COMANDITAIRE VENOOTSCHAP (CV)

COMANDITAIRE VENOOTSCHAP (CV) COMANDITAIRE VENOOTSCHAP (CV) CV atau Comanditaire Venootschap adalah bentuk usaha yang merupakan salah satu alternaif yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan

Lebih terperinci

BAB 3. Prosedur Mendirikan Perusahaan. Oleh : Edy Sahputra Sitepu, SE, MSi

BAB 3. Prosedur Mendirikan Perusahaan. Oleh : Edy Sahputra Sitepu, SE, MSi BAB 3 Prosedur Mendirikan Perusahaan Oleh : Edy Sahputra Sitepu, SE, MSi Perusahaan Perseorangan Perusahaan perseorangan adalah badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Setiap indvidu

Lebih terperinci

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS A. Defenisi Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang paling disukai saat ini, di samping karena pertanggungjawabannya

Lebih terperinci

BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI BADAN HUKUM PRIVAT. Dari kata Perseroan Terbatas dapat diartikan bahwa, kata Perseroan

BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI BADAN HUKUM PRIVAT. Dari kata Perseroan Terbatas dapat diartikan bahwa, kata Perseroan BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI BADAN HUKUM PRIVAT A. Pengertian Perseroan Terbatas Dari kata Perseroan Terbatas dapat diartikan bahwa, kata Perseroan berasal dari kata Sero", yang mempunyai arti Saham.

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak As

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak As No.1537, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Badan Hukum PT, Yayasan dan Perkumpulan. Perbaikan Data. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017

Lebih terperinci

LEGALITAS USAHA. Dr. David Sukardi Kodrat, MM, CPM Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra

LEGALITAS USAHA. Dr. David Sukardi Kodrat, MM, CPM Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra LEGALITAS USAHA Dr. David Sukardi Kodrat, MM, CPM Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra LATAR BELAKANG > Tujuan setiap undang-undang adalah untuk meyakinkan pengguna produk/jasa bahwa hasil operasi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 40-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 13, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara. No.392, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

COMPANY INCORPORATION MADE EASY

COMPANY INCORPORATION MADE EASY COMPANY www.izin.co.id TENTANG KAMI IZIN.co.id adalah bagian dari voffice grup yang telah melayani lebih dari 24.000 bisnis sejak tahun 2003. Kami adalah perusahaan virtual office terbesar yang juga menyediakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN TENTANG PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA

BAB II PENGATURAN TENTANG PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA 23 BAB II PENGATURAN TENTANG PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA A. Ketentuan-Ketentuan Perseroan Terbatas menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 dibanding Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Perseroan terbatas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas

Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas Disampaikan pada Diskusi Bulanan ICCA Juli 2016 Jakarta, 22 Juli 2016 Sebagai negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR : 45 TAHUN 2017 TANGGAL : 4 September 2017 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEDOMAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN Menunjukan dokumen asli Fotokopi harus jelas dan mudah dibaca Disusun sesuai urutan

Lebih terperinci

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI 6.1. Aspek Legalitas Suatu industri yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

Dasar Hukum Pengurusan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia

Dasar Hukum Pengurusan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia 13 Januari 2016 Dasar Hukum Pengurusan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia I. Latar Belakang Surat Keterangan Domisili Perusahaan atau biasa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.AH.01.01 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

Pengertian PT atau Perseroan Terbatas

Pengertian PT atau Perseroan Terbatas Pengertian PT atau Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham,

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas. 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

2011, No Mengingat : Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas. 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Data PT. Penyampaian. Prosedur. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa peningkatan akses dunia usaha pada sumber

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa penilai mempunyai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.AH.01.01 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Sumber: LN 1995/13; TLN NO. 3587 Tentang: PERSEROAN TERBATAS Indeks: PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT 1 of 50 8/23/2014 7:22 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK 1 SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN, DAN KELEMBAGAAN PENYELENGGARA LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR : TANGGAL : TENTANG : PEDOMAN DAN TATA CARA PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA BOGOR. PEDOMAN

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Perseroan Terbatas 1. Dasar Hukum Perseroan Terbatas Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT),

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL

PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan

Lebih terperinci

Jenis-jenis Badan Usaha

Jenis-jenis Badan Usaha ASPEK HUKUM Pendahuluan Untuk memulai studi kelayakan usaha, umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak yang melakukannya dari aspek lainnya tergantung dari kesiapan masingmasing perusahaan. Bagi

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M-01-HT.01-10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI A. Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum Dewasa ini Perseroan Terbatas merupakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS

VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS A. Aspek Lingkungan Dari setiap proses produksi di dalam industri pasti menghasilkan limbah, baik yang bersifat merugikan ataupun menguntungkan. Limbah yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERSEROAN TERBATAS

BAB II TINJAUAN UMUM PERSEROAN TERBATAS 19 BAB II TINJAUAN UMUM PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian Perseroan Terbatas Kata Perseroan dalam pengertian umum adalah Perusahaan atau organisasi usaha. Sedangkan Perseroan Terbatas adalah salah satu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.17, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. PERSEROAN. Pengesahan. Badan Hukum. Perubahan. Anggaran Dasar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN - 1 - I. FORMULIR PERMOHONAN PENDAFTARAN PELAKU USAHA PERGADAIAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK Copyright (C) 2000 BPHN PP 28/1999, MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK *36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 3 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2016, No Manusia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar sert

2016, No Manusia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar sert BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2016 KEMENKUMHAM. Perseroan Terbatas. Permohonan. Perubahan. Anggaran Dasar. Penyampaian Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN ASAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN Menimbang BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PASPOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.121, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha Jasa. Penempatan Tki. Dalam Negeri. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung perkembangan usaha

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lemb

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2016 KEMENKUMHAM. Badan Hukum. Pengajuan. Persetujuan Perubahan. Anggaran Dasar Perkumpulan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha No.712, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LPK. Perizinan. Pendaftaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PERIZINAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA No. 11/ 34 /DPbS Jakarta, 23 Desember 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal: Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dengan telah diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PASPOR

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: M.HH-02.AH.01.01 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN, PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL

PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

PROSEDUR PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PROSEDUR PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PROSEDUR PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS Disusun Oleh : Adi Rinaldi Firman 200110070044 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2010 PENDIRIAN PT-SWASTA NASIONAL PT adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dasar Hukum dan Pengertian Perseroan Terbatas (PT) a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dasar Hukum dan Pengertian Perseroan Terbatas (PT) a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Perseroan Terbatas (PT) 1. Dasar Hukum dan Pengertian Perseroan Terbatas (PT) Dasar hukum merupakan suatu landasan atau aturan yang dijadikan pedoman dalam melakukan

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN. persekutuan firma terhadap yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer.

A. PENDAHULUAN. persekutuan firma terhadap yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer. A. PENDAHULUAN Perseroan Komanditer yang biasa disingkat CV (Comanditaire Vennootschap) ini adalah suatu Bentuk Badan Usaha yang paling banyak digunakan oleh para Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SOP PERIZINAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Dasar hukum : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2014 tanggal 29 Desember 2014 No Jenis Perizinan Dasar Hukum

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1718, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPJS KESEHATAN. Pendaftaran. Pembayaran. Perorangan. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Syariah Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PEMBUATAN AKTA-AKTA TERKAIT DENGAN PERSEROAN TERBATAS YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH NOTARIS Oleh: Alwesius, SH, MKn Notaris-PPAT Surabaya, Shangrila Hotel, 22 April 2017 PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN

Lebih terperinci

ANALISA AKTA PENDIRIAN PT LUMBUNG BERKAT SEJAHTERA TERHADAP UU No. 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

ANALISA AKTA PENDIRIAN PT LUMBUNG BERKAT SEJAHTERA TERHADAP UU No. 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS ANALISA AKTA PENDIRIAN PT LUMBUNG BERKAT SEJAHTERA TERHADAP UU No. 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS RENHARD 0906627530 KELAS A FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA 2011 Analisis Akta Pendirian

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang K

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang K BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2127, 2016 KEMENKUMHAM. Wasiat. Pelaporan dan Permohonan Surat Keterangan secara Elektronik. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG Yth. Direksi Perusahaan Pergadaian di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN PELAKU USAHA PERGADAIAN, PERIZINAN USAHA PERUSAHAAN PERGADAIAN, DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG M MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA

Lebih terperinci

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /SEOJK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENJADI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami perubahan yang cepat

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar No.396, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Reksa Dana. Penjual. Agen. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5653) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam No. 301, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Perjanjian. Lisensi Kekayaan Intelektual. Permohonan. Pencatatan. Syarat dan Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PEMILIK MANFAAT DARI KORPORASI DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN TINDAK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1545, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Izin Usaha. Tanda daftar Perusahaan. Penerbitan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Menurut Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Menurut Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. 26 BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Tentang Yayasan Menurut Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan, definisi Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan

Lebih terperinci

LAPORAN LEGAL DUE DILIGENCE/LEGAL AUDIT

LAPORAN LEGAL DUE DILIGENCE/LEGAL AUDIT LAPORAN LEGAL DUE DILIGENCE/LEGAL AUDIT RENCANA PEMBELIAN TANAH DAN BANGUNAN DAN PENYERTAAN MODAL DALAM PT I. PT Pemilik Tanah dan Bangunan A. Akta Pendirian/Anggaran Dasar dan Pengesahannya 1. Akta Notaris,

Lebih terperinci

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Ne

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2016 KEMENKUMHAM. Yayasan. Pengajuan. Perubahan. Anggaran Dasar. Penyampaian Perubahan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN SECARA SIMULTAN

Lebih terperinci

- 1 - SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA

- 1 - SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA - 1 - Yth. 1. Direksi Bank Umum Konvensional; dan 2. Direksi Bank Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 10/49/DASP Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N Perihal : Perizinan Kegiatan Usaha Pengiriman Uang bagi Perorangan dan Badan Usaha Selain Bank ---------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Pengelola Gudang...

Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Pengelola Gudang... MODEL FORMULIR NOMOR : SRG-PG01 Nomor :...,...20.. Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Pengelola Gudang... Kepada Yth. Kepala Badan Pengawas Di - Jakarta Bersama ini kami yang bertanda

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 479/BL/2009 TENTANG PERIZINAN

Lebih terperinci

Prosedur Perizinan Usaha Kecil

Prosedur Perizinan Usaha Kecil Prosedur Perizinan Usaha Kecil Pertanyaan : Dear tim, saya mau menanyakan mengenai perizinan usaha. Saya baru membuka usaha kecil seperti toko kelontong dengan luas ruangan 3x3 meter persegi. dengan penghasilan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perseroan Terbatas 1. Pengertian Perseroan Terbatas Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang

Lebih terperinci