BAB I PENDAHULUAN. berkelompok-kelompok dan sering mengadakan hubungan antar sesamanya.
|
|
- Widyawati Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kondisi di Negara saat ini, masyarakat dihadapkan pada kondisi ekonomi yang semakin sulit dimana tingkat persaingan hidup semakin tinggi. Suatu kenyataan hidup bahwa manusia itu tidak sendiri bahkan berkelompok-kelompok dan sering mengadakan hubungan antar sesamanya. Manusia adalah makhluk social yang hidup bersaing dan bekerja sama untuk memperoleh sesuatu apa yang manusia tersebut inginkan. Persaingan ini menimbulkan gejala social dimasyarakat, untuk mengatur itu maka masyarakat memerlukan hokum sebagai tata tertib untuk menjaga hubungan antar sesama manusia dalam kehidupan social. Hukum menjaga keutuhan hidup agar terwujud suatu keseimbangan psikis dan fisik dalam kehidupan, terutama kehidupan kelompok social. Pada perubahan zaman saat ini persaingan untuk memperoleh hidup yang layak memerlukan persaingan yang cukup berat sehingga antar sesame manusia tidak bekerja sama lagi melainkan saling bersaing untuk mendapatkan materi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 1 Perubahanperubahan ini selalu dengan timbulnya kepentingan-kepentingan baru untuk kelangsungan hidupnya memerlukan perlindungan terhadap gangguangangguan yang mungkin datang dari sesama manusia. Perlindungan ini oleh negara diberi dalam bentuk pengeluaran segala peraturan hukum. 1 Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Rajawali pers, 2008, Jakarta, hal.3 1
2 Dihadapkan dengan perkembangan yang demikian pesat. Bidang-bidang hukum tertentu melepaskan diri dari induknya dan berdiri sendiri sebagaimana halnya ilmu hukum itu sendiri lepas dari induknya yaitu filsafat. Demikianlah suatu masyarakat yang moderen menghendaki hukum. Berawal dari pemikiran bahwa manusia merupakan srigala bagi manusia lain (Homo homimi lupus), selalu mementingkan diri sendiri dan tidak mementingkan keperluan orang lain maka diperlukan suatu norma untuk mengatur kehidupannya. Hal tersebut penting sehinngga manusia tidak selalu saling berkelahi untuk menjaga kelangsungan hidupnya, tidak selalu berjaga-jaga dari serangan manusia lain. 2 Dalam era globalisasi saat ini kejahatan dalam masyarakat telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita tentang peristiwa kejahatan, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Kejahatan tersebut antara lain pencurian, perampokan dan pembunuhan yang dilakukan dengan memakai senjata api. Adanya kejahatan-kejahatan tersebut menimbulkan rasa tidak aman dalam masyarakat sehingga setiap individu berusaha untuk menciptakan rasa aman dan perlindungan pada dirinya masing-masing dengan meminta perlindungan kepada pihak yang berwenang yakni Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kejahatan menggunakan senjata api menjadi kebiasaan yang saat ini sering terjadi. Lalu apa yang sebenarnya terjadi, sehingga di bumi Indonesia ini banyak orang sipil yang memiliki senjata api. Keiningnan tersebut dipicu karena keinginan sesorang untuk mempersenjatai dirinya agar merasa aman dari gangguan manusia lain. Definisi senjata api ialah senjata yang mampu melepaskan keluar satu atau sejumlah proyektil dengan bahan peledak akibat 2 Topo Santoso, Kriminologi, PT Rajagrafindo Persada, 2001, Jakarta, hal.3 2
3 perkembangan gas-gas yang dihasilkan dari penyalaan bahan yang mudah terbakar didalam alat tersebut. 3 Senjata api ilegal adalah senjata yang tidak sah beredar di kalangan sipil, senjata yang tidak diberi izin kepemilikan, atau senjata yang telah habis masa berlaku izinnya. Menurut hemat penulisan alasan utama penggunaan senjata api tersebut adalah karena benda tersebut mudah dibawa dan digunakan, serta mempunyai kemampuan melukai lawan secara cepat. Maka karena kemudahan tersebut, justru menyebabkan beberapa oknum menyalahgunakan kepemilikan senjata api dengan menggunakan senjata api tanpa ijin atau mengedarkan senjata api di masyarakat secara ilegal. Yang dimaksud dengan ilegal disini adalah tidak legal, atau tidak sah menurut hukum. Maka alasan inilah yang membuat pengaturan senjata api secara umum telah di atur oleh Negara yang dituangkan dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 tentang senjata api yang sebagaimana bunyinya Barang siapa tanpa hak memaksukan ke Indonesia membuat, menerima, mencoba, memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyarahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau menegluarkan dari Indonesia suatu senjata api, munisi, atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara selama-lamanya dua puluh 3 Diakses Ivan Lanin, pengertian Senjata Api, Artikel, api, diakses 21 september
4 tahun. 4 Maka pelaku kejahatan atau seseorang yang memiliki senjata api tanpa izin dapat dikenakan pasal tersebut. Saat ini maraknya perampokan bersenjata api membuat aparat kepolisian meningkatkan pengawasan terhadap kepemilikan senjata api (senpi) ilegal yang digunakan para pelaku kejahatan bersenjata api. Polisi kini tengah memburu para pelaku perdagangan senpi tersebut. Senjata api yang diperoleh pelaku kejahatan biasanya rakitan. Kepolisian tentunya akan mengintensifkan penelusuran, penyelidikan dan pengawasan terhadap perdagangan gelap senjata api ilegal. Sebagai bukti acuan bahwa kepemilikan dan peredaran senjata api ilegal yang terjadi di kota Malang adalah sebagaimana diberitakan dalam satu artikel berikut ; Malang - Pelaku perampokan bersenjata api menyekap tujuh orang di rumah Jalan Tebo Tengah Nomor 10 Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang, Kamis, 1 Maret 2012 dini hari. Pelaku menggondol perhiasan emas seberat 370 gram dan uang Rp 15 juta. "Perampokan terjadi pukul 2 dini hari," kata korban, Pety, 30 tahun, Jumat, 2 Maret Beruntung pelaku tak melukai ketujuh korban. Korban yang disandera adalah pasangan Ahmad Nur Ali dan Pety beserta ibunya Anis dan kedua anaknya Zaky dan Rizki serta dua pekerja. Korban ditemukan selamat dengan mulut diplester dan tangan terikat tali rafia. Pelaku perampokan masuk melalui pintu dapur rumah. Caranya dengan mencongkel pintu dapur dan masuk ke ruang utama. Menurut keterangan korban ada tiga orang perampok bertopeng dan bersenjata api yang berhasil menguasai rumahnya. Kepala Kepolisian Resor Malang Kota, Ajun Komisarus Besar Polisi Teddy Minahasa Putra, mengaku tengah menurunkan tim untuk memburu pelaku serta menyelidiki kasus perampokan tersebut dan hasilnya setelah 7 hari dilakukan pengejaran terhadap pelaku akhirnya pelaku berhasil ditangkap dirumah salah satu pelaku yang diketahui berinisial TW beralamat di jalan Polean, dirumah pelaku ditemukan sejumlah barang bukti hasil kejahatan yang belum sempat terjual yaitu emas seberat 370 gram dan sepucuk senjata api jenis revolver tanpa dilengkapi surat-surat yang di duga sebagai alat untuk mengancam 4 Lihat pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat nomor 12 tahun 1951 tentang senjata api 4
5 para korbannya. Namun, sayangnya saat dilakukan penangkapan kedua teman pelaku berhasil melarikan diri. 5 Berdasarkan kasus tersebut diatas, dapat terlihat bahwa peredaran dan kepemilikan senjata api ilegal memang sedang terjadi di kota Malang. Maka Kepolisian Resort Malang Kota sebagai bagian dari Polri berkewajiban pula untuk menjalankan tugas sebagaimana tersebut diatas termasuk pula tugas untuk mengatasi masalah peredaran dan kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang. Kepolisian Negara Republik Indonesia mempunyai fungsi melaksanakan salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat. Supaya fungsi Kepolisian itu dapat terwujud maka polisi harus melengkapi tugas dan wewenang. Dalam Pasal 13 UU No.2 Tahun 2002 diatur mengenai tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia. Adapun tugas Kepolisian adalah: 6 a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, b. Menegakan hukum, c. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat Sejauh ini pihak Kepolisian memang cukup gencar melakukan tindakan perlawanan terhadap maraknya kepemilikan senjata api tentunya pemilik senjata api ilegal. Tetapi saat ini banyak kejahatan yang menggunakan senjata api sebagai senjata untuk melindungi diri dalam melakukan kejahatan atau kasus yang berhubungan dengan senjata api ilegal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan maraknya peredaran dan kepemilikan senjata api dalam masyarakat antara lain, rasa ketidakpercayaan masyarakat 5 Malang, Perampok Bersenjata Api Sekap Keluarga, Artikel, diakses 7 mei Lihat pasal 13 Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia 5
6 kepada aparat keamanan Indonesia, khususnya dalam hal ini Polri, dalam menciptakan rasa aman serta begitu mudahnya akses untuk memperoleh senjata api ilegal. 7 Menurut penulis dengan semakin banyak terjadinya kejahatan yang menggunakan senjata api. Maka Polri akan mengawasi secara ketat kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang, apa kendala yang dihadapi dalam upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang dan bagaimana prosedur perizinan kepemilikan senjata api oleh Kepolisian Resort Malang Kota. Maka dari itu peneliti, dalam hal ini akan melakukan penelitian dengan judul Analisis yuridis sosiologis terhadap penanggulangan kepemilikan senjata api ilegal oleh Kepolisian Resort Malang Kota (studi di Kepolisian Resort Malang Kota). B. Rumusan Masalah Untuk lebih terarah sasaran sesuai dengan judul yang telah peneliti kemukakan di atas, peneliti memberikan batasan masalah atau identifikasi masalah agar tidak jauh menyimpang dari apa yang menjadi pokok bahasan. Jadi mengacu pada latar belakang yang diuraikan diatas, maka menjadi rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang? 7 Sukiswantoro, Kepemilikan Senjata Api Bagi Warga sipil, Artikel, Diakses 2 Mei
7 2. Apa kendala yang dihadapi dalam upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang? 3. Bagaimana prosedur perizinan kepemilikan senjata api oleh Kepolisian Resort Malang Kota? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis prosedur perizinan kepemilikan senjata api. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis prosedur perizinan kepemilikan senjata api. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan/manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang sedang diteliti, dalam hal ini mengenai upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang dan Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis, sekaligus untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam manerapkan ilmu yang diperoleh. 7
8 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini memiliki manfaat praktis bagi : a. Bagi peneliti Untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan (SH) di bidang ilmu pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu juga untuk menambah khazanah pengetahuan serta meningkatkan ilmu di bidang hukum pidana. b. Bagi Masyarakat Sebagai bahan informasi dan pengetahuan tentang adanya realitas hukum mengenai Kepemilikan Senjata Api ilegal secara jelas yang semakin marak terjadi. c. Bagi Aparat Penegak Hukum Sebagai pedoman untuk melaksanakan suatu peraturan perundangundangan dengan baik, berdasarkan asas-asas yang ada, serta memberikan gambaran kepada aparat penegak hukum mengenai bagaimana selama ini kinerja aparat kepolisian dalam menangani upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang, sehingga dengan tulisan ini para aparat penegak hukum akan bisa memperbaiki kinerjanya lagi menjadi lebih baik apabila masih dirasakan kurang. d. Bagi Pemerintah Sebagai informasi untuk lebih giat dan tanggap lagi dalam pengawasan pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang telah 8
9 mereka buat sehingga aturan perundang-undangan yang mereka buat benar-benar dilaksanakan dengan baik. E. Metode Penelitian Analisa adalah uraian, kupasan mengenai suatu soal. Yuridis adalah peraturan perundang-undangan, sedangkan sosiologis adalah menurut kenyataan yang ada dimasyarakat. Jadi analisis yuridis sosiologis bisa diartikan uraian, kupasan mengenai suatu persoalan yang diuraikan menurut kaidah hukumnya kemudian dibenturkan dengan keadaan yang ada dimasyarakat. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode yang berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian. 1. Metode Pendekatan Dalam hal ini penulis menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu pembahasan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan juga berkaitan dengan teori-teori hukum, serta dengan melihat kenyataan yang terjadi di masyarakat. 8 Penelitian dilakukan dengan mengolah dan menganalisa Undang-Undang dalam bidang khususnya yang berkaitan dengan masalah upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di Kota Malang, kendala yang dihadapi dalam upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang dan perizinan kepemilikan senjata api oleh Kepolisian Resort Malang Kota. 8 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 1991, hal 17 9
10 2. lokasi Penelitian Sehubungan permasalahan yang diangkat oleh penulis memilih, maka penulis memilih Kepolisian Resort Malang Kota yang beralamat di Jalan Jaksa Agung Suprapto No.19 Kota Malang sebagai lokasi penelitian. Penulis memilih lokasi tersebut dikarenakan tersedianya data-data yang ada dalam permasalahan misalnya kasus kepemilikan senjata api ilegal di kota malang, mengenai upaya penanggulangan oleh polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota malang, kendala yang dihadapi dalam upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang dan prosedur perizinan kepemilikan senjata api oleh Kepolisian Resort Malang Kota yang sangat diperlukan penulis, sehingga diharapkan mampu menjawab segala permasalahan yang telah diuraikan diatas. 3. Jenis Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Data Primer Sumber bahan hukum primer adalah bahan hukum yang diambil langsung dari sumber pertama. 9 Dalam mengumpulkan bahan hukum primer ini penulis melakukan teknik pengumpulan bahan hukum dengan cara meminta data-data atau dokumen yang diperlukan, dokumentasi dan melakukan wawancara yaitu dengan AKP James Hutajulu yang menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Malang Kota dan AKP Imam Solikin, Selaku kasat Intelkam Polresta yang dalam wawancara tersebut akan membahas tentang bagaimana upaya penanggulangan oleh polri terhadap 9 Amarudin dan Zainal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 30 10
11 kepemilikan senjata api ilegal di kota malang, kendala yang dihadapi dalam upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang dan prosedur perizinan kepemilikan senjata api oleh Kepolisian Resort Malang Kota. Penelitian ini dilakukan dan mengambil data mulai bulan juni 2012 sampai bulan November b. Data sekunder Data sekunder berupa bahan-bahan pustaka yang terdiri dari: 1) Bahan hukum primer,meliputi : a. UU Darurat No. 12 Tahun 1951 tantang Senjata Api b. UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. c. Skep Kapolri No. Pol: Skep / 82 / II / 2004 tentang Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Senjata NonOrganik TNI / POLRI. 2) Bahan hukum sekunder, meliputi literatur-literatur yang terkait dengan upaya penanggulangan oleh polri terhadap senjata api illegal di Kota Malang sehingga menunjang penelitian yang dilakukan. 4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Teknik pengumpulan data penelitian ini merupakan proses pencarian dan perencanaan sistematis terhadap semua data penelitian yang telah dikumpulkan agar peneliti memahami apa yang akan dikemukakan dan dapat menyajikan pada orang lain dengan jelas. Teknik pengumpulan data ini adalah dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi daftar pertanyaan (questioner) yang disesuaikan dengan kebutuhan jenis data termasuk menyebutkan pula: 11
12 a. Wawancara Wawancara adalah percakapan tanya jawab dengan maksud tertentu oleh kedua belah pihak yang nantinya akan mendapatkan sejumlah informasi. Wawancara ini nantinya ditempat yang sudah dipilih oleh peneliti yaitu Polres Malang Kota dan nantinya mendapatkan subjek yang tepat untuk melakukan wawancara yaitu dengan AKP James Hutajulu yang menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Malang Kota dan AKP Imam Solikin, Selaku kasat Dit Intelkam Polres Malang Kota yang dalam wawancara tersebut akan membahas tentang bagaimana upaya penanggulangan oleh polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota malang, kendala yang dihadapi dalam upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang dan prosedur perizinan kepemilikan senjata api oleh Kepolisian Resort Malang Kota. b. Dokumentasi Merupakan cara pengumpulan data dan informasi dengan cara pengambilan gambar secara runtut mengenai objek penelitian yang hubungannya dengan upaya penanggulangan oleh Polri terhadap peredaran kepemilikan senjata api illegal di kota Malang. c. Partisipasi Aktif Peneliti melakukan penelitian dan mencari informasi melalui mengikuti kegiatan polri dalam melakukan razia/operasi kepemilikan senjata api ilegal dan penertiban surat-surat kendaraan bermotor. 12
13 5. Teknik Analisa Data Setelah melakukan pengumpulan data, baik yang berasal dari studi lapangan maupun studi kepustakaan telah dipandang cukup, maka penulis menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif yang sebagaimana mendeskripsikan yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan perilaku yang nyata, diteliti dan dipelajari secara utuh dan mendalam mengenai permasalahan bagaimana upaya penanggulangan oleh polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota malang, kendala yang dihadapi dalam upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang dan prosedur perizinan kepemilikan senjata api oleh Kepolisian Resort Malang Kota yang dikaji kemudian mendasarkan pada teori yang ada dalam kepustakaan dan peraturan perundang undangan, yaitu Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep/82/II/2004 tanggal 16 februari 2004 tentang Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Senjata NonOrganik TNI / POLRI., Undang-Undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 tentang senjata api dan Pasal 13 UU No.2 Tahun 2002 diatur mengenai tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia. F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini penulis mengemukakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini akan diurai tentang latar belakang, yakni memuat alasan atau factor dorongan yang menjadi pentingnya dilakukan suatu penelitian berdasarkan atas permasalahan yang ada pada rumusan masalah, 13
14 meliputi pertanyaan yang terfokus dan terspesifikasi terhadap masalah yang akan diteliti serta merupakan dasar pemilihan judul penelitian hukum. Adapun tujuan dari penelitian, memuat pertanyaan singkat tentang apa yang hendak dicapai dalam penelitian hukum ini. Manfaat penelitian, merupakan uraian mengenai kegunaan secara praktis dan teoritis. Metode penelitian, yang menguraikan tentang metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan. Teknik pengumpulan data dan teknik menganalisa data penelitian, serta sistematika pembahasan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan mengenai pengertian senjata api dan senjata secara umum, tinjauan yuridis serta tugas, wewenang dan kedudukan Polri. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, yaitu Kepolisian Resort Malang Kota. Pembahasan profil singkat responden penelitian, pembahasan dan hasil penelitian terhadap rumusan masalah, yaitu upaya penanggulangan oleh polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota malang, kendala yang dihadapi dalam upaya penanggulangan oleh Polri terhadap kepemilikan senjata api ilegal di kota Malang dan prosedur perizinan kepemilikan senjata api oleh Kepolisian Resort Malang Kota. BAB IV : PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan peneliti dari hasil penelitian hukum, dan juga berisikan pembahasan bab-bab sebelumnya secara ringkas, dan juga berisi 14
15 rekomendasi peneliti terhadap permasalahan yang diangkat penulis dalam penelitian hukum ini dan diharapkan juga bermanfaat bagi semua orang. 15
I. PENDAHULUAN. Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita tentang peristiwa pidana, baik melalui media cetak maupun media elektronik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan senjata api,salah satu jenis kejahatan menggunakan senjata api yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan masyarakat seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena selalu didukung oleh derasnya arus informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah dan cepat mendapatkan segala informasi yang terjadi di sekitar masyarakat ataupun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah dan cepat mendapatkan segala informasi yang terjadi di sekitar kita ataupun yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis
Lebih terperinciANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS TERHADAP PENANGGULANGAN KEPEMILIKAN SENJATA API ILEGAL OLEH KEPOLISIAN RESORT MALANG KOTA
ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS TERHADAP PENANGGULANGAN KEPEMILIKAN SENJATA API ILEGAL OLEH KEPOLISIAN RESORT MALANG KOTA (Studi di Kepolsian Resort Malang Kota) PENULISAN HUKUM Oleh: ANDY SETYAWAN Nim: 08400188
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana adalah suatu pelanggaran norma-norma yang oleh pembentuk undang-undang ditanggapi dengan suatu hukuman pidana. Maka, sifat-sifat yang ada di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) menjelaskan dengan tegas bahwa Negara Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 di dalam Pasal 1 ayat (3) menjelaskan dengan tegas bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Polri mengemban tugas-tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan dalam kehidupan manusia merupakan gejala sosial yang akan selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan bahkan negara. Kenyataan telah membuktikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik pembangunan fisik maupun pembangunan mental spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan Penyelidik. Dalam Pasal 1 angka 1 KUHAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap harta benda orang banyak sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi pemerintah yang bertugas sebagai ujung tombak penegakan hukum di Indonesia. Tugas yang diemban ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tertuang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tertuang pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Masuknya ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu isu menarik di luar isu-isu lain seperti isu-isu tentang keamanan dan
1 ` BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dekade belakangan, globalisasi dan regionalisme telah menjadi salah satu isu menarik di luar isu-isu lain seperti isu-isu tentang keamanan dan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia salah satunya Kota Malang terdapat tradisi yang biasanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia salah satunya Kota Malang terdapat tradisi yang biasanya masyarakat lakukan dalam memperingati hari raya idul fitri, peringatan pergantian tahun baru, perayaan
Lebih terperinciSKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG
SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG Diajukan Guna Memenuhi Sebahagian Persyaratan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dipenuhi. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya. kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia adalah mendukung atau penyandang kepentingan, kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. Manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Dalam kenyataannya tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup saling
Lebih terperincicenderung meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain,
A. Latar Belakang Setiap tahun pemerintah mengeluarkan dana untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM). Jumlah subsidi BBM yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), selain cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya tingkat pengangguran, mahalnya biaya hidup sehari-hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya tingkat pengangguran, mahalnya biaya hidup sehari-hari serta ketimpangan strata sosial yang terjadi dalam masyarakat, menimbulkan kecemburuan sosial yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 1. perundang-undangan lain yang mengatur ketentuan pidana di luar KUHP
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UUD 1945 ditegaskan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Recchstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machstaat). Ini berarti bahwa Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang menjunjung tinggi hak asasi manusia dan semua warga negara bersama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwajibkan kepada setiap anggota masyarakat yang terkait dengan. penipuan, dan lain sebagainya yang ditengah masyarakat dipandang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadirnya hukum pidana dalam masyarakat digunakan sebagai sarana masyarakat membasmi kejahatan. Oleh karena itu, pengaturan hukum pidana berkisar pada perbuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu merasakan adanya gejolak dan keresahan di dalam kehidupan sehari-harinya, hal ini diakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena itu setiap anak seharusnya mendapatkan haknya untuk bermain, belajar dan bersosialisasi. Tetapi keadaannnya akan menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin kepastian hukum, ketertiban dan perlindungan masyarakat, sehingga berbagai dimensi hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan timbul sejak manusia ada dan akan selalu ada selama manusia hidup dan mendiami bumi ini. Masalah kejahatan bukan hanya menyangkut masalah pelanggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan-peraturan hukum yang telah ada di masyarakat wajib
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan-peraturan hukum yang telah ada di masyarakat wajib untuk ditaati karena berpengaruh pada keseimbangan dalam tiap-tiap hubungan antar anggota masyarakat. Kurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara hukum, artinya segala tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia harus berdasarkan hukum yang berlaku di negara Indonesia. Penerapan hukum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu lembaga penegak hukum yang ada di Indonesia yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi dan lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di Indonesia saat ini semakin meningkat, melihat berbagai macam tindak pidana dengan modus tertentu dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi ketentraman dan rasa aman merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang tertuang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti kemajuan dan perkembangan teknologi informasi melalui internet (Interconnection Network), peradaban
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penegakan hukum di lapangan oleh Kepolisian Republik Indonesia senantiasa menjadi sorotan dan tidak pernah berhenti dibicarakan masyarakat, selama masyarakat selalu mengharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat sejumlah kecil kelompok penyalahguna heroin dan kokain. Pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Narkotika dalam pengertian opium telah dikenal dan dipergunakan masyarakat Indonesia khususnya warga Tionghoa dan sejumlah besar orang Jawa sejak tahun 1617, 1 selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala bentuk kekerasan yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang harus dapat ditegakkan hukumnya. Penghilangan nyawa dengan tujuan kejahatan, baik yang disengaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akibat kemajuan teknologi baik dibidang informasi, politik, sosial, budaya dan komunikasi sangat berpengaruh terhadap tujuan kuantitas dan kualitas tindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin tidak ada habisnya, mengenai masalah ini dapat dilihat dari pemberitaan media masa seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan masyarakat karena diproses secara hukum dengan menggunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya kasus tindak pidana ringan yang terjadi di Indonesia dan sering menjadi sorotan masyarakat karena diproses secara hukum dengan menggunakan ancaman hukuman
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS PERATURAN KAPOLRI NOMOR 1 TAHUN 2009 TERKAIT PENGGUNAAN SENJATA API PADA TUGAS KEPOLISIAN PERSPEKTIF MAS}LAH}AH MURSALAH
BAB IV ANALISIS YURIDIS PERATURAN KAPOLRI NOMOR 1 TAHUN 2009 TERKAIT PENGGUNAAN SENJATA API PADA TUGAS KEPOLISIAN PERSPEKTIF MAS}LAH}AH MURSALAH A. Prinsip-Prinsip Penggunaan Senjata Api Dalam Tugas Kepolisian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap yang dilakukan oleh pelakunya. Dalam realita sehari - hari, ada
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan- peraturan yang menentukan perbuatan apa saja yang dilarang dan termasuk ke dalam tindak pidana, serta menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini modus kejahatan semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Dalam perkembangannya kita dihadapkan untuk bisa lebih maju dan lebih siap dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan raya. Hal tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan internasional, regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan narkotika di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid) terhadap perkara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterikatan dan keterkaitan dengan komponen-komponen lainnya.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai suatu negara hukum bangsa Indonesia mempunyai sistem peradilan dan catur penegak hukum. Namun dalam komponen peradilan yang cukup urgen adalah Kepolisian. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang sangat cepat dewasa ini membuat cara yang digunakan untuk melakukan kejahatan semakin maju dan beraneka ragam jenisnya. Kejahatan dan pelanggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat akan tercipta dari pembangunan yang baik dan merata bagi seluruh rakyat. Di Indonesia pembangunan yang dilakukan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strafbeerfeit dapat diartikan dengan perkataan delik, sebagaimana yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Hukum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara Hukum sebagaimana dicantumkan pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang berbunyi Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 sebagai negara hukum, maka untuk menjalankan suatu negara
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SKRIPSI TINDAK PIDANA PERKOSAAN YANG DILAKUKAN OLEH AYAH KANDUNG TERHADAP ANAKNYA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan kejahatan pada saat ini cenderung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan dan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan kejahatan pada saat ini cenderung meningkat. Semakin pintarnya
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (Studi di Polres Lombok Timur Kabupaten Lombok Timur NTB)
TINJAUAN YURIDIS KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (Studi di Polres Lombok Timur Kabupaten Lombok Timur NTB) PENULISAN HUKUM Oleh: SURYAWAN AFANDI 201210110312318 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup bersama, yang merupakan keserasian antara ketertiban dengan ketentraman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan hukum yang diterapkan di Indonesia saat ini kurang memperhatikan kepentingan korban yang sangat membutuhkan perlindungan hukum. Bisa dilihat dari banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental sosial. tanggungjawab dan bermanfaat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja sebagai bagian dari generasi muda merupakan suatu kekuatan sosial yang sangat berperan dalam pembangunan bangsa dan negara. Remaja merupakan modal pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat strukur sosial yang berbentuk kelas-kelas sosial. 1 Perubahan sosial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan serta pengaruh globalisasi di tengah masyarakat, ikut membuat perubahan yang pesat pada berbagai aspek kehidupan masyarakat mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan rakyat. Peran dan partisipasi rakyat sangat besar peranannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan korupsi yang terjadi di Indonesia selalu menjadi hal yang hangat dan menarik untuk diperbincangkan. Salah satu hal yang selalu menjadi topik utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan tumpuan sekaligus harapan dari semua orang tua. Anak merupakan satu-satunya penerus bangsa yang mempunyai tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bentuk klasik perbuatan pidana pencurian biasanya sering dilakukan pada waktu malam hari dan pelaku dari perbuatan pidana tersebut biasanya dilakukan oleh satu
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang berkembang maupun negara maju sekalipun yaitu pencapaian kemajuan di bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan perilaku manusia di tengah masyarakat, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas Hukum, hukum diciptakan untuk mengatur kehidupan manusia agar tercipta suatu kehidupan yang serasi, selaras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi dan masuknya modernisasi membawa dampak yang cukup serius bagi moral masyarakat. Sadar atau tidak, kemajuan zaman telah mendorong terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlengkapan kendaraan bermotor sudah di atur dalam Undang-Undang No
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui kasus pelanggaran kendaraan bermotor saat ini semakin banyak bahakan menjadi salah satu polemik di Negeri ini, mengingat masih kurangnya kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijalani oleh setiap manusia berdasarkan aturan kehidupan yang lazim disebut norma. Norma
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu sistem perundangundangan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang sangat menjunjung tinggi hukum, oleh karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta etika dan aturan main) memiliki senjata terjadi justru sebaliknya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengar kata senjata, mungkin terbayang dalam pikiran kita adalah suasana perang, perampokan atau kekerasan bersenjata lainnya. Keras, tetapi sebenarnya, begitu kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia ditentukan oleh Bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia ditentukan oleh Bangsa Indonesia itu sendiri. Tidak hanya pada saat ini tetapi berlangsung terus sampai akhir zaman. Yang menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua warga negara Indonesia diharapkan memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan, sehingga pemerintah berupaya untuk membuat peraturan perundangan yang mengatur warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Sebagaimana tercantum pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah lebih dari satu hari keperluan tempat untuk tidur, istirahat, keselamatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penginapan atau akomodasi saat berpergian atau liburan adalah jenis tempat tinggal dalam perjalanan dimana orang yang harus tinggal jauh dari rumah lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum sebagai subsistem sosial menempati posisi penting dalam eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha membangun sistem hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan usaha pencegahan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam upaya menciptakan kehidupan bangsa Indonesia yang aman, damai dan sejahtera. Tanpa adanya penegakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi maupun makhluk sosial. Dalam kaitannya dengan Sistem Peradilan Pidana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara berdasarkan hukum bukan semata-mata kekuasaan penguasa. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, maka seluruh warga masyarakatnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum pada dasarnya bersifat mengatur atau membatasi setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap masyarakat (individu). Pada garis besarnya hukum merupakan peraturan-peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), perilaku manusia di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara justru semakin kompleks dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E
Pelaksanaan peradilan tindak pidana penyalahgunaan senjata api yang dilakukan oleh anggota TNI ( studi kasus di pengadilan militer II 11 Yogyakarta ) Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E.0004107 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden.POLRI menjalankan tugas-tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 merupakan salah satu wujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Undang Undang Dasar Repubik Indonesia (UUD 1945) Pasal 1 ayat (3).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Negara Indonesia merupakan negara hukum sebagaimana yang termuat dalam Undang Undang Dasar Repubik Indonesia (UUD 1945) Pasal 1 ayat (3). Dalam segala aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang bersifat individual dan juga bersifat sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing yang tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni Negara Indonesia adalah Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam negara hukum, hukum merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Kecuali
III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan. tidak akan dapat hilang dengan sendirinya, sebaliknya kasus pidana semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat itu sendiri karena kejahatan merupakan produk dari masyarakat dan ini perlu ditanggulangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut pendapat Ta adi, Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki keterbatasan, baik dalam hal ketersediaan personil, peralatan dan anggaran operasional. Oleh karena itu diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena itu di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena itu di dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang
Lebih terperinci