BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
|
|
- Johan Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan pembelajaran di sekolah sangat diharapkan dapat mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi dari segala segi. Pembelajaran berasal dari kata instruction yang dapat didefinisikan sebagai salah satu usaha dalam mempermudah siswa memahami segala materi baik dalam penggunaan media, metode ataupun model, dimana hal tersebut dapat merangsang terjadinya perubahan peranan guru yang semula sebagai sumber belajar bagi siswa menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Menurut Northern Ireland Curriculum (Warsono dan Hariyanto, 2012:14) guru sebagai fasilitator memiliki beberapa peran yang dapat dilakukan,antara lain adalah sebagai berikut: guru harus mampu mengeksplorasi semua kemampuan yang dimiliki siswa tanpa menunjukkan kemampuan diri sendiri. Guru seharusnya mampu mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan pendapat siswa agar dapat menghidupkan suasana diskusi, pemberi tahu pandangan resmi (official view). Guru memberi tahu pendapat resmi dari sebuah sumber mengenai permasalah yang terkait, pemain peran (in-role) guru harus memainkan peranan yang relevan dengan tema diskusi. Guru sebagai fasilitator juga harus memikirkan strategi yang bervariasi serta tepat guna sehingga dapat menghidupkan suasana kelas yang menyebabkan siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Selain daripada itu seorang guru juga harus menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Variasi metode dapat mengakibatkan siswa menjadi lebih manarik siswa dalam pembelajaran dan dengan pemakaian metode yang selalu sama maka siswa akan menjadi bosan. Seorang guru juga harus mempersiapkan perencanaan yang efektif sebelumbertatap muka dengan siswa agar selama proses pembelajaran interaksi dengan siswa akan berjalan lancar. Pada pembelajaran penyajian bahan pelajaran juga diberikan masalah yang merangsang cara berpikir siswa. Serta materinya 1
2 juga dihubungkan dengan kehidupan sehari hari yang telah dialami siswa atau berdasarkan pengalaman siswa. Pembelajaran efektif menuntun siswa untuk lebih aktif, kritis, inovatif selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Charles C. Bonwell dan J.A. Eison (Warsono dan Hariyanto, 2012:14) mengemukaan pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student centered) bukan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa diuntut untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep dan mengkomunikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa harus mendapat dorongan dan motivasi dari guru agar siswa dapat menafsirkan infomasi yang didapat, sampai informasi tersebut dapat disampaikan dengan tepat. Berdasarkan observasi pembelajaran matematika di MTsN Pandaan pada tanggal 31 Mei 2014 dan 10 Juni 2014, guru mengawali dengan salam dan dilanjutkan dengan memberikan motivasi kepada siswanya dikarenakan minggu depannya akan ada ujian kenaikan kelas. Guru hanya memberikan review materi kepada siswanya dengan pemberian tugas dan latihan serta tanya jawab kepada siswa mengenai materi yang sudah dipelajari. Sebelum memberikan latihan soal guru mencoba pemahaman siswa dengan beberapa soal, yang kemudian meminta salah satu siswa mengerjakan jika salah satu siswa sudah dapat mengerjakan, maka guru melenjutkan pemberian latihan soal dari buku paket. Selama pengerjaan latihan itu sebagian siswa mulai bertanya mengenai soal yang dirasa sulit, siswa lebih menyukai bertanya saat mengerjakan latihan dikarenakan yang aktif hanya beberapa saja. Hasil dari observasi diketahui sekitar 55% siswa sudah aktif mendengarkan, memperhatikan dan menulis dari penjelasan guru serta ada sebagian yang bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dimengerti. Sedang sebagian siswa lainya asyik dengan kegiatan mereka sendiri seperti bergurau dengan teman sebangkunya, melamun dengan pikiran mereka sendiri, saling lempar surat kertas, dan tak jarang menggoda teman yang sedang fokus dalam memahami materi matematika 2
3 Hasil wawancara dengan guru matematika dapat diketahui bahwa guru menggunakan berbagai metode antara lain ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan, tetapi untuk kelas IX guru menggunakan metode penemuan juga. Sedangkan untuk tingkat pemahaman konsep siswa tergolong sedang dengan adanya beberapa siswa yang dapat mengerjakan latihan soal yang diberikan, tetapi juga ada siswa yang kurang bisa mengerjakan tugasnya dikarenakan kurang begitu memehami materi. Sedangkan untuk kemampuan komunikasi siswa juga tergolong sedang dilihat dari beberapa pertanyaan siswa kepada guru dan juga dari pengembilan definisi dengan menggunakan bahasa siswa sendiri. Pembelajaran yang sudah dilakukan oleh guru yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara guru sudah menerapkan 4 metode pembelajaran yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas. Sebagian siswa sudah 55% aktif mendengarkan dan memahami serta mencatat penjelasan guru sesekali siswa juga mencoba bertanya kepada guru, serta ada yang mulai berani mencoba menjawab beberapa pertanyaan dari guru baik secara lisan maupun tulisan. Tetapi sebaliknya juga ada siswa yang kurang aktif terhadap penjelasan guru di depan kelas, siswa malah sibuk dengan keasyikan mereka sendiri ada yang sibuk bergurau dengan teman sebangkunya serta sibuk saling lempar surat kepada teman yang lain bahkan ada yang mencoba mengganggu teman yang sedang mencoba memerhatikan penjelasan guru. Pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan guru memang sudah bagus hal ini mulai terlihat bahwa guru mulai mengikutsertakan siswa sebagai subjek bukan lagi objek. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penggunaan metode yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif, kreatif dan berpikiran logis serta dapat dengan mudah memecahkan masalah. Penggunaan metode tanya jawab dan diskusi serta penugasan menjadikan pembelajaran menjadi didominasi dengan siswa (Student Centered). Tetapi untuk memberikan penjelasan masih saja menggantungkan kepada penjelasan seorang guru. Untuk menjadikan siswa menjadi lebih aktif dalam pemahaman konsep serta kemampuan komunikasi siswa secara maksimal dengan melibatkan siswa dalam setiap langkah pembelajaran menggunakan model Jigsaw dan strategi Group Resume. Siswa diminta untuk 3
4 menenukan dan memahami konsep sendiri dengan cara diskusi dan membuat resume. Model jigsaw ini dikembangkan dan diujicobakan oleh Ellit Aronson dan rekannya di Universitas Texas. Jigsaw sendiri dalam bahsa inggris yang berarti gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya puzzle yaitu menyusun potongan bagan atau gambar. Sehingga pembelajaran model Jigsaw memnganut cara kerja gergaji yang membuat siswa bekerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama-sama. Model pembelajaran jigsaw lebih menitik beratkan kepada kerja sama kelompok kecil yang beranggotakan empat sampai enam orang perkelompok. Seperti yang diungkapkan oleh Lie (Rusman, 2012:218) bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw merupakan model kooperatif dengan cara belajar siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen terdiri dari empat sampai enam anggota dan saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Sedangkan menurut Lei 1994 (Rusman, 2012:218) model jigsaw menuruapan pembelajaran kooperatif yang bersifat fleksibel. Pemilihan model jigsaw ini dikarenakan siswa selama proses pembelajaran hanya bergantung pada penjelasan gurunya sendiri yang mengakibatkan siswa kurang mandiri dan untuk pemahaman konsep mereka menjadi kurang begitu baik atau tergolong sedang. Pada model jigsaw ini mereka diharuskan untuk menemukan sendiri konsep materi yang akan mereka diskusikan sehingga siswa mau tidak mau menjadi belajar pada sehari sebelum pelajaran. Selain dari itu siswa menjadi lebih meningkatnya keterampilan berkomunikasi, setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok mereka dan ketuntasan belajar materi mereka dan dapat menjelasakan kepada anggota kelompoknya yang lain. Hasil penelitian Ilma, AN (2010) menyatakan bahwa kemampunan kognitif dan ketrampilan kooperatif siswa lebih baik menggunakan model jigsaw dibandingkan model cooperative script. Demikian pula dengan hasil penelitian Mayasari, SS (2012) yang menyatakan bahwa adanya peningkatan hasil pemahaman belajar pada pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar menggunakan pendekatan kooperatif model jigsaw pada siswa. Setelah siswa 4
5 menjadi paham pada konsep materi dengan model jigsaw siswa dituntut untuk dapat menjelasakan hasil diskusinya kepada teman sekelasnya, untuk mempermudah mereka dalam penjelasan ini mereka dengan cara bantuan group resume mereka dapat berkomunikasi dengan baik lewat penjelasan yang sudah dibuatkan resume secara berkelompok dengan penggunaan bahasa mereka sendiri. Saat kelompok ahli berdiskusi mereka mengunakan strategi group resume. Strategi group resume adalah suatu kegiatan dimana siswa membuat resume secara berkelompok setelah membaca atau berdiskusi dan cara menarik siswa untuk membantu siswa lebih saling menganal satu sama lain dan mempermudah mengkomunikasikanya dengan anggota yang lain. Biasanya para siswa membuat resume dengan mengunakan bahasa mereka sendiri agar dapat diketahui tingkat pemahaman siswa. Pemilihan strategi Group Resume pada penelitian ini adalah karena siswa dituntut untuk dapat mengambil kesimpulan sendiri secara berkelompok dengan menggunakan bahasa mereka sendiri yang nantinya mereka akan saling berkomunikasi secara lisan dan tertulis melalui hasil resume mereka. Group resume sendiri selain menjadikan siswa mandiri juga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui penarikan resume yang mereka buat, sehingga mereka menjadai bisa mengerjakan atau memecahkan permasalah matematika jika mereka mengetehui konsepnya. Hasil penelitian Suryani, R (2012) menyatakan bahwa Metode group resume dapat meningkatkan pemahaman rata-rata prosentase pemahaman konsep. Sedangkan hasil penelitian dari Astriyani, A (2013) yang menyatakan bahwa group resume efektif dengan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah. Pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw dan Strategi group resume dapat menjadaikan siswa lebih memahami konsep dari materi pembelajaran matematika itu sendiri dengan cara membuat resume secara berkelompok. Penggunaan model jigsaw sendiri menjadikan siswa berkomunikasi secara lisan dengan cara mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya, sedangkan grup resume adalah salah satu strategi yang menjadikan siswa berkomunikasi secara tertulis dalam membuat resume. Model jigsaw 5
6 dengan strategi group resume ini sendiri menjadikan siswa lebih aktif dalam berkomunikasi dengan teman yang lainya dalam konteks pembelajaran matematika, serta menjadikan siswa lebih ingat dan paham mengenai konsep materi pada pelajaran matematika itu sendiri. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka perlu dilakukan penelitian mengenai Penerapan Model Jigsaw Dengan Strategi Group Resume Pada Pembelajaran Matematika MTsN Pandaan 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah Permasalahan yang didapatkan dari observasi maka dapat diidenfikasikan masalah yang berada pada MTsN Pandaaan yang menyebabkan kurangnya pemahaman konsep dan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika sebagai berikut: a. Guru menggunakan 4 metode yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. b. Keikutsertaan siswa belum optimal karena masih pembelajaran terpusat pada guru (teacher centered) c. Siswa belum memiliki rasa kepercayaan diri untuk berkomunikasi dalam materi pembelajaran matematika d. Siswa belumterlalu aktif dalam pembalajaran dikarenakan sibuk dengan aktifitasnya sendiri (bergurau dengan temannya) e. Tingkat pemahaman konsep tergolong sedang karena dapat dilihat dari pemecahan masalah. f. Siswa kurang mandiri dalam penarikan suatu definisi pada suatu materi. Guru sudah melaksanakan berbagai model dan metode pembelajaran antara lain ceramah, diskusi, namun masih ada sebagian siswa yang belum optimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena sibuk dengan aktivitasnya sendiri seperti bergurau dengan temannya yang menyebabkan kurangnya pemahaman konsep dan komunikasi matematika. Setelah siswa paham akan konsep matematika maka diharapakan siswa dapat berkomunikasi dalam konteks 6
7 matematika, antara lain dapat merubah ide gagasan permasalahan kedalam notasi matematika, menyelesaian permasalahan dengan cara yang sistematis. Kurangnya pemahaman konsep siswa dan komunikasi matematika siswamaka peneliti memilih menggunakan model jigsaw dan stategi group resume. Untuk mengetahui keberhasilan model dan stategi yang dipilih maka peneliti menerapkannya dalam pembelajaran matetatika pada sekolah MTsN Pandaaan. Maka dari penjelasan diatas didapatkan rumusan masalah antara lain sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan model Jigsaw dengan strategi Group Resume pada pembelajaran matematika? b. Bagaimana tingkat pemahaman konsep siswa pada pembelajaran menggunakan model Jigsaw dengan strategi Group Resume? c. Bagaimana tingkat komunikasi siswa pada pembelajaran menggunakan model Jigsaw dengan strategi Group Resume? 1.3. Batasan Masalah Dari uraian pada rumusan masalah di atas untuk menghindari kesalahpahaman maksud dalam mengadakan penelitian ini maka penulis memfokuskan masalah sebagai berikut: a. Pemahaman konsep siswa yang dinilai dari tes pemecahan soal yang dibatasi materi yang telah ditentukan, oleh siswa kelas VII E MTsN Pandaan. b. Komunikasi siswa yang dilihat dari komunikasi tertulis dinilai dari hasil tes pemecahan soal yang telah ditentukan, oleh siswa kelas VII E MTsN Pandaan. c. Pemilihan materi pada penelitian ini adalah perbandingan serta, materi garis dan sudut Tujuan Penelitian Pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : 7
8 a. Penerapan model Jigsaw dengan strategi Group Resume pada pembelajaran matematika b. Tingkat pemahaman konsep siswa pada pembelajaran menggunakan model Jigsaw dengan strategi Group Resume c. Tingkat komunikasi siswa dengan pada pembelajaran mengunakan model Jigsaw dengan strategi Group Resume Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapakn mampu memberikan kontribusi terhadap pembelajaran matematika khususnya dengan menggunakan penerapan Model Jigsaw dengan Strategi Group Resume. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan guru untuk menentukan model pembelajaran dan strategi yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi siswa.diharapkan siswa akan lebih mudah untuk memahami pelajaran matematika dan dapat dijadikan sebagai wahana baru dalam proses meningkatkan prestasi belajar siswa. Menjadi salah satu pertimbangan untuk sekolah dalam menentukan model pembelajaran yang dapat membantu siswa menjadi lebih mengerti konsep dan komunikasi siswa, serta sebagai sarana bagi guru untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran Definisi Operasional Beberapa istilah penting dalam penelitian ini perlu adanya penegasan yang bertujuan menghindari interpretasi. Beberapa istilah itu sebagai berikut : a. Pembelajaran dalam penelitian ini adalah rangkaian kegiatan yang tersusun secara sistematis meliputi perlengkapan, fasilitas yang saling mempengarugi keterampilan dalam upaya memenuhi tujuan belajar. b. Model Jigsaw dalam penelitian ini model pembelajaran yang dilakukan bersama secara berkelompok kecil dan bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran kelompok dikarenakan adanya kelompok asal dan kelompok ahli. 8
9 c. Strategi Group Resume (diskusi kelompok) dalam penelitian ini merupakan salah satu strategi yang menjadikan siswa menjadi mandiri dan paham akan konsep matematika, dikarenakan mereka membuat resume menggunakan bahasa mereka sendiri yang nantinya akan menjadi mudah dimengerti oleh siswa sendiri. Pada saat mereka kembali kepada kelompok awal mereka membuat resume secara berkelompok yang nantinya akan menjadi penilaian dalam komunikasi tertulis. d. Pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah siswa dapat : (1) menyatakan ulang konsep, (2) mengklarifikasi objek menurut sifatnya, (3) menyajikan konsep ke dalam bentuk represetasi matematika, (4) menggunakan, memanfaatkan prosedur atau operasi tertentu dalam pemecahan masalah. Untuk mengetahui siswa paham akan konsep dilihat dari hasil tes tertulis siswa pada akhir pembelajaran. e. Komunikasi matematika siswa dalam penelitian ini siswa dapat : (1) menerjemahkan ide gagasan matematika secara tertulis, (2) menggunkan dan menjelaskan ide matematika secara tertulis beserta hubungannya, (3) menggunakan notasi matematika untuk menyajikan ide, menggambar hubungan, dan pembuatan model, (4) menghasilkan dan menyajikan ide. Dalam penilaian komunikasi matematika dilihat dari hasil tes pada post test Kerangka Konseptual Tujuan pembelajaran matematika SMP adalah siswa mampu berpikir logis, kreatif dalam pemecahan masalah serta siswa dapat mengaplikasikan konsep matematika kedalam kehidupan sehari-hari.setelah mengetahui tujuan pembelajaran maka dibuatlah rencana pembelajaran yang mana terdiri dari materi, model serta sumber pembelajaran.model yang dipilih dalam pembelajaran penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model jigsaw memiliki karakteristik siswa dapat bekerjasama dalam bentuk tim dan saling menghormati pendapat orang lain. Selain itu juga peneliti menggabungkan dengan strategi active learning tipe group resume. Yang mana siswa dituntut untuk dapat membuat resume secara 9
10 berkelompok dengan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh siswa. Dari gabungan model jigsaw dan strategi group resume siswa diharapkan lebih memahami konsep matematika dalam penyelesaian permasalahan. Dan juga siswa dapat berkomunikasi matematika baik tertulis maupun lisan.komunikasi tetulis yaitu siswa dapat mengubah peryantaan menjadi symbol atau kalimat matematika. Sedangkan komunikasi lisan siswa dapat menjelasakan konsep matematika kepada temannya dengan cara yang lebih mudah untuk dipahami. Tujuan Pembelajaran Matematika SMP Rencana Pembelajaran 1. Strategi 2. Materi 3. Model 4. sumber Pembelajaran Kooperatif Strategi Model Pembelajaran Jigsaw Group Resume Pelaksanaan Pemahaman Konsep Komunikasi Siswa Evaluasi Hasil Belajar Siswa Gambar 1.1 kerangka konseptual 10
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal ini terjadi ketika seseorang sedang belajar,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari
` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal untuk memajukan suatu bangsa karena kemajuan bangsa dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan salah satu aktivitas pendukung bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan salah satu aktivitas pendukung bagi seorang guru yang sadar akan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar disamping standar kompetensi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk meningkatkan respon positif siswa terhadap materi prisma dan limas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi perilaku peserta didik, aktivitas yang semula tidak berkaitan menjadi suatu pola yang utuh bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pendidikan sangat bergantung kepada kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah, yang tercermin dari keberhasilan belajar siswa. Proses belajar mengajar di kelas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah formal di Indonesia. Hal ini tentu saja merupakan upaya untuk mempertahankan bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut membawa manusia ke dalam era
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar dan penting bagi pembangunan suatu negara. Dengan adanya pendidikan maka akan tercipta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat, dimana melalui pendidikan mereka mendapatkan pengetahuan, ilmu, wawasan, ketrampilan dan keahlian
Lebih terperinciMEIDITA CAHYANINGTYAS K
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MEIDITA CAHYANINGTYAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Demi mencipatakan sumber daya yang memiliki daya saing, pendidikan mendesain proses pembelajaran yang terencana dan bertujuan. Artinya, output dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik (Majid, 2014:15). Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk efektif dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk efektif dalam berkomunikasi dengan siswa.rendahnya komunikasi antara guru dengan siswa dapat menyebabkan siswa merasa
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia selalu mendapat prioritas utama dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma lama dalam proses pembelajaran masih sangat kental menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru mempersiapkan materi ajar yang akan disampaikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan akan selalu berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses penambahan informasi dalam upaya membelajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita dapat berfungsi secara efektif dalam zaman teknologi ini. Matematika berperan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia semakin pesat. Hal ini ditunjukkan karena adanya peningkatan kualitas pendidikan yang semakin meningkat
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN TEKNIK JIGSAW DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TERHADAP PEMAHAMAN MENGENAI FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PENGARUH PENERAPAN TEKNIK JIGSAW DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TERHADAP PEMAHAMAN MENGENAI FAKULTAS ILMU KOMPUTER Oleh: Resty Dianty Adiwinata 1 Dra. Retty Filiani 2 Dra. Atiek Sismiati Subagyo 3 Abstrak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis merupakan kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa dalam pencapaian kurikulum. Keberhasilan pembelajaran
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan matematika sangat penting untuk di ungkapkan. Dalam. Gambaran anak anak dalam mengikuti pelajaran mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Komunikasi matematika tidak hanya dikaitkan dengan pemahaman matematika, namun juga sangat terkait dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemecahan masalah dapat dikatakan sebagai suatu metode pembelajaran yang dapat melatih siswa memecahkan persoalan. Persoalan tersebut dapat datang dari guru, suatu fenomena
Lebih terperinciSkripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE SCRIPT (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 1 Juwiring) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan mengajar pada umumnya adalah agar bahan pelajaran yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Penguasaan ini dapat ditunjukkan dari hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkompetensi karena di dalam pendidikanlah individu diproses menjadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa, mahasiswa dengan guru, dosen dalam memahami, mendiskusi,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
1. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai berbagai tujuan yang dapat membawa perubahan yang lebih baik.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran sejarah, di dalam kurikulum pendidikan sejarah dapat diarahkan untuk mencapai berbagai tujuan yang dapat membawa perubahan yang lebih baik. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan alam (IPA) telah melaju dengan pesatnya karena selalu berkaitan erat dengan perkembangan teknologi yang memberikan wahana yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah suatu lembaga dimana guru melakukan kegiatan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Matematika adalah ratunya ilmu pengetahuan (Mathematics is the queen of the sciences), maksudnya ialah bahwa matematika itu tidak bergantung kepada bidang studi lain;...
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:17) menjelaskan bahwa belajar
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:17) menjelaskan bahwa belajar berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam pencapaian kualitas pendidikan adalah bagaimana
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan langkah-langkah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan produktif. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting didalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia yang kritis, mandiri dan kreatif. Hal ini sejalan dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN. Pelaku yang berperan langsung dalam mencapai peningkatan mutu
BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaku yang berperan langsung dalam mencapai peningkatan mutu pendidikan nasional adalah guru dan peserta didik. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika tidak hanya mengharuskan siswa sekedar mengerti materi yang dipelajari saat itu, tapi juga belajar dengan pemahaman dan aktif membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan melakukan perubahan kurikulum pendidikan yaitu dari Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses pada dasarnya membimbing siswa menuju pada tahap kedewasaan, dengan melalui program pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat di artikan sebagai pedoman atau acuan dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Sehubungan dengan itu, upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 (BSNP, 2006:140), salah satu tujuan umum mempelajari matematika pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan perlu melakukan pembaharuan dari waktu ke waktu tanpa henti dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud adalah untuk mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA (Sains) adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan khususnya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memudahkan kita untuk berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai belahan dunia. Sejalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia dalam mengembangkan dan menumbuhkan potensi-potensi baik jasmani maupun rohani, yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu perkembangan individu, masyarakat maupun suatu bangsa. Salah satu langkah untuk meningkatkan kemajuan suatu bangsa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Salah satu cara mengaktifkan belajar siswa adalah dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas VIII C SMP Negeri 1 Pardasuka selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011 menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikanlah suatu bangsa menjadi maju. Melalui
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional adalah terwujud dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah kemampuan berbicara. Mereka diharapkan mampu mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Wulan Puji Permari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan model yang efektif digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif menggunakan pendekatan student
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN
79 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Data hasil yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada bab I. Adapun deskriptif data hasil penelitian
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI A. Pembahasan 1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan tabel 4.4. yang terdapat pada bab IV tentang hasil analisis guru selama kegiatan belajar mengajar model
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1.1 Kondisi Proses Pembelajaran Kondisi pembelajaran yang terpusat pada guru terjadi pada pembelajaran matematika di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciRata-rata UN SMP/Sederajat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Definisi Mata Pelajaran Matematika Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari konsep-konsep abstrak yang disusun dengan menggunakan simbol dan merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui pendidikan manusia dapat mengenali ilmu pengetahuan dan mengembangkan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA
Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor kemajuan suatu bangsa adalah melalui bidang pendidikan. Pendidikan dalam suatu negara menjadi sarana untuk mencetak sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fisika merupakan bagian dari ilmu pasti yang mempelajari alam dan sekitarnya. Fisika sebagai mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa ternyata merupakan mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat membuat dunia pendidikan harus bergerak cepat mengikuti arus perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinci