BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kalangan menengah ke-atas (high-middle income). lebih dari batas UMR termasuk golongan menengah ke atas.

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk perkotaan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun telah menimbulkan peningkatan permintaan terhadap kebutuhan akan tempat tinggal atau perumahan di perkotaan. Peningkatan permintaan akan perumahan ini secara nasional sangat menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi akan tetapi hal ini hanya menjadi prospektif bagi penyediaan rumah untuk kalangan menengah ke-atas (high-middle income). Kategori untuk kalangan rendah yaitu masyarakat yang mempunyai gaji di bawah standar UMR. Terkadang dalam 1 minggu mereka hanya mendapatkan Rp /minggu, sedangkan masyarakat yang berpenghasilan sesuai dengan upah UMR termasuk golongan menengah dan masyarakat yang berpenghasilan lebih dari batas UMR termasuk golongan menengah ke atas. Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar (basic needs) manusia selain pangan dan sandang, maka pemenuhan kebutuhan akan rumah menjadi prioritas yang tidak dapat ditangguhkan. Di sisi lain, masyarakat mempunyai kemampuan terbatas untuk mencukupi biaya pengadaan perumahan, karena tidak mampu mendapatkan lahan yang legal di pusat kota, maka banyak kita lihat masyarakat berpenghasilan rendah menduduki tanah-tanah secara illegal di sepanjang jalur kereta api, kuburan, tebing tinggi, pinggiran sungai dan lahan-

2 2 lahan terlantar lainnya. Tindakan tersebut mengakibatkan timbulnya permukiman liar (squatter) yaitu lahan yang tidak ditetapkan untuk hunian atau penempatan lahan yang bukan miliknya (Budihardjo, 1997,12). Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Ditjen Cipta Karya tahun 2006 diketahui bahwa kebutuhan rumah mencapai 800 ribu unit per tahun. Sedangkan kemampuan penyediaan rumah hanya mencapai dua puluh persen (20%) dari total kebutuhan rumah, bahkan sampai tahun 2000 masih terdapat jiwa rumah tangga yang belum memiliki rumah, dan tujuh puluh persen (70%) diantaranya adalah masyarakat golongan berpenghasilan rendah. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun Jika di alokasikan ke setiap bulan maka setiap bulannya penduduk Indonesia bertambah sebanyak jiwa atau sebesar 0,27 juta jiwa sehingga kebutuhan akan tempat tinggalpun semakin meningkat. Peningkatan permintaan terhadap perumahan ini ternyata juga menghadapi persoalan ketersediaan lahan bagi pengembangan rumah di perkotaan. Kondisi keterbatasan lahan perkotaan ini semakin berat dirasakan terutama bagi penyediaan rumah untuk masyarakat golongan berpenghasilan rendah. Pemerintah maupun lembaga non profit telah memulai prakarsa untuk mengatasi kelangkaan rumah bagi masyarakat golongan berpenghasilan rendah ini dengan berupaya membuat perencanaan dan pola pembiayaan perumahan bagi masyarakat golongan berpenghasilan rendah. Namun sampai saat ini kemampuan pemerintah untuk penyediaan rumah sangat terbatas. Keterbatasan

3 3 kemampuan pemerintah dalam penyediaan rumah untuk masyarakat golongan berpenghasilan rendah ini tanpa disadari telah memicu munculnya kawasankawasan perumahan yang tidak tertata sehingga menjadi kawasan kumuh. Kecenderungan perkembangan kawasan menjadi kumuh ini sebenarnya dapat diantisipasi akan tetapi usaha untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas lingkungan menjadi kumuh pada kawasan perumahan dirasakan masih kurang. Pada tahun 1995 pemerintah memprakarsai pembangunan rumah susun sederhana sewa di Cengkareng yang diperuntukkan bagi pemukim yang berada di bantaran Sungai Angke dan dari kantong-kantong kumuh di sekitar Jakarta Barat, seperti pemukiman yang berada di bawah jembatan layang atau dibawah jalan tol dalam kota, serta menampung korban banjir Jakarta pada tahun Kebijakan pembangunan rumah susun tersebut merupakan salah satu alternatif dalam penanganan permasalahan perumahan dan permukiman di Jakarta Barat. Rumah Susun Sederhana Sewa Cengkareng dirancang dengan pola pengelolaan rumah susun sederhana melalui peraturan-peraturan untuk pengelola maupun penghuni rumah susun. Namun, dalam kenyataannya peraturan tersebut tidak dapat berjalan dengan semestinya, hal ini dapat terlihat dalam beberapa aspek yaitu aspek pembiayaan sebagai perumahan yang bersifat sosial pembayaran sewa seharusnya diperuntukkan bagi operasional harian rumah susun sederhana sewa Cengkareng, terkadang dijadikan sarana jual beli bagi pihak pengelola.

4 4 Dari permasalahan tersebut muncul ide untuk membuat rancangan program penentuan biaya minimum sewa Rumah Susun sehingga semua penduduk Indonesia benar-benar bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak dan benar-benar menggunakan fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah. 1.2 Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup dari penelitian ini adalah : Data sekunder dari Rumah Susun Cengkareng dan data penduduk dari kelurahan Cengkareng di Jakarta Barat seperti gaji,tariff listrik, dan jumlah anggota dalam setiap keluarganya di sekitar kawasan rusun Cengkareng,. Perancangan Penentuan harga minimum sewa rumuh susun Cengkareng menggunakan Branch and Bound. Perancangan Penentuan harga minimum sewa rumuh susun Cengkareng dengan melihat dari aspek Gaji, Rekening listrik, dan jumlah anggota keluarga tersebut. 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan Tujuan dari pembuatan skripsi ini membuat program yang dapat digunakan :

5 5 Menekan biaya sewa Rumah Susun seminimum mungkin terutama di wilayah Rumah Susun Cengkareng. Memberikan masukan ke pada kantor pusat Rumah Susun tersebut agar bisa menggolongkan setiap harga sewa rusun yang ada menurut kemampuan golongan masing-masing penduduk seperti pada penelitian ini penulis mengambil berdasarkan gaji yang diperoleh, rekening listrik setiap bulannya, dan jumlah anggota keluarga mereka. Menurut penulis ke tiga faktor tersebut sudah mewakili syarat untuk menggolongkan kriteria mana saja yang bisa menempati kamar rusun tersebut. Menerapkan ilmu matematika sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam penentuan harga minimum sewa rumah susun khususnya rumah susun Cengkareng Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan skripsi ini antara lain : Bagi Pihak Rumah Susun : memberikan masukan agar penentuan harga sewa rumah susun berdasarkan kemampuan setiap anggota keluarga dan tidak disamaratakan. Bagi pengembang : Bisa sebagai acuan untuk memperluas atau menambahkan ide-ide yang akan mereka buat dikemudian hari.

6 6 Bagi penulis : Menambah ilmu dalam aplikasi yaitu dengan Branch and Bound untuk menyelesaikan masalah pencarian harga minimum sewa rumah susun. Serta menambah ilmu dalam merancang suatu program aplikasi dengan menggunakan Microsoft Visual Metodologi antara lain : Dalam penyusunan skripsi ini menggunakan beberapa metode penelitian Obyek Penelitian Pada pembuatan skripsi ini penulis melakukan penelitian observasi langsung pada Rumah Susun Cengkareng. Jenis Metode Penelitian Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, digunakan untuk memberikan solusi atau menyelesaikan masalah yang terjadi pada saat ini dan berpusat pada masalah aktual. Data yang digunakan 1. Data primer Data primer adalah data yang di dapat secara langsung dari narasumber yang berasal dari Rumah Susun Cengkareng.

7 7 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung misalnya data yang dikumpulkan dari beberapa orang lain yang berhubungan dengan kasus skripsi ini. Metode pengumpulan data 1. Metode pengamatan Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung ke lokasi. 2. Metode Wawancara Metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung atau melalui tanya jawab dengan nara sumber rumah susun Cengkareng. Mengenai harga-harga dan yang berkaitan dengan skripsi ini. 3. Studi Pustaka Metode pengumpulan data dengan mencari sumber-sumber yang berhubungan dengan skripsi ini dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi serta buku-buku yang berhubungan dalam penulisan skripsi ini.

8 8 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif yaitu bentuk analisis data yang dinyatakan dalam bentuk data yang dapat dihitung nilainya. Metode Perancangan Program Pada rancangan ini, program akan di buat dengan menggunkan Microsoft Visual 2008 Metode perancangan ini meliputi 3 tahap : 1. Perancangan awal 2. Desain struktur program 3. Desain tampilan layar 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini digunakan untuk mempermudah dan memperjelas isi dari uraian uraian dalam tiap-tiap bab. Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, tiap-tiap bab menjelaskan masalah-masalah sebagai berikut :

9 9 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini, diterangkan mengenai latar belakang, ruang lingkup dan batasan batasan pada skripsi ini, metodologi yang digunakan dalam merancang aplikasi, serta tujuan dan manfaat, dan sistematika penulisan skripsi. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai pembangunan Rumah Susun, dan teori teori yang digunakan dalam merancang aplikasi. Baik teori umum maupun teori khusus. BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini, menguraikan analisis sistem yang sedang berjalan yang meliputi sejarah umum Rumah Susun cengkareng, struktur organisasi, masalah yang sedang di hadapi, dan usulan pemecahan masalah serta menampilkan rancangan layar program yang akan di buat beserta flowchart dan pseudocode program tersebut. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai implementasi dari aplikasi yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Meliputi cara penggunaan aplikasi program yang telah dibuat beserta kelebihan dan kekurangan program aplikasi tersebut.

10 10 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai kesimpulan dari bab bab sebelumnya, dan masukan masukan yang diberikan bagi perkembangan aplikasi ini di kemudian hari.