Ns.Hj.Sri Rejeki, M.Kep, SP.Mat : Dosen Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Unimus

Transkripsi

1 HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PARITAS DAN PENGETAHUAN DENGAN UPAYA MENGATASI MUAL MUNTAH PADA KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GUBUG KABUPATEN GROBOGAN Siti Zaerotun 1 Ns.Hj.Sri Rejeki, M.Kep, SP.Mat 2 ABSTRACT Hyperemesis gravidarum wais excessive vomiting incidence of nausea in pregnant women can cause electrolyte imbalance levels, weight loss, dehydration, ketosis, and nutritional deficiencies. Efforts to overcome the nausea and vomiting in pregnant women with hyperemesis gravidarum done to minimize the impact on the mother such as dehydration, metabolic disorders and vitamins as well as for the baby such as abortion, low birth weight, prematurity and malformations in newborns. Characteristics of pregnant women consisting of age, education, occupation and parity were the factors contributing to the formation of health behaviors, including efforts to overcome the nausea and vomiting in pregnant women with hyperemesis gravidarum. The research objective was to determine the correlation of characteristics, parity, and knowledge with efforts to overcome the nausea and vomiting first trimester pregnant women with hyperemesis gravidarum in PKU Muhammadiyah Hospital Gubug Grobogan. This type of research was a descriptive study of the correlation with the cross sectional approach. The study population was all first trimester pregnant women with hyperemesis gravidarum as many as 36 people. Sampling technique was using saturation sampling as many as 36 people. The results showed that there was a significant correlation between age with the efforts to overcome the nausea and vomiting with p-value = 0,008. There was a significant correlation between education with efforts to overcome the nausea and vomiting with p-value = 0,030. There was a significant correlation between work with efforts to overcome the nausea and vomiting with p-value = 0,033. There was a significant correlation between parity with the efforts to overcome the nausea and vomiting with p-value = 0,009. There was a significant correlation between knowledge of the efforts to overcome the nausea and vomiting with p-value = 0,016. Pregnant women was expected to always improve the knowledge about nausea and vomiting during pregnaunincy to overcome them, so that the incidence of nausea, vomiting di not go unpunished but get proper treatment for health of the baby and the pregnant women themselves. Key Words: Age, education, occupation, parity, knowledge, efforts to overcome the nausea and vomiting 1. Ns.Hj.Sri Rejeki, M.Kep, SP.Mat : Dosen Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Unimus 2 Siti Zaerotun : Praktisi Keperawatan PKU Gubug Demak PENDAHULUAN Perubahan fisik yang di alami oleh ibuke hamil dapat menyebabkan tidaknyamanan, antara lain sering BAK, cloasma gravidarum, diare, odema, gatal-gatal, gusi berdarah, hemoroid,

2 mengidam, kram pada kaki, konstipasi dan lain-lain. Pada bulan pertama kehamilan timbul gejala mual (nausea). Mual muntah dalam kehamilan diakibatkan peningkatan hormon estrogen dan HCG (Human Chorionik Gonadrotropin), di jumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan yang di ikuti dengan timbulnya muntah (emesis), mual muntah pada wanita hamil terjadi pada pagi hari dikenal dangan morning sikness. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. (Winkjosastro, 2007). Mual muntah yang berlebihan (hiperemesis gravidarum) dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan berikutnya. Pada hampir 10% klien hiperemesis gravidarum di temukan gejala menetap selama kehamilan (Runiari, 2010). Target Millenium Development Goals (MDG s) yang dicanangkan World Health Organization (WHO) dengan tujuan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) sampai tiga perempat antara tahun menunjukkan bahwa AKI secara global masih tinggi. Angka kematian ibu melahirkan (Maternal Mortaliti Ratio) pada tahun 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup, pada tahun 2008 sebesar 227 per kelahiran hidup dan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 226 per kelahiran hidup. Target pencapaian MDG s pada tahun 2015 sebesar 102 per kelahiran hidup, sehingga di perlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut (Bappenas, 2010). AKI di Provinsi Jawa Tengah untuk tahun 2008 berdasarkan laporan dari kebupaten/kota sebesar 114,42/ kelahiran hidup. AKI pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 117,02/ kelahiran hidup. (Dinkes Jateng, 2009). Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Semarang jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Semarang pada tahun 2008 sebanyak 27 kasus dengan jumlah kelahiran hidup atau sekitar 107,31 per kelahiran hidup. Pada tahun 2009 mengalami penurunan sebanyak 22 kasus dari jumlah kelahiran hidup atau sekitar 85,47 per kelahiran hidup dan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 19 kasus dari atau sekitar 73,79 per kelahiran hidup (Dinkes Kota Semarang, 2010).

3 Tingginya AKI di Provinsi Jawa Tengah perlu di upayakan strategi untuk menguranginya, salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan melalui promosi kesehatan kepada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum. Perilaku upaya mengatasi mual muntah pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum perlu terus dilaksanakan dengan memberikan penjelasan bahwa kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, dan dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makan sedikit tapi lebih sering. Upaya mengatasi mual muntah pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dilakukan untuk meminimalisir dampak pada ibu seperti dehidrasi, gangguan metabolik dan vitamin serta bagi bayi seperti abortus, berat badan lahir rendah, prematur dan malformasi pada bayi baru lahir (Runiari, 2010). Karakteristik ibu hamil yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas adalah faktor yang ikut berperan dalam pembentukan perilaku kesehatan termasuk upaya mengatasi mual muntah pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa umur seseorang merupakan jumlah usia yang secara garis besar menjadi indikator dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan logis. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan diperoleh dari gagasan tersebut. Orang yang memiliki pekerjaan yang lebih layak guna pemenuhan semua kebutuhan hidupnya memiliki kecenderungan untuk memiliki tingkat kesehatan dan perilaku kesehatan yang lebih baik dari pada orang yang memiliki tingkat pekerjaan yang lebih rendah dengan asumsi memiliki kebutuhan hidup yang sama, oleh sebab itu seseorang yang memiliki pekerjaan yang layak akan lebih memperhatikan perilaku kesehatan untuk diri sediri dan lingkungannya. METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil trimester I dengan

4 hiperemesis gravidarum sebanyak 36 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh yakni semua anggota populasi di gunakan sebagai sampel penelitian. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian diperoleh adanya korelasi antara umur dan cara mengatasi mua muntah saat kehamilan seperti dalam gambar 1 sebagai berikut: r = 0,434, p = 0,008 Gambar 1 Diagram Tebar hubungan umur dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan Berdasarkan diagram tebar di atas dapat diketahui bahwa kemiringan garis linier bergerak dari bawah ke atas yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kedua variabel. Artinya apabila umur responden semakin tinggi (tua) maka upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I akan semakin baik. Uji statistik dengan menggunakan korelasi rank spearman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,434 dengan nilai p sebesar 0,008 (p < 0,05), hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I. Koefisien korelasi sebesar 0,434 menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti atau sedang (0,4 0,7) antara umur dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I.

5 r = 0,361, p = 0,030 Gambar 2 Diagram Tebar Hubungan pendidikan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan Berdasarkan diagram tebar di atas dapat diketahui bahwa kemiringan garis linier bergerak dari bawah ke atas yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kedua variabel. Artinya apabila pendidikan responden semakin tinggi maka upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I akan semakin baik. Uji statistik dengan menggunakan korelasi rank spearman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,361 dengan nilai p sebesar 0,030 (p < 0,05), hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I. Koefisien korelasi sebesar 0,361 menunjukkan hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti (0,2 0,4) antara pendidikan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I. r = 0,356, p = 0,033 Gambar 3 Diagram Tebar Hubungan pekerjaan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan

6 Berdasarkan diagram tebar di atas dapat diketahui bahwa kemiringan garis linier bergerak dari bawah ke atas yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kedua variabel. Artinya apabila pekerjaan responden semakin tinggi maka upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I akan semakin baik. Uji statistik dengan menggunakan korelasi rank spearman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,356 dengan nilai p sebesar 0,033 (p < 0,05), hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I. Koefisien korelasi sebesar 0,356 menujukkan adanya hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti (0,2 0,4) antara pekerjaan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I. r = 0,431, p = 0,009 Gambar 4.4 Diagram Tebar Hubungan paritas dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan Berdasarkan diagram tebar di atas dapat diketahui bahwa kemiringan garis linier bergerak dari bawah ke atas yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kedua variabel. Artinya apabila paritas responden semakin tinggi maka upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I akan semakin baik. Uji statistik dengan menggunakan korelasi rank spearman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,431 dengan nilai p sebesar 0,009 (p < 0,05), hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I. Koefisien korelasi sebesar 0,431 menunjukkan hubungan yang cukup berarti atau sedang (0,4 0,7) antara paritas dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I.

7 Gambar 4.5 Diagram Tebar Hubungan pengetahuan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan Berdasarkan diagram tebar di atas dapat diketahui bahwa kemiringan garis linier bergerak dari bawah ke atas yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kedua variabel. Artinya apabila pengetahuan responden semakin baik maka upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I akan semakin baik. Uji statistik dengan menggunakan korelasi rank spearman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,399 dengan nilai p sebesar 0,016 (p < 0,05), hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I. Koefisien korelasi sebesar 0,399 menunjukkan hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti (0,2 mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I. r = 0,399, p = 0,016 0,4) antara paritas dengan upaya PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur responden ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan adalah 23,81 tahun dengan standar deviasi 4,94. Umur termuda responden adalah 16 tahun dan umur tertua adalah 35 tahun. Umur adalah usia yang secara garis besar menjadi indikator dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan logis (Notoatmodjo, 200 7). Seperti yang dikatakan Hurlock ( 1999) bahwa semakin tinggi umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih dipercaya. Semakin tua umur seseorang, makin konstruktif dalam menganalisis terhadap masalah yang dihadapi. Pengalaman dan kematangan jiwa seseorang disebabkan semakin cukupnya umur

8 dan kedewasaan dalam berfikir dan bekerja. Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo ( 2007) bahwa seseorang yang umurnya lebih tua akan lebih banyak pengalamannya sehingga mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki, artinya semakin tua umur seseorang maka semakin baik pengetahuannya. Hasil riset ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumasari (2010) yang mendapatkan hasil bahwa mayoritas kejadian mual muntah pada ibu hamil terjadi pada usia 20 tahun 35 tahun yakni sebanyak 19 orang (76 %). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan responden ibu adalah pendidikan menengah (tamat SMA) yakni sebanyak 18 orang (50,0 %). Tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan menerima informasi kesehatan dari media massa dan petugas kesehatan. Banyak kasus kesakitan dan kematian masyarakat diakibatkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Suatu laporan dari negara bagian Kerala di India Utara menyatakan bahwa status kesehatan disana sangat baik, jauh diatas rata-rata status kesehatan nasional. Setelah ditelusuri ternyata tingkat pendidikan kaum wanitanya sangat tinggi diatas kaum pria (Amalia, 2009). Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup, terutama dalam memotivasi sikap dan berperan serta dalam perkembangan kesehatan (Runiari, 2010). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan responden ibu adalah tidak bekerja/ibu rumah tangga yakni sebanyak 20 orang (55,6%). Ibu hamil yang bekerja dengan layak akan memiliki tingkat sosial ekonomi yang baik sehingga dapat memenuhi kunjungan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan petunjuk petugas kesehatan, hal tersebut berdampak pada penerimaan ibu kehamilan karena ibu hamil akan mampu memenuhi semua kebutuhan saat kehamilan hingga kelahiran. Kunjungan pemeriksaan kehamilan yang rutin bermanfaat pada pemenuhan nutrisi ibu selama kehamilan dapat terpenuhi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar paritas responden adalah primipara yakni sebanyak 20 orang (55,6%). Paritas adalah keadaan seorang ibu yang

9 melahirkan janin lebih dari satu orang. Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah dilahirkannya. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya (Sarwono, 2001 ). Kusumasari (2010) menyatakan bahwa sebagian besar kejadian mual muntah dialami oleh kelompok ibu primigravida. Ibu primigravida memiliki kecenderungan menderita hiperemesis gravidarum karena kurangnya pengalaman pada kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden sebagian besar adalah baik yakni sebanyak 23 orang (63,9%). Pengetahuan atau kongnitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( overt behavior). Pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum yang diberikan kepada klien dan keluarga meliputi penyebab, komplikasi dan manajemen perencanaan, hal tersebut sangat penting karena peningkatan pemahaman akan mempengaruhi keadaan klien dan janinnya. Pemberian informasi yang adekuat dan pelibatan klien dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kehamilannya akan memberdayakan dan meningkatkan kerjasama dengan pemberi pelayanan kesehatan (Runiari, 2010). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya mengatasi mual muntah ibu sebagian besar adalah baik yakni sebanyak 23 orang (63,9%). Beberapa hal yang telah di lakukan oleh ibu hamil trimester I dengan hiperemesis gravidarum di RSU PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan untuk mengurangi rasa mual muntah, yaitu: a) meningkatkan pengetahuan tentang upaya mengatasi mual muntah dengan membaca buku, b) menghindari mengkonsumsi masakan yang banyak mengandung lemak, c) menghindari minuman yang berasa asam, d) menghindari bau-bauan yang beraroma tajam, e) tidak terlalu bekerja berat, f) mengkonsumsi buah-buahan segar, g) menerapkan pola makan porsi sedikit tapi sering agar janin tetap mendapatkan nutrisi, h) menghindari gerakan yang tiba-tiba, dan i) banyak minum air putih untuk mengganti cairan yang hilang saat muntah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan dengan nilai korelasi sebesar 0,434 dan nilai p sebesar 0,008. Hal ini berarti apabila umur responden semakin tinggi (tua) maka upaya

10 mengatasi mual muntah akan semakin baik. Hasil riset ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumasari (2010) yang mendapatkan hasil bahwa mayoritas kejadian mual muntah pada ibu hamil terjadi pada usia 20 tahun 35 tahun yakni sebanyak 19 orang (76 %). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan upaya mengatasi mual muntah. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pendidikan responden semakin tinggi maka upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I akan semakin baik. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat memperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian menentukan pilihan dalam pelayanan kesehatan dan menerapkan hidup sehat. Tingkat pendidikan, khususnya tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatan (Depkes RI, 1999). Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2007) tentang hubungan antara karakteristik dengan perilaku ibu tentang kelainan refraksi studi kasus di SD Kemayoran I dan II Krembang Surabaya di dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku ibu tentang kelainan refraksi dengan nilai r = 0,335 dan p = 0,010. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Amalia (2009) tentang ditemukan hasil bahwa hubungan antara pendidikan, pendapatan dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada pedagang Hidangan Istimewa Kampung (Hik) di Pasar Kliwon dan Jebres Kota Surakarta ditemukan hasil bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dan PHBS (p = 0,003) pada pedagang HIK. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan upaya mengatasi mual muntah. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pekerjaan responden semakin baik maka upaya mengatasi mual muntah akan semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan upaya mengatasi mual muntah. Hal ini menunjukkan bahwa apabila paritas responden semakin tinggi maka upaya mengatasi mual muntah akan semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan upaya mengatasi mual muntah Hal ini menunjukkan apabila pengetahuan responden semakin baik maka upaya mengatasi mual muntah akan semakin

11 baik. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitarini (2009) tentang hubungan pengetahuan ibu hamil trimester I dengan upaya mengatasi keluhan di bidan Ny. Sri Susanti Banjarejo Guntur Demak di temukan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang mual muntah dengan upaya mengatasi mual muntah. Simpulan Terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan dengan nilai p = 0,008. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan dengan nilai p = 0,030. Terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan dengan nilai p = 0,033. Terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan dengan nilai p = 0,009. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan dengan nilai p = 0,016. KEPUSTAKAAN Minerva Ridawanti Kusumasari. (2010). Studi Diskriptif Usia, Paritas, dan sebagai Faktor Predisposisi kejadian Emesis Gravidarum pada ibu hamil Trimester I di RB YKWP, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Semarang Universitas Muhammadiyah Semarang. Skripsi. Notoatmodjo. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Prawirohardjo, S. (2009) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Puspitarini, W. ( 2009). Hubungan Pengetahuan ibu Hamil Tentang Keluhan Mual Muntah pada masa Kehamilan Trimester I dengan upaya dalam Mengatasi Keluhan di BPS Ny Sri Susanti, Am. Keb, Kabupaten Demak, jawa tengah. Semarang, Universitas Muhammadiyah Semarang. Skripsi Runiari, N. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hiperemesis Gravidarum Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

12 Septi, D. (2011). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Emesis Gravidarum Dengan Upaya Mengatasi Emesis Gravidarum (Studi Pada Ibu Hamil di BPS Wahyu Purnomo, Am. Keb). Semarang, Universitas Muhammadiyah Semarang. KTI Winknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

13