PENGARUH AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK TERHADAP PERWUJUDAN TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS DAN KONSEP VALUE FOR MONEY
|
|
- Hamdani Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK TERHADAP PERWUJUDAN TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS DAN KONSEP VALUE FOR MONEY (Studi kasus di RSUD Kelas B Kabupaten Subang) Oleh: Icih & Asro Nur Astuti ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui akuntansi keuangan sektor publik, transparansi, akuntabilitas, value for money dan pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap transparansi, akuntabilitas dan konsep value for money. Dalam penelitian ini ada empat variabel yang digunakan, yaitu: akuntansi keuangan sektor publik, transparansi, akuntabilitas dan value for money. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 29 responden. Data yang diperoleh berskala ordinal, kemudian ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval. Metode Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 25 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
2 analisis data menggunakan analisis regresi sederhana dan koefisien determinasi, serta pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Dengan menggunakan analisis regresi sederhana diperoleh persamaan: Y 1 = 10, ,101 X; Y 2 = 1, ,431 X; dan Y 3 = 3, ,613 X. Berdasarkan hasil uji t mengenai pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap transparansi, akuntabilitas dan konsep value for money menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara akuntansi keuangan sektor publik terhadap akuntabilitas dan konsep value for money. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis dimana H 0 ditolak, karena t hitung(b) 7,367 > t tabel 2,052; dan t hitung(c) 3,850 > t tabel 2,052. Sedangkan hasil uji t menunjukkan bahwa akuntansi keuangan sektor publik tidak berpengaruh signifikan terhadap transparansi, karena t hitung(a) 1,809 < t tabel 2,052 atau dengan kata lain H 0 diterima. Berdasarkan hasil koefisien determinasi, diketahui pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap transparansi sebesar 10,8%; pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap akuntabilitas sebesar 66,8%; dan pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap value for money sebesar 35,4%. Kata kunci : Akuntansi Keuangan Sektor Publik, Transparansi, Akuntabilitas, Konsep Value for Money. 1. Latar Belakang 26 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
3 Akuntansi sektor publik memiliki hubungan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang mempengaruhi lembagalembaga publik tersebut. Secara kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat dan daerah serta unit kerja pemerintah), perusahaan milik negara dan daerah (BUMN dan BUMD), yayasan, universitas, organisasi politik dan organisasi masa, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sebagai organisasi yang mengelola dana masyarakat, organisasi sektor publik seyogyanya mampu memberikan pertanggungjawaban publik melalui laporan keuangannya. Seperti halnya yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan komersial, informasi berupa laporan keuangan tersebut seharusnya merupakan hasil dari sebuah proses akuntansi. Informasi menjadi sangat penting karena merupakan sarana komunikasi efektif antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat lainnya Untuk itu, selain disajikan secara utuh, informasi keuangan juga harus memiliki kualitas yang baik. Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 27 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
4 Menurut Ian Ball dalam Harun (2009:v), Chief Executive International Federation of Accountants, mengemukakan alasan perlunya kualitas informasi keuangan yang akurat dan tepat waktu dalam pemerintah sebagai berikut: 1. Pemerintah di negara mana pun di seluruh dunia mengumpulkan, mengatur, dan membelanjakan dana masyarakat ribuan miliar dolar dengan tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Jika institusi pemerintah tidak beroperasi secara efisien dan efektif tidak dapat dipungkiri sebagai suatu kebocoran besarbesaran dalam suatu ekonomi. 2. Pemerintah diberi kepercayaan oleh rakyat pemilih untuk mengelola aset dan kewajiban yang telah diakumulasi selama puluhan tahun sehingga akan berpengaruh terhadap kesejahteraan warga negara di masa yang akan datang. Dengan demikian, masyarakat berhak terhadap akses informasi yang menjadi dasar tanggung jawab pemerintah atas penggunaan sumber-sumber ekonomi publik, termasuk informasi apakah pendapatan yang diperoleh cukup untuk pembiayaan operasional dan aktivitas pelayanan publik, dan kemampuan pemerintah memenuhi kewajibannya sekarang, serta kemampuan menghadapi krisis yang mungkin terjadi. 3. Terkait dengan alasan kedua, bahwa sebuah demokrasi yang sehat membutuhkan warga negara 28 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
5 yang percaya akan kredibilitas politisi dan pejabat serta masyarakat yang peduli terhadap proses politik. Kepercayaan masyarakat meningkat jika pemerintah secara konsisten memberikan informasi akuntabilitas keuangan yang transparan dan terpercaya yang pada akhirnya memperkuat dukungan mereka terhadap pemerintah yang berkuasa. Dengan demikian, transparansi dan kualitas keuangan pemerintah berperan vital dalam membangun kualitas demokrasi dan pemerintahan yang efektif. Beberapa alasan di atas memberikan gambaran akan pentingnya penyajian informasi keuangan yang berkualitas. Terlebih lagi dengan adanya otonomi daerah pada era reformasi ini. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU 32/2004). Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, yang merupakan limpahan pemerintah pusat kepada daerah. Pendelegasian kewenangan tersebut disertai dengan penyerahan dan pengalihan pendanaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia (SDM) dalam kerangka desentralisasi fiskal. Implikasi langsung pendelegasian kewenangan dan penyerahan dana tersebut adalah kebutuhan untuk mengatur hubungan keuangan antara pusat-daerah dan pertanggungjawaban pengelolaan Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 29 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
6 keuangan oleh pemerintah daerah. Agar dapat merealisasikan pengaturan, pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan inilah, maka pengembangan dan pengaplikasian akuntansi sektor publik sangat mendesak dilakukan sebagai alat untuk melakukan transparansi dalam mewujudkan akuntabilitas publik guna mencapai good governance (accounting for governance). United Nation Development Program (UNDP) dalam Mardiasmo (2006:2) memberikan definisi governance sebagai cara pengelolaan negara dengan mempertimbangkan aspek politik yang mengacu pada proses pembuatan kebijakan; aspek ekonomi yang mengacu pada proses pembuatan keputusan yang berimplikasi pada masalah pemerataan, penurunan kemiskinan, serta peningkatan kualitas hidup; dan aspek administratif yang mengacu pada sistem implementasi kebijakan. Dengan demikian, orientasi pembangunan sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan good governance. Lebih jauh, UNDP memberikan beberapa karakteristik pelaksanaan good governance, antara lain transparency, responsiveness, consensus orientation, equity, efficiency dan effectiveness, serta accountability. Dari karakterikstik tersebut, paling tidak terdapat tiga hal yang dapat diperankan oleh akuntansi sektor publik, yaitu terwujudnya transparansi, akuntabilitas, dan value for money. 30 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
7 Akuntabilitas diartikan sebagai kewajiban para pemegang kekuasaan (pejabat publik) untuk mempertanggungjawabkan segala aktivitasnya yang mengatasnamakan publik ( Transparansi adalah keterbukaan (opennes) pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik. Sedangkan value for money (VFM) merupakan konsep pengelolaan yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas (Mardiasmo:2006). Salah satu bagian dari akuntansi sektor publik adalah akuntansi keuangan. Akuntansi keuangan sektor publik sangat erat kaitannya dengan fungsi akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan untuk pihak eksternal organisasi, salah satunya adalah masyarakat sebagai pengguna barang/jasa yang dihasilkan organisasi publik. Sebagai salah satu organisasi sektor publik, rumah sakit pun dituntut untuk melaporkan segala aktivitasnya sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat. Tidak hanya itu, sebagaimana organisasi lainnya, rumah sakit pun dituntut pula untuk mengelola sumber dayanya secara ekonomi, efisien dan efektif, namun tetap memperhatikan nilai-nilai sosial. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang merupakan salah satu SKPD di Kabupaten Subang. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 31 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
8 Akuntansi Keuangan Sektor Publik terhadap Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value for Money (Studi Kasus di RSUD Kelas B Kabupaten Subang). 2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan akuntansi keuangan sektor publik di RSUD Kelas B Kabupaten Subang? 2. Bagaimana transparansi di RSUD Kelas B Kabupaten Subang? 3. Bagaimana akuntabilitas di RSUD Kelas B Kabupaten Subang? 4. Bagaimana konsep value for money di RSUD Kelas B Kabupaten Subang? 5. Bagaimana pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap perwujudan transparansi, akuntabilitas dan konsep value for money di RSUD Kelas B Kabupaten Subang? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris mengenai : 32 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
9 1. Penerapan akuntansi keuangan sektor publik di RSUD Kelas B Kabupaten Subang. 2. Transparansi di RSUD Kelas B Kabupaten Subang. 3. Akuntabilitas di RSUD Kelas B Kabupaten Subang. 4. Konsep value for money di RSUD Kelas B Kabupaten Subang. 5. Pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap perwujudan transparansi, akuntabilitas dan konsep value for money di RSUD Kelas B Kabupaten Subang. 3. Kerangka Pemikiran Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Organisasi sektor publik sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan. Tetapi, berbeda dengan entitas ekonomi yang lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari laba, sumber daya ekonomi organisasi sektor publik dikelola tidak untuk tujuan mencari laba (nirlaba). Kita dapat menjumpai organisasi sektor publik serta berbagai aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat mengingat urusan sehari-hari kita yang Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 33 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
10 tidak terlepas dari peran serta organisasi sektor publik. Organisasi sektor publik ini muncul dalam berbagai bentuk di masyarakat. Sebagian besar merupakan organisasi pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Ada pula yang menjalankan aktivitasnya dalam berbagai bentuk yayasan, mulai dari yayasan yang menyelenggarakan pendidikan, yayasan yang bergerak di bidang sosial, sampai dengan yayasanyayasan yang bidangnya sangat khusus seperti yayasan beasiswa. Termasuk juga organisasi sektor publik adalah lembaga-lembaga keagamaan, LSM, partai politik, rumah sakit, dan sekolah. Organisasi sektor publik menjadi berbeda dan unik karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Organisasi sektor publik bertujuan tidak untuk mencari keuntungan finansial. 2. Organisasi sektor publik dimiliki secara kolektif oleh publik. 3. Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan. 4. Keputusan-keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi didasarkan pada konsensus. Organisasi sektor publik pun memiliki kesamaan dengan entitas bisnis lainnya. Beberapa kesamaan tersebut antara lain: 34 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
11 1. Keduanya merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah sistem perekonomian nasional yang secara bersama-sama menggunakan sumber daya, baik sumber daya finansial, modal, maupun manusia. Keduanya saling bertransaksi dan saling membutuhkan. 2. Kedua-duanya sama-sama menghadapi sumber daya ekonomi yang terbatas untuk mencapai tujuantujuannya. 3. Keduanya mempunyai pola manajemen keuangan yang sama yang dimulai dari perencanaan sampai pengendalian dimana penggunaan akuntansi menjadi kebutuhan. 4. Dalam beberapa hal, keduanya mempunyai output produk yang sama. Misalnya, pemerintah menyediakan alat transportasi berupa bus damri sementara ada juga pihak swasta yang bergerak di sektor transportasi dan menyediakan sarana bus untuk masyarakat (Deddi Nordiawan:2006:1). Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Hal ini dikarenakan organisasi sektor publik dirasakan kurang ekonomis, kurang efisien, kurang efektif dan kurang transparan. Tuntutan berakuntabilitas, bertransparansi dan berkonsep value for money inilah yang menyebabkan perlunya pengembangan Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 35 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
12 dalam akuntansi sektor publik, khususnya bidang pemerintahan. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003). Pada dasarnya, akuntabilitas adalah pemberian informasi dan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan kinerja finansial kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Schiavo-Campo dan Tomasi, 1999). Mardiasmo (2006:3) menyatakan dimensi akuntabilitas publik meliputi akuntabilitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas finansial. Governmental Accounting Standards Board (GASB, 1999) dalam Concepts Statement No. 1 tentang Objectives of Financial Reporting dalam Mardiasmo (2006:3) menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar pelaporan keuangan di pemerintahan yang didasari oleh adanya hak masyarakat untuk mengetahui dan menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya dan penggunaannya. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas memungkinkan masyarakat untuk menilai pertanggungjawaban pemerintah atas semua aktivitas yang dilakukan. Concepts Statement No. 1 menekankan 36 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
13 pula bahwa laporan keuangan pemerintah harus dapat membantu pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik dengan membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan, menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi, membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan masalah keuangan dan ketentuan lainnya, serta membantu dalam mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas. Pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan (opennes) pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik. Transparansi informasi terutama informasi keuangan dan fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami (Schiavo-Campo dan Tomasi, 1999). Transparansi dapat dilakukan apabila ada kejelasan tugas dan kewenangan, ketersediaan informasi kepada publik, proses penganggaran yang terbuka, dan jaminan integritas dari pihak independen mengenai prakiraan fiskal, informasi, dan penjabarannya (IMF, 1998 dalam Schiavo-Campo dan Tomasi, 1999). Pada saat ini, pemerintah sudah mempunyai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan (PP No. 24 Tahun 2005). Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 37 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
14 Kerangka transparansi dan akuntabilitas publik dibangun paling tidak atas lima komponen, yaitu sistem perencanaan strategik, sistem pengukuran kinerja, sistem pelaporan keuangan, saluran akuntabilitas publik (channel of public accountability), dan auditing sektor publik yang dapat diintegrasikan kedalam tiga bagian akuntansi sektor publik, yaitu Akuntansi Manajemen Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Sektor Publik, dan Auditing Sektor Publik. Hal lain yang berkaitan pengembangan akuntansi sektor publik adalah Value for money. Value for money (VFM) merupakan konsep pengelolaan yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Ekonomi adalah pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan dengan menghindari pengeluaran yang boros. Efisiensi merupakan pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana, efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output. 38 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
15 Gambar Bagan Kerangka Pemikiran Rumah Sakit Organisasi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Sektor Publik Transparansi Akuntabilitas Value for money Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik terhadap Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value for Money Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 39 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
16 4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut. a. H 0 = Akuntansi keuangan sektor publik (X) tidak memiliki pengaruh terhadap transparansi (Y 1 ) secara signifikan H 1 = Akuntansi keuangan sektor publik (X) memiliki pengaruh terhadap transparansi (Y 1 ) secara signifikan. b. H 0 = Akuntansi keuangan sektor publik (X) tidak memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas (Y 2 ) secara signifikan. H 1 = Akuntansi keuangan sektor publik (X) memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas (Y 2 ) secara signifikan. c. H 0 = Akuntansi keuangan sektor publik (X) tidak memiliki pengaruh terhadap value for money (Y 3 ) secara signifikan. H 1 = Akuntansi keuangan sektor publik (X) memiliki pengaruh terhadap value for money (Y 3 ) secara signifikan. 40 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
17 5. Metode Penelitian Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas pengamatan, wawancara, studi dokumentasi, dan kuesioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jajaran manajemen dan para pegawai atau karyawan di bagian keuangan RSUD Kelas B Kabupaten Subang. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y), maka dilakukan penyebaran kuesioner kepada 41 orang responden. Jumlah responden tersebut merupakan populasi dari penelitian ini, yaitu terdiri dari 4 orang dari jajaran manajemen dan 37 orang karyawan di bagian keuangan RSUD Kelas B Kabupaten Subang. Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 41 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
18 Operasionalisasi Variabel Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Akuntansi keuangan sektor publik (X) mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembagalembaga tinggi negara dan Standar akuntansi keuangan sektor publik Penggunaan standar akuntansi keuangan sektor publik Ordinal 42 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
19 Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala departemen-departemen di bawahnya, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyekproyek kerjasama sektor publik dan swasta. Sistem akuntansi sektor publik Sistem pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran, serta pelaporan Dasar akuntansi yang digunakan Konsistensi penggunaan teknik/metode akuntansi Ordinal Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 43 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
20 Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Transparansi (Y 1 ) keterbukaan (opennes) atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik Transparansi atas laporan keuangan Pemahaman akan pentingnya transparansi Pengungkapan hal-hal yang sifatnya material Pengungkapan secara berkala Kebebasan memperoleh informasi Ordinal 44 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
21 Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Akuntabilitas (Y 2 ) kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Akuntabilitas finansial Akuntabilitas program penyajian segala aktivitas organisasi kepada pihak yang berkepentingan penilaian atau tindak lanjut terhadap akuntabilitas tingkat pelaksanaan program pertimbangan alternatif program Ordinal Ordinal Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 45 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
22 Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Value for Money (VFM) (Y 3 ) merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama yaitu: ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Sumber: Mardiasmo (2006:3) Mardiasmo (2005:22) Ekonomi dan Efisiensi Efektivitas Alokasi biaya Kualitas pelayanan Ordinal Ordinal 46 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
23 6. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari kuesioner kemudian dikumpulkan dan diolah dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan/pernyataan berdasarkan skala Likert. Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disebarkan kepada responden. Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menggunakan analisis transformasi data. Transformasi data merupakan suatu proses untuk merubah bentuk data sehingga siap untuk dianalisis. Transformasi juga bisa dilakukan untuk mengubah data kategori ke dalam bentuk numerik dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Untuk menguji tingkat kecocokan atau tingkat signifikansi, digunakan sebesar 5% dengan tingkat kepercayaan 95% (df (degree of freedom) = n - 2), karena tingkat ini cukup mewakili untuk digunakan dalam penelitian sosial. Untuk mengetahui pengaruh akuntansi sektor publik terhadap transparansi, akuntabilitas, dan value for money, maka dalam pengujian statistik digunakan program SPSS versi dengan cara menghitung analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (akuntansi sektor publik) terhadap variabel Y Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 47 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
24 (transparansi, akuntabilitas, dan value for money) serta untuk mengetahui bagaimana perubahan variabel Y bila nilai variabel X dinaikkan atau diturunkan nilainya, dengan rumus umum sebagai berikut: dimana: a = b = Keterangan: ( Y) ( X) 2 ( X) ( XY) n ( X 2 ) ( X) 2 n ( XY) ( X) ( Y) n ( X 2 ) ( X) 2 X = variabel independen (akuntansi keuangan sektor publik) Y = variabel dependen, terdiri dari: Y 1 = transparansi Y 2 = akuntabilitas Y 3 = value for money (VFM) a = konstanta, menunjukkan nilai Y pada saat X = 0 48 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
25 b = koefisien regresi, merupakan perubahan variabel Y akibat perubahan satu unit variabel X. Menetapkan kriteria ditolak atau diterimanya H 0 dilakukan dengan mencari nilai t hitung, kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Adapun rumus untuk mencari nilai t adalah sebagai berikut: dimana: n r t = jumlah responden = koefisien korelasi = nilai t hitung Dengan kriteria sebagai berikut: Jika t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima Jika t hitung < t tabel, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Perhitungan Koefisien Determinasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel akuntansi keuangan sektor publik (X) mempengaruhi transparansi (Y 1 ), akuntabilitas (Y 2 ) dan value for money (Y 3 ), dengan menggunakan rumus: Kd = r 2 x 100% Dimana : Kd = Koefisien determinasi r 2 = Koefisien regresi Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 49 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
26 7. Analisis Hasil Pengumpulan Data Hasil uji validitas untuk kuesioner akuntansi keuangan sektor publik terhadap perwujudan transparansi, akuntabilitas dan konsep value for money dengan dk atau df = 29 2 = 27 pada tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05 diperoleh nilai r tabel = 0,2451, bahwa item-item kuesioner memiliki nilai r hitung yang positif dan r hitung > r tabel, sebagaimana kriteria yang telah ditetapkan di atas. Hal ini menunjukkan bahwa item-item kuesioner tersebut sudah valid. Hasil pengujian reliabilitas: a. Kuesioner penerapan akuntansi keuangan sektor publik (X), memiliki nilai alpha sebesar 0,757. Artinya, alpha > r tabel. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kuesioner penerapan akuntansi keuangan sektor publik sudah reliable (handal). b. Kuesioner variabel transparansi (Y 1 ) nilai alpha = 0,714. Artinya, alpha > r tabel. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kuesioner variabel transparansi (Y 1 ) sudah reliable. c. Kuesioner variabel akuntabilitas (Y 2 ) menunjukkan nilai alpha = 0,781. Artinya, alpha > r tabel. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kuesioner variabel akuntabilitas (Y 2 ) sudah reliable. d. Kuesioner variabel value for money (Y 3 ) menunjukkan nilai alpha sebesar 0,757. Artinya, alpha > r tabel. Dengan demikian dapat dinyatakan 50 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
27 bahwa kuesioner variabel value for money (Y 3 ) sudah reliable. Jumlah kuesioner yang kembali hanya 29 dari 41 eksemplar, maka untuk menyusun kelas interval setiap variabel digunakan angka pengali 29 untuk jumlah kuesioner. Untuk variabel X dan Y 3, karena memiliki jumlah butir pernyataan yang sama, yaitu 10, maka penyusunan kelas intervalnya seperti langkah berikut: Total kuesioner tertinggi : 29 x 10 x 5 = 1450 Total kuesioner terendah : 29 x 10 x 1 = 290 Kedua nilai tersebut, yaitu 1450 dan 290, diselisihkan lalu dibagi 5, sehingga diperoleh 232 rentang nilai dari masing-masing kelas interval untuk variabel X. Bila total nilai kuesioner yang didapat: , maka variabel X dinilai tidak sesuai , maka variabel X dinilai kurang sesuai , maka variabel X dinilai cukup sesuai , maka variabel X dinilai sesuai , maka variabel X dinilai sangat sesuai Untuk variabel Y 1 : Total kuesioner tertinggi : 29 x 4 x 5 = 580 Total kuesioner terendah : 29 x 4 x 1 = 116 Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 51 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
28 Hasil dari selisih kedua nilai tersebut dibagi 5 akan menjadi rentang nilai dari masing-masing kelas interval untuk variabel Y 1, yakni: = ( )/5 = 464/5 = 92,8 93 rentang nilai. Bila total nilai kuesioner yang didapat: , maka variabel Y 1 dinilai tidak sesuai , maka variabel Y 1 dinilai kurang sesuai , maka variabel Y 1 dinilai cukup sesuai , maka variabel Y 1 dinilai sesuai , maka variabel Y 1 dinilai sangat sesuai Untuk variabel Y 2 : Total kuesioner tertinggi : 29 x 5 x 5 = 725 Total kuesioner terendah : 29 x 5 x 1 = 145 Hasil dari selisih kedua nilai tersebut dibagi 5 akan menjadi rentang nilai dari masing-masing kelas interval untuk variabel Y 2, yakni: = ( )/5 = 580/5 = 116 rentang nilai Bila total nilai kuesioner yang didapat: , maka variabel Y 2 dinilai tidak sesuai , maka variabel Y 2 dinilai kurang sesuai , maka variabel Y 2 dinilai cukup sesuai , maka variabel Y 2 dinilai sesuai , maka variabel Y 2 dinilai sangat sesuai 52 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
29 Tabel Jawaban Kuesioner Variabel X Variabel Dimensi Indikator No. item kuesioner Akuntansi keuangan sektor publik Standar akuntansi keuangan sektor publik Sistem akuntansi sektor publik Penggunaan standar akuntansi keuangan sektor publik Sistem pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran, serta pelaporan Skor yang dicapai Skor maksimal % , ,76 94,48 84,14 97,24 89,65 89,65 92,41 Total ,05 Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 53 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
30 Dasar akuntansi yang digunakan Konsistensi penggunaan teknik/metode akuntansi , ,52 Total ,45 Sumber : Data primer yang telah diolah Tabel Jawaban Kuesioner Variabel Y 1 Variabel Y 1 Transparansi Dimensi Transparansi atas laporan keuangan Indikator Pemahaman akan pentingnya transparansi No. item kuesioner Skor yang dicapai Skor maksimal % ,76 54 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
31 Pengungkapan hal yang sifatnya material Pengungkapan secara berkala , ,93 Kebebasan memperoleh informasi ,52 Total ,97 Sumber : Data primer yang telah diolah Tabel Jawaban Kuesioner Variabel Y 2 Variabel Y 2 Dimensi Indikator No. item kuesioner Skor yang dicapai Skor maksimal % Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 55 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
32 Akuntabilitas Akuntabilitas finansial Akuntabilitas program penyajian segala aktivitas organisasi kepada pihak yang berkepentingan penilaian atau tindak lanjut terhadap akuntabilitas , , ,07 Total ,10 Rata-rata ,00 tingkat pelaksanaan program pertimbangan alternatif program , ,90 Rata-rata ,07 Total ,83 Sumber : Data primer yang telah diolah 56 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
33 Variabel Y 3 Value for money Dimensi Ekonomi dan Efisiensi Efektivitas Tabel Jawaban Kuesioner Variabel Y 3 No. item Skor Indikator kuesioner yang dicapai Alokasi biaya Kualitas pelayanan Skor maksimal % ,24 40,00 61,38 64,83 63,45 82,76 Total , , , , ,34 Total ,76 Total ,07 Sumber : Data primer yang telah diolah Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 57 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
34 Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh akuntansi keuangan sektor publik (X) terhadap transparansi (Y 1 ), akuntabilitas (Y 2 ) dan value for money (Y 3 ). Hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi sebagai berikut: Y 1 = 10, ,101 X Y 2 = 1, ,431 X Y 3 = 3, ,613 X Berdasarkan tabel hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana di atas dengan menggunakan SPSS versi.12.00, maka diperoleh t hitung untuk hipotesis (a) = 1,809; hipotesis (b) = 7,367; dan hipotesis (c) = 3,850. Dengan df = n 2 = 29 2 = 27 dan α = 5%, didapat t tabel sebesar 2,052. Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat diketahui bahwa dari ketiga hipotesis tersebut, dua diantaranya memiliki t hitung > t tabel, yaitu hipotesis (b) dimana 7,367 > 2,052 dan hipotesis (c) dimana 3,850 > 2,052. Sedangkan hipotesis (a) memiliki nilai t hitung < t tabel, yakni 1,809 < 2,052. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk hipotesis (b) dan (c) H 0 ditolak dan H 1 diterima. H 0 ditolak memiliki arti bahwa akuntansi keuangan sektor publik (X) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap: akuntabilitas (Y 2 ) dan value for money (Y 3 ). Sebaliknya untuk hipotesis (a), dimana H 0 diterima dan H 1 ditolak. H 0 diterima memiliki arti bahwa akuntansi keuangan sektor publik (X) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap transparansi (Y 1 ). 58 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
35 Dengan bantuan SPSS versi 12.00, maka dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R square) seperti pada tabel di bawah ini: Koefisien determinasi (a) Model 1 Model Summary Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate,329 a,108,075 1,51447 a. Predictors: (Constant), X Koefisien determinasi (b) Model 1 Model Summary Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate,817 a,668,655 1,58571 a. Predictors: (Constant), X Koefisien determinasi (c) Model 1 Model Summary Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate,595 a,354,331 4,31218 a. Predictors: (Constant), X Dari hasil perhitungan koefisien determinasi di atas, diperoleh nilai koefisien determinasi (a) sebesar 10,8%. Koefisien determinasi (a) menunjukkan besarnya Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 59 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
36 pengaruh akuntansi keuangan sektor publik (X) terhadap transparansi (Y 1 ). Artinya, pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap transparansi sebesar 10,8%. Sedangkan sisanya sebesar 89,2% merupakan faktor lain yang mempengaruhi transparansi. Nilai koefisien determinasi (b) sebesar 66,8%. Koefisien determinasi (b) menunjukkan besarnya pengaruh akuntansi keuangan sektor publik (X) terhadap akuntabilitas (Y 2 ). Artinya, pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap akuntabilitas sebesar 66,8%. Ini menunjukkan bahwa akuntansi keuangan sektor publik mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap akuntabilitas. Sedangkan sisanya sebesar 33,2% merupakan faktor lain yang mempengaruhi akuntabilitas. Nilai koefisien determinasi (c) sebesar 35,4%. Koefisien determinasi (c) menunjukkan besarnya pengaruh akuntansi keuangan sektor publik (X) terhadap value for money (Y 3 ). Artinya, pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap value for money sebesar 35,4%. Sedangkan sisanya sebesar 64,6% merupakan faktor lain yang mempengaruhi value for money. Adapun faktor lain yang mempengaruhi transparansi, akuntabilitas dan value for money dapat dikarenakan penerapan akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemen serta audit sektor publik pada organisasi/lembaga-lembaga publik. 60 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
37 8. Kesimpulan 1. Penerapan Akuntansi Keuangan Sektor Publik dinilai telah sangat sesuai, hal ini dapat dilihat dari total jawaban kuesioner sebesar 1268 yang berada pada interval atau mencapai 87,45%. 2. Transparansi dinilai telah sesuai. Hal ini dapat dilihat dari total jawaban kuesioner sebesar 487 yang berada pada interval atau mencapai 83,97%. 3. Akuntabilitas dinilai telah sesuai. Hal ini dapat dilihat dari total jawaban kuesioner sebesar 557 yang berada pada interval atau mencapai 76,83%. 4. Value for money dinilai telah cukup sesuai. Hal ini dapat dilihat dari total jawaban kuesioner sebesar 958 yang berada pada interval atau mencapai 66,07%. 5. Berdasarkan hasil uji t dengan menggunakan SPSS, dengan df = 27 dan α = 5%, diperoleh nilai t hitung untuk hipotesis (a) = 1,809; hipotesis (b) = 7,367; dan hipotesis (c) = 3,850. Sedangkan nilai t tabel = 2,052. Berdasarkan perbandingan nilai t hitung dengan t tabel, dapat diketahui bahwa dari ketiga hipotesis tersebut, hanya hipotesis (b) dan (c) saja yang memiliki t hitung > t tabel, yaitu 7,367 > 2,052 dan 3,850 > 2,052. Artinya bahwa akuntansi keuangan sektor publik berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas dan value for money. Sedangkan hipotesis (a) memiliki t hitung < t tabel, yaitu 1,809 < 2,052 yang artinya bahwa akuntansi keuangan sektor publik tidak berpengaruh signifikan Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 61 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
38 terhadap transparansi. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi, diperoleh nilai R square X terhadap Y 1 sebesar 10,8%. Artinya, pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap transparansi sebesar 10,8%. Nilai R square X terhadap Y 2 sebesar 66,8%. Artinya, pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap akuntabilitas sebesar 66,8%. Sedangkan nilai R square X terhadap Y 3 sebesar 35,4%. Artinya, pengaruh akuntansi keuangan sektor publik terhadap value for money sebesar 35,4%. Jadi, dapat dikatakan bahwa akuntansi keuangan sektor publik memiliki pengaruh yang paling besar terhadap akuntabilitas publik. 6. Adapun faktor lain yang mempengaruhi transparansi, akuntabilitas dan value for money seperti akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemen serta audit sektor publik pada organisasi/lembaga-lembaga publik belum diteliti. 7. Penelitian ini hanya memfokuskan RSUD sebagai SKPD. Penelitian ini belum memperhatikan RSUD sebagai Badan Layanan Umum yang mempunyai konsekuensi hukum yang berbeda dari RSUD sebagai SKPD. 62 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
39 9. Saran 1. Perlunya penyelenggaraan pelatihan, seminar dan workshop yang lebih intensif, baik internal maupun eksternal, sebab berdasarkan data yang diperoleh penyelenggaraan pelatihan, seminar dan workshop, baik internal maupun eksternal pada tahun 2009, menurun sebesar 53,3% dibandingkan dengan penyelenggaraan pada tahun 2008, yaitu dari 45 kali pada tahun 2008 menjadi 24 kali pada tahun Jika memungkinkan, ada baiknya agar organisasi melakukan perbandingan antara biaya organisasi dengan biaya organisasi lain yang sejenis yang dapat diperbandingkan, misalnya dengan rumah sakit umum daerah kelas B lainnya atau rumah sakit swasta yang setaraf guna mengetahui apakah penggunaan dana organisasi telah dilakukan secara ekonomi dalam membiayai kebutuhannya. 2. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan sampel penelitian, tidak hanya pada lingkup internal rumah sakit saja, tetapi juga pada lingkup eksternal, misalnya: keluarga pasien/pasien. Selain itu, perlu diteliti pula segi-segi lain dari akuntansi sektor publik, seperti: akuntansi manajemen sektor publik, audit sektor publik, dan lain sebagainya. 3. Penelitian selanjutnya disarankan agar memfokuskan penelitian kepada kedudukan RSUD sebagai Badan Layanan Umum. Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 63 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
40 DAFTAR PUSTAKA Bastian, Indra Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Effendi, Muh. Arief The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Harun Reformasi Akuntansi Dan Manajemen Sektor Publik Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Kartadjumena, Eriana., dkk Akuntansi Sektor Publik. Bandung: Universitas Widyatama. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: KSAP. Mardiasmo Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Mardiasmo Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Nasucha, Chaizi Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: Grasindo. 64 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
41 Nordiawan, Deddi Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Wahana Komputer Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS Versi Semarang: Andi Semarang Pengaruh Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terhadap 65 Perwujudan Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money
42 66 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 25-66
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 3, No. (017) 80 90 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo Jurnal Ekonomi Pembangunan http://journal.stiem.ac.id/index.php/jurep/index Penerapan Sistem Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak diberlakukannya otonomi daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami perubahan yaitu reformasi penganggaran.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Bandarlampung. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25 tahun 1999 merupakan titik awal berjalannya otonomi daerah (reformasi pemerintahan daerah dan reformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembagalembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembagalembaga publik, baik di pusat maupun daerah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu di Indonesia saat ini yang semakin mendapat perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir ini adalah akuntabilitas keuangan publik. Hal tersebut disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi di Indonesia yang masih berlangsung hingga sekarang telah menghasilkan berbagai perubahan khususnya dalam hal tata kelola pemerintahan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di
Lebih terperinciPengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik
Pengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik.domain publik sendiri memiliki wilayah
Lebih terperinciAKUNTANSI PEMERINTAHAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB
AKUNTANSI PEMERINTAHAN Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB Penjelasan Akuntansi pemerintah memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain pemerintah yang memiliki wilayah lebih
Lebih terperinciJurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi Volume 1 No. 2, September 2015 ISSN PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus pada Dinas Daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja instansi pemerintah kini menjadi sorotan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik. Masyarakat sering
Lebih terperinciPENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)
PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) NIKEN NUR ANJANI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciPENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA)
PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA) Putri Mardiani Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 Kotak POs 164 ABSTRAK Perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan angka-angka dan perhitungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks. Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian manajemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekretaris Daerah Bagian Keuangan Jl
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekretaris Daerah Bagian Keuangan Jl Merdeka Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir dan penelitian ini dilakukan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Populasi merupakan seluruh obyek yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan hak publik. Mardiasmo, (2002).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dari sudut pandang ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan
Lebih terperinciPENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Survei Pada Dinas Daerah Kabupaten Ciamis)
PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Survei Pada Dinas Daerah Kabupaten Ciamis) Oleh : FIRDA ARUM NURDIANA 123403268 Email: firda.arum@gmail.com Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya otonomi daerah, mengakibatkan daerah memiliki. hak, wewenang dan kewajibannya dalam mengatur dan mengurus secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya otonomi daerah, mengakibatkan daerah memiliki hak, wewenang dan kewajibannya dalam mengatur dan mengurus secara mandiri urusan pemerintahannya sesuai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era baru dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era demokrasi dalam melaksanakan kebijakan pemerintah otonomi daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh pemerintah, diperlukan suatu sistem tata kelola pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu kunci bagi terwujudnya good governance dalam pengelolaan organisasi publik, jika siklus akuntansi sektor publik diakhiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini organisasi sangat tergantung pada sistem informasi agar dapat beroperasi secara efektif, efisien dan terkendali. Efektivitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penganggaran merupakan suatu proses pada organisasi sector publik, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait dalam penentuan
Lebih terperinciBAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam konteks pengelolaan keuangan daerah, khususnya dalam kaitannya dengan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemahaman yang memadai tentang sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen keuangan yang sehat. Sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitikberatkan pada Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang mendapat perhatian besar dari berbagai pihak semenjak reformasi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya reformasi atas kehidupan bangsa yang telah ditetapkan dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik ( good governance government ). Hal tersebut dapat diwujudkan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diberlakukannya otonomi daerah yang ditandai dengan perubahan sistem pemerintahan yang semula sentralisasi menjadi desentralisasi, memberi kewenangan kepada
Lebih terperinciAkuntansi Sektor Publik
Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Sektor Publik Konsep Akuntansi Sektor Publik dan Lingkungan Akuntansi Sektor Publik Adib Faishol S.E., M.P.A. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektifitas, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pemerintahan, baik oleh Pusat maupun Daerah mempunyai fungsi untuk mendorong dan memfasilitasi pembangunan guna mencapai pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Responden Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan kuesioner kepada 60 responden. Jumlah responden tersebut dihasilkan dari rumus perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta ekonomi sehingga menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertengahan tahun 1997. Hal ini ditandai dengan kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era otonomi terjadi pergeseran wewenang dan tanggung jawab dalam pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi daerah memberikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Salah satu bentuk konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan pemerintah daerah yang berakuntabilitas, tidak bisa lepas dari anggaran pemerintah daerah, sesuai dengan pendapat Mardiasmo (2009), yang mengatakan
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus
i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keinginan setiap masyarakat agar terciptanya tata pemerintahan yang baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus berusaha memperbaiki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Hal ini terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implikasi otonomi daerah terhadap akuntansi sektor publik adalah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut untuk mampu memberikan informasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Instrumen Data Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur apa yang diukur. Adapun caranya adalah dengan mengkorelasikan antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. program bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat terhadap
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah.
Judul : Pengaruh Good Governance, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Bima) Nama : M Rayindha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan negara diawali dengan bergulirnya Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Reformasi pengelolaan negara diawali dengan bergulirnya Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968 menjadi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 1998 mendorong lahirnya reformasi dalam semua bidang. Lahirnya UU no.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah menjadi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN SEKTOR PUBLIK
KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN SEKTOR PUBLIK Pengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik.domain
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui
BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui hipotesapenelitian sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu dalam sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Akuntabilitas dapat
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISA PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG WINDA PUSPITA SARI FAKULTAS EKONOMI
SKRIPSI ANALISA PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG OLEH : WINDA PUSPITA SARI 07153110 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mendorong pemerintah untuk menerapkan akuntabilitas publik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan dalam perkembangan sektor publik di Indonesia ditandai dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas atas lembaga-lembaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sistem politik, ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini telah mengalami perubahan-perubahan yang cukup mendasar.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh
49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mencapai tujuan penelitian. Metode dapat memberikan gambaran kepada peneliti
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hipotesis Gambar 4.1 Hubungan variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X 1 = Kompensasi X 2 = Iklim Organisasi Y = Kepuasan Kerja Hipotesis : 1. H 0 : r y1 = 0 H
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan audit internal dan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Studi empiris pada BUMN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mancanegara untuk datang ke Kota Bandung dan mencicipi produk tersebut.
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini menganalisis produk wisata kuliner unggulan Bandung yang tersebar di wilayah Cibeunying yang dapat menarik minat wisatawan mancanegara
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH A. Dahri Adi Patra 1, Lanteng Bustami 2, Hasriani 3 1) Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan.seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan regresi linier dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independent (X) yaitu gaya kepemimpinan
Lebih terperincidalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat terutama dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi manajemen keuangan negara baik pada pemerintah pusat maupun pada pemerintah daerah dengan ditetapkannya Undang-Undang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peneliti pada suatu kebenaran yang dapat dibuktikan. Menurut Sugiyono (2013:3)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian dibutuhkan dalam penelitian agar dapat mengarahkan peneliti pada suatu kebenaran yang dapat dibuktikan. Menurut Sugiyono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Good governance adalah tata kelola organisasi secara baik dengan prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang selama ini menganut sistem sentralistik berubah menjadi sistem desentralistik
Lebih terperinci2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan
2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah 2.1.1. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Definisi Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Menurut Indra Bastian (2006),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Anggaran 2.1.1.1 Definisi Anggaran Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette (Perancis) yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Anggaran Organisasi Sektor Publik Bahtiar, Muchlis dan Iskandar (2009) mendefinisikan anggaran adalah satu rencana kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian
37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian PT KIEC merupakan salah satu anak perusahaan PT Krakatau Steel yang sudah berdiri sejak 16 Juni 1982 bergerak dalam penyediaan properti industri, komersial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang berbeda dengan sektor swasta. Organisasi sektor publik disebut sebagai entitas ekonomi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik di Indonesia yang mendapatkan perhatian besar adalah Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Ini dikarenakan pemerintah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dari bulan
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitia ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dari
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang penting terhadap keberhasilan audit dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Program pengembangan SDM
Lebih terperinciOleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK
PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR (Survey pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data dikumpulkan dan diperoleh melalui menyebar kuesioner secara langsung kepada
Lebih terperinciAKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Modul ke: AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK KONSEP AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Fakultas Ekonomi dan Bisnis TRIYANI BUDYASTUTI, S.E., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Ilustrasi accounting PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah Menuru Halim (2002 : 138) pengertian akuntansi sebagaimana dikemukakan oleh Accounting Principle Board (APB) yang memandang akuntansi dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Penelitian kausal berguna untuk mengukur hubungan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang direncanakan adalah penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kausal berguna untuk mengukur hubungan antara variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset/DPPKA karena dinas inilah yang bertugas merumuskan kebijakan teknis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma/pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu di dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan negara Indonesia adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur, terjamin kesejahteraan, melindungi kehidupan bangsa, serta mampu mencakup kepentingan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Instrumen dan Responden Data dikumpulkan melalui kuesioner seperti terlampir dalam lampiran A. Kuesioner tersebut terbagi dalam dua bagian. Di bagian pertama,
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN)
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN) Ahmad Faishol Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciIKA NUR MAULIDA AFFIANI B
PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP KETERANDALAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi
Lebih terperinci