BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Kota Malang terletak di Provinsi Jawa Timur, Kota ini terletak 90 km
|
|
- Djaja Budi Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Malang 1. Kondisi Geografis Kota Malang terletak di Provinsi Jawa Timur, Kota ini terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur. Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern.gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112, ,07 kbujur Timur dan 7,06-8,02 klintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : KecamatandSingosari dan Kec.kKarangploso Kabupaten Malang b. Sebelah Timur : Kecamatan Pakiskdan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malanghhh c. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang d. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang 42
2 Gambar 3.1 Peta Wilayah Administratif Kota Malang Sumber: Kota Malang sebagai Kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya mempunyai fungsi dan peran yang regional. Fungsi dan peran Kota Malang berdasarkan potensi wilayah dan fungsi perannya dengan wilayah sekitarnya terdiri atas : pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pelayanan umum, pusat pendidikan, pusat pengelolaan bahan baku dan kegiatan industri, pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya, pusat pelayanan kesehatan, pusat transportasi, dan pusat pelayanan sarana wisata. Selanjutnya ditetapkan rencana fungsional kegiatan primer Kota Malang adalah industri, perdagangan, pergudangan dan transportasi. Selanjutnya Kota Malang dalam menjalankan pemerintahan mengarah pada motto Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, Kota 43
3 Industri, dan Kota Pariwisata, yang kemudian dikenal dengan istilah Tri Bina Cita. Sejalan perkembangan tersebut urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya. Gejala-gejala itu cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu diabaikan. Grafik Luas Wilayah per Kecamatan di Kota Malang (km2) 8% 21% 19% 16% 36% Kedungkandang (36%) Blimbing (16%) Sukun (19%) Klojen (8%) Lowokwaru (21%) Gambar 3.2 Grafik Luas Wilayah per Kecamatan di Kota Malang Sumber: RPJMD kota Malang
4 2. Aspek Demografi Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun Data Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Sumber : Dispenduk Capil Kota Malang Berdasarkan Tabel diatas jumlah penduduk Kota Malang terus meningkat setiap tahunnya. Ditinjau dari sebaran jumlah penduduk pada 5 Kecamatan, Kecamatan Lowokwaru memiliki jumlah penduduk terbanyak. Kemudian diikuti dengan Kecamatan Sukun, Kedungkandang, Blimbing, dan Klojen. Dilihat dari data yang ada Kecamatan Lowokwaru jumlah penduduknya paling tinggi, sehingga interaksi penduduk di Kecamatan Lowokwaru sangat tinggi. Hal ini di manfaatkan pengedar narkoba untuk memperluas jaringannya di wilayah Kecamatan Lowokwaru. Hal didukung oleh data penelitian yang dimana peredaran narkoba tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Lowokwaru. 45
5 Tabel 3.2 Jumlah Pengangguran di Kota Malang Pengangguran Laki - Laki Perempuan Jiwa 10,162 Jiwa Jumlah Jiwa Sumber : Badan Statistilk Kota Malang Hal tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat pengangguran di Kota Pendidikan ini yang masih sangat tinggi. Angka pengangguran di Kota Malang mencapai jiwa pada tahun Pengangguran ini didominasi oleh laki laki sebanyak jiwa. Sedangkan perempuan sebanyak jiwa. Pengangguran di Kota Malang dipengaruhi oleh mobilitas penduduk yang tidak bisa mengembangkan potensi sumber daya masyarakat (SDM) serta potensi wilayah Kota Malang yang sangat menarik dari sektor ekonomi dari sisi wisata. Dari data pengangguran tersebut bisa disimpulkan bahwa angka pengangguran yang tinggi dapat mempengaruhi pula tingkat kriminalitas yang terjadi. Hal tersebut dikaitkan dengan penggunaan narkoba pada kalangan pengangguran. Narkoba juga menyebar luas dikalangan mahasiswa yang merupakan pendatang di Kota Malang, seperti halnya di Kecamatan Lowokwaru yang menurut letak geografisnya dikelilingi oleh banyak kampus seperti; Universitas Brawijata, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas islam Malang. 1 Data Badan Pusat Statistik Kota Malang 46
6 Sesuai dengan data setiap tahunya mahasiswa mengalami jumlah yang meningkat pada tahun 2016 peningkatan mahasiswa dari keseluruhan universitas sebesar mahasiswa seperti data tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa di Kecamatan Lowokwaru NO UNIVERSITAS JUMLAH MAHASISWA 1 Universitas Brawijaya Mahasiswa 2 UMM Mahasiswa 3 Universitas Negeri Malang Mahasiswa 4 Universitas Islam Malang Mahasiswa 5 UIN Malang Mahasiswa Sumber: Data diolah oleh penulis Banyaknya kampus di Kecamatan Lowokwaru berarti banyaknya pula mahasiswa pendatang dari luar kota yang berada di Kota Malang, hal ini dimanfaatkan oleh pengedar narkoba untuk mengedarkan narkoba pada kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu banyak dari pihak kampus yang melakukan kerjasama dengan BNN Kota Malang utnuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba kepada mahasiswanya. BNN Kota Malang menyadari bahwa upaya P4GN akan lebih cepat terlaksana dengan adanya peran serta dari seluruh masyarakat. 47
7 Grafik 3.1 Jumlah Penduduk Tahun Jumlah Penduduk Tahun Sumber: RPJMD Kota Malang Tahun Visi Misi Kota Malang a. Visi Pemerintah Kota Malang mempunyai visi sebagai berikut : Terwujudnya Kota Malang Sebagai Kota Pendidikan Yang Berkualitas, Kota Sehat dan Ramah Lingkungan, Kota Pariwisata Yang Berbudaya, Menuju Masyarakat Yang Maju dan Mandiri Visi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Kota Pendidikan Yang Berkualitas, artinya bahwa pembangunan Kota Malang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam arti yang luas. b) Kota Sehat dan Ramah Lingkungan, artinya bahwa pembangunan di Kota Malang diarahkan untuk mewujudkan Kota yang sehat dan berwawasan lingkungan. c) Kota Pariwisata Yang Berbudaya, artinya bahwa pembangunan di Kota Malang diarahkan untuk 48
8 mewujudkan Kota Malang sebagai kota tujuan wisata dengan tetap melestarikan budaya khas Malangan. d) Menuju Masyarakat Yang Maju dan Mandiri, artinya bahwa tujuan pembangunan yang akan dilakukan adalah untuk mewujudkan masyarakat Kota Malang yang maju dan mandiri. b. Misi Untuk mewujudkan visi diatas, penjabaran misi Kota Malang, adalah : a) Mewujudkan dan mengembangkan pendidikan yang berkualitas. b) Mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat. c) Mewujudkan penyelenggaraan pembangunan yang ramah lingkungan. d) Mewujudkan pemerataan perekonomian dan pusat pertumbuhan wilayah sekitarnya. e) Mewujudkan dan mengembangkan pariwisata yang berbudaya. f) Mewujudkan pelayanan publik yang prima. 4. Pembagian Administratif Secara administratif, Kota Malang terbagi menjadi 5 wilayah Kecamatan yaitu : Kecamatan Blimbing, Kecamatan Klojen, Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Sukun, dan Kecamatan Kedungkandang dengan wilayah 57 Kelurahan, dengan perincian sebagai berikut : Tabel 3.4 Pembagian Administratif Kota Malang a. Kecamatan Kedungkandang, terdiri dari 12 Kelurahan yaitu: 1. Kelurahan Wonokoyo 7. Kelurahan Kotalama 2. Kelurahan Kedungkandang 8. Kelurahan Lesanpuro 3. Kelurahan Madyopuro 9. Kelurahan Sawojajar 4. Kelurahan Tlogowaru 10. Kelurahan Bumiayu 5. Kelurahan Buring 11.Kelurahan Cemorokandang 6. Kelurahan Mergosono b. Kecamatan Sukun, terdiri dari 11 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Ciptomulyo 7.Kelurahan Pisangcandi 2. Kelurahan Gadang 8.Kelurahan Karangbesuki 3. Kelurahan Kebonsari 9. Kelurahan Bandulan 4. Kelurahan Bandungrejosari 10. Kelurahan Mulyorejo 5. Kelurahan Sukun 11.Kelurahan Bakalan Krajan 49
9 6. Kelurahan Tanjungrejo c. Kecamatan Blimbing, terdiri dari 11 kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Balearjosari 7. Kelurahan Purwantoro 2. Kelurahan Arjosari 8. Kelurahan Bunulrejo 3. Kelurahan Polowijen 9. Kelurahan Kesatrian 4. Kelurahan Purwodadi 10. Kelurahan Polehan 5. Kelurahan Blimbing 11. Kelurahan Jodipan 6.Kelurahan Pandanwangi d. Kecamatan Klojen, terdiri dari 11 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Klojen 7. Kelurahan Oro-oro Dowo 2. Kelurahan Rampal Claket 8. Kelurahan Bareng 3. Kelurahan Samaan 9. Kelurahan Gading Kasri 4. Kelurahan Kidul Dalam 10.Kelurahan Penanggungan 5. Kelurahan Sukoharjo 11. Kelurahan Kauman 6. Kelurahan Kasin e. Kecamatan Lowokwaru, terdiri dari 12 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Tasik Madu 7. Kelurahan Ketawanggede 2. Kelurahan Tunggul Wulung 8. Kelurahan Jatimulyo 3. Kelurahan Tlogomas 9. Kelurahan Tunjungsekar 4. Kelurahan Merjosari 10. Kelurahan Mojolangu 5. Kelurahan Dinoyo 11. Kelurahan Tulusrejo 6. Kelurahan Sumbersari 12. Kelurahan Lowokwaru B. Perkembangan Narkoba di Kota Malang 1. Sejarah BNN Kota Malang Badan Narkotika Nasional Kota Malang adalah lembaga Pemerintah vertikal yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Badan Narkotika Nasional Provinsi. Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan lembaga yang bertujuan untuk melakukan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dengan kegiatan melalui Bidang Pencegahan, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, dan Bidang Pemberantasan. Sebelum vertikalisasi, Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan sebuah badan atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) 50
10 yang berada dibawah pemerintah Kota Malang dikepalai oleh Kepala Badan Narkotika Kota Malang yang dijabat oleh Hennry Budiman, S.Sos., MM. Pembaharuan surat keputusan tersebut antara lain adalah adanya jabatan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) yang dijabat oleh Komisaris Polisi Drs. Bambang Andjar Soepeno, S.H., M.Si. adapun tugas sehari-hari adalah melaksanakan fungsi pelaksana harian Ketua Harian Badan Narkotika Nasional Kota Malang. Sedangkan anggota dari BNN Kota Malang adalah dari berbagai unsur Pemerintahan, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Lapas, dan Militer yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan Narkoba. BNN Kota Malang mengemban tugas sebagai Badan Koordinasi antar Lembaga dalam melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba di Kota Malang, selain itu BNN Kota Malang sebagai ujung tombak pelaksanaan upaya Pencegahan agar masyarakat mempunyai daya cegah tangkal dan imun terhadap penyalahgunaan narkoba, tugas tersebut meliputi upaya promotif dan sosialisasi tentang Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). 2 Kegiatan-kegiatan yang menonjol BNN Kota Malang adalah : a. Melaksanakan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kota Malang melalui sosialisasi dikalangan Pelajar, Mahasiswa, Pekerja (baik PNS maupun Swasta, PKK, dan segala golongan masyarakat) di Kota Malang b. Kaderisasi penyuluh anti Narkoba c. Demonstrasi yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat dimana pelaksanaannya dipimpin oleh Walikota Malang untuk menolak 2 BNN-kotamalang.blogspot.com. diakses tanggal 28 desember 2014 jam 21:24 WIB 51
11 Penyalahgunaan Narkoba yang melibatkan sebanyak 7000 orang didepan Balai Kota Malang d. Sarana promotif lainnya melalui talkshow di radio dan media televisi lokal e. Menciptakan gerakan masyarakat yang peduli terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dengan mengakomodir aspirasi masyarakat dalam pendirian POSKO GESANK (Pos Komunitas Gerakan Sadar Anti Narkoba) sebagai program andalan BNN Kota Malang yang pernah mendapatkan penghargaan dari BNN Pusat. f. Kegitan-kegiatan lain yang memfokuskan kepada Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) Pada tahun 2009 Pemerintah Republik Indonesia mengesahkan Undangundang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dimana dalam UU tersebut mengamanatkan pembentukan Institusi Badan Narkotika Nasional yang vertical dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 juga mengamanatkan pembentukan Badan Narkotika Nasional di Daerah tingkat II dan Daerah tingkat III secara Vertikalisasi, operasional BNN ditunjang dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala. Badan Narkotika Nasional di daerah pada pembentukan awal yang diresmikan pada bulan april 2011 oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Bapak Gories Mere adalah sebagai berikut: a. Badan Narkotika Nasional Provinsi yang disingkat BNNP sebanyak 33 Provinsi termasuk BNN Provinsi Jawa Timur 52
12 b. Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota sebanyak 25 Kab/Kota termasuk BNN Kota Malang Menyusul kemudian pada bulan oktober 2011 menyusul pembentukan BNN Kota/Kabupaten diresmikan oleh Kepala BNN Bapak Gories Mere sebanyak 50 Kota/Kabupaten sehingga saat ini sudah 75 Kota/Kabupaten yang sudah terbentuk Badan Narkotika Nasional. Badan Narkotika Nasional Kota Malang sudah melaksanakan Anggaran APBN sejak dikeluarkannya DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) tahun Pada tahun 2012 dibangunlah gedung kantor BNN Kota Malang yang dipinjam pakaikan yang berlokasi di Jalan Mayjend Sungkono No. 55 Kelurahan Buring, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang. Gedung kantor BNN Kota Malang dengan ukuran luas 242 m2, memiliki 2 lantai yang dibangun untuk menunjang operasional BNN Kota Malang. Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan kepanjangan tangan dari Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia yang melaksanakan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di daerah sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Kebijakan Strategi Nasional tentang P4GN. Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkanna Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun Menghadapi permasalahan narkoba yang berkecenderungan terus meningkat. Pemerintah DPR-RI mengesahkan Undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropia dan Undang-undang nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika. Presiden Abdurrahman Wahid 53
13 membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN), dengan keputusan Presiden nomor 116 tahun Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional, BKNN diganti namanya menjadi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang mempunyai tugas dan fungsi: a. Mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait perumusan dan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba. BNN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia melalui kordinasi Kepala Kepolisian Republik Indonesia. BNN memiliki tujuan utama yaitu menjadikan Negara Indonesia pada umunya, dan Kota Malang pada khususnya bebas NARKOBA pada tahun Untuk mencapai tujuannya tersebut, BNN tentu memiliki tugas-tugas ataupun langkah- langkah strategis yang tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2010 Badan Narkotika Nasional Kota Malang adalah Lembaga Pemerintah Vertikal yang berkedudukan di bawah dan di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional. Sebelum vertikalisasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang merupakan sebuah Badan atau SKPD yang berada dibawah Pemerintahan Kota Malang. Kemudian pada bulan April 2011 dibentuk BNN Kota/Kabupaten yang diresmikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Bapak Gories Mere sebanyak 50 Kota/Kabupaten, hingga saat ini sudah 75 Kota/Kabupaten se Indonesia yang 54
14 sudah membentuk BNN. BNN Kota Malang merupakan kepanjangan tangan dari Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia yang melaksanakan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (PG4N) di daerah sesuai dengan amanat Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Instruksi Presiden nomor 12 tahun 2011 tentang Kebijakan Strategi Nasional tentang PG4N. 2. Visi Misi BNN Kota Malang a. Visi Menjadi perwakilan BNN di kota Malang yang profesional dan mampu menyatukan dan menggerakkan seluruh komponen masyarakat kota Malang dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. b. Misi Bersama instansi pemerintah, swasta dan komponen masyarakat dikota Malang dalam melaksanakan pencegahan, pemberdayaan masyarakat, penjangkauan dan pendampingan serta pemberantasan dalam rangka P4GN. 3. Struktur Organisasi BNN Kota Malang Dalam pelaksanaan P4GN, BNN Kota Malang memiliki struktur organisasi yang melaksanakan tugas di bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi dan Pemberantasan, struktur organisasi BNN Kota Malang adalah sebagai berikut: 55
15 Struktur Organisasi BNN Kota Malang Kepala BNN Kepala BNNP Kepala BNN Kota KASUBBAG TATA - Perencana Program dan Anggaran - Penata Usaha Barang Milik / Kekayaan Negara - Pengolah Data - Pengadministrasi Umum - Bendahara Pengeluaran Penata Usaha Barang Kepala Seksi Pencegahan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kepala Seksi Pemberantasan - Penyuluh Gamb - Pengolah Data - Pengadministrasi Umum - Penyuluh - Pengolah Data - Pengadministrasi Umum - Analisis Intelejen Taktis - Analisis Intelejen Produk - Petugas Pemetaan Jaringan Gambar 3.3. Struktur Organisasi BNN Kota Malang Sumber: Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang, 2016 Program kerja BNN Kota Malang meliputi : 1. Membuat masyarakat tahu, paham dan mengerti serta memiliki daya tangkal terhadap Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika 2. Program advokasi terhadap pelaksanaan Inpres No. 12 tahun 2011 tentang Kebijakan Strategi Nasional tentang P4GN 56
16 3. Program pembentukan lingkungan bebas narkoba yang berbasis pada lingkungan pendidikan, kampus, dan pekerja 4. Program wajib lapor 5. Program pendampingan dan pengantaran para pecandu yang telah wajib lapor untuk mendapatkan rehabilitasi gratis 6. Program pemetaan dan pemberantasan jaringan Narkoba di Kota Malang 7. Program ketata usahaan dan administrasi umum sebagai penunjang program P4GN BNN Kota Malang memiliki fungsi yaitu sebagai berikut. a. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam penyiapan dan penyusunan kebijakan di bidang ketersediaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor narkotika dan zat adiktif lainnya. b. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam pelaksanaan kebijakan dibidang ketersediaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya serta pencegahan permasalahan dalam pelaksanaan tugas. c. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam kegiatan pengadaan, pengendalian dan pengawasan di bidang narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya. d. Pemutusan jaringan gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya. 57
17 e. Pelaksanaan kerjasama nasional antar daerah dan wilayah Kota Malang dalam rangka penanggulangan masalah narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya. f. Pembangunan dan pengembangan sistem informasi narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat adiktif lainnya bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional. 58
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 51/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS SATUAN PENDIDIKAN DASAR PADA DINAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciDAFTAR KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI
DAFTAR KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI A. KODE WILAYAH 35.73 PEMERINTAH KOTA MALANG 35.73.100 SEKRETARIAT DAERAH 35.73.110 ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT.111 - BAGIAN PEMERINTAHAN.112
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Selain itu kota Malang juga memiliki letak yang sangat strategis ditengah-tengah wilayah
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN BESARAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN NOMOR 1, 2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN BESARAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa sebagai
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 86/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciS A L I N A N NOMOR 4/D, 2008 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN
S A L I N A N NOMOR 4/D, 2008 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 54/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN TATA KERJA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MALANG Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1987 Tanggal 20 Juli 1987 Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 10/2016 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa sebagai tindak
Lebih terperinciJADWAL INSTANSI YANG MELAKSANAKAN SHALAT TARAWEH DI MASJID BAITURROHIM BALAIKOTA MALANG TAHUN 1436 H / 2016 M
JADWAL INSTANSI YANG MELAKSANAKAN SHALAT TARAWEH DI MASJID BAITURROHIM BALAIKOTA MALANG TAHUN 1436 H / 2016 M NO PELAKSANAAN INSTANSI/JAMA AH 1 Minggu 05 Juni 2016 Asisten Administrasi Pemerintahan Staf
Lebih terperinciRANKING NILAI RATA-RATA TAHUN 2011/2012 KOTA MALANG
RANKING NILAI RATA-RATA TAHUN 2011/2012 KOTA MALANG NO 1 SD UNGGULAN AL YA'LU 29.15 25.75 28.23 2 SDN KARANG BESUKI 3 28.65 18.05 28.15 3 SD ISLAM SABILILLAH 29.55 24.95 28.00 4 SD MUHAMMADIYAH 4 29.35
Lebih terperinciRANKING NILAI TERTINGGI TAHUN 2011/2012 KOTA MALANG
RANKING NILAI TERTINGGI TAHUN 2011/2012 KOTA MALANG NO NAMA SEKOLAH NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH 1 SDN KLOJEN 29.75 18.05 25.05 2 SD KRISTEN KALAM KUDUS 29.55 21.70 27.35 3 SD ISLAM SABILILLAH 29.55
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten
BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Malang 1. Kondisi Geografis Kota Malang terletak di Provinsi Jawa Timur, Kota ini terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya
Lebih terperinciJumlah RW RT. Luas Area (Km²) %Terhadap Luas Kota. Kecamatan. Kelurahan
Secara administrasi pemerintahan Kota Malang dikepalai oleh Walikota yang juga membawahi koordinasi sampai dengan wilayah administrasi. Jumlah yang ada di kota Malang sebanyak 5 dan jumlah Kelurahan sebanyak
Lebih terperinciPPWK KONSEP PRASARANA & SARANA PERMUKIMAN ARIS SUBAGIYO/PPWK/2016
PPWK KONSEP PRASARANA & SARANA PERMUKIMAN ARIS SUBAGIYO/PPWK/2016 KEY CONCEPTS STRUKTUR & POLA RUANG PERMUKIMAN SARANA & PRASARANA PERMUKIMAN STRUKTUR & POLA RUANG MUATAN RENCANA TATA RUANG RENCANA TATA
Lebih terperinciPENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE JALUR WILAYAH
PEMERINTAH KOTA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 Jl. Sultan Agung Utara No.7 Telp (0341)324768, Fax (0341)341530 Website : www.sman3-malang.sch.id E - mail : humas@sman3-malang.sch.id PENERIMAAN PESERTA DIDIK
Lebih terperinciDaftar Lokasi Taman Kota
LAMPIRAN I KEPUTUSAN WALIKOTA MALANG NOMOR 188.45/ /35.73.112/2016 TENTANG PENETAPAN TAMAN KOTA, HUTAN KOTA DAN JALUR HIJAU Daftar Lokasi Taman Kota No Nama Taman Luas (m 2 ) Kelurahan Kecamatan 1 Taman
Lebih terperinciSekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Blimbing 1. SDN Purwodadi 1 Jl. Ahmad Yani 165A Malang 2. SDN Purwodadi 2 Jl. Plaosan Barat 57 Malang 3.
Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Blimbing 1. SDN Purwodadi 1 Jl. Ahmad Yani 165A Malang 2. SDN Purwodadi 2 Jl. Plaosan Barat 57 Malang 3. SDN Purwodadi 3 Jl. Plaosan Barat 71 Malang 4. SDN Purwodadi 4 Jl.
Lebih terperinci1. Pendahuluan PEMANFAATAN ARCGIS ONLINE SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI SPASIAL KOTA MALANG
Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 37-41 PEMANFAATAN ARCGIS ONLINE SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI SPASIAL KOTA MALANG ARCGIS ONLINE UTILIZATION AS MEDIA SUBMISSION OF THE SPATIAL
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG. No. 0905/Pdt.G/2013/PA.Mlg. Batas wilayah Kota Malang, adalah:
54 BAB III DESKRIPSI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG No. 0905/Pdt.G/2013/PA.Mlg A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Malang Pengadilan Agama Malang terletak di jalan Raden Panji Suroso No. 1, Kelurahan Polowijen,
Lebih terperinciKEPALADINAS PENDIDIKANKOTAMALANG,
PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN JL. VETERAN No.l9-65145 TELP. (0341).551333, FAX. (0341) 560946 Website: http://diknas.malangkota.go.id I Email: disdik_mlg@yahoo.co.id Malang, 65145 KEPUTUSANKEPALADINAS
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG
1 IMPLEMENTASI PASAL 7 AYAT (1) HURUF (C) UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN TERKAIT KEWENANGAN WALIKOTA UNTUK MELAKUKAN PENGATURAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT PEJABAT, PERANGKAT DAERAH DAN UNIT KERJA NO. PEJABAT LOKASI KETERANGAN
DAFTAR ALAMAT PEJABAT, PERANGKAT DAERAH DAN UNIT KERJA NO. PEJABAT LOKASI KETERANGAN 1 2 3 4 A. WALIKOTA/WAKIL WALIKOTA 1. Walikota Gedung Balaikota Malang (lantai II sebelah Barat) 2. Wakil Walikota Gedung
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN GEDUNG DAN RUANGAN KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG
SALINAN NOMOR 15/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN GEDUNG DAN RUANGAN KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
Lebih terperinciBAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)
BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau
BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau adalah lembaga pemerintah non kementrian yang professional yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 13/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSALINAN NOMOR 26/E, 2009
SALINAN NOMOR 26/E, 2009 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN GEDUNG DAN RUANGAN KANTOR WALIKOTA, WAKIL WALIKOTA, STAF AHLI, SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DAN LEMBAGA TERTENTU
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Profil Wilayah Kabupaten Ciamis 1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia dan memiliki luas sebesar
Lebih terperinci: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR PER / 4 / V / 2010 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA TAHUNAN
LAPORAN KINERJA TAHUNAN KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah patut kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-nya, Laporan Kinerja Pemerintah Kota Malang Tahun dapat diselesaikan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL 2 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Instansi
Lebih terperinciKEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG,
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA NOMOR : 188.451/0228/35.73.301/2017 TENTANG PENETAPAN WILAYAH KELURAHAN PADA JALUR ON LINE ZONA WILAYAH, RAYON PADA JALUR ON LINE REGULER, JADWAL PPDB DAN DAYA TAMPUNG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA
SALINAN NOMOR 1/D, 2009 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG TENTANG CERAI GUGAT KARENA ISTRI SELINGKUH
BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG TENTANG CERAI GUGAT KARENA ISTRI SELINGKUH A. Pengadilan Agama Malang 1. Tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Malang, yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama
Lebih terperinciPENGUMUMAN. Salam Pramuka!
PANITIA LOMBA DAN PENGGALANG DALAM RANGKA HARI TUNAS DAN HUT KOTA MALANG TAHUN 01 KWARTIR CABANG KOTA MALANG ============================================================ Salam Pramuka! PENGUMUMAN Sehubungan
Lebih terperinciBNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT
BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT Kamis, 11 September 2014 10:28:28 Medan (SIB)- Badan Narkotika Nasional Provinsi melakukan tes urine terhadap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Sumatera Utara di kantor perwakilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian awal dari bab in akan dibahas tentang permasalahan narkoba dan mengenai ditetapkannya Strategi Nasional Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkotika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 17, 2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciSebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu, bahwa. keberadaan dokumen RPJMD bukan hanya untuk memenuhi
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu, bahwa keberadaan dokumen RPJMD bukan hanya untuk memenuhi persyaratan hukum dan admnistratif saja, akan tetapi juga
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Dispenda Kota Malang Pada awalnya Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang, disebut Dinas Pendapatan Daerah Kotapraja Malang yang terbentuk
Lebih terperinciWALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN NARKOTIKA KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN NARKOTIKA KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 02 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA PAYAKUMBUH
PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 02 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA PAYAKUMBUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
r PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DUMAI
PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DUMAI Menimbang : a. bahwa penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor dan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 18 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat pesat, hal ini dapat terlihat pada setiap perkantoran suatu instansi pemerintahan telah menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa dan raga. Masalah yang
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA KOTA TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciKESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)
KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) NOMOR 21 KEP/MENKO/KESRAlXII/2003 NOMOR B/O4/XII/2003/BNN TENTANG UPAYA TERPADU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS
Lebih terperinciP E M E R I N T A H K O T A D U M A I
P E M E R I N T A H K O T A D U M A I PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DUMAI WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB III. DESKRIPSI KASUS PENGAJUAN PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 69/Pdt.P/2013/PA.
BAB III DESKRIPSI KASUS PENGAJUAN PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 69/Pdt.P/2013/PA.MLG A. Profil Pengadilan Agama Kota Malang 1. Keberadaan Pengadilan Agama
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 83 TAHUN 2007 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL, BADAN NARKOTIKA PROVINSI, DAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa penyalahgunaan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 01 Tahun 2008 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G
PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperincisekolah, diperuntukkan calon peserta didik penduduk Kota Malang b. Jalur online reguler, untuk semua calon peserta didik dengan
PANDUAN UMUM PPDB SDN, SMPN, SMAN, DAN SMKN KOTA MALANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 (Berdasarkan SK Kepala Dinas Pendidikan No. 188.451/3075/35.73.307/2016, Tanggal 20 Juni 2016) Sistem Penerimaan Peserta
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BADAN NARKOTIKA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BADAN NARKOTIKA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 40 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU DAN SEKRETARIAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012 PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 17 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2007 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL, BADAN NARKOTIKA PROVINSI, DAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN
1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinci2 2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 3. Peraturan Ke
No.912, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Instansi Vertikal. Pembentukan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.493, 2015 BNN. Provinsi. Kabupaten/Kota. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN
Lebih terperinciPERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG
PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NARKOTIKA
Lebih terperinci2 Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran
1 PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN DAERAH KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di Indonesia memerlukan pemecahan bersama, melibatkan seluruh pemangku kebijakan dan seluruh komponen masyarakat.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPENGARUH GAJI, LINGKUNGAN KERJA DAN INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI KPP PRATAMA MALANG UTARA DAN MALANG SELATAN
PENGARUH GAJI, LINGKUNGAN KERJA DAN INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI KPP PRATAMA MALANG UTARA DAN MALANG SELATAN JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Adip Donny Setiawan 115020107111005 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bahwa visi atau tujuan Nasional Negara Republik Indonesia adalah untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Lebih terperinciBAB III. PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG TENTANG PERMOHONAN IWA<D} PERKARA KHULU DALAM GUGATAN REKONVENSI (Nomor : 1274/Pdt.G/2010/PA.
BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG TENTANG PERMOHONAN IWA
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abd Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, Bogor, kencana, Aibak Kutbuddin, Kajian Fiqh Kontemporer, Yogyakarta,Penerbit Teras, 2009.
DAFTAR PUSTAKA Abd Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, Bogor, kencana, 2003. Aibak Kutbuddin, Kajian Fiqh Kontemporer, Yogyakarta,Penerbit Teras, 2009. Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia,
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciRechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015
Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Saat ini, BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33 Provinsi, sedangkan di tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi setiap hari antara anggota-anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Pergaulan tersebut
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TAPIN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA DAN PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN NARKOTIKA KABUPATEN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN NARKOTIKA KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciNomor: 04/SKB/M.PAN/12/2003. Nomor : 127 Tahun 2003 Nomor : Ol/SKB/XII/2003/BNN.
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, MENTERI DALAM NEGERI, DAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor: 04/SKB/M.PAN/12/2003. 127 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus penyalahgunaan narkotika selalu mengalami
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH/ PEMERINTAH
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciOptimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional
Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional BEBAN KINERJA POK AHLI memberikan saran dan masukan kepada Ka BNN. ITTAMA melaksanakan pengawasan BNN. intern KEPALA a. memimpin BNN dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.174,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN MALANG DENGAN KOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB III. PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG TENTANG PEMBERIAN IZIN POLIGAMI (STUDI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG No. 913/Pdt.P/2003/PA.
BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG TENTANG PEMBERIAN IZIN POLIGAMI (STUDI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg) A. Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan Agama Kota Malang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA
Lebih terperinciKEPPRES 116/1999, BADAN KOORDINASI NARKOTIKA NASIONAL
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 116/1999, BADAN KOORDINASI NARKOTIKA NASIONAL *49090 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 116 TAHUN 1999 (116/1999) TENTANG BADAN KOORDINASI NARKOTIKA NASIONAL
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA PROVINSI, SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH
Lebih terperinci