MEMINIMALKAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VII.9 SMP NEGERI 8 GORONTALO MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
|
|
- Doddy Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEMINIMALKAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VII.9 SMP NEGERI 8 GORONTALO MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Salma Abdulkadir SMP Negeri 8 Gorontalo Abstrak: Penelitian ini bertujuan menguji kefektifan layanan bimbingan kelompok untuk meminimalkan perilaku membolos pada siswa kelas VII.9 SMP negeri 8 Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dengan disain penelitian tindakan kelas.model penelitian yang dipilih adalah model siklus. yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart (dalam Rosmala Dewi, 2010). Pada siklus I dan II ada empat komponen kegiatan yang dilakukan yaitu, perencanaan, tindakan, pemantauan, refleksi dan evaluasi. Tujuan pelaksanaan siklus II untuk meyakinkan temuan yang diperoleh pada siklus I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif untuk meminimalkan perilaku membolos pada siswa. Dalam hubungan dengan hasil tersebut dapat disarankan kepada para konselor di sekolah agar menerapkan layanan bimbingan kelompok untuk mengatasi masalah perilaku membolos di sekolah. Kata Kunci: bimbingan kelompok, perilaku membolos. A. Pendahuluan Kita sering menjumpai anak anak sekolah dengan berpakaian seragam sekolah berkeliaran atau berkumpul kumpul dipusat pusat perbelanjaan, terminal, gelanggang, rental internet dan lain lain pada hari hari sekolah. Diantara anak anak itu ada yang jalan sendirian, ada juga yang berkelompok tiga sampai empat orang bahkan lebih.tujuan mereka bermacam macam, ada yang hendak jajan, berbelanja dan ada juga yang kelihatan hanya sekedar nongkrong sambil menikmati suasana terminal atau tempat tempat ramai lainnya. Anak-anak yang seperti inilah yang diistilahkan dengan siswa bolos sekolah. Dilihat dari ragam dan volumenya, siswa yang sering bolos ini sangat bervariasi, ada yang bolos hampir setiap hari, ada yang bolos sekali kali dan ada pula yang bolos hanya pada hari hari tertentu saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang bolos sekolah ialah siswa yang dengan sengaja tidak masuk sekolah, karena tidak mau masuk dengan alasan- alasan tertentu termasuk di dalamnya adalah siswa yang selalu tidak hadir atau absen, baik pada hari hari tertentu seperti hari-hari pasar, atau pada hari hari biasa, seringterlambat masuk kelas dan pulang sebelum waktunya serta siswa yang bolos pada mata pelajaran tertentu, misalnya Matematika, IPA dan Bahasa Inggris.Menurut Jusuf 1991bahwa seorang siswa dikatakan bolos sekolah adalah apabila ia pamit kepada orang tuanya atau walinya mau pergi kesekolah dan berpenampilan seolah olah akan pergi ke sekolah tetapi tidak masuk sekolah. Dari rumah pura pura ke sekolah, tetapi kenyataannya ia absen di sekoah. Jika perilaku membolos seperti yang dikemukakan di atas dibiarkan dan tidak ditanggulangi dengan segera tentu akan membawa kerugian bagi anak anak yang bersangkutan serta orang tuanya sendiri. Kerugian nyata yang akan dialami anak adalah menurunnya prestasi belajar karena jarang mengikuti pelajaran. Pada akhirnya anak yang bersangkutan tidak naik kelas bahkan kemungkinan bisa berakibat fatal yaitu tidak dapat mengikuti pelajaran untukseterusnya dan dinyatakan drop out. Hasil pengamatan di lapangan khususnya di SMP Negeri 8 Gorontalo ditemui sejumlah siswa yang sering membolos. Dari 35 orang siswa di kelas VII.9 terdapat 10 orang siswa yang sering membolos. Untuk mengatasi perilaku membolos ini perlu dipilih strategi yang tepat. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi serta mencegah perilaku membolos antara lain dengan cara melaksanakan layanan bimbingan kelompok. Dipilihnya layanan bimbingan kelompok sebagai salah satu strategi mengurangi perilaku membolos ini didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut.pertama, layanan bimbingan kelompok memberikan suasana keakraban yang memungkinkan anggota kelompok untuk dapat terbuka (self-disclosure) kepada anggota lain. Kedua, layanan bimbingan kelompok merupakan bentuk usaha pemberian bantuan 1
2 kepada siswa untuk saling saling berdiskusi mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi. Ketiga, layanan bimbingan kelompok merupakan wadah atau sarana untuk dapat mengembangkan diri seseorang (Prayitno, 2010).Melalui layanan bimbingan kelompok ini diharapkan akan mampu mengurangi atau menghilangkan perilaku membolos siswa. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dilaksanakan dengan berpedoman pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh para ahli. Berbagai pakar telah memperkenalkan tahap-tahap pelaksanaan bimbingan kelompok dengan istilah yang berbeda-beda, namun pada dasarnya mempunyai isi yang sama. Dari berbagai pendapat para pakar tersebut penulis sependapat dengan yang dikemukakan oleh Corey (1995: , dan Prayitno, 2010) yang membagi atas empat tahap yang diurai sebagai berikut: Tahap I: Pembentukan Tahap pembentukan ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini hal-hal yang dapat dilakukan oleh Kaunselor adalah sebagai berikut: (a) Mengucapkan salam dan pengungkapan rasa terima kasih kaunselor terhadap semua ahli atas keikutsertaan mereka dalam kegiatan kelompok; (b) Berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing sebagai pertanda bahwa kegiatan kelompok akan dimulai serta mengharap keridhaan dan hidayah dari Yang Maha Kuasa; (c) Memberikan penjelasan tentang pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan kelompok; (d) Menjelaskan cara-cara pelaksanaan bimbingan kelompok serta asas-asas yang dipegang teguh oleh ahli pada saat proses dan sesudah kegiatan bimbingan kelompok; (e) Membuka kesempatan kepada para anggota untuk saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri; (f) Melakukan penghangatan/pengakraban suasana kelompok melalui permainan yang singkat, menarik dan melibatkan seluruh anggota. Tahap II: Peralihan Setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamika kelompok sudah mulai tumbuh, maka kaunselor sebagai pemimpin kelompok membawa kelompok ke kegiatan sebenarnya. Untuk itu diselenggarkan tahap peralihan. Di bawah ini diuraikan kegiatan kaunselor pada tahap peralihan yang dirangkum dari pendapat Prayitno (2004) sebagai berikut. (a) Menjelaskan secara singkat kegiatan yang akan dilakukan pada tahap berikutnya; (b) Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap berikutnya; (c) Meningkatkan minat keikutsertaan anggota; (d) Jika perlu, kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan). Tahap Ketiga: Kegiatan Utama Tahap ketiga merupakan kegiatan yang sebenarnya dari kegiatan kelompok. Namun kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya (Corey, 1995: 112). Jika tahap -tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga ini akan berlangsung dengan lancar, dan konselor sebagai pemimpin kelompok sudah lebih mudah mengatur kegiatan kelompok. Dalam tahap ketiga ini saling hubungan antar anggota kelompok tumbuh dengan baik. Saling tukar pengalaman dalam suasana perasaan yang terjadi, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri berlangsung dengan bebas. Demikian pula, saling menanggapi dan tukar pendapat berjalan dengan lancar. Para anggota bersikap saling membantu, saling menerima, saling memberi penguatan, dan saling berusaha untuk memperkuat rasa kebersamaan. Dalam suasana seperti ini kelompok membahas hal-hal 2
3 yang bersifat nyata yang benar-benar sedang mereka alami. Mereka membahas hal-hal yang bersifat sekarang/kekinian dan di sini. Di bawah ini diuraikan kegiatan konselor yang dirangkum dari pendapat Prayitno (2004) sebagai berikut. (a) Meminta setiap anggota agar mengungkapkan masalah yang terkait dngan perilaku bolos yang dihadapinya; (b) Meminta anggota untuk mendefinisikan bolos sekolah menurut pemikiran mereka sendiri; (c) Meminta anggota untuk mendiskusikan bersama apa penyebab dari perilaku membolos. (d) Meminta anggota untuk merumuskan langkah-langkah atau cara-cara mengatasi atau menghilangkan perilaku membolos; (e) Meminta anggota untuk merumuskan bersama kesimpulan-kesimpulan yang telah dicapai dalam pembahasan kelmpok pada sesi tersebut. Tahap Keempat: Pengakhiran Setelah kegiatan utama berakhir dengan beberapa kesimpulan, maka tibalah kegiatan kelompok pada tahap pengakhiran. Berkenaan dengan pengakhiran kegiatan kelompok, perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu ketika mengakhiri pertemuan. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong anggota kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan masing-masing tercapai secara penuh. Di bawah ini diuraikan kegiatan pada tahap pengakhiran yang dirangkum dari pendapat Prayitno (2004) sebagai berikut. (a) Mengemukakan bahwa kegiatan kelompok akan diakhiri; (b) Bersama anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil yang telah dicapai; (c) Mengemukakan pesan dan komitmen para ahli; (d) Membahas kegiatan lanjutan. B. Metode Disain PTK yang digunakan adalah bentuk kolaboratif, yaitu kolaborasi dosen pembimbing, peneliti dan guru mitra. PTK dilaksanakan dengan dua siklus. Pada siklus pertama peneliti melakukan empat kegiatan. Kegiatan pertama adalah perencanaan. Pada tahap perencanan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan selama pelaksanaan siklus I, seperti lembar pengamatan, satuan layanan bimbingan kelompok, serta perlengkapan lainnya yang dibutuhkan. Kegiatan kedua adalah tindakan, yaitu mengacu pada tahap-tahap pelaksanaan bimbingan kelompok seperti yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu terdiri atas empat tahap: tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Kegiatan ketiga adalah pemantauan, yaitu mengamati jalannya proses bimbingan kelompok dan keaktifan anggota dalam proses. Yang menjadi pemantau adalah guru mitra dan peneliti sendiri. Di samping pemantauan kegiatan siswa dilakukan pula penilaian segera (laiseg) pada setiap akhir siklus. Kegiatan keempat adalah refleksi dan evaluasi, yaitu melakukan diskusi dengan guru mitra sebagai pengamat tentang jalannya bimbingan kelompok serta bagaimana keaktifan siswa dalam proses bimbingan kelompok tersebut. Dari hasil refleksi dan penilaian ini dirumuskan hal-hal yang perlu disempurnakan pada silus II. Siklus kedua dilaksanakan dengan tujuan untuk meyakinkan temuan yang diperoleh pada siklus I. Apakah layanan bimbingan kelompok tersebut dapat meminimalkan perilaku membolos siswa. Pengamatan terhadap perilaku membolos siswa dilakukan selama beberapa hari setelah pelaksanaan tindakan. Pemantauan dilakukan oleh guru mitra dan peneliti dengan menggunakan format obserasi yang telah disiapkan. Hal-hal yang dipantau adalah: (1) kehadiran di sekolah secara penuh, (2) ketepatan waktu datang dan pulang sekolah, (3) keaktifan dalam pembelajaran. 3
4 C. Hasil Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas VII.9 SMP Negeri 8 Gorontalo Kota Gorontalo dengan jumlah siswa 12 orang. Diawali dengan kegiatan observasi awal, dilanjutkan dengan tindakan siklus I dan II. Peneliti adalah guru BK (konselor) dan yang menjadi mitra kerja adalah guru Wali Kelas. Di bawah ini dipaparkan data temuan sebagai berikut. Data Hasil Observasi Awal Data hasil observasi awal dipaparkan pada table 1 di bawah ini. Tabel 1. Hasil Observasi Awal Rata rata Perilaku Membolos Siswa Aspek Yang Diamati I Pengamat II Rata rata Jumlah Kehadiran di sekolah secara penuh Ketepatan waktu datang dan pulang sekolah Keaktifan dalam belajar SL (I) SR (II) KK (III) TP (IV) ST (I) T (II) KT (III) TT (IV) SA (I) A (II) KA (III) TA (IV) Rata rata persentase I II III IV Keterangan : SL : Selalu Hadir, SR : Sering Hadir, KK : Kadang-kadang hadir TP : Tidak Pernah Hadir SA : Sangat Aktif, A: Aktif, KA: Kurang Aktif, TA:Tidak Aktif Dari tabel di atas terlihat bahwa pada aspek kehadiran di sekolah secara penuh untuk kriteria selalu hadir dan sering hadir 33.34% dan kriteria kadang kadang hadir dan tidak pernah hadir 66.67%, aspek ketepatan waktu datang dan pulang dari sekolah untuk kriteria sangat tepat dan tepat 40% dan kriteria kurang tepat dan tidak tepat60 00%, pada aspek keaktifan dalam belajar untuk kriteria sangat aktif dan aktif diperoleh 40,00% dan kriteria kurang aktif dan tidak aktif 60,00%, Selanjutnya berdasarkan perhitungan ratarata persentase perilaku membolos siswa rata-rata diperoleh 37,78% siswa cenderung memiliki perilaku vang tidak membolos dan 62,22% siswa memiliki perilaku membolos. 4
5 Data Hasil Tindakan Siklus I Setelah dilakukan tindakan siklus I, data perilaku membolos dapat dipaparkan pada table 2 berikut ini. Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Setelah Tindakan Siklus 1 Aspek Yang Diamati Kehadiran di sekolah secara penuh Pengamat I II Rata rata SL (I) SR (II) KK (III) TP (IV) Jumlah Ketepatan waktu datang dan pulang sekolah Keaktifan dalam belajar ST (I) T (II) KT (III) TT (IV) SA (I) A (II) KA (III) TA (IV) Rata rata persentase I II III IV Keterangan : SL : Selalu Hadir, SR : Sering Hadir, KK : Kadang-kadang hadir TP : Tidak Pernah Hadir SA : Sangat Aktif, A: Aktif, KA: Kurang Aktif, TA:Tidak Aktif Dari tabel di atas teriihat bahwa pada aspek kehadiran di sekolah secara penuh untuk kriteria selalu hadir dan sering hadir 43,32% dan kriteria kadang-kadang hadir dan tidak pernah hadir 56,68%. Pada aspek ketepatan waktu datang dan pulang dari sekolah untuk kriteria sangat tepat dan tepat 50% dan kriteria kurang tepat dan tidak tepat 50%. pada aspek keaktifan dalam belajar untuk kriteria sangat aktif dan aktif diperoleh 46.67% dan kriteria kurang aktif dan tidak aktif 53,33%, Selaniutnya berdasarkan perhitungan persentase rata-rata, perilaku membolos siswa rata-rata diperoleh 46,67% siswa cenderung memiliki perilaku yang tidak membolos dan 53,33% siswa memiliki perilaku membolos. Data Hasil Tindakan Silus II Dari kegiatan bimbingan kelompok pada siklus II diperoleh data sesuai tabel 3 berikut. Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Setelah Tindakan Siklus II 5
6 Pengaoiat Rata-rata Jumlah Aspek Yang Diamati I II Kehadiran di sekolah SL(I) secara penuh SR(II) KK (III) 26, TP (IV) Ketepatan waktu ST(I) Datang dan pulang dari sekolah T(II) Kl(III) TT (IV) Keaktifan dalam SA(I) Belajar A (II) KA (III) J4 TA (IV) I L Rata-rata persentase II III IV Keterangan : SL : Selalu Hadir, SR : Sering Hadir, KK : Kadang-kadang hadir TP : Tidak Pernah Hadir SA : Sangat Aktif, A: Aktif, KA: Kurang Aktif, TA:Tidak Aktif Dari tabel di atas terlihat bahwa pada aspek kehadiran di sekolah secara penuh untuk kriteria selalu hadir dan sering hadir 63.34% dan kriteria kadang-kadang hadir dan tidak pernah hadir 36.67%. Pada aspek ketepatan waktu datang dan pulang dari sekolah untuk kriteria sangat tepat dan tepat 63.34% dan kriteria kurang tepat dan tidak tepat 36.67%. Pada aspek keaktifan dalam belajar untuk kriteria sangat aktif dan aktif diperoleh 56.67% dan kriteria kurang aktif dan tidak aktif 43.34%. Selanjutnya berdasarkan perhitungan rata-rataa persentase, perilaku membolos siswa rata-rata diperoleh 61.11% siswa cenderung memiliki perilaku yang tidak membolos dan 38.89% siswa memiliki perilaku membolos. D. Pembahasan Membolos merupakan perilaku yang dilakukan siswa untuk tidak masuk sekolah tanpa alasan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, Perilaku ini manifestasi dari keengganan siswa untuk belajar karena adanya tekanan psikologis yang bervariasi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Namun demikian apapun alasan dari membolos, jelas merupakan perilaku negatif yang perlu diperbaiki oleh guru agar tidak menjadi kebiasaan yang melekat pada siswa. 6
7 Dalam kegiatan penelitian tindakan pada sekelompok siswa di kelas VII-9 SMP 9 Gorontalo, yang dilaksanakan selama dua siklus telah menunjukkan perubahan perilaku membolos yang cukup meyakinkan, dimana dengan diberikannya layanan bimbingan kelompok perilaku membolos siswa cenderung menurun. Melalui bimbingan kelompok yang dirancang oleh konselor selaku peneliti, siswa yang sering membolos mulai terdorong untuk mengubah perilakunya, terutama setelah mendapatkan motivasi dari teman-teman sekelompok serta adanya motivasi dari konselor selama pembimbingan. Guru BK atau konselor pun selalu memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki perilaku membolos untuk aktif dalam kegiatan pembimbingan, sehingga mereka merasakan bahwa mereka menjadi bagian dari siswa yang ada di kelas. Hal tersebut menjadikan mereka antusias dalam belajar sehingga melupakan perilakunya membolos. Dari hasil siklus I diperoleh rata-rata siswa membolos (53.33%) dan siswa tidak membolos (46.67%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang membolos mengalami penurunan dari observasi awal. Pada siklus II diperoleh rata-rata siswa membolos (38.89%) dan siswa tidak membolos (61.11%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang membolos mengalami penurunan dari kegiatan siklus I. Hasil penelitian ini sudah memadai untuk meyakinkan peneliti bahwa layanan bimbingan kelompok cukup efektif dalam meminimalkan perilaku membolos pada siswa. Untuk lebih jelasnya rekapitulasi hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. Bertitik tolak dari hasil yang diperoleh, indikator kinerja dalam penelitian ini telah tercapai, yakni dapat meminimalisir perilaku membolos siswa dari 10 siswa (62.22%) menjadi 4 siswa atau sekitar (40%). Hal ini menunjukan bahwa indikator kinerja telah tercapai. Tabel 4. Persentase Rata-rata Perilaku Membolos Siswa dari Observasi Awal Sampai Siklus II Hasil Observasi Rata-rata Aspek Yang Diamati Selal u Hadir A B C Kadan g Hadir Tepa t Wakt u Tidak Tepat Waktu Aktif Belaja r Tid ak Aktif Bela jar Tidak Membolo s Memb olos 1. Awal Siklu si Siklu sii E. Penutup Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perilaku membolos siswa dapat diminimalkan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. 2. Indikator kinerja dalam penelitian ini yang menyebutkan bahwa: Apabila 62.22% siswa yang membolos dapat diminimalisir menjadi tinggal 40% atau menurun dari 10 orang pada observasi awal menjadi 4 orang pada waktu pelaksanaan siklus II dapat dicapai. 3. Hipotesis yang berbunyi: "Melalui layanan bimbingan kelompok maka perilaku membolos siswa Kelas VII.A SMP Negeri 1 Gorontalo dapat diminimalkan" terui kebenaran. Daftar Pustaka Corey, G. (1995). Group counseling (4 th Ed.). California: Brooks/Cole Publishing 7
8 Company. Prayitno. (2010). Layanan bimbingan kelompok dan kaunseling kelompok. (Buku Seri Layanan Kaunseling). Padang: Jurusan BK FIP-UNP. Prayitno. (1995). Layanan bimbingan dan kaunseling kelompok. (Buku Seri Layanan Bimbingan dan Kaunseling di Sekolah). Jakarta: Ghalia Indonesia. Rivadi Siswa Suka Bolos Sekolah (Online) tersedia di http// news.php?newsid= Di akses 23 Januari 2008 Rosmala Dewi Manajemen Pelayanan Bimbingan Bermutu Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling (JBK) Nomor 23, (hal 63-70). Yusuf, Tjetje 1980 : Kesukaran kesukaran Dalam Pendidikan, Jakarta Balai Pustaka. 8
BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan pada anak yang berjumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja, tetapi juga mendidik aspek-aspek lainnya, salah satunya aspek sosial perilaku
Lebih terperinciPENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN Anik Marijani
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari laki-laki 8 orang
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Botumoito Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian Disiplinan Belajar Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian
Lebih terperinciVolume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling
Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kons Info Artikel: Diterima 12/08/2013 Direvisi 16/08/2013 Dipublikasikan 11/09/2013 hlm. 1-6 PERAN
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI KELAS XI OTOMOTIF SMK N 1 BELIMBING
UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI KELAS XI OTOMOTIF SMK N 1 BELIMBING Muhtar Guru SMK Negeri 1 Belimbing Kab. Melawi Kmlibra_wjk @yahoo.com Abstract: This study aimed
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN RESILIENSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PROGRAM PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI
UPAYA MENINGKATKAN RESILIENSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PROGRAM PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI Oleh : Ulul Azam Abstract The objectives of this study
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Endang Sampurnawati (09220037) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi merupakan faktor
Lebih terperinciMelin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PENERAPAN TEKHNIK BRAINSTORMING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Melin Pratikasari
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur
Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 215 ISSN 854-2172 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciNoorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR KONSEP ZAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) Noorhidayati,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu:
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK
SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK Rustam Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciPendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok
Konselor Volume 2 Number 4 December 2013 ISSN: Print 1412-9760 Received October 11, 2013; Revised Nopember 11, 2013; Accepted December 30, 2013 Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan penelitian Pelaksanaan Tindakan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan penelitian Pelaksanaan Tindakan (PTK) yang bertujuan untuk meminimalkan perilaku bolos melalui layanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Ita Roshita
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO
1 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa, Dinco Karim ABSTRAK Masalah dalam penelitian
Lebih terperinciBerkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR KONSEP ZAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) Noorhidayati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penciptaan pembelajaran berkualitas dan menyenangkan diharapkan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penciptaan pembelajaran berkualitas dan menyenangkan diharapkan dapat menumbuhkan minat anak untuk belajar. Minat belajar merupakan salah satu faktor internal
Lebih terperinciMENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB
Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 2015 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB Turiyah SMP 3 Kesesi Kabupaten Pekalongan Jawa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1.1 Kondisi Proses Pembelajaran Kondisi pembelajaran yang terpusat pada guru terjadi pada pembelajaran matematika di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang terletak di Kelurahan Tejosari,
Lebih terperinciBaharuddin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 19 PALU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN LKS PADA PEMBELAJARAN MELUKIS SUDUT-SUDUT ISTIMEWA Baharuddin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Awal Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013.Dalam penelitian ini penulis menggunakan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO. 107402 SAENTIS Demmu Karo-Karo Surel: demmu_karokaro@yahoo.com ABSTRAK Subjek
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini disetting sebagai penelitian tindakan kelas di SMAN 3 Gorontalo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Gorontalo. Subjek
Lebih terperinciTingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 kecamatan Argomulyo kota Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada awal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Manajemen Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhannya. Alasannya tanpa manajemen
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN. Agus Makmur Dosen Pendidikan Matematika UGN Padangsidimpuan panjaitan_makmur@yahoo.co.id
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan
25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan adalah pendekatan kontekstual. Pemilihan pendekatan ini didasarkan pendapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Lion Kecamatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Lion Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dalam Meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok sering dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terutama pada
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah SMK Negeri Gorontalo terutama pada layanan informasi, konseling individual, bimbingan kelompok
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep nilai tempat pada siswa II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten
Lebih terperinciJurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar merupakan kata yang tidak asing.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED TEACHING DENGAN SETTING COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri
PENERAPAN MODEL STAD DENGAN PERMAINAN KUIS MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII J SMPN 2 NGUNUT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciSyafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Untuk Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Poso Pesisir Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan peneliti yang bekerjasama
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ungkapan bahwa banyaknya pelajar yang tidak berpikir sering kita. yang diajarkan oleh guru mereka (Hassoubah, 2004:9).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ungkapan bahwa banyaknya pelajar yang tidak berpikir sering kita dengar. Padahal kita tahu bahwa sekolah itu merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian siswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan bagi guru dalam mengelola proses pembelajaran. Padahal, jelas. sekali bahwa keaktifan belajar siswa sangat penting.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keaktifan siswa seringkali dinomorduakan oleh guru. Asumsi dan persepsi yang keliru bahwa proses pembelajaran sekedar sarana penyampaian informasi tanpa mendukung
Lebih terperinciMENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT Endang Wahyuni
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA KELAS VIII MTSN 2 MEDAN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA KELAS VIII MTSN 2 MEDAN Sya adatul Munawaroh, M. Rajab Lubis PPB-BK FIP Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
31 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
Lebih terperinciBIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE MNEMONIC DEVICE UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT MAHASISWA
BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE MNEMONIC DEVICE UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT MAHASISWA Martin 1, Riki Maulana 2 1, 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas, maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Blotongan 2 Salatiga dengan jumlah 39 peserta didik pada mata pelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Observasi Awal Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B Paud Afiat seperti anak menggambar bentuk segitiga
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No. 3 Siboang Asmawir Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII G dan VII C SMP Negeri 9 Salatiga yang memiliki keterampilan sosial rendah yang masing-masing berjumlah
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL
PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sesuai dengan model Penelitian Tindakan Kelas,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran daerah penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kronggen 1, yaitu di KecamatanBrati, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Negeri Kronggen
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, tentang sistem pendidikan, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Evawati, H. Abduh. H. Harun, dan Nuraedah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam upaya meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi ekonomi pemanfaatan
Lebih terperinciUpaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa
Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Neni Arni Yeti Ervi Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG Fathimatuzzahro Universitas Negeri Malang E-mail: fathimatuzzahro90@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Subjek penelitian adalah siswa di SMP Negeri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Maksud dari penelitian ini yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan guru serta mengatasi permasalahan pengenalan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo, dilaksanakan dalam dua siklus diawali dengan kegiatan observasi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui teknik bimbingan kelompok di kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). PTK merupakan penelitian berupa tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Asertif 2.1.1. Pengertian Perilaku Asertif Menurut Smith (dalam Rakos, 1991) menyatakan bahwa perilaku asertif merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Kunandar, 2011), action research adalah kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reklektif terhadap
Lebih terperinciB. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara
Lebih terperinciPENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN
PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN Rismauli Syarifah Saragih Guru TK ABA 30 Medan Surel : rismaulisyarifah@gmail.com
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegalrejo yang terletak di Jalan Jumprit Km 4 Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SDN Margamukti, Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Alasan pertama peneliti memilih sekolah
Lebih terperincikeberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan jalur pendidikan formal yang berfungsi untuk mendidik, mengajar dan melatih siswa mempersiapkan dirinya di masa yang akan datang. Sekolah Menengah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Berbicara tentang pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini diamati tentang penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi SPLDV kelas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Ramtia Darma Putri, Universitas PGRI Palembang email: tyadhuarrma27@gmail.com Erfan Ramadhani, Universitas PGRI Palembang email: erfankonselor@gmail.com
Lebih terperinciSATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BIMBINGAN BELAJAR
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BIMBINGAN BELAJAR Topik Bimbingan Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Layanan Kompetensi Sasaran Layanan : Mengatasi Penyakit Malas : Bimbingan Belajar : Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia pendidikan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kenaran 2 Prambanan yang terletak di Jl. Watubalik, Sumberharjo, Prambanan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini menggunaan model model penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian kelas merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Paparan Data Pra Tindakan Observasi awal dilakukan pada hari Senin, 18 Januari 2010. Tindakan tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan wakil kepala sekolah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini adalah di SDN Sadangsari, yang berlokasi di Dusun Ranjeng Desa Ranjeng Kecamatan Cisitu Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktik pembelajaran di kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, dengan jumlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas V SDN Ngurenrejo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V. Jumlah siswa 19
Lebih terperinci