BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir selama periode tertentu dari kegiatan yang dilakukan perusahaan yang bertujuan sebagai pertanggungjawaban kegiatan perusahaan terhadap pemilik dan informasi tentang posisi keuangan perusahaan yang telah dicapai perusahaan. Laporan keuangan menunjukkan prestasi dari kinerja perusahaan. Informasi keuangan tersebut diperoleh dari proses akuntansi yang telah diterapkan oleh suatu perusahaan. Terdapat dua karakteristik penting yang harus ada dalam laporan keuangan yaitu relevan dan dapat diandalkan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Putri, 2013). Suatu informasi keuangan dapat dipercaya apabila terdapat pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang melakukan penilaian (Suroso, 2010). Tentunya perusahaan membutuhkan pihak lain tersebut untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan dapat dipercaya yaitu bekerja sama denganseseorang yang berprofesi dalam bidang auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan. Laporan keuangan yang di audit merupakan hasil negosiasi antara auditor dengan klien, sehingga disinilah auditor berada dalam situasi dilematis yang di satu sisi auditor harus bersikap independen dan di sisi lain dia juga harus memenuhi tuntutan yang diberikan oleh klien yang membayar fee atas jasanya. Berkembangnya profesi akuntan publik di Indonesia membuat para profesi auditor mempertahankan eksistensinya dengan kompetitor atau rekan seprofesinya, dan hal itu dapat 1

2 2 mempengaruhi kualitas auditnya. Seorang auditor harus memperhatikan kode etik akuntan yang akan berdampak pada kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan (Herawaty dan Nicken, 2010). Pertumbuhan jasa audit disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dimana perusahaan tidak dapat mengendalikan sendiri kemudian menyerahkan kepada para profesional untuk pengelolanya. Profesi akuntan publik baru memperoleh pengakuan pada abad ke 20. Pada tahun 1900 terdapat kurangdari 250 CPA di Amerika Serikat serta tidak boleh lebih dari 1000 orang yang bekerja pada kantor akuntan di Amerika Serikat (Caturani, 2017). Profesi akuntan publik memiliki peran penting baik bagi perusahaan maupun bagi pihak eksternal seperti pemegang saham, kreditur, dan pemerintah (Pahlevi; dkk, 2015). Tugas dari seorang auditor tidak lain mengaudit laporan keuangan yang disajikan oleh klien, dan auditor bertanggung jawab dalam penentuan kecermatan pencatatan data yang menjadi dasar laporan keuangan tersebut. Banyak auditor yang memberikan opini audit tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang menyebabkan masyarakat meragukan tingkat independensi dan integritas yang dimiliki oleh para auditor. Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran dalam penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit (Prasetianto, 2011).

3 3 Selain independensi, faktor yang mempengaruhi pemberian opini auditor adalah integritas dan kompetensi. Integritas merupakan karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional dan merupakan patokan dari semua anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya, sedangkan kompetensi adalah keahlian yang dimiliki seseorang dari pengetahuannya yang tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal, tetapi juga ditnunjukkan dengan pengalaman (Pahlevi; dkk, 2015). Dilansir dari situs Linked In (2016), di Indonesia, perkembangan profesi Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) terus meningkat dari tahun 2013 hingga kuartal pertama di tahun Pada tahun 2013, data Pusat Pembinaan Profesi Kuangan (P2PK) menunjukkan terdapat 999 Akuntan Publik (AP), 377 KAP, 119 cabang KAP dan 43 KAPA, sedangkan pada tahun 2016 telah menjadi AP, 402 KAP, 126 cabang KAP dan 59 KAPA. Berikut diagram perkembangan profesi AP dan KAP di tahun 2013 hingga 2016.

4 4 Tabel 1.1 Perkembangan Profesi KAP Tahun 2013 hingga AP KAP KAP Cabang KAPA Sumber : Linked In (2006) Berdasarkan tabel di atas secara jelas terlihat pada terjadi peningkatan profesi AP dan KAP yang terjadi dari tahun 2013 hingga kuartal pertama di tahun Dilihat dari jenis jasa yang diberikan, jasa umum audit merupakan jasa yang paling banyak diberikan oleh KAP Indonesia yaitu sebanyak 84.04% dari seluruh jasa. Sementara untuk jasa asuransi lainnya sebanyak 9.39% dari total jasa yang telah diberikan kepada publik. Adanya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara membuktikan adanya perhatian pemerintah dalam perlindungan terhadap kepentingan publik, pembinaan terhadap profesi akuntan dan mendorong profesi akuntan di Indonesia untuk menghadapi tantangan profesi dalam perekonomian global (P2PK, 2016). Terdapat beberapa skandal keuangan yang terjadi di luar negeri yang melibatkan akuntan publik, yaitu Enron, Tyco, Global Crosing dan Worldcom.

5 5 Pada kasus Enron, KAP Andersen berperan aktif dalam mendukung manipulasi keuangan Enron. Hal tersebut menunjukkan lemahnya tingkat independensi KAP Andersen (Badjuri, 2011). Kasus manipulasi laporan keuangan yang juga terjadi di Indonesia dikarenakan auditor tidak memiliki independensi, kompetensi dan integritas yang baik yaitu skandal manipulasi laporan keuangann PT. Kimia Farma Tbk yang juga melibatkan akuntan publik Hans Tuanakotta dan Mustofa (HTM). Pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. Dalam hal ini seharusnya akuntan publik bertindak secara independen karena mereka adalah pihak yang bertugas memeriksa dan melaporkan adanya ketidakwajaran dalam pencatatan laporan keuangan. Pihak akuntan publik mengatakan bahwa mereka telah mengaudit sesuai dengan standar profesional akuntan publik, namun dalam kasus ini akuntan publik HTM ikut bersalah dalam manipulasi laporan keuangan karena sebagai auditor independen akuntan publik HTM seharusnya mengetahui laporan yang diauditnya apakah berdasarkan laporan fiktif atau tidak (Kompasiana, 2017). Pentingnya opini yang diberikan auditor bagi suatu perusahaan mewajibkan auditor memiliki sikap integritas, independen dan berkompeten, karena kecurangan yang dilakukan oleh auditor dengan memberikan opini yang tidak sesuai fakta terhadap laporan keuangan akan merugikan perusahaan. Menurut Charoline dan Lili (2013), independen adalah sikap tidak mudah dipengaruhi, karena seorang akuntan melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum,

6 6 independen juga berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain, serta independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pahlevi, dkk (2015) menjelaskan bahwa independensi berpengaruh secara parsial terhadap pemberian opini audit. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa semakin tinggi independensi maka auditor akan membuat pemberian opini audit semakin objektif. Namun hasil penelitian yang berbeda dilakukan oleh Susanti dan Ardiani (2016) yang menunjukkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk memberikan opini audit. Pada penelitian ini diperoleh usia responden yang rata-rata kurang dari 30 tahun, sehingga mudah dipengaruhi oleh berbagai hal. Pendapat yang diberikan dalam pengambilan keputusan opini audit cenderung tidak benar. Integritas merupakan kepribadian auditor yang dilandasi kejujuran, keberanian, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaanguna memberikan dasar bagi pengambilankeputusan yang andal (Badjuri, 2012). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pahlevi, dkk (2015) menjelaskan bahwa integritas berpengaruh secara parsial terhadap pemberian opini audit. Semakin tinggi integritas yang auditor miliki akan membuat auditor memberi opini audit yang semakin objektif pula. Kompetensi merupakan keahlian seorang auditor yang didapat dari pengetahuan dan pelatihan. Dita Justiana (2010) dalam penelitiannnya menjelakan bahwa keahlian atau kompetensi berpengaruh

7 7 positif signfikan terhadap opini audit. Seorang auditor yang baik akan tergantung pada kompetensi dan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor, akan membuat auditor memberikan opini yang juga semakin objektif. Hasil penelitian berbeda dikemukakan oleh Tarigan dan Primsa (2013) yang dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial kompetensi tidak berpengaruh terhadap hasil opini auditor. kompetensi secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap pemberian opini audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Justiana (2010) adalah terletak pada variabel yang mempengaruhi opini audit. Penelitian Justiana menggunakan etika dan keahlian sebagai bagian dari faktor yang diduga mempengaruhi opini auditor. Kota Semarang memiliki banyak Kantor Akuntan Publik yang termasuk 10 akuntan terbaik di Kota Semarang. Salah satu KAP skala kecil yang berkantor cabang di Jawa Tengah yaitu Semarang juga pernah mendapatkan sorotan negatif pada tahun Menteri Keuangan Sri Mulyani membekukan izin kantor akuntan publik (KAP) Tahrir Hidayat karena yang bersangkutan melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit (Muntazeri, 2016). Penelitian ini merupakan penelitian replikasi yang dilakukan oleh Pahlevi, dkk (2015). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian, yaitu Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Berdasarkan kasus Tahir Hidayat yang sudah dijelaskan di atas maka penulis ingin menganalisis lebih lanjut berkaitan dengan sikap para akuntan publik di

8 8 Semarang. Akuntan publik dapat menunjukkan bahwa audit yang diberikan dapat dipercaya, karena profesi akuntan publik harus dapat diandalkan, dipercaya dan memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan. Dengan demikian penelitian ini diberi judul Pengaruh Independensi, Kompetensi Dan Integritas Terhadap Pemberian Opini Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Semarang) Identifikasi Masalah Setelah dijelaskan fenomena yang terjadi pada latar belakang di atas, berikut dipaparkan identifikasi masalah : 1. Perkembangan profesi akuntan publik yang sangat pesat di Indonesia membuat para profesi akuntansi publik mempertahakan eksistensi dan kualitasnya. 2. Masih terdapat auditor yang memberikan opini audit tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang menyebabkan masyarakat meragukan tingkat independensi dan integritas yang dimiliki oleh para auditor Rumusan Masalah Setelah dijelaskan identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh independensi terhadap pemberian opini audit? 2. Bagaimana pengaruh kompetensi terhadap pemberian opini audit? 3. Bagaimana pengaruh integritas terhadap pemberian opini audit?

9 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dibentuk, berikut tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh antara independensi terhadap pemberian opini audit. 2. Untuk menganalisis pengaruh antara kompetensi terhadap pemberian opini audit. 3. Untuk menganalisis pengaruh antara integritas terhadap pemberian opini audit Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris mengenai mengenai pengaruh independensi, kompetensi dan integritas terhadap pemberian opini auditor. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan referensi secara konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika yang lain dalam rangka mengembangkan olmu pengetahuan dalam dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Auditor Auditor diharapkan melakukan pengambilan keputusan yang etis, independen dengan integritas dan kompetensi yang dimiliki berdasarkan

10 10 Standar Profesional Akuntan Publik sehingga auditor dapat memberikan opini audit dengan tepat dan sesuai fakta. b. Bagi Pemakai Jasa Akuntan Klien diharapkan mengerti hal-hal yang berhubungan dengan independensi, integritas dan kompetensi terhadap pemberian opini audit. Selain itu klien diharapkan mempertahankan keberlangsungan usahanya sesuai dengan aturan bisnis yang legal tanpa memanipulasi bisnis yang dapat merugikan pihak-pihak seperti stakeholder, pemegang saham, karyawan dan lainnya. c. Penulis Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademis dalam menyelesaikan studi program S1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang, serta untuk menambah wawasan yang lebih dalam mengenai auditing.